Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Nur Ilhaini Sucipto, S.Ked 052011101047
Satrio Pratomo, S.Ked 052011101053
Ririn Rakhmawati., S.Ked 062011101040
Dokter Pembimbing:
dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ
SMF. PSIKIATRI
RSUD. DR. SOEBANDI JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
1
BAB I. PENDAHULUAN
Fobia merupakan rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang
tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahui bahwa hal itu irasional.
Fobia timbul disertai dengan emosi yang merupakan manifestasi afek keluar dan disertai oleh
banyak faktor fisiologik, emosi tersebut berfungsi seperti organ perasaan internal yang dapat
membantu mengidentifikasi situasi “baik” atau “buruk” sehingga seseorang dapat mengambil
tindakan yang sesuai. Emosi kebahagiaan dan cinta yang menyenangkan dan membantu
seseorang menghilangkan stres. Kemarahan membantu seseorang mengidentifikasi situasi
yang berada diluar definisi “benar”. Takut mengidentifikasi situasi fisik atau emosional yang
mungkin berbahaya dan menstimulasi tindakan perlawanan atau lari.
Namun, emosi yang ditahan jauh melampaui apa yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan cepat atau pencegahan, dapat menjadi sangat kuat jika mereka mengganggu atau
mempersingkat medan energi tubuh. Akibatnya emosi tersebut akan disimpan dalam tubuh.
Ketika hal tersebut terjadi, pikiran, emosi dan tindakan seseorang akan menjadi “terwarnai”
oleh emosi yang tersimpan tersebut. Berbagai contoh emosi yang mungkin tertanam:
Seorang pria yang dibesarkan oleh ibu yang suka mengkritik, mungkin akan marah
dengan istrinya setiap kali ia memberikan saran.
Seorang wanita yang ditertawakan oleh ayahnya, menemukan pasangan yang juga sering
mentertawakannya, di lingkungan kerjanya dia juga mendapatkan gaji yang lebih rendah
dibandingkan ditempat lain dengan pekerjaan yang sama.
Seorang pria yang diberi tugas-tugas sebagai hukuman akan selalu merasa bersalah pada
setiap pekerjaan yang dia lakukan ditempat kerjanya. Hal ini mungkin diekspresikan
sebagai agitasi yang ditekan dengan cara minum kopi, makan makanan ringan, merokok
atau koktail setiap selesai kerja.
Seorang wanita muda yang menarik mendapat pelecehan seksual oleh tetangganya, dia
berusaha membuat dirinya menjadi tidak menarik, namun gagal, lalu menjadi depresi.
Orang-orang tersebut telah membuat pilihan yang “berwarna” dengan emosi yang
mendasari. Jika mereka dapat terbebas dari emosi tersebut, maka kehidupan yang mereka
jalani akan lebih baik. Misalnya, bukan berarti seorang wanita yang sering ditertawakan oleh
ayahnya, secara permanen melepaskan rasa malunya, dia menceraikan suaminya dan
mendapatkan pekerjaan baru, akan tetapi ia membuat pilihan yang tidak lagi meniru perasaan
diasosiasi dengan ejekan masa kecilnya (Engelmann, 2007).
2
Stres yang memicu fobia sesungguhnya adalah takut malu, takut sakit dan takut mati.
Jika rasa takut yang mendasari di temukan dan dimasukkan ke dalam terapi EFT, maka fobia
akan membaik. EFT adalah metode yang menguraikan hubungan singkat emosional, bekerja
melalui proses mental yang memiliki fokus terhadap emosi sambil menekan dengan jari-jari
pada titik-titik tertentu pada tubuh (Engelmann, 2007).
Asal-usul EFT lebih dari 5000 tahun lalu, di Cina, biara Shaolin dan Taoist,
menjelaskan energi dan titik meridian pertama kali diperkenalkan. Pengembangan EFT juga
merupakan rangkain sukses Dr George Goodheart, founder Applied Kinesiology dan Dr
Roger Callahan, founder TFT (Thought Field Therapy).
Pada awal tahun 90 salah satu siswa Dr Callahan, Gary Craig, menyederhanakan
algoritma TFT dan prosesnya dibuat secara universal agar bisa diterapkan untuk semua
permasalahan mental, emosional dan fisik. Gary Craig adalah Stanford Engineer, Master NLP
Practitioner dan pakar Personal Development.
TFT diterapkan oleh praktisi terlatih dan menggunakan urutan titik meridian
kompleks. Sedangkan Gary Craig, EFT protokol anda hanya mengetukan seluruh titik
meridian untuk setiap masalah, sehingga anda selalu menggunakan titik yang tepat.
Keduanya, yaitu EFT dan TFT adalah benar-benar efektif--perbedaannya EFT lebih mudah
untuk dipelajari, dapat digunakan oleh semua orang dan dengan protokol yang sama
digunakan untuk semua masalah.
3
BAB II. EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (EFT)
4
permasalahan pada waktu yang sama Ketukan pada titik meridian mengirimkan energi kinetis
kepada energi sistem dan membebaskan hambatan yang menutupi aliran energi
5
2.4 Kelebihan EFT dibandingkan tekhnik terapi lainnya
Kelebihan EFT dibandingkan teknik terapi lainnya adalah :
• Menyembuhkan dengan sangat cepat dalam hitungan menit atau jam dengan EFT.
• Sering kali EFT hanya membutuhkan satu atau dua sesi saja untuk mendapatkan
kesembuhan, dan kadang-kadang terjadi dengan seketika.
• Begitu emosi negatif sudah dapat dihilangkan dengan EFT, maka masalah-masalah fisik
mulai hilang dengan sendirinya. Menurut pengalaman para pengguna EFT, sakit migraine
puluhan tahun, sakit punggung, kanker dan gejala-gejalanya, komplikasi ginjal, lever, dan
maag bisa membaik kurang dari dua minggu.
• Walaupun EFT tidak bekerja 100%. Tetapi biasanya bekerja baik dan hasilnya kadang-
kadang spektakuler.
• EFT sangat lembut dan sering mencapai penyembuhan dengan sedikit atau tidak ada rasa
sakit sama sekali.
• Tidak memerlukan alat bantu peraga, jarum, obat-obatan, herbal.
• Didukung oleh sejumlah penelitian ilmiah
• Digunakan oleh lebih dari 100.000 praktisi di seluruh dunia
• EFT sangat sederhana dan mudah dipelajari, bahkan anak-anak pun bisa melakukan
teknik EFT sendiri.
• Teknik penyembuhan konvensional hanya mengatasi hambatan fisik. Tapi EFT dapat
mengatasi baik hambatan-hambatan fisik dan emosional.
• EFT dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
• EFT bersifat kompatibel dan tidak bertentangan dengan penyembuhan medis. Tetapi EFT
dapat membantu percepatan proses penyembuhan medis.
• Dapat digunakan untuk menterapi diri sendiri dan orang lain termasuk anak-anak.
6
kecanduan. Alasan dari keadaan ini dikarenakan adanya kejadian di masa lalu, keputusan,
keyakinan, stres, energi yang berlawanan atau energi negatif.
Beberapa keyakinan yang menyebabkan PR adalah ingin dihargai, keamanan,
motivasi, dan keinginan besar untuk melepaskan masalah. PR dapat disembuhkan dengan
EFT dengan mengusapkan telapak tangan pada “sore point’ atau ketukan pada titik di tangan
(karate chop point).
7
Pada tahap ini, diusahakan masalah pasien dijelaskan sejelas mungkin, seperti contoh
berikut:
“walaupun saya (pasien menjelaskan masalahnya), saya pasrah dan ikhlas kepada-Mu*
Contoh dengan menggunakan masalah adalah sebagai berikut:
“walaupun saya menderita sakit punggung, saya pasrah dan ikhlas kepada-Mu*
“walaupun saya suka marah pada saat bekerja, saya pasrah dan ikhlas kepada-Mu*
“walaupun rahang saya sakit, saya pasrah dan ikhlas kepada-Mu*
“walaupun saya takut ketinggian, saya pasrah dan ikhlas kepada- Mu*
*Mu … sebutkan Allah SWT bagi yang beragama Islam, atau menurut kepercayaan masing-
masing
2. Putaran:
Sementara pasien fokus pada permasalahannya dalam pikiran, pasien melakukan
ketukan 7 atau 8 kali pada titik meridian (Gambar 4.).
8
3. Sembilan Prosedur Gamut:
Titik gamut ada di punggung tangan, tepat diantara jari kelingking dan jari manis.
Sementara pasien melakukan ketukan pada titik ini, pasien melakukan beberapa gerakan,
untuk menyeimbangkan saraf otak agar dapat membantu menyelesaikan permasalahan.
4. Putaran (lagi):
Putaran ini dilakukan sama persis seperti sebelumnya. Hal ini disebut satu siklus
pada resep EFT. Putaran lanjutan (sesuai kebutuhan). Dalam beberapa kasus, pasien dapat
menghilangkan masalahnya dalam satu siklus. Namun apabila masih berlanjut, maka lakukan
lagi siklus tersebut dengan melakukan penyesuaian pada kalimat anda seperti:“walaupun saya
masih memiliki (masukan permasalahan anda), saya pasrah dan ikhlas pada-Mu. Sebagai
contoh, walaupun saya masih takut pada ketinggian, saya pasrah dan ikhlas pada-Mu. Dan
ubah pada kalimat pengingat seperti contoh:“masih (masukan masalah pasien) ”. Sebagai
contoh, masih takut pada ketinggian.
9
2.6.2 Memetakan Permasalahan Pasien
Pada awal sesi EFT, pasien diminta menentukan skala dari permasalahan yang
diderita, mulai dari 1 -10. permasalahan yang serius berada diskala 8-9, sementara yang agak
ringan pada angka 3. (hal ini disebut juga Subjective Units of Distress atau SUDS). Setelah
pasien melakukan ketukan satu siklus, minta pasien menentukan skala lagi terhadap
permasalahannya. Apakah sudah berkurang?
Hal tersebut bertujuan menurunkan skala sampai level 1 atau 0 yang menandakan
pasien terlepas dari permasalahan tersebut. Pengalaman yang sangat luar biasa bila pasien
dapat menurunkan level permasalahannya dari 7 atau 8 menjadi 0, dan bila itu terjadi, diluar
dugaan pasien.
10
BAB III. FOBIA
3.1 Pengertian
Fobia merupakan rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang
tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahui bahwa hal itu irasional.
Rasa takut pada fobia sangat berlebihan dan tidak wajar terhadap sesuatu obyek benda,
situasi, atau kejadian tertentu, yang ditandai dengan keinginan untuk selalu menghindari
sesuatu yang ditakuti itu. Perbedaan fobia dengan rasa takut biasa adalah obyek yang ditakuti
oleh penderita fobia sebenarnya bukanlah obyek yang menakutkan bagi sebagain besar orang
normal.
Apabila seseorang penderita fobia secara tidak sengaja atau terpaksa bersinggungan
dengan obyek yang ditakuti, maka akan terjadi reaksi panik, cemas, gemetar, nafas pendek
dan cepat, jantung berdebar, serangan jantung, keringat dingin, ingin muntah, kepala pusing,
badan lemas, tidak mampu bergerak, dan pingsan.
11
BAB IV. PEMBAHASAN
12
studi laboratorium Wells et al (2003) ". Hasilnya menunjukkan bahwa EFT memiliki
efektifitas langsung dan jangka panjang dalam mengurangi fobia hewan kecil.
Kunci menggunakan terapi EFT adalah dengan menemukan masalah dasar atau
akar dari fobia yang terjadi. Pasien jarang menyadari tentang peristiwa sesungguhnya
yang memicu reaksi fobi mereka, meskipun mereka menyadari awal terjadinya fobia
(fobia air terjadi setelah tenggelam saat masih kecil), mereka tidak menyadari bahwa
tingkat ketakutan terdalam belum diketahui. Hal ini terjadi ketika peristiwa yang terjadi
memicu timbulnya respon takut tampak sangat tidak penting atau samar dalam
menjelaskan fobia. Sehingga, banyak orang berpikir fobia mereka hanya dalam pikiran
saja atau hanya ekspresi penyakit mental.
Stres yang memicu fobia sesungguhnya adalah takut malu, takut sakit dan takut
mati. Jika rasa takut yang mendasari di temukan dan dimasukkan ke dalam terapi EFT,
maka fobia akan membaik. Banyak pasien mengaku bahwa mereka tidak takut malu,
takut sakit atau takut mati, namun mereka takut sendiri atau ditinggalkan atau takut akan
kegelapan maupun takut kehilangan kekayaan yang merupakan ekspresi dari takut mati.
Sedangkan, takut malu atau takut salah merupakan ungkapan kebutuhan yang kuat
untuk selalu benar, seperti halnya takut menegur atau diabaikan, hal tersebut merupakan
variasi dari takut malu atau sakit. Tampaknya takut sakit juga dapat diartikan secara
luas, seperti rasa sakit karena diabaikan, merugi dalah hal finansial, mimpi yang tak
terpenuhi dan sebagainya. Pada umumnya orang dewasa berpikir mereka tahut mati,
banyak orang mengakui mereka takut untuk meninggalkan anak-anak mereka atau
mengucapkan selamat tinggal pada seseorang. Hal tersebut sama halnya dengan takut
sendirian atau ditinggalkan orang lain yang merpakan modifikasi takut mati. Sehingga,
dapat disimpulkan semua ketakutan yang terjadi adalah variasi dari takut mati, takut
sakit atau takut mati. Dengan cara ini tampak bahwa takut malu, takut sakit, dan
terutama takut mati merupakan ketakutan yang mendasari munculnya fobia, sehingga
pengobatan fobia dengan EFT difokuskan pada menghilangkan stres yang mendasari
dan bukan pada efek dari fobia.
13
4.2 Metode atau Langkah-Langkah EFT pada Penderita Fobia
1. Memetakan Permasalahan Pasien
Pada awal sesi EFT, pasien diminta menentukan skala dari ketakutan yang
dirasakan, mulai dari 1 -10. permasalahan yang serius berada diskala 8-9, sementara
yang agak ringan pada angka 3.
2. Set Up
Pasien mengetuk dengan ringan (tapping) Karate Chop Point (Gambar 5.) atau
mengusap dengan telapak tangan pada “sore point” (Gambar 3.) sambil mengucapkan
ketakutannya sebanyak 3 kali.
“walaupun saya (pasien menjelaskan ketakutannya), saya pasrah dan ikhlas kepada-
Mu*
Contoh dengan menjelaskan ketakutannya adalah sebagai berikut:
“walaupun saya takut ketinggian, saya pasrah dan ikhlas kepada- Mu*
*Mu … sebutkan Allah SWT bagi yang beragama Islam, atau menurut kepercayaan
masing-masing
3. Putaran
Sementara pasien fokus pada ketakutannya dalam pikiran, pasien melakukan
ketukan 7 atau 8 kali pada titik meridian (Gambar 4.).
Adapun lokasi ketukan, sebagai berikut :
1. Top of the Head (TH)
Dengan jari back-to-back di tengah-tengah tengkorak.
2. Alis
Hanya di atas dan satu sisi hidung, pada awal alis.
14
3. Samping Mata
Pada tulang yang berbatasan dengan sudut luar mata.
4. Bawah Mata
Pada tulang bawah mata sekitar 1 inci di bawah mata.
5. Bawah Hidung
Di daerah kecil di antara bagian bawah hidung dan bagian atas bibir atas.
6. Dagu
Tengah antara titik dagu dan bagian bawah bibir bawah. Meskipun tidak
langsung pada titik dagu disebut titik dagu karena cukup deskriptif bagi masyarakat
untuk memahami dengan mudah.
15
U, gerakkan jari telunjuk ke arah 1 inci dekat garis tengah dan kemudian ke 1 inci
(atau kanan) kiri. Titik ini disebut sebagai Collar Bone meskipun tidak pada tulang
selangka (atau klavikula).
8. Bawah Ketiak
Di sisi tubuh, pada suatu titik bahkan dengan puting susu (untuk pria) atau di
tengah-tengah tali bra (untuk perempuan). Ini adalah tentang 4 inci di bawah ketiak.
9. Pergelangan tangan
Titik terakhir adalah bagian dalam kedua pergelangan tangan.
16
Gamut prosedur dilakukan sesudah sesi ketukan. Langkah Prosedur gamut
sembilan gerakan itu antara lain:
1. Menutup Mata
2. Membuka Mata
3. Mata digerakkan dgn kuat kekanan bawah
4. Mata digerakkan dengan kuat kekiri bawah
5. Memutar bola mata searah jarum jam
6. Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam
7. Bersenandung dengan berirama selama tiga detik
8. Menghitung 1, 2, 3, 4, 5
9. Bersenandungl agi selama tiga detik
5. Putaran (lagi):
Putaran ini dilakukan sama persis seperti sebelumnya. Hal ini disebut satu
siklus pada resep EFT. Putaran lanjutan (sesuai kebutuhan). Dalam beberapa kasus,
pasien dapat menghilangkan ketakutannya dalam satu siklus. Namun apabila masih
berlanjut, maka lakukan lagi siklus tersebut dengan melakukan penyesuaian pada
kalimat anda seperti:“walaupun saya masih memiliki (pasien menyebutkan
ketakutannya), saya pasrah dan ikhlas pada-Mu. Sebagai contoh, walaupun saya masih
takut pada ketinggian, saya pasrah dan ikhlas pada-Mu. Dan ubah pada kalimat
pengingat seperti contoh:“masih (masukan ketakutan pasien) ”. Sebagai contoh, masih
takut pada ketinggian.
17
DAFTAR PUSTAKA
Church, Dawson. 2009. The Effect of EFT (Emotional Freedom Techniques) on Athletic
Performance: Randomized Controlled Blind Trial. The Open Sports Sciences
Journal: 2, 94-99.
Craig, Gary. 2009. The EFT Manual Sixth Edition. [Serial Online].
https://www.emofree.com/eftstore. [13 April 2011].
Kay, Jerald and Tasman, Allan. 2006. Essential of Psychiatry. USA: John Wilwy &
Sons, Ltd.
Saddock, A., Virginia and Saddock, L., Benjamin. 2000. Kaplan & Saddock’s
Comprehensive Textbook of Psychiatry (2 volume set). USA: Lippincott Williams
& Wilkins Publishers.
Surijah, Adrianta, Edwin. 2010. Terapi Emotional Freedom Tecnique pada Penderita
Gangguan Fobia. [Serial Online]. http://www.unair.ac.id. [13 April 2011].
18