You are on page 1of 41

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR


MELALUI PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN JIGSAW
PADA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2
MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2004/2005

Skripsi
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian
Studi Strata 1
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan

Oleh

Nama : SRI HARJONO


NIM : 4102903109
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005

i
ABSTRAK

Pada umumnya siswa mengalami banyak kesulitan berfikir abstrak, terbukti


pada belajar materi operasi hitung bentuk aljabar materi kelas VII Semester I
sebagian besar siswa kurang memahami sehingga rata-rata nilai ulangannya di bawah
6,0. Bukti ini ditemukan di SMP Negeri 2 Mertoyudan Kabupaten Magelang.
Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Apakah Hasil Belajar
Siswa pada Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar
dapat ditingkatkan ?” Tujuan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini adalah
untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada pelajaran matematika,
pokok bahasan operasi hitung bentuk aljabar. Ruang lingkup penelitian ini adalah
siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Mertoyudan Magelang. Variabel penelitian ini
meliputi keaktifan siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa. Penelitian
dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus terdapat empat tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Setiap akhir siklus dilaksanakan
pengamatan keaktifan siswa dan tes formatif.
Hasil belajar siswa siklus I dengan ketuntasan belajar 76%, siklus II 78%
dan siklus III 83%. Dari siklus I sampai siklus III peningkatannya mencapai 7%.
Hasil observasi aktifitas belajar siswa siklus I 80 %, siklus II 86% dan siklus III 88%,
peningkatannya dari siklus I sampai siklus III 8%. Jadi melalui penerapan metode
pembelajaran jigsaw hasil belajar dan keaktifan siswa dapat ditingkatkan. Diharapkan
rekan-rekan guru untuk mengembangkan dan menerapkan metode pembelajaran
jigsaw yang dapat meningkatkan hasil evaluasi dan keaktifan belajar siswa.

Kata kunci : metode pembelajaran Jigsaw.

ii
PENGESAHAN

Skripsi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui
Penerapan Metode Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2
Mertoyudan Kabupaten magelang Tahun Pelajaran 2004/2005

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika


dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Panitia Ujian Skripsi

Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S, M.S. Drs. Supriyono, M.Si.


NIP 130781011 NIP 130815345

Pembimbing Utama Ketua Penguji

Drs. Wuryanto, M.Si. Prof.Dr. Y.L. Sukestiyarno


NIP 131281225 NIP 131404322

Pembimbing Pendamping Anggota Penguji


1.

Dra. Endang Retno Winarti, M.Pd. Drs. Wuryanto, M.Si.


NIP 130935363 NIP 131281225

2.

Dra. Endang Retno Winarti, M.Pd.


NIP 130935363

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 Pengalaman adalah guru yang terbaik.

 Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

(QS. Ar-Rad : 11)

 Akal dan belajar itu seperti raga dan jiwa

Tanpa raga, jiwa hanyalah udara hampa

Tanpa jiwa, raga adalah kerangka tanpa makna

(Kahlil Gibran)

 Science without religion is blind

Religion without science is lame

(Einstein)

Karya ini kupersembahkan untuk :

• Isteri tercinta

• Rizky dan Dhinda tersayang

• Pembaca yang budiman

iv
KATA PENGANTAR

Dengan ragmat Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis telah menyelesaikan

penyusunan skripsi dengan judul : “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi

Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Jigsaw Pada

Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2 Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun

Pelajaran 2004/2005.”

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Dr. H.A.T. Soegito, SH, MM, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Kasmadi IS, M.S., Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Supriyono, M.Si., Ketua Jurusan Matematika yang telah banyak memberikan

kesempatan pada penulis untuk memaparkan gagasan skripsi ini.

4. Drs. Wuryanto, M.Si., selaku pembimbing utama yang telah banyak memberikan

petunjuk, arahan dan bimbingan kepada penulis.

5. Drs. R. Priyana, Kepala SMP Negeri 2 Mertoyudan yang telah memberikan ijin

penulis sehingga terselesainya penyusunan skripsi ini.

v
6. Berbagai pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, semoga amal sholeh beliau semua mendapat imbalan yang sesuai dari

Tuhan Yang Maha Esa.

Karena dangkal dan sempitnya pengetahuan yang penulis miliki, skripsi

ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Semarang, 29 Juni 2005

Penulis

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut terdapat empat hal

yang pelu dipahami lebih lanjut yaitu : cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.

Menggunakan cara ilmiah yang dimaksud adalah menggunakan metode dan

prinsip-prinsip keilmuan yaitu sistematis, empiris dan rasional. Rasional artinya

kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris artinya cara-cara yang digunakan

dalam penelitian itu teramati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat

mengamati cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan

dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu secara logis.

Manusia dapat menggunakan hasil-hasil penelitian untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam berkehidupan. Memahami

berarti memperjelas suatu masalah sebelumnya tidak jelas. Memecahkan berarti

meminimalkan atau menghilangkan masalah dan mengantisipasi masalah berarti

upaya dilakukan agar masalah tidak terjadi. Terdapat banyak jenis dan macam

penelitian diantaranya penelitian tindakan kelas.

vii
Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu dalam suatu usaha untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas secara profesional.

Oleh karena itu penelitian tindakan kelas terkait erat dengan pembelajaran sehari-

hari yang dihadapi oleh seorang guru. Perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan

melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Dengan

demikian siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memiliki dan mengolah

informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan

kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran kritis, sitematis, logis

kreatif dan kemampuan bekerja sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat

dikembangkan melalui belajar matematika karena matematika memiliki struktur

dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya sehingga memungkinkan kita

terampil berfikir rasional.

Konsep-konsep dalam matematika itu abstrak sedangkan pada umumnya

siswa mengalami banyak kesulitan untuk mampu berfikir ke abstrak, terbukti

pada operasi hitung bentuk aljabar materi kelas VII semester 1 sebagian besar

siswa kurang memahami sehingga rata-rata nilai ulangannya di bawah 6,0. Bukti

ini ditemukan di SMP negeri 2 Mertoyudan Kabupaten Magelang tempat peneliti

bertugas mengajar sehari-hari yang letaknya berbatasan dengan kota.

viii
Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa

salah satunya menggunakan metode pembelajaran yang tepat yaitu yang mudah

dipahami dan menarik bagi siswa sehingga siswa termotivasi.

Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif-Jigsaw

dalam proses belajar mengajar. Adapun judul penelitian ini adalah

“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar

Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas VIIA SMP

Negeri 2 Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2004/2005.”

B. Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Apakah

prestasi hasil belajar dan keaktifan siswa pada pelajaran matematika, pokok

bahasan operasi hitung bentuk aljabar dapat ditingkatkan melalui metode

pembelajaran Jigsaw pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Mertoyudan

Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2004/2005?”

C. Cara Memecahkan Masalah

Cara yang diajukan untuk memecahkan masalah pada penelitian ini

adalah menyampaikan materi operasi hitung bentuk aljabar menggunakan metode

pembelajaran Jigsaw.

ix
D. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini adalah untuk

meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran materi

operasi hitung bentuk aljabar.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa

a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas

b. Perilaku mengganggu menjadi kecil

c. Konflik antar pribadi berkurang

d. Sikap apatis berkurang

e. Pemahaman yang lebih mendalam

f. Motivasi lebih besar

g. Hasil belajar lebih tinggi

h. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

2. Manfaat bagi guru

a. Dengan tumbuhnya budaya meneliti di kalangan guru dan

dilaksanakannya penelitian tindakan kelas yang berkesinambungan berarti

kalangan guru makin di berdayakan mengambil prakarsa profesional yang

semakin mandiri, percaya diri dan makin berani mengambil resiko dalam

mencobakan hal-hal baru yang patut diduga akan memberikan perbaikan

x
serta peningkatan. Pengetahuan yang dibangunnya dari pengalaman

semakin banyak dan menjadi suatu teori yaitu teori tentang praktek.

b. Pengalaman dari penelitian tindakan kelas akan menjadikan guru berani

menyusun sendiri kurikulum dari bawah menjadikan guru lebih mandiri.

3. Manfaat bagi sekolah

a. Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik dalam rangka

perbaikan pembelajaran.

b. Dengan pembelajaran yang baik, prestasi sekolah semakin meningkat.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika skripsi memegang peran penting dalam laporan penelitian,

laporan skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal,

inti dan akhir skripsi.

Bagian awal kripsi teridiri dari judul, abstrak, pengesahan, motto dan

persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran.

Bagian inti skripsi dibagi menjadi lima bab dengan rincian sebagai

berikut .

a. Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, alasan pemilihan judul,

permasalahan, cara pemecahan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

sistematika penulisan skripsi.

b. Bab II Landasan teori dan hipotesis tindakan berisi landasan teori, kerangka

berfikir, hipotesis tindakan.

xi
c. Bab III Metode penelitian yang berisi tentang lokasi dan subjek penelitian,

prosedur kerja dalam penelitian, sumber data dan cara pengambilan data, dan

tolok ukur keberhasilan.

d. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan yang berisi pelaksanaan siklus I, II

dan III serta pembahasan.

e. Bab V Penutup yang berisi tentang simpulan dan saran.

Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka dan lampiran yang

berisi tentang Rencana Pembelajaran, LKS, Evaluasi, Analisa Nilai, Lembar

Observasi dan seterusnya.

xii
BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan

menghitung, mengukur, merumuskan dan menggunakan rumus

matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi

pengukuran dan geometri, aljabar dan trigonometri. Matematika juga

berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan

dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan

persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.

Tujuan pembelajaran matematika adalah :

a. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,

misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen,

menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten.

b. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi

dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran devergen, orisinil,

rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.

c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

d. Mengembangkan kemampuan penyampaian informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,

xiii
catatan, grafik, peta, diagram dalam menjalankan gagasan

(Depdiknas.Kurikulum 2004 Matematika SMP dan MTs)

2. Metode Pembelajaran Kooperatif Matematika

a. Student Teams – Achievement Divisions (STAD)

Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat

orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis

kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa

bekerja di dalam tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya,

seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu, pada waktu kuis ini

mereka tidak dapat saling membantu.

Skor siswa dibandingkan dengan rata-rata skor yang lalu

mereka sendiri, dan poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh

siswa menyamai atau melampaui prestasi yang lalunya sendiri. Poin

tiap anggota tim ini dijumlah untuk mendapatkan skor tim, dan tim

yang mencapai kriteria tertentu dapat diberi sertifikat atau ganjaran

yang lain.

b. Jigsaw I

Siswa dikelompokkan ke dalam tim beranggotakan enam orang

yang mempelajari materi akademik yang telah dibagi-bagi menjadi

beberapa sub-bab. Sebagai misal, riwayat hidup seorang tokoh dapat

dibagi menjadi kehidupan awal, prestasi-prestasi permulaan,

xiv
kemunduran-kemunduran yang dialami, kehidupan belakangan, dan

dampak terhadap sejarah. Setiap anggota tim membaca sub-bab yang

ditugaskan. Kemudian, anggota dari tim yang berbeda yang telah

mempelajari sub-bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok

ahli untuk nebdiskusikan sub-bab mereka. Kemudian para siswa itu

kembali ke tim asal mereka dan bergantian mengajar teman satu tim

mereka tentang sub-bab mereka. Karena satu-satunya cara siswa dapat

belajar sub-bab lain selain dari sub-bab yang mereka pelajari adalah

dengan mendengarkan dengan sungguh-sungguh teman satu tim

mereka, mereka termotivasi untuk mendukung dan menunjukkan

minat terhadap apa yang dipelajari teman satu timnya.

c. Jigsaw II

Siswa bekerja dalam tim beranggotakan empat atau lima orang,

seluruh siswa membaca teks atau materi yang sama, misalnya operasi

hitung bentuk aljabar. Sementara itu setiap siswa ditugasi mempelajari

suatu topik, misalnya penjumlahan, pengurangan, perkalian atau

pembagian bentuk aljabar agar menjadi pakar dalam topik itu. Siswa

dengan topik yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli

untuk mendiskusikan topik itu. Setelah itu mereka kembali ke tim

mereka masing-masing untuk secara bergantian mengajarkan apa yang

mereka pelajari kepada teman satu tim mereka. Siswa itu diberi kuis

secara individual yang menghasilkan skor tim.

xv
B. Kerangka Berfikir

Dari landasan teori Jigsaw II, materi operasi hitung penjumlahan,

pengurangan, perkalian, pembagian, dan pengkuadratan bentuk aljabar siswa

secara berkelompok, maupun individu akan mudah untuk memahami materi

tersebut, karena pada pembelajaran kooperatif siswa yang sudah paham materi

akan menjelaskan kepada teman yang belum paham pada kelompoknya.

Dengan cara tutor sebaya siswa akan mudah menerima materi, akibatnya

prestasi atau hasil belajar siswa akan meningkat.

C. Hipotesis Tindakan

Melalui penerapan metode pembelajaran Jigsaw, hasil belajar

dan keaktifan dalam proses belajar mengajar siswa SMP Negeri 2 Mertoyudan

Kabupaten Magelang dalam hal pengerjaan operasi hitung bentuk aljabar

dapat ditingkatkan.

xvi
BAB III

METODE PENELITIAN

D. Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Desa Danurejo Kecamatan

Mertoyudan Kabupaten Magelang karena letak sekolah yang berada di

perbatasan dengan Kota Magelang, kondisi dan latar belakang siswa beragam

dan orang tua mereka kebanyakan pendatang dan sebagian asli penduduk

pedesaan sekitar. Siswa yang orang tuanya berasal dari daerah lain atau

sebagian pendatang, kebanyakan mereka kurang perhatian terhadap anak-

anaknya karena kesibukan dengan pekerjaannya. Bagi siswa yang orang

tuanya penduduk asli desa, mereka juga kurang diperhatikan oleh orang

tuanya karena latar belakang pendidikan orang tuanya kurang.

Ruang lingkup penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP

Negeri 2 Mertoyudan Magelang. Variabel penelitian ini meliputi hasil belajar

dan keaktifan siswa dalam pembelajaran

E. Prosedur Kerja Dalam Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam tiga siklus :

1. Siklus I

xvii
i. Perencanaan

Persiapan-persiapan yang dilakukan untuk penelitian tindakan kelas

sebagai berikut :

1. Menyusun rencana pembelajaran arti bentuk aljabar, perkalian,

pemangkatan dan pembagian suku sejenis.

2. Menyusun test yang akan digunakan.

3. Menyusun test hasil belajar.

4. Menyusun pedoman observasi.

5. Merencanakan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

6. Meminta rekan guru sebagai observer.

ii. Implementasi Tindakan

Pelaksanaan siklus I yang dilakukan guru adalah sebagai berikut :

1. Menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Menyajikan materi pelajaran tentang :

a. Arti bentuk aljabar

i. Pengertian bentuk aljabar

ii. Pengertian perkalian, pemangkatan dan pembagian pada

bentuk aljabar suku tunggal

b. Penjumlahan dan pengurangan suku sejenis

3. Membentuk kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6

siswa.

4. Membimbing kelompok-kelompok tersebut.

xviii
5. Mengevaluasi hasil belajar.

6. Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil

belajar individu dan kelompok.

7. Meminta rekan guru untuk mengamati berlangsunya PTK.

iii. Pengamatan

Pengamatan pada siklus I meliputi :

1. Pengamatan terhadap siswa mengenai minat belajar dan

perhatiannya pada waktu proses belajar mengajar.

2. Pengamatan terhadap guru dalam penyampaian materi pelajaran

dengan penerapan metode pembelajaran Jigsaw.

3. Pengamatan terhadap cara siswa menerima materi dan situasi

kelas.

iv. Refleksi

Dari pengamatan (observer) :

1. tentang siswa dalam menerima materi.

2. cara guru pada waktu menyampaikan materi.

Dari Guru :

1) menganalisis hasil pengamatan.

2) mengkaji hasil pengamatan.

3) dari kajian tersebut dijadikan bahan perbaikan untuk siklus ke-2.

2. Siklus II

xix
i. Perencanaan

1. Penelitian mengidentifikasikan dan merumuskan masalah

berdasarkan masalah pada refleksi siklus I.

2. Menyusun rencana pembelajaran materi mensubstitusikan

bilangan pada bentuk aljabar, KPK dan FPB bentuk aljabar

suku tunggal.

3. Mempersiapkan membuat kelompok-kelompok.

4. Meminta guru lain sebagai pengamat (observer).

5. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II.

ii. Implementasi Tindakan

Pada pelaksanaan siklus II yang dilakukan guru adalah sebagai

berikut :

1. Memberikan materi pelajaran kepada kelompok-kelompok

siswa.

2. Membimbing kelompok dalam mempelajari materi.

3. Memberikan soal test kepada kelompok dan individu.

4. Memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa

menyelesaikan tugas dengan benar.

iii. Pengamatan

Pengamatan pada siklus II meliputi :

1. Pengamatan terhadap siswa dalam menerima materi pelajaran.

2. Pengamatan terhadap guru dalam membimbing kelompok.

xx
3. Memberikan saran perbaikan untuk tujuan lebih baik.

iv. Refleksi

1. Saran perbaikan dari pengamat.

2. Guru menganalisis hasil pengamatan dan mengkaji untuk

perbaikan pada pelaksanaan siklus III.

3. Siklus III

i. Perencanaan

1. Peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah

berdasarkan masalah pada refleksi siklus II.

2. Menyusun rencana pembelajaran materi pecahan bentuk

aljabar :

a. Penjumlahan dan pengurangan pecahan bentuk aljabar.

b. Perkalian dan pembagian pecahan bentuk aljabar.

3. Mempersiapkan membuat kelompok-kelompok.

4. Meminta guru lain sebagai pengamat (observer).

5. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III.

ii. Implementasi Tindakan

Pelaksanaan siklus III yang dilakukan guru adalah sebagai

berikut :

1. Memberikan materi

2. Membimbing kelompok siswa dalam mempelajari materi dan

soal.

xxi
3. Memberikan evaluasi pada kelompok dan individu.

4. Membahas evaluasi dan memberikan penghargaan kepada

siswa.

5. Meminta rekan guru untuk mengamati berlangsungnya PTK.

iii. Pengamatan

Pengamatan pada siklus III meliputi :

1. mengamati jalannya proses pembelajaran.

2. meneliti kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal.

iv. Refleksi

Peneliti dan pengamat (observer) mendiskusikan hasil

pengamatan.

Setelah berakhirnya seluruh siklus tindakan peneliti memberikan test

akhir untuk mengetahui tingkat keberhasilan seluruh tindakan yang telah

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa materi operasi

hitung bentuk aljabar melalui penerapan metode pembelajaran Jigsaw pada

siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Mertoyudan Kabupaten Magelang.

F. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data

1. Sumber Data

xxii
Data yang digunakan pada siklus I, II dan III adalah :

a. pengamatan tentang kesiapan menerima pelajaran dan aktifitas belajar.

b. test tertulis.

2. Cara Pengambilan Data

Untuk mengumpulkan data diperoleh dengan cara sebagai berikut :

a. Catatan dari pengamat (observer) pada waktu pelaksanaan siklus I, II

dan III, yaitu menggunakan lembar pengamatan aktifitas belajar siswa.

b. Pemberian test setiap akhir siklus kepada siswa.

G. Tolok Ukur Keberhasilan

Penelitian dikatakan berhasil apabila :

1. Aktifitas belajar siswa baik (meningkat).

2. Rata-rata nilai ulangan harian siswa meningkat yaitu dari sebelum

diadakan penelitian nilai rata-rata diperoleh kurang dari 6,0, setelah

diadakan penelitian nilai rata-rata menjadi 6,0 atau lebih.

xxiii
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

H. Hasil Pada Siklus I

Sesuai dengan gagasan yang disampaikan oleh peneliti, tahapan

penelitian tindakan kelas ini meliputi 3 siklus. Dalam satu siklus terdiri atas

tahapan perencanaan, tahapan tindakan (pelaksanaan), tahapan pengamatan

dan refleksi.

1. Proses Perencanaan

i. Permasalahan diidentifikasikan dan masalah dirumuskan. Dalam hal

ini guru menentukan materi pelajaran yang akan disajikan kepada

siswa yaitu aljabar dan aritmetika sosial dengan sub pokok bahasan

arti bentuk aljabar, penjumlahan, pengurangan suku sejenis.

ii. Menyusun tes yang akan digunakan yaitu test lisan (pre test) tentang

operasi hitung suatu bilangan untuk mengingat kembali materi yang

telah lalu. Test tertulis untuk mengukur daya serap materi yang

disajikan kepada siswa.

iii. Menyusun pedoman observasi, yaitu observasi aktifitas belajar siswa

dan observasi pelaksanaan tindakan oleh guru.

iv. Merencanakan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, yaitu

pada hari Selasa 10 Pebruari 2005.

xxiv
v. Meminta rekan guru sebagai pengamat (observer)

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

i. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

yaitu :

1) Siswa diharapkan dapat menjelaskan pengertian bentuk aljabar

2) Siswa dapat menjelaskan pengertian perkalian, pemangkatan dan

pembagian bentuk aljabar suku tunggal

3) Siswa dapat menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bentuk

aljabar suku tunggal

ii. Menyiapkan materi pelajaran tentang :

1. Arti bentuk aljabar

a. Pengertian bentuk aljabar

b. Pengertian perkalian, pemangkatan dan pembagian bentuk

aljabar suku tunggal

2. Penjumlahan dan pengurangan suku sejenis

iii. Membentuk kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6

siswa, dari 42 siswa menjadi 7 kelompok, yaitu :

1. Kelompok segitiga

2. Kelompok persegi

3. Kelompok persegi panjang

4. Kelompok lingkaran

5. Kelompok jajar genjang

xxv
6. Kelompok layang-layang

7. Kelompok belah ketupat

iv. Membimbing kelompok bila ada kesulitan, menjawab apabila ada

pertanyaan dari siswa

v. Memberikan lembar kegiatan siswa untuk dikerjakan secara kelompok

sekaligus membahas (Lampiran hal 36)

vi. Mengevaluasi dengan test tertulis yang dikerjakan secara individual

(Lampiran hal 38 )

3. Proses Pengamatan

i. Observer mengamati aktifitas belajar siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung, dengan mengisi lembar observasi yang telah

disediakan peneliti (Lampiran hal 71)

ii. Observer mengamati pelaksanaan tindakan guru selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung, dengan mengisi lembar observasi yang

telah disediakan peneliti (Lampiran hal 75)

4. Proses Refleksi

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran

di dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi kegiatan atas segala kegiatan

yang telah dilakukan. Kegiatan pada siklus I dihasilkan refleksi sebagai

berikut.

xxvi
i. Terdapat beberapa siswa yang tidak aktif dalam memecahkan masalah

pada diskusi kelompok, untuk itu guru perlu memberikan motivasi

agar semua siswa aktif dalam memecahkan masalah.

ii. Siswa yang kreatif membantu teman satu kelompok ada 22 siswa dari

42 siswa. Guru perlu memberikan motivasi.

iii. Ada 4 siswa yang tidak bisa menyampaikan materi kepada temannya

untuk itu perlu pembinaan khusus pada siswa tersebut.

iv. Minat bertanya dan minat menjawab ada sebagian siswa yang tidak

aktif, guru perlu memberi motivasi.

v. Tetapi di samping itu, untuk mengerjakan evaluasi maupun

merangkum materi sudah dilaksanakan semua siswa.

vi. Secara garis besar pelaksanaan siklus I berjalan dengan baik, ditandai

dengan ketuntasan hasil evaluasi 76 %, sehingga perlu motivasi serta

bimbingan lagi agar hasil belajar siswa bisa meningkat.

I. Hasil Pada Siklus II

1. Proses Perencanaan

i. Atas dasar hasil refleksi pada siklus I maka permasalahan

diidentifikasikan dan masalah dirumuskan. Masalah-masalah tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Memberikan motivasi kepada siswa agar aktif kerjasama dalam

kelompok masing-masing maupun dengan kelompok lain.

xxvii
2. Memberikan motivasi agar siswa aktif dalam bertanya maupun

menjawab bila ada pertanyaan yang disampaikan teman yang lain.

3. Memberikan pembinaan khusus kepada siswa yang tidak bisa

menyampaikan materi di dalam kelompok masing-masing.

ii. Guru menyiapkan / menyusun materi yang akan disajikan kepada

siswa, yaitu :

1. Mensubstitusikan bilangan pada bentuk aljabar

2. KPK dan FPB aljabar suku tunggal

3. Pecahan bentuk aljabar

4. Penjumlahan dan pengurangan pecahan bentuk aljabar

iii. Membentuk kelompok seperti pada siklus I

iv. Menyusun pedoman observasi

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

i. Guru menyuruh siswa untuk mempelajari kembali materi yang

dipelajari di rumah, yang diberikan pada akhir siklus I yaitu materi

mensubstitusikan bilangan pada bentuk aljabar, KPK dan FPB aljabar

suku tunggal, pecahan bentuk aljabar serta penjumlahan dan

pengurangan pecahan bentuk aljabar.

ii. Masing-masing kelompok membagi tugas yaitu mempelajari materi,

setiap siswa mempelajari materi yang diterimakan oleh kelompoknya.

iii. Siswa dengan materi yang sama bertemu antar kelompok untuk

berdiskusi tentang materi yang dipelajari tadi.

xxviii
iv. Siswa kembali ke kelompok masing-masing secara bergantian

mengajarkan apa yang mereka pelajari kepada teman satu kelompok.

v. Guru mengamati, membeimbing apa bila ada pertanyaan atau kesulitan

dari siswa.

vi. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dan dibahas bersama

guru.

vii. Guru bersama siswa merangkum materi yang telah dibahas.

viii. Siswa mengerjakan evaluasi secara individual yang diberikan oleh

guru.

3. Proses Pengamatan

i. Observer mengamati aktifitas belajar siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung, dengan mengisi lembar observasi yang telah

disediakan peneliti (Lampiran hal 72)

ii. Observer mengamati pelaksanaan tindakan guru selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung, dengan mengisi lembar observasi yang

telah disediakan peneliti (Lampiran hal 76)

4. Proses Refleksi

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran

di dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi kegiatan atas segala kegiatan

yang telah dilakukan. Kegiatan pada siklus II dihasilkan refleksi sebagai

berikut.

xxix
i. Terdapat beberapa siswa yang tidak aktif dalam memecahkan masalah

pada diskusi kelompok, untuk itu guru perlu memberikan motivasi

agar semua siswa aktif dalam memecahkan masalah.

ii. Siswa yang kreatif membantu teman satu kelompok ada 30 siswa dari

42 siswa. Guru perlu memberikan motivasi.

iii. Ada 3 siswa yang tidak bisa menyampaikan materi kepada temannya

untuk itu perlu pembinaan khusus pada siswa tersebut.

iv. Minat bertanya dan minat menjawab ada sebagian siswa yang tidak

aktif, guru perlu memberi motivasi.

v. Tetapi di samping itu, untuk mengerjakan evaluasi maupun

merangkum materi sudah dilaksanakan semua siswa.

vi. Secara garis besar pelaksanaan siklus II berjalan dengan baik, ditandai

dengan ketuntasan hasil evaluasi 78 %, sehingga perlu motivasi serta

bimbingan lagi agar hasil belajar siswa bisa meningkat.

J. Hasil Pada Siklus III

1. Proses Perencanaa

i. Atas dasar hasil refleksi pada siklus II maka permasalahan

diidentifikasikan dan masalah dirumuskan. Masalah-masalah tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Memberikan motivasi kepada siswa agar aktif kerjasama dalam

kelompok masing-masing maupun dengan kelompok lain.

xxx
2. Memberikan motivasi agar siswa aktif dalam bertanya maupun

menjawab bila ada pertanyaan yang disampaikan teman yang lain.

3. Memberikan pembinaan khusus kepada siswa yang tidak bisa

menyampaikan materi di dalam kelompok masing-masing.

ii. Guru menyiapkan / menyusun materi yang akan disajikan kepada

siswa, yaitu :

1. Perkalian dan pembagian bentuk aljabar

2. Perkalian istimewa bentuk aljabar

a. Perkalian suatu bilangan dengan suku dua dan suku tiga

b. Perkalian suku dua dengan suku dua

c. Pengkuadratan suku dua

iii. Membentuk kelompok seperti pada siklus II

iv. Menyusun pedoman observasi

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

i. Guru menyuruh siswa untuk mempelajari kembali materi yang

dipelajari di rumah, yang diberikan pada akhir siklus II yaitu materi

perkalian dan pembagian pecahan bentuk aljabar, perkalian istimewa

bentuk aljabar, perkalian suatu bilangan dengan suku dua dan suku

tiga, perkalian suku dua dengan suku dua, pengkuadratan suku dua

ii. Masing-masing kelompok membagi tugas yaitu mempelajari materi,

setiap siswa mempelajari materi yang diterimakan oleh kelompoknya.

xxxi
iii. Siswa dengan materi yang sama bertemu antar kelompok untuk

berdiskusi tentang materi yang dipelajari tadi.

iv. Siswa kembali ke kelompok masing-masing secara bergantian

mengajarkan apa yang mereka pelajari kepada teman satu kelompok.

v. Guru mengamati, membeimbing apa bila ada pertanyaan atau kesulitan

dari siswa.

vi. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dan dibahas bersama

guru.

vii. Guru bersama siswa merangkum materi yang telah dibahas.

viii. Siswa mengerjakan evaluasi secara individual yang diberikan oleh

guru.

3. Proses Pengamatan

i. Observer mengamati aktifitas belajar siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung, dengan mengisi lembar observasi yang telah

disediakan peneliti (Lampiran hal 73)

ii. Observer mengamati pelaksanaan tindakan guru selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung, dengan mengisi lembar observasi yang

telah disediakan peneliti (Lampiran hal 77)

4. Proses Refleksi

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran

di dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi kegiatan atas segala kegiatan

xxxii
yang telah dilakukan. Kegiatan pada siklus III dihasilkan refleksi sebagai

berikut.

i. Terdapat beberapa siswa yang tidak aktif dalam memecahkan masalah

pada diskusi kelompok, untuk itu guru perlu memberikan motivasi

agar semua siswa aktif dalam memecahkan masalah.

ii. Siswa yang kreatif membantu teman satu kelompok ada 35 siswa dari

42 siswa. Guru perlu memberikan motivasi.

iii. Ada 3 siswa yang tidak bisa menyampaikan materi kepada temannya

untuk itu perlu pembinaan khusus pada siswa tersebut.

iv. Minat bertanya dan minat menjawab ada sebagian siswa yang tidak

aktif, guru perlu memberi motivasi.

v. Tetapi di samping itu, untuk mengerjakan evaluasi maupun

merangkum materi sudah dilaksanakan semua siswa.

vi. Secara garis besar pelaksanaan siklus III berjalan dengan baik,

ditandai dengan ketuntasan hasil evaluasi 83 %, sehingga perlu

motivasi serta bimbingan lagi agar hasil belajar siswa bisa meningkat.

K. Pembahasan

Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I dihasilkan antara lain

terdapat 86 % siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi, ada 4 siswa yang

tidak bisa menyampaikan materi kepada temanya, minat bertanya 38 %.

xxxiii
Penyebab dari semua itu dikarenakan siswa belum terbiasa

melaksanakan model pembelajaran jigsaw ini, maka perlu dilanjutkan ke

Siklus II agar siswa terbiasa dengan metode pembelajaran ini dan ketuntasan

belajarnya meningkat.

Hasil dari refleksi II menunjukkan peningkatan yaitu siswa yang

aktif 86% menjadi 90%, yang tidak bisa menyampaikan materi kepada teman

kelompoknya dari 4 siswa menjadi 3 siswa dan ketuntasan belajar mencapai

78%. Karena masih ada beberapa siswa yang belum bisa menyampaikan

meteri kepada temanya maka perlu dilanjutkan ke Siklus III.

Hasil dari refleksi Siklus III diketahui siswa yang aktif mencapai

92%, yang tidak bisa menyampaikan materi kepada temannya 3 siswa,

ketuntasan belajar mencapai 83 % dan rata-rata nilai evaluasinya 74, di atas

rata-rata nilai sebelum penelitian dilaksanakan.

Dengan demikian, hipotesis tindakan dapat dicapai berdasarkan

temuan hasil refleksi/evaluasi Siklus III, maka ternyata dengan metode

pembelajaran jigsaw pada siswa kelas VIIA SMP negeri 2 Mertoyudan

Magelang, hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Hasil pengamatan observer menunjukkan sebagai berikut .

xxxiv
1. Persentase Tindakan Guru

Siklus I : 78 %, Siklus II : 79 %, Siklus III : 80 %

GRAFIK PERSENTASE RATA-RATA


TINDAKAN GURU

100

90

80

70
PERSENTASE

60

50

40

30

20

10

0
I II III
SIKLUS

Keterangan :

Persentase rata-rata Tindakan Guru Siklus I

Persentase rata-rata Tindakan Guru Siklus II

Persentase rata-rata Tindakan Guru Siklus III

xxxv
2. Aktifitas Belajar Siswa

Siklus I : 80 %, Siklus II : 86 %, Siklus III : 88 %

GRAFIK PERSENTASE RATA-RATA AKTIVITAS


BELAJAR SISWA

100
90
80
70
PERSENTASE

60
50
40
30
20
10
0
I II III
SIKLUS

Keterangan :

Persentase rata-rata Aktifitas Belajar Siswa Siklus I

Persentase rata-rata Aktifitas Belajar Siswa Siklus II

Persentase rata-rata Aktifitas Belajar Siswa Siklus III

xxxvi
3. Ketuntasan Belajar Hasil Tes Akhir Siklus

Siklus I : 76 %, Siklus II : 78 %, Siklus III : 83 %

GRAFIK KETUNTASAN BELAJAR HASIL TES


AKHIR SIKLUS

100

90

80
70
PERSENTASE

60

50

40

30
20

10

0
I II III
SIKLUS

Keterangan :

Persentase rata-rata Ketuntasan Belajar Hasil Tes Akhir Siklus I

Persentase rata-rata Ketuntasan Belajar Hasil Tes Akhir Siklus II

Persentase rata-rata Ketuntasan Belajar Hasil Tes Akhir Siklus III

xxxvii
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari seluruh kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

di kelas VII A SMP N 2 Mertoyudan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw dapat meningkatkan

hasil evaluasi.

2. Pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw dapat meningkatkan

keaktifan siswa.

B. Saran

Untuk guru mata pelajaran matematika SMP di Magelang pada

saat mengajar materi operasi hitung bentuk aljabar hendaknya menggunakan

metode pembelajaran jigsaw, ternyata keaktifan dan hasil belajar siswa bisa

lebih meningkat.

xxxviii
DAFTAR PUSTAKA

Adinawan, M. Cholik. 2002. Matematika 1A SLTP. Jakarta : Erlangga.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Matematika SMP dan MTs.. Jakarta :


Depdiknas.

Ibrahim, H. Muslimin. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA.

Nur, Mohamad. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan


Konstruktif dalam Pengajaran. Surabaya : UNESA.

Sudjana, Nana. 1995. Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Matematika. Jakarta :


Erlangga.

Winarti, Endang Retno. 2004. Metode Penelitian Kelas. Semarang : UNNES.

Slavin, R.E. 1994. Using Student Team Learning (4th. Ed.). Baltimore : John
Hopkins University, Center for Research on Elementary and
Muddle Schools.

xxxix
xl
xli

You might also like