You are on page 1of 13

"Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa

atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam
pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan". (Kamus Istilah
Lingkungan, 1994).

"Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis." (Istilah Lingkungan
untuk Manajemen, Ecolink, 1996).

"Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai
semula". (Tandjung, Dr. M.Sc., 1982)

"Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai." (Radyastuti, W. Prof. Ir, 1996).

Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai:

Sampah Organik

Terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau
dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah
diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan
organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit
buah, dan daun.

Sampah Anorganik

Berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari
proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam,
sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis
ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

Kertas, koran, dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan
karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur
ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan
ke dalam kelompok sampah anorganik.

Sumber sampah

a. Sampah dari Pemukiman

Umumnya sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah
tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebun/halaman, dan lain-lain.

b. Sampah dari Pertanian dan Perkebunan

Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya.
Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk
pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar
tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat
tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan
gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.

c. Sampah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung

Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa
bahan organik maupun anorganik. Sampah Organik, misalnya: kayu, bambu, triplek. Sampah
Anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng.

d. Sampah dari Perdagangan dan Perkantoran

Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung,
pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah
makanan dan restoran.

Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya
terdiri dari kertas, alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto copy, pita printer, kotak
tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan
lain-lain. Baterai bekas dan limbah bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus
memperoleh perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun.

e. Sampah dari Industri

Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia
serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap yang
jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri berupa bahan kimia yang seringkali
beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang.

f. Limbah radioaktif

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan Fisi nuklir yang menghasilkan uranium
dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu
sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas
tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun
kadang masih dilakukan).

SAMPAH KHUSUS

Sampah khusus di sini adalah sampah yang memerlukan penanganan khusus untuk menghindari
bahaya yang akan ditimbulkannya. Sampah khusus ini antara lain meliputi:

a. Sampah dari Rumah Sakit

Sampah rumah sakit merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan,
peralatan (misalnya pisau bedah yang dibuang), botol infus dan sejenisnya, serta obat-obatan (pil,
obat bius, vitamin). Semua sampah ini mungkin terkontaminasi oleh bakteri, virus dan sebagian
beracun sehingga sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk lainnya.

Cara pencegahan dan penanganan sampah rumah sakit antara lain:


 Sampah rumah sakit perlu dipisahkan.

 Sampah rumah sakit harus dibakar di dalam sebuah insinerator milik rumah sakit.

 Sampah rumah sakit ditampung di sebuah kontainer dan selanjutnya dibakar di tempat
pembakaran sampah.

 Sampah biomedis disterilisasi terlebih dahulu sebelum dibuang ke landfill.

b. Baterai Kering dan Akumulator bekas

Baterai umumnya berasal dari sampah rumah tangga, dan biasanya mengandung logam
berat seperti raksa dan kadmium. Logam berat sangat berbahaya bagi kesehatan. Akumulator
dengan asam sulfat atau senyawa timbal berpotensi menimbulkan bahaya bagi manusia. Baterai
harus diperlakukan sebagai sampah khusus. Saat ini di Indonesia, baterai kering hanya dapat
disimpan di tempat kering sampai tersedia fasilitas pengolahan.

Jenis sampah khusus lainnya adalah:

 Bola lampu bekas

 Pelarut dan cat

 Zat-zat kimia pembasmi hama dan penyakit tanaman seperti insektisida, pestisida

 Sampah dari kegiatan pertambangan dan eksplorasi minyak

 Zat-zat yang mudah meledak dalam suhu tinggi

a. Dampak terhadap Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang
dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

 Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.

 Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

 Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah
suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke
dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.

 Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang


meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini
berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan
akumulator.

 b. Dampak terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies
akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.

Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan
gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi
tinggi dapat meledak.

c. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

 Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena
sampah bertebaran dimana-mana.

 Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.

 Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan


masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja,
rendahnya produktivitas).

 Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan
dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.

 Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai,
seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal
ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

PENGELOLAAN SAMPAH

Sampah padat dari pemukiman merupakan bagian terbesar dari sampah yang timbul di
Indonesia. Pemerintah bertanggung jawab dalam pengumpulan ulang dan pembuangan
sampah dari pemukiman secara memadai. Namun karena hal lain yang harus diprioritaskan
dan kurangnya dana, di beberapa tempat pengumpulan ulang oleh pemerintah tidaklah
tuntas. Di sisi lain masyarakat juga bertanggung jawab dalam membuang sampahnya secara
benar pada suatu tempat pengumpulan dan menjalin suatu kerja sama dengan pemerintah.

Cara pembuangan sampah selama ini:

Di daerah perkotaan, sampah rumah tangga oleh masyarakat dikumpulkan dan dibuang ke
sebuah tempat pembuangan atau kontainer yang disediakan oleh pemerintah. Dari sini
sampah diangkut oleh truk ke landfill yang umumnya kurang terkontrol, dimana para
pemulung mencari barang-barang yang dapat didaur ulang. Akibat perbedaan gaya dan
standar hidup rumah tangga kota umumnya menghasilkan sampah lebih banyak dibanding
rumah tangga di pedesaan. Komposisinya juga berbeda, sebab lebih banyak barang yang
dibungkus dengan berbagai kemasan, dan karenanya akan lebih banyak plastik yang
dibuang.

Di desa terpencil, kemungkinan tidak ada pengumpulan ulang sampah oleh pemerintah secara
formal. Sampah, yang umumnya mengandung lebih banyak bahan organik, biasanya dibuang atau
dibakar bersama daun-daunan dan sampah lain di halaman belakang rumah. Karena modernisasi
barang-barang yang terdiri dari bahan anorganik sampai juga ke daerah pedesaan sehingga
komposisi sampah juga berubah. Beberapa barang seperti baterai jika dibakar di tempat terbuka
atau dibuang disembarang tempat dapat menimbulkan bahaya besar. 

Landfill tidak Terkontrol

Di beberapa tempat, tidak terdapat tempat pengumpulan ulang yang memadai, sampah
dipindah dari rumah ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) dan berikutnya diangkut ke TPA
(Tempat Pembuangan Akhir). Di TPA ini sampah hanya ditumpuk tanpa ada perlakuan khusus.

CARA PENGELOLAAN SAMPAH

Sampah Organik

a. Makanan Ternak

Di beberapa negara, sampah organik yang berasal dari restoran biasanya


dikumpulkan oleh peternak dan digunakan sebagai makanan binatang ternak, misalnya babi, unggas.

Di Indonesia, sampah organik dari pasar yang berupa sayur-sayuran (kobis, slada air,
sawi ), daun pisang, dan sisa makanan biasanya di ambil untuk makanan kelinci, kambing dan juga
ayam atau itik. Hal ini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah juga mengurangi
biaya peternakan. Namun sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilah terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi oleh ternak. Sebab akan bermasalah jika sampah organik tadi bercampur dengan
sampah-sampah yang mengandung logam-logam berat yang dapat terakumulasi di dalam tubuh
ternak tersebut.

b. Komposting

Pengkomposan merupakan upaya pengolahan sampah, sekaligus usaha


mendapatkan bahan-bahan kompos yang dapat menyuburkan tanah. Sistem ini mempunyai prinsip
dasar mengurangi atau mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan
anorganik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam
pengolahan ini dapat berupa bakteri, jamur, khamir juga insekta dan cacing. Agar pertumbuhan
mikoorganisme optimum maka diperlukan beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang
dari berbagai komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembaban udara (tidak terlalu basah dan
tidak terlalu kering), dan cukup kandungan oksigen (aerasi baik).

Sistem pengkomposan ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:

 Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan.


 Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli.

 Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan instalasi yang
mahal.

 Unsur hara dalam pupuk kompos ini bertahan lama jika dibanding dengan pupuk buatan.

c. Biogas

Para petani selalu mencari jalan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Salah satu cara
peningkatan taraf hidup ialah dengan cara membuat bahan bakar untuk memasak. Dewasa ini
banyak petani membuat bahan bakar biogas berskala kecil di rumah. Biogas adalah gas-gas yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik
secara anaerobik. Bahan bakunya dapat diambil dari kotoran hewan atau bahan sisa-sisa tanaman
atau campuran dari keduanya. Secara garis besar, biogas dapat dibuat dengan cara mencampur
sampah organik dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara. Selanjutnya
dibiarkan selama lebih kurang 2 (dua) minggu.

Sampah yang dibuat biogas ini mempunyai kelebihan, antara lain:

 Mengurangi jumlah sampah.

 Menghemat energi, dan merupakan sumber energi yang tidak merusak lingkungan.

 Nyala api bahan bakar biogas ini terang/bersih, tidak berasap seperti arang kayu atau kayu
bakar. Dengan menggunakan biogas, dapur serta makanan akan tetap bersih.

 Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk ladang.

MANFAAT BIOGAS

Melalui pengelolaan energi biogas dari sampah ini, gas metan yang dihasilkan limbah sampah itu
dapat diolah juga menjadi energi listrik PLTB / PLTSa merupakan salah satu upaya untuk menjaga
kelestarian lingkungan, terutama dalam menangani limbah sampah utamanya sampah organik.
Sekaligus menjadi salah satu alternatif memberikan pasokan energi listrik yang dinilai cukup terbatas
selama ini. Serta masih banyak menggantungkan pada pembangkit listrik seperti PLTA (Pembangkit
Listrik Tenaga Air), dsb.

Progaram penanggulnagan sampah(3R)

 Reduce : Mengurangi atau mereduksi sampah yang akan terbentuk.

 Re-use : Program pemakaian kembali sampah yang sudah terbentuk.

Recycle : Pendaurulangan sampah

SAMPAH ANORGANIK

Sampah anorganik seperti botol, kertas, plastik, dan kaleng, sebelum dibuang ke TPA sebaiknya
dipilah terlebih dulu. Karena dari jenis sampah ini masih ada kemungkinan untuk dimanfaatkan
ulang maupun untuk didaur ulang.
a. Dijual ke Pasar Loak / Dirombeng untuk Bahan Baku

Sisi lain dari pemanfaatan sampah anorganik, seperti kertas bekas, koran bekas,
majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua, dan sepeda usang, adalah dijual ke pasar
loak. Atau jika enggan pergi ke pasar loak, juga bisa memanggil tukang loak yang biasa membeli
barang-barang bekas ke rumah-rumah. Cara lain dapat juga dijual ke tetangga ataupun teman.
Dengan demikian sudah ada usaha mengurangi jumlah sampah yang ada. Cobalah untuk
mengumpulkan barang-barang bekas kemudian dijual, pendapatan rumah tangga akan bertambah.

b. Daur Ulang

Berbicara mengenai proses daur ulang sampah, ada baiknya bila mengetahui jenis
sampah yang dapat di daur ulang,

Sampah-sampah yang dapat didaur ulang, antara lain:

 Sampah plastik

 Sampah logam

 Sampah kertas

 Sampah kaca

Sampah lain yang sekiranya tidak dapat didaur ulang, hendaknya dibuang ke landfill
atau tempat pembakaran (insinerator). 

Salah satu contoh proses daur ulang dapat dilihat pada gambar di halaman berikut
mengenai daur ulang kertas. Gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kertas bekas yang dikumpulkan secara terpisah diangkut ke tempat daur ulang kertas, umumnya
ke pabrik kertas atau karton. Barang-barang yang dapat mengganggu jalannya proses daur ulang
(seperti plastik) dipisahkan. Kertas digolongkan menjadi beberapa kualitas yang berbeda. Kemudian
kertas dicampur dengan air, dipanaskan dan dibuat pulp. Residu tinta dipisahkan untuk
meningkatkan kualitas. Akhirnya dihasilkan kertas daur ulang. Setelah dipotong dalam ukuran
tertentu dan dikemas, kertas akan didistribusikan lagi ke konsumen, demikian seterusnya.

Satu hal yang patut diketahui dari proses ini adalah kertas bekas yang bersih akan
menghasilkan kertas daur ulang dengan mutu baik. Karena itu sangat penting untuk memisahkan
kertas bekas sedini mungkin sebelum tercampur dengan sampah lain yang sekiranya dapat
mengotorinya.

c. Sanitary Landfill

 Ini merupakan salah satu metoda pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi
yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian sampah
dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya di tutup tanah. Cara ini akan menghilangkan
polusi udara. Pada bagian dasar tempat tersebut dilengkapi sistem saluran leachate yang
berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah yang harus diolah terlebih dulu sebelum
dibuang ke sungai atau ke lingkungan. Di Sanitary Landfill tersebut juga dipasang pipa gas
untuk mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam sanitary landfill , yaitu:

 Semua landfill adalah warisan bagi generasi mendatang.

 Memerlukan lahan yang luas.

 Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan dampak lingkungan.

 Aspek sosial harus mendapat perhatian.

 Harus dipersiapkan instalasi drainase dan sistem pengumpulan gas.

 Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi dengan zat-zat beracun).

Memerlukan pemantauan yang terus

KLASIFIKASI LANDFILL

 Anaerobik landfill

 Anaerobik sanitary landfill

 Pengembangan sanitary landfill

 Semi-aerobik landfill

 Aerobik landfill

d. Pembakaran

Sampah padat dibakar di dalam insinerator. Hasil pembakaran adalah gas dan residu
pembakaran. Penurunan volume sampah padat hasil pembakaran dapat mencapai 70%. Cara ini
relatif lebih mahal dibanding dengan sanitary landfill, yaitu sekitar tiga kali lipatnya.

Kelebihan sistem pembakaran ini adalah:

 Membutuhkan lahan yang relatif kecil dibanding sanitary landfill.

 Dapat dibangun di dekat lokasi industri.

 Residu hasil pembakaran relatif stabil dan hampir semuanya bersifat anorganik.

 Dapat digunakan sebagai sumber energi, baik untuk pembangkit uap, air panas, listrik dan
pencairan logam.

 Kekurangannya terletak pada mahalnya investasi, tenaga kerja, biaya perbaikan dan
pemeliharaan, serta masih membuang residu, juga menghasilkan gas.

Secara umum proses pembakaran di dalam insinerator adalah:


 Sampah yang dapat dibakar dimasukkan di dalam tempat penyimpan atau penyuplai.

 Berikutnya, sampah diatur sehingga rata lalu dimasukkan ke dalam tungku pembakar.

 Hasil pembakaran berupa abu, selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai penutup sampah
pada landfil.

 Sedangkan hasil berupa gas akan dialirkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan
scrubber atau ditampung untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit energi.

TANAH

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang
terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan
dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi
menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa
dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik
umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat
sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku
plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan
rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api)
sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit
(yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite 

Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang
terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan
dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan
sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya
batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment
organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari
material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan
sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran
bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon
(reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil
hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu
lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari
larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks)
hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan
sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan
ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan
(reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat
proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada
sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan
sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk
batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan
tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu
lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu
kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-
batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk
magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi
batuan-batuan baru lagi.

1. Tanah Humus

Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan
batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.

2. Tanah Pasir

Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari
batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.

3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan

Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di
dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.

4. Tanah Podzolit

Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan
curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.

5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi

Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung
berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat
dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
6. Tanah Laterit

Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara,
namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi.
Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.

7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur

Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan
batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

8. Tanah Gambut / Tanah Organosol

Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang
merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan,
Papua dan Sumatera.

Fungsi, Kelebihan dan Kekurangan Unsur Hara

Nitrogen

Fungsi

 Penyusun Purin, Alkohid, Enzym, Zat Pengatur Tumbuh, Klorofil, Membran sel
 Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
 Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
 Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
 Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun

Kekurangan Nitrogen

 Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun


hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning
dan mati.
 Klorosis di daun tua dan semakin parah akan terjadi juga pada daun muda

Phospor

Fungsi

 Penyusun nukleoprotein dan phospholipid


 Energi transfer
 Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
 Merangsang pembungaan dan pembuahan
 Merangsang pertumbuhan akar
 Merangsang pembentukan biji
 Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel

Kekurangan
 Tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya: pembentukan buah/dan biji berkurang,
kerdil, aun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )

Potasium (Unsur yang sangat mobil)

Fungsi

 Untuk enzym activity


 Membuka dan menutup stomata

Kekurangan

 Menghambat translokasi karbohidrat dan metabolisme nitrogen

Sulfur (lebih kurang mobil dibandingkan dengan Nitrogen, Phosporr dan Potasium)

Fungsi

 Penyusun Cystine dan asam amino yang lain, biotin, Thiamin dan Coenzym A

Kekurangan

 Menyebabkan klorosis
 Gagalnya sintesis protein
 Akumulasi asam amino

Calcium

Fungsi

 Penyusun dinding sel sebagai calcium pectat / kelenturan dinding sel


 Nitrogen metabolisme
 Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral
termasuk air.
 Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit

Kekurangan

 Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah,
daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun
menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.

Magnesium

Fungsi

 Molekul klorofil
 System beberapa enzym
Kekurangan

 Klorosis

 Kerusakan pada ikatan ribosoma


 

Unsur Besi

Fungsi

 Syntesa protein chloroplast


 Enzym respirasi seperti perikosida, katalase, perredoksin, oksidase cytochrome.

Kekurangan

 Klorosis biasanya pada daerah alkali

Mangan

Fungsi

 Syntesa klorofil
 Activasi enzym
 Ketersediaan zat besi

Kekurangan

 Perubahan bentuk daun (frencling)/ khlorosis atau mati sebagian

Kelebihan

 Terjadi keracunan

You might also like