You are on page 1of 18

REFERAT

Terapi Emotional Freedom Tecnique (EFT)


pada Penderita Gangguan Fobia

Disusun oleh:
Nur Ilhaini Sucipto, S.Ked 052011101047
Satrio Pratomo, S.Ked 052011101053
Ririn Rakhmawati., S.Ked 062011101040

Dokter Pembimbing:
dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ

Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya


Lab/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa FK UNEJ - RSD dari.Soebandi Jember

SMF. PSIKIATRI
RSUD. DR. SOEBANDI JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011

1
BAB I. PENDAHULUAN

Fobia merupakan rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang
tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahui bahwa hal itu irasional.
Fobia timbul disertai dengan emosi yang merupakan manifestasi afek keluar dan disertai oleh
banyak faktor fisiologik, emosi tersebut berfungsi seperti organ perasaan internal yang dapat
membantu mengidentifikasi situasi “baik” atau “buruk” sehingga seseorang dapat mengambil
tindakan yang sesuai. Emosi kebahagiaan dan cinta yang menyenangkan dan membantu
seseorang menghilangkan stres. Kemarahan membantu seseorang mengidentifikasi situasi
yang berada diluar definisi “benar”. Takut mengidentifikasi situasi fisik atau emosional yang
mungkin berbahaya dan menstimulasi tindakan perlawanan atau lari.
Namun, emosi yang ditahan jauh melampaui apa yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan cepat atau pencegahan, dapat menjadi sangat kuat jika mereka mengganggu atau
mempersingkat medan energi tubuh. Akibatnya emosi tersebut akan disimpan dalam tubuh.
Ketika hal tersebut terjadi, pikiran, emosi dan tindakan seseorang akan menjadi “terwarnai”
oleh emosi yang tersimpan tersebut. Berbagai contoh emosi yang mungkin tertanam:
 Seorang pria yang dibesarkan oleh ibu yang suka mengkritik, mungkin akan marah
dengan istrinya setiap kali ia memberikan saran.
 Seorang wanita yang ditertawakan oleh ayahnya, menemukan pasangan yang juga sering
mentertawakannya, di lingkungan kerjanya dia juga mendapatkan gaji yang lebih rendah
dibandingkan ditempat lain dengan pekerjaan yang sama.
 Seorang pria yang diberi tugas-tugas sebagai hukuman akan selalu merasa bersalah pada
setiap pekerjaan yang dia lakukan ditempat kerjanya. Hal ini mungkin diekspresikan
sebagai agitasi yang ditekan dengan cara minum kopi, makan makanan ringan, merokok
atau koktail setiap selesai kerja.
 Seorang wanita muda yang menarik mendapat pelecehan seksual oleh tetangganya, dia
berusaha membuat dirinya menjadi tidak menarik, namun gagal, lalu menjadi depresi.
Orang-orang tersebut telah membuat pilihan yang “berwarna” dengan emosi yang
mendasari. Jika mereka dapat terbebas dari emosi tersebut, maka kehidupan yang mereka
jalani akan lebih baik. Misalnya, bukan berarti seorang wanita yang sering ditertawakan oleh
ayahnya, secara permanen melepaskan rasa malunya, dia menceraikan suaminya dan
mendapatkan pekerjaan baru, akan tetapi ia membuat pilihan yang tidak lagi meniru perasaan
diasosiasi dengan ejekan masa kecilnya (Engelmann, 2007).

2
Stres yang memicu fobia sesungguhnya adalah takut malu, takut sakit dan takut mati.
Jika rasa takut yang mendasari di temukan dan dimasukkan ke dalam terapi EFT, maka fobia
akan membaik. EFT adalah metode yang menguraikan hubungan singkat emosional, bekerja
melalui proses mental yang memiliki fokus terhadap emosi sambil menekan dengan jari-jari
pada titik-titik tertentu pada tubuh (Engelmann, 2007).
Asal-usul EFT lebih dari 5000 tahun lalu, di Cina, biara Shaolin dan Taoist,
menjelaskan energi dan titik meridian pertama kali diperkenalkan. Pengembangan EFT juga
merupakan rangkain sukses Dr George Goodheart, founder Applied Kinesiology dan Dr
Roger Callahan, founder TFT (Thought Field Therapy).
Pada awal tahun 90 salah satu siswa Dr Callahan, Gary Craig, menyederhanakan
algoritma TFT dan prosesnya dibuat secara universal agar bisa diterapkan untuk semua
permasalahan mental, emosional dan fisik. Gary Craig adalah Stanford Engineer, Master NLP
Practitioner dan pakar Personal Development.
TFT diterapkan oleh praktisi terlatih dan menggunakan urutan titik meridian
kompleks. Sedangkan Gary Craig, EFT protokol anda hanya mengetukan seluruh titik
meridian untuk setiap masalah, sehingga anda selalu menggunakan titik yang tepat.
Keduanya, yaitu EFT dan TFT adalah benar-benar efektif--perbedaannya EFT lebih mudah
untuk dipelajari, dapat digunakan oleh semua orang dan dengan protokol yang sama
digunakan untuk semua masalah.

3
BAB II. EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (EFT)

2.1 Pengertian Emotional Freedom Technique (EFT)


Emotional Freedom Technique (EFT) adalah sebuah terapi psikologi praktis yang
dapat menangani banyak penyakit, baik itu penyakit fisik dan penyakit psikologis (masalah
pikiran dan perasaan). Hal ini berdasar pada revolusi yang berkembang dalam keyakinan
psikologi konvensional. Hal ini menjelaskan bahwa “segala emosi negatif yang muncul dapat
merusak energi sistem dalam tubuh”.
Dengan hasil yang mengejutkan (50-90% tergantung dari pengalaman), EFT
menghilangkan gejala-gejala penyakit yang timbul secara rutin. EFT dilakukan dengan
mengetukkan dua ujung jari pada beberapa lokasi di tubuh. Ketukan-ketukan tersebut
bertujuan untuk menyeimbangkan energi meridian dalam tubuh ketika terjadi gejala-gejala
kemunduran fisik dan emosional yang mengganggu Memori secara aktual tetap sama, namun
gejala penyakit hilang. Pada umumnya hal ini akan bertahan lama. Kesadaran biasanya
merubah perilaku sehat sebagai konsekuensi dari penyembuhan

Gambar 1. Proses Terjadinya Emosi.

2.2 Mekanisme Kerja EFT


EFT adalah terapi meridian energi, seperti halnya akupuntur, hal ini bekeja langsung
pada sistem meridian di tubuh. Namun seperti halnya menggunakan jarum, anda
menstimulasi titik meridian utama dengan mengetuknya dengan ringan. Analoginya,
bayangkan meridian seperti sungai. Permasalahan dalam emosi atau fisik sama halnya dengan
menghambat jalannya sungai.
EFT adalah tehnik penyembuhan tubuh dan pikiran yang mengkombinasikan efek
fisik dari perawatan meridian dengan efek mental dalam memfokuskan pada sakit atau

4
permasalahan pada waktu yang sama Ketukan pada titik meridian mengirimkan energi kinetis
kepada energi sistem dan membebaskan hambatan yang menutupi aliran energi

Gambar 2. Mekanisme EFT Mengatasi Emosi Negatif

2.3 Manfaat EFT


EFT ditemukan untuk lebih mengefektifkan proses penyembuhan pada beberapa
penyakit seperti:
 Kecanduan(makanan, rokok, alkohol, obat-obatan)
 Allergi
 Kegelisahan dan rasa panik
 Mudah Marah
 Tekanan & gangguan pikiran
 Depresi dan sedih
 Merubah citra diri
 Takut dan pobia
 Kehilangan dan kesedihan
 Rasa Bersalah
 Insomnia
 Ingatan buruk
 Rasa Sakit dan nyeri
 Penyembuhan fisik
 Meningkatkan kinerja (olah raga, berbicara di depan umum)
 Trauma
 Pelecehan seksual
 Menghilangkan rasa nyeri seperti migrain, radang sendi, dll

5
2.4 Kelebihan EFT dibandingkan tekhnik terapi lainnya
Kelebihan EFT dibandingkan teknik terapi lainnya adalah :
• Menyembuhkan dengan sangat cepat dalam hitungan menit atau jam dengan EFT.
• Sering kali EFT hanya membutuhkan satu atau dua sesi saja untuk mendapatkan
kesembuhan, dan kadang-kadang terjadi dengan seketika.
• Begitu emosi negatif sudah dapat dihilangkan dengan EFT, maka masalah-masalah fisik
mulai hilang dengan sendirinya. Menurut pengalaman para pengguna EFT, sakit migraine
puluhan tahun, sakit punggung, kanker dan gejala-gejalanya, komplikasi ginjal, lever, dan
maag bisa membaik kurang dari dua minggu.
• Walaupun EFT tidak bekerja 100%. Tetapi biasanya bekerja baik dan hasilnya kadang-
kadang spektakuler.
• EFT sangat lembut dan sering mencapai penyembuhan dengan sedikit atau tidak ada rasa
sakit sama sekali.
• Tidak memerlukan alat bantu peraga, jarum, obat-obatan, herbal.
• Didukung oleh sejumlah penelitian ilmiah
• Digunakan oleh lebih dari 100.000 praktisi di seluruh dunia
• EFT sangat sederhana dan mudah dipelajari, bahkan anak-anak pun bisa melakukan
teknik EFT sendiri.
• Teknik penyembuhan konvensional hanya mengatasi hambatan fisik. Tapi EFT dapat
mengatasi baik hambatan-hambatan fisik dan emosional.
• EFT dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
• EFT bersifat kompatibel dan tidak bertentangan dengan penyembuhan medis. Tetapi EFT
dapat membantu percepatan proses penyembuhan medis.
• Dapat digunakan untuk menterapi diri sendiri dan orang lain termasuk anak-anak.

2.5 Psychological Reversal (PR)


Pemahaman yang penting dalam konsep EFT adalah konsep Psychological Reversal,
atau disingkat PR. PR disebabkan ketakutan atau trauma dan menghambat segala bentuk
pengobatan baik secara allopathic (pengobatan modern medicine) dan holistic (pengobatan
secara menyeluruh; pikiran, jiwa dan badan). PR dikarakterisktikan sebagai pembalikan
aliran energi melalui meridian yang dapat dianalogikan sebagai “baterai yang dipasang
terbalik”. PR dihasilkan atas emosi negatif yang berdampak pada perilaku seseorang dalam
satu permasalahan atau lebih. PR biasanya ditemukan pada kondisi kronis, depresi dan

6
kecanduan. Alasan dari keadaan ini dikarenakan adanya kejadian di masa lalu, keputusan,
keyakinan, stres, energi yang berlawanan atau energi negatif.
Beberapa keyakinan yang menyebabkan PR adalah ingin dihargai, keamanan,
motivasi, dan keinginan besar untuk melepaskan masalah. PR dapat disembuhkan dengan
EFT dengan mengusapkan telapak tangan pada “sore point’ atau ketukan pada titik di tangan
(karate chop point).

2.6 Prosedur EFT


Cara yang digunakan sangatlah mudah, sama prosedurnya dengan prosedur dalam
melakukan perawatan untuk gangguan emosi atau fisik. Setelah belajar, setiap putaran hanya
dilakukan dalam satu atau dua menit. Prosedur yang harus dilakukan terdiri dari:
1. Set Up (persiapan)
2. Sequence (putaran)
3. Nine’th Gamut Procedure (sembilan prosedur gamut)
4. Putaran (lagi), lakukan dua putaran
5. Tarik nafas dan keluarkan secara pelan-pelan, lalu minum air putih secukupnya

2.6.1 Contoh pelaksanaan EFT:


1. Set Up:
Tahapan ini dalam EFT sangat berguna. Pada tahapan ini pasien diharuskan mengetuk
dengan ringan (tapping) Karate Chop Point (Gambar 5.) atau mengusap dengan telapak
tangan pada “sore point” (Gambar 3.) sambil mengucapkan permasalahannya sebanyak 3
kali.

Gambar 3. Sore point untuk setup.

7
Pada tahap ini, diusahakan masalah pasien dijelaskan sejelas mungkin, seperti contoh
berikut:
“walaupun saya (pasien menjelaskan masalahnya), saya pasrah dan ikhlas kepada-Mu*
Contoh dengan menggunakan masalah adalah sebagai berikut:
 “walaupun saya menderita sakit punggung, saya pasrah dan ikhlas kepada-Mu*
 “walaupun saya suka marah pada saat bekerja, saya pasrah dan ikhlas kepada-Mu*
 “walaupun rahang saya sakit, saya pasrah dan ikhlas kepada-Mu*
 “walaupun saya takut ketinggian, saya pasrah dan ikhlas kepada- Mu*
*Mu … sebutkan Allah SWT bagi yang beragama Islam, atau menurut kepercayaan masing-
masing
2. Putaran:
Sementara pasien fokus pada permasalahannya dalam pikiran, pasien melakukan
ketukan 7 atau 8 kali pada titik meridian (Gambar 4.).

Gambar 4. Titik meridian.


Untuk mengingatkan permasalahannya, pasien menyebutkan permasalahan tersebut
secara singkat pada saat melakukan ketukan sebagai kalimat pengingat. Kalimat pengingat
diatas dapat berupa:
 “sakit punggung ini”
 “rasa cepat marah di tempat kerja”
 “sakit pada rahang ini”
 “rasa takut pada ketinggian ini”

8
3. Sembilan Prosedur Gamut:
Titik gamut ada di punggung tangan, tepat diantara jari kelingking dan jari manis.
Sementara pasien melakukan ketukan pada titik ini, pasien melakukan beberapa gerakan,
untuk menyeimbangkan saraf otak agar dapat membantu menyelesaikan permasalahan.

Gambar 5. Gamut point.


Gamut prosedur dilakukan sesudah sesi ketukan. Langkah Prosedur gamut sembilan
gerakan itu antara lain:
1. Menutup Mata
2. Membuka Mata
3. Mata digerakkan dgn kuat kekanan bawah
4. Mata digerakkan dengan kuat kekiri bawah
5. Memutar bola mata searah jarum jam
6. Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam
7. Bersenandung dengan berirama selama tiga detik
8. Menghitung 1, 2, 3, 4, 5
9. Bersenandungl agi selama tiga detik

4. Putaran (lagi):
Putaran ini dilakukan sama persis seperti sebelumnya. Hal ini disebut satu siklus
pada resep EFT. Putaran lanjutan (sesuai kebutuhan). Dalam beberapa kasus, pasien dapat
menghilangkan masalahnya dalam satu siklus. Namun apabila masih berlanjut, maka lakukan
lagi siklus tersebut dengan melakukan penyesuaian pada kalimat anda seperti:“walaupun saya
masih memiliki (masukan permasalahan anda), saya pasrah dan ikhlas pada-Mu. Sebagai
contoh, walaupun saya masih takut pada ketinggian, saya pasrah dan ikhlas pada-Mu. Dan
ubah pada kalimat pengingat seperti contoh:“masih (masukan masalah pasien) ”. Sebagai
contoh, masih takut pada ketinggian.

9
2.6.2 Memetakan Permasalahan Pasien
Pada awal sesi EFT, pasien diminta menentukan skala dari permasalahan yang
diderita, mulai dari 1 -10. permasalahan yang serius berada diskala 8-9, sementara yang agak
ringan pada angka 3. (hal ini disebut juga Subjective Units of Distress atau SUDS). Setelah
pasien melakukan ketukan satu siklus, minta pasien menentukan skala lagi terhadap
permasalahannya. Apakah sudah berkurang?
Hal tersebut bertujuan menurunkan skala sampai level 1 atau 0 yang menandakan
pasien terlepas dari permasalahan tersebut. Pengalaman yang sangat luar biasa bila pasien
dapat menurunkan level permasalahannya dari 7 atau 8 menjadi 0, dan bila itu terjadi, diluar
dugaan pasien.

Gambar 6. Skala terhadap permasalahan.

2.6.3 Tips untuk diingat


 Ingatlah tehnik dasar.
 Lakukan penyesuaian terhadap permasalahan dan pada saat persiapan dan ulangi pada
saat melakukan ketukan
 Lakukan sebanyak mungkin untuk hasil yang maksimal dan untuk permasalahan yang
agak sulit ditangani
 Usahakan lebih spesifik pada saat mengucapkan permasalahan.
 Masalah yang sulit dtangani memiliki beberapa aspek lain yang harus dipecahkan satu
persatu
 Pasien tidak perlu menyelesaikan permasalahan satu persatu! Ada beberapa permasalahan
yang bisa diatasi dan berdampak pada semua permasalahan
 Kesembuhan biasanya permanen, namun ketika permasalahan muncul, lakukan EFT!

10
BAB III. FOBIA

3.1 Pengertian
Fobia merupakan rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang
tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahui bahwa hal itu irasional.
Rasa takut pada fobia sangat berlebihan dan tidak wajar terhadap sesuatu obyek benda,
situasi, atau kejadian tertentu, yang ditandai dengan keinginan untuk selalu menghindari
sesuatu yang ditakuti itu. Perbedaan fobia dengan rasa takut biasa adalah obyek yang ditakuti
oleh penderita fobia sebenarnya bukanlah obyek yang menakutkan bagi sebagain besar orang
normal.
Apabila seseorang penderita fobia secara tidak sengaja atau terpaksa bersinggungan
dengan obyek yang ditakuti, maka akan terjadi reaksi panik, cemas, gemetar, nafas pendek
dan cepat, jantung berdebar, serangan jantung, keringat dingin, ingin muntah, kepala pusing,
badan lemas, tidak mampu bergerak, dan pingsan.

3.2 Penyebab Fobia


Fobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman
pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam
alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu
kemungkinan penyebab terjadinya fobia. Imajinasi yang berlebihan dapat juga menyebabkan
fobia. Pada fobia, reaksi dari rasa takut yang dirasakan tidak dapat dikendalikan oleh individu
yang mengalaminya, sebagai akibat dari ketakutan yang berlebihan diikuti dengan reaksi stres
yang besar dan efek samping fisiologis yang kuat seperti, sesak, lemah, tekanan darah
meningkat, takikardi). Pada fobia, seseorang akan merasa takut hanya dengan memikirkan,
menyebutkan kata atau dekat dengan benda/ sesuatu yang memicu timbulnya reaksi fobia.
Fobia merupakan respon fisiologikal atau emosional berlebihan yang dapat
melemahkan seseorang dan membatasi kehidupan normalnya. Phobia dapat dikelompokan
menjadi 3 bagian yaitu:
1. Fobia sederhana atau spesifik (fobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada
binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.
2. Fobia sosial (fobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian,
orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.
3. Fobia kompleks (fobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di
kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

11
BAB IV. PEMBAHASAN

4.1 Emotional Freedom Technique (EFT) sebagai Terapi Fobia


EFT (Emotional Freedom Technique) merupakan terapi emosional pengobatan
alternatif yang relatif baru, EFT menggabungkan elemen-elemen dari terapi kognitif,
intervensi somatik, dan terapi eksposur singkat, dikembangkan pada pertengahan tahun
1990. Hal ini tidak sama seperti praktik psikiatri, psikologi, psikoanalisis, atau jenis
terapi bicara konvensional. EFT merupakan teknik akupuntur versi emosional. Berbeda
dengan teknik akupuntur pada umumnya yang menggunakan jarum, EFT menggunakan
tapping (ketukan ringan) dengan jari di 8 titik meredian tubuh untuk mengatasi hampir
semua hambatan emosi dan fisik. Ketika seseorang mengalami hambatan emosional
seperti marah, kecewa, sedih, cemas, stress, trauma dan sebagainya, aliran energi di
dalam tubuh yang melalui titik meredian tubuh akan terganggu. Dan untuk
menghilangkan hambatan-hambatan emosi di atas, kita perlu memperbaiki gangguan
aliran di titik meredian dengan cara mengetukkan jari dengan cara tertentu sesuai teknik
EFT.
Oleh sebab itu, dilakukan penelitian ilmiah pada EFT, penelitian medis awal ini
dilakukan untuk menguji efektivitas EFT terhadap fobia dan ketakutan yang irasional.
Ketika Steve Wells dkk (2003), seorang psikolog Australia, dan rekan-rekannya
memutuskan untuk mempelajari EFT, mereka memilih untuk mengevaluasi dampak
klinis pada fobia khusus untuk hewan-hewan kecil yang sering ditakuti oleh manusia
(tikus, dan serangga seperti laba-laba dan kecoa) dibandingkan dengan metode bernapas
dalam. Pada EFT dilakukan tapping meridian titik akhir, sedangkan pada metode
bernapas dalam tidak disentuh sama sekali. Hasil dari Penelitian Wells ini menunjukkan
bahwa Emotional Freedom Technique adalah pengobatan yang efektif dan tahan lama
untuk fobia hewan kecil, meskipun terapi yang sedang diberikan sekali, hanya 30 menit.
Dari penelitian yang serupa juga didapatkan hasil klinis yang lama dalam mengatasi
fobia dibandingkan bernapas dalam.
Penelitian ulang dilakukan oleh A. Harvey Baker, PhD, Profesor Psikologi,
Queens College, New York City, dan asistennya Linda Seigel, ”Dapatkah sesi 45 menit
EFT mengurangi fobia terhadap tikus, laba-laba dan kutu air, replikasi dan perluasan

12
studi laboratorium Wells et al (2003) ". Hasilnya menunjukkan bahwa EFT memiliki
efektifitas langsung dan jangka panjang dalam mengurangi fobia hewan kecil.
Kunci menggunakan terapi EFT adalah dengan menemukan masalah dasar atau
akar dari fobia yang terjadi. Pasien jarang menyadari tentang peristiwa sesungguhnya
yang memicu reaksi fobi mereka, meskipun mereka menyadari awal terjadinya fobia
(fobia air terjadi setelah tenggelam saat masih kecil), mereka tidak menyadari bahwa
tingkat ketakutan terdalam belum diketahui. Hal ini terjadi ketika peristiwa yang terjadi
memicu timbulnya respon takut tampak sangat tidak penting atau samar dalam
menjelaskan fobia. Sehingga, banyak orang berpikir fobia mereka hanya dalam pikiran
saja atau hanya ekspresi penyakit mental.
Stres yang memicu fobia sesungguhnya adalah takut malu, takut sakit dan takut
mati. Jika rasa takut yang mendasari di temukan dan dimasukkan ke dalam terapi EFT,
maka fobia akan membaik. Banyak pasien mengaku bahwa mereka tidak takut malu,
takut sakit atau takut mati, namun mereka takut sendiri atau ditinggalkan atau takut akan
kegelapan maupun takut kehilangan kekayaan yang merupakan ekspresi dari takut mati.
Sedangkan, takut malu atau takut salah merupakan ungkapan kebutuhan yang kuat
untuk selalu benar, seperti halnya takut menegur atau diabaikan, hal tersebut merupakan
variasi dari takut malu atau sakit. Tampaknya takut sakit juga dapat diartikan secara
luas, seperti rasa sakit karena diabaikan, merugi dalah hal finansial, mimpi yang tak
terpenuhi dan sebagainya. Pada umumnya orang dewasa berpikir mereka tahut mati,
banyak orang mengakui mereka takut untuk meninggalkan anak-anak mereka atau
mengucapkan selamat tinggal pada seseorang. Hal tersebut sama halnya dengan takut
sendirian atau ditinggalkan orang lain yang merpakan modifikasi takut mati. Sehingga,
dapat disimpulkan semua ketakutan yang terjadi adalah variasi dari takut mati, takut
sakit atau takut mati. Dengan cara ini tampak bahwa takut malu, takut sakit, dan
terutama takut mati merupakan ketakutan yang mendasari munculnya fobia, sehingga
pengobatan fobia dengan EFT difokuskan pada menghilangkan stres yang mendasari
dan bukan pada efek dari fobia.

13
4.2 Metode atau Langkah-Langkah EFT pada Penderita Fobia
1. Memetakan Permasalahan Pasien
Pada awal sesi EFT, pasien diminta menentukan skala dari ketakutan yang
dirasakan, mulai dari 1 -10. permasalahan yang serius berada diskala 8-9, sementara
yang agak ringan pada angka 3.
2. Set Up
Pasien mengetuk dengan ringan (tapping) Karate Chop Point (Gambar 5.) atau
mengusap dengan telapak tangan pada “sore point” (Gambar 3.) sambil mengucapkan
ketakutannya sebanyak 3 kali.
“walaupun saya (pasien menjelaskan ketakutannya), saya pasrah dan ikhlas kepada-
Mu*
Contoh dengan menjelaskan ketakutannya adalah sebagai berikut:
 “walaupun saya takut ketinggian, saya pasrah dan ikhlas kepada- Mu*
*Mu … sebutkan Allah SWT bagi yang beragama Islam, atau menurut kepercayaan
masing-masing
3. Putaran
Sementara pasien fokus pada ketakutannya dalam pikiran, pasien melakukan
ketukan 7 atau 8 kali pada titik meridian (Gambar 4.).
Adapun lokasi ketukan, sebagai berikut :
1. Top of the Head (TH)
Dengan jari back-to-back di tengah-tengah tengkorak.

2. Alis
Hanya di atas dan satu sisi hidung, pada awal alis.

14
3. Samping Mata
Pada tulang yang berbatasan dengan sudut luar mata.

4. Bawah Mata
Pada tulang bawah mata sekitar 1 inci di bawah mata.

5. Bawah Hidung
Di daerah kecil di antara bagian bawah hidung dan bagian atas bibir atas.

6. Dagu
Tengah antara titik dagu dan bagian bawah bibir bawah. Meskipun tidak
langsung pada titik dagu disebut titik dagu karena cukup deskriptif bagi masyarakat
untuk memahami dengan mudah.

7. Collar Bone (CB)


Persimpangan di mana sternum (dada), pertemuan antara tulang selangka dan
tulang rusuk pertama. Untuk cari, pertama tempatkan jari telunjuk pada lekukan
berbentuk U di bagian atas tulang dada (disekitar simpul dasi seorang pria). Dari dasar

15
U, gerakkan jari telunjuk ke arah 1 inci dekat garis tengah dan kemudian ke 1 inci
(atau kanan) kiri. Titik ini disebut sebagai Collar Bone meskipun tidak pada tulang
selangka (atau klavikula).

8. Bawah Ketiak
Di sisi tubuh, pada suatu titik bahkan dengan puting susu (untuk pria) atau di
tengah-tengah tali bra (untuk perempuan). Ini adalah tentang 4 inci di bawah ketiak.

9. Pergelangan tangan
Titik terakhir adalah bagian dalam kedua pergelangan tangan.

Untuk mengingatkan ketakutannya, pasien menyebutkan ketakutan tersebut


secara singkat pada saat melakukan ketukan sebagai kalimat pengingat. Kalimat
pengingat diatas dapat berupa: “rasa takut pada ketinggian ini”

4. Sembilan Proses Gamut:


Titik gamut (Gambar 5.) ada di punggung tangan, tepat diantara jari kelingking
dan jari manis. Sementara pasien melakukan ketukan pada titik ini, pasien melakukan
beberapa gerakan, untuk menyeimbangkan saraf otak agar dapat membantu
meringankan ketakutannya.

16
Gamut prosedur dilakukan sesudah sesi ketukan. Langkah Prosedur gamut
sembilan gerakan itu antara lain:
1. Menutup Mata
2. Membuka Mata
3. Mata digerakkan dgn kuat kekanan bawah
4. Mata digerakkan dengan kuat kekiri bawah
5. Memutar bola mata searah jarum jam
6. Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam
7. Bersenandung dengan berirama selama tiga detik
8. Menghitung 1, 2, 3, 4, 5
9. Bersenandungl agi selama tiga detik

5. Putaran (lagi):
Putaran ini dilakukan sama persis seperti sebelumnya. Hal ini disebut satu
siklus pada resep EFT. Putaran lanjutan (sesuai kebutuhan). Dalam beberapa kasus,
pasien dapat menghilangkan ketakutannya dalam satu siklus. Namun apabila masih
berlanjut, maka lakukan lagi siklus tersebut dengan melakukan penyesuaian pada
kalimat anda seperti:“walaupun saya masih memiliki (pasien menyebutkan
ketakutannya), saya pasrah dan ikhlas pada-Mu. Sebagai contoh, walaupun saya masih
takut pada ketinggian, saya pasrah dan ikhlas pada-Mu. Dan ubah pada kalimat
pengingat seperti contoh:“masih (masukan ketakutan pasien) ”. Sebagai contoh, masih
takut pada ketinggian.

6. Penilaian Skala (lagi)


Setelah pasien melakukan ketukan satu siklus, minta pasien menentukan skala
lagi terhadap permasalahannya. Apakah sudah berkurang?

17
DAFTAR PUSTAKA
Church, Dawson. 2009. The Effect of EFT (Emotional Freedom Techniques) on Athletic
Performance: Randomized Controlled Blind Trial. The Open Sports Sciences
Journal: 2, 94-99.

Craig, Gary. 2009. The EFT Manual Sixth Edition. [Serial Online].
https://www.emofree.com/eftstore. [13 April 2011].

Engelmann. 2007. The EFT Quick Start Methode. [Serial Online].


https://www.ChipEFT.com. [13 April 2011].

Herazy, Theodore. 2008. EFT and Phobias. [Serial Online].


http://www.articlealley.com/article_634055_17.html. [13 April 2011].

Kay, Jerald and Tasman, Allan. 2006. Essential of Psychiatry. USA: John Wilwy &
Sons, Ltd.

Saddock, A., Virginia and Saddock, L., Benjamin. 2000. Kaplan & Saddock’s
Comprehensive Textbook of Psychiatry (2 volume set). USA: Lippincott Williams
& Wilkins Publishers.

Surijah, Adrianta, Edwin. 2010. Terapi Emotional Freedom Tecnique pada Penderita
Gangguan Fobia. [Serial Online]. http://www.unair.ac.id. [13 April 2011].

Wells, S dkk. 2003. Evaluation of a Meridian-Based Intervention, Emotional Freedom


Techniques (EFT), for Reducing Spesific Phobias of Small Animals. Journal of
Clinical Psychology 59: 9, 934-966.

18

You might also like