Professional Documents
Culture Documents
(Sacharum officinarum)
Menggunakan
1
) Manajer Pemasaran dan Teknologi Budidaya PT. Alam Lestari Maju Indonesia.
Kontak HP. 081210464648.
1
2. Kondisi Lahan.
Tanaman tebu lebih luas dan tidak memerlukan tanah yang
khas seperti halnya . Pada akhir-akhir ini kualitas tebu dari
beberapa daerah tersebut mulai merosot. Kemerosotan ini
dimungkinkan besar karena kandungan tanah dan unsur hara
tanaman yang mulai berubah dengan adanya penambahan sarana
produksi berupa bahan an organik seperti pupuk maupun pestisida
yang tidak diiringi dengan pengolah nutrisi yaitu mikroba.
Akibatnya terjadi perubahan kondisi lahan secara kimia, fisik,
biologi tanah.
2
- Berkurangnya biota tanah (mikroba, fungi, cacing, biota
lainnya) yang menggemburkan tanah, memberikan oksigen
tanah, menyerap air, dan lain-lainnya. Sehingga tanaman
tebu kurang optimal dalam pertumbuhannya karena media
tumbuhnya secara fisik kurang mendukung.
- Berkurangnya biota tanah (mikroba) sebagai pengelola
unsur hara. Unsur tanah baik dari pemberian pupuk
maupun dari alami akan lebih baik jika diolah dahulu oleh
mikroba. Kemampuan mikroba adalah mengubah unsur an
organik menjadi organik, menyeimbangkan unsur hara di
lahan, menetralkan unsur yang menjadi racun tananam, dll.
Jika mikroba pengolah tanah mempunyai jumlah
berkurang, maka penyediaan unsur hara untuk tanaman
juga kurang optimal. Pada umumnya penggunaan pupuk an
organik semakin tidak efektif dan efisien, karena tidak
terolah oleh mikroba sehingga justru lebih banyak yang
larut dalam air dan menguap serta menggumpal dalam
tanah.
3
3. Iklim
Kualitas tebu dipengaruhi oleh iklim. Walaupun tanaman yang
sama namun iklim yang berbeda, maka kualitasnyapun berbeda.
Secara umum persyaratan pertumbuhan tanaman tebu adalah
sebagai berikut: curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, Untuk
tanaman dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun,
sedangkan untuk dataran tinggi, curah hujan rata-rata 1.500-3.500
mm/tahun. Suhu udara yang cocok antara 21-32 derajat C, pH
antara 5-6. Ketinggian tempat yang paling cocok adalah 0 - 900
mdpl. Beberapa kondisi iklim yang membuat kualitas tebu
menurun adalah sebagai berikut:
a. Tanaman pada umumnya tidak menghendaki iklim yang
kering ataupun iklim yang sangat basah.
b. Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya
rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tebu sebaiknya dipilih di
tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya.
c. Curah hujan yang terus menerus mengurangi kualitas tebu.
d. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tebu berkisar
antara 21-32,30 C.
e. Khusus kelembaban yang tinggi memudahkan pertumbuhan
penyakit yang mengurangi kualitas.
7
3. Memproduksi dan Merangsang Bio Aktif seperti Enzim,
Senyawa Organik dan Energi Kinetik.
8
C. Cara Penggunaan Pupuk Hayati Bio P 2000 Z
CARA FERMENTASI.
Siapkan bahan-bahan (Bio P 2000 Z, Urea, dan gula tebu dan bahan organik
cair).
Siapkan alat ember untuk 25 liter, dirijen untuk 25 liter.
Tuangkan gula 1 kg , urea 1 kg di dalam air 20 liter di ember kemudia
diaduk hingga larut.
Tuangkan larutan di atas dalam dirijen kapasitas 25 liter dan tuangkan pupuk hayati
Bio P 2000 Z liter (kocok dahulu sebelum dituangkan).
Tutup dirijen dan diamkan di tempat teduh dan tunggu hingga 48 jam (terkadang
perlu dibuka tutupnya).
Fermentasi yang berhasil larutan berbau wangi seperti tape dan berwarna keruh.
Setiap 1 liter fermentasi dicampurkan 6 hingga 7 liter air. Jadi 1 tanki seprot 1 liter
maka diperlukan 2 liter fermentasi dan 13 liter air bersih.
Semprotkan pada tanaman baik di daun, batang dan tanah sekitar tanaman.
Dapat dicampur dengan pestisida, PPC atau hormon pengatur tumbuh.
Jangan dicampurkan dengan fungisida atau bakterisida.
Larutan yang sudah difermentasi hanya dapat digunakan paling lama 4 hari setelah
larutan menjadi fermentasi.
9
II. DENGAN SUPERJET
Pencampur suplemen (super jet) yang berfungsi sebagai pencampur dan makanan
bakteri sebagai sarana fermentasi di alam bebas.
Siapkan bahan pupuk hayati/ organik Bio P 2000 Z, super jet (suplemen), kocok
sebelum digunakan.
Campurkan dengan perbandingan 1 liter pupuk hayati Bio P 2000 Z : 1liter
super jet dan 180 liter hingga 200 liter air.
Larutan siap digunakan dengan disemprotkan.
Cara penyemprotan dan beberapa persyaratan lainnya sama seperti cara hasil
fermentasi.
10
biologis tanah.
-20 - Pembuatan lubang - Pembuatan lobang penanaman sesuai dengan
tanam dan Pemupukan teknik yang ada.
Awal + Aplikasi I Bio P - Disarankan diberikan kompos atau serat hasil
2000 Z gilingan yang difermentasi dengan Bio P 2000 Z.
- Jika menggunaan pupuk an organik dapat
digunakan 85 % dari rekomendasi + Bio P 2000 Z
1 liter /ha.
- Akan lebih baik diberikan pupuk kandang/ kompos
secukupnya.
12
2,5 Aplikasi V Bio P dan Waspada pada serangan hama penggerek pucuk,
bln PPHT penggerek batang,penyakit fusarium Pokkahbung
3-3,5 Pembumbunan III Penurunan tanah, apabila telah tumbuh 140 tunas
bln per juring
4 bln Aplikasi VI Bio P dan Penyemprotan Bio P 2000 Z untuk daerah batang
PPHT perakaran; Waspada pada serangan hama
penggerek pucuk, penggerek batang,penyakit
fusarium Pokkahbung
Penyiangan V Pembersihan dari gulma + pengelupasan daun kring
4-5 Pembumbunan IV Penurunan tanah, apabila telah ada 4-5 ruas batang
bln di atas tanah
12-13 Panen
bln
Penjelasan:
1. Penyiapan lahan.
Penyiapan lahan di atas hanya salah satu model. Sedangkan masih
banyak model penyiapan lahan tanaman tebu. Pada intinya bahwa
pada penyiapan lahan diusahakan untuk:
Menggemburkan tanah, mengatur drainase air di lahan, pengaturan
jarak tanam, dan pengaturan arah tanam, dan mengurangi zat racun
dan biotic pathogen tanah.
13
2. Pemupukan awal. 20 hari sebelum tanam.
Teknik penyiapan dengan membalik tanah, berdampak
menguapnya unsure hara baik N, P dan K terutama pada lahan
yang kandungan mikrobanya relative sedikit. Untuk menyiapkan
makanan tanaman maka diperlukan pemupukan awal. Pemupukan
awal menggunakan 85 % dari rekomendasi.
3. Penanaman bibit.
Sesuai dengan teknik penanaman yang telah ada.
4. Penyiangan.
Sesuai dengan rekomendasi sistem penyiangan yang ada. Dalam
hal ini penyiangan di lakukan sebelum pemupukan menggunakan
Bio P 2000 Z.
5. Pemupukan an organik.
Pemupukan an organik dilakukan semakin lama semakin sedikit.
Pada awalnya adalah 85 % pemupukan kedua 70 % dan pada ke
tiga 65 % dari rekomendasi.
Pemupukan ini digunaan sebagai bahan untuk memberikan
makanan yang akan dioleh mikroba google.
6. Pemupukan Bio P 2000 Z.
Pupuk hayati Bio P 2000 Z adalah mikroba yang dipilih mampu
bekerja sebagai bioreaktor yang berfungsi sebagai pengumpul,
penyusun unusur hara alam sekitarnya yang hasilnya disediakan
pada tanaman. Penggunaan pada tanaman tebu dibekerja sama
dengan tanaman. Penggunaan pupuk hayati Bio P 2000 Z
optimalnya diberikan dengan dosis 6 liter per hektar yang
dilakukan 6 kali yaitu sebagai berikut:
a. 20 hari sebelum tanam dengan dosis 1 liter / ha. Semprotkan
larutan Bio P 2000 Z pada lahan galian Tujuan: memberikan
inokulasi awal mikroba google sebagai pengelola unsur hara
lahan.
b. 4 hari sebelum tanam dosis 1 liter / ha.
Semprotkan larutan Bio P 2000 Z pada lahan di sekitar galian
calon tanaman.
14
Tujuan: menguatkan kandungan mikroba yang mendukung
mikroba awal untuk penyiapan unsur hara tanaman.
c. 21 hari sesudah tanam dosis 1 liter / ha.
Semprotkan pada daun tanaman dan lahan sekitar tanaman.
Tujuan: memberikan inokulasi pada tanaman agar mikorba di
tanaman dapat menyerap unsur hara dari udara.
d. 45 hari sesudah tanam dosis 1 liter / ha.
Semprotkan pada daun, memberikan inokulasi pada daun baru
dan merangsang pertumbuhan tanaman, serta menyiapkan
unsur hara dari udara dan tanah
e. 75 hari sesudah tanam dosis 1 liter / ha.
Sesuai dengan perkembangan tanaman yang mulai pesat maka
diperlukan kandungan mikroba agar mampu menyeimbangkan
kebutuhan unsur hara yang diserap dan unur hara yang
disediakan oleh mikroba.
7. Pembumbunan.
Pembubunan disesuaikan teknik budidaya yang ada.
8. Penyiangan / kletek tanaman.
Penyiangan / kletek disesuaikan teknik budidaya yang ada.
15