Professional Documents
Culture Documents
Jual beli dalam islam selain sebagai salah satu perbuatan muamalah juga merupakan satu
tatanan nilai ibadah sehingga dalam aktivitasnya banyak aturan yang harus dipenuhi oleh pihak penjual
dan pembeli hal itu Allah SWT telah menjelaskan dalam Al-baqarah,2:282.
Persaksian dalam ayat tersebut ditujukan untuk menghindari perselisihan dan member
kejelasan tentang adanya peristiwa jual beli.
Salah satu aturan dalam proses jual beli adalah khiyar,yaitu pilihan,yakni suatu kesempatan
tempat penjual dan pembeli menimbang-nimbang atau memikirkan secara matang sebelum proses
transaksi dilakukan. Nabi SAW bersabda:
“Jika dua orang melakukan jual beli, maka keduanya boleh melakukan khiyar sebelum mereka berpisah
dan sebelum mereka bersama-sama, atau salah seorang mereka khiyar, maka mereka berdua
melakukan jual beli dengan cara itu. Dengan demikian jual beli itu menjadi wajib”
Barang yang harus dijualbelikan harus barang yang halal (dan tidak ada madlarat), barang yang
haram dimakan atau diminum haram pula dijual belikan, contohnya:
Abu Hurairah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Harga anjing itu haram, kecuali
anjing pemburu”.(HR.Muslim dan Nasai)
b. Arak, khamr,bangkai,darah,daging binatang yang disembelih atas nama selain Allah Ta’ala.
Sebagaimana firman-NYa dalam Al-quran : QS.An-Nahl,16:115
Jenis-jenis binatang yang disebutkan di atas haram dimakan dan haram pula diperjualbelikan.Sabda Nabi
SAW:
“Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan jual beli arak,bangkai, babi dan patung-
patung.”(Mutafaq alaih)
Selain jenis-jenis barang tertentu yang dilarang untuk diperjualbelikan, ada pula hal-hal yang
menyebabkan tidak sah(batal) proses jual beli karena cara dalam proses jual beli yang dilarang dalam
ajran Islam, antara lain :
Yaitu menjual barang yang tidak ada, dengan barang yang tidak ada pula
Yaitu jual beli yang didalamnya ada ghahar(ketidakjelasan),seperti menjual ikan di air, menjual
bulu kambing yang masih hidup dan sebagainya.
>Ijon
Adalah jual beli barang yang dibeli belum menjadi barang yang layak diperjualbelikan.