You are on page 1of 26

KARYA ILMIAH

Disusun Oleh :

NAMA : FITRI HIDAYATUL


ISLAMI
NIS : 5458
KELAS : XII IPA . 3

SMA NEGERI 2 MAROS


TAHUN AJARAN 2006-2007
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP


PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU

Disusun Oleh :

Nama : FITRI HIDAYATUL ISLAMI


Nis : 5458
Kelas : XII IPA.3

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh Pembimbing dan


Kepala SMA Negeri 2 Maros pada hari ...................................... 2007

Kepala
SMA Negeri 2 Maros Pembimbing

Drs. KENCANG Dra. DARMAWATI


Nip. Nip. 132 013 959

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulisan Karya Ilmiah ini dapat diselesaikan

dengan rencana semula.

Penulisan Karya Ilmiah ini berpedoman pada literatur yang ada hubungannya

dengan judul, serta bimbingan dan petunjuk dari Bapak dan Ibu guru. Menyadari

akan keterbatasan disiplin ilmu yang dimiliki, hingga dalam penulisan mungkin masih

ditemukan adanya kesalahan dan kelemahan.

Tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dorongan dan pengertian serta saran

dari berbagai pihak, penulisan karya ilmiah ini tidak mungkin terwujud. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : Dra. Darmawati, sebagai Guru

pembimbing dan ......................................... sebagai wali kelas, serta segenap guru-

guru yang telah berjasa dalam memperlancar seluruh kegiatan dalam proses

pembelajaran di sekolah ini.

Kepada semua pihak, penulis mengucapkan terima kasih, semoga Allah

SWT membalas dengan berlipat ganda. Selanjutnya, penulis menyatakan bahwa

hasil penelitian ini mungkin masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis

tetap membuka diri menerima segala kritikan yang membangun.

Maros, ...... Januari 2007

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. i


Halaman Pengesahan .................................................................................. ii
Kata Pengantar ............................................................................................. iii
Daftar Isi ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
A. Kajian Teori ............................................................................. 3
B. Hipotesis ................................................................................. 9
C. Kerangka Pikir ........................................................................ 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 12
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 12
B. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 12
C. Instrumen Penelitian ................................................................ 12
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 13
E. Analisis Data ........................................................................... 13
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 18
A. Kesimpulan ............................................................................. 18
B. Saran-Saran ............................................................................ 18
Daftar Pustaka .............................................................................................. 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuh merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup dimana makhluk
hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Dua istilah ini berbeda
maknanya, tapi sepintas lalu, kita mengalami kesulitan untuk membedakannya.
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan Pertumbuhan merupakan proses
pertambahan ukuran (volume, massa, tinggi dan panjang) yang kuantitatif yang
artinya dapat dinyatakan dengan satuan bilangan. Sedangkan perkembangan
merupakan proses menuju kedewasaan pada makhluk hidup dan bersifat
kualitatif yang artinya tidak dapat dinyatakan dengan satu bilangan.
Pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan menjadi 2 yaitu : Pertumbuhan
sekunder dan pertumbuhan primer. Pertumbuhan sekunder yaitu pertumbuhan
yang terjadi sebagai hasil aktivitas jaringan meristem sekunder dan pertumbuhan
sekunder terletak pada cambium, sedangkan pertumbuhan primer yaitu
pertumbuhan yang terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel sekunder, dan
pertumbuhan ini terjadi pada embriom ujung akar, dan ujung batang.
Pertambahan tinggi tanaman dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor dalam
dan faktor luar. Faktor dalam terdiri atas faktor gen dan faktor hormon, dimana
faktor hormon ini terdiri atas hormon auksin yang berfungsi menggiatkan
pembelahan sel. Hormon ginerelin yang merangsang pembelahan sel cambium,
asam abisat yang dapat menghambat perkecambahan biji, Asam trumalin
berfungsi regenerasi sel, gas etilen yang mempengaruhi proses pematangan
buah, dan hormon kalin yang dapat merangsang pertumbuhan organ tanaman
sedangkan faktor luar terdiri dari : Cahaya yang merupakan sumber energi untuk
melakukan fotosintesis, Tanah merupakan tempat untuk menancapkan akar
tanaman, Air merupakan faktor yang sangat diperlukan oleh tumbuhan, Suhu
pada tumbuhan yang baik adalah suhu optimum, Kelembaban sangat
mempengaruhi tumbuhan, dan Mineral sangat diperlukan oleh tumbuhan agar
tidak terjadi gangguan.

1
Pada pengalaman penelitian, ada 2 tumbuhan yang sama jenisnya, tetapi
tempat untuk menanamnya berbeda yaitu ada di tempat gelap dan di tempat
terang. Pada tempat gelap pertumbuhan tanaman sangat cepat sedangkan pada
tempat terang pertumbuhannya sangat lambat. Hal inilah yang mendasari
sehingga kami ini meneliti apakah cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan
biji kacang hijau.

B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang
hijau ?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan biji
kacang hijau.

D. Manfaat Penelitian
 Sebagai bahan informasi bagi siswa-siswi yang ingin
mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan biji kacang
hijau.
 Sebagai bahan masukan bagi siswa-siswi yang ingin
melakukan penelitian terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
 Sebagai bahan pertimbangan bagi siswa-siswi yang ingin
agar biji kacang hijau yang ditanam dapat tumbuh dengan cepat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang
berjalan secara stimulant (pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya
terletak pada faktor kuantitatif. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif
karena mudah diamati, yaitu terjadi perubahan jumlah dan ukurannya,
sebaliknya perkembangan tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif,
melainkan terjadi perubahan fungsional organisme menjadi lebih sempurna.
Jadi pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume yang
bersifat irreversible (tidak dapat kembali seperti asalnya) karena adanya
pembelahan mitosis atau pembedaran sel (Pratiwi dkk, 2006).
Pertumbuhan dan perkembangan diawali dengan perkecambahan
dimana perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi yaitu
berhentinya pertumbuhan pada tanaman dikarenakan kondisi lingkungan
yang tidak sesuai. Setelah itu apabila daun sudah terbentuk, maka tumbuhan
sudah mampu melakukan fotosintesis yang akan menghasilkan energi.
Biji dapat berkecambah karena didalamnya terdapat embrio. Embrio
mempunyai 3 bagian yaitu :
a. Akar lembaga yang berfungsi sebagai akar
b. Daun lembaga yang berfungsi sebagai tempat pertumbuhan
makanan, sebagai alat untuk melakukan fotosintesis, dan sebagai alat
pengisap makanan untuk embrio (lembaga).
c. Batang lembaga terdiri atas 2 yaitu :
1) Epikotil : ruas batang di atas daun lembaga yang akan
tumbuh batang.
2) Hypogeal : ruas batang dibawah daun lembaga yang
akan tumbuh menjadi akar.

3
Tipe perkecambahan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Perkembangan epigeal yaitu perkecambahan yang ditandai dengan
bagian hipokotil terangkat ke atas permukaan tanah. Kotiledon sebagai
cadangan energi akan melakukan proses pembelahan dengan sangat
cepat untuk membentuk daun. Contohnya perkecambahan kacang hijau.
b. Perkecambahan hypogeal yaitu perkecambahan yang ditandai
dengan terbentuknya bakal batang yang muncul ke dalam permukaan
tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah, contohnya
perkecambahan jagung kacang kapri.

Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :


a. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertambahan panjang batang dan
akar yang merupakan aktivitas sel-sel meristem pada titik tumbuh batang
dan akar, pertumbuhan primer terjadi pada embrio, ujung akar, dan ujung
batang. Zigot sebagai hasil pembuahan sel telur sel kelamin jantan akan
tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Kumpulan sel yang
membentuk embrio disebut jaringan meristem.
Untuk mengetahui pertambahan panjang kecambah dapat
menggunakan alat yang disebut auksanometer atau menggunakan
mistar.
b. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan diameter batang
yang merupakan aktivitas sel-sel meristem yang terdapat pada cambium.
Pertumbuhan sekunder dapat diamati pada setiap tahap pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan. Tahap pertambahan panjang akar dan
batang disebut pertumbuhan primer. Pada tahap berikutnya terlihat makin
lama batang tumbuhan makin besar disebut pertumbuhan sekunder.

4
Jaringan tumbuhan (Imam Wahyu. S) mengemukakan :
1) Jaringan primer terdapat pada bagian tumbuhan seperti
ujung batang, pucuk daun dan akar. Peristiwa bertambah tingginya
batang tanaman dan bertambah panjangnya akar tanaman disebabkan
oleh adanya suatu aktivitas pertumbuhan jumlah sel pada bagian-bagian
meristematik primer, yaitu aktivitas pertumbuhan jumlah sel pada ujung
batang pucuk daun dan ujung akar.
2) Jaringan sekunder adalah jaringan yang terdiferensiasi dari
jaringan dewasa. Peristiwa inilah yang menyebabkan batang menjadi
besar (terbentuknya cambium dan cambium gabus) dan akar menjadi
besar. Peristiwa pertumbuhan batang dan akar menjadi besar disebut
pertumbuhan sekunder.
3) Jaringan parenkim memiliki struktur dinding sel yang tipis
dan memiliki ruang antar sel yang relative besar, misalnya dapat kita
temukan pada korteks batang, mesofil dan akar. Jaringan parenkim
berfungsi sebagai penghasil pigmen warna hijau (klorofil) yang berperan
dalam peristiwa fotosintesis dan juga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan makanan dan alat transportasi air dan pigmen lainnya pada
tumbuhan.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman .


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu :
1) Faktor Lingkungan
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap kerja enzim, sehingga suhu juga
berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan. Perubahan suhu dapat
mempengaruhi yang meliputi reproduksi, fotosintesis, respirasi dan
transpirasi. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
menghambat proses tersebut. Suhu optimum paling baik untuk
pertumbuhan adalah 100 – 380 C. umumnya tumbuhan tidak tumbuh di
bawah suhu 00C dan di atas 400 C. keberadaan suhu ini erat

5
hubungannya dengan kerja enzim. Bila suhu terlalu tinggi atau terlalu
rendah, enzim akan rusak.

b. Cahaya
Tumbuhan memerlukan cahaya, banyaknya cahaya yang
dibutuhkan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan. Umumnya, cahaya
menghambat pertumbuhan, meninggi karena cahaya dapat menguraikan
auksin (suatu hormon tumbuhan). Hal ini dapat dibuktikan pada
tumbuhan yang berupa tempat gelap, akan lebih cepat ditempat gelap
disebut Etilaso.

c. Air
Tanpa air tumbuhan tidak akan timbul air termasuk senyawa
utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Air berfungsi untuk
fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, manjaga kelembaban dan
membantu perkecambahan biji Nutrition tumbuhan umumnya diambil dari
dalam tanah dalam bentuk ion dan beberapa diambil dari udara.

d. Tanah
Tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanaman,
tanah merupakan tempat untuk menancapkan akar tanaman.

e. Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan bagian tumbuhan di atas
tanah, pertumbuhan akar yang berada di dalam tanah. Tanah yang
gembur mempunyai kemampuan besar dalam menyimpan oksigen. Jika
kandungan oksigen banyak maka pertumbuhan akar tumbuhan semakin
baik.

f. Kelembaban
Tanah dan udara lembab berpengaruh baik bagi pertumbuhan.
Kondisi lembab menyebabkan banyak air yang diserap tumbuhan dan
lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi tersebut mendukung aktivitas

6
pemanjangan sel-sel. Dengan demikian, sel-sel lebih cepat mencapai
ukuran maksimum sehingga tumbuhan bertambah besar.

2) Faktor dalam
a. Gen
Gen berfungsi untuk mengontrol reaksi kimia di dalam sel
misalnya sintesis protein. Pembentukan protein yang merupakan bagian
dasar penyusun tumbuh-tumbuhan oleh gen secara langsung.

b. Hormon
Regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada
satu bagian tumbuhan, sedangkan respon pertumbuhan terjadi di akar,
batang dan daun.
Hormon yang kita kenal pada tumbuhan yaitu :
1) Auksin : tempat sintesis auksin ialah meristem apical misalnya
ujung batang, akar muda, dan kucup bunga. Yang fungsinya sebagai
pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel si daerah
belakang meristem ujung. Pengaruhnya adalah merangsang
pembelahan sel-sel cambium, meningkatkan perkembangan buah
dan bunga. Dan juga berperan sebagai pembentukan akar adventif
pada tanaman yang dibiakkan dengan setek.

2) Giberalin : kurosowa menemukan bahwa padi yang terserang


jamur tinggi dan berwarna pucat, setelah diisolasi, senyawa yang
dihasilkan jamur tersebut disebut giberalin. Jenisnya yaitu : GA1,
GA3, GA4 dan GA7. Yang berfungsi merangsang pembelahan sel,
merangsang pembentukan tunas dan menghilangkan dormensi biji.

3) Sitokinin : sitokinin dapat ditemukan pada jaringan yang aktif


membelah. Sitokinin yang pertama kali ditemukan adalah kinotin.
Struktur kimia sitokinin lebih sederhana dari pada Giberalin dan
auksin. Contoh sitokinin ialah zoatin (ditemukan pada jagung) dan

7
BAP. Yang fungsinya merangsang pembelahan sel, mempercepat
pertumbuhan memanjang. Menghambat efek dominasi apical oleh
auksin.

4) Gas Etilen : gas yang dikeluarkan terutama oleh buah yang


sudah tua. Jika buah diletakkan di tempat tetutup, maka buah akan
cepat masak. Hal ini disebabkan karena buah tersebut mengeluarkan
gas etilen yang mempercepat pemasakan buah dan etilen juga
menyebabkan batang menjadi tebal, untuk pengaruh angin.

5) Asam Abisat (aba) : Asam absisat merupakan senyawa


inhibiter (penghambat) yang bekerja antaginis (berlawanan) dengan
auksin dan giberalin. Asam absitat berperan dalam proses penuaan
dan gugurnya daun. Yang berfungsi untuk mempertahankan
tumbuhan dari tekanan lingkungannya buruk, misalnya kekurangan
air, dengan cara dormansi (tidur) dan juga untuk mengambat
pembelahan dan pemanjangan sel, merangsang penutupan mulut
daun pada musim kering sehingga mengurangi aktivitas transpirasi.

6) Kalin : merupakan hormon yang berperan dalam proses


organogenesis tumbuhan, berdasarkan organ yang dibentuk, kalin
dikelompokkan menjadi :
a) Rizokolin yaitu hormon yang mempengaruhi
pembentukan akar
b) Kaulokalin yaitu hormon yang mempengaruhi
pembentukan batang.
c) Filokalin yaitu hormon yang mempengaruhi
pembentukan daun.
d) Autokalin yaitu hormon yang mempengaruhi
pembentukan bunga.
Cahaya dibutuhkan dalam fotosintesis dengan demikian cahaya
berpengaruh langsung pada tersedianya makanan, klorofil dibuat dari hasil-hasil

8
fotosintesis. Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk
klorofil sehingga daun menjadi pucat. Akan tetapi, jika intensitas cahaya terlalu
tinggi, klorofil akan rusak.
Intensitas cahaya dan lama penyiraman berpengaruh terhadap
tumbuhan, terutama terhadap pertumbuhan vegetatif dan kegiatan reproduksi
tumbuhan. Di daerah tropis, lama hari siang dan malam kira-kira sama, yaitu 12
jam. Di daerah yang memiliki empat musim, lama siang hari dapat mencapai 16-
20 jam. Respon tumbuhan terhadap lama penyiraman yang bervariasi disebut
fotoperiodisme. Yaitu berupa pembungaan, dormansi, perkecambahan dan
perkembangan. Respon ini dikendalikan oleh pigmen yang mengabsorpsi
cahaya yaitu fitokrom.
Cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan tertentu. Ada
tumbuhan yang dapat berbunga pada hari pendek (lamanya penyinaran matahari
lebih pendek dari pada waktu gelapnya). Adapula tumbuhan yang berbunga
pada hari panjang (lamanya penyinaran lebih panjang dari pada waktu
gelapnya). Hal tersebut ada hubungannya dengan aktivitas hormon.
Fitokrom dalam tumbuhan. Fitokrom berupa protein dengan kremotofera
yang mirip fikosianis.
Berdasarkan pengaruh lamanya siang, tumbuhan dibedakan menjadi :
1. Tumbuhan hari pendek, tumbuhan ini berbunga pada akhir musim panas
atau musim gugur, pada saat matahari bersinar kurang dari 12 jam misalnya
aster, dahlia, stroberi, dan ubi jalar.
2. Tumbuhan hari panjang, tumbuhan ini berbunga pada musim semi dan awal
musim panas, yaitu pada saat matahari bersinar selama lebih dari 12 jam,
biasanya antara 14 – 16 jam. Contoh kentang, lebak, bayam dan kol.
3. Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika mendapat
penyinaran sekitar 12 jam sehari contoh kacang dan tebu.

B. Hipotesis
Berikut ini beberapa hipotesis untuk rencana percobaan tentang
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang hijau, yaitu sebagai berikut :

9
1. Cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau
2. Cahaya dapat mempercepat pertumbuhan biji kacang hijau
3. Cahaya dapat memperlambat pertumbuhan biji kacang hijau
C. Kerangka Pikir

Protein
Gen
Faktor Dalam

Gas
Etilan

Asam
Hormon

Asitat

Pertumbuhan Tinggi Setiap Tanaman Biji Kacang Hijau


Asam
Traumalin

Sitokinin
Pertumbuhan
Tanaman

Giberalin

Auksin
Tanah

Kalon
Air
Faktor Luar

Suhu
Cahaya

10
11
Pertumbuhan Tanaman Dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
A. Faktor dalam yang terdiri atas :
1. Faktor gen yang berfungsi mengontrol reaksi kimia di dalam sel,
misalnya sintesis protein.
2. Faktor hormon yang merupakan substansi kimia yang sangat aktif,
yang tersusun atas senyawa protein. Faktor hormon terdiri atas :
a. Auksin yang berfungsi merangsang pembentukan bunga
dan buah
b. Giberalin yang berfungsi merangsang pembentukan tunas
buah tanpa biji
c. Sitokinin yang berfungsi mempengaruhi pertumbuhan tanpa
biji
d. Asam traumalin berperan dalam rensentrasi sel
e. Asam abisat yang mempengaruhi pembuangan akar
f. Gas etilen yang mempengaruhi proses pematangan buah-
buahan
g. Kalin terdiri atas :
- Filokalin, merangsang pertumbuhan daun
- Kaulokalin, merangsang pertumbuhan batang]
- Rizokalin, merangsang pertumbuhan akar
- Anthokalin, merangsang pertumbuhan bunga

B. Faktor Luar terdiri atas :


- Cahaya matahari yang berperan dalam proses
fotosinetesis
- Suhu cahaya, tumbuhan dapat tumbuh dengan baik,
para suhu optimal
- Air, berperan dalam metabolisme dan meningkatkan
tekanan turgor
- Tanah, yang merupakan tempat untuk menancapkan
akar tanaman.

12
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Waktu Penelitian : Penelitian dilakukan selama 7 hari tanggal 2 Agustus
s/d 8 Agustus 2006.
2. Tempat Penelitian : Di SMA Negeri 2 Maros, di ruangan Kelas XII EXACT III

B. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
- Sejumlah biji kacang hijau yang sudah direndam
selama 24 jam.
- Air yang digunakan untuk menyiram
2. Sampel
- 16 biji kacang hijau yang terdiri atas 2 perlakuan,
setiap perlakuan terdiri atas 8 biji.
- 80 tetes air dalam cawan Petri untuk penyiraman

C. Instrumen Penelitian
1. Alat
- Cawan Petri - Kapas
- Alat Tulis - Pipet Tetes
- Gelas Ukur - Label
- Mistar
2. Bahan
- Air
- Biji Kacang Hijau sebanyak 16 biji
3. Variabel Penelitian
- Variabel Bebas
- Ditempat yang terkena cahaya matahari
- Ditempat yang gelap

14
- Variabel Terikat
- Tumbuhan tanaman kacang hijau
4. Prosedur Kerja
a. Mengelompokkan 16 biji kacang hijau menjadi 2 kelompok
sehingga diperoleh kelompok A dan B masing-masing 8 butir biji kacang
hijau.
b. Merendam biji kacang hijau selama 24 jam
c. Menyediakan Cawan Petri
d. Memberi tanda A pada Cawan Petri dan tanda B pada
Cawan Petri yang satunya lagi
e. Memasukkan kapas ke Cawan Petri yang diperkirakan
mempunyai berat yang sama
f. Menempatkan 8 biji kacang hijau pada cawan Petri
g. Memberi tanda pada cawan Petri di setiap masing-masing
biji yang telah diletakkan
h. Menyiram biji kacang hijau masing-masing sebanyak 10
tetes
i. Menyiram bagian tengah cawan Petri sebanyak 10 tetes
j. Menempatkan cawan Petri A pada tempat terang dan cawan
Petri B pada tempat gelap
k. Mengukur panjang pertumbuhan kacang hijau setiap hari
pada jam 10:45
l. Pada No. 8,9 dan 11 dilakukan setiap hari

D. Teknik Pengumpulan Data


Data penelitian dikumpulkan dengan cara mencari nilai rata-rata setiap
perlakuan.

E. Analisis Data

15
Untuk menganalisis data dapat menggunakan metode deskriptif
sederhana dengan menghitung rata-rata atau mean pada setiap perlakuan.

16
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Tinggi Kecambah di tempat Terang

Hari Tinggi Kecambah (cm) Panjang


Ket.
ke A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Rata-2
1 1,8 2,1 2 0,9 1,1 1,3 1,7 0,3 1,4 Riska
2 2 1,8 2,1 1,1 1,2 1,4 1,9 0,6 1,5 Ilyas
3 1,3 1,1 1,5 0,9 1,1 1,3 1 0,6 1,0 Wahyu
4 1,4 1,5 1,8 1,0 1,0 1,4 2 0,6 1,3 Ihksan
5 - - - - - - - - - Minggu
6 0,8 1 0,5 0,5 0,4 0,4 0,5 0,3 0,5 Ilsyas
7 1,2 1,1 0,8 0,9 1 1,6 1,5 0,4 1 Nanang

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tinggi kecambah pada 1 hari
yaitu : 1,4 cm, pada hari ke 2 rata tinggi kecambah meningkat menjadi 1,5 cm, pada
hari ke 3 rata-rata tinggi kecambah menurun menjadi 1,0 cm, pada hari ke 4 rata
tinggi kecambah meningkat menjadi 1,3 cm pada hari ke 6 rata tinggi kecambah
turun drastis menjadi 0,5 cm, dari pada hari ke 7 pertumbuhan kecambah meningkat
menjadi 1,0 cm.

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Tinggi Kecambah di tempat Gelap

Hari Tinggi Kecambah (cm) Panjang


Ket.
ke A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Rata-2
1 2 1,9 2,6 2,4 3 2,8 2,8 2,7 2,5 Asriani
2 4,5 3 3,1 3,2 4,6 5,6 6,8 4,4 4,4 Dewi Sartika
3 8,5 4,6 4,3 5 5,1 7,9 6,3 7,5 6,1 Nanang
4 13,3 10 2,3 8,6 9 13,4 12 12 10,7 Ihksan
5 - - - - - - - - - Minggu
6 24 18,4 2,5 22,5 22,2 26,5 27,5 18,2 20,2 Riska
7 22,5 22,4 2,3 23,5 23,5 27,5 27 26,2 22,5 Asriani

17
Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata panjang kecambah pada hari 1
yaitu 2,5 cm pada hari ke 2 panjang kecambah 4,4 pada hari ke 3 panjang
kecambah meningkat menjadi 6,1 cm pada hari ke 4 panjang kecambah menjadi
10,7 cm dan pada hari ke 6 panjang kecambah meningkat menjadi 20,2 cm serta
pada hari ke 7 panjang kecambah meningkat menjadi 22,5 cm. Jadi dari hasil
pengamatan dapat disimpulkan bahwa tinggi kecambah di tempat gelap meningkat
terus.

Grafik 1.3 Hasil Pengamatan Tinggi Kecambah pada Tempat terang

Tinggi Kecambah
2

1 2 3 4 5 6 7
Hari ke

18
Grafik 1.2 Hasil pengamatan tinggi kecambah di tempat gelap

Tinggi Kecambah
20

15

10

1 2 3 4 5 6 7
Hari ke

Grafik 1.2 Hasil pengamatan tinggi kecambah di tempat gelap

20 -

15 -

10 -

5-

0
1 2 3 4 6 7
Dari grafik dapat diketahui bahwa pada hari 1 ditempat terang panjangnya
1,4 dan ditempat gelap panjangnya 2,5 cm pada hari ke 2 ditempat terang
panjangnya 1,5 dan ditempat gelap panjangnya 4,4 pada hari ke 3 ditempat terang

19
panjangnya 1,0 dan ditempat gelap panjangnya 6,1 pada hari ke 4 ditempat terang
panjangnya 1,3 dan ditempat gelap panjangnya 10,7 pada hari ke 6 ditempat terang
panjangnya 0,5 dan ditempat gelap panjangnya 20,2 dan pada hari ke 7 panjangnya
1 dan tempat gelap panjangnya 22,5 cm.
Dari grafik disimpulkan bahwa perbandingan antara ditempat terang dan
ditempat gelap ternyata pertumbuhan kacang hijau ditempat terang sangat lambat
dibandingkan pada tempat gelap pertumbuhannya sangat cepat.
Setelah melakukan penelitian ternyata pertumbuhan kacang hijau ditempat
gelap sangat lambat, ini mungkin terjadi karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi, ketika penelitian ditempat terang sering kekeringan ini mungkin
karena faktor angin dan yang lainnya. Pertumbuhan ditempat terang juga terhambat
karena pengaruh faktor hormon auksin yang sangat peka terhadap cahaya sehingga
auksin akan terurai. Sedangkan pertumbuhan ditempat gelap pertumbuhannya
sangat cepat. Hal ini terjadi karena hormon auksin yang tidak pernah kena cahaya.
Meskipun ditempat gelap pertumbuhan kacang hijau sangat cepat akan tetapi ketiak
daun sudah ada maka batang kacang hijau tersebut tidak dapat berdiri tegak. Hal ini
terjadi karena tidak ada cadangan makanan pada batang karena daun dari tanaman
tersebut tidak pernah melakukan fotosintesis untuk mendapatkan energi, daun pada
tempat gelap berwarna kekuning-kuningan.
Pada tumbuhan yang berada di tempat terang pertumbuhannya memang
lambat akan tetapi, daunnya tebak, batang dan akarnya kuat, serta warna daunnya
hijau. Hal ini terjadi karena daunnya mampu melakukan fotosintesis sehingga
daunnya subur menghijau.

20
BAB V
KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan
1) Pertumbuhan di tempat terang sangat lambat sedangkan
pertumbuhan di tempat gelap sangat cepat.
2) Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh cahaya dan faktor hormon
terutama hormon auksin.
3) Perbandingan pertumbuhan di tempat terang sangat rendah daripada
pertumbuhan di tempat gelap.
4) Pertumbuhan di tempat terang memang sangat cepat, akan tetapi
mempunyai daun yang berwarna kekuningan dan batangnya sangat lemah
atau tidak tegak.
5) Banyak faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman
misalnya air, suhu, kelembaban gen, hormon dan lain-lain.

B. Saran-saran
1) Untuk memperoleh pertumbuhan tanaman dengan baik, sebaiknya
tanaman tersebut pada mulanya disimpan pada tempat yang gelap, dan
apabila sudah ada daunnya, maka tanaman tersebut dipindahkan ke tempat
yang terang, agar tanaman tersebut bisa berfotosintesis.
2) Apabila ingin mengukur tinggi suatu kecambah / kecambah sebaiknya
kecambah tersebut tidak dicabut dari tanah atau tempat penanaman.
3) Dalam percobaan, jangan menyiram tanaman dengan air yang sangat
berlebihan, kita harus menyiram tanaman dengan air secukupnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, M. Salman. 2004. Biologi. Bandung : Grafindo

Aryulina. Diah. 2005. Biologi. Jakarta : Esis

Atalia, Ummu. 2006. Biologi (LKS). Surakarta : Era Pustaka Utama

Pratiwi, dkk. 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga

Prawirohartono, dkk. 2003. Biologi 2. A. Jakarta : Bumi Aksara

Syamsuri, Istamas. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga

22

You might also like