You are on page 1of 12

CARA MEMULAI BISNIS

Banyak jalan menuju Roma, begitu piila cara seseorang menjadi wirausahawan
dapat dimulai dari mana saja, kapan saja, baik dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain
maupun bekerja sama dengan orang lain. Dapat juga dilakukan dengan melakukan kerja
sama usaha dengan pihak lain, baik individu maupun kelompok.
Banyak kisah-kisah sukses para wirausahawan dimulai dengan keberanian,
kesabaran, ketekunan, dan kemampuan mengelola usahanya secara bertahap sampai
mencapai kesuksesan. Dari cerita yang menyenangkan sampai menyedihkan, karena
mereka selalu menghadapi berbagai risiko.
Beberapa penyebab mereka menjadi pengusaha atau wirausahawan pun sangat
beragam: karena desakan ekonomi, dikeluarkan dari tempat kerja yang lama, putus
sekolah, dukungan keluarga, gengsi, tidak sengaja, ingin kerja sampingan, hanya coba-
coba, atau karena motif-motif lain sehingga mereka terdorong untuk menjadi pengusaha.
Cara-cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memulai bisnis (usaha),
baik itu dilakukannya sendiri maupun bersama teman-teman, adalah sebagai berikut:

1. Memulai Bisnis Baru


Memulai suatu bisnis baru sering kali merupakan pilihan yang paling menarik bagi
para pemula. Modal awal tidak terlalu besar dan terdapat kepuasan memulai suatu
usaha sendiri. Tetapi harus dipahami bahwa mengelola bisnis baru memerlukan
alokasi waktu, tenaga, dan pikiran sepenuhnya, di samping membutuhkan keahlian
khusus, risiko tinggi yang dihadapi, dan kerugian atau pendapatan yang rendah
pada tahap-tahap awal.

Merintis usaha baru atau bisnis baru yaitu membentuk dan mendirikan usaha
dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang
sendiri.

Terdapat tiga bentuk usaha yang bisa dirintis oleh Anda, yaitu:
a. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha yang dimiliki
dan dikelola sendiri.
b. Persekutuan (partnership), yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih.
c. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas
dasar badan usaha dengan modal berupa saham.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB KEWIRAUSAHAAN 1


Ir. Suprapto M.Si.
2. Membeli Bisnis yang Sudah Ada
Alternatif lain yang dapat dipilih adalah dengan membeli usaha yang sudah ada. Hal
ini menawarkan keuntungan dari pelanggan yang sudah ada tanpa menambah
kompetisi. Penghasilan diperoleh lebih cepat dan pembiayaan lebih mudah, tetapi
Anda harus membayar lebih untuk membeli usaha yang telah ada. Cara ini berarti
Anda membeli perusahaan yang telah didirikan dan dikelola oleh orang lain dengan
nama (goodwill) dan organisasi usaha yang sudah ada.

Keputusan untuk membeli suatu bisnis rrierupakan penilaian yang paling kritis
dalam hidup Anda. Diperlukan waktu yang cukup lama untuk memperoleh
sebanyak mungkin informasi tentang bisnis tersebut. Sering kali seorang pembeli
tergoda untuk membuat penawaran cepat berdasarkan emosi semata, dan bukan
berdasarkan alasan yang objektif. Ingat bahwa usaha yang dijalankan bertujuan
untuk mengembalikan uang yang Anda tanamkan beserta keuntungan yang
diinginkan dan sadarilah tanggung jawab yang muncul jika bisnis tersebut gagal.

Menyelidiki alasan pemilik menjual usahanya adalah hal yang penting. Penjual
dapat memberikan alasan kondisi yang tidak sehat sehingga perusahaan dijual,
tetapi alasan sebenarnya mungkin bisnis menu'run karena adanya persaingan baru,
kurangnya permintaan dari pelanggan, atau alasan lain. Meskipun Anda dapat
meyakinkan diri bahwa dengan manajemen yang lebih baik bisnisnya dapat
disempurnakan, dalam banyak kasus ternyata tidak semudah yang dibayangkan.

Tentukan jenis dan ukuran bisnis yang Anda pikir sesuai dengan bakat, minat,
kepribadian, dan modal Anda. Yakinlah bahwa Anda dapat membiayai pembelian
bisnis tersebut dan memiliki modal cukup untuk pengoperasian bisnis.

Metode yang paling akurat untuk menilai kesehatan suatu bisnis adalah
memperkirakan suatu potensi keuntungan jangka panjang. Bagaimana potensi
produk atau jasa yang dihasilkannya. Bukan masalah berapa banyak waktu atau
uang yang sudah ditanamkan oleh pemilik lama pada bisnis tersebut. Anda dapat
memastikan bahwa Anda dapat memperoleh kembali modal yang ditanamkan.

Jangan lupa meneliti dan memverifikasi berbagai hal yang berkaitan dengan aspek-
aspek legal yang dimiliki perusahaan, dan kondisi keuangan perusahaan yang akan
dijual, jangan sampai meninggalkan beban pekerjaan dan biaya tak terduga di
kemudian hari.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB KEWIRAUSAHAAN 2


Ir. Suprapto M.Si.
3. Mengembangkan Bisnis yang Sudah Ada
Pilihan ini terjadi karena pengusaha atau wirausahawan tersebut melakukan
pengembangan usaha yang sudah ada sebelumnya, baik berupa unit baru atau
berupa cabang maupun penambahan kapasitas usaha lebih besar. Biasanya pilihan
ini terjadi pada perusahaan-perusahaan milik keluarga. Nilai-nilai yang tertanam
pada keluarga dapat pula membantu .atau memengaruhi operasi suatu bisnis,
biasanya cenderung berupaya menjaga rasa kemanusiaan, berorientasi jangka
panjang, dan lebih menekankan kualitas.

4. Memilih usaha franchise


Waralaba (franchise) adalah suatu bentuk usaha kerja sama antara pemilik
waralaba atau pewaralaba (franchisor) dengan penerima waralaba atau terwaralaba
(franchisee) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha (waralaba). Kerja sama ini biasanya dengan dukungan
awal seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus
kerja, pemilihan karyawan, pembukuan, pencatatan dan akuntansi, konsultasi,
standardisasi, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat hukum, dan sumber-
sumber permodalan.

Apabila kita tidak memiliki pengalaman dalam usaha, membeli bisnis waralaba
adalah cara paling mudah untuk memiliki dan menjalankan usaha. Saat ini bisnis
waralaba sedang tumbuh dengan pesat. Banyak investor yang membeli bisnis
waralaba dari luar negeri maupun lokal. Usaha waralaba sangat beragam, mulai
dari

bisnis salon (Johnny Andrean, Rudy Hadisuwarno), lembaga pendidikan (LIA, EF,
ILP, Primagama), makanan (Warung Pak Sadi, KFC), penatu, konsultan, mini
market (Indomart, Alfamart), bengkel mobil, dan sebagainya.

Bisnis waralaba berkembang pesat karena hakikatnya bisnis ini dapat dimiliki
banyak orang dengan standar mutu produk dan layanan yang sama, serta terbukti
sukses menarik minat para pelanggan.

Beberapa keunggulan bisnis waralaba yang paling mencolok dibandingkan dengan


memiliki atau memulai usaha sendiri adalah proses belajar yang lebih singkat,
menggunakan nama usaha yang terkenal, mendapat bantuan untuk memulai
usaha, jaminan suplai, dukungan usaha lain, serta kekuatan dalam kegiatan
promosi yang efisien.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB KEWIRAUSAHAAN 3


Ir. Suprapto M.Si.
Sistem pembayaran yang ditawarkan oleh para pewaralaba kepada peminat
waralaba bermacam-macam. Ada yang menggunakan sistem/ee, baik dari setoran
awal, royalti, manajemen ataupun teknikal, dan bagi hasil dari omzet penjualan.
Namun demikian, dengan semakin ketatnya bisnis waralaba, saat ini banyak
waralaba lokal yang ditawarkan dengan persyaratan sangat sederhana. Hal
tersebut dilakukan dengan sistem paket pembelian peralatan standar dan membeli
bahan baku produk dari pewaralaba.

Pada umumnya, waralaba yang cukup mahal bagi calon investor adalah jenis
waralaba yang telah memiliki jaringan sangat banyak dan terbukti sukses di mana-
mana. Hal ini wajar karena secara matematis risiko kegagalan akan lebih kecil. Ini
karena bantuan pewaralaba di hampir semua aspek, mulai dari studi kelayakan, lay
out restoran, standar pelayanan, jaminan bahan baku, promosi, dan iklan di media
massa, serta masih banyak lagi.

Pewaralaba (franchisor) juga akan turun tangan secara langsung dan menerjunkan
orang terbaiknya untuk membantu penerima usaha waralaba, sehingga outlet
waralaba tersebut berjalan dengan baik dan sukses. Pewaralaba akan merasa
tercoreng namanya apabila gerainya ternyata mengalami kegagalan dan harus
menutup gerai tersebut.

Di bawah ini beberapa kiat memilih bisnis waralaba:


1. Kumpulkan seluruh informasi mengenai bisnis waralaba yang ada saat ini.
Informasi tersebut dapat diperoleh melalui majalah ekonomi dan bisnis, buku
direktori khusus usaha waralaba, dan asosiasi-asosiasi yang ada seperti Asosiasi
Franchise Indonesia (AFI) dan Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia
(WALI).

2. Pilihlah jenis usaha waralaba yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dan terbukti
sukses di mana-mana. Informasi ini dapat diperoleh dari beberapa majalah
ekonomi. Jika perlu, tanyakan langsung kepada asosiasi atau konsultan khusus
waralaba.

3. Sebaiknya memilih bisnis waralaba disesuaikan dengan kemampuan keuangan,


minat, dan bakat kita. Bila seseorang menyukai usaha tersebut, ia akan bekerja .
dengan riang dan senang. Jangan memilih usaha waralaba yang bisnisnya tidak
disukai dan dipahami dengan baik.

4. Pastikan proses usaha waralaba tersebut dapat dialihkan dengan baik kepada

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB KEWIRAUSAHAAN 4


Ir. Suprapto M.Si.
terwaralaba. Perhatikan dengan baik bagaimana standardisasi yang dilakukan,
sehingga kualitas produk maupun pelayanan dapat seragam di semua tempat. Hal
ini penting karena yang dijual pewaralaba sesungguhnya-adalah hal tersebut.
Konsumen atau pelanggan juga membeli produk karena adanya persamaan
st.andar mutu dan pelayanan yang diberikan.

5. Jangan cepat percaya dengan angka-angka keuangan yang disodorkan oleh


pewaralaba. Perhatikan asumsi-asumsi yang mendasari perhitungan tersebut,
khususnya mengenai asumsi jumlah pelanggan dan pertumbuhan penjualan.
Perhatikan juga modal awal yang harus dikeluarkan. Semakin tinggi modal awal
yang dibutuhkan, semakin menuntut penjualan dan keuntungan yang tinggi
sehingga risiko akan semakin besar. Tanyakan juga mengenai berapa lama
investasi kita akan kembali. Semakin cepat investasi dijanjikan akan kembali, kita
harus semakin ragu dan kritis. Pertanyaan penting lainnya adalah adakahyang
pernah gagal dalam membeli usaha waralaba ini? Berapa banyak? Berapa persen
tirigkat kesuksesannya? Jadi bersikaplah kritis dan tanyakan jika ada hal yang
meragukan kepada pewaralaba. Jangan membayar dan menandatangani kontrak
sebelum semua pertanyaan dijawab dengan meyakinkan. ,

6. Lakukan pengamatan dan penyelidikan di lapangan terhadap gerai-gerai yang


akan menjadi pilihan kita. Tanyakan kepada pelanggan, pelayan di gerai tersebut,
dan jika mungkin bertemu langsung dengan terwaralaba tersebut. Bandingkan
angka-angka riil tersebut dengan yang tersaji dalam proposal yang kita terima dari
pewaralaba.

7. Bagi para peminat waralaba yang bermodal terbatas, sekarang banyak waralaba
lokal yang masih berskala kecil atau bahkan belum menerapkan sistem waralaba.
Untuk bisnis waralaba yang masih berskala kecil atau baru memulai bisnis
waralaba, biasanya persayaratannya akan lebih ringan. Mereka biasanya hanya
meminta calon terwaralaba untuk berbagi hasil penjualan dalam persentase
tertentu. Kalaupun ada setoran awal (initial fee) paling hanya dalam bilangan jutaan
rupiah. Tentunya tempat usaha dan seluruh peralatannya menjadi tanggung jawab
terwaralaba.

8. Bagi kita yang jeli dan memiliki naluri bisnis yang tajam, sebenarnya banyak potensi
usaha yang dapat dikembangkan secara waralaba. Kita dapat membujuk
wirausahawan yang sudah berhasil dan berjalan dengan baik serta memiliki
prospek usaha yang cerah. Bahkan mungkin kita dapat menjadi penggagas dan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB KEWIRAUSAHAAN 5


Ir. Suprapto M.Si.
menjadi tim pemasaran waralaba baru tersebut. Paling tidak, kita dapat membuka
gerai atau cabang untuk usaha tersebut dengan persyaratan yang sangat ringan.

Bisnis atau usaha yang paling banyak diwaralabakan adalah usaha makanan dan
minuman. Bisnis makanan dan minuman adalah bisnis kebal resesi. Betapa pun sulitnya
kehidupan, makanan dan minuman selalu menjadi prioritas utama orang hidup.

Bisnis berbasis jaringan waralaba sesungguhnya merupakan kisah keberhasilan


bisnis yang sudah terbukti keandalannya. Walaupun, kegagalan bisa saja dialami dalam
bisnis waralaba akibat pewaralaba tidak kompeten dan faktor-faktor lainnya. Jadi, bila
ingin sukses menjadi pebisnis waralaba, tajamkan mata, lidah, rasa, dan telinga secara
jeli. Lakukan perhitungan keuangan dengan sebaik-baiknya. Kemudian pilihlah jenis
waralaba yang sesuai dengan minat, kesenangan, intuisi bisnis, dan lain-lain yang sesuai
dengan kondisi sumber daya yang kita miliki.

Bidang Usaha dan Jenis-jenis Badan Usaha


Memang diperlukan perjuangan dan ketekunan dalam menerjemahkan mimpi besar ke
dalam tindakan nyata. Sudah banyak yang telah meraih sukses dengan memulai dari
yang kecil. Beberapa orang yang telah memulai dari kecil dan akhirnya meraih sukses
besar di antaranya Bob Sadino dari usaha jual telur keliling menjadi pengusaha
agrobisnis dan supermarket; Mastur Fuad dari petani menjadi pemasok sayur hampir di
semua supermarket; Walt Disney memulai usahanya dari sebuah gudartg yang diubah
menjadi sebuah studio; dan sebagainya.

Sebuah mimpi akan tetap menjadi mimpi jika tidak ada tindakan untuk
mewujudkannya. Mimpi boleh saja besar, tetapi Anda harus bisa memulainya sekarang
dari skala kecil. Dari tindakan kecil ini, Anda bisa mendapatkan pelajaran berharga yang
bisa kita gunakan untuk memperbaiki tindakan yang berikutnya, sehingga akhirnya
seluruh mimpi bisa terwujud. Jadi, sudahkah Anda mempunyai mimpi sukses? Tidak
usah menunggu sampai Anda memiliki segalanya untuk memulai. Mulailah sekarang, dan
mulai dari skala kecil jika memang Anda masih memiliki beberapa keterbatasan.

Beberapa conteh bidang usaha yang menjadi pilihan para pemula atau
wirausahawan baru adalah:

1. Usaha di bidang makanan atau kuliner, contoh: makanan pokok, makanan ringan,
minuman ringan, es buah, es campur, kue-kue, dan lain-lain.

2. Usaha pakaian dan perhiasan, contoh: baju, celana, sepatu, sandal, topi, kacamata,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB KEWIRAUSAHAAN 6


Ir. Suprapto M.Si.
serta berbagai aksesori dan perhiasan seperti jam tangan, cincin, dan kalung.

3. Usaha yang terkait dengan tempat tinggal, contoh: jual beli rumah, usaha renovasi
rumah, perbaikan alat rumah tangga (kulkas, AC, kipas angin, elektronik), usaha
perabot rumah tangga, listrik, hiasan dinding, tempat tidur, kursi, dan lain-lain.

4. Usaha pendidikan, contoh: pendidikan untuk masyarakat melalui berbagai media,


seperti seminar, buku, kaset, VCD, radio, dan televisi atau dengan cara in house
training.

5. Usaha yang terkait dengan rekreasi, contoh: usaha sewa kendaraan, penyewaan
perlengkapan perkawinan dan hiburan, penyediaan alat rekreasi, menyediakan
tempat suasana rekreasi seperti play station, dan sejenisnya.

6. Usaha pendukung atau mempermudah orang lain menjalankan usaha, contoh:


menjual mesin dan alat-alat untuk petani atau menjual bahan baku industri.

Jenis usaha yang dapat dimasuki oleh para wirausahawan:


1. Pertanian, meliputi usaha pertanian, kehutanan, perikanan, dan agrobisnis.

2. Pertambangan, meliputi usaha seperti galian pasir, tanah, batu, dan batu bata.

3. Pabrikasi, meliputi usaha industri perakitan dan sintesis.

4. Konstruksi, meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, dan jalan ray
a.

5. Perdagangan, meliputi usaha perdagangan kecil (ritel), grosir, agen, membuka


usaha restoran, dan perdagangan lainnya.

6. Jasa keuangan, meliputi usaha perbankan, asuransi, dan koperasi.

7. Jasa perorangan, meliputi usaha pangkas rambut, salon, penatu, percetakan,


fotokopi, dan sablon.

8. Jasa pendidikan, meliputi membuka lembaga pelatihan atau kursus-kursus, sekolah


Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), atau Perguruan Tinggi (PT).

9. Jasa transportasi, meliputi pengangkutan, pergudangan, dan distribusi barang.

10. Jasa pariwisata, meliputi jasa biro perjalanan, pramuwisata, pengusaha objek
wisata dan daya tarik wisata, usaha sarana pendukung wisata (seperti angkutan,
makanan), dan sebagainya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB KEWIRAUSAHAAN 7


Ir. Suprapto M.Si.
Setelah menemukan ide, lalu menentukan bidang dan jenis usaha yang akan dipilih,
langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk kepemilikan usaha. Berbagai organisasi
bisnis memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Apabila kita ingin mendirikan
suatu unit bisnis, maka kita akan memilih bentuk yang paling sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan yang dimiliki.

Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan sebelum mendirikan organisasi bisnis


adalah:

1. Kebutuhan modal: seberapa banyak jumlah dana yang dibutuhkan untuk mendirikan
sebuah usaha.

2. Risiko: memperhitungkan risiko yang akan terjadi, semua diarahkan untuk


mendukung kegiatan bisnis.

3. Pengawasan: kemampuan pemilik usaha dalam melakukan pengawasan aktivitas


bisnisnya.

4. Kemampuan manajerial: keahlian yang harus dimiliki untuk merencanakan,


mengendalikan, dan mengawasi usaha.

5. Kebutuhan waktu: memiliki cukup waktu untuk mengoperasikan usaha dan


mengarahkan para karyawannya.

6. Pajak: pembayaran pajak yang harus dipenuhi sebagai konsekuensi menjalankan


suatu kegiatan bisnis.

Di bawah ini beberapa bentuk badan hukum usaha di Indonesia dan


beberapa pertimbangan untuk dapat memilih salah satu di antaranya yang paling tepat:

1. PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Perusahaan perorangan (sole proprietorship) merupakan perusahaan yang dimiliki dan
diseleneearakan oleh satu orang. Bentuk usaha ini memiliki karakteristik tertentu, seperti
modal yang kecil, jumlah tenaga kerja yang sedikit, terbatasnya keanekaragaman produk
dan jasa yang dihasilkan, dan penggunaan teknologi yang masih sederhana. Umumnya
badan usaha ini merupakan sektor usaha mandiri yang mempekerjakan sedikit tenaga
kerja dari lingkungan yang terdekat.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB KEWIRAUSAHAAN 8


Ir. Suprapto M.Si.
2. PERSEKUTUAN
Persekutuan (partnership) merupakan bentuk legal suatu bisnis yang dimiliki dua orang
atau lebih untuk mencapai tujuan bisnis. Pembentukan persekutuan ini bisa berdasarkan
kontrak tertulis atau kesepakatan yang legal.

Untuk membentuk persekutuan yang baik, perlu kesepakatan untuk menyamakai visi dan
tujuan pembentukan unit bisnis. Oleh karena itu, pengusaha perseorangai hendaknya
memilih partner yang dapat memenuhi komitmen bersama.

Dalam persekutuan terdapat dua macam kategori, yaitu sekutu umum dan sekuti
terbatas.

a. Sekutu umum (general partner), yaitu sekutu yang terlibat secara aktif dalar
pengelolaan usaha sehingga memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas ata
kewajiban usaha. Sekutu juga mempunyai hak untuk bertindak dan membua
keputusan sebagai pemilik.

b. Sekutu terbatas (limitedpartner), yaitu pihak partner tidak terlibat secara aktif dalan
pengelolaan usaha. Sekutu hanya memiliki tanggung jawab terbatas atas kewajibai
usaha sebesar investasi yang ditanamkan.

Persekutuan (Firma)
Firma (firm) merupakan persekutuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengai
nama bersama untuk menjalankan satu bisnis. Pembentukan firma mengakibatkai
tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak terbatas. Meski terdapat pemisahar
antara harta usaha dan harta pribadi, namun anggota firma mempunyai keharusar
melunasi kewajiban usaha sampai pada harta pribadinya.

Firma mempunyai ketentuan yaitu:

(1) Setiap anggota berhak menjadi" pemimpin

(2) Seorang anggota tidak boleh memasukkan orang lain untuk menjadi anggota tanpt
persetujuan dari anggota lain;

(3) Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kepade orang lain selama anggota
tersebut fnasih hidup;

(4) Apabila kekayaan perusahaar tidak cukup untuk menutup kewajiban usaha, maka
kekayaan pribadi anggota menjad: jaminan.

Persekutuan Komanditer (CV)


PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB KEWIRAUSAHAAN 9
Ir. Suprapto M.Si.
Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennotschaap—CV) merupakan persekutuar
antara dua orang atau lebih yang memiliki tujuan bersama untuk mendirikan usaha
Keanggotaannya dibagi menjadi dua pihak yang memiliki tanggung jawab berbeda
karena tingkat keterlibatan dalam pengelolaan berbeda.
Sebagian sekutu memiliki keterlibatan yang tinggi dalam memimpin dan mengelola
usaha, serta bertanggung jawab penuh atas kewajiban usaha sampai pada harta pribadi
yang disebut sebagai sekutu umum. Sedangkan sekutu lain yang hanya bertanggung
jawab sebatas modal yang diikutsertakan dalam usaha disebut sebagai sekutu terbatas.

PERSEKUTUAN LAINNYA
Joint Venture
Usaha patungan (joint venture) merupakan suatu kerja sama antarperusahaan untuk
saling memperkuat satu sama lain antara perusahaan yang melakukan kerja sama
tersebut. Ciri utamanya adalah kegiatan yang dilakukan oleh salah seorang sekutu masih
tetap mengikat sekutu yang lain. Selanjutnya, kewajiban semua pihak dalam joint venture
sama seperti kewajiban dalam persekutuan. Oleh karena itu, joint venture dapat
dimasukkan dalam jenis persekutuan.
Joint venture disebut sebagai aliansi strategis (strategic aliances) dan bia; dilakukan
oleh perusahaan besar serta dapat menjadi strategi yang efektif de memanfaatkan
kelebihan yangjiimiliki sekutu.

Sindikat
Sindikat (syndicate) merupakan kerja sama antara dua unit usaha untuk mena tujuan
tertentu yang spesifik. Pembentukan sindikat biasanya dilakukan pada perusahai
penjamin (underwriter). Misalnya suatu sindikat kelompokperusahaan investasi dibe:
dengan tujuan menjual sejumlah besar saham perusahaan. Keputusan manajerialnya a di
tangan kelompok sindikat tersebut.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB KEWIRAUSAHAAN 10


Ir. Suprapto M.Si.
Kartel
Kartel (cartel) merupakan persekutuan perusahaan-perusahaan di bawah su perjanjian
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kartel, identitas masing-masin perusahaan masih
utuh dan tetap berdiri sendiri. Bentuk-bentuk kartel antara lainte daerah (pembagian daerah
pemasaran), kartelproduksi (penentuan luas produksi), kondisi {pengaturan syarat-syarat
penjualan, penyerahan barang, pemberian diskon, dan sebagainya), kartel pembagian laba
(penentuan cara pembagian dan besarnya laba), dan kartel harga (penentuan harga
minimal).

Holding Company
Holding company terjadi bila ada suatu perusahaan dalam kondisi yang baik secara
fmansial kemudian membeli saham-saham dari perusahaan lain. Atau terjadi
pengambilalihan kekuasaan dan kekayaan dari suatu perusahaan ke holding company.
Holding company sendiri adalah induk perusahaan yang memiliki saham pada beberapa
anak perusahaan. Umumnya menyerahkan pengelolaan bisnis yang dimilikinya pada
manajemen yang terpisah. Contoh holding company adalah Bakerie & Brothers.

3. PERSEROAN
Perseroan atau korporasi (corporate) adalah organisasi bisnis yang berbentuk badan
hukum, di mana tanggung jawab dan kewajiban usaha terpisah dari pemilik modalnya.
Bentuk badan usaha ini berbeda dengan perusahaan perseorangan maupun persekutuan
karena pemilik tidak harus memimpin dan mengelola perusahaan.
Karakteristik perseroan antara lain pengelolaannya diserahkan kepada orang lain yang
memiliki kemampuan untuk melaksanakannya, anggotanya terdiri atas para pemegang
saham, dan mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan
sebesar modal disetor.

4. KOPERASI
Koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan
orang-orang atau badan hukum, sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan
dan kegotongroyongan. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
Para anggota diwajibkan untuk membayar simpanan pokok maupun simpanan wajib yang
telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
Koperasi bukan organisasi kumpulan modal. Keuangan koperasi diperoleh dari simpanan
anggota , pinjaman atau kredit, sisa hasil usaha (SHU), atau modal ventura. Menurut jenis
usahanya koperasi dapat berupa koperasi produksi, koperasi konsumsi, dan koperasi kredit.
Berdasarkan tingkatannya, koperasi dibedakan menjadi koperasi primer, koperasi pusat,
gabungan koperasi, dan induk koperasi.

-oOo-

You might also like