Professional Documents
Culture Documents
Diajukan Oleh :
Kepada
Maret 2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Diajukan Oleh:
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Diajukan Oleh:
Anggota,
ROSALINNA, S.SiT
Nip. 197705152008122002
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
A. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1. Latar Belakang........................................................................................1
2. Rumusan Masalah..................................................................................3
3. Tujuan Penelitian....................................................................................4
4. Manfaat Penelitian..................................................................................4
5. Keaslian Penelitian.................................................................................5
B. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................7
5. Kerangka Konsep...................................................................................30
6. Hipotesis Penelitian................................................................................30
C. METODE PENELITIAN..........................................................................31
1. Jenis Penelitian.......................................................................................31
3. Variabel Penelitian.................................................................................31
4. Definisi Operasional...............................................................................31
5. Populasi, Sampel dan Sampling.............................................................32
6. Instrument Penelitian..............................................................................33
7. Pengumpulan Data..................................................................................33
8. Pengolahan Data.....................................................................................33
9. Analisis Data..........................................................................................34
JAWAL PENELITIAN....................................................................................37
BIAYA PENELITIAN.....................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................38
LAMPIRAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
melahirkan dan minggu pertama setelah melahirkan merupakan periode kritis bagi
ibu dan bayinya. Sekitar dua per tiga kematian terjadi pada masa neonatal, dua per
tiga kematian neonatal tersebut terjadi pada minggu pertama, dan dua per tiga
kematian bayi pada minggu pertama tersebut terjadi pada hari pertama. Sedangkan
di Indonesia, AKB mencapai 48 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2005
meningkatkan kesehatan dan kelangsungan hidup bayi baru lahir. Salah satunya
adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir atau biasa disebut
inisiasi menyusui dini serta pemberian ASI Eksklusif. Hal ini didukung oleh
kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia pada tiap
tahunnya, bisa dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak
1
kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal
Faktanya dalam satu tahun, empat juta bayi berusia 28 hari meninggal.
Jika semua bayi di dunia segera setelah lahir diberi kesempatan menyusu sendiri
dengan membiarkan kontak kulit ibu ke kulit bayi setidaknya selama satu tahun
maka satu juta nyawa bayi ini dapat diselamatkan (Roesli, 2008; 9).
Roesli, U (2010; 6) yaitu bayi yang diberi kesempatan menyusu dini dengan
meletakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit setidaknya satu jam, hasilnya dua
kali lebih lama disusui. Pada usia enam bulan dan setahun, bayi yang diberi
kesempatan untuk meyusu dini, hasilnya 59% dan 38% yang masih disusui. Bayi
yang tidak diberi kesempatan menyusu dini tinggal 29% dan 8% yang masih
ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur enam bulan dan hanya 4% bayi
disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama setelah kelahirannya. Padahal,
ditegaskan oleh dr Utami bahwa sekitar 21.000 kematian bayi baru lahir (usia di
bawah 28 hari) di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada satu jam
pada tanggal 17 Februari 2011 didapatkan bahwa jumlah ibu yang melahirkan
secara normal pada tahun 2007 sebanyak 1.218 orang, tahun 2008 sebanyak 1.227
orang, tahun 2009 sebanyak 1258 orang, tahun 2010 sebanyak 1263 orang
sedangkan pada tahun 2011 (01 Januari-2 Februari) sebanyak 107 ibu bersalin dan
di RSUD. Prof. Dr. H. Aloei Saboe bahwa IMD mulai disosialisasikan sejak tahun
2007 hingga sekarang. Akan tetapi masih terdapat pula ibu-ibu yang tidak mau
dilakukan IMD tersebut dengan berbagai alasan misalnya, bayi akan kedinginan,
ibu merasa kelelahan, dan ASI yang di keluarkan merupakan ASI yang tidak baik
untuk bayi. Untuk menambah pengetahuan ibu tentang pentingnya IMD pada
beberapa orang ibu postpartum (Ny. A, Ny. M, Ny. V.L, Ny. N.R) yang dilakukan
IMD, didapatkan bahwa mereka mengatakan dapat menyusui pada hari pertama,
namun masih ada juga ibu yang mengatakan kalau mereka harus dilakukan
rangsangan atau perawatan payudara terlebih dahulu setelah itu ASI baru dapat
keluar.
Dini Terhadap Waktu Pengeluaran ASI pada Ibu postpartum di RSUD. Prof. Dr.
H. Aloei Saboe”.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
terhadap waktu pengeluaran ASI pada Ibu postpartum di RSUD. Prof. Dr.
H. Aloei Saboe.
4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
mulai dari pengolahan sampai hasil penelitian dan dapat dijadikan bahan acuan
Dini segera setelah bayi lahir agar kegagalan menyusui pada bayi dapat
2) Bagi Masyarakat
5. Keaslian Penelitian
3,84).
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda)
____).
Menurut Bududu dan Zain dalam Widyatama (2005; 18) Pengaruh adalah
(a) daya yang menyebabkan suatu yang terjadi; (b) sesuatu yang dapat
membentuk atau merubah sesuatu yang lain; dan (c) tunduk atau mengikuti karena
adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi
menyusu dini. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya,
setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan IMD ini
dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2008;
3).
7
mampu menemukan sendiri puting ibunya, dan mulai menyusui, yaitu
1) Sensory Inputs atau indera yang terdiri dari penciuman; terhadap bau khas
pola hitam putih, bayi akan mengenali puting dan wilayah areola ibunya
2) Central component. Otak bayi yang baru lahir sudah siap untuk segera
adalah tubuh ibunya. Rangsangan ini harus segera dilakukan, karena jika
terlalu lama dibiarkan, bayi akan kehilangan kemampuan ini. Inilah yang
menyebabkan bayi yang langsung dipisah dari ibunya, akan lebih sering
gerak yang paling alamiah yang dapat dilakukan bayi setelah lahir. Selain
35):
d) Bayi dapat menjilat kulit ibu dan menelan bakteri yang aman, berkoloni
e) Menyebabkan kadar glukosa darah bayi yang lebih baik pada beberapa
b) Jalinan kasih sayang ibu dan bayi lebih baik sebab bayi siaga dalam 1-2
jam pertama.
dianjurkan:
1) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
tangannya.
dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama-
sama. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas
dari kepalanya.
1) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
2) Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong, lalu
diikat.
4) Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak
dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa
perineum.
2008; 20-22):
dibiarkan.
5) Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat
dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan
6) Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi
perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit
atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa
percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit
ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan
9) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu
jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif, misalnya suntikan
10) Rawat gabung – ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam
ibu-bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu.
‘keluar’) dihindarkan.
Menyusu Dini.
sebenarnya tindakan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi
serta mempunyai nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi
yang dibuat manusia ataupun susu hewan seperti susu sapi, susu kerbau dan
lain-lainnya. Air susu ibu sangat menguntungkan ditinjau dari berbagai segi,
68).
Menurut Kelly (2010; 79) ASI adalah jenis susu alamiah, dan susu
formula tidak dapat benar-benar menyaingi ASI. Komposisi ASI sangat ideal
dengan kebutuhan nutrisi bayi baru lahir. ASI sangat cocok untuk
ASI merupakan makanan yang paling cocok untuk kemampuan digesif bayi
karena bayi dapat menyerapnya dengan baik, tidak pernah sembelit dan
1) Colostrum
terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mammae sebelum dan
mammae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat dari masa
laktasi.
Ada beberapa hal penting yang terjadi ketika colotrum diproduksi, antara
lain:
usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi
ASI mature.
kalori/100 ml colostrum.
g) Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air
pada bayi.
b) Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada
pula yang berpendapat bahwa ASI mature baru akan terjadi pada
semakin tinggi.
b) Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang
virus.
2009; 98-102):
1) Karbohidrat
jumlahnya tidak terlalu bervariasi setiap hari, dan jumlahnya lebih banyak
ketimbang dalam PASI. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah
7:4, sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan PASI. Hal ini
berhasil.
2) Protein
oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini dikarenakan “whey” ASI lebih lunak
dan mudah dicerna ketimbang “whey” PASI. Kasein yang tinggi dengan
dalam lambung bayi. Itulah yang menyebabkan bayi yang diberi PASI
sering menderita susah buang air (sembelit), bahkan diare dan defekasi
denga feces berbentuk biji cabe yang menunjukkan adanya makanan yang
3) Lemak
dari lemak yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi ketimbang
PASI. Hal ini dikarenakan ASI lebih banyak mengandung enzim pemecah
lemak (lipase). Kandungan total lemak dalam ASI para ibu bervariasi satu
sama lain, dan berbeda-beda dari satu fase menyusui ke fase berikutnya.
kedua, dan seterusnya, yang akan terus berubah sesuai kebutuhan energi
4) Mineral
rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan. Zat besi
dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil, mudah
diserap tubuh, dan berjumlah sangat sedikit. Sekitar 75% dari zat besi
yang terdapat dalam ASI dapat diserap oleh usus. Lain halnya dengan zat
besi yang bisa terserap dalam PASI, yang hanya berjumah sekitar 5-10%.
5) Vitamin
vitamin D dalam lemak susu. Terkait itu, ibu perlu mengetahui bahwa
penyakit polio (rickets) jarang menimpa bayi yang diberi ASI, bila
a) Sebelum pubertas
b) Masa pubertas
progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum. Bila kadar hormon ini
membran epitel dan keluarnya bahan dalam alveoli. Secara klinis akan
terjadi degenarisasi dari sel-sel kelenjar air susu beserta jaringan yang
mengalami proliferasi, edema berkurang sehingga besarnya payudara
d) Masa kehamilan
kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum.
Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan
keluar kolostrum.
2) Pembentukan air susu
a) Refleks prolaktin
ditambah lagi dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu
Melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat
mioepitelium. Kontraksi dari sel akan menguras air susu yang telah
terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang untuk
kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormon-hormon ini sangat perlu
susu dari alveoli ke sistem duktus. Bila susu tidak dikeluarkan akan
menghasilkan ASI. Dalam kondisi normal, pada hari pertama dan kedua sejak
bayi lahir, air susu yang dihasilkan sekitar 50-100 ml sehari. Jumahnya pun
meningkat hingga 500 ml pada minggu kedua. Produksi ASI semakin efektif
2009; 102).
antara satu dengan yang lainnya, ada yang mengkonsumsi 600 ml atau kurang
dan ada pula yang lebih bahkan sampai satu liter selama 24jam meskipun
air susu. Faktor emosi seperti stress atau sedih sangat berpengaruh terhadap
Pada ibu-ibu yang kurang pangan volume air susu ibu dijumpai kira-
kira 500-700 ml per hari selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam enam
bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua. Produksi air susu yang
sedikit merupakan tanda bagi ibu yang kurang gizi. Sebab-sebabnya dapat
ditelusuri pada waktu hamil. Produksi air susu ibu pada ibu-ibu yang terkena
gizi kurang berat dapat sangat kecil sekali bahkan tidak keluar sama sekali,
Pada keadaan yang normal, air susu ibu mampu memberikan zat gizi
yang cukup bagi pertumbuhan bayi sampai umur enam bulan. Namun
kebutuhan bayi dan kemampuan produksi air susu ibu. Oleh karena itu untuk
mengetahui cukup tidaknya air susu ibu, tidak dapat hanya menggunakan
ukuran volume atau banyaknya air susu ibu. Tanda-tanda lapar atau kepuasan
anak khususnya laju pertumbuhan berat badan merupakan indikator yang lebih
baik untuk mengetahui cukup tidaknya air susu ibu (Suhardjo, 2007; 70-71).
Pengukuran volume ASI dapat juga dilakukan dengan cara antara lain
Cara menampung atau mengukur ASI yang paling baik dan efektif
mahal. Ada cara lain yang lebih terjangkau yaitu piston atau pompa
berbentuk suntikan. Prinsip kerja alat ini memang seperti suntikan, hingga
bulb. Bentuk squeeze and bulb tidak dianjurkan banyak ahli ASI. Karena
pompa seperti ini sulit dibersihkan bagian bulb-nya (bagian belakang yang
bentuknya menyerupai bohlam) karena terbuat dari karet hingga tak bisa
disterilisasi. Selain itu, tekanannya tak bisa diatur, hingga tak bisa sama/
Dengan pijitan dua jari sendiri, ASI bisa keluar lancar dan membutuhkan
payudara, tepatnya di tepi areola. Posisi ibu jari terletak berlawanan dengan
jari telunjuk. Tekan tangan ke arah dada, lalu dengan lembut tekan ibu jari
dan telunjuk bersamaan. Pertahankan agar jari tetap di tepi areola, jangan
susu. Putar perlahan jari di sekeliling payudara agar seluruh saluran susu
dapat tertekan. Ulangi pada sisi payudara lain, dan jika diperlukan, pijat
tubuh bayi diperoleh dari ibunya sewaktu masih janin melalui plasenta. Ini
merupakan senjata bagi bayi yang baru lahir untuk menahan serangan
campak (measles) selama 4-6 bulan pertama dalam hidupnya. Bayi yang
terutama diare, dan mempunyai peluang yang lebih besar untuk hidup
1) Air susu ibu (ASI) bersih. Memang ASI tidak pernah steril karena puting
buah dada dapat terkontaminasi setiap waktu namun bakteri yang mungkin
mencemarinya tidak lagi sempat berkembang biak sebab air susu segera
diminum bayi.
banyak dalam colostrum dan lebih rendah di dalam air susu berikutnya. Ig
3) ASI mengandung lactoferin. Zat ini adalah protein yang dapat mengikat
besi sehingga bakteri yang berbahaya yang terdapat dalam usus tidak
suplementasi besi melalui tidak boleh diberikan pada bayi yang disusui
4) ASI mengandung lisozim, yaitu suatu enzim yang terdapat cukup banyak
(beberapa ribu kali) lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi. Zat ini
5) ASI mengandung sel-sel darah putih. Selama dua minggu pertama, ASI
membuat feses menjadi asam. Adanya faktor bifidus ini merupakan salah
satu alasan mengapa feses bayi yang diteteki berbeda dari bayi yang diberi
keuntungan dari pada memberikan air susu ibu kepada bayi dapat disarikan
1) Air susu ibu mengandung antibodi yang dapat melindungi bayi dari
2) Air susu ibu merupakan makanan bayi yang komplit dan sempurna,
3) Air susu ibu lebih murah daripada susu formula. Makanan tambahan yang
diperlukan oleh si ibu biayanya lebih kecil dibandingkan denga biaya bila
4) Ibu yang memberikan air susunya biasanya mempunyai periode yang tidak
bayinya.
5) Bayi yang diteteki risiko menderita diare, kolik, alergi dan eksim lebih
i. Jumlah ASI yang dibutuhkan bayi bardasarkan usia antara lain (AIMI, ____):
Pada hari pertama dan kedua ukuran lambung bayi sebesar biji kemiri,
sedangkan kebutuhan pada tahap ini adalah 10-100ml atau sama dengan 1
2) Hari ke 3-7
Pada tahap ini lambung bayi berukuran seperti buah cheri sedangkan pada
hari ke 7 berukuran seperti buah leci. kebutuhan ASI pada hari ke 3-4
adalah 200 ml atau 1 gelas takar, dan pada hari ke 5-7 adalah 400-600ml
buah leci dan kebutuhan ASI pada tahapan ini adalah 700-800 ml/24 jam.
Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang
artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah
melahirkan.
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut (Saleha,
2009; 5):
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-
Peran bidan pada masa nifas adalah sebagai berikut (Saleha, 2009; 5):
1) Memberi dukungan yang terus-menerus selama masa nifas yang baik dan
2) Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan
psikologis
3) Mengendalikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan
rasa nyaman.
5. Kerangka Konsep
6. Hipotesis
Ho: Tidak ada pengaruh penatalaksanaan inisiasi menyusui dini terhadap waktu
pengeluaran ASI pada Ibu postpartum di RSUD. Prof. Dr. H. Aloei Saboe.
pengeluaran ASI pada Ibu postpartum di RSUD. Prof. Dr. H. Aloei Saboe.
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
pada Ibu postpartum di RSUD. Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
3. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yakni variabel bebas dan
terikat yakni:
4. Definisi Operasional
31
Variabel Waktu Waktu Chek list Ordinal Normal
Terikat: pengeluaran ASI pengeluaran apabila
Waktu adalah ASI pada hari > 50 ml
Pengelua pengeluaran hasil ke 1 (pertama)
ran ASI produksi ASI (Presetyno, Tidak
dimana dikatakan 2009; 102). normal
ASI keluar secara apabila
normal pada hari < 50 ml
ke 1 (pertama)
dengan jumlah
sekitar 50-100 ml.
a. Populasi
postpartum di RSUD. Prof. Dr. H. Aloei Saboe dan telah dilakukan tindakan
IMD.
b. Sampel
Sampel yang digunakan untuk penelitian ini yaitu ibu postpartum yang
telah dilakukan IMD berdasarkan kriteria inklusi di RSUD. Prof. Dr. H. Aloei
Saboe.
c. Sampling
kriteria:
1) Kriteria Inklusi
2) Kriteria eksklusi
6. Instrumen Penelitian
kegiatan yang dilakukan dengan kata lain Peneliti ikut aktif berpartisipasi pada
7. Pengumpulan Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Diperoleh dari data Ibu Bersalin di Rekam Medik dan IMD di Ruang
8. Pengolahan Data
a. Editing
c. Tabulasi
suatu table menurut sifat-sifat yang dimiliki yang mana sesuai dengan tujuan
penelitian ini dalam hal ini dipakai table untuk memudahkan dalam
9. Analisa Data
dianalisa.
a. Analisa Univariate
b. Analisa Bivariate
Untuk hasil akhir digunakan uji statistik chi square (X2) dan
tabel.
Ket:
k (fo - fn) 2
X2=∑ fn
i=1
2
X : Chi Kuadrat
fo : Frekuensi yang diobservasi
fn : Frekuensi yang diharapkan
Menggunakan rumus chi square pada koefisien kontigensi karena
rumus ini digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang
Rumus. : n = (c-1)(r-1)
Dimana : n = dk = df
c = banyak kolom
r = banyak row
lebih kecil (<) dari harga Chi Kuadrat (X 2) tabel pada taraf kemaknaan
Chi Kuadrat hitung lebih besar atau sama dengan ( > ) harga tabel maka
etika dalam hal ini adalah adanya persetujuan (Setiadi, 2007; 82). Etika yang perlu
yang diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian serta
tujuan penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap
mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data yang diisi subjek,
c. Kerahasiaan (Confidentialy)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Bimbingan x x x x
Pembuatan Proposal x x x x
Seminar Proposal x x
Perbaikan x
Penelitian/Lapangan x x
Pengolahan Data x x
Penyajian dan Analisa Data x x x
Seminar Hasil x x
Perbaikan x
Pembuatan Laporan KTI x x
Seminar KTI x
Perbaikan x
Biaya Penelitian
Aprilia Y., 2010, Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusui Dini dan ASI
Ekslusif kepada Bidan di Kabupaten Klaten,
http://eprints.undip.ac.id/23900/1/Yesie_Aprillia.pdf, Diakses 16
Februari 2011.
Baskoro A., 2008, ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui, Banyu Media,
Yogyakarta.
Roesli, U., 2008, Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Ekslusif, Pustaka Bunda,
Jakarta.
Saleha, S., 2009, Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Salemba Medika,
Jakarta.
Setiadi, 2007, Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi Pertama, Graha
Ilmu, Jogjakarta..
38
Suhardjo, 2007, Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak, Kanisius,
Yogyakarta.
Syarifuddin, dkk., 2010, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Karya Tulis
Ilmiah, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Gorontalo.
Taraf signifikansi
dk
50% 30% 20% 10% 5% 1%
1 0,455 1,074 1,642 2,706 3,481 6,635
2 0,139 2,408 2,408 3,605 5,591 9,210
3 2,366 3,665 3,665 4,642 7,815 11,341
4 3,357 4,878 5,989 7,779 9,488 13,277
5 4,351 6,064 7,289 9,236 11,070 15,086
6 5,348 7,231 8,558 10,645 12,592 16,812
7 6,346 8,383 9,803 12017 14,017 18,475
8 7,344 9,524 11,030 13,362 15,507 20,090
9 8,343 10,656 12,242 14,684 16,919 21,666
10 9,342 11,781 13,442 15,987 18,307 23,209
11 10,341 12,899 14,631 17,275 19,675 24,725
12 11,340 14,011 15,812 18,549 21,206 26,217
13 12,340 15,19 16,985 19,812 22,368 27,668
14 13,332 16,222 18,151 21,064 23,685 29,141
15 14,339 17,322 19,311 22,307 24,996 30,578
16 15,338 18,418 20,465 23,542 26,296 32,000
17 16,337 19,511 21,615 24,785 27,587 33,409
18 17,338 20,601 22,760 26,028 28,869 34,805
19 18,338 21,689 23,900 27,271 30,144 36,191
20 19,337 22,775 25,038 28,514 31,410 37,566
21 20,337 23,865 66,171 29,615 32,671 38,932
22 21,337 24,939 27,301 30,813 33,924 402,089
23 22,337 26,018 28,429 32,007 35,172 41,638
24 23,337 27,096 29,553 33,194 35,415 42,980
25 24,337 28,172 30,675 34,382 37,652 44,314
26 26,336 29,246 31,795 35,563 38,885 45,642
27 26,336 30,319 32,912 36,741 40,113 46,963
28 27,336 31,391 34,027 37,916 41,337 48,278
29 28,336 32,461 35,139 39,087 42,557 49,588
30 29,336 33,530 36,250 40,256 43,775 50,892
Lampiran 2
No Responden:
Nama :
Dilaksanakan
Tidak
Dilaksanakan
s
2) Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat
Dilaksanakan
Tidak
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Tidak
Dilaksanakan
dibiarkan.
Dilaksanakan
Tidak
Dilaksanakan
5) Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan
kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum satu jam
atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti. Jika perlu gunakan
topi bayi.
Dilaksanakan
Tidak
Dilaksanakan
6) Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan
Dilaksanakan
Tidak
Dilaksanakan
7) Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku
bayi sebelum menyusu. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri
ibu.
Dilaksanakan
Tidak
Dilaksanakan
8) Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu
Dilaksanakan
Tidak
Dilaksanakan
9) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam
atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif, misalnya suntikan vitamin
Dilaksanakan
Tidak
Dilaksanakan
10) Rawat gabung – ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu-
bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian
dihindarkan.
Dilaksanakan
Tidak
Dilaksanakan
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
WAKTU PENGELUARAN ASI
Kepada Yth,
Bapak/Ibu/Saudara (i)
Di –
Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Oleh:
Setelah saya membaca maksud dan tujuan dari penelitian ini, maka saya
dengan sadar menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini. Tanda tangan saya dibawah ini, sebagai bukti kesediaan saya
menjadi responden penelitian.
Tanggal :
No. responden :
Nama :
Tanda Tangan :