You are on page 1of 30

PENULISAN KUTIPAN

PENULISAN KUTIPAN

Model Turabian (1973), menggunakan catatan kaki (footnote)


untuk menunjukkan referensi, dan menggunakan istilah-istilah
ibid, op cit, dan loc cit.

American Psychological Association [APA] (1988), digunakan


dalam penulisan artikel untuk jurnal-jurnal yang diterbitkan oleh
The National Association of Social Workers (NASW) seperti
Social Work dan Social Work Research & Abstracts juga sudah
menggunakan cara ini
PENULISAN KUTIPAN

Model Turabian
PENULISAN KUTIPAN

Model Turabian

A related characteristic of economic growth, that became increasingly


evident from the early 20th century onwards, is the growing relative
importance of intangible capital in total productive wealth, and the rising
relative share of GDP attributable to intangible capital (Abramovitz and
David, 2000).
PENULISAN KUTIPAN

Model APA tidak menggunakan catatan kaki seperti dalam model Turabian, tetapi
setiap referensi ditunjukkan oleh nama penulis dan tahun penerbitan.
• Jika kutipan merupakan kutipan langsung, artinya kata demi kata diambil dari
sumbernya, ditunjukkan juga nomor halaman sumbernya.
• Jika nama penulis yang dikutip sudah termasuk dalam uraian, maka untuk
menunjukkan referensi cantumkan tahun penerbitan dalam tanda kurung langsung
setelah nama penulis tersebut.
• Jika nama penulis tidak termasuk dalam uraian, maka referensi ditunjukkan oleh
nama penulis dan tahun dalam tanda kurung yang dibatasi oleh koma.
• Pada akhir kutipan langsung, dicantumkan nomor halaman dalam tanda kurung.
jika nama penulis tidak disebutkan dalam uraian, pada akhir kutipan langsung,
referensinya ditunjukkan dengan menyebut nama, tahun terbitan, dan nomor
halaman yang semuanya di dalam tanda kurung
PENULISAN KUTIPAN

Jika kutipan merupakan kutipan langsung, artinya kata demi kata


diambil dari sumbernya, ditunjukkan juga nomor halaman
sumbernya.

Azechi stated that a pilot study showed that the “dry” community enhanced
the motivation of community members to present and obtain information. This
runs counter to the research discussed above in which conditions for
“wetness” may improve collaboration – as contrasted with the transfer of
“facts.” Of course in practical business problems neat divisions of type of
community may be difficult to realize. However Azechi’s higher goal is point
out such concerns for the discipline of social intelligence design (SID). “ . . .
SID is defined as a design that clarifies what features are needed for systems
that mediate communities and improve their knowledge-creating activities.”
(Azechi, 2005, pp. 110-111).
PENULISAN KUTIPAN

Jika nama penulis yang dikutip sudah termasuk dalam uraian, maka untuk
menunjukkan referensi cantumkan tahun penerbitan dalam tanda kurung
langsung setelah nama penulis tersebut.

Pascale (2005) promote the positive deviance model in which the community is the
guru. “Only when people feel safe enough to discuss a taboo and when the community
is sufficiently invested in finding solutions can the prospect of an alternative reality
appear.”

Fulk and Collins-Jarvis (2001) cited studies that showed managers spending 25 to 60%
of their time in meetings which are increasingly virtual. Improving the efficiency and
quality of meetings by appropriation of technology offers a challenge and an
opportunity. Blogs may reduce the need for formal meetings whether face-toface (FTF)
and/or on-line.

The fourth major theory described by Waldeck, et al. (2002) was the bona fide group
perspective (BFGP).
PENULISAN KUTIPAN

Jika nama penulis tidak termasuk dalam uraian, maka referensi


ditunjukkan oleh nama penulis dan tahun dalam tanda kurung
yang dibatasi oleh koma.

Globalization and increased outsourcing are prima facie evidence that the
network society has changed the way we all work and live (Castells, 2000).

Some weblog technologies include comments facilities that permit readers to


engage easily in a discussion about particular blog entries (Efimova & de
Moor, 2005).

Hence collaboration engineering has emerged as an applied, practical social


science discipline (Briggs, et al., 2003).
PENULISAN KUTIPAN

Pada akhir kutipan langsung, dicantumkan nomor halaman dalam tanda kurung. jika
nama penulis tidak disebutkan dalam uraian, pada akhir kutipan langsung, referensinya
ditunjukkan dengan menyebut nama, tahun terbitan, dan nomor halaman yang
semuanya di dalam tanda kurung
Ejaan dan Tanda Baca

Gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih


mudah atau lebih cepat dipahami daripada secara tertulis. Hal ini
disebabkan, dalam bahasa lisan faktor gerak-gerik, mimik,
intonasi, irama, jeda, serta unsur-unsur nonbahasa lainnya ikut
memperlancar.
Unsur-unsur nonbahasa tersebut tidak terdapat di dalam bahasa
tulis. Ketiadaan itu menyulitkan komunikasi dan memberikan
peluang untuk kesalahpahaman.
Di sinilah ejaan dan pungtuasi (tanda-tanda baca) berperan
sampai batas-batas tertentu, menggantikan beberapa unsur
nonbahasa yang diperlukan untuk memperjelas gagasan atau
pesan.
Ejaan dan Tanda Baca

kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma–norma atau


perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman
kehidupan manusia perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya
dilakukan oleh sebagian terbesar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-
wakil masyarakat seharusnya ada suatu keserasian pendapat antara kedua unsur
tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan tersebut mungkin timbul karena
kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan-kepentingan pokok yang harus
dilindungi

Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma atau perilaku


teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan
manusia. Perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan, biasanya dilakukan oleh
sebagian besar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-wakil masyarakat.
Seharusnya, ada suatu keserasian pendapat antara kedua unsur tersebut, walaupun tidak
mustahil terjadi perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut mungkin timbul, karena
kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan-kepentingan pokok yang harus
dilindungi.
Kutipan dan Catatan Kaki

Kutipan

Menyisipkan kutipan-kutipan dalam sebuah tulisan ilmiah bukanlah merupakan suatu


keaiban. Tidak jarang pendapat, konsep, dan hasil penelitian dikutip kembali untuk
dibahas, ditelaah, dikritik, dipertentangkan, atau diperkuat. Melalui sebuah kutipan
sebuah tulisan akan terkait dengan penemuan-penemuan atau teori-teori yang telah ada.
Namun demikian, kita hanya mengutip kalau memang perlu. Janganlah tulisan kita itu
penuh dengan kutipan. Di samping itu, kita harus bertanggung jawab penuh terhadap
ketepatan dan ketelitian kutipan, terutama kutipan tidak langsung.

Kutipan ini dapat berfungsi sebagai: a. Landasan teori, b. Sebagai penjelasan, c.


Penguat pendapat yang dikemukakan penulis. Kutipan terdiri atas kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung. Yang masing-masing dibagi lagi atas kutipan panjang dan
kutipan pendek
Kutipan dan Catatan Kaki

Kutipan Langsung

Kutipan langsung yang lebih dari tiga baris ketikan disebut kutipan langsung
panjang. Kutipan semacam ini tidak dijalin dalam teks, tetapi diberi tempat tersendiri.
Kutipan langsung panjang diketik dengan jarak baris satu spasi tunggal pada garis tepi
baru yang jaraknya empat ketukan huruf dari garis margin. Indensi dari kalimat
pertama tujuh ketukan dari garis tepi (margin) atau tiga ketukan dari garis tepi yang
baru. Ingat, kutipan langsung panjang tidak diapit dengan tanda kutip.

. . . Banyak batasan yang telah dikemukakan mengenai pengertian definisi. Keraf,


misalnya mengemukakan: Definisi pada prinsipnya adalah suatu proses menempatkan
suatu objek yang akan dibatasi ke dalam kelas yang dimasukinya (berarti klasifikasi
lagi), dengan menyebutkan ciri-ciri yang membedakan objek tadi dari anggota-anggota
kelas lainnya.
Kutipan dan Catatan Kaki

Kutipan Langsung

Kutipan langsung dapat digolongkan ke dalam kutipan langsung pendek kalau tidak
melebihi tiga baris ketikan. Kutipan ini cukup dijalin ke dalam teks dengan
meletakkannya di antara dua tanda petik.

Mengenai kalimat efektif Anton M. Moeliono mengemukakan, “Kalimat yang efektif


dapat dikenal karena ciri-cirinya yang berikut: keutuhan, perpautan, pemusatan
perhatian, dan keringkasan.”
Kutipan dan Catatan Kaki

Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan kembali maksud penulis dengan


kata-katanya sendiri. Jadi, yang dikutip hanyalah pokok-pokok pikiran, atau ringkasan
dan kesimpulan dari sebuah tulisan, kemudian dinyatakan dengan bahasa sendiri.
Walaupun yang dikutip dari bahasa asing, tetapi tetap dinyatakan dengan bahasa
Indonesia.
Kutipan dan Catatan Kaki

Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung (parafrase) sebaiknya dilakukan sependek mungkin, disingkat


sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari satu paragraf. Namun, karena sesuatu hal
kutipan tidak langsung dapat melebihi satu paragraf. Kutipan tidak langsung yang lebih
dari satu paragraf inilah yang disebut kutipan tidak langsung yang panjang.

Untuk parafrase yang lebih dari satu paragraf ini menimbulkan kesulitan bagaimana
mengidentifikasi bahwa paragraf-paragraf itu merupakan kutipan, karena gaya
penulisannya sama dengan gaya penulis. Untuk mengatasi kesulitan ini, yaitu dengan
menyebutkan nama penulis yang dikutip pada permulaan parafrase dan memberikan
angka catatan kaki pada akhir kalimat parafrase.
Kutipan dan Catatan Kaki

Kutipan Tidak Langsung

Bagaimana ujud penalaran ilmiah itu di dalam pelaksanaannya? Berikut ini


dikemukakan penjelasan Shurter dan Pierce. Penalaran induktif merupakan proses
penalaran untuk menarik suatu prinsip/ sikap yang berlaku umum atau suatu
kesimpulan yang bersifat khusus berdasarkan atas fakta-fakta khusus. Penalaran
induktif mungkin merupakan generalisasi, analogi atau hubungan kausal. Generalisasi
adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-
sifat tertentu untuk menarik kesimpulan menge¬nai semua atau sebagian dari gejala
serupa itu. Di dalam analogi, infe¬rensi tentang kebenaran suatu gejala khusus ditarik
berdasarkan kebe naran gejala khusus yang bersamaan. Hubungan kausal adalah
hubungan ketergantungan antara gejalagejala yang mengikuti pola sebab-akibat
……….
Kutipan dan Catatan Kaki

Kutipan Tidak Langsung

Kutipan Tidak Langsung Pendek

Parafrase yang terdiri dari satu paragraf disebut pendek. Sebaiknya parafrase pendek
ini disediakan tempat tersendiri, tidak dibaur dengar teks. Akan lebih balk lagi
parafrase itu diambil dari satu sumber. Akan tetapi jika ide, pendapat, atau kesimpulan
yang dikutip itu berasal dari bermacam-macam sumber dan sangat mirip satu sama
lain, lebih balk diparafrasekan dalam satu paragraf dengan menvebutkan semua
sum¬bernya dalam satu paragraf.

Muass (1975) mengadakan penelitian untuk menjawab masalah apakah perkembangan


pemikiran operasional formal tidak dapat dipercepat melalui pengajaran seperti yang
mula-mula dikemukakan Piaget. Dari penelitiannya Ia menyimpulkan bahwa
pemberian pengalaman-pengalaman belajar yang terarah mempengaruhi struktur
pemikiran anak.
Kutipan dan Catatan Kaki

Mengutip dari Kutipan

Mengutip dari kutipan harus dihindari. Tetapi dalam keadaan terpaksa, misalnya
sulitnva menemukan sumber aslinya, mengutip dari kutipan bukanlah merupakan suatu
pelanggaran. Apabila seorang penulis terpaksa mengutip dari kutipan, Ia harus
bertanggung jawab terhadap ketidaktepatan dan ketidaktelitian kutipan yang dikutip.
Selain itu pengutip wajib mencantumkan dalam catatan kaki bahwa Ia mengutip
sumber itu dari sumber lain. Kedua sumber itu dituliskan dalam catatan kaki dengan
dibubuhi keterangan “dikutip dari”.
Kutipan dan Catatan Kaki

Catatan Kaki

Pernvataan ilmiah yang kita pergunakan dalam tulisan kita harus mencakup beberapa
hal. Pertama kita harus dapat mengidentifikasikan orang yang membuat pernyataan
tersebut. Kedua, kita harus pula da¬pat mengidentifikasikan media komunikasi ilmiah
tempat pernyataan itu dimuat atau disampaikan, misalnya buku, makalah, seminar,
lokakarya, majalah, dan sebagainya. Ketiga, harus pula dapat kita identifikasikan
lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut serta tempat dan itu tidak
diterbitkan, tetapi disampaikan dalam bentuk maka¬lah dalam seminar atau loka karya,
maka harus disebutkan tempat, waktu, dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut.

… Sahono Soebroto mengatakan bahwa tugas administrasi negara mencakup semua


aspek kehidupan nasional bangsa. (Sahono Soebroto, 1982: 7).
Kutipan dan Catatan Kaki

Catatan Kaki

Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai
penghargaan terhadap karya orang lain. Catatan kaki dipergunakan sebagai:
a) pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam
teks atau sebagai petunjuk sumber;
b) tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika
dimasukkan dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula.
c) referensi silang, yaitru petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/ halaman
berapa, hal yang sama dibahas dalam tulisan;
d) tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.
Kutipan dan Catatan Kaki
Catatan Kaki
• Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggunakan ang-ka Arab (1, 2, dan
seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa
memberikan tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman,
setiap bab, atau seluruh tulisan. Namun sebaiknya untuk lebih efektif berurut untuk
seluruh tulisan.
• Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan
(catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.
Peranan dan tugas kaum pria berbeda dengan peranan tugas kaum wanita. Sehubungan
dengan hal itu, Margaret Mead (1935) berdasarkan penelitiannya di beberapa
masyarakat di Papua Nugini, menyatakan bahwa perbedaan itu tidak semata¬mata
berdasarkan perbedaan jenis kelamin saja, melainkan ber¬hubungan erat dengan
kondisi sosial budaya lingkungannya.
• Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis se-panjang baris. Cara yang
lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah (kaki)
halaman atau pada akhir setiap bab.
Kutipan dan Catatan Kaki
Catatan Kaki

Unsur-Unsur Catatan Kaki

Buku
(1) Nama pengarang (editor, penerjemah), ditulis dalam urutan diikuti koma (,).
(2) Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas) dan
digarisbawahi.
(3) Nama atau nomor seri, kalau ada.
(4) Data publikasi:
(a) Jumlah jilid, kalau ada
(b) Nomor cetakan, kalau ada
(c) Kota penerbit, diikuti titik dua (:)
(d) Nama penerbit, diikuti koma (,)
(e) ahun penerbitan c, d, e diletakkan diantara tanda ku¬rung ( … )
(5) Nomor jilid kalau perlu
(6) Nomor halaman, diikuti titik (.)
Kutipan dan Catatan Kaki

Catatan Kaki

Unsur-Unsur Catatan Kaki

Artikel dalam Majalah Berkala


(1) Nama pengarang
(2) Judul artikel, di antara tanda kutip(”)
(3) Nama majalah, digarisbawahi.
(4) Nomor majalah jika ada.
(5) Tanggal penerbitan.
(6) Nomor halaman.
Kutipan dan Catatan Kaki

Catatan Kaki

Unsur-Unsur Catatan Kaki

Catatan Kaki Singkat


a) Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan kaki yang
sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf
besar, digarisbawahi, diikuti titik ( . ) dan koma ( , ) lalu nomor halaman.

b) op. cit. (Singkatan dari opere citati, artinya dalam karya yang telah dikutip),
dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah
disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya: nama pengarang, op. cit,
nomor halaman.

c) loc, cit. (Singkatan dari loco citati, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di
atas tetapi dari halaman yang sama: nama pengarang loc. cit. (tanpa nomor
halaman).
Kutipan dan Catatan Kaki

Catatan Kaki

Buku

2. John Dewey, How We Think (Chicago: Henry Regnery Com¬pany, 1974), p. 75.
3. BP3K, Strategi Pengembangan Kekuatan Penalaran (Jakarta Departemen P dan K,
1979), p. 81-95.
4. Ibid., p. 15.
5. John Dewey, op. cit., p. 18.
6. John Dewey, loc.cit.

Majalah

7. Linus Simanjuntak, “Andaikan Kolam itu Bumi Kita”, Suara Alam No. 9 (1980),
pp. 17-18.
Kutipan dan Catatan Kaki

Catatan Kaki

Surat Kabar

8. Tajuk Rencana daiam Kompas (Jakarta), 7 Mei 1981.


9. Artikel dalam Sinar Harapan (Jakarta), 29 April 1981.

Ensiklopedia

10. John E. Bardach, “Fish”, “Encyclopedia Americana (New York: Americana


Corporation, 1973), 11, pp. 289-309.

Internet
11. Kompas Cyber Media.htm, Jum’at 11 Agustus 2000, 13:32 wib Tips Memilih
Nama Domain http://www.kompas.com/kcm/news/0008/11/0038.htm
Kutipan dan Catatan Kaki

Catatan Kaki

Sumber Yang Belum Dipublikasikan Seperti Tesis, Skripsi, Disertasi

12. Sabarti Akhadiah, “Pengaruh Materi Pengajaran Bahasa Indonesia, Lokasi


Sekolah, dan Jenis Kelamin Terhadap Kemampuan Penalaran Ilmiah Siswa SMP”
(Disertasi yang tidak diterbitkan, Fakultas Pasca Sarjana Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Jakarta, 1983, p.36.)

Perlu diketahui bahwa banyak cara yang telah diterapkan sehubungan dengan
pemakaian dan penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar kepustakaan. Setiap
perguruan tinggi menetapkan aturan tertentu mengenai teknik penulisan ini. Meskipun
aturan itu mungkin berbeda-beda, namun semua bersepakat untuk menghargai
penemuan atau karya orang lain
Kutipan dan Catatan Kaki

Catatan Kaki

Sumber Yang Belum Dipublikasikan Seperti Tesis, Skripsi, Disertasi

12. Sabarti Akhadiah, “Pengaruh Materi Pengajaran Bahasa Indonesia, Lokasi


Sekolah, dan Jenis Kelamin Terhadap Kemampuan Penalaran Ilmiah Siswa SMP”
(Disertasi yang tidak diterbitkan, Fakultas Pasca Sarjana Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Jakarta, 1983, p.36.)

Perlu diketahui bahwa banyak cara yang telah diterapkan sehubungan dengan
pemakaian dan penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar kepustakaan. Setiap
perguruan tinggi menetapkan aturan tertentu mengenai teknik penulisan ini. Meskipun
aturan itu mungkin berbeda-beda, namun semua bersepakat untuk menghargai
penemuan atau karya orang lain
……………………

Terima Kasih

You might also like