You are on page 1of 18

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Akhir-akhir ini perhatian terhadap tanaman melinjo cukup meningkat, baik dari
pemerintah maupun dari masyarakat. Sejak minyak dan gas bumi mulai pudar kdudukannya
sebagai primadona bahan ekspor, orang mulai menyadari bahwa tanaman melinjo dapat
diandalkan sebagai salah satu sumber devisa.
Berdasarkan sejarahnya, melinjo berasal dari Semenanjung Malaysia. Distribusinya
sekarang ini membentang dari daerah Assam sampai Kepulauan Fiji (Markgraf, 1954).
Namun ada orang yang kurang setuju dengan pendapat tersebut; mereka beranggapan
bahwa melinjo berasal dari indonesia. Tanaman ini oleh pendatang dibawa dari Amboina ke
Penang pada tahun 1809, kemudian dibawa masuk lagi ke Indonesia (Hunter, 1909).
Di indonesia, melinjo merupakan tanaman yang tumbuh tersebar di mana-mana, banyak
ditemukan di tanah-tanah pekarangan rumah penduduk pedesaan dan halaman-halaman
rumah penduduk di kota. Ada yang sengaja di tanam, banyak yang tumbuh tanpa
perawatan sebagai tanaman sela di antara tanaman-tanaman jenis lainnya.
Nama tanaman ini di berbagai daerah di Indonesia ternyata bermacam-macam, yakni
belinjo, melinjo, bagor, so, trangkil, dan tangkil sako, menunjukkan penyebarannya yang
cukup luas. Meskipun tanaman melinjo sudah lama dikenal orang dan dimanfaatkan, tetapi
baru akhir-akhir ini dibudidayakan secara khusus dan monokulturdi perkebunan-perkebunan
seperti yang terdapat di Piddie (Aceh), Raja Batu Kadaton (Lampung), dan di Limpung Jawa
Tengah (Titi Sudarti, 1990).
Hampir seluruh bagian tanaman melinjo, mulai dari daun, bunga, buah sampai
batangnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga maupun industri.
Buah yang sudah tua merupakan bahan baku emping melinjo, kulit batangnya dapat
dijadikan tali untuk jala atau yali panjat, kayunya untuk bahan pembuatan kertas, sedangkan
daun, bungan dan buahnya yang masih muda bisa digunakan sebagai bahan sayur.
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengenal tanaman melinjo.
2. Untuk mengetahui proses menanam tanaman melinjo.
3. Untuk mengetahui cara memelihara tanaman melinjo.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah tanaman melinjo itu ?
2. Bagaimanakah proses menanam tanaman melinjo ?
3. Bagaimanakah cara memelihara tanaman melinjo ?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 MENGENAL TANAMAN MELINJO
A. Seluk-Beluk Tanaman
Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae), dengan tanda-tanda: bijinya tidak terbungkus daging tetapi hanya
terbungkus kulit luar. Lain halnya dengan buah-buahan seperti mangga, rambutan,
lengkeng, duku dan sebagainya, yang bijinya terbungkus daging buah sehingga
tumbuhan berbiji ini disebut tumbuhan biji tertutup (Angiospermae).
Menurut Becker dan Van De Brink (1963), di Jawa hanya terdapat satu jenis
melinjo, yaitu Gnetum gnemon L. Vardo mesticum. Namun berdasarkan pengamatan di
lapangan, melihat adanya variasi bentuk tajuk pohon dan variasi bentuk dan ukuran
buah atau bijinya, di Jawa terdapat beberapa varietas melinjo.
Tanaman melinjo dapat hidup sampai mencapai umur di atas 100 tahun dan
masih tetap menghasilkan buah (bagi tanaman yang memenuhi syarat masih bisa
berbuah). Di desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta terdapat sebuah pohin melinjo berumur lebih dari 100 tahun, yang
setiap panen raya melinjo mampu manghasilkan buah melinjo sebanyak 80 Kg-100 Kg.
Dengan kondisi tersebut pohon melinjo ini dinyatakan unggul dan meraih Juara Kedua
untuk seluruh tanaman melinjo di Jawa oleh Tim Penilai dari Departmen Pertanian pada
tahun 1987. Sedangkan Juara Pertama diraih tanaman melinjo dari Jawa Barat.
Berdasarkan bentuk tajuk pohonnya dikenal ada dua jenis tanaman melinjo,
yakni yang bertajuk kerucut dan bertajuk piramida. Bila tidak dipangkas, maka tanaman
melinjo yang berumur tua bisa mencapai ketinggian lebih dari 25 m dari permukaan
tanah.
Tanaman melinjo bercabang banyak, dan pada seluruh bagian batang, cabang
dan rantingnya, tampak ruas-ruas bekas tempat tumbuh tangkai daun, ranting dan
cabang. Ranting dan cabang tanaman melinjo tidak berhubungan kuat dengan batang
tanaman, sehingga mudah lepas; dengan demikian memang sangat membahayakan
bila orang memanjat pohon melinjo, bisa jatuh karena menginjak dahan atau cabang
pohon yang mudah lepas dari batang pohon.
Daun melinjo berbentuk bulat telur dengan ujung hampir meruncing. Daun yang
sangat mudah berwarna kuning kecoklat-coklatan, kemudian semakin berubah menjadi
hijau muda (yang biasa digunakan sebagai bahan sayuran), dan berwarna hijau tua bagi
daun yang tua. Letak daun saling berhadap-hadapan pada ruas ranting.

B. Syarat Tumbuh
Tanaman melinjo tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, sehingga
dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir, dan berkapur. Walaupun
demikian tanaman melinjo tidak tahan terhadap tanah yang selalu tergenang air atau
yang berkadar asam tinggi (PH tanah terlalu asam).
Di Indonesia, tanaman melinjo didapatkan dari daerah pantai yang berhawa
panas, sampai ke daerah pegunungan pada ketinggian 1200 m di atas permukaan laut.
Di dataran rendah dan daerah pegunungan, tanaman ini dapat hidup baik dan
menghasilkan dengan kelembaban tinggi, yaitu yang mempunyai musim penghujan
selama 9 bulan (basah) dan musim kering selama 3 bulan. Perbedaannya, daun tanman
melinjo yang tumbuh fi daerah pegunungan lebuh tebal dan kurang lemas, sehingga
daun muda yang disebut daun so itu bila dimasak sebagai sayur terasa kurang enak.

C. Jenis Kelamin
Kebanyakan buku pustaka menyatakan bahwa melinjo termasuk golongan
tanman yang berumah dua (dioecy), artinya bungan jantan dan bungan betina
didapatkan pada pohon yang berlainan (Statsburger, 1879; Heyne, 1917; Burkill, 1925;
Grevost, 1953; Margraf, 1951; dan Ochse, 1977). Namun hasil pengamatan Van Der Pijl
(1959) di Jawa Barat dan di Jawa Tengah menunjukkan bahwa ada phon melinjo yang
berkelamin hermaphrodite, yakni pada satu pohon melinjo didapatkan bunga jantan dan
bungan betina (monoecy), tetapi jenis ini jumlahnya tidak banyak.
Dengan danya pohon jantan, betina, dan hermaphrodite, maka kita dihadapkan
pada suatu masalah dalam upaya membudidayakan tanaman melinjo secara komersial.
Apakah pohon itu jantan, betina atau hermaphrodite, baru akan bisa diketahui setelah
berbunga, yaitu pada umur 5-7 tahun. Lain halnya bila pengembangan tanaman melinjo
menggunakan bibit cangkokan (pengembangan secara vegetatif), sebab kita bisa
mencangkok cabang pohon melinjo yang jantan ataupun yang betina. Demikian juga
dengan pengembangan melalui bibit okulasi, penyambungan (grafting), dan
penyusunan, bisa ditempelkan mata atau batang atas yang berasal dari pohon yang
sudah diketahui jenis kelaminnya.
Sementara ada pendapat yang mengatakan bahwa pohon jantan dapat
dibedakan dari pohon betina dengan memperhatikan bentuk daunnya. Dikatakan bahwa
daun dari pohon betina pangkalnya bundar, atau lebih lebar daripada daun pohon
melinjo yang jantan. Dengan demikian bibit yang berasal dari perkecambahan biji dan
telah memiliki daun-daun sudah dapat dibedakan jenis kelaminnya.
Tanaman melinjo yang dapat menghasilkan banyak buah melinjo adalah
tanaman melinjo betina yang telah mengalami proses penyerbukan bukan kepala putik
bungan betina oleh tepung sari bunga jantan yang berasal dari tanaman jantan.
Bunga melinjo berupa bulir, dan bulir bunga jantan lebih kecil. Pada bulir bunga
betina tampak jelas tonjolan bakal biji. Tanaman melinjo yang diusahan secara luas
akan dapat menghasilkan buah banyak bila tanman jenis betina jumlahnya lebih banyak
daripada tanaman jenis jantan, karena setiap kuntum bunga jantan dapat menghasilkan
serbuk sari (tepung sari) yang jumlahnya sangat banyak, dan setiap tepung sari mampu
menyerbuk setiap bunga betina melalui angin atau serangga.
Buah melinjo yang masih muda kulit luarnya berwarna hijau, kemudian semakin
tua warna kulitnya semakin kuning dan berubah menjadi oranye, dan setelah tua sekali
kulitnya berwarna merah tua dan lunak.
Biji melinjo terbungkus oleh 3 lapisan kulit. Lapisan pertama adalah kulit luar
yang lunak, lapisan kedua adalah kulit agak keras yang berwarna kuning (bila biji masih
muda) dan berwarna coklat kehitam-hitaman (bila biji sudah tua), dan lapisan ketiga
berupa kulit tipis berwarna putih kotor. Di bawah lapisan ketiga tersebut terdapat biji
berwarna putih agak kekuning-kuningan merupakan persediaan makanan bagi lembaga
yang akan tumbuh menjadi tanaman baru (perkembangan secara generatif).

D. Varietas
Di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta, dikenal adanya 3 varietas melinjo yaitu:
1. Varietas Kerikil
Buah atau biji melinjo varietas ini ukurannya kecil, bentuknya agak bulat.jumlah
buah tiap pohon bisa lebat.

2. Varietas Ketan
Buah atau biji melinjo varietas ini jauh lebih besar daripada Varietas Kerikil,
bentuknya panjang jumlah buah tiap pohon bisa lebat.
3. Varietas Gentong
Buah atau biji melinjo varietas ini ukurannya paling besar, dengan bentuk agak
bulat. Jumlah buah tiap pohon kurang lebat.
Dari antara 3 varietas tersebut, yang paling disukai oleh para tengkulak atau para
produsen emping melinjo adalah varietas Gentong, karena lebih muda memasarkannya dan
harganya sedikit lebih tinggi; sedangkan oleh para produsen emping melinjo, varietas Gentong
dirasakan lebih efisien secara ekonomis.

E. Kegunaan
Melinjo banyak faedahnya, hampir seluruh bagian tanaman ini dapat
dimanfaatkan. Daun muda (disebut dengan daun so), bunga (disebut dengan kroto),
kulit biji yang tua, dapat digunakan sebagai bahan sayuran yang cukup populer
dikalangan masyarakat. Bahkan kulit biji yang tua itu setelah diberi bumbu kemudian
digoreng menjadi makanan ringan (sering disebut dengan gangsir) yang cukup lezat.
Semua bahan makanan yang berasal dari tanaman melinjo mempunyai kandungan gizi
yang cukup tinggi, selain karbohidrat juga mengandung lemak, protein, mineral dan
vitami-vitamin.
Kulit batang tanaman melinjo dapat dijadikan tali untuk jala atau untuk tali panjat.
Kayunya dapat digunakan untuk perkakas dapur, seperti parut dan telenan. Bahkan
kayu tanman melinjo dapat diproses menjadi kertas yang kualitasnya baik (Heyne,
1917). Namun dikalangan petani melinjo, pemanfaatan kayu melinjo kurang populer,
kebanyakan petani sangat menyayangi tanaman melinjo, sehingga tidak mau
mengorbankan tanaman ini hanya sekedar untuk domanfaatkan kayunya.
Menurut Grevost (1929), di Malaysia kayu tanaman melinjo di gunakan uga
sebagai bahan bangunan (untuk pembuatan rumah), dan papan kayunya apat dibuat
peti. Kulit batangnya mengandung banyak serat dan dapat dipintal benang yang kuat,
dapat dipakai untuk tali pancing, jala dan lis kuda pedati.
Dari antara semua bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan, yang terpenting
adalah biji melinjo yang telah tua. Biji melinjo yang telah tua merupakan bahan baku
pembuatan emping yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Pemasaran emping
melinjo sudah tersebar luas di dalam negeri, bahkan Indonesia sudah melakukan ekspor
emping melinjo ke beberapa negara Asia, Eropa dan Amerika Serikat.
2.2 MENANAM MELINJO
A. Pembibitan
Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (dengan biji) dan dengan cara
generatif (cangkokan, okulasi, penyambungan, stek). Masing-masing cara tersebut tentunya
mengandung kabaikan dan kelemahan yang secara lengkap akan diuraikan lengkap berikut ini.
1) Secara Generatif
Dengan cara generatif, yakni melalui perkecambahan biji, akan diperoleh bibit tanaman
melinjo dalam jumlah besar sehingga dapat menunjang pengembangan tanaman
melinjo secara besar-besaran.

Kebaikan dari cara generatif ini adalah:


a. Pertumbuhan tanaman dapat kuat, karena sistem perakarannya dalam (berakar
tunggang) sehingga lebih tahan terhadap kekeringan.
b. Masa hidup atau umur tanaman lebih panjang dibandingkan dengan tanaman
yang berasal dari pengembangan vegetatif.
Kelemahan dari cara generatif itu sendiri adalah:
a. Tanaman yang diperoleh sering berubah atau tidak sama dengan sifat-sifat
tanaman induknya.
b. Untuk dapat berproduksi membutuhkan waktu yang lama, yakni setelah tanaman
berumur 5-7 tahun.
c. Jenis kelamin tanaman tidak bisa diketahui sebelum tanaman itu berbunga,
sehingga dapat mengurangi efektivitas pengembangan secara besar-besaran
dalam kaitannya dengan jumlah hasil produksi biji melinjo yang diharapkan
sebanyak-banyaknya.
Masalah utama pada pengembangan secara generatif ini adalah adanya banyak
keluhan mengenai “lamanya waktu yang diperlukan biji untuk berkecambah”. Bahkan ada yang
berpendapat bahwa biji melinjo tidak mau tumbuh, karena kurang sabar menanti setelah
beberapa bulan biji tidak tumbuh, kemudian biji dibuang.
Biji melinjo pada umumnya mulai berkecambah 6 bulan setelah ditanam (disemai), dan
persentasinya sangat rendah yakni 1%-2%. Makin lama, persentasi yang berkecambah makin
naik, biasanya setelah12 bulan hampir semua biji berkecambah, hanya beberapa saja yang
baru berkecambah setelah 14 bulan.bila ada biji yang tidak mau berkecambah setelah sekian
lama berada di pesemaian, kemungkinan biji itu tidak memiliki embrio, hanya memiliki
endosperm (Bower, 1889).
Perkecambahan biji melinjo selain makan waktu lama juga tidak serentak (maksudnya
bertahap) sehingga diperoleh bibit yang umur dan pertumbuhannya tidak seragam. Karena
lama di pesemaian, biji dapat terserang mikroorganisme, sehingga bibit yang diperoleh tidak
seperti yang diharapkan.
Bahwa perkecambahan biji di mulai 6 bulan setelah disemai, itu tidaklah mutlak, karena
perkecambahan embrio dari biji yang telah masak ternyata bervariasi sewaktu lepas dari pohon.
Dapat terjadi biji berkecambah selama 3-4 bulan di pesemaian, tetapi hal ini jarang sekali
terjadi, dan persentasenya sangat rendah yakni kurang dari 1%.
Banyak orang yang berpendapat bahwa lamanya waktu yang diperlukan biji melinjo
untuk berkecambah disebabkan oleh suatu dormansi (masa tidur), yakni dormansi kulit keras
dari biji melinjo. Pendapat ini tidak benar. Konstruksi kulit biji melinjo memungkinkan air dengan
mudah masuk ke dalam biji, dan kecambah tanpa kesukaran dapat keluar dari biji. Jadi, adanya
anjuran untuk marusak kulit biji melinjo sebelum disemai adalh kurang tepat.
Perkecambahan yang lama dari biji melinjo itu sebabnya terletak pada embrionya
(lembaganya). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa biji melinjo setelah lepas pohon karena
telah masak (berkulit merah), belum memiliki embrio yang sempurna. Embrio baru diwujudkan
oleh sekelompok sel yang belum mengalami deferensiasi (pembedaan fungsi). Perkembangan
embrio berlangsung di luar pohon. Ini banyak terjadi pada tanaman dari Gymnospermae (berbiji
terbuka) yang tidak dilindungi oleh daging buah. Buah melinjo sebenarnya adalah biji, dan yang
tampak merah setelah tua itu adalah kulit luarnya.
Waktu lama yang diperlukan untuk berkecambah itu sebenarnya adalah waktu yang
diperlukan biji untuk menyempurnakan embrionya. Bila perkecambahan embrio dapat
dipercepat, maka perkecambahan akan lebih cepat terjadi dan lebih serentak, sehingga dapat
diperoleh bibit yang lebih seragam tumbuhnya. Hasil penelitian dilaboratorium menunjukkan
sebab musabab lamanya perkembangan embrio sudah dapat dipercepat dengan perlakuan
tertentu. Langkah selanjutnya adalah menemukan cara praktis yang sederhana sehingga dapat
dilakukan oleh masyarakat.
Tahap-tahap dalam melakukan pembuatan bibit tanaman melinjo secara generatif adalah
sebagai berikut:
a. Pengumpulan dan Pemilihan Biji

Mengumpulkan biji melinjo secukupnya menurut kebutuhan, kemudian dipilih yang


kualitasnya baik yaitu:
I. Bila masih ada kulit luarnya, dipilih yang warnaya merah tua. Bila sudah tidak
ada kulit luarnya, dipilih biji yang warna kulit luarnya hitam kecoklat-coklatan dan
mengkilat.
II. Ukuran bijinya besar dan tidak cacat serta sehat (tidak terserang hama dan
penyakit).

b. Pembuatan Petak Tanah Pesemaian

Dipilih tanah dengan ukuran 2 m x 6 m yang tidak tergenang air, gembur, dan
cukup terkena sinar matahari. Tanah ini olah atau dicangkuli sedalam 10-15 cm,
kemudian ditaburi sedikit abu dapur/kapur, atau obat pembasmi hama misalnya dengan
menyiramkan larutan Formalin 4% sebanyak 10 liter larutan permeter persegi tanah
pesemaian; kemudian ditutup selama 24 jam dengan plastik atau daun pisang. Hal ini
dilakukan untuk mensterilkan tanah pesemaian.

c. Penanaman pada Pesemaian

Letakkan biji melinjo yang sudah tidak ada kulit kulit luarnya kedalam tanah
pesemaian, dengan posisi yang agak runcung dibenamkan (ditaruh bagian bawah)
sedalam 2-3 cm. Jarak antar biji yang disemai 10-15 cm. Lantas biji melinjo yang sudah
tertanam dalam pesemaian itu ditutup dengan tanah gembur yang dicampuri kompos
dengan ketebalan 3-4 cm, selanjutnya ditutup dengan daun pisang yang sudah tua
tetapi belum kering dan daun kelapa yang belum kering pula. Lakukan penyiraman
setiap hari dengan air secukupnya (tidak menggenang), dan setelah 9 bulan, biji-biji
melinjo sudah mulai berkecambah. Setelah berdaun sebanyak 4-5 pasang, bibit dapat
dipindahkan pada keranjang bibit atau kantong plastik yang sebelumnya sudah diisi
dengan tanah gembur, subur, dan dicampur pupuk kandang yang sudah jadi (siap
pakai). Cara memindahkan bibit dari pesemaian jangan dengan cara dicabut begitu saja;
supaya akar-akar tidak rusak, maka tanah disekitar bibit digali secukupnya, kemudian
bibit diangkat bersama tanahnya dan dipindahkan pada keranjang atau plastik tersebut.
Bibit-bibit dalam keranjang atau plastik tersebut ditaruh pada tempat yang agak
terlindung (tidak terkena sinar matahari terik sepanjang hari), dan dipelihara terus,
terutama dilakukan penyiraman dan jangan sampai terdapat tanaman pengganggu.
Setelah daun-daun bibit bertambah banyak berarti sudah siap untuk ditanam di
lapangan.
2) Secara Vegetatif

Pengembangan tanaman melinjo juga dapat dilakukan secara vegetatif, yaitu melalui
cangkokan, okulasi, sambungan dan stek. Cara-cara ini pun memilki kebaikan dan
kelemahannya. Namun secara umum pengembangan dengan cara vegetatif ini
bertujuan:
 Mendapatkan sifat tanaman yang sama dengan induknya.
 Mandapatkan sufat tanaman yang pendek.
Masing-masing cara pengembangan vegetatif ini akan diketengahkan:
a) Mencangkok

Tanaman melinjo termasuk tanaman yang mudah dicangkok, sehingga


cara ini merupakan cara yang praktis, dan beberapa bulan saja sudah tumbuh
perakarannya serta cepat bisa dipisahkan dari pohon induknya. Namun ada
kebaikan dan kelemahannya.

Kebaikannya adalah:
 Sifat dari tanaman cangkokan itu sama benar dengan sifat induknya,
termaasuk sudah diketahui jenis kelaminnya.
 Tanaman bisa cepat berproduksi, yaitu hanya membutuhkan waktu 3-4
bulan asal dirawat dengan baik.
Kelemahannya adalah:
 Perakarannya dangkal karena tidak memiliki akar tunggang, sehingga
lebih mudah tumbang dan kurang tahan terhadap kekeringan.
 Pengembangan tanaman melinjo secara besar-besaran sulit bisa
dopenuhi dari bibit cangkokan.
Mancangkok tanaman melinjo pada prinsipnya sama dengan mencangkok
tanaman lain. Alat yang diperlukan berupa pisau yang tajam dan bersih, serabut
kalapa atau kantong plastik sebagai pembungkus, dan tali plastik rafia. Media
yang digunakan sebagi tempat tumbuh akar cangkokan adalah tanah gembur
yang dicampur dengan kompos atau pupuk kandang yang sudah jadi.
Pilihlah tanaman melinjo yang memiliki sifat-sifat baik yaitu sehat,
menghasilkan produksi biji melinjo yang banyak dan ukuran bijinya besar-besar.
Kemudian dipilih cabang yang akan dicangkok yaitu cabang yang sehat,
pertumbuhan rantingnya merata dan besarnya kira-kira sebesar ibu jari kaki
orang dewasa.
Cabang yang terpilih disayat melingkar, dan jarak sayatan bagian atas dan
bawak kira-kira 5-6 cm. Kulit bagian sayatan ini dikupas sampai pada bagian
kayunya, dan lapisan kambiumnya dihilangkan.bagian luka tersebut ditutup
dengan tanah gembur yang sudah dicampur dengan pupuk kandang
secukupnya. Agar tanah dapat melekat dan menggumpal pada cabang yang
disayat, maka tanah tersebut terlebih dahulu dibasahi dengan air, kemudian
dibalut dengan sabut kelapa atau plastik dan diikat dengan tali rafia. Khusus bila
pembalutnya dari plastik, perlu dilubangi bagian atasnya sebagai jalan masuknya
air pambasah tanah pada cangkokan. Lebih baik bila kita mencangkok pada
musim hujan, sehingga tidak perlu menyirami cangkokan. Apabila pencangkokan
dilakukan pada musim kemarau, maka harus dijaga agar tanah dalam
cangkokan tetap dalam keadaan basah-basah lembab. Untuk meringankan
pekerjaan ini, lebih praktis apabila ditempatkan sebuah kaleng yang utuh atau
tabung bambu di atas cangkokan; kaleng atau tabung bambu ini bagian
bawahnya dilubangi kecil terlebih dahulu dan diisi dengan air. Dengan demikian
ada tetesan-tetesan air yang selalu membasahi tanah cangkokan.
Tanamna melinjo termasuk tanaman yang mudah dicangkok, artinya
perakaran cangkokannya mudah dan cepat tumbuh. Dalam waktu 3-4 bulan,
cabang yang dicangkok dapat dipotong atau dipisahkan dari pohon induknya
dengan cara digergaji.
Bibit cangkokan yang sudah dipisahkan dari pohon induknya jangan
langsung ditanam dilapangan, melainkan di tanam terlebih dahulu dalam
keranjang atau pot ukuran besar agar tidak mengalami stagnasi. Sebelum di
tanam dalam keranjang atau pot, daun-daun bibit cangkokan perlu dikurangi
banyak untuk mengurangi penguapan air yang ada dalam organ bibit, sehingga
bibit cangkokan tidak mengalami kekeringan yang mematikan; baru kemudian di
tanam dalam keranjang atau pot yang terlebih dahili diisi tanah gembur dan
bebas dari rayap dicampur dengan pupuk kandang. Selanjutnya bibit cangkokan
dalam karanjang atau pot itu diletakkan di tempat yang agak teduh, namun
diusahakan selalu mandapatkan sinar matahari pagi sampai agak siang, dan
menjaga agar tanah dalam keranjang jangan sampai kering.
Setelah beberapa bulan akan bertambah tunas-tunas dan daun-daun ,
sehingga sudah mungkin ditanam di lapangan.
b) Penyambungan

Cara pengembangan secara vegetatif yang lain adalh dengan


penyambungan, yaitu menempelkan bagian tanaman yang dipilih (berasal dari
pohon induk) sebagai batang atas (entrys)kapada bagian tanaman lain sebagai
batang bawah (onder stam), untuk membentuk satu tanaman bersama
(kombinasi).
Ragam penyambungan itu ada banyak sekali, tetapi pada pokoknya
dapat dibagi dua yaitu:
Penyambungan pucuk (enten, grafting), termasuk disini adalah model penyusuan
(inarching, approach graftung).
Penyambungan mata atau biasa disebut dengan okulasi.
Pengembangan tanaman dengan penyambungan ini bertujuan:
 Mempertahankan atau memperoleh sifat-sifat baik dari pohon induk.
 Memperoleh kebaikan batang bawah yang pada umumnya digunakan
bibit yang berasal dari biji, sehingga perakarannya dalam dan kuat.
 Mengubah jenis kelamin tanaman yang diinginkan sehingga nantinya
dapat menghasilkan biji dalam jumlah dan mutu yang baik.
 Memperpendek tanaman, sehingga mempermudah dalam pemetikan
(pemungutan) bijinya.
Cara melakukan okulasi: terlebih dahulu menyiapkan batang bawah yang
berasal dari biji, yaitu bibit yang sudah berumur 1-2 tahun (kira-kira batangnya
sebesar jari tangan sampai sebesar ibu jari kaki).
Mata tempel di ambil perlahan-lahan dengan mengupas kulit sekitar mata
dari pohon induk yang benar-benar bagus (sehat dan produktif), demikian pula
tanaman yang akan ditempeli (batang bawah) dikupas kulitnya setunggi 15-30
cm dari permukaan tanah.
Setelah mata ditempelkan, kemudian ditutup dengan tali rafia dengan mata
tunas tetap terbuka. Beberapa hari kemudian okulasi dikatakan berhasil bila
mata tunas tetap segar, tetapi bila menjadi kering maka okulasi mengalami
kegagalan dan perlu diulang.
Apabila okulasi berhasil, maka tali rafia dibuka, kemudian batang di sebelah
atas okulasi dirundukkan (jangan cepat-cepat dipotong seluruhnya agar mata
tunas dapat cepat tumbuh).
Kalau tunas-yunas tersebut sudah memiliki beberapa daun (sudah mampu
berasimilasi), maka bagian batang atas yang dirundukkan dipotong habis.
Melakukan okulasi pada tanaman melinjo termasuk mudah, karena kulit
batangnya mudah dilepas. Dengan demikian pengambilan mata tunas sangat
mudah, yaitu dengan mengupas kulit yang mengandung mata tunas secara
melingkar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan okulasi adalah:
 Menjaga kelembaban udara di tempat perlakuan tetap tinggi
 Jangan terlalu banyak terkena teriknya sinar matahari secara langsung
 Jangan dilakukan pada musim hujan yang lebat karena mata tunas
mudah busuk.

c) Stek Batang

Cara lain dalam pengembangan vegetatif yaitu dengan stek; maksudnya


mengusahakan parakaran dari batang tanman melinjo yang mengandung mata
tunas dengan memotong dari induknya untuk ditanam. Tujuan menggunakan
cara ini adalah:
 Diperoleh bibit tanaman melinjo yang sifat-sifatnya sama dengan pohon
induknya (sifat-sifat yang unggul)
 Diperoleh bibit tanaman yang jumlahnya besar
Cara melakukan: membuat bedengan untuk pesemaian di tempat yang
terlindung dengan ukuran secukupnya. Media pesemaian terdiri dari campuran
pasir, tanah, pupuk kandang atau kompos yang sebelumnya disterilkan lebih
dahulu dengan larutan formaline 4% sebanyak sepuluh liter larutan per meter
persegi tanah pesemaian.
kemudian disiapkan sungkep (kerudung) dari plastik bening. Bentuk sungkep
melengkung seperti tudung saji dengan ukuran sama dengan ukuran panjang
lebarnya bedengan pesemaian, dan tingginya sekitar 0,75 m.
Di pilih cabang-cabang tanaman melinjo yang akan distek yaitu cabang yang
sehat dan berumur sekitar 1 tahun. Panjang stek antara 10-20 cm, dengan
pemotongan cabang bagian bawah tepat di bawah tunas. Kemudian potongan-
potongan stek di celupkan ke dalam bubuk rooton setelah di basahi lebih dahulu
dengan air untuk mempercepat pertumbuhan akar. Selanjutnya potongan-
potongan stek tersebut di tanam pada bedengan pesemaian dengan jarak tanam
5 x5 cm, dan kemudian di tutup dengan sungkep plastik. Penyiraman dilakukan
setiap hari. Bila stek sudah milai tumbuh akarnya (dalam waktu sekitar 2 bulan)
dan sudah kuat perakarannya, maka sudah dapat di pindahkan ke dalam
kantong plastik yang nantinya bila sudah kuat dengan segera dipindahkan ke
lapangan. Cara pengembangan dengan cara stek ini lebih praktis untuk
penyediaan bibit tanaman yang banyak. Namun keberhasilan memang belum
memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan bahan stek asal tunas
air, yaitu tunas yang keluar dari batang pohon dekat tanah. Jaringan tunas air itu
lebih meristematis karena sifatnya juvenil. Untuk memacu keluarnya akar juga
dapat digunakan zat pengatur tubuh (growth hormon) misalnya IAA (Indole
Acetic Acid), INA (Indole Naphtalene Acid) dan IBA (Indole Butyric Acid).

B. Penanaman
Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari dan
disiapkan sebaik-baiknya. Seperti halnya tanaman lainnya, 3-4 minggu sebelim tanam perlu
disiapkan lubang-lubang tanam dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 75 cm (panjang, lebar, dalam)
dengan jarak antar tanaman adalah 6-8 m.
Lubang-lubang tersebut sebelum ditanami harus ditimbun kembali dengan tanah yang
sudah dicampur pupuk kandang yang sudah jadi dengan perbandingan 2 bagian tanah dan 1
bagian pupuk kandang. Serta sedikit pestisida.
Bibit-bibit tanaman melinjo yang masih berada dalam meranjang atau pot disiapkan
dengan membuang keranjangnya atau potnya secara hati-hati agar perakarannya tidak rusak.
Kemudian bibit di tanam pada lubang-lubang tanam dengan kedalaman dari pangkal batang
sampai permukaan tanah sekitar 10-15 cm,\; sedangkan untuk bibit cangkokan
penanamaannya dari pangkal batang sampai permukaan tanah sedalam 50-60 cm agar
nantinya tanaman tidak mudah roboh (tumbang).
Akan lebih baik bila jenis kelamin tanaman yang di usahakan itu diatur. Dari sejumlah
besar tanaman yang berkelamin betina harus ditanam pula beberapa yang berkelaminan jantan
dengan posisi menyebar.
2.3MEMELIHARA TANAMAN MELINJO
Pemeliharaan tanaman melinjo terdiri dari: pemupukan, pemyiraman, penyiangan,
pemberantasan hama dan penyakit, dan pemangkasan. Selama ini sebagian besar masyarakat
petani tidak melakukan pemeliharaan tanaman melinjo secara intensif, bahkan dibiarkan saja
asal tumbuh. Dengan pemeliharaan yang intensif tentunya akan menghasilkan produksi lebih
banyak.
A. Pemupukan
Meskipun tanaman melinjo tidak menuntut kesuburan tanah yang baik, namun degan
pemberian pupuk secara rutin akan menambah produksi. Pada tanaman baru atau atau
berumur muda, pemupukan mutlak diperlukan. Pupuk yang digunakan d\adalah pupuk kandang
dan pupuk kimia (anorganik).
Pemberian pupuk kandang pada tanaman berumur muda sebaiknya dua kali dalam
setahun; caranya dengan menggali tanah melinhkari batang tanaman sedalam 30 cm sedikit
diluar lingkaran tajuk daun dan pupuk dimasukkan dalam galian secara merata, kemudian
ditimbini tanah lagi. Pemberian pupuk kandang akan menambah kesuburan tanh dan
memperbaiki kondisi fisik tanah.
Pupuk kimia diberikan dengan memilih jenisnya. Kepada tanman yang berumur muda
diberikan pupuk dengan kandungan Kalium rendah, sedangkan kandungan Fospat dan
Nitrogennya tinggi. Kepada tanaman yang sudah berproduksi diberi pupuk dengan kandungan
Kalium tinggi. Pupuk kimia tersebut mudah diperoleh di KUD atau di pasar, yakni Urea
(mengandung nitrogen), TSP (mengandung Fospat), dan KCL (mengandung Kalium). Pupuk
kimia ini sebaiknya diberikan dua kali dalam setahun, yakni menjelang musim hujan dan
menjelang musim kemarau, caranya dengan menggali tanah melingkari batang tepat dibawah
lingkaran tajuk daun. Pupuk ditabur merata dalam galian tanah dan ditimbuni tanah lagi.
B. Penyiraman
Tanaman melinjo pada umur muda perlu sekali dilakukan penyiraman, terutama pada
musim kemarau, agar pertumbuhan tanaman tidak mengalami stagnasi. Penyiraman dengan
banyak air setelah diberi pupuk kimia perlu sekali dilakukan, agar pupuk segera diserap akar
tanaman.
C. Penyiangan
Perlu juga dilakukan penyiangan agar gulama yang menganggu hilang, terutama pada
tanaman yang berumur muda. Dengan penyiangan sekaligus dilakukan pendangiran, sehingga
udara bisa masuk kedalam tanah.
D. Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman melinjo hampir tidak pernah dilakukan, sebagian besar
tanman dibiarkan tumbuh begitu saja sehingga tanman melinjo itu tinggi. Sebenarnya
pemangkasan cabang-cabang tanaman melinjo ada manfaatnya antara lain:
 Percabangan menjadi banyak dan tanaman tidak terlalu tinggi sehingga dapat
memudahkan dalam pemungutan hasil.
 Bila sengaja dimanfaatkan sebagai penghasil sayuran (tertuma tanaman yang
berkelamin jantan), dapat cepat memperbanyak tumbuhnya cabang, dan dau muda
serta bunga muda sebagai bahan sayuran, akibatnya hilangnya domonasi titik tumbuh
apikal.
 Bagi tanaman yang berasal dari bibit cangkoakan pemangkasan dapat mencegah
tumbangnya tanaman, sebab bila tanaman dibiarkan tumbuh meninggi akan mudah
tumbang (misalnya bila ada angin yang kencang) sebagai akibat dari dangkalnya
perakaran.
 Memudahkan perawatan, misalnya dalam menghilangkan tanaman seperti benalu,
dalam penyemprotan insektisida, fungisida, dan lain0lainnya.
 Memepermudah tanman yang telah tua.
 Mempercepat tanaman berbunga/berbuah (mengatur C/N ratio).
Sebaiknya pemangkasan dilakukan pada awal atau waktu musim ujan, karena untuk
pembentukan tunas-tunas baru diperlukan banyak air dan harus pula diikuti dengan pemupukan
anorganik. Pemangkasan dilakukan terhadap cabang-cabang yang lemah, rusak, sakit, dan
yang terlalu berdesakan, sehingga peredaran udara cukup dan mendapat cukup sinar matahari.
Tanaman melinjo yang telah tua pada umumya memilki ketinggian lebih dari 20 m, perlu
dipendekan dengan cara memotong batng pokoknya, sehingga ketinggiannya menjadi hanya
10 m misalnya. Pemotongan batang ini berarti mempermudah tanaman, sebab akan tumbuh
tunas-tunas atau cabang-cabang baru beserta daun-daunnya. Bersamaaan dengan
pemotongan batang tersebut dilakukan pula pemupukan denga pupuk anorganik yang
mengandung unsur N (nitrogen) dan K (kalium); dan pemupukan itu sendiri hendaknya
dilakukan secara rutin setiap tahun. Dengan perlakuan demikian biasanya tanman melinjo yang
telah tuan dan berbuah sedikit itu akan menghasilkan buah lebih banyak.
Diatas telah dikatakan bahwa manfaat pemangkasan itu antara lain adalah mempercepat
berbunga/berbuah. Hal ini didasarkan pada teori KLEBS mengenai C/N ratio dari tanamna
tersebut, dimana C adalah banyaknya karbohidrat dalam daun, sedangkan N adalah banyaknya
protein dan nitrat yang dapat larut.
Dikatakan bahwa jilka C/N ratio itu rendah ( C rendah dan N tinggi), tanaman akan tumbuh
vegetatif terus dengan suburnya tanpa berbuah. Jika C/N ratio sedang (C sedang, N tinggi)
tanaman akan tumbuh sedang, tetapi dapat berbuah lebat. Jika C/N ratio tinggi (C tinggi, N
rendah) tanman akan kerdil tumbuhnya dan berbuah sedikit.
Tanaman melinjo yang berdaun rimbun sekali, berarti N-nya tinggi, tidak akan berbunga
lebat, sehingga hasil produksinya rendah. Supaya dapat berbunga dan berbuah lebat maka
tanman harus dipangkas.
Dengan demikian jelas, bahwa dengan pemangkasan diharapkan massa daun berkurang,
berarti C bertambah menjadi sedang,dan N bertambah terus akibat penyerapan pupuk N
(nitrogen) dari dalam tanah oleh akar yang juga berjalan terus. Teori KLEBS tersebut, walaupun
tidak selalu betul, dapat digunakan pula untuk merangsang pembungaan tanamna melinjo yang
tidak mau berbunga, dengan cara:
 Pemotongan akar, untuk mengurangi penyerapan larutan makanan terutama N dari
dalam tanah.
 Pengeratan atau ringing pada batang-batangnya, untuk menghambat atau membendung
translpkasi (pengangkutan) karbohidrat (seperti pemacuan pembungaan tanaman
lengkeng didataran rendah).
 Mengurangi daun-daunnya, untuk mengurangi timbunan karbohidrat dan kegiatan
fotosintesis selanjutnya.
Namun pekerjaan-pekerjaan diatas perlu dilakukan dengan hati-hati, supaya tanman yang
diransang itu tidak menjadi infeksi akibat lukanya.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
Tanaman melinjo termasuk tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae).
Tanaman melinjo dibagi menjadi 3 varietas; yang terdiri dari varietas
kerikil, varietas ketan, dan varietas gentong.
Penanaman tanaman melinjo dapat dilakukan dengan cara generatif dan
vegetatif (mencangkok, penyambungan, stek batang).
Pemeliharaan tanaman melinjo dapat dilakukan dengan pemupukan,
penyiraman, penyiangan, dan pemangkasan.
Tanaman melinjo mempunyai manfaat, yaitu:
 Daun muda, bunga, kulit biji yang tua, dapat digunakan sebagai
bahan sayuran yang cukup populer di kalangan masyarakat.
 Kulit batang tanaman melinjo dapat dijadikan tali untuk jala atau
untuk tali panjat.
 Kayu tanaman melinjo dapat digunakan untuk perkakas dapur,
seperti parut dan telenan.
 Biji melinjo yang telah tua dapat digunakan sebagai bahan baku
emping yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.
3.2 SARAN
 Dengan adanya karya tulis ilmiah ini, diharapkan kepada para petani
untuk melakukan budidaya melinjo, karena melinjo mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi.
 Perlunya sosialisasi untuk pembudidayaan tanaman melinjo, terutama
bagi para petani.

You might also like