You are on page 1of 13

TUGAS PERDAGANGAN INTERNASIONAL

“Cari data GNP/GDP, Produksi, Konsumsi, Ekspor, Impor dan Harga Dunia Komoditas
Padi ”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perdagangan internasional
Semester IV tahun ajaran 2011/2012

Disusun Oleh:
Raga Dely 150610090110
Ilham Munazat 150610090126
Elfhat Patriot 150610090159
Regina Hanifah P 150610090168

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Perdagangan Internasional, yaitu membuat makalah dengan sebaik-baiknya.
Dengan selesainya makalah yang berjudul “Data GNP/GDP, produksi, konsumsi, ekspor,
impor dan harga dunia komoditas pertanian” ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah Perdagangan Internasional yang telah membimbing dan memotifasi penulis
untuk mencari informasi mengenai makalah yang dibuat.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca dapat mengetahui lebih
banyak mengenai masalah yang dibahas pada makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua. Oleh karena itu kritik dan saran akan penulis terima dengan senang
hati.

Jatinangor, Maret 2011

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian khususnya pertanian pangan (komoditas padi) ialah sektor


yang sangat strategis dan potensial untuk dijadikan sebagai sektor andalan (leading
sector) dalam pembangunan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang.
Alasannya, komoditas padi selain sebagai makanan pokok juga sebagai sumber
penghasilan bagi sebagian besar penduduk Indonesia, baik sebagai petani produsen
maupun sebagai buruh tani. Sebagai sektor yang sangat penting, komoditas padi
masih menghadapi berbagai permasalahan, khususnya yang berkaitan dengan
kesejahteraan petani produsen. Salah satunya ialah persoalan pemasaran
komoditas padi, yaitu rendahnya harga jual di tingkat petani produsen.
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun
terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu
pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia,
setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama
bagi mayoritas penduduk dunia.Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.

1.1 Tujuan Penulisan


Tujuan utama dari penulisan ini ialah
1. Untuk mengkaji tentang pemasaran komoditas padi
2. Mencari data GNP/GDP Mencari Produksi, konsumsi, ekspor, impor dan harga dunia
komoditas pertanian di Indonesia dan sejumlah kelompok negara maju, negara
berkembang dan negara terbelakang.

Sistematika Penulisan

Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
BAB III Penutup
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data GNP/GDP komoditas Padi

Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan yang signifikan dalam
pembangunan perekonomian Indonesia. Selain sebagai sektor yang mampu menyediakan pangan
bagi penduduk Indonesia, pertanian juga mampu menyerap 46,5 persen dari total angkatan kerja
di Indonesia, dan mampu memberikan kontribusi sebesar 14,7 persen bagi GNP. Misalnya pada
komoditas padi yang menghasilkan 1,5 persen bagi GNP.

2.2 Produksi Komoditas Padi

Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari total produksi
dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang
diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia). Thailand merupakan
pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam
(15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14%
dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brazil (3%).Produksi padi
Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton , kemudian tahun 2007 adalah 57 juta ton (angka ramalan
III), meleset dari target semula yang 60 juta ton akibat terjadinya kekeringan yang disebabkan
gejala ENSO.

Produsen padi terbesar — 2005


(juta metrik ton)
Republik Rakyat Cina 185
India 129
Indonesia 54
Bangladesh 40
Vietnam 36
Thailand 27
Myanmar 25
Pakistan 18
Filipina 15
Brasil 13
Jepang 11
Total Dunia 700
Sumber: Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)[1]

Produksi tahun 2008 komoditas padi di Indonesia menempati rank 2 di dunia


Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Indonesia (GKG)

Tahun LuasPanen Produktivitas Produksi Pertumbuhan


Produksi

(Juta ha) (Ku/ha) (Juta ton) (%)

1999 12,0 42,5 50,9 3,3

2000 11,8 44,0 51,9 2,0

2001 11,5 43,9 50,5 -2,8

2002 11,5 44,7 51,5 2,0

2003 11,5 45,4 52,1 0,7

2004* 11,8 45,3 53,7


Sumber : BPS,2004

Keterangan :* Angka Ramalan II, 2004

2.3 Konsumsi Komoditas Padi


Konsumsi padi di Indonesia adalah yang paling banyak di banding dengan
tanaman pangan lainnya karena padi (beras) adalah sumber utama pangan di
Indonesia. Tetapi tidak semua daerah di Indonesia menggunakan padi sebagai
tanaman pangan utama. Kemampuan petani dalam menyediakan padi juga
terbatas untuk saat ini. Seperti pada table di bawah ini.

2.4 Ekspor Komoditas Padi


Indonesia memiliki petani padi yang mewarisi budaya kerja tinggi, tekun dan rajin. Petani
dalam menanam padi telah menerapkan prosedur baku, atau yang dalam istilah modern disebut
Standar Operasional dan Prosedur (SOP). Dapat dikatakan bahwa menanam padi bagi petani
merupakan bagian dari ibadah, dan hampir belum pernah terjadi petani menanam padi lantas
dibiarkan tanpa perawatan intensif. Namun sangat disayangkan bahwa keahlian petani dalam
teknik menanam padi ini belum kita manfaatkan secara maksimal. Ibaratnya sangat banyak
Insinyur ahli terpaksa tidak dapat sepenuhnya dimanfaatkan, karena pabriknya terlalu kecil.
Andai saja petani padi Indonesia disediakan lahan sawah seluas lahan garapan petani Thailand
atau Vietnam, dapat dipastikan Indonesia akan menguasai pasar beras internasional. Dari data
dan uraian di atas menunjukkan bahwa jalan untuk menuju swasembada beras secara
berkelanjutan dan bahkan untuk menjadi pengekspor beras, sudah jelas, yaitu melalui penyediaan
lahan garapan baru yang cukup. Penyediaan lahan garapan baru merupakan investasi untuk
jangka panjang, yang pasti akan dihargai dan dipuji oleh anak cucu kita. Alangkah bagusnya,
apabila pemerintah tidak lagi harus disibukkan oleh impor beras, karena beras produksi dalam
negeri melimpah, dan cukup untuk diekspor setiapsaat.

Ekspor tahun 2007 komoditas padi di dunia


2.5 Impor Komoditas Padi

Penolakan keras terhadap impor beras yang disampaikan oleh beberapa kalangan,
termasuk : petani padi, Gubernur, DPR, HKTI dan pengamat perberasan sejak penghujung tahun
2005 lalu menunjukkan adanya empati kepada petani dan merupakan hal yang amat positif
dalam upaya melindungi kekuatan nilai tukar ekonomi petani. Dari segi kualitas, dibandingkan
dengan total konsumsi beras yang mencapai hampir 31juta ton per tahun, impor 110.000 ton
sebenarnya merupakan jumlah yang relatif kecil, hanya 0,36% dari total kebutuhan beras
nasional. Berkaitan dengan isu impor beras ini, banyak kalangan mempertanyakan tentang
programperberasan nasional. Adanya lumbung padi menunjukkan bahwa petani memiliki jumlah
hasil panen padi yang relatif surplus. Dengan kata lain, petani membutuhkan lumbung padi untuk
menyimpan kelebihan hasil panennya. Mungkin petani pada jaman dahulu tidak mengenal sistem
produksi yang baik, seperti sistem pengairan, pupuk organik dan non organik, model dan tata
cara penanaman yang efektif, dan pemanfaatan lahan yang optimal, namun demikian buktinya
para petani masih bisa surplus, minimal untuk memenuhi kebutuhan sendiri, kebutuhan keluarga
dan masyarakat kampung disekitarnya.Begitu kontrasnya kondisi tersebut dengan kondisi saat
ini, dengan pesatnya kemajuan teknologi pertanian, akan tetapi hasil yang dihasilkan malah lebih
rendah. Mungkin kita akan menjawab permasalahan ini dengan berkurangnya lahan pertanian
dan bertambahnya jumlah penduduk yang pesat.

Impor tahun 2006 komoditas padi di dunia

2.6 Harga dunia Komoditas Padi


Bersamaan dengan krisis ekonomi, produksi beras Indonesia juga mengalami
terjadipenurunan produksi padi akibat El-Nino dan La Nina. Produksi beras menurun sebesar
4,5persen dibawah produksi tahun 1996, atau 51.54 MMT. Produksi Indonesia cenderungberada
di bawah jumlah produksi tahun-tahun sebelumnya. Impor beras di Indonesia punmeningkat
mencapai 1.5 MMT pertahun dari tahun 1995-1997 menjadi lebih dari 3.0MMT pertahun dari
tahun 1998-2001. Presentasi impor beras Indonesia pun meningkatpertahun dari tahun 1995-
1998, yait sebesar 4.3 persen hingga 9 persen pertahunnya.Tingkat impor beras pun mencapai
tingkat tertingginya, yaitu tahun 2002, yang mencapai3,8 juta ton/tahun, dengan tingkat
ketergantungan impor hampir 11%.

Dalam menjaga stabilisasi harga beras, Bulog menetapkan pembelian beras pada
musimpanen dengan harga minimum pembelian guna menghindari adanya penurunan
hargaakibat stok beras yang terlalu banyak. Selain itu, Bulog juga membeli padi dari para
petaniguna menghindari petani dari kejahatan tengkulak yang membeli dengan harga rendah.Hal
ini bertujuan untuk pengadaan beras untuk konsumsi dalam negeri.

Dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut, dan didorong oleh investasi asing


yangcukup besar, sistem irigasi yang disempurnakan, subsidi oleh pemerintah, produksi
berasdalam negeri mencapai lebih dari 4,5 persen pada tahun 1969-1999. Pada tahun 1984
pun,Presiden Soeharto mendapatkan penghargaan oleh FAO untuk swasembada pangan
diIndonesia. Stok beras di Indonesia pun pada tahun itu mencapai 3.0 million metric ton
(MMT), yang merupakan stok beras terbanyak sepanjang sejarah organisasi FAO.
Penguatan sektor pertanian pun memberikan sumbangan besar dalam stabilisasi kondisisosial
ekonomi Indonesia yang memberikan dampak pada pembangunan ekonomi. Sektorpertanian pun
menjadi sumbangan terbesar bagi produk domestik bruto(PDB) Indonesia,yang terus bertambah
rata-rata lebih dari 5,7 persen pertahun dari tahun 1978-1986.5
Krisis ekonomi pada tahun 1998 melanda Indonesia dan negara-negara Asia lainnya.Hal
ini memberikan dampak pada menurunnya kinerja sektor industri dan sektorpertanian. Hal ini
membuat pemerintah harus mengubah kebijakan beras. Hal-hal yangdilakukan adalah :
1. Memberikan sistem harga minimum(floor price) bagi pembelian padi oleh petani

danmemberikan harga maksimum(ceiling price) bagi para konsumen dalam


membeliberas. Hal ini ditujukan untuk memastikan bahwa harga beras terjangkau
olehmasyarakat, terutama masyarakat kalangan bawah.
2. Mengontrol import beras dengan memberikan tarif beras sebesar 30 persen

(Rp430/kilogram atau sebesar US$45/ton) pada tahun 2000


3. Memberikan subsidi langsung ke masyarakat kelas bawah, yang berupa beras miskin

(raskin) dengan mempertimbangkan kebutuhan beras secara rasional, yaitu 20kg/bulan


sehargaRp 1,000/kg

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan yang jauh berbeda dalam mengatur
komoditas berasnya. Kebijakan lebih diprioritaskan untuk ekspor. Akan tetapi, kebutuhan
beras di dalam negeri juga masih dipenuhi oleh pemerintah. Lahan negara ditanami beras
untuk kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu,sisanya baru kemudian untuk dikespor.
Untuk menjaga jumlah ekspor beras sebagai negara pengekspor beras terbanyak di dunia,
biasanya memproduksi beras sebanyak 2 kali lipat dari produksi beras untuk komoditas
dalam negeri. Pada awal tahun Pemerintah mengestimasi berapa kebutuhan dalam negeri
terlebih dahulu kemudian baru Pemerintah mengestimasi berapa jumlah produksi beras
keseluruhannya. Indonesia, tampaknya Indonesia masih belum bisa memenuhiketahanan
pangan dalam negeri. Produksi yang dibuat sebatas hanya untuk dikonsumsi langsung
pada tahun tersebut.

3.2 Saran

Saran kami dalam GNP/GDP, Produksi, Konsumsi, Ekspor, Impor dan Harga Dunia
untuk Komoditas Padi supaya lebih di tingkatkan lagi dalam menjaga komoditas padi ini karena
komoditas padi merupakan salah satu tanaman pangan utama yang paling di butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com

http://www.rakyatbicara.com/krisis-panga-dunia

http://bataviase.co.id/node/404531

http://id.wikipedia.org/wiki/Padi

http://www.bappenas.go.id/node/138/346/luas-panen-produktivitas-dan-produksi-padi-indonesia-
gkg/

http://www.litbang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itkp_02.pdf

You might also like