You are on page 1of 14

Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup karena Aktivitas

Manusia

Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup karena Aktivitas Manusia

Manusia memanfaatkan kemajuan ilmu dan teknologi untuk mengeksploitasi


lingkungan sehingga kebutuhan hidupnya terpenuhi. Namun, ilmu dan teknologi yang
dipergunakan oleh manusia telah mengakibatkan tekanan terhadap lingkungan hidup.
Karena dalam memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak memerhatikan dampak yang
akan ditimbulkan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan yang dipengaruhi oleh
aktivitas manusia, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini.

1. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan


pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan
pencemar tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam
pembangunan. Salah satunya adalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh zat-
zat polutan yang semakin menyesaki bumi akibat dari kemajuan teknologi. Disatu sisi,
teknologi memang kita butuhkan tetapi disisi lain telah menyebabkan pencemaran yang
sangat membahayakan kehidupan. Hasil dari sisa-sisa kemajuan teknologi itu kini telah
meracuni tanah, air, serta udara. Jadi, teknologi hendaknya diciptakan sedemikian rupa
sehingga tetap ramah terhadap lingkungan. Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat
dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan
pencemaran suara.

Gambar Pencemaran udara dari cerobong asap pabrik


Gambar Pencemaran udara dari kendaraan bermotor

Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain, disebabkan
oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara)
yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin
pesawat terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara
lain, berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila
bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak dan
mencemari air, tanah, atau tumbuhan.

Pencemaran tanah disebabkan karena sampah plastik ataupun sampah anorganik


lain yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan
oleh penggunaan pupuk atau obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam
pertanian, sehingga tanah kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi
tanaman. Dampak rusaknya ekosistem tanah adalah semakin berkurangnya tingkat
kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak
dapat diolah atau dimanfaatkan.

Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat
diuraikan dalam air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia
lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat
menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air
adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air
tanah, air permukaan, dan air laut.
Sesungguhnya antara pencemaran udara, tanah dan air ini satu sama lain saling
berkaitan, seperti asap pabrik dan kendaraan bermotor melepaskan karbon monoksida ke
udara, terjadilah pencemaran udara. Udara yang tercemar itu naik bercampur dengan uap
air, terkondensasi dan turun sebagai hujan. Air hujan yang telah tercemar karbon
monoksida itu bersifat asam sehingga sering disebut hujan asam. Hujan asam ini jika
mengenai tanaman atau hewan secara langsung dapat memperlambat pertumbuhannya
dan bahkan membunuhnya. Air hujan asam itu juga memasuki air permukaan seperti
sungai atau danau dan meracuni tumbuhan serta hewan-hewan air. Sebagian hujan asam
itu meresap ke tanah dan meracuni tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan dan hewan itu jika
masih hidup akan menyimpan racun dalam tubuhnya, dan racun tersebut tanpa disadari
akan masuk ke dalam tubuh manusia apabila manusia tersebut mengkonsumsi tumbuhan
dan hewan yang sudah terkontaminasi racun tersebut.
Pencemaran air pada akhirnya juga menyebabkan pencemaran udara dan tanah.
Zat-zat polutan dalam air yang tercemar akan terurai dan tercampur dalam udara ketika
berlangsung proses penguapan. Sebagian air yang tercemar juga memasuki tanah
sehingga tanah pun itu tercemar. Pencemaran tanah pun akhirnya juga menyebabkan
pencemaran air dan udara. Zat-zat polutan yang ada di dalam tanah dapat menguap ke
udara, menimbulkan bau yang tidak sedap dan menyesakkan pernafasan. Sebagian zat
polutan itu juga memasuki air tanah dan mengisi air sumur, sungai, dan danau. Kalau
sudah seperti itu, siapakah yang akan rugi? Tentu manusia-lah yang akan rugi dan
menanggung semua akibatnya.

Gambar Hujan Asam

Dan selanjutnya adalah Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang sangat
mengganggu kehidupan manusia, yaitu suara yang memiliki kekuatan > 80 desibel.
Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin kereta api,
mesin jet pesawat, mesin-mesin pabrik, dan instrumen musik. Dampak pencemaran suara
menimbulkan efek psikologis dan kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan
detak jantung, penurunan pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing
damaged), susah tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres.

2. Degradasi Lahan

Degradasi lahan adalah proses berkurangnya daya dukung lahan terhadap


kehidupan. Degradasi lahan merupakan bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan
lingkungan oleh manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk
degradasi lahan, misalnya lahan kritis, kerusakan ekosistem laut, dan kerusakan hutan.
1) Lahan kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi
penambangan yang besar-besaran.
2) Rusaknya ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-
besaran, misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom,
atau menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu
karang berarti rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu
daerah dapat berkurang.

3) Kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain, karena
penebangan pohon secara besar-besaran, kebakaran hutan, dan praktik peladangan
berpindah. Kerugian yang ditimbulkan dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat
hewan dan tumbuhan, keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan
tanah longsor.
Gambar Kebakaran hutan salah satu penyebab kerusakan hutan

Degradasi lahan dapat berupa penggundulan hutan (deforestation) dan


penggersangan lahan (desertification).
1) Penggundulan hutan (deforestation)
Gambar Penebangan hutan secara liar menyebabkan hutan gundul

Perusakan dan penebangan hutan secara permanen merupakan tindakan yang


menyebabkan hutan gundul. Penebangan hutan sudah dilakukan penduduk selama
berabad-abad. Hanya saja, dalam 50 tahun terakhir ini kerusakan mulai dirasakan.
Diperkirakan hutan yang hilang setiap hari seluas 400.000 hektar. Sedang di Indonesia,
setiap tahun luas hutan berkurang sebanyak 1,6 juta hektar. Seandainya 1 hektar = 1
lapangan sepak bola, dapat dibayangkan betapa cepat hutan hilang dari wilayah
Indonesia. Yang lebih memprihatinkan, kebanyakan kerusakan hutan terjadi di wilayah
hutan hujan tropis, termasuk hutan Papua, Sumatera, dan Kalimantan.
Banyak factor yang menyebabkan manusia melakukan penggundulan hutan.
Dorongan ekonomi cukup berperan dalam hal ini.
a. Pembangunan permukiman

Pembangunan permukiman baru sering dilakukan denga cara membuka lahan hutan.
Daerah transmigrasi disiapkan untuk ditempati para transmigran agar dapat membangun
kembali lingkungan barunya. Lahan transmigran disiapkan di daerah tertentu dengan cara
membuka hutan. Selain disediakan rumah-rumah dan laha pekarangan, fasilitas prasarana
transportasi juga disiapkan untuk para transmigran. Jalan-jalan dibuat untuk
menghubungkan dengan daerah luar, di Indonesia, penyediaan lahan transmigran
disiapkan untuk menempatkan jutaan penduduk dari Jawa atau wilayah lain yang
berpenduduk padat.

b. Perluasan lahan pertanian


Di Amerika Selatan, pertanian tanaman pangan dan penggembalaan ternak yang
membutuhkan lahan luas menimbulkan banyak kerusakan hutan. Sebagai bukti, sekitar
2/3 luas hutan telah rusak. Kebanyakan lahan gundul di wilayah ini pada beberapa dekade
terakhir disebabkan oleh pengembangan dan peternakan hewan besar serta perluasan
lahan perkebunan. Lahan diwilayah ini tidak cocok untuk pertanian dan peternakan
karena kurang subur. Lebih lanjut, lahan pertanian yang dikerjakan intensif tanpa periode
jeda telah mempercepat proses degradsi tanah. Kandungan unsur hara dalam tanah
menyusut secara cepat dalam beberapa tahun. Pengundulan lahan juga mempercepat
degradasi lahan. Di Indonesia, kegiatan perladangan berpindah dituding turut
menciptakan hutan gundul.
c. Penggunaan bahan bakar kayu

Pohon-pohon hutan dapat dijadikan kayu bakar. Pemanfaatan kayu sebagai sumber energi
terutama terjadi di Negara-negara berkembang seperti Etiopia dan Burkina Faso di
Afrika. Di Negara tersebut bahan bakar kayu mengambil porsi lebih dari 90% dari
seluruh energy yang digunakan. Diperkirakan kebutuhan bahan bakar kayu pada tahun
2025 menjadi dua kali lipat dari pasokan yang kini tersedia. Peningkatan jumlah
penduduk menambah tekanan pada luas lahan hutan. Tekanan akibat peningkatan jumlah
penduduk akan memperluas penggundulan hutan. Hal ini disebabkan karena kemampuan
regenerasi hutan lebih lambat disbanding kerusakan hutan serta peningkatan kebutuhan
penduduk.

Gambar Pohon-pohon hutan dijadikan kayu bakar

d. Penambangan terbuka/ permukan


Bahan tambang perlu dikeluarkan dari dalam bumi agar dapat bermanfaat bagi
manusia. Sebagai contoh, batu bara di tambang untuk bahan bakar pembangkit listrik.
Lahan yang bayak mengandung cadangan batu bara kebanyakan masih berupa hutan.
Untuk mendapatkan batu bara, cara yang umum di lakukan di Indonesia adalah denagn
penambangan terbuka/ permukaan (open-cut/ surface mining).

Gambar Pembukaan Hutan


Metode penambangan terbuka menyebabkan lahan hutan yang ditebangi semakin
meluas. Akibatnya, hutan menjadi gundul dan permukaan lahan menjadi rusak.
Kerusakan lahan hutan akibat kegiatan penambangan terbuka perlu perbaikan yang
sungguh-sungguh, yaitu dengan reklamasi dan penghijauan kembali. Jika tidak, akan
banyak lubang raksasa atau bopeng-bopeng di permukaan lahan bekas tamabang serta
lahan gundul menimbulkan degradasi lingkungan yang serius.

e. Pembalakan
Pembalakan yang tidak terkendali menjadi penyebab utama kerusakan hutan.
Kegiatan pembalakan atelah mengubah lahan hutan menjadi gundul secara cepat. Fungsi
hutan sebagai penutup dan pelindung tanah menjadi hilang. Hujan dan angin mudah
mengerosi tanah yang terbuka. Pohon-pohon yang tersisa akan tumbang oleh angin
karena tanah tempat tumbuh akar sudah terkikis. Pada lahan yang terbuka, sinar matahari
menyinari langsung sehingga tanah menjadi kerin, tidak subur, dan sulit diolah.
Selanjutnya kayu-kayu gelondongan hasil pembalakan diangkat keluar dari hutan
melalui jalan yang dibuat dengan melintasi tengah hutan. Pengankutan kayu-kayu
gelondongan menyebabkan banyak kerusakan pohon-pohon pada jalur lintasan yang
dilalui truk pengangkut. Alat-alat berat seperti traktor dan bulldozer juga menghancurkan
vegetasi dan memadatkan tanah dilindasannya. Tanah yang padat sulit menyerap air
hujan sehingga menghambat vegetasi untuk tumbuh kembali.
Kerusakan hutan Indonesia termasuk yang tercepat di dunia. Dalam setahun hutan
yang rusak mencapai 1,6 juta hektar atau seluas 3 hektar permenit. Ini berarti hutan yang
gundul akibat penggalakan dalam satu menit sama denagn enam kali luas lapangan sepak
bola. Dapat dibayangakan betapa hebat dampak pembalakan terhadap kerusakan hutan.

2) Penggersangan lahan (desertification)


Penggersangan lahan banyak terjadi di wilayah iklim kering (arid) dan setengah
semi kering (semiarid). Degradasi lahan di wilayah ini menyebabkan terbentuknya gurun.
Ini berarti telah terjadi kerusakan lahan secara meluas yang menyebabkan vegetasi tidak
dapat tumbuh.
Seperti halnya penggundulan hutan, penggersangan lahan merupakan masalah
lingkungan pada decade sekarang. Selama berabad-abad para penggembala ternak
berpindah-pindah menjelajahi padang gembala bersama ternak-ternaknya. Cara hidup
mereka member sedikit pengaruh terhadap kerusakan lahan. Akan tetapi, bila kegiatan ini
digabung denagn kerusakan alam secara alami, maka akan berpengaruh besar terhadap
pembentukan lahan gersang pada suatu wilayah. Beberapa penyebab penggersangan
lahan sebagai berikut.

a. Kegiatan pertanian
Pertumbuhan penduduk di wilayah semiarid biasanya diikiuti oleh kegiatan pertanian
yang meningkat. Praktik-praktik pertanian yang buruk dengan menanami lahan secara
terus menerus tanpa jeda memang mapu meningkatkan hasil panen. Hanya saja, keadaan
ini akan mempercepat penurunan kesuburan lahan. Lahan yang sudah tidak subur
kemudian di tinggalkan. Vegetasi alami tidak dapat tumbuh dan berkembang biak pada
lahan gersang karena tanah kekurangan makanan (unsur hara).
Jumlah dan ukuran hewan ternak memengaruhi kebutuhan pakan. Pertambahan
jumlah hewan ternak telah meningkatkan kebutuhan lading penggembalaan untuk
merumput. Hewan gembalaan juga menginjak-nginjak lahan dan memakan rumput yang
tinggal sedikit. Lahan yang telah habis rumputnya akan kembali pulih setelah ditinggakan
dan di beri cukup kesempatan untuk tumbuh. Akan tetapi, hal ini sulit terwujud karena
hewan gembalaan yang telah meninggalkan lading penggembalaan digantikan oleh
hewan gembalaan yang lain.

Gambar 32. Ternak yang sedang merumput


b. Penggunaan teknologi
Penggersangan di wilayah semiarid dapat ditimbulkan oleh pemanfaatan teknologi irigasi
modern. Di wilayah Afrika banyak disediakan sumur bor untuk para penggembala dibuat
untuk mendapatkan air tanah. Sumur-sumur ini telah menarik para penggembala dan
hewan gembalaanya untuk minum dan merumput. Kemudahan mendapatkan air
menyebabkan para penggembala tinggal di wilayah itu. Kaki-kaki hewan yang menginjak
tanah turut menekan lahan dan memadatkan tanah. Degradasi lahan telah di perburuk
oleh hewan-hewan gembala yang menginjak-nginjak lahan subur di lingkungan sekitar.
Sebenarnya jika penggembala di lakukan dengan sistem rotasi seperti pada penanaman
tanaman pertanian, resiko kerusakan tanah bias diperkecil. Lahan dibiarkan istirahat agar
vegetasi alami bias tumbuh kembali, akhirnya pengembalian ketersediaan unsur hara
dalam tanah berlangsung lebih cepat.

c. Vegetasi berkurang

Gambar 33. Hilangnya vegetasi

Peningkatan jumlah hewan dan manusia mempengaruhi penurunan jumlah vegetasi.


Kegiatan pencarian kayu bakar dan hewan-hewan gembala yang merumput menyebabkan
jumlah vegetasi berkurang dengan cepat. Ketika lahan menjadi gundul dan terbuka
karena pertumbuhan penutupnya hilang, maka angin dan hujan mudah mengerosi lapisan
tanah atas yang subur. Lahan yang tererosi tidak dapat menanam dan meresapkan air
hujan ke dalam tanah. Kondidi ini menimbulkan lahan gersang sehingga vegetasi tidak
dapat tumbuh subur dan lahan menjadi sepi dari kehidupan.

BY : YANUAR INDRA PRADANA / 35 / XI IPS 1

You might also like