You are on page 1of 3

OBSTIPASI

Obstipasi berasal dari bahasa Latin


Ob berarti in the way = perjalanan
Stipare berarti to compress = menekan
Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan
oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus). Gejala antara
obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses
(defekasi). Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya ialah
dimana konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi
karena adanya obstruksi intestinal. Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang
keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai adanya perasaan perut penuh
akibat adanya feses atau gas dalam perut.
Sebab dari obstipasi ada 2 yaitu:
Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker dalam
dinding usus
 Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh
massa intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum.
Obstipasi ada dua macam :
• Obstipasi obstruksi total
Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok dubur
didapatkan rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada rectum.
• Obstipasi obstruksi parsial.
Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari tetapi kemudian
dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat
daripada obstruksi total.

Obstipasi didiagnosa melalui cara:


1. Anamnesis
• Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas.
Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partial
• Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam akan riwayat penyakit terdahulu yang
mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi
• Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah
sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang
kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi untuk
melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya distensi kolon.
 Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus
 Pemeriksaan region femoral dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia atau tidak.
Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon sigmoid
 Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk mengidentifikasi kelainan rectum yang
mungkin menyebabkan obstruksi dan memberikan gambaran tentang isi rektum
3. Pemeriksaan penunjang
Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays dengan atau tanpa bahan kontras. Pencitraan
untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa udara menandakan
obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara menandakan partial obstruksi
parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk menentukan letak obstruksi dan penyebab
obstruksi.
 Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang dihubungkan dengan
perdarahan usus missal akibat neoplasma), hitung leukosit (mengetahui infeksi usus)
 Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan mennetukan sebab obstipasi

Penanganan obstipasi :
1. Perawatan medis : meliputi resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh,
nasograstis decompression pada obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi,
dan pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit
2. Operasi : untuk mengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi, dan untuk
mencegah perforasi usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat
urgent untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan dapat
mengakiabtkan perforasi usus karena peningkatan tekanan feses yang besar.
3. Diet : pada obstruksi total dianjuran tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial dapa
diberikan makanan cair dan obat-obat oral.

Contoh kasus :
Wanita sudah menikah berusia 44 tahun. Memiliki riwayat 2 bulan merasa berat dan
nyeri pada perut bawah. Sering kencing, lemah, kurang nafsu makan, sukar buang air
besar, dan dispareunia. 13 tahun lalu pernah menjalani operasi cesar dan sejak itu
memakai kontrasepsi inplant (susuk). Menstruasi normal. Pemeriksaan fisik abdomen
ditemukan adanya massa besar pada suprapubic menyerupai hamil 20 minggu dengan
kontur irregular dan pergerakan terbatas. Pemeriksaan serviks menunjukkan serviks yang
sehat tanpa adanya perdarahan. Vaginal tussae (colok vagina) teraba massa melalui fornix
anterior dan terpisah dari uterus. Pemeriksaan biopsy histo PA dan sonografi terdiagnosa
sebagai kista ovarium kanan (endometriosis).
Contoh kasus di atas merupakan obstipasi akibat penekanan colon oleh kista ovarium.
Penekanan colon menyebabkan pergerakan feses tertahan dan terjadilah obstipasi.
Sekitar 94% bayi normal, secara spontan mengeluarkan meconeum dalam 24 jam
setelah lahir dan 99,8 % BAB dalam 48 jam pertama...

Entri ini dituliskan pada 2 Desember 2007 pada 5:47 am dan disimpan dalam JURNAL.
Anda bisa mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0 pengumpan. Anda
bisa tinggalkan tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.

You might also like