Professional Documents
Culture Documents
Geosinklin
Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh Dana pada
tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan batuan sedimen yang
sangat tebal, ribuan meter dan memanjang seperti pada Pegunungan Himalaya, Alpina dan
Andes.
Konsep tersebut menyatakan bahwa geosinklin terbentuk memanjang atau seperti cekungan
dalam skala ribuan meter, yang terus menurun akibat dari akumulasi batuan sedimen dan
volkanik. Sedangkan geosinklin adalah suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami
depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal.
Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar cekungan. Endapan
sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang
membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah
terbentuk akan mengalami metamorfosa.
Terdeformasinya batuan di dalamnya dapat dijelaskan sebagai akibat dari menyempitnya
cekungan, sehingga batuan di dalamnya terlipat dan tersesarkan. Pergerakan ini terjadi
akibat adanya gaya penyeimbang atau isostasi.
Kelemahan dari teori yakni tidak bisanya menjelaskan asal-usul vulkanik. Pada intinya,
golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang bekerja pada bumi merupakan gaya vertical.
Artinya, semua deformasi yang terjadi diakibatkan oleh gaya utama yang berarah tegak
lurus dengan bidang yang terdeformasi.
Continental driff
Teori Continental Drift menyatakan bahwa permukaan Bumi terletak di atas kerak bumi
yang tipis. Kerak bumi ini senantiasa bergerak disebabkan pergerakan magma dibawah
kerak bumi. Segmen kerak bumi ini dikenali sebagai plat tektonik.
Hipotesa utama dari continental drff (pengapungan benua) bahwa adanya satu “super
continent” yang dinamakan pangea dan dikelilingi panthlasa lalu sekitar 200 juta tahun yang
lalu super kontinen ini pecah menjadi benua yang lebih kecilyang kemudian bergerak ke
tempatnya.
Sedangkan hipoptesa lainnya menyatakan bahwa pada mulanya ada dua super kontinen ,
yaitu pangea utara yang disebut juga Laurasia, dan pangea selatan yang disebut
jugaGondwanaland. Kedua benua ini dipisahkan samudra Tethys.
Beberapa ahli geologi dan geofisika menolak dan beberapa penelitian mendukung teori ini,
diantaranya :
* Bukti Paleontologi
1. Bukti kemiripan fosil yang ditemukan pada kontinen pada kedua sisi Atlantik sulit
dijelaskan kecuali kedua itu bersatu.
2. Fauna Glossopteris, ditemukan pada batuan yang berumur sama di Amerika Selatan,
afrika Selatan, Australia dan India.
3. Distribusi reptil Paleozoik dan Mesozoik, Lystrosaurus yang terdapat di afrika Selatan,
Amerika Selatan dan Asia.
Teori ini dikembangkan oleh H. H. Hess (1961), Princeton University. Teori ini menjelaskan
tentang mekanisme apungan benua
Prosesnya:
1. Lantai samudera memisah, oleh arus konveksi pada mentel, bergerak saling menjauh dari
punggungan samudera.
2. Magma keluar melalui rekahan yang terbentuk pada “rift valley”, kerak samudera yang
baru terbentuk.
Paleomagnetisme
1. Batuan (mengandung bahan yang dapat) dipengaruhi oleh medan magnet bumi, butiran
mineral akan menjadi magnet fosil, terhadap medan magnet pada saat dia terbentuk.
2. Studi dari batuan yang berbeda umurnya pada suatu wilayah perubahan kutub utara
magnet secara sistematis sejalan dengan waktu.
Magnetic Striping
Tektonik lempeng
Tektonik lempeng merupakan teori terakhir yang dirumuskan oleh para ahli mengenai
pergerakan benua. Teori ini lahir pada tahun 1960 setelah semua data terkumpul.
Terdapat 2 hal penting dalam merumuskan tektonik lempeng :
1. Zona dimana kecepatan seismiknya rendah pada kedalaman 100 dan 350 km bersifat
sangat lemah (weak) dan seperti cairan(viscous). Zona ini dikenal sebagai astenosfir.
2. Litosfer yang cukup kuat untuk membentuk suatu lempeng-lempeng koheren yang dapat
bergeser ke samping di atas astenosfer yang lemah.
Kedua hal ini yang akhirya dapat menjawab keberatan para ahli akan teori Continental
Driff.
Permukaan bumi tertutup oleh 6 lempeng litosfer yang besar dan lainnya kecil-kecil.
Ketebalannya berkisar 100 km. lempeng tersebut kaku atau hampir kaku dan bergerak
sendiri-sendiri sebagai satuan yang koheren.
Lempeng-lempeng dapat sedikit melengkung menyebabkan kerak bengkok ke atas atau ke
bawah. Tetapi tempat dimana terjadi deformasi kuat hanya ada pada sepanjang batas
dimana lempeng-lempengsaling bertemu. Batas-batas lempeng(plate margins) seperti itu
merupakan zona-zona aktif (active zones) dan bagian dalam (tengah) lempeng, merupakan
wilayah stabil (stable region).
Lempeng yang satu dan lempeng yang lain memiliki batas-batas yang disebut batas lempeng.
Lempeng-lempeng besar yang menutupi permukaan bumi, yaitu : Eurasia, Amerika Utara,
Amerika Selatan, Afrika, Pasifik dan Hindia-Australia.
Interaksi lempeng-lempeng pada umumnya dicirikan dengan jelas oleh aktivitas gempa bumi
dan vulkanisme, karena kebanyakan gempa bumi dan gunung api di bumi terjadi di batas
lempeng.
Batas lempeng terbagi atas 3 :
a. Divergen
Pemekaran lempeng terjadi pada punggungan samudara. Disini, dimana lempeng saling
menjauhi sumbu punggungan samudra, terbentuk celah yang segera terisi oleh lelehan
batuan yang terinjeksi dari atmosfir di dalamnya.
b. Konvergen
Lempeng samudara tertekuk ke bawah dengan sudut 450 atau lebih, menyusup di bawah
blok benua menuju astenosfer. Zona ini disebut sebagai zona subduki.
Salah satu lempeng akan menyusup ke bawah yang lain dan menghasilkan aktivitas volkanik
seperti halnya pada tumbukan lempeng benua dan samudara. Akan tetapi lempeng benua
yang terbentuk cendrung di lantai samudara dibanding di benua. Jika terus maka akan
menghasilkan rangkaian pulau gunung api.
3. Tumbukan lempeng benua dan lempeng benua
Hal ini dapat dilihat pada pertemuan antara India dan Asia. Dorongan india ke Asia ini
menyebabkan tumbukan dan kemudian bersatu yang dinamakan zoan suture.
c. Batas trasfrom
Pada tahun 1960-an terkumpul berbagai macam data yang memperlihatkan bahwa benua itu
berpindah. Sejak itu berkembanglah teori tektonik lempeng.
Tektonik lempeng menjelaskan hubungan antara deformasi lapisan luar bumi skala besar
dengan pergerakan lempeng/plates diatas selubung yang plastis Lithosfer dan dan
astenosfer. Teori ini berprinsip bahwa gaya utama yang bekerja pada bumi adalah gaya
lateral sedangkan gaya vertical juga ikut bekerja namun bukan gaya utamanya.
Kerak dan selubung bumi bagian atas bersifat padat dan disebut lithosfer. Ketebalan
lithosfer tidak sama di seluruh bagian permukaan bumi. Lapisan dibawah lithosfer adalah
astenosfer yang lapisannya bersifat lentur, tidak kaku atau plastis. Plastisitas bagian atas
lapisan ini disebabkan sifatnya yang hampir lebur. Litosfer bergerak dan mengapung di atas
astenosfer.
Litosfer terdiri dari lempeng samudera dan lempeng benua. Akibat dari pergerakan
lempeng-lempeng inilah mengakibatkan terjadinya peristiwa tumbukan (konvergen),
pemisahan (divergen) dan gesekan (strike-slip/ transform) antar lempeng.
Gambar tektonik lempeng