Professional Documents
Culture Documents
Berikut adalah penjelasan mengenai zat-zat yang di hasilkan sebagai dampak pembakaran bahan
bakar:
1. Karbon monoksida:
Gas karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan berbau, tetapi sangat beracun.
Batas kadar CO dalam udara bersih adalah 0,1 bpj. Kadar CO 100 bpj di udara dapat
menyebabkan sakit kepala, lelah, sesak nafas, dan pingsan. Dalam waktu 4 jam hal ini dapat
menimbulkan kematian. Gas CO sangat beracun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin.
Jika didalam darah terdapat gas CO dan gas O 2 , gas yang akan terikat oleh hemoglobin
adalah CO melalui ikatan kovalen koordinasi. Gas CO bertindak sebagai ligan sehingga ikatan
antara hemoglobin dengan Co bersifat irreversible.( tidak dapat balik)
Hb + CO → HbCO
Ikatan itu tetap stabil hingga hemoglobin tersebut rusak. Ikatan antara gas O 2 dan
Hb dalam molekul HbO2 bersifat reversible (dapat balik) sehingga pada saat digunakan untuk
pembakaran, O2 akan dilepas dan Hb dapat digunakan kembali untuk mengikat oksigen.
Dalam darah seseorang yang keracunan CO masih terdapat oksigen, tetapi oksigen ini tidak
dapat digunakan karena semua Hb lebih mudah berikatan dengan CO dari pada dengan O 2.
GAS CO dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang berlangsung tidak sempurna
pada kendaraan bermotor. Tingkat kesempurnaan pembakaran ditentukan oleh kondisi
mesin, jenis bahan bakar, dan ketersediaan oksigen di udara. Kondisi mesin yang baik dapat
dapat dijaga dengan cara mengatur keseimbangan bahan bakar pada mesin. Kendaraan
bermotor rata-rata dapat menghasilkan 6,25 gram CO per kilometer jarak tempuh.
Selain dari gas buang kendaraan bermotor, gas CO juga dihasilkan dari berbagai
kegiatan industri, letusan gunung berapi, dan pelapukan. Untuk mengurangi pembentukan
Penggunaan bahan bakar gas (BBG) yang menghasilkan pembakaran sempurna harus di
galakan sehingga dapat meminimalkan dampak negatifnya terhadap udara.
2. Karbon dioksida :
Gas karbon dioksida dihasilkan secara alami dari proses pernapasan dan
pembakaran sempurna berbagai senyawa hidrokarbon. Gas CO 2 tidak berbahaya bagi
kesehatan, namun pada konsentrasi tinggi (10%-20%) dapat menyebabkan pinngsan karena
CO2 menggantikan posisi oksigen dalam tubuh sehingga tubuh kekurangan oksigen. Senyawa
hidrokarbon yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, akan terbakar
sempurna menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air. Gas CO 2 merupakan gas yang
dimanfaatkan tumbuhan untuk berfotosintetis, dan kemudian dari proses tersebut akan
menghasilkan oksigen yang digunakan oleh mahluk hidup lainnya untuk bernafas sehingga
terjadi keseimbangan.
Pada saat ini jumlah penduduk, kendaraan bermotor, dan industri-industri yang
menggunakan bahan bakar semakin meningkat sehingga jumlah CO 2 yang dihasilkan juga
semakin meningkat. Sementara itu, jumlah pepohonan semakin berkurang (akibat
penebangan) yang menyebabkan tidak adanya tumbuhan yang memanfaatkan CO 2. Hal ini
menyebabkan kadar CO2 menjadi berlebih, sehingga menyebabkan terbentuknya lapisan CO 2
di atmosfer. Lapisan CO2 di atmosfer ini menahan sinar merah yang dipantulkan bumi .
akibatnya, suhu bumi tetap hangat, karena sinar inframerah membawa energi panas.
Namun, jika lapisan CO2 ini terus bertambah akan meningkatkan suhu permukaan bumi
(gejala ini disebut efek rumah kaca). Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan iklim dan
kenaikan permukaan air laut.
Senyawa nitrogen yang merupakan gas pencemar adalah nitrogen oksida( NO 2 ) dan amonia
(NH3). Nitrogen oksida secara alami dapat terbentuk dari reaksi gas nitrogen dan oksigen di udara
dengan bantuan petir.
Minyak bumi mengandung nitrogen 0%-15% sehingga dari pembakaran bahan bakar kendaraan
bermotor atau dari aktivitas industri akan dihasilkan gas NO. Gas NO di udara dapat teroksidasi
menghasilkan gas NO2.
Batas kadar NO2 untuk udara bersih adalah 0,001 bpj. Gangguan kesehatan yang tercemar gas
NO2 berupa gangguan saluran pernapasan dan mata terasa perih. Gas NO 2 juga merupakan oksida
asam, sehingga hasil reaksinya dengan air hujan akan menghasilkan hujan asam.
Logam Pb dapat mencemari udara logam Pb yang terbakar membentuk oksida Pb. Logam pb
bersifat racun karena dapat masuk kedalam peredaran darah dan dapat merusak saraf otak. Logam
Pb dalam senyawanya, yaitu TEL (tetra ethyl lead) sengaja ditambahkan kedalam bensin untuk
menaikkan nilai oktan . semakin tinggi nilai oktan maka mutu bensin semakin baik.
Pada bensin, selain ditambahkan TEL juga ditambahkan senyawa etil bromida yang akan keluar
bersama gas buang kendaraan bermotor. Gas timbal bromida yang keluar dari asap kendaraan
bermotor dapat terakumulasi di daerah pinggiran jalan.
Logam Pb dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak, menghambat pertumbuhan, dan dapat
mengakibatkan kelumpuhan. Gejala keracunan logam Pb yaitu mual, anemia, dan sakit perut. Dari
hasil penelitian, sayuran yang di jual atau di tanam di pinggir jalan raya mengandung logam Pb diatas
batas yang diizinkan. Di negara maju, penggunaan TEL kepada bensin sudah dilarang. Selain dari
penggunaan TEL pada bensin, sumber pencemar logam Pb lainnya berasal dari penggunaan baterai,
kabel, cat, industri penyepuhan, dan pestisida.
6. Partikulat
selain gas-gas diatas, pembakaran bahan bakar juga menghasilkan partikulat yaitu partikel-
partikel padat atau cair di udara. Partikulat padat disebut asap dan partikulat cair disebut kabut.
Partikulat padat di hasilkan dari pembakaran bahan bakar terutama batubara dan solar, pembakaran
sampah, aktivitas gunung berapi, dan kebakaran hutan. Asap juga dapat dihasilkan dari industri
kimia.
Partikulat cair terbentuk dari senyawa hidrokarbon yang menguap. Keberadaan partikulat padat
dan cair ditambah dengan adanya oksida-oksida nitrogen, dan oksida belerang di udara, akan
menimbukan asap kabut yang dikenal dengan istilah smog. Smog dapat menyebabkan batuk-batuk
dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata saat memandang.
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah
dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil
untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya
kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut
berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah
dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara
dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan
membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika
dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6
yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam
menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan
hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk
perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain
itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx,
SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan
industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan
mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara.
Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga
terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar
matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi
naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara
menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama,
jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas
bumi hanya 1,5 ton