You are on page 1of 2

Al-Qur’an Pedoman Hidup Muslim

‫ن‬
َ ‫ة لِقَوْم ٍ يُوقِنُو‬
ٌ ‫م‬
َ ‫ح‬ ِ ‫صائُِر لِلنَّا‬
ْ ‫س وَهُدًى وََر‬ َ َ ‫هَذ َا ب‬
“Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini” (Q.S. Al- Jaatsiyah: 20)
Al-Qur’an adalah kitab suci sebagai Kalam Ilahi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai salah satu rahmat yang tiada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul Wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk,
pedoman dan pelajaran bagi yang meyakini, mempelajari dan mengamalkannya.
Al-Qur’an adalah bak lautan yang luas, tenang, jernih dan suci. Kedalaman makna kandungannya hanya dapat
dimengerti dan dipahami oleh mereka yang berhati suci pula. Al-Qur’an adalah sumber hidayah, bagaikan serat yang
membentuk tenunan kehidupan orang mukmin, dan ayat-ayatnya bagaikan benang yang menjadi rajutan jiwanya. Al-Qur’an
adalah ruh yang memberikan kehidupan hakiki bagi mereka yang berpedoman kepadanya. Al-Qur’an adalah syifa’, obat
penawar segala macam penyakit rohani manusia. Al-Qur’an adalah Nuur, yang memberi cahaya bagi mereka yang berkelana
di padang pasir kegalauan, meraba-raba dalam kegelapan. Al-Qur’an adalah Al-Huda, petunjuk jalan menuju Hidayah Allah,
jalan yang lurus dan terang menderang bagi yang mengarungi samudera Ma’rifah menuju hakekat Uluhiyah dan Rububiyah.
Dan Al-Qur’an adalah rahmat dan nikmat bagi hamba-hamba Allah yang bertualang mencari kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.
َ ُ ‫لَقَد أَنزلْنا إلَيك ُم كتابا فيه ذك ْرك‬
َ ‫قلُو‬
‫ن‬ ِ ْ‫م أفَل تَع‬
ْ ُ ِ ِ ِ ً َِ ْ ْ ِ َ َْ ْ
“Sesungguhnya telah Kami turunkan sebuah kitab (Al-Qur’an) kepadamu, yang didalamnya terdapat sebab-sebab
kemuliaan bagimu, apakah kamu tiada memahaminya?” (Q.S. Al-Anbiya: 10)
Rasulullah bersabda:

‫ن‬
َ ْ ‫خرِي‬
َ ‫ضعُ آ‬ ً ‫ن أِقْوَا‬
َ َ ‫ماوَ ي‬ ِ ‫ه يَْرفَعُ بِهَذ َا القُْرآ‬ َّ ِ ‫إ‬
َ ‫ن الل‬
“Allah akan mengangkat (kedudukan) beberapa kaum dengan Al-Qur’an ini, dan Allah akan meletakkan (merendahkan)
kedudukan sebagian yang lain. (H.R. Muslim)
Karena itu, kaum muslimin harus benar-benar yakin bahwa hanya dnegan Al-Qur’an-lah umat silam dapat maju ke
arah kesempurnaan. Kuat atau lemahnya, maju atau mundurnya umat Islam tergantung kepada sikapnya dan pemahamannya
terhadap Al-Qur’an. Syekh Muhammad Al-Ghazali, seorang ulama kharismatik dari Mesir dalam bukunya “Kaifa
nata’ammal Ma’al Qur’an” mengatakan “Sikap sekarang terhadap Al-Qur’an sangat memprihatinkan, seolah-olah Al-
Qur’an dibicarakan kepada mereka dari tempat yang yang sangat jauh, dan sangat sulit menemukan orang yang benar-benar
berpegang teguh kepada Al-Qur’an . Ini adalah masalah besar yang tidak boleh dibiarkan berlarut begitu saja, bila kita tidak
menginginkan keterasingan dari agama dan dari keterasingan Al Qur’an sebagai pedoman hidup”.
Dalam Al-Qur’an telah dicceritakan tentang orang-orang yang meninggalkan/acuh tak acuh terhadap Al-Qur’an,
dimana mereka yang menolak dan meninggalkan Al-Qur’an itu diadukan oleh Nabi Muhammad SA|W kepada Allah SWT.
Sebagaiman yang tergambar dlam firman Allah SWT Surat Al-Furqan, ayat: 30

‫جوًرا‬
ُ ْ‫مه‬ َ ‫خذ ُوا هَذ َا الْقُْرءَا‬
َ ‫ن‬ َ َّ ‫مي ات‬ َّ ِ ‫ب إ‬
ِ ْ‫ن قَو‬ ُ ‫ل الَّر‬
ُ ‫سو‬
ِّ ‫ل يَاَر‬ َ ‫وَقَا‬

“Berkatalah Rasul: “Ya Rabbi, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ni sesuatu yang tidak diacuhkan” (Q.S. Al-
Furqan: 30)
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an, ataukah hati mereka yang terkunci?”. (Q.S. Muhammad: 24)
Secara garis besar, pengamalan Al-Qur’an itu meliputi dua hal, yaitu pengamalan membaca Al-Qur’an dan
pengamalan isi kandungan Al-Qur’an.
Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an merupan suatu kewajiban bagi setiap muslim. Karena hal itu merupakan wujud ibadah dalam
rangka mempelajari, memahami serta mengungkap hukum-hukum Allah yang terkandung di dalamnya. Sehingga Al-Qur’an
tidak hanya menjadi “pajangan” dan “jimat” serta “lembaran-lembaran pengusir syeitan” belaka. Memelihara dan
menghidupkan kebiasaan membaca Al-Qur’an seyogyanya dimulai dari rumah tangga, kemudian di lingkungan masyarakat,
terutama di Mesjid dan Mushalla serta di tempat pengajian umum lainnya. Kemudian adab dan aturn dlam membaca Al-
Qur’an harus pula diperhatikan, terutama dalam hal hukum bacaannya (Tajwid). Fungsi Al-Qur’an bukan hanya sebatas
untuk dibaca, apalagi sekedar diperlombakan bacaannya. Kaum muslimun harus kembali mengkaji Al-Qur’an tanpa harus
mengesampingkan pentingnya membaca Al-Qur’an.
Pengamalan Isi Kandungan Al-Qur’an
Pengamalan isi kandungan al-Qur’an berarti berfikir, berprilaku, dan berakhlak dengan berlandaskan Al-Qur’an.
Seorang muslim harus selalu mengacu atau berpedoman kepada Al-Qur’an, dan gaya hidup yang bertentangan dengan Al-
Qur’an harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dai kehidupan seorang muslim. Raruslullah SAW pemilik budi pekerti yang
paling luhur, menjadi tauladan bagi umat manusia, ternyat aakhlak beliau adalah Al-Qur’an, sebagaimana terungkap dalam
sebuah riwayat yang bersumber dari Sayyidah Aisyah r.a
Pengamalan AL-Qur’an adalah lebih merupakan komitmen moral sebagai seorang muslim, dan pengamalan Al-
Qur’an dalam arti berfikir , bertindak serta berprilaku yang Qur’ani harus timbul berdasarkan kesadaran yang mendalam dari
setiap individu muslim.
Pengamalan Al-Qur’an sebagai ketaatan terhadap hukum Allah, pada dasarnya lebih bersifat pribadi, ia timbul
semata-mata berdasarkan dorongan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
AL-Qur’an adalah “Jamuan Tuhan”. Rugilah yang tidak menghadiri jamuan-Nya. Dan lebih rugi lagi yang hadir,
tetapi tidak menyantapnya. Karena itu, bacalah Al-Qur’an, seakan-akan ia diturunkan kepadamu.
Allahu A’lam bis-shawwab.

You might also like