You are on page 1of 5

Nama :Mas’ud

Nim :EO2304026

Mata kul :Ilmu perbandingan Agama

Reviu hasil kuliah’

Konsep ketuhanan dalam sejarah agam agama

satu hal yg harus dijunjung tinggi sebelum kita lebih jauh berdiskusi ttg eksistensi tuhan
adalah, bhw saya adalah saya dg pemahaman sy dan anda adalah anda tentu juga dgn
pemahaman anda (lakum diinukum waliyadin) yg tdk hanya terbatas scr parsial berdasarkan
terminologi semata. (hakikinya sebuah proses demokratisasi), skrg kita coba lanjutkan : mohon
diluruskan ketika ada yg kleru dr ane, krn tidaklah ada yg lbih pinter dr yg lainnya, dmn kita tdk
pernah memiliki apa2 kecuali atas dasar kemurahan Allah SWT.

1. tuhan adalah yg wajib ada, krn hakikatnya hanya dia yg ada sedangkan yg lain2 tidaklah ada.
mengapa yg lainnya (makhluk) menjadi ada..? krn diadakan oleh yg wajib ada. pd hakikatnya yg
ada itu hanyalah satu sedangkan yg lainnya adalah nol

2. Mula-mula Yang wajib ada ini Menciptakan sesuatu yg essensial yg saya dan mungkin kita
semua sepakati dengan nama " NUR MUHAMMAD" yg kemudian oleh yg wajib ada dr
percikan2 NUR MUHAMMAD inilah sehingga muncul sesuatu yg essensial pula, yaitu, Materi,
Energi, Ruang, Waktu dan Ilmu (informasi). Scr substansial alam semesta dan manusia adalah
satu kesatuan yg tak terpisahkan. apa buktinya..? pd keduanya-pun terdapat unsur2 yg essensial
diatas, materi, energi dstrusnya....,

3. Pada setiap diri Manusia ada 2 unsur pokok yg tidak dimiliki oleh mkhluk lainnya, yakni :
akal-fikir dan akal-qolbu. akal fikir berfungsi utk menterjemahkan hal2 apa sj yg bernilai empirik
sedangkan akal qolbu berfungsi utk menterjemahkan segala sesuatu yg tdk terjangkau oleh akal-
fikir dmn hal2 tersebut adalah sesuatu yg hanya akan masuk pd wilayah keyakinan/kebatinan
msing2 kita yg antara satu dg yg lainnya-pun berbeda2 kualitas/tingkatannya yg populer kt sebut
dg kualitas iman yg sangat berkorelasi dgn ilmu dan pengetahuan scr utuh (tdk melalui proses
belajar di lembaga2 formil, tp langsung dipahamkan oleh A;lah SWT sendiri kpd siapapun yg
dikehendakinya yg tentu hal ini telah masuk pd wilayah prerogatif allah SWT), krn hanya
Allkah-lah yg maha mengetahui segala sesuatu baik yg nampak maupun yg tersembunyi = siapa
diantara para hambanya, yg sungguh2 mencintainya, yg setengah2 dan bahkan memperolok2-
NYA.

3. Bagaimanakah sosok tuhan itu..? Astagfirullahal adhim, ini adalah kalimat pertama dari ane
gan.., dlm keyakinan ane, Allah sndiri telah mengingat kpd kita, ketika ada yg bertanya tentang
ruh saja (blm akan DIA) niscaya jawablah bhw itu adalah urusan ALLAH SWT yg memiliki
Pengetahuan tdk terbilang dg angka sedangkan kita hanyalah sedikit itupun atas ijinNYA semata,
Astagfirullahal-adhim...
4. konsep ketuhanan yg anda anut..? bagi ane yg alhamdulillah dilahirkan dr rahim seorang ibu
yg Muslimah (karunia/nikmat islam & iman), maka cukup dengan surah, Al-ikhlas terjawablah
pertanyaan ini, tdk ada lagi penjelasan bhw tuhan ane adalah Allah SWT yg tdk beranak juga tdk
diperanakkan dan tdk ada sesuatu apapun yg setara dengan-NYA.

5. tidak ada keraguan akan ke-esa'an dan Kekuasaan Allah SWT, Dialah Allah Yg maha
Pengasih lagi Maha Penyayang seandainya kita difahamkan, tp sayang seribu sayank,
kebanyakan kita blm benar2 difahamkan akan diri_NYA, krn hadirnya sedikit keraguan dlm
qolbu kita masing akan eksistensi-NYA.., mengapa slalu ragu..? krn kita blm benar2 scr totalitas
menjalankan perintahnya dan menjauhkan segala larangan-NYA (wilayah atau alam
RASA/QOLBU

Konsep Ketuhanan Pada Agama HINDU

Agama Hindu adalah agama yang paling populer diantara semua agama-agama Arya. Lalu, bila
Anda bertanya kepada seorang yang beragama Hindu yang awam dengan pertanyaan berapa
banyak dewa (Tuhan) yang ia percayai. Maka sebagian orang Hindu yang awam tersebut akan
menjawab 3, sebagian menjawab 33, sebagian yang lain lagi akan mengatakan 1000, sementara
yang lain lagi akan mengatakan 330 juta. Namun, jika Anda tanya seorang Hindu yang terpelajar
yang mempelajari kitab sucinya, maka dia akan mengatakan bahwa seorang yang beragama
Hindu itu sebenarnya hanya mempercayai kepada satu dewa (Tuhan) saja.

Perbedaan terbesar antara seorang Hindu dan seorang Muslim adalah bahwa orang Hindu
itu meyakini filosofi yang dikenal dengan istilah ‘pantheisme’ yakni bahwa semuanya adalah
dewa. Menurut keyakinan mereka, pohon itu dewa, matahari itu dewa, bulan itu dewa, ular itu
dewa, monyet itu dewa, manusia itu dewa, dan sebagainya. Sedangkan, orang Muslim meyakini
bahwa semuanya itu adalah milik Tuhan yakni pohon itu milik Tuhan, matahari itu milik Tuhan,
bulan kepunyaan Tuhan, ular milik Tuhan, monyet milik Tuhan, manusia milik Tuhan, dan
seterusnya. Jadi, perbedaan terbesar antara seorang yang beragama Hindu dengan seorang yang
beragama Muslim adalah bahwa orang Hindu meyakini bahwa semuanya adalah dewa (Tuhan),
sedangkan orang Muslim meyakini bahwa semua adalah milik Tuhan.

Sejarah Lahirnya Paham Animisme dan Dinamisme


Keberadaan paham atau aliran animisme dan dinamisme ini tidak terlepas dari sejarah
bangsa Indonesia. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa Hindu dan Budha telah hadir
lebih awal dalam peradaban nusantara. Masyarakat kita telah mengenal kedua agama budaya
daripada agama Islam. Namun, sebelumnya ada periode khusus yang berbeda dengan zaman
Hindu-Budha. Masa itu adalah masa pra-sejarah. Zaman ini disebut sebagai zaman yang belum
mengenal tulisan. Pada saat itu, masyarakat sekitar hanya menggunakan bahasa isyarat sebagai
alat komunikasi.Di zaman itulah, masyarakat belum mengenal agama. Mereka belum mengerti
tentang baik dan buruk. Mereka juga belum mengerti tentang aturan hidup karena tidak ada kitab
suci atau undang-undang yang menuntun kehidupan mereka. Tidak ada yang istimewa pada
zaman ini kecuali kepercayaan primitif mereka tentang animisme dan dinamisme. Disebutkan
oleh para sejarawan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari kawasan tengah benua
Asia. Ada yang mengatakan bahwa mereka bersebelahan dengan masyarakat Tiongkok. Ada
juga yang menyebut nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari kawasan selatan Mongol.
Yang pasti, para sejarawan tersebut sepakat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
kawasan Asia. Menurut sejarah, diceritakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia tersebut
berpindah-pindah mengikuti aliran sungai di India. Sampai pada abad ke-40 SM, mereka pindah
dan kemudian menetap di kawasan nusantara. Mereka tersebar di sepanjang pesisir pulau
Sumaterera dan Jawa. Ada juga yang menempati daerah pedalaman Kalimantan dan Sulawesi.
Penyebaran ini tidak terjadi dengan proses yang cepat. Pertumbuhan masyarakatnya pun tidak
begitu pesat. Hal ini disebabkan karena sedikitnya alat transportasi untuk menghubungkan satu
pulau dengan pulau yang lain. Ditambah dengan tidak adanya bahasa yang disepakati antara
mereka sehingga menyulitkan mereka dalam berkomunikasi dengan pihak luar. Nenek moyang
bangsa Indonesia ini tidak hanya membawa barang-barang kuno sebagai perbekalan hidup
mereka. Di samping itu, mereka juga membawa budaya, tradisi, ataupun kepercayaan yang
sebelumnya telah mereka dapati dari bangsa lain di luar nusantara. Menurut sejarah, banyak
terjalin interaksi di antara manusia saat itu. Mereka yang dulu mendiamai bumi nusantara telah
menjalin interaksi dengan bangsa Tiongkok, Mongol, Aria, dan suku-suku di kawasan India.
Dari interaksi inilah, nenek moyang Indonesia banyak mengadopsi pemikiran dan kepercayaan
dari bangsa luar, seperti Cina dan India. Walaupun Hindu dan Budha belum menguasai bumi
nusantara, banyak di antara mereka yang sudah melakukan proses ritual-ritual tertentu.
Kepercayaan animisme dan dinamisme telah tumbuh dan berkembang pesat di sekitar
lingkungan mereka. Dari kepercayaan inilah, mereka membangun sebuah masyarakat. Mereka
mengangkat seorang kepala adat sebagai pemimpin. Baik pemimpin kemasyarakatan ataupun
pemimpin dalam proses-proses ritual.Kepercayaan animisme dan dinamisme itu didapat dari
pengaruh bangsa lain yang telah menjalin interaksi dengan mereka. Ada yang mengatakan bahwa
paham ini berasal dari ajaran Taonisme yang lahir di kawasan Tiongkok. Ada juga yang
mengatakan bahwa ia lahir dari ajaran bangsa Aria. Yang pasti, saat itu masyarakat awal
Indonesia sudah mengenal istilah dewa, roh jahat dan roh baik, dan kesaktian atau kekuatan luar
biasa. Misalnya, mereka sudah percaya pada kekuatan matahari dan bulan atau disebut dengan
kepercayaan pada Adityachandra.Tidak hanya itu, masyarakat awal Indonesia juga sudah
mengenal tentang bagaimana cara menghormati orang yang sudah mati. Kepercayaan bahwa
manusia yang hidup masih bisa menjalin komunikasi dengan para leluhur mereka yang sudah
mati. Untuk itulah, mereka melakukan ritual-ritual tertentu dalam rangka menghormati arwah
para leluhur dan menjauhkan diri dari roh jahat. Setiap benda yang dianggap ajaib atau
mengesankan, maka mereka akan menganggapnya sebagai benda yang memiliki kesaktian.
Matahari dipercaya sebagai dewa, bulan diyakini sebagai dewi, langit dianggap sebagai kerajaan,
bumi beserta segala isinya disebut sebagai pelindung atau pengawal manusia.Jika ditelusuri,
kepercayaan semacam ini tidak hanya berkembang di Indonesia. Di Jepang atau Cina misalnya,
masih banyak masyarakat setempat yang menganut paham animisme dan dinamisme. Begitupun
dengan masyarakat India. Bahkan, sebagian masyarakat Eropa dan Asia Barat pun masih percaya
pada animisme dan dinamisme. Warga Jepang masih menganut paham Shinto. Mereka sangat
menghormati matahari. Masyarakat Cina menganut Konghucu, mereka menyembah para dewa
langit dan bumi. Yang dan Ying disebut-sebut sebagai Tuhan. Di India, setiap binatang tertentu
seperti sapi memiliki kekuatan. Sapi adalah binatang suci bagi masyarakat India, bahkan
pemerintah setempat melarang penyembelihan sapi.Di kawasan Jazirah Arab, sebagian
masyarakat masih percaya pada kekuatan sungai Nil atau kesaktian padang Sahara. Fir'aun masih
diyakini sebagi sosok yang masih memiliki kekuatan walaupun jasadnya telah rusak. Bahkan di
Eropa, kepercayaan terhadap dewa-dewa Yunani atau roh-roh jahat seperti vampir dan zhombie,
masih ramai diyakini oleh mereka. Dari semua penelusuran ini dapat disimpulkan bahwa
lahirnya kepercayaan animisme dan dinamisme di Indonesia adalah berasal dari pengaruh bangsa
lain.

Pengertian Animisme
Kata animisme berasal dari bahasa latin, yaitu anima yang berarti 'roh'. Kepercayaan
animisme adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh. Keyakinan ini banyak dianut oleh
bangsa-bangsa yang belum bersentuhan dengan agama wahyu. Paham animisme mempercayai
bahwa setiap benda di bumi ini (seperti laut, gunung, hutan, gua, atau tempat-tempat tertentu),
mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar jiwa tersebut tidak mengganggu manusia, atau
bahkan membantu mereka dalam kehidupan ini. Banyak kepercayaan animisme yang
berkembang di masyarakat. Seperti, kepercayaan masyarakat Nias yang meyakini bahwa tikus
yang sering keluar masuk rumah adalah jelmaan dari roh wanita yang meninggal dalam keadaan
melahirkan. Atau, keyakinan bahwa roh orang yang sudah meninggal bisa masuk kedalam jasad
binatang lain, seperti babi hutan dan harimau. Biasanya, roh tersebut akan membalas dendam
terhadap orang yang pernah menyakitinya ketika hidup. Kepercayaan semacam ini hampir sama
dengan keyakinan reinkarnasi. Reinkarnasi sendiri tidak lain adalah pemahaman masyarakat
Hindu dan Budha yang percaya bahwa manusia yang sudah mati bisa kembali lagi ke alam dunia
dalam wujud yang lain. Jika orang tersebut baik selama hidupnya, biasanya ia akan ber-
reinkarnasi dalam wujud merpati. Namun, jika dikenal dengan perangainya yang buruk, maka ia
akan kembali hidup dalam wujud seekor babi.

Pengertian Dinamisme
Perkataan dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos, sedangkan dalam
bahasa Inggris berarti dynamic dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan arti
kekuatan, daya, atau kekuasaan. Definisi dari dinamisme memiliki arti tentang kepercayaan
terhadap benda-benda di sekitar manusia yang diyakini memiliki kekuatan ghaib.
Dalam Ensiklopedi umum, dijumpai defenisi dinamisme sebagai kepercayaan
keagamaan primitif yang ada pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia.
Dinamisme disebut juga dengan nama preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda
atau makhluk mempunyai daya dan kekuatan. Maksud dari arti tadi adalah kesaktian dan
kekuatan yang berada dalam zat suatu benda dan diyakini mampu memberikan manfaat atau
marabahaya. Kesaktian itu bisa berasal dari api, batu-batuan, air, pepohonan, binatang,
ataubahkan manusia sendiri.
Dinamisme lahir dari rasa kebergantungan manusia terhadap daya dan kekuatan lain yang berada
di luar dirinya. Setiap manusia akan selalu merasa butuh dan harap kepada zat lain yang
dianggapnya mampu memberikan pertolongan dengan kekuatan yang dimilikinya. Manusia
tersebut mencari zat lain yang akan ia sembah yang dengannya ia merasa tenang jika ia selalu
berada di samping zat itu. Sebagai contoh, ketika manusia mendapatkan bahwa api memiliki
daya panas, maka ia akan menduga bahwa apilah yang paling berhak ia sembah karena api telah
memberikan pertolongan kepada mereka ketika mereka merasa dingin. Ia mengira bahwa api
memiliki kekuatan misteri yang tidak mungkin dimiliki oleh manusia sehingga ia akan
menyembahnya. Atau contoh lainnya, seperti penyembahan masyarakat Jepang terhadap
matahari. Mereka sangat mengagungkan dan menghormati matahari karena mereka percaya
bahwa matahari-lah yang pantas disembah disebabkan kekuatan sinarnya yang memancar ke
seluruh dunia. Karena sebab itulah, mereka menyembah sesuatu selain Allah. Mereka
menyembah Allah karena mereka bodoh dan jahil dalam mengenal Tuhan.

Agama Abrahanik

Dalam ilmu perbandingan agama, agama Abrahamik -- yang sering pula disebut sebagai
agama samawi -- adalah setiap agama yang muncul dari suatu tradisi Semit kuno bersama dan
yang ditelusuri oleh para pemeluknya kepada Abraham atau Ibrahim ("Bapak/Pemimpin banyak

orang" Bahasa Ibrani ‫"( ַאב ְָרהָם‬Avraham") Bahasa Arab ‫"( ابراهيم‬Ibrahim"), seorang leluhur yang

kisah hidupnya diceritakan di dalam Alkitab Ibrani/Perjanjian Lama, dan sebagai seorang nabi di
dalam Al Qur'an dan juga disebut nabi dalam Kitab Kejadian 20:7.
ini merupakan kelompok besar dari agama-agama monoteistik, termasuk Yudaisme,
Kristen, Islam, Druze, Ahmadiyah, Bahá'í, Mormonisme dan mungkin termasuk pula Sikh.
Agama-agama Abrahamik mewakili lebih dari setengah [1] dari seluruh pemeluk agama di
dunia. Namun demikian, banyak dari para pemeluk agama ini yang menolak pengelompokan
agama atau kepercayaan mereka seperti ini dengan alasan bahwa agama mereka pada intinya dan
dasarnya mengandung gagasan-gagasan yang berbeda atau bahkan berlawanan dengan gagasan-
gagasan agama yang lainnya mengenai Abraham dan Tuhan atau Allah.
Menurut tradisi Yahudi, Abraham adalah orang pertama dari masa pasca air bah yang
menolak penyembahan berhala melalui analisis yang rasional (Sem dan Eber melanjutkan tradisi
dari Nuh), dan karena itu ia secara simbolis muncul sebagai tokoh fundamental untuk agama
monoteistik. Dalam pengertian ini, agama Abrahamik dapat disebut secara sederhana sebagai
agama monoteistik, tetapi tidak semua agama monoteistik tergolong agama Abrahamik. Dalam
Islam ia dianggap sebagai pemeluk monoteis yang pertama di dunia, ketika monoteisme telah
lenyap (Abraham adalah nabi yang berada dalam rangkaian nabi-nabi, mulai dari Adam) dan
karenanya sering dirujuk sebagai Ibrahim al-Hanif atau Abraham sang Monoteis.
Istilah monoteisme padang pasir kadang-kadang digunakan untuk maksud perbandingan
serupa dalam konteks historis, tetapi bukan untuk agama-agama modern, dan sekarang istilah ini
dianggap menghina..Saat ini di dunia diperkirakan ada sekitar 3,7 milyar orang pemeluk agama
Abrahamik.Agama samawi atau disebut juga agama langit, adalah agama yang dipercaya oleh
para pengikutnya dibangun berdasarkan wahyu Allah.
Beberapa pendapat menyimpulkan bahwa suatu agama disebut agama Samawi jika:
  * Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
    * Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)
    * Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci

You might also like