Professional Documents
Culture Documents
BAB 5
AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
Wa’ad:
1. Janji (promise) antara satu pihak kepada pihak
lainnya (hanya mengikat satu pihak)Æ one-way.
2. Terms & Condition-nya tidak well-defined; atau
3. Belum ada kewajiban yang ditunaikan oleh pihak
manapun, walaupun terms & condition-nya sudah
well-defined
63
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
64
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
Akad Tabarru’Æ
giving/lending something
lending $
lending $ Qard
lending yourself
65
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
1
Istilah qard ini jangan dicampuradukkan dengan istilah qard al-hasan, karena
keduanya berbeda. Qard adalah akad untuk meminjamkan uang. Sedangkan qard al-
hasan pada hakekatnya adalah sedekah, karena akad ini tidak mensyaratkan bahwa
uang yang diberikan harus dikembalikan.
66
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
67
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
Tijarah boleh
Tabarru’
X
Tidak boleh
68
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
Wa’ad
Akad
Tabarru’ Tijarah
Not for profit For profit transaction
transaction
Natural Certainty
Contracts
1.Qard
Natural
2.Wadiah Uncertainty
3.Wakalah Contracts
4.Kafalah
5.Rahn
1. Murabahah
6.Hibah 2. Salam
7.Waqf 3. Istishna’ 1. Musyarakah
4. Ijarah (wujuh, ‘inan, abdan,
muwafadhah,
mudharabah)
2. Muzara’ah
3. Musaqah
4. Mukhabarah
Teori
Pertukaran
Teori
Percampuran
69
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
kebaikan) dan akad tijarah (akad bisnis). Akad tabarru’ dapat berupa
memberikan sesuatu atau meminjamkan sesuatu (uang atau jasa).
Kemudian, berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang
diperolehnya, akad tijarah pun dapat kita bagi menjadi dua kelompok
besar, yakni:
1. Natural Uncertainty Contracts; dan
2. Natural Certainty Contracts
Bagian C berikut ini akan membahas kedua bentuk akad di atas
dengan lebih rinci.
70
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
71
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
Bentuk jual beli yang ketiga adalah jual beli salam. Dalam jual-beli
jenis ini, barang yang ingin dibeli biasanya belum ada (misalnya masih
harus diproduksi). Jual beli salam adalah kebalikan dari jual beli
muajjal. Dalam jual beli salam, uang diserahkan sekaligus di muka
sedangkan barangnya diserahkan di akhir periode pembiayaan.
Al-Bai’ Naqdan
Rp
Bai’ muajjal
Rp Rp Rp Rp
Salam
Rp
Istishna’
Rp Rp Rp Rp Rp
Bentuk jual beli yang terakhir adalah jual beli istishna’. Akad
istishna’ sebenarnya adalah akad salam yang pembayaran atas
barangnya dilakukan secara cicilan selama periode pembiayaan (jadi
tidak dilakukan secara lump-sum di awal).
72
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
Akad-akad al-Bai’ ini akan kita bahas lebih lanjut di bab 7 ketika
kita membicarakan pembiayaan murabahah.
b. Akad Sewa-Menyewa (Ijarah dan IMBT)
Selain akad jual beli, dalam NCC ada pula akad sewa menyewa,
yakni akad ijarah, ijarah muntahia bittamlik (IMBT), dan ju’alah.
Skema akad sewa-menyewa ini diberikan pada gambar 5.5. di bawah
ini.
no transfer
Ijarah of title
Rp Rp Rp Rp Rp
transfer of title at
IMBT the end of period
Rp Rp Rp Rp Rp
promise to sell or
hibah at the
beginning of period
73
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
74
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
Rp X + syirkah wujuh
atau
M + syirkah ‘abdan
U
S
Y
A
R
Rp X + syirkah mudharabah
A
K
A
H
Bila rugi, pembagian berdasarkan porsi modal.
75
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
Bisnis
dibagi menurut
Rugi porsi modal
76
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
77
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
Contracts
Gharar
X
Natural Certainty Natural
Contracts: Uncertainty
certain cash-flow, baik Contracts:
amount maupun timing-nya. uncertain cash-flow, baik
amount maupun timing-
(Kontrak Jual-Beli, Sewa, Upah) nya.
X
Riba Nasiah
2
”Wama tadri nafsun ma dza taksibu ghadan”, dan seorang itu tidak mengetahui apa
yang dihasilkannya esok, QS Luqman: 34.
78
BAB 5, AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH
D. PENUTUP
Bahasan kita di bab 5 ini telah mencakup semua akad-akad fikih
muamalah Islam dalam bidang ekonomi yang lazim digunakan.
Setelah kita memiliki bekal pengetahuan akad-akad ini, maka langkah
selanjutnya adalah menerapkan konsep akad-akad tersebut ke dalam
praktek perbankan modern. Karena itu, kita harus mencoba untuk
“menerjemahkan” konsep akad-akad ini ke dalam produk-produk
perbankan. Bab selanjutnya, yakni bab 6 akan membahas produk-
produk dan jasa yang lazim ditawarkan oleh suatu bank syariah
modern.
79