You are on page 1of 11

DEFINISI/PENGERTIAN PASAR (MARKET)

Posted on 24 Maret 2009 by Danfar

Menurut William J. Stanton (1993:92) pasar dapat didefinisikan sebagai berikut :

“ Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang


untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya”.

Dari definisi diatas terdapat 3 unsur penting didalam pasar yaitu :

1. Orang dengan segala keinginannya


2. Daya beli mereka
3. Kemauan untuk membelanjakannya

Pasar atau konsumen dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni konsumen akhir
(pasar konsumen) dan pasar bisnis (pasar industri). Dimana pasar konsumen adalah
sekelompok pembeli yang membeli barang-barang untuk dikonsumsi dan bukannya
untuk diproses lebih lanjut. Sedangkan pasar bisnis adalah pasar yang terdiri dari
individu-individu atau organisasi yang membeli barang untuk diproses lagi menjadi
barang lain dan kemudian dijual. Berdasarkan pengertian tersebut, sebagai contoh maka
petani digolongkan kedalam pasar bisnis, sebab mereka membeli barang digunakan untuk
diproses lebih lanjut menjadi barang-barang hasil pertanian.

Philip Kotler (1997), mengemukakan beberapa keputusan utama yang terlibat dalam
keputusan pembelian dari pasar bisnis, diantaranya berkenaan dengan menentukan :

1. Spesifikasi produk
2. Batas harga
3. Persyaratan waktu pengiriman
4. Persyaratan layanan
5. Persyaratan pembayaran
6. Jumlah pemesanan

Keputusan yang diambil oleh para pembeli pada dasarnya dihubungkan dengan
segi keinginannya dalam pemenuhan kebutuhan. Dan hal tersebut merupakan upaya
dalam mencari suatu kepuasan. Dalam kegiatan pemasaran, pemahaman atas perilaku
pembelian konsumen merupakan hal yang dapat membantu dalam pengambilan
keputusan. Sebuah alasan mengapa orang membeli produk tertentu (Product Buying
motive) atau membeli pada penjual tertentu (Patronage Buying Motive), ini merupakan
faktor yang sangat penting bagi penjual dalam menentukan program promosi yang
efektif, desain produk, harga, saluran distribusi yang efektif dan beberapa aspek lain dari
program pemasaran perusahaan. Motif yang ada pada seseorang akan mewujudkan
tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai kepuasan. Sedangkan tingkah laku
yang diarahkan pada tujuan dipengaruhi oleh pandangan seseorang. Oleh karena itu
perlulah mengetahui mengapa konsumen bertingkah laku demikian. Dengan meninjau
lebih jauh kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya tingkah laku konsumen itu dimulai
dengan suatu motivasi.

Adapun menurut Basu Swasta (1984:87) mengemukakan bahwa :

“ Motivasi adalah suatu dorongan keinginan individu yang diarahkan pada


tujuan untuk memperoleh kepuasan “.

Dari pengertian diatas maka dapat diketahui bahwa keinginan dari seseorang itu pada
dasarnya untuk memperoleh suatu kepuasan bagi dirinya. Kepuasan pelanggan
merupakan faktor yang sangat perlu diperhatikan dalam pemasaran sebab hal tersebut
yang menjadi salah satu kunci keberhasilan pemasaran. Philip Kotler (1997:36)
memberikan definisi kepuasan sebagai berikut :

“ Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari
perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk
dan harapan-harapannya “.

Seperti dijelaskan dalam definisi diatas kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja
dan harapan. Jika kinerja dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi
harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau
senang. Dengan demikian pembentukkan kepuasan pelanggan perlu terus menerus
diupayakan, agar pelanggan akan tetap setia pada perusahaan atau produk kita dan
merupakan cara untuk menarik konsumen lainnya.

http://dansite.wordpress.com/2009/03/24/definisi-pasar-market/

Perbedaan Antara Pasar Modern dan


Pasar Tradisional
Filed under: Tugas Softskill by Brian Maynardo — Leave a comment
May 13, 2010

Secara sederhana, definisi pasar selalu dibatasi oleh anggapan yang menyatakan antara
oembeli dan pejual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi jual beli.
Namun, pengertian tersebut tidaklah sepenuhnya benar karena seiring kemajuan
teknologi, internet, atau malah hanya dengan surat. Pembeli dan penjual tidak bertemu
secara langsung, mereka dapat saja berada di tempat yang berbeda atau berjauhan.
Artinya, dalam proses pembentukan pasar, hanya dibutuhkan adanya penjual, pembeli,
dan barang yang diperjualbelikan serta adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Contoh pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern.

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai
dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-
menawar yang terjadi. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan
makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang
elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-
barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya
terletak dekat kawasan perumahan dan perkampungan agar memudahkan pembeli untuk
mencapai pasar. Sisi negatif dari pasar tradisional adalah keadaannya yang cenderung
kotor dan kumuh sehingga banyak orang yang segan berbelanja disana. Beberapa pasar
tradisional yang “legendaris” antara lain adalah pasar Beringharjo di Jogja, pasar Klewer
di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba
bertahan menghadapi “serangan” dari pasar modern.
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual
dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga
yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya
dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang
dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar
barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama, seperti piring, gelas,
pisau, kipas, dan lain-lain. Berbeda dengan pasar tradisional yg identik dengan
lingkungannya yang kotor, pasar modern justru kebalikannya. Maka dari itu, masyarakat
sekarang cenderung memilih pasar modern sebagai tempat belanja guna memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan, hypermarket,
supermarket, dan minimarket.

http://a67532.wordpress.com/2010/05/13/perbedaan-antara-pasar-modern-dan-pasar-
tradisional/

Analisis Perbedaan Pasar Modern dan Pasar Tradisional di sekitar


kita
Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan
dengan harga pas dan denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah
di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.
Pasar tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli
dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan
adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok.
Perbedaan pasar modern dan pasar tradisional

Memang pasar modern maupun pasar tradisional, sama-sama merupakan tempat


bertemunya penjual dan pembeli. Namun kedua pasar tersebut memiliki perbedaan.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari mutu pelayanannya serta pendistribusiannya.
Kalau pasar modern mengutamakan pelayanan yang menyenangkan, bangunannya baik,
tempatnya nyaman segala kebutuhan pembeli diperhatikan, mulai dari parkir dan sarana
lain, namun pembeli tidak perlu berinteraksi dengan penjual, sehingga komunikasi sosial
tidak terjadi.

Apabila dilihat pendistribusiannya, pasar modern tidak langsung dalam arti produsen dan
konsumen tidak saling mengenal. Sedangkan yang melayani sekedar sebagai penjaga
yang tidak mempunyai akses menentukan harga, sedangkan konsumen tidak
membutuhkan kontak langsung dengan penjual, sehingga tidak terjadi kontak sosial
antara pembeli dan penjual apalagi dengan produsen.
Di dalam pasar tradisional sebagian besar sebagai pasar eceran (retail), di mana pembeli
mencari barang sesuai kebutuhan sendiri. Sedangkan pasar modern diidentikkan sebagai
pasar grosir, pembeli membeli barang dalam partai besar karena akan dijual lagi.
Namun kenyataan berubah. Saat ini telah banyak yang dirancang sebagai pasar grosir,
juga berdagang layaknya pasar eceran (retail), Nampaknya perdagangan eceran dan
grosir sudah sulit dipisahkan, sehingga segmentasi pembeli pada pasar tradisional dan
pasar modern sudah bercampur baur, tidak lagi pasar modern diidentikan dengan pembeli
golongan menengah ke atas, sedangkan pasar tradisional golongan menengah ke bawah.

sebelum adanya pasar modern, pasar tradisional merupakan urat nadi perekonomian
rakyat, baik yang ada di kota maupun di pedesaan.
emang pasar tradisional terkesan penuh dengan kesemrawutan, mulai tata letak, sirkulasi
pengunjung, bentuk dasaran barang sampai pada drainase dan lalu lintas di luar pasar
maupun di dalam pasar, namun di situlah tertumpu ekonomi rakyat banyak, selain
pedagang, juga kuli angkut, tukang parkir, ojek pedagang makanan yang berkeliling dsb.
Keberadaan pasar tradisional, terutama di daerah pedesaan, masih menyimpan esensi
sebagai gambaran khas kearifannya, di mana pasar tradisional dapat menyuguhkan
suasana lalu lalang pengunjung mencari barang yang lebih murah harganya dibanding
dengan pedagang yang lain, pembeli pun dapat duduk membaur di antara pedagang tanpa
ada pembatas, sehingga semua dapat serba hidup, saling memberi dan menerima sejajar
pada posisi yang sama derajat.

Proses jual beli terjadi secara interaktif, harga bukan hal yang pasti, keuntungan bukan
menjadi tujuan utama, tetapi kebersamaan menyertainya.
Komunikasi dan interaksi sosial terjalin dengan sendirinya, suasana keakraban antara
penjual dan pembeli terwuju
Di era sekarang ini pasar bersifat dinamis, lebih-lebih arus urbanisasi ke kota makin
menjadi-jadi, mendorong kegiatan ekonomi menjadi lebih besar lagi. Umumnya dampak
dari kegiatan ekonomi yang meningkat tadi, mendorong sebagian besar orang
mengutamakan kegiatan ekonomi, mengabaikan yang lain.
Bahkan tata kota juga berubah drastis sehingga menimbulkan konflik memperebutkan
tata ruang kota antara kepentingan bisnis dan sosial, yang biasanya dimenangkan
kepentingan bisnis walaupun yang menarik keuntungan lebih kecil dibanding dengan
kepentingan sosial.
Yang lebih memprihatinkan lagi, apabila memunculkan konotasi negatif terhadap
keberadaan pasar tradisional.
Dengan bermunculannya pasar modern tadi, sebenarnya dapat dilihat kemauan dan
perilaku masyarakat yang ada pada saat ini, kenyamanan, keamanan, keteraturan serta
interaksi sosial masih merupakan dambaan segenap masyarakat.
Harus di akui kondisi pasar tradisional kian terdesak oleh keberadaan Pasar Modern,
pihak berwenang khususnya pemerintah baik pusat maupun daerah yang semestinya
memberikan proteksi agar invasi pasar modern tidak terus meluas seakan tak berdaya
dengan aliran keuntungan yang ditawarkan. Hierarki Pasar modern dari kelas
Hypermarket, Supermarket, Department store hingga Mini market semakin mengepung
keberadaan pasar tradisional. Bahkan Indomaret dan Alfamart yang mengembangkan
format convient store head to head bertarung dengan warung-warung tradisional disekitar
pemukiman penduduk.

Meski telah banyak pasar tradisional yang direnovasi untuk menghilangkan imej kumuh
dan kotor, namun tetap saja posisi pasar tradisional tetap tersudutkan oleh pertumbuhan
pesat pasar modern.
“ Akankah kondisi pasar tradisional di kota-kota besar Indonesia akan mengalami hal
tragis, hampir punah seperti yang dialami kota Bangkok di Thailand”???

http://fikri-allstar.blogspot.com/2010/04/analisis-perbedaan-pasar-modern-dan_20.html

Perbedaan Pasar Modern dengan Pasar Tradisional


May 13, 2010 at 9:52 am (Tugas)

Di zaman resesi seperti saat ini, orang harus lebih cermat dan bijak membelanjakan setiap
sen uang, termasuk ketika membeli kebutuhan hidup sehari-hari. Jika selama ini terbiasa
berbelanja bulanan di supermarket seperti Carrefour Kramat Jati atau pasar modern
lainnya, sudah waktunya melirik kemungkinan berbelanja di pasar tradisional Kramat
Jati. Selain lebih murah, Anda pun bisa turut membantu meningkatkan taraf
kesejahteraan para pedagang kecil.

Sebagai bahan pertimbangan, berikut ini Media Perempuan memberikan sejumlah


perbandingan untung-rugi berbelanja di pasar tradisional versus pasar modern:

Harga barang

Barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern memiliki perbedaan
harga yang cukup signifikan. Harga suatu barang di pasar tradisional bahkan bisa
sepertiga dari harga barang yang sama yang dijual di supermarket, terutama untuk
produk-produk segar seperti sayur-mayur serta bumbu-bumbu dapur seperti bawang
merah, bawang putih, jahe, lengkuas, merica, cabai merah, cabai rawit, dan lain
sebagainya.

Tawar menawar
Berbelanja di pasar tradisional memungkinkan pembeli untuk menawar harga barang-
barang hingga mencapai kesepakatan dengan pedagang. Jika cukup pintar menawar,
Anda bisa mendapatkan barang dengan harga yang jauh lebih murah. Sedangkan di pasar
modern, pembeli tidak mungkin melakukan tawar menawar karena semua barang telah
dipatok dengan harga pas.

Diskon

Untuk urusan diskon, sejumlah supermarket memang sering memberikan berbagai


penawaran yang menggiurkan. Akan tetapi, perlu diperhatikan apakah hal tersebut
merupakan rayuan terselubung (gimmick) agar pembeli bersikap lebih konsumtif. Tak
jarang, orang menjadi lapar mata ketika berbelanja di supermarket dan tergoda membeli
barang-barang yang tidak mereka butuhkan.

Kenyamanan berbelanja

Untuk urusan kenyamanan, berbelanja di pasar modern memang jauh lebih nyaman
ketimbang berbelanja di pasar tradisional. Berbagai supermarket memiliki area yang
lebih luas, bersih, rapi, dan dilengkapi dengan pendingin ruangan. Sedangkan pasar
tradisional menempati area yang lebih sempit, sumpek, sesak, dan tak jarang menguarkan
bau kurang sedap.

Kesegaran produk

Untuk produk-produk segar seperti daging, ikan, sayur-mayur, telur, dan lain sebagainya,
pasar tradisional biasanya menyajikan produk yang jauh lebih segar ketimbang
supermarket, karena belum ditambahkan zat pengawet. Logikanya, pedagang di pasar
tradisional memiliki dana yang cukup terbatas sehingga hanya mampu membeli pasokan
barang dengan jumlah tidak terlalu banyak. Dengan demikian, produk-produk yang dijual
pun lebih terjaga kesegarannya.

http://dim24.wordpress.com/2010/05/13/perbedaan-pasar-moder-dengan-pasar-
tradisional/

Keadaan Pasar Tradisional dan Pasar Modern


13 Mei 2010 Tinggalkan sebuah Komentar

by Nia in Uncategorized

Pasar adalah tempat berkumpulnya para penjual dan pembeli, dimana ada sebuah
transaksi yang dilakukan.

Untuk seorang konsumen membeli barang dengan tingkat harga yang lebih rendah adalah
hal paling dicari, apalagi dengan kondisi ekonomi masyarakat menengah kebawah.
Dijaman sekarang ini sudah banyak pasar modern yang menyediakan barang dengan
harga murah serta fasilitas kenyamanan dalam belanja. Mungkin banyak orang yang
senang dengan hal ini, tetapi bagaimana ya kondisi pasar tradisional yang ada di
Indonesia sekarang ini.

Mungkin jika anda pergi kesebuah pasar tradisional anda akan lebih bisa mendapatkan
barang - barang kebutuhan dengan harga yang lebih murah, seperti sayur atau ikan
misalnya, biasanya selalu baru dan segar, mungkin fasilitasnya yang kurang. Biasanya
jika berbelanja dipasar modern anda tidak perlu kepanasan, dan produk yang disajikan
biasanya telah tertata rapi, apalagi jika diberikan discount khusus, biasanya konsumen
akan senang untuk membelinya.

Pasar Modern kini telah banyak kita jumpai, hinggan kekota kecilpun kini telah ada, ya
karena perkembangan jaman yang semakin cepat tentunya, tetapi sebenarnya kita juga
perlu tetap melestarika pasar tradisional. Karena itu juga menyangkut kondisi ekonomi
masyarakat Indonesia yang ada ditingkat menengah kebawah.

Sebenarnya semua tergantung konsumen itu sendiri, dimana mereka ingin berbelanja.

http://niaas8.wordpress.com/2010/05/13/keadaan-pasar-tradisional-dan-pasar-modern/

Pasar Tradisional

Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para


penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar
langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang
berupa barang kebutuhan pokok.
• Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-


barang diperjual belikan dengan harga pas dan denganm layanan
sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan
tempat-tempat modern lainnnya.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern


dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup
modern yang berkembang di masyarakat kita. Tidak hanya di kota
metropolitan tetapi sudah merambah sampai kota kecil di tanah air.
Sangat mudah menjumpai minimarket, supermarket bahkan
hipermarket di sekitar tempat tinggal kita. Tempat-tempat tersebut
menjanjikan tempat belanja yang nyaman dengan harga yang tidak
kalah menariknya. Namun di balik kesenangan tersebut ternyata telah
membuat para peritel kelas menengah dan teri mengeluh. Mereka
dengan tegas memprotes ekspansi yang sangat agresif dari peritel
kelas besar itu.

Protes yang dilakukan para peritel berkantong tipis tersebut


sebenarnya lebih ditujukan kepada pemerintah, baik pusat maupun
daerah, sebagai pengambil kebijakan untuk mengatur persaingan
yang lebih fair. Memang, setelah peritel kelas kakap saling tidak mau
kalah dalam mengembangkan bisnisnya di berbagai tempat, termasuk
ke wilayah permukiman melalui minimarket, tidak sedikit pengecer
atau toko kelontong yang merasa omset penjualannya menurun.

Keberadaan pasar, khususnya yang tradisional, merupakan salah satu


indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah.
Pemerintah harus concern terhadap keberadaan pasar tradisional
sebagai salah satu sarana publik yang mendukung kegiatan ekonomi
masyarakat. Perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup yang
dipromosikan begitu hebat oleh berbagai media telah membuat
eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit terusik. Namun demikian,
pasar tradisional ternyata masih mampu untuk bertahan dan bersaing
di tengah serbuan pasar modern dalam berbagai bentuknya.
Kenyataan ini dipengaruhi oleh beberapa sebab.

Karakter/Budaya Konsumen. Meskipun informasi tentang gaya


hidup modern dengan mudah diperoleh, tetapi tampaknya masyarakat
masih memiliki budaya untuk tetap berkunjung dan berbelanja ke
pasar tradisional. Terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara
pasar tradisional dan pasar modern. Perbedaan itulah adalah di pasar
tradisional masih terjadi proses tawar-menawar harga, sedangkan di
pasar modern harga sudah pasti ditandai dengan label harga. Dalam
proses tawar-menawar terjalin kedekatan personal dan emosional
antara penjual dan pembeli yang tidak mungkin didapatkan ketika
berbelanja di pasar modern.
Revitalisasi Pasar Tradisional. Pemerintah seharusnya serius
dalam menata dan mempertahankan eksistensi pasar tradisional.
Pemerintah menyadari bahwa keberadaan pasar tradisional sebagai
pusat kegiatan ekonomi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat
luas. Perhatian pemerintah tersebut dibuktikan dengan melakukan
revitalisasi pasar tradisional di berbagai tempat. Target yang
dipasang sangat sederhana dan menyentuh hal yang sangat
mendasar. Selama ini pasar tradisional selalu identik dengan tempat
belanja yang kumuh, becek serta bau, dan karenanya hanya didatangi
oleh kelompok masyarakat kelas bawah. Gambaran pasar seperti di
atas harus diubah menjadi tempat yang bersih dan nyaman bagi
pengunjung. Dengan demikian masyarakat dari semua kalangan akan
tertarik untuk datang dan melakukan transaksi di pasar tradisional.
Regulasi. Pemerintah memang mempunyai hak untuk mengatur
keberadaan pasar tradisional dan pasar modern. Tetapi aturan yang
dibuat pemerintah itu tidak boleh diskriminatif dan seharusnya justru
tidak membuat dunia usaha mandek. Pedagang kecil, menengah,
besar, bahkan perantara ataupun pedagang toko harus
mempunyaikesempatan yang sama dalam berusaha.
Persaingan antar peritel di Indonesia sebenarnya tidak sesederhana
yang dibayangkan orang. Persaingan tidak hanya terjadi antara yang
besar melawan yang kecil, melainkan juga antara yang besar dengan
yang besar, serta yang kecil dengan yang kecil. Pemerintah sebagai
regulator harus mampu mewadahi semua aspirasi yang berkembang
tanpa ada yang merasa dirugikan. Pemerintah harus mampu
melindungi dan memberdayakan peritel kelas teri karena jumlahnya
yang mayoritas. Di lain pihak, peritel besar pun mempunyai
sumbangan besar dalam ekonomi. Selain menyerap tenaga kerja,
banyak peritel besar yang justru memberdayakan dan meningkatkan
kualitas ribuan pemasok yang umumnya juga pengusaha kecil dan
menengah. Belum lagi konsumen yang kian senang menjadi raja yang
dimanja. Bagi pemerintah, mencari keseimbangan antara yang besar
dan yang kecil ini memang tidak mudah.

http://jacksparow.yolasite.com/blog-ilmu-dan-artikel-ku/pasar-moderen-vs-pasar-
tardisional

You might also like