Professional Documents
Culture Documents
Keseluruhan langkah ini harus ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah. langkah-
langkah diatas harus dianggap sebagai patokan utama di mana dalam penelitian yang
sesungguhnya mungkin saja berkembang berbagai variasi sesuai dengan bidang dan
permasalahan yang diteliti.
Berdasarkan gambaran diatas, maka metode ilmiah merupakan suatu rangkaian langkah yang
tertib dan sistemik, namun demikian suatu metodologi bisa dipahami ilmuwan dengan ragam
pendapat, seperti J Eigelbener menyebut ada lima langkah dalam melakukan prosedur dan
metode berpikir ilmiah, kelima langkah tersebut adalah
1. Adanya analisis terhadap masalah, analisis ini berguna untuk menetapkan apa yang hendak
dicari, memberi bentuk dan arah pada telaah penelitian
2. Pengumpulan fakta-fakta
3. Penggolongan dan pengaturan data agar dapat menentukan kesamaan-kesamaan, urutan-urutan
dan hubungan-hubungan yang ada dan bersifat simultan
4. Perumusan kesimpulan dengan menggunakan proses penyimpulan logika dan penalaran
5. Pengujian dan pemeriksaan kesimpulan-kesimpulan
Pendapat lain menyatakan bahwa prosedur ilmiah mencakup tujuh langkah, yaitu
1. Mengenal adanya suatu situasi yang tidak menentu. Situasi yang bertentangan atau kabur yang
menghasilkan penyelidikan
2. Menyatakan masalah dalam istilah-istilah yang spesifik
3. Merumuskan suatu hipotesis
4. Merancang suatu metode penyelidikan yang terkendali dengan jalan pengamatan atau
percobaan
5. Menumpulkan dan mencatat data kasar agar mempunyai suatu pernyataan yang mempunyai
makna dan kepentingan
6. Melakukan penegasan yang dapat dipertanggungjawabkan
7. Melakukan penegasan terhadap apa yang disebut metode ilmiah.
3. Aktivitas ilmiah
Ketika para ilmuwan melakukan riset atau penelitian ilmiah, itulah yang dimaksud dengan
aktivitas ilmiah. Walter R. Borg dan Meredith D. Gall, menyebutkan tujuh langkah yang
ditempuh seorang peneliti dalam melakukan penelitiannya. Tujuh langkah tersebut adalah:
a. Recognition of the problem (menyusun sesuatu yang disebut sebagai masalah
b. Development of problem in clear, specific terms (melakukan permusan masalah, atau
mendefinisikan masalah kedalam bentuk operasional
c. Development of hyphoteses (menyusun hipotesis/dugaan sementara)
d. Development of techniques and measuring instrument that will provide objective date
pertinent to the hyphoteses (menetapkan teknik dan menyusun instrument penelitian)
e. Collection of date (mengumpulkan data yang diperlukan)
f. Analysis of date (melakukan analisis terhadap data yang terkumpul)
g. Drawing conclusions retative fo the hypotheses base upon the date (menggambarkan
kesimpulan yang berhasil dipecahkan dari masalah yang
diangkat dengan metode yang digunakan).
E. Kesimpulan
Demikian secara singkat telah dibahas hakikat metode ilmiah yang dengan alur-alur pikirannya
tercermin dalam langkah-langkah tertentu. Alur pikiran keilmuan inilah yang penting sebab ilmu
pada kenyataannya yang paling asasi adalah produk kegiatan berpikir lewat suatu cara berpikir
tertentu.
Metode ilmiah adalah penting bukan saja dalam proses penemuah pengetahuan namun lebih-
lebih lagi dalam mengkomunikasikan penemuah ilmiah tersebut kepada masyarakat ilmuwan.
Perbedaan utama antara metode ilmiah dengan metode pengetahuan lain adalah hakikat metode
ilmiah yang bersifat sistematik dan eksplisit. Sifat eksplisit ini memungkinkan terjadinya
komunikasi yang intensif dalam kalangan masyarakat ilmuwan. Ilmu ditemukan secara individu
namun dimanfaatkan secara social. Dan ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun
secara konsisten dan keberannya telah teruji secara empiris.
Daftar Pustaka
Praja. Juhaya S. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Prenada Media, 2005
Sumarna. Cecep. Rekonstruksi limu. Bandung: Benang Merah Press, 2005 Sumarna. Cecep.
Filsafat llmu. Bandung: Mulia Press, 2008
Suriasumantri. Jujun S. Filsafat llmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1996