You are on page 1of 16

TEBU Seri Perkebunan

BUDIDAYA TANAMAN TEBU

(Sacharum officinarum)
Menggunakan

0leh: Dr. Ir. Listyanto, MSc.

PT. ALAM LESTARI MAJU INDONESIA


TAHUN 2010
0
BUDIDAYA TANAMAN
TEBU (Sacharum officinarum)
MENGGUNAKAN BIO P 2000 Z

Oleh: Dr. Ir. Listyanto, MSc.1)

A. Permasalahan Budidaya Tanaman Tebu.


Tanaman tebu merupakan tanaman perkebunan rakyat
dimempunyai lokasi sama yaitu lahan sawah, lahan ladang dan lahan
pekarangan atau disebut dengan lahan kering. Pada masa dahulu, lahan
yang digunakan untuk tebu lebih banyak di lahan sawah dan ladang.
Desakan kebutuhan akan pangan (padi dan jagung) membuat lahan
tebu bergeser ke lahan ladang dan pekarangan. Penanaman di lahan
sawah untuk tebu sudah relative kecil kemungkinannya, hanya pada
program-program tertentu masih mampu menanam di lahan sawah.
Sedangkan tanaman masih banyak di lahan sawah, hal ini dikarenakan
nilai jual per satuan luas jauh lebih tinggi dari tanaman pangan.
Permasalah lain berkaitan dua komodite tersebut adalah kualitas
produk yang mengalami kemerosotan. Banyak faktor yang membuat
kualitas , diantarannya:
1. Varietas Tanaman.
Varietas tanaman menentukan kualitas ini bukan dikarenakan
kualitas tanamannya jelek. Namun lebih banyak kepada kandungan
gula atau rendemen dari tanamannya itu sendiri. Dengan demikian
sebelum menanam komodite ataupun tebu sebaiknya mengetahui
varietas dan tujuan serta distribusi penjualan setelah panen
nantinya.

1
) Manajer Pemasaran dan Teknologi Budidaya PT. Alam Lestari Maju Indonesia.
Kontak HP. 081210464648.
1
2. Kondisi Lahan.
Tanaman tebu lebih luas dan tidak memerlukan tanah yang
khas seperti halnya . Pada akhir-akhir ini kualitas tebu dari
beberapa daerah tersebut mulai merosot. Kemerosotan ini
dimungkinkan besar karena kandungan tanah dan unsur hara
tanaman yang mulai berubah dengan adanya penambahan sarana
produksi berupa bahan an organik seperti pupuk maupun pestisida
yang tidak diiringi dengan pengolah nutrisi yaitu mikroba.
Akibatnya terjadi perubahan kondisi lahan secara kimia, fisik,
biologi tanah.

a. Perubahan Sifat Kimiawi Tanah:


2
- Adanya kurang keseimbangan antara unsur-unsur hara baik
makro (N,P,K) maupun unsur mikro. Sehingga terdapat
unsur yang berlebihan yang membuat kondisi tanaman
kurang stabil. Misalnya kelebihan Nitrogen dari urea
menjadikan tanaman mempunyai struktur lebih keras dan
kurang halus, yang berpengaruh terhadap produksi yaitu
rendemen pada tebu maupun yang semakin jelek.
- Ketidak seimbangan unsur hara menyebabkan kekurangan
atau defisiensi salah satu unsur mikro yang selanjutnya
berdampak pada kesuburan dan ketahanan tanaman.
- Penambahan unsur an organik memberikan pengaruh
tingkat keasaman tanah. Pada lahan yang mengalami
penambahan pupuk dan pestisida kimia mengubah sifat
tanah menjadi lebih masam dikarenakan adanya
penggumpalan senyawa yang mengikat senyawa basa dan
menghasilkan asam.
b. Perubahan Kandungan Biota Tanah.
Perlakukan budidaya pertanian yang kurang benar misalnya
menggunakan pestisida yang berlebihan dan penggunaan
pupuk an organik yang berlebihan menjadikan Biota tanah
banyak yang mati.

2
- Berkurangnya biota tanah (mikroba, fungi, cacing, biota
lainnya) yang menggemburkan tanah, memberikan oksigen
tanah, menyerap air, dan lain-lainnya. Sehingga tanaman
tebu kurang optimal dalam pertumbuhannya karena media
tumbuhnya secara fisik kurang mendukung.
- Berkurangnya biota tanah (mikroba) sebagai pengelola
unsur hara. Unsur tanah baik dari pemberian pupuk
maupun dari alami akan lebih baik jika diolah dahulu oleh
mikroba. Kemampuan mikroba adalah mengubah unsur an
organik menjadi organik, menyeimbangkan unsur hara di
lahan, menetralkan unsur yang menjadi racun tananam, dll.
Jika mikroba pengolah tanah mempunyai jumlah
berkurang, maka penyediaan unsur hara untuk tanaman
juga kurang optimal. Pada umumnya penggunaan pupuk an
organik semakin tidak efektif dan efisien, karena tidak
terolah oleh mikroba sehingga justru lebih banyak yang
larut dalam air dan menguap serta menggumpal dalam
tanah.

c. Perubahan Sifat Fisik Tanah:


- Lahan yang dilakukan budidaya kurang baik maka sifat
fisik tanah menjadi berubah lebih mampat. Hal ini
dikarenakan terjadikan struktur tanah menggumpal
senyawa kimia dari penggunaan pupuk an organik yang
tidak tepat.
- Porositas dan kandungan oksigen berkurang karena banyak
biota yang berkurang, sehingga tidak mengeluarkan
oksigen, membentuk atau menggemburkan tanah.
Pengaruh pada tanaman dan tebu dengan adanya sifat fisik
tersebut yaitu pertumbuhan perakaran tanaman kurang optimal
sehingga suplay makanan kurang optimal pula. Banyak
kandungan unsur hara yang terikat dalam gumpalan yang sulit
diserap oleh tanaman.

3
3. Iklim
Kualitas tebu dipengaruhi oleh iklim. Walaupun tanaman yang
sama namun iklim yang berbeda, maka kualitasnyapun berbeda.
Secara umum persyaratan pertumbuhan tanaman tebu adalah
sebagai berikut: curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, Untuk
tanaman dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun,
sedangkan untuk dataran tinggi, curah hujan rata-rata 1.500-3.500
mm/tahun. Suhu udara yang cocok antara 21-32 derajat C, pH
antara 5-6. Ketinggian tempat yang paling cocok adalah 0 - 900
mdpl. Beberapa kondisi iklim yang membuat kualitas tebu
menurun adalah sebagai berikut:
a. Tanaman pada umumnya tidak menghendaki iklim yang
kering ataupun iklim yang sangat basah.
b. Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya
rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tebu sebaiknya dipilih di
tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya.
c. Curah hujan yang terus menerus mengurangi kualitas tebu.
d. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tebu berkisar
antara 21-32,30 C.
e. Khusus kelembaban yang tinggi memudahkan pertumbuhan
penyakit yang mengurangi kualitas.

B. Peran Mikroba Google “Pupuk Hayati Bio P 2000 Z”.


Peran mikroba google “Pupuk Bio P 2000 Z” diantaranya
memperbaiki tanah disesuaikan dengan keadaan secara alami.
Beberapa faktor yang merusak kondisi lahan seperti kelebihan bahan
kimia dari pupuk an organik dan pestisida seperti digambarkan di atas
sedapat mungkin dilakukan perbaikan/diuraikan secara alami. Proses
tersebut dapat dilakukan hanya dengan penggunaan jazat renik yaitu
mikroba.
Sebenarnya mikroba pelapuk/ pengurai material yang beracun
maupun tidak beracun sudah ada di alam ini namun jumlahnya
relative bervariasi. Di beberapa tempat mempunyai mikroba yang
4
menguntungkan tanaman, sedangkan di tempat lain mempunyai
kandungan relative sedikit. Dengan demikian proses pelapukan/
penguraian bahan beracun maupun tidak beracun kurang optimal.
Peranan mikroba di alam bukan hanya sebagai pengurai dan
pelapuk saja tetapi terdapat beberapa mikroba yang mempunyai
kemampuan di berbagai hal. Pupuk hayati Bio P 2000 Z berisikan
mikroba pilihan dan dilakukan proses bio kimiawi yang dibuat dari
sekumpulan bakteri yang dapat bekerja sama dengan tanaman dalam
penyerapan unsur hara yang saat ini bakteri tersebut di alam relatif
kurang. Dari awalnya 18 bakteri diproses secara bio teknologi
menghasilkan 11 bakteri. Bakteri tersebut hidup bekerja sama
(simbiosis mutualisme) dengan tanaman hidup dan mempunyai
kemampuan menyerap unsur hara dari alam (tanah dan udara) untuk
disediakan ke tanaman. Dengan kekuatan sinergi Enzim &
Mikroorganisme di seluruh tanaman berperan dalam pertumbuhan dan
produksi pada tanaman.
Disebut dengan ”mikroba google” karena kemampuannya
mikroba tersebut mencari hambatan-hambatan atau kerusakan lahan
kemudian diperbaiki secara alami sesuai dengan kebutuhan tanaman
pada umumnya. Di tanaman “mikroba google “ ini mencari sifat-sifat
atau gen-gen yang masih tidur ditanaman kemudian dibangunkan
untuk mendapatkan kemampuannya merangsang pertumbuhan
vegetatif dan generatif tanaman.
Kemampuan tersebut dimiliki oleh mikroba google karena sifat
mikroba ini mampu memproduksi semacam enzym yang disesuaikan
dengan permasalahan yang dihadapi (proses kerjanya seperti tubuh
membuat antibody).
Kemampuan mikroba Google yang ada di pupuk hayati Bio P
2000 Z diantaranya adalah:

1. Memperbaiki Kondisi Tanah.


a. Kemampuan yang mengikat kelebihan senyawa racun di
alam seperti Al+, Fe2+, Mn2+, H2S, hal ini telah dibuktikan
dengan adanya uji lokasi di daerah-daerah bukaan baru yang
5
mengandung unsur-unsur tersebut. Budidaya penanaman
dengan menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z pengaruh
racun tersebut pada tanaman menjadi relatif hilang. Setelah di
chek laboratorium dapat bukti bahwa kadar unsur tersebut yang
bersifat racun jauh berkurang atau bahkan hilang. Hak ini
terjadi karena senyawa tersebut diubah dalam bentuk senyawa
tidak beracun.
b. Keasaman (pH) tanah sebagai faktor penghambat
pertumbuhan tanaman. Budidaya di tanah masam yang
biasanya di lahan gambut dengan menggunakan pupuk hayati
Bio P 2000 Z telah terbukti tanpa menggunakan kapur atau
dolomit tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat. Setelah di
chek laboratorium pada tanah sehabis panen dapat diketahui
keasaman tanah mendekati normal.
c. Tekstur, struktur dan porositas tanah yang kurang baik
merupakan suatu penghambat pertumbuhan tanaman akibat
kejenuhan budidaya dan pengaruh penggunaan pupuk an
organik. Beberapa penelitian dilakukan di lahan di Pulau Jawa
dapat dibandingkan budidaya menggunakan pupuk hayati Bio
P 2000 Z dan dengan yang tidak menggunakan diketahui
bahwa tingkat tekstur, struktur dan porositas menjadi lebih
baik.

Hasil analisis diketahui sebagai berikut: Secara filosofi bahwa


bakteri merupakan makluk hidup yang memerlukan kondisi
lingkungan sesuai dengan faktor tumbuh yang dimilikinya. Jika
8
ada faktor-faktor lingkungan yang tidak sesuai maka bakteri
tersebut dengan sifat biotiknya berusaha mengubah kondisi
lingkungan agar nyaman untuk tumbuh kembangnya. Di pihak
lain, faktor tumbuh bakteri tersebut telah disesuaikan dengan
faktor tumbuh tanaman, dengan demikian lingkungan yang
mempunyai faktor penghambat tersebut di atas diubah oleh bakteri
sesuai faktor tumbuh bakteri secara otomatis selaras dengan faktor
tumbuh tanaman.
6
2. Mengelola Unsur Hara Di Sekitarnya Dan Disediakan Untuk
Tanaman.

Salah satu keunggulan pupuk hayati Bio P 2000 Z adalah berfungsi


sebagai pengelola unsur hara yang siap tersedia setiap saat untuk
tanaman. Beberapa proses pengelolaan mikrobia tersebut adalah
sebagai berikut:

a. Menyerap unsur hara bebas di alam baik di udara maupun di


tanah dalam proses kehidupan bakteri, hasil proses tersebut
berupa unsur hara yang siap diserap oleh tanaman. Termasuk
juga unsur racun yang semula menjadi penghambat dapat
diubah menjadi senyawa tidak beracun yang siap diserap
tanaman.
b. Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah yang pada
keadaan biasa tidak dapat diserap oleh tanaman, namun dengan
bantuan mikrobia di dalam pupuk hayati Bio P 2000 Z maka
unsur tersebut terlepas kemudian diikat oleh mikrobia dan
selanjutnya disediakan untuk diserap tanaman.
c. Mengubah unsur an organik menjadi unsur hara organik
merupakan proses makhluk hidup termasuk bakteri. Unsur an
organik baik dari alami maupun pemupukan dicerna dan diikat
oleh bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z dalam
proses kehidupannya. Selanjutnya unsur tersebut akan dilepas
sesuai dengan daya serap tanaman.

Berdasarkan proses tersebut maka pupuk selalu tersedia bagi


tanaman, pemberian pupuk lebih efektif dan efisien karena terikat
oleh bakteri sehingga tidak menguap atau terbawa oleh air, unsur
hara tanaman disediakan dalam bentuk unsur organik dan mudah
terserap tanaman.

7
3. Memproduksi dan Merangsang Bio Aktif seperti Enzim,
Senyawa Organik dan Energi Kinetik.

Mikroba Google memproduksi dan merangsang bio aktif


enzym, senyawa organik dan energi kinetik yang memacu
metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman.
Terdapat 2 sumber bio aktif pada proses pemupukan ini, yaitu: (a)
berasal dari pupuk itu sendiri dan (b) hasil kerja bakteri merangsang
bio aktif tanaman:
a. Bio aktif yang berasal dari pupuk itu sendiri, sewaktu
memproduksi pupuk hayati Bio P 2000 Z disertakan juga
beberapa hormon yang langsung diserap tanaman dan enzim dan
hormon tersebut merangsang pertumbuhan tanaman.
b. Bio aktif yang dirangsang oleh bakteri yang terdiri hormon
auxin dan hormon pertumbuhan lainnya yang membuat
pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi cepat dan besar.
c. Merangsang hormon florigen merupakan hormon yang
dirangsang oleh mikriobia dari pupuk hayati Bio P 2000 Z.
Hormon ini berfungsi merangsang pembungaan, sehingga
tanaman dapat berbunga dan berbuah lebih lebat.
Berdasarkan fungsi tersebut di atas maka pupuk hayati Bio P 2000 Z
merangsang pertumbuhan tanaman lebih subur, dan hasil bunga dan
buah lebih lebat dengan pengisian biji yang penuh.

4. Meningkatkan Ketahanan Internal dan Eksternal Terhadap Hama


dan Penyakit.

Ketahanan internal diperoleh karena pupuk hayati Bio P 2000 Z


dilengkapi dengan unsur hara mikro yang dapat digunakan tanaman.
Disamping itu, pertumbuhan yang cepat oleh pengaruh pupuk
tersebut, memberikan kemampuan tanaman dari kerusakan hama.

8
C. Cara Penggunaan Pupuk Hayati Bio P 2000 Z

CARA FERMENTASI.
 Siapkan bahan-bahan (Bio P 2000 Z, Urea, dan gula tebu dan bahan organik
cair).
 Siapkan alat ember untuk 25 liter, dirijen untuk 25 liter.
 Tuangkan gula 1 kg , urea 1 kg di dalam air 20 liter di ember kemudia
diaduk hingga larut.
 Tuangkan larutan di atas dalam dirijen kapasitas 25 liter dan tuangkan pupuk hayati
Bio P 2000 Z liter (kocok dahulu sebelum dituangkan).
 Tutup dirijen dan diamkan di tempat teduh dan tunggu hingga 48 jam (terkadang
perlu dibuka tutupnya).
 Fermentasi yang berhasil larutan berbau wangi seperti tape dan berwarna keruh.
 Setiap 1 liter fermentasi dicampurkan 6 hingga 7 liter air. Jadi 1 tanki seprot 1 liter
maka diperlukan 2 liter fermentasi dan 13 liter air bersih.
 Semprotkan pada tanaman baik di daun, batang dan tanah sekitar tanaman.
 Dapat dicampur dengan pestisida, PPC atau hormon pengatur tumbuh.
 Jangan dicampurkan dengan fungisida atau bakterisida.
 Larutan yang sudah difermentasi hanya dapat digunakan paling lama 4 hari setelah
larutan menjadi fermentasi.

9
II. DENGAN SUPERJET

Pencampur suplemen (super jet) yang berfungsi sebagai pencampur dan makanan
bakteri sebagai sarana fermentasi di alam bebas.
 Siapkan bahan pupuk hayati/ organik Bio P 2000 Z, super jet (suplemen), kocok
sebelum digunakan.
 Campurkan dengan perbandingan 1 liter pupuk hayati Bio P 2000 Z : 1liter
super jet dan 180 liter hingga 200 liter air.
 Larutan siap digunakan dengan disemprotkan.
 Cara penyemprotan dan beberapa persyaratan lainnya sama seperti cara hasil
fermentasi.

D. Teknologi Budidaya Tebu Menggunakan Mikroba


Google pupuk Bio P 2000 Z.

Umur Kegiatan Keterangan

-30 - Pengolahan dan - Pengolahan tanah disesuaikan dengan teknik /


Penggemburan tanah cara yang dinilai paling baik, sesuai dengan
rekomendasi yang ada.
- Pada umumnya: pembuatan guludan, pembuatan
got keliling, got mujur, got malang.
- Tujuan pembuatan got diantara-nya untuk
drainase, dan perbaiki tekstur, struktur dan

10
biologis tanah.
-20 - Pembuatan lubang - Pembuatan lobang penanaman sesuai dengan
tanam dan Pemupukan teknik yang ada.
Awal + Aplikasi I Bio P - Disarankan diberikan kompos atau serat hasil
2000 Z gilingan yang difermentasi dengan Bio P 2000 Z.
- Jika menggunaan pupuk an organik dapat
digunakan 85 % dari rekomendasi + Bio P 2000 Z
1 liter /ha.
- Akan lebih baik diberikan pupuk kandang/ kompos
secukupnya.

-4 Aplikasi II Bio P 2000 Dosis 1 l/ha (konsentrasikan di daerah lubang


Z untuk tanah tanam di atas bantalan bagas dengan tambahan
pupuk organik cair pelengkapnya)

0 Penanaman - Juringan diberi tanah yang gembur sebagai


media tanam.
- Bibit adalah bibit stek yang terdiri dari 2 jenis
yaitu: bibit rayungan (bibit yang mata tunasnya telah
tumbuh) dan bibit bagal (bibit yang mata tunasnya
belum tumbuh) dengan teknik sesuai dengan
anjuran.

5 - 7 Penyulaman I Ciri - ciri bibit mati yaitu apabila sepanjang 50 cm


(Untuk bibit Rayungan) juringan, tidak ada bibit yang tumbuh.

7 Pemupukan I - Pemupukan tergantung dari jenis jenis bibit


(bangal atau rayungan) dosis penggunaan pupuk an
organik adalah 70 % N, P maupun K dari
rekomendasi.

20 Penyiangan I Pembersihan dari gulma

21 Aplikasi III Bio P utk (Pada Ratoon tinggal memperbaiki


tanaman + PPHT. bedengan/penggemburan dan pemupukan serta
penyemprotan calon-calon tunas ratoon) Waspada
11
pada serangan hama penggerek pucuk, penggerek
batang,penyakit fusarium Pokkahbung

1 bln Penyulaman I Ciri - ciri bibit mati yaitu apabila sepanjang 50 cm


(Untuk bibit bagal) juringan, tidak ada bibit yang tumbuh.
Penimbunan I Penurunan tanah, apabila telah tumbuh 40 - 50
mata tunas

37 Penyulaman II Apabila dalam 1 juringan belum tumbuh 90 tunas

(Untuk bibit Rayungan)

38 Pemupukan II Pemakaian pupuk An Organik N = 60 %, P = 70 %


(Untuk bibit Rayungan) dan K = 70 % dari rekomendasi.

42 Penyiangan II Pembersihan dari gulma

45 Pemupukan II Pemakaian pupuk An Organik N = 60 %, P = 70 %


(Untuk bibit bagal) dan K = 70 % dari rekomendasi.
45 Aplikasi IV Bio P dan Penyemprotan Bio P 2000 Z di daerah perakaran
PPHT dan pucuk tumbuh tanaman. Waspada pada
serangan hama penggerek pucuk, penggerek
batang,penyakit fusarium Pokkahbung

2 bln Penyulaman II Apabila dalam 1 juringan belum tumbuh 90 tunas


(Untuk bibit bagal)

2-2,5 Pembumbunan II Penurunan tanah, apabila telah tumbuh 115 - 135


bln mata tunas

2,5 Penyiangan III Pembersihan dari gulma


bln

12
2,5 Aplikasi V Bio P dan Waspada pada serangan hama penggerek pucuk,
bln PPHT penggerek batang,penyakit fusarium Pokkahbung

3-3,5 Pembumbunan III Penurunan tanah, apabila telah tumbuh 140 tunas
bln per juring

93 Penyiangan IV Pembersihan dari gulma


hari

4 bln Aplikasi VI Bio P dan Penyemprotan Bio P 2000 Z untuk daerah batang
PPHT perakaran; Waspada pada serangan hama
penggerek pucuk, penggerek batang,penyakit
fusarium Pokkahbung
Penyiangan V Pembersihan dari gulma + pengelupasan daun kring

4-5 Pembumbunan IV Penurunan tanah, apabila telah ada 4-5 ruas batang
bln di atas tanah

7 bln Penyiangan VI Pembersihan dari gulma + pengelupasan daun kring

11 bln Penyiangan VII Pembersihan dari gulma + pengelupasan daun kring

12-13 Panen
bln

Penjelasan:
1. Penyiapan lahan.
Penyiapan lahan di atas hanya salah satu model. Sedangkan masih
banyak model penyiapan lahan tanaman tebu. Pada intinya bahwa
pada penyiapan lahan diusahakan untuk:
Menggemburkan tanah, mengatur drainase air di lahan, pengaturan
jarak tanam, dan pengaturan arah tanam, dan mengurangi zat racun
dan biotic pathogen tanah.
13
2. Pemupukan awal. 20 hari sebelum tanam.
Teknik penyiapan dengan membalik tanah, berdampak
menguapnya unsure hara baik N, P dan K terutama pada lahan
yang kandungan mikrobanya relative sedikit. Untuk menyiapkan
makanan tanaman maka diperlukan pemupukan awal. Pemupukan
awal menggunakan 85 % dari rekomendasi.
3. Penanaman bibit.
Sesuai dengan teknik penanaman yang telah ada.
4. Penyiangan.
Sesuai dengan rekomendasi sistem penyiangan yang ada. Dalam
hal ini penyiangan di lakukan sebelum pemupukan menggunakan
Bio P 2000 Z.
5. Pemupukan an organik.
Pemupukan an organik dilakukan semakin lama semakin sedikit.
Pada awalnya adalah 85 % pemupukan kedua 70 % dan pada ke
tiga 65 % dari rekomendasi.
Pemupukan ini digunaan sebagai bahan untuk memberikan
makanan yang akan dioleh mikroba google.
6. Pemupukan Bio P 2000 Z.
Pupuk hayati Bio P 2000 Z adalah mikroba yang dipilih mampu
bekerja sebagai bioreaktor yang berfungsi sebagai pengumpul,
penyusun unusur hara alam sekitarnya yang hasilnya disediakan
pada tanaman. Penggunaan pada tanaman tebu dibekerja sama
dengan tanaman. Penggunaan pupuk hayati Bio P 2000 Z
optimalnya diberikan dengan dosis 6 liter per hektar yang
dilakukan 6 kali yaitu sebagai berikut:
a. 20 hari sebelum tanam dengan dosis 1 liter / ha. Semprotkan
larutan Bio P 2000 Z pada lahan galian Tujuan: memberikan
inokulasi awal mikroba google sebagai pengelola unsur hara
lahan.
b. 4 hari sebelum tanam dosis 1 liter / ha.
Semprotkan larutan Bio P 2000 Z pada lahan di sekitar galian
calon tanaman.

14
Tujuan: menguatkan kandungan mikroba yang mendukung
mikroba awal untuk penyiapan unsur hara tanaman.
c. 21 hari sesudah tanam dosis 1 liter / ha.
Semprotkan pada daun tanaman dan lahan sekitar tanaman.
Tujuan: memberikan inokulasi pada tanaman agar mikorba di
tanaman dapat menyerap unsur hara dari udara.
d. 45 hari sesudah tanam dosis 1 liter / ha.
Semprotkan pada daun, memberikan inokulasi pada daun baru
dan merangsang pertumbuhan tanaman, serta menyiapkan
unsur hara dari udara dan tanah
e. 75 hari sesudah tanam dosis 1 liter / ha.
Sesuai dengan perkembangan tanaman yang mulai pesat maka
diperlukan kandungan mikroba agar mampu menyeimbangkan
kebutuhan unsur hara yang diserap dan unur hara yang
disediakan oleh mikroba.

f. 120 hari sesudah tanam dosis 1 liter /ha


Sesuai dengan perkembangan tanaman yang mulai pesat maka
diperlukan kandungan mikroba agar mampu menyeimbangkan
kebutuhan unsur hara yang diserap dan unur hara yang
disediakan oleh mikroba.

7. Pembumbunan.
Pembubunan disesuaikan teknik budidaya yang ada.
8. Penyiangan / kletek tanaman.
Penyiangan / kletek disesuaikan teknik budidaya yang ada.

15

You might also like