You are on page 1of 8

c c

   


c  

Sel adalah unit terkecil, fungsional, struktural, hereditas, produksi, dan kehidupan yang
terdiri dari tiga komponen utama yaitu membran, sitoplasma, dan inti. Membran atau
plasmalemma menyelubungi sel dengan fungsi mengatur keluar mansuknya zat, menyampaikan
atau menerima rangsang, dan strukturnya terdiri dari dua lapisan lipoprotein yang diantara
molekul terdapat pori.

Peranan membran dalam aktivitas seluler yaitu mengatur keluar masuknya bahan antara
sel dengan lingkungannya, antara sel dengan organel-organelnya.Selain itu membran juga
berperan dalam metabolisme sel. Organel-organel sel seperti nukleus, kloroplas, mitokondria,
dan retikulum endoplasma juga diselubungi membran.Berdasarkan dari komposisi kimia
membran dan pemeabilitasnya terhadap solut maka dapat disimpulkan bahwa membran sel
terdiri atas lipid dan protein.

Pada membran terdapat lapisan ganda dan molekul-molekul posfolipid yang letaknya
teratur sedemikian rupa sehingga ujung karbon yang hidropobik terbungkus sedemikian rupa di
dalam sebuah lapisan amorf dalam senyawa lipid.Komponen protein membran digambarkan
sebagai suatu selaput yang menutupi kedua belah permukaan dan lapisa biomolekul posfolipid.
Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan sel hidup dari
sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yang luar biasanya ini tebalnya kira-kira hanya 8 nm
dibutuhkan lebih dari 8000 membran plasma mengontrol lalu lintas ke dalam dan ke luar sel
yang dikelilinginya.

Permeabilitas dan semi permeabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh


membran sel dalam dalam menyaring partikel-partikel yang akan melalui membran sel.
Keduanya dibedakan oleh kemampuan yang dimiliki masing-masing akibat kondisi yang kurang
menguntungkan.

Permeabilitas dan semi permeabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh


membran sel dalam dalam menyaring partikel-partikel yang akan melalui membran sel.
Permeabilitas membran tergantung pada fluiditas inti hidrofobik membran dan aktivitas protein
pengangkutnya. Oleh karena itu, keadaan lingkungan yang dapat mengganggu keduanya akan
mempengaruhi permeabilitas membran terhadap suatu solut.

.
Sehingga dapat dikatakan bahwa permeabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki
oleh membran sel dalam menyaring partikel-partikel yang akan melalui membran, maka semi
permeabilitas merupakan kemampuan membran sel menyaring partikel-partikel, yang
menyerupai sifat permeabilitas membran, hal ini dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sel
serta fluiditas inti hidrofobik membran dan aktivitas protein pengangkutnya.

c
   

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui sifat permeabilitas
dinding sel pada buah hortikultura, terutama buah pisang.


    

Adapun rumusan masalah dari percobaan dan pengamatan ini adalah :

1. Bagaimana sifat permeabilitas dinding sel terhadap buah pisang?


2. Bagaimana mengatasi sifat permeabilitas dinding sel pada setiap tanaman hortikultura?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi permeabilitas sel pada tanaman hortikultura?
c c

    

Äujuan fraksionasi sel ialah untuk memisahkan sel menjadi bagian-bagian, memisahkan
organel-organel utama sehingga fungsinya masing-masing dapat dipelajari. Ada beberapa
perbedaan besar antara karakter permeabilitas pada tanaman yang berbeda tetapi mempunyai
prinsip umum yang sama. Salah satu faktanya adalah komposisi relatif dari daerah lipid dan area
penjaringan terhadap permeabilitas yang berbeda dari tiap tanaman. Pada Chara, permeabilitas
diatur oleh solubilitas lipid pada penyerapan larutan. Sedangkan pada Beggiataa, ukuran
merupakan penentu paling utama. Pada tumbuhan tingkat tinggi yang memiliki sifat
permeabilitas yang sama dengan Chara, solubilitas lipid merupakan faktor dominan penyerapan
walaupun perbedaan kuantitatif dapat diperhitungkan pada angka penyerapan. (Kimball, 2000).

Beberapa teori-teori klasik tentang permeabilitas mempunyai kesulitan dalam


menjelaskan gejala-gejala yang teramati.Seperti peleburan zat terlarut pada membran oleh
pelarut.Semua perrcobaan permeabilitas membran melibatkan sistem yang tidak seimbang yang
berubah sepanjang lintasan tidak baik apabila beberapa molekul yang tidak dapat menemdus
lubang batas itu. Bermuatan pada membran akan terjadi potensial, untuk potensial ini dinamakan
potensial dominan. Dalam hal ini konsentrasi keseimbangan ion dari dua belah sisi membran
berbeda. Proses tercapainya keseimbangan dari berbagai keadaan tidak seimbang merupakan
contoh termodinamika larutan balik yang terjadi pada sistem biologi. Membran mempunyai dua
fungsi yaitu memberikan kerangka luar dari proses kehidupan dan pemisahan sitoplasma menjadi
bahang. Membran memisahkan protoplasma menjadi bagian-bagian tetapi pemisahan itu selektif.
(Lovelles,1991)
.

Untuk melakukan hal seperti itu, bagian hidrofilik molekul tersebut harus melewati inti
hidrofobik membranya.Suatu membran tetap berwujud fluida begitu suhu turun, hingga akhirnya
pada beberapa suhu kritis, fosfolipid mengendap dalam suatu susunan yang rapat dan
membrannya membeku, tak ubahnya seperti minyak babi yang membentuk kerak lemak ketika
lemaknya mendingin.Suhu beku membran tergantung pada komposisi lipidnya.Membran tetap
berwujud fluida pada suhu yang lebih rendah jika membran itu mengandung banyak fosfolipid
dengan ekor hidrokarbon tak jenuh.Karena adanya kekusutan di tempat ikatan gandanya,
hidrokarbon tak jenuh tidak tersusun serapat hidrokarbon.(Campbell, dkk, 2002).
Membran haruslah bersifat fluida agar dapat bekerja dengan baik, membran itu biasanya
sekental minyak salad.Apabila membran membeku, permeabilitasnya berubah, dan protein
enzimatik di dalamnya mungkin menjadi inaktif.Suatu sel dapat mengubah komposisi lipid
membrannya dalam tingkatan tertentu sebagai penyesuaian terhadap suhu yang berubah.
Misalnya, dalam banyak tumbuhan yang dapat bertahan pada kondisi yang sangat dingin,
persentase fosfolipid tak jenuh meningkat dalam musim gugur, suatu adaptasi yang menghalangi
pembekuan membran selama musim dingin. Äerdapat dua populasi utama protein
membran.Protein integral umumnya merupakan protein transmembran, dengan daerah hidrofobik
yang seluruhnya membentang sepanjang interior hidrofobik membran tersebut.Daerah hidrofobik
protein integral terdiri atas satau atau lebih rentangan asam amino nonpolar. Protein periferal
sama sekali tidak tertanam dalam bilayer lipid, protein ini merupakan anggota yang terikat
secrara longgar pada permukaan membran, sering juga pada bagian integral yang dibiarkan
terpapar.(Campbell,dkk,2002).

Membran sangat beragam, tapi osmosis terjadi tanpa menghiraukan bagaimana fungsi
membran, sepanjang pergerakan pergerakan linarut lebih dibatasi dibandingkan dengan
pergerakan air.Membran bisa berupa satu lapis bahan yang lebih mampu melarutkan pelarut
daripada partikel linarut, sehingga melewatkan lebih banyak molekul pelarut daripada partikel
linarut. Selapis udara diantara dua larutan air merupakan pembatas yang menahan sama sekalim
perpindahan linarut yang tidak menguap, yang ketiga berupa saringan (tapis) dengan sejumlah
lubang berukuran tertentu sehingga molekul air dapat melaluinya. Pergerakan air yang cepat
melintasi antar permukaan ke dalam larutan akan menciptakan tegangan dalam air yang
tertinggal di pori, dan akan menarik air bersamanya dalam bentuk aliran massa. Mekanisme
membran ini menggambarkan kerumitan pada alam. (Salisbury dan Ross,1995).

Ada beberapa perbedaan besar antara karakter permeabilitas pada tanaman yang berbeda
tetapi mempunyai prinsip umum yang sama. Salah satu faktanya adalah komposisi relatif dari
daerah lipid dan area penjaringan terhadap permeabilitas yang berbeda dari tiap tanaman. Pada
Chara, permeabilitas diatur oleh solubilitas lipid pada penyerapan larutan. Sedangkan pada
Beggiataa, ukuran merupakan penentu paling utama. Pada tumbuhan tingkat tinggi yang
memiliki sifat permeabilitas yang sama dengan Chara, solubilitas lipid merupakan faktor
dominan penyerapan walaupun perbedaan kuantitatif dapat diperhitungkan pada angka
penyerapan. Model membran uap merupakan contoh membran semipermeabel yang sejati,
padahal semua membran pada tumbuhan harus dapat melewatkan linarut tertentu saja.Membran
seperti itu dikatakan bersifat permeabel diferensial, tidak lagi disebut semi permeabel
sejati.Meskipun membran hidup bersifat permeabel terhadap pelarut maupun linarut, tapi
umumnya jauh lebih permeabel terhadap pelarut (Salisbury dan Ross, 1995).
c c

  


!  " # 

Praktikum Sifat Permeabilitas Dinding Sel pada buah pisang ini dilaksanakan pada tanggal 27
April 2011 di Laboratorium 1 Budidaya Pertanian (Jurusan Agronomi).

c
 " c  

Alat yang disediakan pada praktikum ini adalah timbangan, cawan petridis, dan cutter. Adapun
bahan yang digunakan antara lainbuah pisang, air, dan kertas label.


 $"  %$& 

Adapun prosedur percobaan sifat permeabilitas dinding sel pada buah pisang adalah:

1.Siapkan bahan berupa buah pisang yang dijadikan objek praktikum permeabilitas dinding
sel.
2.Kemudian ambil satu sampel, buah pisang di cuci, lalu dikeringkan.
3.Setelah di keringkan, buah tersebut ditimbang berat awalnya (utuh).
4.Sesudah ditimbang, kemudian buah pisang diiris melintang 1 cm.
5.Setelah itu, buah ditimbang, lalu direndam di cawan petridis selama 15 menit. Kemudian
potongan buah pisang tersebut diangkat dan ditimbang lagi, sampai mencapai berat konstan.
c c'

   c   


 

Dari hasil praktikum tentang Sifat Permeabilitas Dinding Sel, maka dapat diperoleh hasil sebagai
berikut:

1. Berat awal (utuh) pada potongan buah pisang 1 cm dan perlakuan yang direndam di
cawan petridis selama 15 menit Berat (gram) = 90 gram.
2. 120 gram.
3. 90,5 gram.
4. 0,89 gram, 10,9 gram, 10,9 gram å 10 gram, 10 gram, 10 gram.
5. 100 gram.

c
&   

Dari hasil praktikum di atas, maka dapat diketahui bahwa berat awal (utuh) pada potongan
pisang 1 cm dengan perlakuan yang direndam di cawan petridis selama 15 menit berat (gram)
sekitar 90 gram. Hal ini dapat dinyatakan bahwa semakin lama buah disimpan, maka ketahanan
sifat permeabilitas dinding sel pada buah pisang akan semakin rendah karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu suhu (kelembaban) lingkungan dan
masuknya air pada dinding sel yang ketahanannya sangat rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Salisbury dan Ross (1995), yang menyatakan bahwa pergerakan air yang cepat melintasi antar
permukaan ke dalam larutan akan menciptakan tegangan dalam air yang tertinggal di pori dan
akan menarik air bersamanya dalam bentuk aliran massa.
c c'

    


# 


Dari hasil dan pembahasan tentang praktikum Sifat Permeabilitas Dinding Sel pada buah
pisang, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Sifat permeabilitas dinding sel pada buah pisang dipengaruhi oleh faktor ketahanan
struktur jaringan buah, lama penyimpanan, dan suhu (kelembaban) lingkungan.
2. Karakter sifat permeabilitas pada tanaman yang berbeda tetapi mempunyai prinsip
umum yang sama. Salah satunya adalah komposisi relatif dari daerah lipid dan area
penjaringan terhadap permeabilitas yang berbeda dari tiap tanaman.

c
 


Supaya dalam praktikum di dalam laboratorium benar-benar diperhatikan supaya kita


dapat berkerja sendiri tanpa bantuan dari asisten tetapi asisten cuma mengarahkan kita pada saat
praktikum berlangsung.Untuk itu, kedepannya asisten lebih memberikan bimbingan dan
pengarahannya tentang praktikum ini lebih baik dan lebih baik lagi.Sebaiknya dalam
pelaksanaan praktikum, efektivitas dan efisisensi lebih diutamakan agar praktikum lebih optimal
sehingga mahasiswa/peserta praktikan tidak sekedar ikut paraktikum saja, tapiada manfaat yang
bisa didapatkan dari pelaksanaan praktikum.
 (   

Campbell, Neil. A., Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchel. 2002. c       


   .
Penerbit Erlangga: Jakarta.

Kimball, 2000.
     http://cellbio.utmb.edu/cellbio««.basic
arsitecture.htm.Äanggal akses 13 November 2000.

Lovelles, W. M.. Lewis J.K., Jeff H. 1991.        Addison Wesley Longman,
Inc: San Fransisco.

Salisbury dan Ross, 1995.    


              
  .http://bima.ipb.ac.id/~tpbipb/materi/prak_biologi/ Permeabilitas %20 Membran % 20
Sel.pdf. Äanggal Akses 13 November 2008.

You might also like