Professional Documents
Culture Documents
Manusia
1. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain, disebabkan
oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara)
yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin
pesawat terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara
lain, berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila
bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak dan
mencemari air, tanah, atau tumbuhan.
Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat
diuraikan dalam air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia
lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat
menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air
adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air
tanah, air permukaan, dan air laut.
Sesungguhnya antara pencemaran udara, tanah dan air ini satu sama lain saling
berkaitan, seperti asap pabrik dan kendaraan bermotor melepaskan karbon monoksida ke
udara, terjadilah pencemaran udara. Udara yang tercemar itu naik bercampur dengan uap
air, terkondensasi dan turun sebagai hujan. Air hujan yang telah tercemar karbon
monoksida itu bersifat asam sehingga sering disebut hujan asam. Hujan asam ini jika
mengenai tanaman atau hewan secara langsung dapat memperlambat pertumbuhannya
dan bahkan membunuhnya. Air hujan asam itu juga memasuki air permukaan seperti
sungai atau danau dan meracuni tumbuhan serta hewan-hewan air. Sebagian hujan asam
itu meresap ke tanah dan meracuni tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan dan hewan itu jika
masih hidup akan menyimpan racun dalam tubuhnya, dan racun tersebut tanpa disadari
akan masuk ke dalam tubuh manusia apabila manusia tersebut mengkonsumsi tumbuhan
dan hewan yang sudah terkontaminasi racun tersebut.
Pencemaran air pada akhirnya juga menyebabkan pencemaran udara dan tanah.
Zat-zat polutan dalam air yang tercemar akan terurai dan tercampur dalam udara ketika
berlangsung proses penguapan. Sebagian air yang tercemar juga memasuki tanah
sehingga tanah pun itu tercemar. Pencemaran tanah pun akhirnya juga menyebabkan
pencemaran air dan udara. Zat-zat polutan yang ada di dalam tanah dapat menguap ke
udara, menimbulkan bau yang tidak sedap dan menyesakkan pernafasan. Sebagian zat
polutan itu juga memasuki air tanah dan mengisi air sumur, sungai, dan danau. Kalau
sudah seperti itu, siapakah yang akan rugi? Tentu manusia-lah yang akan rugi dan
menanggung semua akibatnya.
Dan selanjutnya adalah Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang sangat
mengganggu kehidupan manusia, yaitu suara yang memiliki kekuatan > 80 desibel.
Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin kereta api,
mesin jet pesawat, mesin-mesin pabrik, dan instrumen musik. Dampak pencemaran suara
menimbulkan efek psikologis dan kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan
detak jantung, penurunan pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing
damaged), susah tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres.
2. Degradasi Lahan
3) Kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain, karena
penebangan pohon secara besar-besaran, kebakaran hutan, dan praktik peladangan
berpindah. Kerugian yang ditimbulkan dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat
hewan dan tumbuhan, keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan
tanah longsor.
Gambar Kebakaran hutan salah satu penyebab kerusakan hutan
Pembangunan permukiman baru sering dilakukan denga cara membuka lahan hutan.
Daerah transmigrasi disiapkan untuk ditempati para transmigran agar dapat membangun
kembali lingkungan barunya. Lahan transmigran disiapkan di daerah tertentu dengan cara
membuka hutan. Selain disediakan rumah-rumah dan laha pekarangan, fasilitas prasarana
transportasi juga disiapkan untuk para transmigran. Jalan-jalan dibuat untuk
menghubungkan dengan daerah luar, di Indonesia, penyediaan lahan transmigran
disiapkan untuk menempatkan jutaan penduduk dari Jawa atau wilayah lain yang
berpenduduk padat.
Pohon-pohon hutan dapat dijadikan kayu bakar. Pemanfaatan kayu sebagai sumber energi
terutama terjadi di Negara-negara berkembang seperti Etiopia dan Burkina Faso di
Afrika. Di Negara tersebut bahan bakar kayu mengambil porsi lebih dari 90% dari
seluruh energy yang digunakan. Diperkirakan kebutuhan bahan bakar kayu pada tahun
2025 menjadi dua kali lipat dari pasokan yang kini tersedia. Peningkatan jumlah
penduduk menambah tekanan pada luas lahan hutan. Tekanan akibat peningkatan jumlah
penduduk akan memperluas penggundulan hutan. Hal ini disebabkan karena kemampuan
regenerasi hutan lebih lambat disbanding kerusakan hutan serta peningkatan kebutuhan
penduduk.
e. Pembalakan
Pembalakan yang tidak terkendali menjadi penyebab utama kerusakan hutan.
Kegiatan pembalakan atelah mengubah lahan hutan menjadi gundul secara cepat. Fungsi
hutan sebagai penutup dan pelindung tanah menjadi hilang. Hujan dan angin mudah
mengerosi tanah yang terbuka. Pohon-pohon yang tersisa akan tumbang oleh angin
karena tanah tempat tumbuh akar sudah terkikis. Pada lahan yang terbuka, sinar matahari
menyinari langsung sehingga tanah menjadi kerin, tidak subur, dan sulit diolah.
Selanjutnya kayu-kayu gelondongan hasil pembalakan diangkat keluar dari hutan
melalui jalan yang dibuat dengan melintasi tengah hutan. Pengankutan kayu-kayu
gelondongan menyebabkan banyak kerusakan pohon-pohon pada jalur lintasan yang
dilalui truk pengangkut. Alat-alat berat seperti traktor dan bulldozer juga menghancurkan
vegetasi dan memadatkan tanah dilindasannya. Tanah yang padat sulit menyerap air
hujan sehingga menghambat vegetasi untuk tumbuh kembali.
Kerusakan hutan Indonesia termasuk yang tercepat di dunia. Dalam setahun hutan
yang rusak mencapai 1,6 juta hektar atau seluas 3 hektar permenit. Ini berarti hutan yang
gundul akibat penggalakan dalam satu menit sama denagn enam kali luas lapangan sepak
bola. Dapat dibayangakan betapa hebat dampak pembalakan terhadap kerusakan hutan.
a. Kegiatan pertanian
Pertumbuhan penduduk di wilayah semiarid biasanya diikiuti oleh kegiatan pertanian
yang meningkat. Praktik-praktik pertanian yang buruk dengan menanami lahan secara
terus menerus tanpa jeda memang mapu meningkatkan hasil panen. Hanya saja, keadaan
ini akan mempercepat penurunan kesuburan lahan. Lahan yang sudah tidak subur
kemudian di tinggalkan. Vegetasi alami tidak dapat tumbuh dan berkembang biak pada
lahan gersang karena tanah kekurangan makanan (unsur hara).
Jumlah dan ukuran hewan ternak memengaruhi kebutuhan pakan. Pertambahan
jumlah hewan ternak telah meningkatkan kebutuhan lading penggembalaan untuk
merumput. Hewan gembalaan juga menginjak-nginjak lahan dan memakan rumput yang
tinggal sedikit. Lahan yang telah habis rumputnya akan kembali pulih setelah ditinggakan
dan di beri cukup kesempatan untuk tumbuh. Akan tetapi, hal ini sulit terwujud karena
hewan gembalaan yang telah meninggalkan lading penggembalaan digantikan oleh
hewan gembalaan yang lain.
c. Vegetasi berkurang