You are on page 1of 44

c c

   



 c  
Pindah silang atau crossing over merupakan suatu proses yang
menyebabkan bagian dari kromosom homolog saling bertukar,
menghasilkan rekombinansi baru gen-gen pada kromosom yang sama.
Pindah silang ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin,
umur, temperatur, jarak ke sentromer, dan lain -lain. Faktor-faktor
tersebut akan berpengaruh pada laju pindah silang. Pindah silang terjadi
pada saat kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid. Pindah
silang biasanya terjadi pada setiap proses gametogenesis pada
kebanyakan mahkluk, misalnya pada tumbuhan, hewan dan manusia.
Pada umumya pindah silang terjadi pada kromatid -kromatid tengah,
yaitu kromatid nomor dua dan tiga dari tetrad kromatid. Namun, tidak
menutup kemungkinan adanya pindah silang pada kromatid yang lain
(Suryo, 2008).
Praktikum kali ini akan diadakan peragaan suatu proses imitasi
terjadinya pindah silang dimana strand dibentuk dengan menggunakan
malam atau lilin lembek. Lilin lembek atau malam digunak an sebagai
imitasi dari segmen-segmen kromatid bukan saudara dari sepasang
kromosom homolog beserta sentromernya. Berdasarkan praktikum ini
kita akan dapat mengetahui proses pindah silang atau penukaran segmen
dari kromatid-kromatid dengan cara yang sederh ana, mudah dilakukan
dan mudah dipahami.

     
Permasalahan dalam praktikum pindah silang ini adalah
bagaimana cara menirukan imitasi tentang terjadinya pindah silang serta
bagaimana cara mengetahui persen rekombinan yang terbentuk akibat
peristiwa pindah silang.

  
Gujuan dari praktikum pindah silang ini adalah untuk mengetahui
cara menirukan secara imitasi tentang terjadinya pindah silang dan
mengetahui perhitungan persen rekombinan yang terbentuk akibat
peristiwa pindah silang.




c c
    


 
Kromosom adalah kromatin yang merapat, memendek dan
membesar pada waktu terjadi proses pembelahan dalam inti sel
(nucleus), sehingga bagian ²bagiannya dapat terlihat dengan jelas di
bawah mikroskop biasa. Kromosom berasal dari kata chroma = berwarna,
dan soma = badan. Gerdapat di dalam plasma nucleus, berupa benda ²
benda berbentuk lurus seperti batang panjang atau pendek dan lurus
atau bengkok, terdiri dari bahan yang mudah mengikat zat warna.
Kromosom terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu :
1. Sentromer, disebut juga kinetochore, merupakan bagian kepala
kromosom. Sentromer berfungsi sebagai tempat berpegangan benang
plasma dari gelendong inti (spindle) pada stadium anafase. Sentromer
tidak mengandung kromonema dan gen.
2. Lengan, ialah badan kromosom sendiri. Mengandung kromonema dan
gen. Lengan kromosom memiliki 3 daerah, yaitu :
a. Selaput, ialah lapisan tipis yang menyelimuti badan kromosom
b. Kandung/matrix, mengisi seluruh lengan, terdiri dari cairan
bening.
c. Kromonema, ialah benang halus berpilin²pilin yang terendam
dalam kandung, dan berasal dari kromonema kromatin sendiri. Di
dalam kromonema terdapat kromomer (pada manusia tidak jelas)
(Elvita, 2008).
Kromosom merupakan pembawa bahan keturunan. Pada makhluk
tingkat tinggi, sel somatis mengandung satu stel kromosom yang
diterimanya dari kedua induk. Kromosom -kromosom yang berasal dari
induk betina bentuknya serupa dengan yang berasal dari induk jantan.
Maka sepasang kromosom tersebut dinamakan kromosom homolog.
Karena itu jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). Sel
kelamin (gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom yang
terdapat didalam sel somatis, karena itu jumlah kromosom dalam gamet
dinamakan haploid (n) (Suryo, 2008).
Kromosom dibedakan atas au tosom (kromosom tubuh) dan
kromosom kelamin (kromosom seks). Kecuali beberapa hewan tertentu,
maka kebanyakan makhluk memiliki sepasang kromosom kelamin dan
sisanya autosom. Manusia memiliki 46 kromosom, terdiri dari 44 autosom
dan 2 kromosom kelamin (Suryo, 2008).

  ‰
‰en adalah unit terkecil bahan sifat menurun. Besarnya
diperkirakan 4-50 m. ‰en menumbuhkan serta mengatur berbagai jenis
karakter dalam tubuh baik fisik maupun psikis. ‰en sebagai faktor
keturunan tersimpan di dalam kromosom, yaitu di dalam manik²manik
yang disebut kromomer atau nukleusom dari kromonema. ‰en terdiri
dari DNA yang diselaputi dan diikat oleh protein. Jadi secara kimia dapat
disebut bahwa bahan genetis itu adalah DNA (Elvita, 2008).

  
Kromosom tersusun atas nucleoprotein, yaitu persenyawaan
antara asam nukleat (asam organik yang banyak terdapat didalam inti
sel) dan protein seperti histon dan atau protamin. Yang membawa
keterangan genetik hanyalah asam nukleat saja. Asam nukleat dibedakan
atas ADN dan ARN (Suryo, 2008).
Asam deoksiribonukleat atau disingkat ADN merupakan
persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk hidup, yang
membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk
dalam keseluruhannya dari makhluk dalam keseluruhannya dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Semua makhluk hidup kecuali beberapa
virus memiliki ADN. Di dalam sel, bagian terbesar dari ADN terdapat
didalam nukleus, terutama dalam kromosom (Suryo, 2008).
DNA atau Deoxyribonucleic Acid terbentuk dari empat tipe
nukleotida, yang berikatan secara kovalen membentuk rantai
polinukleotida (rantai DNA atau benang DNA) dengan tulang punggung
gula-fosfat tempat melekatnya basa-basa. Dua rantai polinukleotida
saling berikatan melalui ikatan hydrogen antara basa -basa nitrogen dari
rantai yang berbeda. Struktur DNA terdiri dari :
1. ‰ula pentosa, yang dikenal deoksiribosa
2. Asam fosfat
3. Basa nitrogen, yang dapat dibedakan atas dua tipe dasar:
a. Pirimidin, basa ini dibedakan lagi atas Sitosin (S) dan Gimin (G)
b. Purin, basa ini dibedakan lagi atas Adenin (A) dan ‰uanin (‰)
Molekul ADN merupakan sebuah polimer panjang dari nukleotida, yang
dinamakan polinukleotida. ‰ugus fosfat yang terikat pada 5· - c dari gula
berhubungan dengan 3· - c dari gula milik nukleotida berikutnya. Begitu
seterusnya, hingga terdapat seri tulang punggung gula -fosfat yang
terbentuk (Suryo, 2008).
Molekul DNA membawa informasi hereditas dari sel dan komponen
protein (molekul-molekul histon) dari kromosom mempunyai fungsi
penting dalam pengemasan dan pengontrolan molekul DNA yang sangat
panjang sehingga dapat dimuat di dalam nucleus dan mudah diakses
ketika dibutuhkan. Selama reproduksi, jumlah kromosom yang haploid
dan material genetik DNA hanya separuh dari masing -masing parental,
dan disebut sebagai genom (Fatchiyah, 2006).
Ô    ‰       Yang
dimaksud dengan ×      (bahasa Inggris: !"  #$) ialah
proses penukaran segmen dari kromatid-kromatid bukan kakak beradik
(bahasa Inggris: ´nonsister chromatidsµ) dari sepasang kromosom
homolog (‰ambar X- 6).      
Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenese
pada kebanyakan makhluk, seperti tumbuh -tumbuhan, hewan dan
manusia. Pindah silang terjadi ketika meiose I (akhir profase I atau
permulaan metafase I), yaitu pada saat kromosom telah menggan da
menjadi dua kromotid.   Pada waktu kromosom-kromosom
hendak memisah (yaitu pada anafase I ), kromatid-kromatid yang
bersilang itu melekat dan putus di bagian kiasma, kemudian tiap
potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik.
Berhubung dengan itu gen-gen yang terletak pada bagian yang pindah itu
akan berpindah pula tempatnya ke kromatid sebelah. 

Pindah silang dibedakan atas:


1.       , ialah pindah silang yang terjadi pada satu
tempat.
Dengan terjadinya pindah silang itu akan terbentuk 4 macam
gamet. Dua macam gamet memiliki gen-gen yang sama dengan gen-
gen yang dimiliki induk (parental), maka dinamakan   %  
××  . Dua gamet lainnya merupakan gamet-gamet baru, yang
terjadi sebagai akibat adanya pindah silang. ‰amet -gamet ini
dinamakan   %   × &   . ‰amet-gamet tipe
parental dibentuk jauh lebih banyak dibandingkan dengan gamet -
gamet tipe rekombinasi.
  
      
‰   '   (  Te i i  i    e  e 
 

i i  

         "   
          i   i   i   e! i  #
      
      
e $ i 
% Ji &
 i   '  $ (  I  !i ) ü 
              
*  + , (e !  # i  ! # (#  e   e !  & i
  "              
$ & e! i i   i   i # i & &   $ &  $
           
fe o i  e ( ( $e - $e  i (e  #&   !i i e  !e  
"     "      
# !i i e !e &o $(i  i # !i i e  !e    i e
       
!e &o $(i  i &i ( i   i  # 
  .
'G $( ! - 7 ,%
              
A&  e i  i& i  ! e A  / $ i e
      "          
&e i  $i  e C $ & e! i i   i    !
        .
e A  / &   $ & 'G $( ! - 0,%

 × ) * 1×1  ×    1 


  "         
Ke $# &i   e! i i   i  e ! i e  !#i o e 
   
(e (e !  f & o ! e e ! i )
67 96 ; 6 76 6 ; @6 7 67
2%G× › Te 34e 5 85 : 3e <e =i >i 8 ?85 : 5i e 34e 5 85
6A6 @6 6 7 A6 ; 6 7 B6 @ 96 @6 A 6 ;
=i 4 3e 34e 5=e 5 ?e 38: ?i : : e 5 i : 4i : > i < : ›
GH I G GKG GMG I G Q G K KG I G G HG G K
‰   'C + D A Ei F Ji Fe JF i L L Ni O P iR O O O J eO A
IG
O S›
G I GH G GMG GMG UG KG H G G H VGI UG IG Q G K
Ji E i Ne JP i E O L LTL LO Le  L E eJ iO Ni O P iR O
KG I G H I G G G
O i E O LN E›

IG Q G K KG I G UG K H VGI GI G G K UG K
‰   'C  , D Wi O P iR O O O eJ i N X FY P eO O
H G K G UG H K IG
eJO E i i Y e O A O C›
2. Makn tua suatu individu, makin kurang mengalami pindah
silang.
3.   tertentu dapat memperbesar kemungkinan pindah silang.
Z [
4.        % dapat memperbesar kemungkinan pindah
silang.
\
5.      %    Makin jauh letak satu gen
dengan gen lainnya, makin besar kemungkinan terjadinya pindah
silang.
6.     Pada umumnya pindah silang dijumpai pada makhluk
betina maupun jantan. Namun demikian ada perkecualian, yaitu pada
ulat sutera (c   ) yang betina tidak pernah terjadi pindah
silang, demikian pula pada lalat Drosophila yang jantan. Yang terakhir
ini dibuktikan oleh G.H. Morgan dan C.B. Bridges sebagai berikut:
+ = gen dominan untuk mata merah (normal)
P = gen resesip untuk mata ungu (jenis mutan)
+ = gen dominan untuk sayap panjang (normal)
v = gen resesip untuk sayap kisut (jenis mutan)
‰en-gen tersebut terangkai pada autosom. Simbol + merupakan
pengganti dari huruf besar.
Waktu lalat jantan mata merah sayap normal homozigotik
dikawinkan dengan lalat betina mata ungu sayap kisut, didapatkan lalat -
lalat F1 yang semuanya normal (mata merah sayap normal). Kemudian
dilakukan dua macam ujisilang (testcross) pada lalat F 1 dihibrid ini
(‰ambar X-9), yaitu:
1.Lalat F 1 betina dikawinkan dengan lalat jantan yang dobel resesip
(mata ungu sayap kisut). Ujisilang ini menghasilkan lalat-lalat F 2
sebagai berikut:
382 lalat bermata merah, sayap normal
16 lalat bermata merah, sayap kisut
22 lalat bermata ungu, sayap normal
353 lalat bermata ungu, sayap kisut
] ]_ a b] _] d ] ]_ ] d h] ] ]_ _ ] j] h d k k
ԛL ^ ` c c i ef w i ge c e c c ^ ^ ie i c c o ie ^ ge e i l
] _] h k]j] k _ b k ] h _ j] _] ] j] h ]k ]
mn oc o l ei o p› q i i ^ c i ci e gc f c ne c f i ^e c
d ] ]r] ] ] _ ] ]_ j] _
o n n ^ ^ s^ ^ `Ô i ot
u ] ]_ ] _] ] k]j] ]
7 ^ ^ ie gn ne g f l co gn ^
] ]_ ] _] h k]j] k _
7Ô ^ ^ ie gn oc o l ei o
d]] ]d] _ ] d] d ] ]r] b k ] h _]d
ve gie c l ee ogoc c `Ô gi ee o n n o i i^ c i
b ] ] ] ] d] ] ] _ _ ] _ b ]d d] k ] h k hh]
ne coc oee c i fw l ^ ^ ie i c e g i li c f i ^ c  e fi c
d d] ]_ ] ] d h] k ] h h ] d] d d _ ] h ]
i l e c le gi c i c c ctwtwtc m e i i e cs e c l i fi igi e g c e i
d] ] k k ] k k j] _ ë ë x yz | z zyz z z€ z €z € yz
^ n o oc c i  i o  e { } { ~   { { i }
 
€ zy yz x z |
e‚ i ~i { ƒ i { ›

ˆ ŠŠ Œ Š ŽŠ Ž  ŠŽ Š Š Š’
‰   '„ - … †e ‡ o ‰ ‹ o‡ ‹ ‹ i e  ‘ ‘ p   

”• — œ • œ  • • • ”•  •   • — • • • •œ ¢• œ•
“
   – ˜e ˜™š› i › – i › – ži – Ÿ i¡ – ž ¡ ¡ – –›
• • • ¢  • —  — • • • •œ   ”• — ¢• œ• • ”•  •  •
Ji › ž š i i¡ – i š– › – ¡ ¡ i Ÿi ™i – – – Ÿ – iŸ i ¡› – Ô
•£• •  œ  •¢• ”• — • •œ • •œ œ • œ• •  — • •
˜ ˜ ›e ¡ fe –o i ž – ˜ii ž ¡ ¡ ¤¡ ¡ i že ž e – ¡› Ji › i š– › –
lalat dihibrid yang betina, dihasilkan lalat-lalat tipe parental dan tipe
rekombinasi.

  .× /×    

Gelah diketahui bahwa dengan adanya peristiwa pindah silang,


dalam keturunan dibedakan tipe parental (tipe orang tua) dan tipe
rekombinasi (tipe kombinasi baru). Adapun yang dimaksud dengan   
×      .×/ ialah angka yang menunjukkan besarnya pe rsentase
kombinasi baru yang dihasilkan akibat terjadinya pindah silang.

Ú  
 
Nps = x 100%
Ú  



Nps pada contoh di muka = x 100% = 4,90%


Ini berarti bahwa kekuatan pindah silang antara gen -gen yang
terangkai itu ialah 4,90%. Gipe parental banyaknya 100% - 4,90% =
95,10%.
Gentunya nilai pindah silang tidak akan melebihi 50%, biasanya
bahkan kurang dari 50%, karena:
a.) hanya dua dari empat kromatid saja ikut mengambil bagian pada
peristiwa pindah silang
b.) pindah silang ganda akan mengurangi banyaknya tipe rekombinasi
yang dihasilkan.

 012112

Yang dimaksud dengan peta kromosom ialah gambar skema sebuah


kromosom yang dinyatakan sebagai sebuah garis lurus dimana
§¨ § ¬ ¬ ¨ § ­ ®§ ­ ¨ ¨§ § ¬ ¨
i ¥ei ¦ © ª o ©« ei ¥ eª ª ee © ¥  ©o ¯o o ¯ i «›
° ¨ ¬
e ª o ¯e  i ©o ¯o o ¯ ±i   i   e ±  i    ¯ 
¨ ² ¨
i ±ei  ³  o› ´  o e i  e i ±     
¯e
 
    e i  e  e o ¯e 
   
µ ²
  e e     i ³G   ¶ · › J   i  iei   i
¹
  · i ¸ · i i ›
º
i    o e  e i  »ԛ Ii e  i  w

    e o e e e  i  »Ô i › ´  o e q e i

‰  '¼ ½3 ¾ Co o e o oo


² ²
 ·  e  i  w
    e o e e  e q i  ·

i › De  eii   ie i


    e    q i 
²
· ¶ »Ô ¸ ¿ i ›
À
J     e    e q ie   × ´e o oo
 e
  e  e o e i   ×   ×

G   i  e ei   e e i› J     e  ¶ 


Á
¸ 7 i  ¶ ¸  i  ¶ ¸ ·¿Ô i ›
°
e      i e o oo ³w   e
Ã
e   i   p   
ÂG   Ä ÅÅ   e e  Âee i

 ew  e    i ›


Æ
i  i e   e o oo i     
Ç È
Å Ô oe   i ee i p   
ee i T›› o  C› ›
Æ É
ie   A››  e  ›
2& ×     ×  

Di muka telah diketahui bahwa dengan menggunakan dua gen yang


terangkai, adanya pindah silang ganda tidak dapat diketahui dari
keturunan hasil ujisilang. Berhubung dengan itu untuk membuat peta
kromosom seyogyanya kita menggunakan gen rangkap tiga diwaktu
dilakukan ujisilang (dalam bahasa Inggris: !%×  "$).
Contohnya sebagai berikut:
Mula-mula kita mengawinkan lalat Drosophila betina homozigotik
untuk gen-gen resesip " (sayap berkeluk),  (tubuh bergaris) dan 
(tubuh hitam) dengan lalat jantan tipe liar (normal) homozigotik, yaitu
4 (sayap lurus),  (tubuh tak bergaris) dan  (tubuh kelabu).
‰en-gen tersebut terdapat pada kromosom no.III. Lalat-lalat
betina F 1 (yang berbentuk trihibrid) kemudian diujisilang dengan lalat
jantan yang sama sekali resesip, yaitu sayap berkeluk, tubuh bergaris,
tubuh hitam. Hasilnya berupa lalat -lalat F 2 yang dapat dilihat pada
‰ambar X- 12.
Setelah kita mendapatkan lalat -lalat F2 sebagai hasil ujisilan g itu,
‰   'Ê ËË Ìe o oo  i   Doo i › Ti  e  e
Í
i       e i › f i     e› Lo i e
e e e     i ee ii›
kita mengambil langkah sebagai berikut:
1). Getapkan genotip-genotip parental dengan jalan:
a).jika mungkin mengadakan rekontruksi perkawinan lalat -lalat
parental
b).memperhatikan kelas fenotip yang paling banyak dalam keturunan
itu. Akan tetapi cara ini tidak cermat untuk
‰   'Î ÏÐ Ñ
ii      p   
e  e    i › C 
ii e        e   e o oo ›
menetapkan genotip-genotip parental. Hanya berguna apabila
data tentang parentalnya tidak diketahui.
2). Getapkanlah tipe-tipe rekombinasi yang dihasilkan oleh adan ya
pindah silang ganda. Gipe- tipe ini ditandai oleh kelas -kelas fenotip
yang paling sedikit.
Kemudian kita tetapkan urutan letak gen yang sebenarnya,
dengan membandingkan genotip tipe -tipe parental dengan genotip tipe-
tipe rekombinasi hasil pindah sila ng ganda. Gentu ada satu gen yang
berbeda dan gen inilah yang sebenarnya terletak di tengah. Pada contoh
ini, Cu Sr E dan cu sr e merupakan tipe-tipe parental. Gipe-tipe
rekombinasi hasil pindah silang ganda adalah Cu sr E dan cu Sr e. Disini
nampak bahwa letak gen sr pada tipe rekombinasi berbeda dengan pada
tipe parental. Berhubung dengan itu gen sr letaknya di tengah, yaitu
diantara gen cu dan e. Urutan letak gen yang benar ialah " atau 
" Pada contoh ini kebetulan urutan letak gen itu sudah benar.
3). Setelah urutan letak gen yang sebenarnya diketahui, maka dicari
jarak peta antara gen-gen tersebut.
Pindah silang (disingkat: Ps) antara gen cu dan sr menghasilkan kelas
fenotip 3,4, Ò dan 8. Jumlah tipe rekombinasi dari kelas -kelas ini ialah
10 Ò + 9 Ò + 1 + 2 = 20 Ò.
Karena itu Ps antara cu dan sr = 20 Ò/1926 = 10, Ò5%.
Ps antara gen sr dan e menghasilkan kelas fenotip 5,6, Ò dan 8.
Jumlah tipe rekombinasi dari kelas-kelas ini ialah 86 + 94 + 1 + 2 =
183. Karena itu Ps antara sr dan e = 183/1926 = 9 ,50%.
Jadi : jarak antara gen cu ² sr = 10, Ò5 unit
jarak antara gen sr ² e = 9,50 unit
4). ‰ambar peta kromosom relatip adalah sebagai berikut:
Kita tidak melukiskan letak gen -gen itu sesungguhnya, karena tidak
disebutkan tentang letak titik 0 (sentromer), sehingga jarak salah satu
gen itu dari sentromer pun tidak diketahui. Untuk mendapatkan letak
titik 0 diperlukan percobaan dengan ribuan macam perkawinan.

Penggunaan gen rangkap tiga ini hanya akan bermanfaat apabila letak
gen satu dengan lainnya yang terangkai tidak terlalu dekat, sehingga
masih dimungkinkan berlangsungnya pindah silang ganda. Para ahli
Ó Ô
genetika p ÕÖ× telah menetapkan bahwa batas minimum itu adalah
10 unit. Jadi apabila jarak antara satu gen dengan lainnya kurang dari 10
unit, maka tidak akan terjadi pindah silang ganda.

     ) 

Gerjadinya pindah silang antara segmen -segmen dari kromosom


tertentu kebanyakan merupakan fenomena secara kebetulan saja, tetapi
distribusinya tidak acak-acakan. Berdasarkan hukum kemungkinan, maka
terjadinya dua pindah silang secara simultan sama dengan h asil perkalian
dari besarnya kemungkinan untuk tiap pindah silang yang berlangsung
secara terpisah di dua tempat itu. H.J. Muller dalam tahun 1916
membuktikan bahwa pindah silang ganda yang sebenarnya adalah kurang
frekuensinya dibandingkan dengan yang dih arapkan berdasarkan
perhitungan distribusi acak-acakan. Muller menegaskan bahwa suatu
pindah silang yang terjadi pada suatu tempat tentu menghambat
terjadinya pindah silang lainnya yang berdekatan. Inilah yang dinamakan
 ) Untuk mencari besarnya interferensi, terlebih dahulu harus
dicari )      (disingkat KK), yaitu perbandingan antara
banyaknya pindah silang ganda yang sesungguhnya dengan banyaknya
pindah silang ganda yang diharapkan.
Singkatnya:
    
KK =
 
 

)    ) (disingkat KI) = 1 ² KK

Jadi apabila terdapat interferensi lengkap, tidak akan


menghasilkan pindah silang ganda, dan koinsidens dengan nol.
Sebaliknya, apabila tidak terjadi interferensi, maka KK = 1.
Pada contoh di muka (‰ambar X - 12) maka:
ë
3 pindah silang ganda yang sesungguhnya = = 0,0016

3 pindah silang ganda yang diharapkan = 0,10 Ø5 x 0,095 = 0,0102

8 88
KK = = 0,16
888

KI = 1 ² 0,16 = 0,84

Ini berarti bahwa pindah silang ganda yang terjadi itu hanya 16%
saja dari pindah silang ganda yang diharapkan. Interferensi akan kecil
apabila gen-gen yang bersangkutan letaknya saling berjauhan. Apabila
 melebihi 1, maka interferensi menjadi negatip.
Contoh lain:
Ú
Pada tanaman jagung (  Ù Ù ) dikenal gen-gen yang terangkai,
misalnya:
+ (atau Bm) = gen yang menyebabkan tulang daun berwarna hijau
(normal)
bm = gen yang menyebabkan tulang daun coklat (mengandung zat
antosian)
+ (atau Pr) = gen yang menyebabkan biji b erwarna kuning (normal)
pr = gen yang menyebabkan biji berwarna merah
+ (atau V) = gen yang menyebabkan daun berwarna hijau (normal)
v = gen yang menyebabkan daun berwarna hijau pucat
ëëë 

Ujisilang dari tanaman trihibrid ( ” X «

 


)
menghasilkan keturunan sebagai berikut:
+ pr v . . . . . . . . . 5 Û tanaman bm + v . . . . . . . . . 2 tanaman
bm pr v . . . . . . .434 tanaman + + v . . . . . . . . . . 1 tanaman
bm + + . . . . . . . . 60 tanaman + pr + . . . . . . . . . . 3 tanaman
+ + + . . . . . . . .441 tanaman bm pr + . . . . . . . . .2 tanaman
Catatan: Cara penulisan genotip disini telah disederhanakan, yaitu
dengan menghilangkan gen -gen yang terdapat di bawah garis. Jadi apa
ë

yang tercantum sebagai + pr v itu seharusnya dit ulis .


Demikianlah dengan lain-lainnya.
Pertanyaan:
1.‰ambarkan peta kromosom relatip di mana gen-gen itu terangkai
2.Gulislah genotip dari tanaman parental
3.Berapakah interferensinya?
Jawabnya:
1.Oleh karena parentalnya tidak diketahui, maka dua individu yang
jumlahnya paling banyak, merupakan tipe parental, yaitu (bm pr v)
dan (+ + +). Gipe-tipe rekombinasi hasil adanya pindah silang ganda
(disingkat: PS‰) adalah individu yang jumlahnya paling sedikit, yaitu
(+ + +) dan (bm pr +). Salah jika yang diambil (bm + v), sebab gen v
menempati tempat yang sama dengan gen v dari (+ + v).
Jadi singkatnya:
Gipe parental Gipe rekombinasi PS‰
bm pr v + + v
+ + + bm pr +
Apabila tipe-tipe rekombinasi dibandingkan dengan tipe-tipe
parental, maka nampak bahwa ada perbedaan mengenai letak gen v.
Berhubung dengan itu gen v seharusnya terletak di tengah, sehingga
  e  e   e  i    ×  ×   J i ie
 e  e  e e i    e  e   e  i  
Ù     Ù

     
A i i e     ie  e    e 
 

c  ë ë ë cë   ë c  ë  ë cë  ë
3     Ü

  


  

 ë ë  ë 
Ü Ü Ô Ü Ô


c   ë ë cë ë  ë c  ë  ë cë  ë
3      Ý

  


  
ëëë
Ý Ý  Ý 

J i
  e  Þ  Ý Ô i

  e  Þ  Ý  i
G   e o oo e i i  e  i ei 

ë ë ë
ԛGeo i   i ii i  › K e i  eo i  i
  
ë ë ë   
   e  i    ›
ë ë ë   
ë
ߛ G   e  à á 

â
G   i    á Ô  á 

KK á á Ô

KI á   Ô á  ÔÔ
c0 ‰   012112% ã

Marilah kita tinjau gen-gen yang terdapat pada kromosom-X pada


ä å
lalat p æçè, misalnya:
+ (atau Y) = gen yang menyebabkan tubuh berwarna kelabu
(normal)
y = gen yang menyebabkan tubuh berwarna kuning
+ (atau W) = gen yang menyebabkan mata berwarna merah
(normal)
w = gen yang menyebabkan mata berwarna putih
Mula-mula kita kawinkan lalat betina normal homozigotik (baik
warna tubuh maupun warna matanya) dengan lalat jantan tubuh kuning,
mata putih. Semua lalat F 1 baik yang jantan maupun yang betina akan
normal. Apabila lalat-lalat F 1 ini dibiarkan kawin sesamanya, didapatkan
lalat-lalat F 2 sebagai berikut: (‰ambar X - 13)
a. semua lalat betina akan normal, meskipun ada 4 macam
genotip
b.lalat-lalat jantan terbagi atas 4 kelas, yaitu:
3 lalat jantan normal, baik warna tubuh maupun warna
matanya
3 lalat jantan dengan warna tubuh normal, matanya putih
3 lalat jantan dengan warna tubuh kuning, matanya merah
3 lalat jantan dengan warna tubuh kuning, matanya putih
Hasil ini merupakan petunjuk penting dalam usaha pembuatan
peta kromosom-X, yaitu bahwa lalat-lalat F 2 yang betina tidak berguna,
karena semuanya normal. Lalat-lalat betina dapat dibuang dan kita
cukup perhatikan lalat -lalat jantannya saja, karena fenotipnya
memperlihatkan 4 macam variasi.
é
& × % 


Di sini pun sebaiknya kita menggunakan individu trihibrid agar
supaya akibat adanya pindah silang ganda dapat nampak dalam
keturunan.
Berdasarkan pengetahuan di atas, maka di sini trihibrid tidak diuji
silang seperti halnya dengan pembuatan peta autosom, melainkan
dikawinkan dengan individu j antan normal. Kecuali itu kita hanya
‰   'ê ëì Di  e wi      p   
i  ee
e  i   o oo › e    e i   íÔ   o  e i
î
 
  e i  e  feo i› T  ””   e  i   
  ›

e e i  e    
  
 e   e    
e i i  e ii e     e i  ›
Co o  
   Doo i ie  ee   e  i ee i
ï ð e   ee   ew  e ño 
w ð e   ee   ew   i
ï ð e   ee    ew  e  ño 
 ð e   ee    ew  i
ï ð e   ee     e   ño 
f = gen yang menentukan bulu bercabang
Pada waktu lalat trihibrid betina dikawinkan dengan lalat jantan
normal dihasilkan keturunan misalnya sebagai berikut:
”” : 310 mata merah, tubuh kelabu, bulu tak bercabang
(normal)
«« : 2 mata putih, tubuh kelabu, bulu tak bercabang
9 mata merah, tubuh kelabu, bulu bercabang
8 ò mata putih, tubuh kuning, bulu bercabang
50 mata putih, tubuh kelabu, bulu bercabang
46 mata merah, tubuh kuning, bulu tak bercabang
4 mata putih, tubuh kuning, bulu tak bercabang
98 mata merah, tubuh kelabu, bulu tak bercabang
4 mata merah, tubuh kuning, bulu bercabang
Pertanyaannya:
1.Pada kromosom apakah gen-gen itu terangkai? Berikan alasannya.
2.‰ambarkan peta kromosom relatip.
3.Hitunglah koefisien interferensinya.
4.Coba buatlah diagram perkawinannya dimulai dari lalat parentalnya.
Jawabnya:
1.Oleh karena keturunannya dibedakan kelaminnya, maka dapat
dipastikan bahwa gen-gen tersebut terangkai pada kromosom -X.
2.Gerlebih dahulu kita tulis keturunan dari hasil perkawinan itu dengan
mengemukakan gen-gennya, yaitu sebagai berikut:
”” : 310 + + +
«« : 2 w + +
9 + + f
8ò w y f
50 w + f
46 + y +
4 w y +
98 + + +
4 + y f
Gipe parental Gipe rekombinasi PS‰
¨ ¨  
  
Apabila tipe-tipe parental dibandingkan dengan tipe -tipe
rekombinasi, maka nampak bahwa ada perbedaan mengenai letak gen w.
Berhubung dengan itu gen w seharusnya terletak di tengah,
sehingga urutan letak gen yang benar ialah î5) atau )5î Jadi
tipe parental dengan memperlihatkan urutan letak gen yang benar
ialah:
¨ ¨
atau
   
Andaikata kita menggunakan susunan tipe parental yang pertama,
maka:
cëëëcë ëcë ëcëë
PS antara y - w =
Ú  
Ú
!ë"8ë!ë 8
= = = 0,34 = 34%
88 88
cëëcëë ëcë ëcëë
PS antara w - f =
Ú  
Ú

!ëë!ë
= = 0,0633 = 6,33%
88
Jadi: - jarak gen y - w = 34 unit
3 jarak gen w - f = 6,33 unit

‰ambar peta kromosom relatip ialah sebagai berikut:

!ë
3.PS‰ yang sesungguhnya = = 0,02
88
PS‰ yang diharapkan = 0,34 x 0,0633 = 0,02
88
KK = = 1, sehingga KI = 1 ² 1 = 0. Berarti tanpa interferensi.
88

ëëë
4.‰enotip lalat trihibridnya ialah . Melihat genotipnya, maka

ëëë
lalat ini tentunya berasal dari lalat -lalat parental ” dan «
ëëë

. Dengan demikian bentuk diagram perkawinan yang dimulai dari
#
lalat-lalat parental ialah sebagai berikut:
ëëë
P ” X «
ëëë
 
#
normal kuning,
putih, bercabang


c  ×     × ×   


Mudah dimengerti kiranya bahwa mempelajari berangkai dan
pindah silang serta pembuatan peta kromosom pada manusia jauh lebih
ó ô
sukar daripada dengan menggunakan bahan lalat p õö÷ dan tumbuh-
tumbuhan. Ini disebabkan karena beberapa hal , antara lain: 
1.Pada manusia tidak dapat dilakukan percobaan dengan cara
mengawinkan manusia seperti kehendak kita.
ԛGee   e ie i ei   e i  e i  
i
  i
  i   i   e   i e  
ei  i         e e ee  ee i›
›J  o oo i   i i e  i e  e  ø i 
ù
 o oo  e i e i    ee   e  i
  ei›
ú
ei e ii    i ie    e i e 
  e i   e i    i  e i    
×  e i ii ie   oe e o i 
  e  i
 e    o oo ›
eo  ee    
eei e i i    ei
e   i i o    e  i
    e   eei e i
ee ûG    ›
e i  eo  ee  
o     wi e   i i
eei e i i  e
e i    e    ee     eei e i i 
e   e     i i   o  ûG   › Ii ee 
e  i   ew i ei  ûüio i ei e ý› A  e i
eeii  e  i   w   e wi  e ii  ii e
i
  i   ee   o       i i eei e ii i
i e o ûG    ›
Je   w iii Ô      i  ii i 
ei    i   i   
 e e  e   
ee   eei e i i 
e   e     i i
e  o ›
Ke
i  ii ie    e o oo   i  e  w
e o i  R e     e e  i o oo    o oo
e  o oo  i  e  e eei › Ke i  e
i
ei iw i i  e e oeee e i i   
  e  feo i   ee  i e e i þG    7›

‰  'ÿ + Ai   i i  e e oeee 


       e  i feo i   ei    i
semestinya. ‰enotip RR atau Rr menyebabkan orang sakit retinitis
pigmentosa, sedangkan rr adalah normal( Suryo,2008)


c c
211 1‰


   c  

Alat dan dan bahan yang digunakan pada praktikum pindah silang
adalah lilin lembek (malam) yang terdiri dari dua warna.

  4   

Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat empat strand


kromosom dari lilin lembek (malam). Masing-masing dibuat dua strand
dari satu warna lilin lembek. Keadaan ini menyerupai keadaan tetrad
kromatid pada kromosom homolog. Kemudian diberi tanda dengan lilin
lembek yang dibentuk bulatan lokasi sentromer dan gen -gen. Konfigurasi
pindah silang dibuat dengan ketentuan pindah silang tunggal (2 -3),
pindah silang tunggal (1-4), pindah silang ganda (2 -3 ; 2-3), pindah silang
ganda (2-3 ; 2-4), pindah silang ganda (2-3 ; 1-4) dan pindah silang ganda
(1-3 ; 2-4 ; 2-3). Kemudian dihitung prosentase tipe rekombinan yang
terjadi akibat pindah silang yang telah dilakukan secara imitasi.
c c6
     2c   

7
     
Perlakuan Pengamatan
1. Dibuat 4 strand Gerbentuk 4 strand kromatid dengan 4 titik
kromatid dari lilin dan lokus gen tiap kromatid
diberi bulatan tempat  


lokus gen 





2. Pindah silang tunggal  




(2²3)  

  !"#$




NPS = 2/4 x 100% = 50%

3. Pindah silang tunggal    !"#$

(1²4)  







NPS = 2/4 x 100% = 50%


4. Pindah silang ganda  


(2²3 ; 2²3) 

$ !"#$




NPS = 2/4 x 100% = 50%

5. Pindah silang ganda  




(2²3 ; 2²4) 

$ !"#$




NPS = 3/4 x 100% = 5%


6. Pindah silang ganda    !"#$

(2²3 ; 1²4)  

$ !"#$




NPS = 4/4 x 100% = 100%


. Pindah silang ganda  $ !"#$

(1-3 ; 2-4 ; 2-3) 




  !"#$




NPS = 4/4 x 100% = 100%


7  &   

Praktikum pindah silang bertujuan untuk menirukan secara imitasi


tentang terjadinya pindah silang serta mengetahui persen rekombinan
yang terbentuk akibat peristiwa pindah silang. Pindah silang adalah
proses penukaran segmen dari kromatid-kromatid bukan kakak beradik
dari sepasang kromosom homolog. Pindah silang terjadi ketika peristiwa
meiosis I (akhir profase I atau permulaan metaphase I), yaitu pada saat
kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid. Pada waktu
kromosom-kromosom hendak memisah yaitu pada anaphase I, kromatid -
kromatid yang bersilang itu melekat dan putus dibagian kiasma,
kemudian tiap potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara
timbal balik. Sehubungan dengan itu, gen -gen yang terletak pada bagian
yang pindah itu akan berpindah pula tempatnya ke kromatid sebelah
(Suryo,2008).

Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah lilin lembek


atau malam. Pemilihan lilin lembek dikarenakan bahan ini merupakan
padatan namun bersifat lembek dan lentur sehingga mudah dibentuk
sebagai imitasi strand dari sebuah kromatid. Lilin yang digunakan terdiri
dari dua warna yang berbeda, bertujuan untuk membedakan antara
kromatid yang kakak beradik dengan kromatid yang bukan kakak beradik.
Strand kromatid 1 dan kromatid 2 diumpamakan memiliki gen ABCD,
sedangkan strand kromatid 3 dan kromatid 4 diumpamakan memiliki gen
abcd.

Pada praktikum pindah silang, lilin lembek atau malam dibentuk


dengan bentukan memanjang dan membulat. Bentukan panjang dibuat
sebanyak 4 buah, bentukan tersebut merupakan imitasi dari strand pada
tetrad kromatid. Kemudian bulatan kecil dibentuk sebanyak 16 buah.
Bentukan semacam ini merupakan imitasi dari gen yang nantinya akan
ditempelkan sebanyak 4 buah dengan warna yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa gen -gen pada strand pertama dan kedua memiliki
gen yang sama. Sedangkan pada strand ketiga dan keempat ditempeli
bulatan kecil dengan warna yang sama, namun berbeda warna dengan
strand pertama dan kedua. Setelah semua disiapkan, selanjutnya dibuat
konfigurasi pindah silang yaitu pindah silang tunggal (1 -3), pindah silang
tunggal (1-4), pindah silang ganda (2 -3 ; 2-3), pindah silang ganda (2 -3 ;
1-4), dan pindah silang ganda (1 -3 ; 2-4 ; 2-3). Kemudian dilakukan
perhitungan nilai persentase pindah silang (NPS).

Pindah silang yang dipraktekkan adalah pindah silang tunggal dan


pindah silang ganda. Pindah silang tunggal adalah pindah silang yang
terjadi pada satu tempat , sedangkan pindah silang ganda adalah pindah
silang yang terjadi pada dua tempat. Hasil perhitungan NPS pada pindah
silang tunggal (2-3), pindah silang tunggal (1 -4), dan pindah silang ganda
(2-3 ; 2-3) menunjukkan angka 50%. Hasil perhitungan NPS pada pindah
silang ganda (2-3 ; 2-4) menunjukkan angka 5%, sedangkan pada pindah
silang ganda (2-3 ; 1-4) dan pindah silang ganda (1 -3 ; 2-4 ; 2-3)
menunjukkan angka 100 %. Nilai pindah silang tidak akan melebihi 50%,
biasanya bahkan kurang dari 50%, karena hanya dua dari empat kromatid
saja yang ikut mengambil bagian pada peristiwa pindah silang dan pindah
silang ganda akan mengurangi tipe rekombinasi yang dihasilkan (Sur yo,
2008).

Pindah silang atau crossing over adalah peristiwa penukaran


segmen dari kromatid-kromatid bukan kakak beradik (nonsister
chromatids) dari sepasang kromosom homolog. Pindah silang terjadi
ketika meiosis I (akhir profase I atau permulaan metaphase I), yaitu pada
saat kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid (bivalen). Saat
kromosom-kromosom hendak memisah (yaitu pada anaphase I),
kromatid-kromatid yang bersilang itu melekat dan putus di bagian
kiasma. Kemudian tiap potongan melekat pada kromat id sebelahnya
secara timbal balik. Berhubung dengan hal itu gen -gen yang terletak
pada bagian yang pindah itu akan berpindah pula tempatnya ke kromatid
sebelah (Sharif dkk, 2002).

Gerdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pindah silang, yaitu:

1. Gemperatur; temperatur yang melebihi atau kurang dari temperatur


biasa dapat memungkinkan besarnya terjadi pindah silang.
2. Umur; makin tua suatu individu, makin kurang mengalami pindah
silang.
3. Zat kimia; zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan
pindah silang.
4. Penyinaran dengan sinar X dapat memperbesar kemungkinan pindah
silang.
5. Jarak antara gen-gen terangkai; makin jauh letak suatu gen dengan
gen lainnya, makin besar kemungkinan terjadi pindah silang.
6. Jenis kelamin; pada umumnya pindah silang dijumpai pada m akhluk
hidup betina maupun jantan. Namun, pengecualian pada ulat betina
c    dan lalat jantan Drosophila tidak pernah terjadi pindah
silang (Suryo,2008).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pindah silang terjadi pada
meiosis I (akhir profase I dan awal anaphase I), berikut ini merupakan
gambar ilustrasinya:


‰ambar proses pindah silang pada maiosis I (Campbell, 2002).
Meiosis I, dibedakan atas beberapa fase:
a. Profase I, ini berbeda dari profase pada mitosis, yaitu bahwa
kromosom homolog membentuk pasangan yang dinamakan bivalen.
Proses berlangsungnya kromosom untuk berpasangan dinamakan
sinapsis. Kemudian anggota bivalen memanjang sehingga terbentuk 4
kromatid. Keempat kromatid pada satu bivalen dinamakan tetrad.
b. Metaphase I, bivalen-bivalen menempatkan diri di tengah dari sel
secara acakan (random).
c. Anaphase I, sentromer belum membelah. Kini kromosom -kromosom
homolog (masing-masing terdiri dari dua kromatid) saling memisahkan
diri dan bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Berarti
jumlah kromosom telah diparoh, dari keadaan diploid (2n) mejadi
haploid (n).
d. Gelofase I, akhir dari profase I (Suryo, 2008).

Pindah silang dibagi menjadi dua macam, yaitu:


a. Pindah silang tunggal adalah pindah silang yang terjadi pada satu
tempat. Misalnya pindah silang (2-3).
Contoh pindah silang (2 -3), yaitu:

 


 

 

   !"#$

Pada contoh pindah silang tunggal (2 -3) di atas didapatkan dua


macam tipe gamet, yaitu:
a) ‰amet tipe parental adalah ABCD , abcd
b) ‰amet tipe rekombinan adalah Abcd , abCD
Sehingga dapat dihitung nilai (prosentase) pindah silang (NPS)
dengan rumus:

Jumlah tipe rekombinasi


NPS = X 100%
Jumlah seluruh

= 2/4 X 100%

NPS = 50%

b. Pindah silang ganda adalah pindah silang yang terjadi pada dua
tempat. Pada praktikum ini, terdapat tiga macam pindah silang
ganda yang dilakukan dan menghasilkan NPS yang yang berbeda.
Pada pindah silang ganda ( 2-3 ; 2-3) dengan NPS 50%, pindah
silang ganda (2-3 ; 2-4) dengan NPS sebesar 5%, pada pindah
silang ganda (2-3 ; 1-4) dengan NPS sebesar 100%, serta pada
pindah silang ganda (1 -3 ; 2-4 ; 2-3) dengan NPS sebesar 100%.
Salah satu manfaat dari pindah sila ng yaitu meski dari induk dengan
spesies yang sama, karena adanya peristiwa pindah sila ng, seorang anak
tidak akan mempunyai karakter sama persis dengan induknya, baik
sebagian atau seluruhnya. Jadi, dengan adanya pindah silang maka dapat
diperoleh variasi-variasi fenotip dari spesies yang sama.

Peta kromosom adalah gambar skema sebuah kromosom yang


dinyatakan sebagai sebuah garis lurus dimana diperlihatkan lokus setiap
gen yang terletak pada kromosom itu. Sentromer dari kromosom
biasanya dianggap sebagai p angkal, maka diberi tanda 0 (angka nol).
Pada lokus setiap gen dibubuhkan angka yang menunjukkan jarak antara
satu gen dengan yang lain. Jarak itu diberi ukuran unit dan 1 unit= 1%
pindah silang. Jarak antar gen disebut jarak peta. Peta kromosom tanpa
menunjukkan letak sentromer dinamakan peta relatip (Suryo, 2008).


















c c6
2 

Berdasarkan praktikum pindah silang yang telah dilakukan dapat


disimpulkan bahwa pindah silang dapat menimbulkan berbagai variasi
susunan gen dan genotip. Selain itu, persen rekombinan pada pindah
silang tunggal (2-3), pindah silang ganda (2 -3 ; 2-3) dan pindah silang
tunggal (1-4) adalah sebesar 50%. Pindah s ilang ganda (2-3 ; 2-4) sebesar
5%. Selanjutnya pada pindah silang ganda (2 -3 ; 2-4) dan pindah silang
ganda (1-3 ; 2-4 ; 2-3) adalah sebesar 100%.
 8 0  

Anonim 1. 2010. http://www.phschool.com. diakses pada tanggal 1 Mei


2010 pukul 09.00 WIB .

 
Anonim 2. 2010. 6           diakses pada
tanggal 1 Mei 2010 pukul 09.10 WIB .

Campbell, Reech. 2002. c


  . Erlangga: Jakarta.

Elvita, Azmi dkk. 2008.   p. University of Riau: Riau.


Fatchiyah. 2006.     p     .
Universitas Brawijaya: Malang.

Sharif, Wallace D. dkk. 2002. p        
 !        "     
6 !  #$ %     
  ##. Biomed Central : USA.

Suryo. 2008.     . ‰adjah Mada University Press:


Yogyakarta.
20 

Pada tanaman tomat (



  ) gen-gen berikut ini
terdapat pada kromosom no. 2:

+ = tanaman tinggi

+ = daun hijau rata

+ = buah licin

d = tanaman pendek

m = daun hijau bernoda

p = buah berbulu halus


Uji silang pada tanaman trihibrid menghasilkan keturunan misalnya sebagai
berikut:

Ganaman tinggi, daun hijau bernoda, buah berbulu = 4 0

Ganaman tinggi, daun hijau rata, buah berbulu = 14

Ganaman pendek, daun hijau rata, buah berbulu =0

Ganaman pendek, daun hijau bernoda, buah licin = 19

Ganaman tinggi, daun hijau bernoda, buah lic in =1

Ganaman tinggi, daun hijau rata, buah licin = 25

Ganaman pendek, daun hijau rata, buah licin = 441

Ganaman pendek, daun hijau bernoda, buah berbulu = 30

a) Bagaimanakah urutan letak gen yang sebenarnya


b) Buatlah gambar peta kromosom relatip dimana terdapat gen-gen tersebut
c) Adakah interferensi
d) Gulislah genotip dari tanaman parental yang menghasilkan tanaman trihibrid
itu

JAWAB

Parentalnya tidak diketehui, maka dua individu yang jumlahnya paling banyak
merupakan tipe parental, yaitu (Ganaman tinggi, daun hijau bernoda, buah
berbulu) dan (Ganaman pendek, daun hijau rata, buah licin). Gipe -tipe rekombinasi
hasil adanya pindah silang ganda (PS‰) adalah individu yang jumlahnya paling
sedikit, yaitu (Ganaman pendek, daun hijau rata, buah berbulu) dan (Gana man
tinggi, daun hijau bernoda, buah licin).

You might also like