Professional Documents
Culture Documents
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Seperangkat tes, tipe tes yang dipilih
adalah tes obyektif berbentuk pilihan ganda. (2) Format observasi. Setelah dilakukan penelitian
didapat bahwa hasil belajar siswa baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor mengalami
peningkatan setiap seri pembelajaran. Hasil belajar aspek kognitif siswa ditunjukkan dengan
rara-rata gain setiap seri yaitu: g1 = 3,80, g2 = 3,62 dan g3 = 4,50 berdasarkan format observasi
kemampuan aspek afektif dan psikomotor siswa yang diperoleh menunjukkan peningkatan.
Berdasarkan skor gain ternormalisasi, yaitu = 0,52, = 0,51 dan = 0,64 menunjukkan bahwa
model CLIS yang dikembangkan sudah cukup efektif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dan
efektivitas pembelajaran setelah diimplimentasikan model pembelajaran CLIS yang
dikembangkan.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE
(CLIS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA (Penelitian Quasi
Eksperimen di SMP Negeri 12 Bandung)
Children Learning In Science (CLIS) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa
dalam kegiatan praktikum, eksperimen, menyajikan, menginterpretasi, memprediksi dan
menyimpulkan dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Penelitian mengenai
penerapan model pembelajaran CLIS ini telah dilakukan oleh Salwin MD (1997) dari hasil
penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa ternyata siswa kelompok eksperimen lebih berhasil
mencapai pemahaman konsep fisika yang dipelajari yang merupakan pengaruh dari model
pembelajaran CLIS. Peneliti mencoba mengembangkan model pembelajaran CLIS ini, dimana
tujuannya adalah ingin mengetahui sejauhmana model pembelajaran CLIS yang dikembangkan
ini dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Metode yang digunakan berupa Quasi
Experiment. Instrumen yang digunakan adalah tes pilihan ganda disertai alasan. Penelitian ini
dilakukan di kelas VII-C SMPN 12 Bandung semester genap tahun ajaran 2004/2005.
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa pengetahuan awal siswa sebelum mengikuti
pembelajaran masih rendah, hal ini dilihat dari perhitungan IPK dari pretest ketiga seri yang
masih dalam interpretasi rendah. Sedangkan setelah pembelajaran, pemahaman konsep siswa
terhadap materi fisika yang diberikan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perolehan
gain skor pretest-posttest yang ternormalisir dari tiap seri, pada pertemuan pertama dipakai
model pembelajaran CLIS pada pengembangan awal sehingga pada seri-I diperoleh =0,60
dnegan kriteria pemahaman konsep sedang, maka diadakan pengembangan lebih lanjut pada seri-
II dan diperoleh =0,72 dengan kriteria pemahaman konsep tinggi, dan pada tahap selanjutnya
dikembangkan lagi pada seri-III diperoleh =0,81 dengan kriteria pemahaman konsep tinggi.
Dari perolehan gain skor tak ternormalisir untuk menguji hipotesis diperoleh suatu data yang
berdistribusi normal dan homogen. Sehingga didapatkan bahwa hipotesis nol ditolak dan
hipotesis alternatif diterima dan dapat disimpulkan bahwa pada taraf signifikansi 95% terdapat
perbedaan yang signifikan pada peningkatan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan
model pembelajaran CLIS yang dikembangkan dari seri-I ke seri-II dan terdapat perbedaan yang
signifikan pada peningkatan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan model
pembelajaran CLIS yang dikembangkan dari seri-II ke seri-III.
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN
SCIENCE (CLIS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK
BAHASAN ALAT-ALAT OPTIK
Berdasarkan hasil peneltian Driver (dalam Adey, 1989: 1995) bahwa jika aktifitas belajar siswa
meningkat maka pemahaman konsep siswa juga akan meningkat. Oleh karena itu, salah satu cara
untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa adalah melakukan peningkatan aktifitas belajar.
Salah satu alternative yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam
memahami terhadap konsep fisika yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Children
Learning in Science (CLIS).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) seperangkat tes, tipe tes yang
digunakan adalah tes pilihan ganda beralasan, dan (2) format observasi. Berdasarkan hasil
analisis mengenai persentase keterampilan proses sains siswa sebelum penerapan model
pembelajaran CLIS berkategori sangat rendah dengan persentase sebesar 26.719 % dan
keterampilan proses sains siswa setelah penerapan model pembelajaran CLIS berkategori sedang
dengan persentase sebesar 61.906 %. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t
satu perlakuan pada taraf signifikansi 95% diperoleh thitung > ttabel yang berarti hipotesis
penelitian (H1) diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah penerapan model
pembelajaran CLIS, dan dari analisis terhadap data hasil observasi dapat disimpulkan bahwa
keterampilan proses sains siswa selama tiga kali pertemuan berkembang dari kategori kurang
yaitu sebesar 35.08 % pada pertemuan pertama menjadi 51.83 % dengan kategori cukup pada
pertemuan kedua, dan pada pertemuan ketiga menjadi kategori baik sebesar 60.06 %.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE
(CLIS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIF BERPRESTASI DAN HASIL BELAJAR
SISWA SMP
Berdasarkan hasil analisis, homogenitas dan pengujian hipotesis, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Terdapat peningkatan motif berprestasi siswa yang signifikan setelah diterapkan model
pembelajaran CLIS, ini dibuktikan dari hasil uji-t didapatkan perbedaan antara hasil pretest
dengan posttest tes skala motif berprestasi adalah signifikan pada taraf kepercayaan 95% dengan
thitung = 4,56 lebih besar dibandingkan dengan ttabel = 1,684 (thitung>ttabel).
2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan setelah diterapkan model
pembelajaran CLIS, ini dibuktikan dari hasil uji-t didapatkan perbedaan antara hasil pretest
dengan posttest tes hasil belajar adalah signifikan pada taraf kepercayaan 95% dengan thitung =
8,75 lebih besar dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,684 (thitung > ttabel).
3. Indeks Prestasi Kelompok (IPK) penguasaan ranah afektif dan ranah psikomotor siswa juga
mengalami peningkatan untuk setiap pertemuan.
Dari ketiga kesimpulan tersebut, dapat diambil satu kesimpulan umum yaitu, bahwa penerapan
model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan motif berprestasi dan hasil belajar siswa.
Info:
http://cs.upi.edu/v2/uploads/paper_skripsi_dik/PENERAPAN%20MODEL%20PEMBELAJARAN
%20CHILDREN%20LEARNING%20IN%20SCIENCE%20(CLIS)%20DENGAN%20MENGGUNAKAN%20MEDIA
%20PEMBELAJARAN%20UNTUK%20MENINGKATKAN%20PEMAHAMAN%20PADA%20PEMBELAJARAN
%20TIK(Rafika_0608520).pdf
http://www.ibe.unesco.org/publications/EducationalPracticesSeriesPdf/prac07e.pdf
http://homepage.mac.com/vtalsma/papers/CLS_drawingAnalysis.pdf
http://lppm.ut.ac.id/htmpublikasi/51Sri%20Handayani.pdf