Professional Documents
Culture Documents
1
memperlemah turgor tanaman. Tekanan turgor yang lemah berpengaruh terhadap
keluarnya lateks pada waktu sadap, walaupun tidak berpengaruh nyata, tetapi angin
akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang diperoleh.
2. Kesesuaian Lahan
Tanaman karet akan tumbuh baik pada kondisi lahan sebagai berikut : tidak ada
lapisan hardpan (kalaupun ada lebih dari 2 m dari permukaan tanah), kandungan liat <
20% , pH tanah 5,0 – 6,5, kedalaman efektif > 100 cm dan kemiringan lahan 0 – 8
persen. Secara lebih rinci persyaratan untuk suatu lahan perkebunan karet.
C. Ciri-ciri tanaman karet
1. Karet Alam
a. Memiliki Banyak Biji.
b. Ukuran daun kecil.
c. Memiliki kulit yang kasar.
d. Debit air meningkat terus menerus.
e. Memiliki warna lateks yang berwarna putih susu.
2. Karet Sintetis
a. Memiliki biji yang sedikit.
b. Ukuran daun kecil.
c. Kulit nya halus.
d. Debit air tergantung pada diameter pohon.
e. Memiliki warna lateks yang berwarna putih kekuning-kuningan.
2
Bab 2
Pembibitan Tanaman Karet
4
kebun karet tua). Secara garis besar kegiatan yang tercakup dalam pembukaan lahan
adalah: penebangan pohon kecil (diameter < 20 cm), penebangan pohon besar,
peracunan tunggul, perumpukan kayu ke pinggir jalan, pemotongan dan pengangkutan
kayu tumbang dari areal penebangan, pembersihan jalur tanam, pemancangan titik
tanam, pembuatan teras (jika perlu), penanaman penutup tanah dan pembuatan
lubang tanam.
Pada lahan yang vegetasi awalnya berupa semak belukar/padang alang-alang,
tahap kegiatannya akan lebih mudah. Pada lahan berupa semak dapat langsung
ditebas dan dibersihkan dan lahan siap untuk dibuatkan lubang tanamnya. Pada lahan
padang alang-alang penggunaan herbisida (dengan dosis 6 l/ha) akan lebih efektif
untuk pembukaan lahan.
3. Konservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan air pada daerah yang baru dibuka merupakan kegiatan
yang sangat penting agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Kegiatan ini sangat
tergantung dari tingkat kemiringan lahan yang dibuka. Pada lahan-lahan yang datar
(kemiringan lahan 0 – 3%), konservasi tanah dapat dilakukan dengan membuat
guludan-guludan pada daerah-daerah yang agak miring. Pada tingkat kemiringan yang
lebih besar, konservasi tanah dan air dapat dilakukan dengan membuat rorak (saluran
buntu) atau dengan pembuatan teras. Saluran air juga perlu dibuat untuk menghindari
terjadinya limpasan air yang terjadi akibat terbukanya lahan. Selain secara fisik
konservasi tanah dan air dapat dilakukan dengan cara biologi yaitu dengan
penggunaan tanaman penutup tanah.
4. Penanaman tanaman penutup tanah
Tanaman penutup tanah (legum cover crops/LCC) berfungsi untuk melindungi
tanah yang terbuka terhadap erosi terutama yang disebabkan oleh air hujan, sebagai
sumber bahan organik dan meningkatkan kandungan nitrogen tanah. Jenis legum yang
digunakan adalah Pueraria javanica, Centrocema pubecens dan Calopogonium
mucunoides dengan dosis 12 kg sampai 15 kg per hektar. Dianjurkan pula untuk
menyisipkan Calopogonium caerulem yang tahan naungan (shade resistence) yang
berasal dari biji atau stek dalam polybag kecil sebanyak 1.000 bibit/ha.
Penanaman kacangan ini dilakukan sebelum penanaman bibit karet dilakukan
dengan tujuan.
LCC ditanam dengan cara menebarkan benih yang telah dicampur dengan pupuk
Rock Phospate (RP) dengan dosis 50 kg/ha yang ditebar merata di dalam alur di
gawangan karet. Untuk meningkatkan daya tumbuh LCC selama 3 bulan pertama
pemeliharaan (pengendalian gulma dan pemupukan) harus intensif dilakukan.
5. Pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan)
Pembangunan infrastruktur jalan sebaiknya dilakukan sejak awal agar proses
pembangunan kebun dapat berjalan dengan baik. Pada kebun karet ada beberapa
kelas jalan yaitu : jalan utama, jalan transpor, jalan produksi dan jalan blok. Jalan
5
utama menghubungkan kantor pusat kebun ke afdeling atau ke jalan raya dibuat
dengan lebar 6 m, jalan transpor menghubungkan lokasi afdeling ke jalan utama dibuat
dengan lebar 4 m, jalan produksi adalah jalan yang menghubungkan antar blok dibuat
dengan lebar 3 m. Total luas jalan ini diperkirakan mencapai 15% dari total lahan.
D. Teknik Budidaya Tanaman Karet (Tahap Pembangunan Kebun)
Pembibitan tanaman karet dilakukan dua tahap yaitu, persemaian benih dan
pembibitan. Persemaian bertujuan untuk menyeleksi kecambah yang tumbuh. Benih
ditanam dalam bedengan selama maksimum 21 hari. Benih-benih yang tumbuh segera
dipindahkan ke pembibitan. Benih-benih yang baru tumbuh setelah 21 hari dianggap
afkir.
Kecambah ditanam di pembibitan dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm x 60 cm.
Pemeliharaan di pembibitan dilaksanakan selama 12 sampai 18 bulan (untuk siap
diokulasi coklat) dimana pada saat itu diameter batang telah mencapai 2 sampai 3 cm dan
berwarna coklat. Jika tanaman karet alam Tidak perlu diokulasi.
Untuk mendapatkan bibit karet sintetis harus melalui okulasi. Oleh karena itu perlu
batang atas (entres) yang berasal dari kebun entres. Kebun entres adalah kebun yang
dibangun untuk memproduksi batang atas. Bahan tanam yang digunakan adalah stump
mata tidur dan ditanam dengan jarak tanam 1 m x 1 m. Biasanya kebun entres ini baru
dapat dipanen pada umur 1,5 tahun setelah tanam. Batang entres ini dapat dipersiapkan
sendiri atau membeli di pusat penelitian karet. Persiapan tanam dan penanaman.
Sebelum penanaman di lapang, lahan perlu diajir untuk menentukan titik-titik
penanaman. Tanaman karet ditanam dengan populasi 500 tanaman per hektar (jarak
tanam yang digunakan dapat 8 m x 2,5 m atau 7 m x 3,3 m) dengan arah barisan utara-
selatan. Lubang tanam dibuat 2 minggu sebelum tanam dengan ukuran 40 cm x 40 cm x
40 cm.
Penanam dilakukan pada saat awal musim hujan, sehingga bibit yang ditanam di
lapang akan memperoleh air yang cukup untuk pertumbuhannya. Lubang yang telah
dibuat diisi kembali dengan tanah sedalam setengah dalam lubang tanam kemudian bibit
diletakan ditengah lubang tanam dan setangah bagian lagi tanah dimasukan dan
dipadatkan. Bibit tertanam baik jika bibit tidak mudah bergoyang.
6
Bab 3
Perawatan Tanaman Karet
Pada tanaman belum menghasilkan lebih banyak mengalami serangan penyakit dari
pada hama. Penyakit yang sering menyerang tanaman karet pada umumnya adalah rayap
(Coptotermes sp), yang dapat diberantas dengan menggunakan Chlordane 8 EC atau
Basudin 6 0 EC dengan konsentrasi 0,3%. Sementara itu hama Kuuk (Exopholis hypoleuca)
dapat diberantas dengan Basudin 10 G.Penyakit tanaman karet lainnya yang seringpula
ditemukan pada antara lain.
8
ada di lapangan. Dengan dilakukannya pengukuran lilit batang ini dapat dipersiapkan
jumlah peralatan dan tenaga kerja penyadap yang diperlukan.
Secara umum setiap tahun lilit batang tanaman karet akan bertambah antara 10
sampai 12 cm. Tanaman karet baru dapat disadap jika (1) lilit batangnya pada ketinggian 1
m dari pertautan lebih besar atau sama dengan 45 cm dan (2) 60% dari populasi.
9
Bab 4
Penyadapan
10
2. Pancur Saluran Karet
Pancur ini biasanya menggunakan kaleng atau seng yang digunting dan memiliki
ukuran lebar 1-2 cm dan panjang 2-4 cm, gunanya untuk saluran lateks supaya tidak
menetes di tempat lain.
3. Mangkuk Penampung Lateks Saat Disadap
Kegunaan mangkuk ini adalah untuk menampung lateks pada saat disadap yang
berbentuk bulat setengah bola dan memiliki diameter 8-13 cm.
4. Pengasah Pisau Sadap
Pengasah pisau sadap ini berbentuk seperti papan yang memiliki panjang 8-10
cm, lebar 4-5 cm, dan tebal 0,5 cm, gunanya untuk mempertajam mata pisau sadap.
11
Bab 5
Pengolahan Hasil
12
Penutup
Kami ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mempermudah
kami dalam menyusun makalah ini, kami juga tidak lupa kepada guru mata pelajaran kami
yaitu Pak. Heron yang telah membibimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini, dengan
makalah ini kami harapkan mendapat nilai yang memuaskan yang sebelumnya kami
mendapatkan nilai yang tidak puas Amin. Sekianlah penutup dari kami semoga makalah ini
bermanfaat bagi kalian semua.
13