Professional Documents
Culture Documents
KESEHATAN REPRODUKSI
Disusun oleh :
D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
2011
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman
dan islam kepada kita, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
saya sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca,
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
c) Konferensi perempuan sedunia ke 4 di Beijing (Fourth World Conference on Women) 1995
* Menghasilkan platform 12th Critical Area of concern yang dianggap sebagai penghambat
utama kemajuan kaum perempuan
12th Critical Area of Concern
1. Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan
peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada
gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi,
menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap
sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap
dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai
memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan sistem reproduksi
Tahapan pubertas/remaja
1. Masa remaja awal (10-12 tahun)
Merasa lebih dekat dengan teman sebaya
Merasa ingin bebas
Lebih banyak memperhatikan keadan tubuhnya dan mulai suka berkhayal
1. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
Ingin mencari identitas diri
Ada keinginan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis
Timbul perasaan cinta yang mendalam
Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang
Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
1. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
Memiliki citra terhadap dirinya
Dapat mewujudkan perasaan cinta
Memiliki kemampuan berpikir abstrak
Perubahan Kesehatan Wanita Pada Siklus Remaja
Tanda-tanda perubahan yang terjadi pada remaja wanita
1. Perubahan fisik
1. Tanda-tanda primer
Adanya perubahan kematangan organ-organ reproduksinya yang ditandai
dengan datangnya haid.Ovarium mulai berfungsi dengan matang dibawah
pengaruh hormone gonadotropin dan hipofisis, folikel mulai tumbuh meski
belum matang tetapi sudah dapat mengeluarkan estrogen. Korteks kelenjar
suprarenal membentuk androgen yang berperan pada pertumbuhan badan.
Selain pengaruh hormone somatotropin diduga kecepatan pertumbuhan wanita
dipengaruhi juga oleh estrogen.
2. Tanda-tanda sekunder
Rambut
Tumbuhnya rambut pada kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkambang.
Bulu ketiak dan bulu pada wajah mulai tampak setelah datang haid. Rambut yang mula-mula
berwarna terang berubah menjadi lebih subur, gelap, kasar, keriting.
Pinggul
Pinggul berubah menjadi lebih memebesar dan membulat. Hal ini disebabkan karena
membesranya tulang pinggul dan lemak dibawah kulit.
Payudara
Bersamaan dengan membesarnya pinggul maka payudara juga membaesar dan puting susu ikut
menonjol. Disini makin membesarnya kelenjar susu maka payudara semakin besar dan bulat.
Kulit
Kulit menjadi semakin kasar, lebih tebal dan pori-pori lebih membesar. Tetapi kulit wanita lebih
lembut daripada kulit pria.
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif. Pada masa ini sering timbul masalah jerawat
karena adanya sumbatan kelenjar keringat dan baunya menusuk pada saat sebelum dan
sesudah haid.
Otot
Menjelang akkhir masa puber, otot menjadi semakin membesar dan kuat. Akibat akan
terbentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
Suara
Suara berubah menjadi merdu.
1. Perubahan kejiwaan
1. Perubahan emosi
Remaja lebih peka atau sensitif sehingga lebih mudah menangis, cemas, frustasi,
bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Selain itu, mudah bereaksi bahkan agresif
terhadap gangguanatau rangsangan luar yang mempengaruhinya. Pada masa ini
ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, lebih suka pergi sama teman,
tidak betah tinggal dirumah.
2. Perkembangan intelrgensia
Pada perkembangan ini remaja cenderung mengembangkan cara berpikir
abstrak dan ingin mengetahui hal-hal baru yang mendorong perilaku ingin coba-
coba.
Asuhan apa yang diberikan
1. Gizi seimbang
2. Informasi tentang kesehatan reproduksi
3. Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
4. Pencegahan terhadap ketergantungan napza
5. Perkawinan pada usia yang wajar
6. Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap
godaan dan ancaman.
1. Siklus kesehatan wanita dewasa
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa
subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif
dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih
memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi
kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada
periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis
akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit
serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia
ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri
pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita
kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
1. Kehamilan dan persalinan yang aman
2. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan
3. bayi
Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat
kontrasepsi (KB)
4. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
5. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
6. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
7. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
8. Pencegahan dan manajemen infertilitas.
9. Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu yang disebabkan
berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual,
komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
10. Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling,
pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang
bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal,
persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-
informasi.
Asuhan yang diberikan
11. Kehamilan dan persalinan yang aman
12. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
13. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat
kontrasepsi (KB)
14. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
15. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
16. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
17. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
18. Pencegahan dan manajemen infertilitas.
2. Usia Lanjut
Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa
yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya.
Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur.
Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola
makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga
ringan dan tetap aktif secara intelektual.
1. Perhatian pada problem meno/andro-pause
2. Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas
dan osteoporosis.
3. Deteksi dini kanker rahim dan kanker rahim
4. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi,
kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/kanker
prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS.
5. Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi
sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini.
Asuhan apa yang diberikan
6. Perhatian pada problem menopause
7. Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan
mobilitas dan osteoporosis.
Berkurangnya hormone estrogen pada wanita menopause mungkin
menyebabkan berbagai keluhan sebagai berikut :
8. Penyakit jantung koroner
9. Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung
koroner. Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol
baik (HDL) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik (LDL) yang
meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner.
10. Osteoporosis
11. Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar
hormone estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
12. Gangguan mata
13. Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang.
14. Kepikunan (demensia tipe Alzeimer).
Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan
otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi,
sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer. Penyakit
kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam kekurangan estrogen sudah
berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan.
15. Deteksi dini kanker rahim.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Perempuan
16. Kemiskinan
Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada di bawah garis
kemiskinan sejak terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini
menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat
berakibat kesakitan, kecacatan dan kematian.
17. Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat
Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh banyak
hal, misalnya keadaan sosial ekonomi, budaya dan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat di mana mereka menetap. Dewasa ini masih banyak ditemukan
diskriminasi terhadap perempuan, antara lain:
1. Perempuan dinomor-duakan dalam segala aspek kehidupan, misalnya
dalam pemberian makan sehari-hari, kesempatan memperoleh
pendidikan, kerja dan kedudukan.
2. Perempuan seringkali terpaksa menikah pada usia muda, karena tekanan
ekonomi atau orang tua mendorong untuk cepat menikah agar terlepas
dari beban ekonomi.
3. Keterbatasan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk
kepantingan dirinya, misalnya dalam ber-KB, dalam memilih bidan
sebagai penolong persalinan atau dalam mendapat pertolongan segera di
RS ketika diperlukan, disamping kurangnya kesempatan mengendalikan
penghasilan keluarga.
d. Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendah
menyebabkan informasi yang diterima tentang kesehatan reproduksi
sangat terbatas. Seperti diketahui, tingkat pendidikan yang meningkat
dapat meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemauan untuk
mengambil keputusan yang baik bagi diri dan keluarga, termasuk yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
18. Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
1. Jarak ke fasilitas kesehatan yang cukup jauh dan sulit dicapai
2. Kurangnya informasi tentang kemampuan fasilitas kesehatan
3. Keterbatasan biaya
4. Tradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan fasilitas kesehatan
19. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai, antara lain
karena:
1. Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien
2. Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai
20. Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional sehingga kesehatan anak
perempuan dan perempuan semakin buruk
21. Akses untuk pelayanan kespro rendah karena:
1. Pengetahuan tentang seksualitas dan informasi mengenai hak reproduksi
masih rendah.
2. Menonjolnya perilaku seksual resiko tinggi
3. Diskriminasi social
4. Sikap negatif terhadap perempuan dan anak perempuan
5. Rendahnya kemampuan dalam pengendalian kehidupan seksual pada
reproduksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus kesehatan wanita
22. Masa bayi
Faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa bayi :
1. Lingkungan
2. Kondisi ibu
3. Sikap orang tua
4. Aspek psikologi pada masa bayi
5. Sistem reproduksi
23. Masa kanak-kanak
Ada 2 faktor yang mempengaruhi kehidupan wanita pada masa ini :
1. faktor dalam
1. Hal-hal yang diwariskan orang tua spt bentuk tubuh
2. Kemampuan intelektual
3. Keadaan hormonal tubuh
4. Emosi dan sifat
2. faktor luar
1. Keluarga
2. Gizi
3. Budaya setempat
4. kebiasaan anak dalam hal personal hygiene
24. Masa pubertas/remaja
Faktor yang berpengaruh :
Status gizi
Pendidikan
Lingkungan dan pekerjaan
Seks dan seksualitas
Kesehatan reproduksi remaja itu sendiri
1. Masa dewasa/reproduksi
Faktor yang berpengaruh yaitu :
Perkembangan organ reproduksi
Tanggapan seksual
Kedewasaan psikologi
1. Masa usia lanjut (klimakterium, menopause, senium)
Faktor yang berpengaruh :
Faktor hormonal
Kejiwaan
Lingkungan
Pola makan
Aktifitas fisik
Asuhan kesehatan reproduksi pada remaja melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan
Survei pada 24 negara di Amerika Utara dan Eropa menunjukkan bahwa perilaku seks
remaja sudah dimulai sejak usia 15 tahun. Survei dilakukan kepada 33.943 di 24 negara dan
dikerjakan Service Medical du Rectorat de Toulouse tersebut, menunjukkan 13,2 % remaja
berperilaku seks aktif semenjak usia 15 tahun dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Sementara 82% lainnya, menggunakan alat kontrasepsi.
3.2 Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap :
1. Perubahan Eksternal
Perubahan yang terjadi dan dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah :
a. Tinggi Badan : Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh
belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya.
b. Berat Badan: Perubahan berat badan mengikuti jadual yang sama dengan perubahan tinggi
badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh
yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak.
c. Proporsi Tubuh : Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan yang tubuh
yang baik. Misalnya badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi
kelihatan terlalu pandang.
d. Organ Seks: Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada
akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
e. Ciri – ciri Seks Sekunder: Ciri – ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang
pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya
kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.
2. Perubahan Internal:
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar.
Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja.
Perubahan kejiwaan
Proses perubahan kejiwaan berlangsung lambat yang meliputi:
1. Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi :
a. sensitif ( mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa )
b. Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh, sehingga misalnya
mudah berkelahi.
2. Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi:
a. Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik
b. Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul prilaku ingin mencoba-coba. Prilaku ini jika
didorong oleh rangsangan sesual dapat membawa remaja masuk pada hubungan seks pranikah
dengan segala akibatnya, antara lain akibat kematangan organ seks maka dapat terjadi
kehamilan remaja putri diluar nikah, upaya abortus dan penularan penyakit kelamin, termasuk
HIV/AIDS.
Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya :
Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1990), antara lain :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa
remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan
mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi
dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini
memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola
perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh,
minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta
keinginan akan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit
diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua
menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari
kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang
diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam
usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa
mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa
perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
3.5 Program kesehatan reproduksi remaja mulai menjadi perhatian pada beberapa tahun
terakhir ini karena beberapa alasan:
1. Ancaman HIV/AIDS menyebabkan perilaku seksual dan kesehatan reproduksi remaja muncul
ke permukaan. Diperkirakan 20-25% dari semua infeksi HIV di dunia terjadi pada remaja.
Demikian pula halnya dengan kejadian PMS yang tertinggi di remaja, khususnya remaja
perempuan, pada kelompok usia 15-292.
2. Walaupun angka kelahiran pada perempuan berusia di bawah 20 tahun menurun, jumlah
kelahiran pada remaja meningkat karena pertumbuhan populasi remaja. Diperkirakan bahwa
40% dari semua anak perempuan berusia 14 tahun yang hidup akan hamil paling tidak sekali
saat mereka berumur 20 tahun3. Selain itu, sebagian besar mereka masih belum memiliki akses
untuk mendapatkan pendidikan seksual atau kesehatan reproduksi serta pelayanan yang
dibutuhkan.
3. Bila pengetahuan mengenai KB dan metode kontrasepsi meningkat pada pasangan usia subur
yang sudah menikah, tidak ada bukti yang menyatakan hal serupa terjadi pada populasi remaja.
4. Pengetahuan dan praktik pada tahap remaja akan menjadi dasar perilaku yang sehat pada
tahapan selanjutnya dalam kehidupan. Sehingga, investasi pada program kesehatan reproduksi
remaja akan bermanfaat selama hidupnya.
5. Kelompok populasi remaja sangat besar; saat ini lebih dari separuh populasi dunia berusia di
bawah 25 tahun dan 29% berusia antara 10-25 tahun.
4.2 Penyebab
a. faktor pria
1) Masalah pada sperma : Pada pria dewasa, sperma dibuat terus menerus di dalam
testis (buah zakar). Proses pembuatan sperma disebut spermatogenesis. Sel yang
belum terspesialisasi memerlukan waktu sekitar 72-74 hari untuk berkembang
menjadi sel sperma yang matang. Dari testis kiri dan kanan, sperma bergerak ke
dalam epididimis (suatu saluran berbentuk gulungan yang terletak di puncak testis
menuju ke testis belakang bagian bawah) dan disimpan di dalam epididimis
sampai saat terjadinya ejakulasi. Dari epididimis, sperma bergerak ke vas deferens
dan duktus ejakulatorius. Di dalam duktus ejakulatorius, cairan yang dihasilkan
oleh vesikula seminalis ditambahkan pada sperma dan membentuk semen, yang
kemudian mengalir menuju ke uretra dan dikeluarkan ketika ejakulasi.
Kesuburan seorang pria ditentukan oleh kemampuannya untuk mengantarkan
sejumlah sperma yang normal ke dalam vagina wanita.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses tersebut sehingga bisa terjadi
kemandulan:
a) Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat
panas yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma,
berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang
abnormal di dalam semen. Pembentukan sperma yang paling efsisien adalah pada
suhu 33,5 (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis bisa tetap berada pada suhu
tersebut karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar) yang berada diluar
rongga tubuh. Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian
marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan
nitrofurantoin).
b) Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens
(kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama
sekali.
Jika di dalam semen tidak terdapat fruktosa (gula yang dihasilkan oleh vesikula
seminalis) berarti tidak terdapat vas deferens atau tidak terdapat vesikula
seminalis atau terdapat penyumbatan pada duktus ejakulatorius.
c) Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada
kemandulan pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.
Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju
pembentukan sperma.
d) Ejakulasi retrograd terjadi jika semen mengalir melawan arusnya, yaitu semen
mengalir ke dalam kandung kemih dan bukan ke penis. Kelainan ini lebih sering
ditemukan pada pria yang telah menjalani pembedahan panggul (terutama
pengangkatan prostat) dan pria yang menderita diabetes. Ejakulasi retrograd juga
bisa terjadi akibat kelainan fungsi saraf.
2. Impotensi 3. Kekurangan hormon 4. Polusi lingkungan. 5. Pembentukan
jaringan parut akibat penyakit menular seksual.
2) Faktor wanita:
a) Jaringan parut akibat penyakit menular seksual atau endometriosis.
b) Disfungsi ovulasi (kelainan pada proses pelepasan sel telur oleh ovarium/sel
telur).
Ovulasi adalah pelepasan sel telur dari ovarium (indung telur).
Ovulasi biasanya terjadi 14 hari sebelum menstruasi hari pertama.
Sel telur yang dilepaskan ini siap dibuahi oleh sperma yang berasal dari pria.
Jika seorang wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak
mengalami menstruasi (amenore), maka dicari terlebih dahulu penyebabnya lalu
dilakukan pengobatan untuk merangsang terjadinya ovulasi. Kadang ovulasi tidak
terjadi akibat tidak dilepaskannya GnRH (donadotropin-releasing hormone) oleh
hipotalamus.
c) Kelainan hormon.
d) Kekurangan gizi.
d) Kista ovarium.
e) Infeksi panggul.
f) Tumor.
g) Kelainan lendir servikal (lendir reher rahim). Lendir pada serviks bertindak
sebagai penyaring yang menghalangi masuknya bakteri dari vagina ke dalam
rahim. Lendir ini juga berfungsi memperpanjang kelangsungan hidup sperma.
Lendir pada serviks adalah kental dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali
pada fase folikuler dari siklus menstruasi. Selama fase folikuler, terjadi
peningkatan hormon estradiol sehingga lendir lebih jernih dan elastis dan bisa
ditembus oleh sperma. Selanjutnya sperma menuju ke rahim lalu ke tuba falopii
dan terjadilah pembuahan di tuba falopii.
h) Kelainan sistem pengangkutan dari leher rahim ke tuba falopii (saluran telur).
i) Kelainan pada tuba falopii. Bisa terjadi kelainan struktur maupun fungsi tuba
falopii.
Penyebab yang utama adalah:
Infeksi Endometriosis
Pengikatan tuba pada tindakan sterilisasi.
Selain faktor yang berhubungan dengan usia, risiko infertilitas juga meningkat
pada:
1. Berganti-ganti pasangan seksual (karena meningkatkan resiko terjadi penyakit
menular seksual)
2. Penyakit menular seksual
3. Pernah menderita penyakit peradangan panggul (setelah menderita penyakit
ini, 10-15% wanita menjadi mandul)
4. Pernah menderita orkitis atau epididimitis (pria)
5. Gondongan (pria)
6. Varikokel (pria)
7. Pemaparan DES (dietil stilbestrol) (pria maupun wanita)
8. Siklus menstruasi anovulatoir
9. Endometriosis
10. Kelainan pada rahim (mioma) atau penyumbatan leher rahim
11. Penyakit menahun (misalnya diabetes
4.4 Pencegahan
Infertilitas seringkali disebabkan oleh penyakit menular seksual, karena itu
dianjurkan untuk menjalani perilaku seksual yang aman guna meminimalkan resiko
kemandulan di masa yang akan datang. Penyakit menular seksual yang paling sering
menyebabkan kemandulan adalah gonore dan klamidia. Kedua penyakit ini pada
awalnya mungkin tidak menunjukkan gejala dan gejala baru timbul setelah terjadinya
penyakit peradangan panggul atau salpingitis. Peradangan menyebabkan
pembentukan jaringan parut pada tuba falopii lalu terjadi penurunan kesuburan,
kemandulan absolut atau kehamilan di luar kandungan.
Penyakit kelamin sudah lama dikenal di beberapa negara, terutama yang paling populer
di antaranya adalah Sifilis dan Gonorrhoe. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, makin
banyak juga ditemukan jenis-jenis penyakit baru, sehingga istilah Penyakit Kelamin yang dulu
banyak disebut sudah dianggap tidak sesuai lagi dan diubah menjadi Seksually Transmited
Disease (STD) atau Penyakit Menular Seksual (PMS).
Karena pada kenyataanya penyakit-penyakit tersebut tidak hanya mengenai juga organ-
organ yang lain.Dari tahun ke tahun insiden PMS bisa dikatakan semakin meningkat, terbukti
dari data yang diperoleh terlihat setiap tahun tidak kurang dari 250 kasus baru ditemukan dan
dari jumlah tersebut 30-50% merupakan penyakit-penyakit yang tergolong PMS. Peningkatan
Insident tersebut secara tidak langsung juga terjadi karena semakin banyaknya kelompok
perilaku-perilaku berisiko tinggi, seperti : anak-anak usia remaja, PSK (Pekerja Seks Komersial),
pecandu narkotika, kaum homoseksual, dll.
4.2.2 Beberapa Penyakit Menular Seksual yang sering ditemukan di Indonesia antara lain:
a. Disebabkan oleh Bakteri : Gonorrhoe, Sifilis, Urethritis, Vaginosis Bakterial
b. Disebabkan Virus : AIDS, Herpes Genitalis, Hepatitis B, Kondiloma Akuminata
c. Disebabkan oleh Jamur : Kandidiasis Vaginosis
d. Disebabkan oleh Parasit : Scabies, Pedikulosis Pubis
Epidemiologi
Angka infeksi paling tinggi pada kaum muda, dengan yang tertinggi pada perempuan
berusia 15-19 tahun dan laki-laki berusia 20-24 tahun, dan pada laki-laki yang berhubungan
seksual dengan sesama jenis.
Pemeriksaan diagnostik
Gonore dapat didiagnosis dengan cepat dengan pewarnaan gram terhadap apusan eksudat
yang diambil dari tempat infeksi. Apusan positif bila ditemukan diplokoccus gram negatif
intra sel. Untuk memastikan diagnosis harus dilakukan pembiakan dari semua
kemungkinan tempat infeksi. Uji-uji amplikasi DNA dengan metode reaksi berantai
polimerase (PCR) dan reaksi berantai ligase (LCR) lebih sensitif dibandingkan biakan bakteri
dan dapat digunakan sekret vagina atau serviks dan dapat digunakan urin . uji-uji non-
biakan misalnya deteksi antigen dengan antibodi imunofluerensensi lansung (DFA) dan
enzyme imunosorbent assay (EIA) kurang dikembangkan dan jarang digunakan.
Terapi
Gonorea dapat disembuhkan dengan penisilin mulai tahun 1940-an, namun sekarang
banyak brkembang galur-galur gonorea yang resisten panisilin. Terapi yang saat ini
direkomendasikan adalah golonga sefalosporin dan fluorokuinolon . Semua kontak seksual
pasien yang terinfeksi harus dievaluasi dan ditawarkan terapi profilaktik.
b) Sifilis Definisi
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum.
Penyebab
Bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput
lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit. Dalam beberapa jam, bakteri akan
sampai ke kelenjar getah bening terdekat, kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui
aliran darah. Sifilis juga bisa menginfeksi janin selama dalam kandungan dan menyebabkan
cacat bawaan. Seseorang yang pernah terinfeksi oleh sifilis tidak akan menjadi kebal dan
bisa terinfeksi kembali.
Gejala
Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi; rata-rara 3-4
minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun dan jarang menyebabkan kerusakan
jantung, kerusakan otak maupun kematian.
3. Fase Laten. Setelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase
laten dimana tidak nampak gejala sama sekali. Fase ini bisa berlangsung bertahun-tahun
atau berpuluh-puluh tahun atau bahkan sepanjang hidup penderita. Pada awal fase laten
kadang luka yang infeksius kembali muncul .
4. Fase Tersier. Pada fase tersier penderita tidak lagi menularkan penyakitnya.
Gejala bervariasi mulai ringan sampai sangat parah. Gejala ini terbagi menjadi 3 kelompok
utama :
Sifilis kardiovaskuler.
Biasanya muncul 10-25 tahun setelah infeksi awal. Bisa terjadi aneurisma aorta atau
kebocoran katup aorta. Hal ini bisa menyebabkan nyeri dada, gagal jantung atau kematian.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan
hasil pemeriskaan laboratorium dan pemeriksaan fisik.
Ada 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan:
1. Tes penyaringan : VDRL (venereal disease research laboratory) atau RPR (rapid plasma
reagin). Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal. Mungkin perlu dilakukan tes
ulang karena pada beberapa minggu pertama sifilis primer hasilnya bisa negatif.
2. Pemeriksaan antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis. Pemeriksaan ini lebih akurat.
Salah satu dari pemeriksaan ini adalah tes FTA-ABS (fluorescent treponemal antibody
absorption), yang digunakan untuk memperkuat hasil tes penyaringan yang positif.
Pada fase primer atau sekunder, diagnosis sifilis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan
mikroskopis terhadap cairan dari luka di kulit atau mulut. Bisa juga digunakan pemeriksaan
antibodi pada contoh darah. Untuk neurosifilis, dilakukan pungsi lumbal guna
mendapatkan contoh cairan serebrospinal. Pada fase tersier, diagnosis ditegakkan
berdasarkan gejala dan hasil pemeriksan antibodi.
Pengobatan
Penderita sifilis fase primer atau sekunder bisa menularkan penyakitnya, karena itu
penderita sebaiknya menghindari hubungan seksual sampai penderita dan mitra
seksualnya telah selesai menjalani pengobatan. Pada sifilis fase primer, semua mitra
seksualnya dalam 3 bulan terakhir terancam tertular. Pada sifilis fase sekunder, semua
mitra seksualnya dalam 1 tahun terakhir terancam tertular. Mereka harus menjalani tes
penyaringan antibodi dan jika hasilnya positif, mereka perlu menjalani pengobatan.
Antibiotik terbaik untuk semua fase sifilis biasanya adalah suntikan penisilin.
Prognosis
Setelah menjalani pengobatan, prognosis untuk sifilis fase primer, sekunder dan fase laten
adalah baik. Prognosis untuk sifulis fase tersier pada hati atau otak adalah buruk, karena
kerusakan yang telah terjadi biasanya tidak dapat diperbaiki.
3. Herpes Genitalis
Herpes Genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di
sekeliling rektum atau daerah di sekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.
Etiologi:
Penyebabnya adalah virus herpes simpleks.
Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV-2 biasanya ditularkan melalui
hubungan seksual, sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes
simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan
(terutama bantalan kuku) dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya
permukaan mata). Luka herpes biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa
penderita juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara
seksual (misalnya sifilis atau cangkroid).
Gejala
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala awal biasanya
berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil, yang
diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung
membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan
membentuk keropeng. Penderita bisa mengalami kesulitan dalam berkemih dan ketika
berjalan akan timbul nyeri. Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa
meninggalkan jaringan parut. Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak
membesar. Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan
gejala berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan. Pada pria,
lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit depan pada penis
yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di vulva dan leher rahim.
Jika penderita melakukan hubungan seksual melalui anus, maka lepuhan dan luka bisa
terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum. Pada penderita gangguan sistem kekebalan
(misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh
lainnya, menetap selama beberapa minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan
dengan asiklovir.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk memperkuat diagnosa, diambil
apusan dari luka dan dibiakkan di laboratorium. Pemeriksaan darah bisa menunjukkan
adanya antibodi terhadap virus.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis, tetapi pengobatan bisa
memperpendek lamanya serangan. Jumlah serangan bisa dikurangi dengan terus menerus
mengkonsumsi obat anti-virus dosis rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai sedini
mungkin, biasanya 2 hari setelah timbulnya gejala. Asikovir atau obat anti-virus lainnya bisa
diberikan dalam bentuk sediaan oral atau krim untuk dioleskan langsung ke luka herpes.
Obat ini mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam luka sehingga mengurangi resiko
penularan. Obat ini juga bisa meringankan gejala pada fase awal. Tetapi pengobatan dini
pada serangan pertama tidak dapat mencegah kambuhnya penyakit ini.
Penyebab
Chlamydia trachomatis menyebabkan sekitar 50% infeksi uretra yang bukan disebabkan
gonore pada laki-laki dan infeksi leher rahim (serviks) penghasil nanah yang bukan
disebabkan gonore pada wanita. Uretritis lainnya disebabkan oleh Ureaplasma
urealyticum, yang merupakan suatu bakteri yang menyerupai mikoplasma. Chlamydia
merupakan bakteri kecil yang hanya bisa berkembangbiak di dalam sel. Ureaplasma adalah
bakteri yang sangat kecil, dengan dinding sel yang tidak terlalu kuat, tetapi bisa
berkembang biak di luar sel.
Gejala
Biasanya antara 4-28 hari setelah berhubungan intim dengan penderita, seorang pria akan
mengalami perasaan terbakar yang ringan ketika berkemih. Biasanya akan keluar nanah
dari penis. Nanahnya bisa jernih atau agak keruh, tetapi lebih encer daripada nanah
gonore. Pada pagi hari, lubang penis sering tampak merah dan melekat satu sama lain
karena nanah yang mengering. Kadang-kadang penyakit ini dimulai lebih dramatis. Timbul
rasa sakit waktu berkemih, frekuensi berkemih menjadi lebih sering dan dari uretra keluar
nanah. Meskipun kebanyakan penderita wanita tidak menunjukkan gejala, beberapa
diantaranya mengalami urgensi (desakan) berkemih yang lebih sering, rasa nyeri ketika
berkemih, nyeri di perut bagian bawah, nyeri pada saat berhubungan intim dan keluarnya
lendir kekuningan dan nanah dari vagina. Hubungan seksual melalui mulut atau dubur
dengan penderita bisa menyebabkan infeksi tenggorokan atau infeksi dubur. Infeksi ini
menyebabkan rasa nyeri dan keluarnya lendir dan nanah yang berwarna kekuningan.
Komplikasi 1. Pria.
a. Epididimitis : infeksi pada epididimis, yang bisa menyebabkan nyeri pada buah zakar. b.
Striktur uretra : penyempitan uretra, yang bisa menyebabkan penyumbatan aliran air
kemih.
2. Wanita.
Infeksi saluran telur, bisa menyebabkan nyeri, kehamilan ektopik (di luar kandungan) dan
kemandulan. Infeksi pembungkus hati dan daerah di sekeliling hati, bisa menyebabkan
nyeri perut bagian atas
3. Pada pria dan wanita.
Konjungtivitis : infeksi pada bagian putih mata, bisa menyebakan nyeri mata dan belekan
4. Pada bayi baru lahir.
Konjungtivitis, bisa menyebabkan nyeri mata dan belekan. Pneumonia, bisa menyebabkan
demam dan batuk.
Diagnosa
Pada kebanyakan kasus, infeksi oleh Chlamydia trachomatis bisa didiagnosis berdasarkan
hasil pemeriksaan cairan dari penis atau leher rahim di laboratorium. Infeksi Ureaplasma
urealyticum tidak dapat didiagnosis secara spesifik dengan pemeriksaan medis yang biasa.
Karena pembiakannya sulit dan teknik diagnostik yang lainnya mahal, maka diagnosis
infeksi Chlamydia atau Ureaplasma sering ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas
disertai bukti yang menunjukkan tidak adanya gonore.
Pengobatan
Biasanya diberikan antibiotik tetrasiklin atau doksisiklin per-oral (melalui mulut), minimal
selama 7 hari atau diberikan azitromisin dosis tunggal. Tetrasiklin tidak boleh diberikan
kepada wanita hamil.
Prognosis
Pada sekitar 60-70% penderita, jika tidak diobati, infeksi Chlamydia trachomatis akan
membaik dalam waktu 4 minggu. Pada sekitar 20% penderita, infeksi kembali kambuh
setelah penderita menjalani pengobatan.
e) Infeksi HIV
Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu infeksi virus yang secara
progresif menghancurkan sel-sel darah putih dan menyebabkan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome). Stadium akhir dari infeksi HIV adalah AIDS.
AIDS adalah suatu keadaan dimana penurunan sistem kekebalan tubuh yang didapat
menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh terhadap penyakit sehingga terjadi infeksi,
beberapa jenis kanker dan kemunduran sistem saraf. Seseorang yang terinfeksi oleh HIV
mungkin tidak menderita AIDS; sedangkan yang lainnya baru menimbulkan gejala beberapa
tahun setelah terinfeksi. Infeksi HIV yang berakhir menjadi AIDS, telah menjadi penyebab
utama kematian pada anak-anak. Pada tahun 1995 CDC (Centers for Disease Control and
Prevention) telah menerima laporan tentang jumlah anak yang terinfeksi oleh HIV pada
saat lahir, yaitu sebanyak 5500 anak. Infeksi HIV dan AIDS terutama menyerang dewasa
muda, anak-anak atau remaja hanya sekitar 2%.
Penyebab
Penyebab terjadinya infeksi HIV adalah virus HIV-1 atau virus HIV-2 (lebih jarang).
3 cara penularan virus kepada anak-anak:
1. Ketika anak masih berada dalam kandungan
2. Pada saat proses persalinan berlangsung
3. Melalui ASI.
Gejala
Infeksi sebelum selama atau segera setelah lahir, tidak langsung menampakkan gejala.
Pada 10-20% kasus, gejala baru timbul pada saat anak berumur 1-2 tahun; sedangkan pada
80-90% kasus, gejalanya baru timbul beberapa tahun kemudian.
Sekitar 50% anak-anak yang terinfeksi HIV, terdiagnosis menderita AIDS pada usia 3 tahun.
Gejala awal yang biasa ditemukan pada anak yang terinfeksi HIV:
1. Pertumbuhan yang jelek, penurunan berat badan, demam yang berlangsung lama atau
berulang, diare yang menetap atau berulang, pembengkakan kelenjar getah bening,
pembesaran hati dan limpa, pembengkakan dan peradangan kelenjar liur di pipi
2. Infeksi jamur yang menetap atau berulang (thrush) di mulut atau daerah yang tertutup
popok
3. Infeksi bakteri berulang (misalnya infeksi telinga tengah, pneumonia dan meningitis)
4. Infeksi oportunistik virus, jamur dan parasit
5. Keterlambatan atau kemunduran perkembangan sistem saraf.
Sejumlah gejala dan komplikasi bisa timbul karena adanya penurunan sistem kekebalan.
Sekitar sepertiga anak-anak yang terinfeksi HIV, menderita peradangan paru-paru
(pneumonitis interstisial limfositik), biasanya pada tahun-tahun pertama. Gejalanya berupa
batuk atau pembengkakan ujung jari tangan (clubbing), tergantung kepada beratnya
penyakit. Pneumonia pneumokistik karena organisme Pneumocystis carinii merupakan
ancaman yang serius pada anak-anak. Anak-anak yang terlahir dengan infeksi HIV biasanya
mengalami serangan pneumonia pneumokistik minimal 1 kali pada 15 bulan pertama.
20% dari mereka mengalami penurunan kemampuan sosial dan berbahasa serta
penurunan pengendalian otot. Bisa terjadi kelumpuhan parsial atau langkahnya menjadi
goyah atau ototnya menjadi kaku. Beberapa anak menderita hepatitis (peradangan hati)
dan gagal ginjal atau gagal jantung. Kanker jarang terjadi pada anak-anak, tetapi kadang
ditemukan limfoma non-Hodgkin dan limfoma otak. Sarkoma Kaposi sangat jarang
menyerang anak-anak. Bayi yang terlahir dengan infeksi HIV biasanya memiliki berat badan
lahir yang rendah. Dalam waktu 2-3 bulan, penambahan berat badannya juga jelek.
Pada anak-anak yang terinfeksi oleh HIV, bisa terjadi infeksi oportunistik berikut;
a. Pneumonia pneumokistik
b. Pneumonia interstisial limfoid (pneumonia yang menjadi kronis dan kadang ditandai
dengan batuk serta sesak nafas)
c. Infeksi bakteri
d. Meningitis
e. Infeksi jamur
f. Esofagitis (peradangan kerongkongan)
g. Kandidiasis (infeksi jamur)
h. Infeksi virus
i. Herpes
j. Herpes zoster
k. Infeksi parasit.
Pada anak-anak jarang terjadi keganasan. 2 masalah utama yang sering ditemukan pada
anak-anak yang terinfeksi HIV atau menderita AIDS adalah wasting syndrome
(ketidakmampuan untuk mempertahankan berat badan akibat berkurangnya nafsu makan
sebagai respon terhadap infeksi HIV) dan ensefalopati HIV atau demensia AIDS (infeksi otak
yang dapat menyebabkan pembengkakan atau penciutan otak). Wasting syndrome kadang
dapat diatasi dengan menjalani konsultasi diet, sedangkan ensefalopati sulit untuk diobati.
Diagnosa
Pada bayi baru lahir, pemeriksaan darah standar untuk antibodi HIV tidak bersifat
diagnostik karena jika ibunya terinfeksi HIV, maka darah bayi hampir selalu mengandung
antibodi HIV. Antibodi ini akan tetap berada dalam darah bayi selama 12-18 bulan. Jika bayi
tidak terinfeksi, maka setelah berumur 18 bulan, antibodi ini akan menghilang; tetapi jika
bayi terinfeksi, maka antibodi HIV tetap ditemukan dalam darahnya. Karena itu untuk
mendiagnosis infeksi HIV pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan dilakukan
pemeriksaan darah khusus, yaitu reaksi rantai polimerase (PCR, polymerase chain
reaction), tes antigen p24 atau pembiakan virus HIV. Untuk bayi yang berumur lebih dari 18
bulan dilalukan pemeriksaan darah standar untuk infeksi HIV.
Pengobatan
Semua obat-obatan ditujukan untuk mencegah reproduksi virus sehingga memperlambat
progresivitas penyakit. HIV akan segera membentuk resistensi terhadap obat-obatan
tersebut bila digunakan secara tunggal. Pengobatan paling efektif adalah kombinasi antara
2 obat atau lebih, Kombinasi obat bisa memperlambat timbulnya AIDS pada penderita HIV
positif dan memperpanjang harapan hidup. Dokter kadang sulit menentukan kapan
dimulainya pemberian obat-obatan ini. Tapi penderita dengan kadar virus yang tinggi
dalam darah harus segera diobati walaupun kadar CD4+nya masih tinggi dan penderita
tidak menunjukkan gejala apapun. AZT, ddI, d4T dan ddC menyebabkan efek samping
seperti nyeri abdomen, mual dan sakit kepala (terutama AZT). Penggunaan AZT terus
menerus bisa merusak sumsum tulang dan menyebabkan anemia. ddI, ddC dan d4T bisa
merusak saraf-saraf perifer. ddI bisa merusak pankreas. Dalam kelompok nucleoside, 3TC
tampaknya mempunyai efek samping yang paling ringan. Ketiga protease inhibitor
menyebabkan efek samping mual dan muntah, diare dan gangguan perut. Indinavir
menyebabkan kenaikan ringan kadar enzim hati, bersifat reversibel dan tidak menimbulkan
gejala, juga menyebabkan nyeri punggung hebat (kolik renalis) yang serupa dengan nyeri
yang ditimbulkan batu ginjal. Ritonavir dengan pengaruhnya pada hati menyebabkan naik
atau turunnya kadar obat lain dalam darah. Kelompok protease inhibitor banyak
menyebabkan perubahan metabolisme tubuh seperti peningkatan kadar gula darah dan
kadar lemak, serta perubahan distribusi lemak tubuh (protease paunch).
Penderita AIDS diberi obat-obatan untuk mencegah infeksi ooportunistik. Penderita dengan
kadar limfosit CD4+ kurang dari 200 sel/mL darah mendapatkan kombinasi trimetoprim
dan sulfametoksazol untuk mencegah pneumonia pneumokistik dan infeksi toksoplasma ke
otak. Penderita dengan limfosit CD4+ kurang dari 100 sel/mL darah mendapatkan
azitromisin seminggu sekali atau klaritromisin atau rifabutin setiap hari untuk mencegah
infeksi Mycobacterium avium. Penderita yang bisa sembuh dari meningitis kriptokokal atau
terinfeksi candida mendapatkan flukonazol jangka panjang. Penderita dengan infeksi
herpes simpleks berulang mungkin memerlukan pengobatan asiklovir jangka panjang.
Prognosis
Pemaparan terhadap HIV tidak selalu mengakibatkan penularan, beberapa orang yang
terpapar HIV selama bertahun-tahun bisa tidak terinfeksi. Di sisi lain seseorang yang
terinfeksi bisa tidak menampakkan gejala selama lebih dari 10 tahun.
Tanpa pengobatan, infeksi HIV mempunyai resiko 1-2 % untuk menjdi AIDS pada beberapa
tahun pertama. Resiko ini meningkat 5% pada setiap tahun berikutnya.
Resiko terkena AIDS dalam 10-11 tahun setelah terinfeksi HIV mencapai 50%.
Sebelum diketemukan obat-obat terbaru, pada akhirnya semua kasus akan menjadi AIDS.
Pengobatan AIDS telah berhasil menurunkan angka infeksi oportunistik dan meningkatkan
angka harapan hidup penderita. Kombinasi beberapa jenis obat berhasil menurunkan
jumlah virus dalam darah sampai tidak dapat terdeteksi. Tapi belum ada penderita yang
terbukti sembuh. Teknik penghitungan jumlah virus HIV (plasma RNA) dalam darah seperti
polymerase chain reaction (PCR) dan branched deoxyribonucleid acid (bDNA) test
membantu dokter untuk memonitor efek pengobatan dan membantu penilaian prognosis
penderita. Kadar virus ini akan bervariasi mulai kurang dari beberapa ratus sampai lebih
dari sejuta virus RNA/mL plasma.
Pada awal penemuan virus HIV, penderita segera mengalami penurunan kualitas hidupnya
setelah dirawat di rumah sakit. Hampir semua penderita akan meninggal dalam 2 tahun
setelah terjangkit AIDS.
Dengan perkembangan obat-obat anti virus terbaru dan metode-metode pengobatan dan
pencegahan infeksi oportunistik yang terus diperbarui, penderita bisa mempertahankan
kemampuan fisik dan mentalnya sampai bertahun-tahun setelah terkena AIDS. Sehingga
pada saat ini bisa dikatakan bahwa AIDS sudah bisa ditangani walaupun belum bisa
disembuhkan.
Pencegahan
Pencegahan penularan HIV dari ibu kepada bayinya dilakukan dengan cara memberikan
obat anti-HIV. Kepada ibu hamil yang diketahui terinfeksi HIV, pada trimester kedua dan
ketiga (6 bulan terakhir) diberikan AZT per-oral (melalui mulut), sedangkan pada saat
persalinan diberikan AZT melalui infus. Kepada bayi baru lahir diberikan AZT selama 6
minggu. Tindakan tersebut telah berhasil menurunkan angka penularan HIV dari ibu
kepada bayinya, dari 25% menjadi 8%. Pada persalinan normal, kemungkinan penularan
HIV lebih besar, karena itu pada ibu hamil yang terinfeksi HIV kadang dianjurkan untuk
menjalani operasi sesar.
Resiko penularan melalui ASI relatif rendah. Jika tersedia susu formula yang baik dan air
yang bersih, maka sebaiknya ibu yang terinfeksi HIV tidak memberikan ASI kepada bayinya.
Jika air yang tersedia tidak bersih sehingga besar kemungkinannya untuk terjadi diare atau
kekurangan gizi, maka sebaiknya ibu tetap memberikan ASI kepada bayinya karena
pemberian ASI lebih menguntungkan bagi kesehatan bayinya.
Gangguan kesehatan sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia
produktif. Sekitar 40% wanita berusia 14 - 50 tahun, menurut suatu penelitian, mengalami
sindrom pra-menstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre-menstruation syndrome).
Bahkan survai tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, PMS dialami 50% wanita dengan
sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi. PMS memang kumpulan gejala
akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur
dari ovarium) dan haid. Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai
beberapa hari setelah selesai haid.
5.1 Etiologi
Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan
antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan
progesteron. Teori lain bilang, karena hormon estrogen yang berlebihan. Para peneliti
melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan
genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan
pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain, itu berhubungan dengan gangguan
perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.
5.3 Pencegahan
a) Kurangi Stres
Perhatikan jadwal kerja Anda, apakah saat ini Anda dikejar tenggang waktu soal
pekerjaan Anda. Bila saja Anda perhatikan, adanya stres kerja ini dapat membuat
menstruasi Anda terlambat.
Tidak sebanyak yang Anda pikirkan
Anda tidak perlu takut kehilangan jumlah darah terlalu banyak. Secara rata-rata, setiap
bulannya seorang wanita hanya kehilangan sekitar 3 ons darah.
6.1.1 DEFINISI
Penyakit Radang Panggul (Salpingitis, PID, Pelvic Inflammatory Disease) adalah suatu
peradangan pada tuba falopii (saluran menghubungkan indung telur dengan rahim).
Peradangan tuba falopii terutama terjadi pada wanita yang secara seksual aktif.
Resiko terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD.
6.1.2 PENYEBAB
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui vagina dan
bergerak ke rahim lalu ke tuba falopii.
90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan terjadinya penyakit menular
seksual (misalnya klamidia, gonore, mikoplasma, stafilokokus, streptokokus).
Infeksi ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama, setelah menopause maupun
selama kehamilan.
Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk ke
dalam tubuh setelah prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan IUD, persalinan,
keguguran, aborsi dan biopsi endometrium).
6.1.3. GEJALA
Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi.
Penderita merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan
disertai oleh mual atau muntah.
Biasanya infeksi akan menyumbat tuba falopii. Tuba yang tersumbat bisa membengkak
dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi
yang tidak teratur dan kemandulan.
Infeksi bisa menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan
parut dan perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ-organ perut serta
menyebabkan nyeri menahun.
Di dalam tuba, ovarium maupun panggul bisa terbentuk abses (penimbunan nanah).
Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera memburuk dan
penderita bisa mengalami syok.
Lebih jauh lagi bisa terjadi penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.
6.1.4 DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Dilakukan pemeriksaan panggul dan perabaan perut.
6.1.5 PENGOBATAN
PID tanpa komplikasi bisa diobati dengan antibiotik dan penderita tidak perlu dirawat.
Jika terjadi komplikasi atau penyebaran infeksi, maka penderita harus dirawat di rumah
sakit.
Antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) lalu diberikan per-oral
(melalui mulut).
Jika tidak ada respon terhadap pemberian antibiotik, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Pasangan seksual penderita sebaiknya juga menjalani pengobatan secara bersamaan dan
selama menjalani pengobatan jika melakukan hubungan seksual, pasangan penderita
sebaiknya menggunakan kondom.
6.2 UNWANTED PREGNANCY DAN ABORSI
Aborsi yang tidak aman adalah penghentian kehamilan yang tidak diinginkan yang dilakukan
oleh tenaga yang tidak terlatih, atau tidak mengikuti prosedur kesehatan atau kedua-duanya
(Definisi WHO). Dari 46 juta aborsi/tahun, 20 juta dilakukan dengan tidak aman, 800 wanita
diantaranya meninggal karena komplikasi aborsi tidak aman dan sekurangnya 13 persen
kontribusi Angka Kematian Ibu Global.
Aborsi mungkin sudah menjadi kebutuhan karena alasan di atas, namun karena adanya
larangan baik hukum maupun atas nama agama, menimbulkan praktek aborsi tidak aman
meluas. Penelitian pada 10 kota besar dan 6 kabupaten memperlihatkan 53 % Jumlah aborsi
terjadi di kota, padahal penduduk kota 1,36 kali lebih kecil dari pedesaan, dan pelayan aborsi
dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih terdapat di 16 % titik pelayanan aborsi di kota oleh
dukun bayi dan 57 % di Kabupaten. Kasus aborsi yang ditangani dukun bayi sebesar 11 % di
kota dan 70 % di Kabupaten dan dari semua titik pelayanan 54 % di kota dan 85 % di
Kabupaten dilakukan oleh swasta/ pribadi (PPKLP-UI, 2001).
Menurut Eastmen abortus adalah terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup
hidup sendiri di luar uterus, karena masih dalam usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Sama
halnya dengan Jefflot memberikan definisi abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi
sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by llaous.
Secara umum pengertian abortus provokatus kriminalis adalah suatu kelahiran dini sebelum
bayi itu pada waktunya dapat hidup sendiri di luar kandungan. Pada umumnya janin yang
keluar itu sudah tidak bernyawa lagi. Sedangkan secara yuridis abortus provokatus kriminalis
adalah setiap penghentian kehamilan sebelum hasil konsepsi dilahirkan, tanpa
memperhitungkan umur bayi dalam kandungan dan janin dilahirkan dalam keadaan mati atau
hidup.
6.2.7 Jenis-jenis Aborsi Abortus spontaneus
Adalah aborsi yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medicinalis
semata-mata disebabkan oleh faktor alamiah. Rustam Mochtar dalam Muhdiono
menyebutkan macam-macam aborsi spontan:
a. Abortus completes (keguguran lengkap) artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan sehingga
rongga rahim kosong.
b. Abortus inkompletus (keguguran bersisa) artinya hanya ada sebagian dari hasil konsepsi
yang dikeluarkan yang tertinggal adalah deci dua dan plasenta
c. Abortus iminen, yaitu keguguran yang membakat dan akan terjadi dalam hal ini keluarnya
fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan anti pasmodica
d. Missed abortion, keadan di mana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam rahim dan
tidak dikeluarkan selama dua bulan atau lebih.
e. Abortus habitualis atau keguguran berulang adalah keadaan dimana penderita mengalami
keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
f. Abortus infeksious dan abortus septic, adalah abortus yang disertai infeksi genital.
Kehilangan janin tidak disengaja biasanya terjadi pada kehamilan usia muda (satu sampai
dengan tiga bulan). Ini dapat terjadi karena penyakit antara lain: demam; panas tinggi; ginjal,
TBC, Sipilis atau karena kesalahan genetik. Pada aborsi spontan tidak jarang janin keluar dalam
keadaan utuh.
Terapi penggantian hormon (HRT) adalah suatu sistem pengobatan medis untuk
operasi menopause, perimenopause dan tingkat yang lebih rendah postmenopause wanita.
Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa perawatan dapat mencegah ketidaknyamanan yang
disebabkan oleh sirkulasi berkurang estrogen dan progesteron hormon . Ini melibatkan
penggunaan satu atau lebih suatu kelompok obat yang dirancang untuk meningkatkan kadar
hormon buatan. Jenis utama dari hormon estrogen yang terlibat, progesteron atau progestin ,
dan kadang-kadang testosteron . Hal ini sering disebut sebagai "pengobatan" daripada terapi.
HRT tersedia dalam berbagai bentuk. Hal ini biasanya menyediakan dosis rendah satu
atau lebih estrogen, dan sering juga menyediakan baik progesteron atau analog kimia, yang
disebut progestin. Testosteron juga dapat dimasukkan. Pada wanita yang telah mengalami
histerektomi , suatu senyawa estrogen biasanya diberikan tanpa progesteron apapun, terapi
yang disebut sebagai "terapi estrogen terlindung". HRT dapat disampaikan ke tubuh melalui
patch, tablet, krim, troches, IUD , cincin vagina , gel atau, lebih jarang, dengan suntikan. Dosis
sering bervariasi siklis, dengan estrogen diambil harian dan progesteron atau progestin diambil
selama sekitar dua minggu setiap bulan atau dua metode yang disebut "berurutan gabungan
HRT" atau scHRT. Sebuah metode alternatif, dosis konstan dengan kedua jenis hormon
diminum setiap hari, disebut "HRT gabungan terus menerus" atau ccHRT, dan merupakan
inovasi yang lebih baru. Terkadang sebuah androgen , umumnya testosteron, ditambahkan
untuk mengobati berkurang libido . Ini juga mungkin memperlakukan energi dan membantu
mengurangi osteoporosis setelah menopause.
HRT sering diberikan sebagai bantuan jangka pendek (biasanya satu atau dua tahun,
biasanya kurang dari lima) dari gejala-gejala menopause ( hot flashes , haid tidak teratur,
redistribusi lemak dll). wanita muda dengan kegagalan ovarium prematur atau menopause
bedah dapat menggunakan terapi penggantian hormon selama bertahun-tahun, sampai usia yang
menopause alami akan diharapkan terjadi.
Sikap terhadap HRT berubah pada tahun 2002 setelah pengumuman oleh Women's
Health Initiative dari Institut Kesehatan Nasional bahwa mereka yang menerima perlakuan
(Prempro) di bagian utama dari studi mereka memiliki insiden yang lebih besar dari kanker
payudara , serangan jantung dan stroke . Temuan WHI itu menegaskan kembali dalam studi
nasional yang lebih besar dilakukan di Inggris, yang dikenal sebagai Studi Perempuan Juta .
Sebagai hasil dari temuan ini, jumlah wanita yang menggunakan terapi hormon turun drastis.
Sebagai hasil dari temuan ini, Women's Health Initiative merekomendasikan bahwa wanita
dengan normal ketimbang menopause pembedahan harus mengambil dosis layak terendah HRT
untuk waktu sesingkat mungkin untuk menghindari risiko tersebut.
A. PENGERTIAN
b. Narkotika : zat atau obat yang berasal dr tanaman atau bukan tanaman yg dapat
menyebabkan penurunan / perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan
c. Psikotropika : zat atau obat baik alamiah atau sintetik bukan narkotika yg berkhasiat
psikoaktif melalui susunan syaraf pusat yg menyebabkan perubahan khas pd
aktivitas mental dan prilaku.
c. Narkotika golingan III : narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan & tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan, missal : Codein
a. Depresan : jenis zat berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini
membuat pemakai merasa fly, bahkan tertidur, tidak sadar diri. Misal : opium,
morfin, heroin, codein, dan sedative
a. Faktor Individu
Penyakit jasmaniah
c. Faktor lingkungan
Lingkungan keluarga : tidak harmonis, komunikasi antara ortu dan ank krg
efektif, ortu otoriter, keluarga terlalu permisisf.
F. TINGKAT PEMAKAIAN
a. Eksperimen use : sekedar mencoba-coba dan memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian
akan berhenti tp ada juga yg meneruskan.
c. Situasional use : memakai zat pada saat tertentu saja ( saat sedih, kecewa, tegang)
dan bertujuan menghilangkan perasaan.
G. DAMPAK PENYALAHGUNAAN
a. KOmplikasi medic : akibat zat itu sendiri 9 kokain : anemia, malnutrisi, kehilangan
BB, opioida : kemandulan, gangguan haid, impotensi, Kafein : gastritis, sakit
jantung dan hipertensi, Nikotin : kanker paru, bronchitis, bronkiektosis), akibat
bahan campuran tau pelarut akibat cara pemakaian jarum suntik yg tidak steril,
akibat pertolongan yg salah, akibat cara hidup kurang bersih.
H. UPAYA PENCEGAHAN
b. Melalui sekolah : lokasi sekolah tdk berada pada tempat rawan, hubungan guru
murid baik, disiplin, proses belajar mengajar bentuk siswa mandiri, konseling bagi
mahasiswa bermasalh, libatkan partisipasi siswa dalam program pencegahan
NAPZA melalui :
Lembaga keagamaan
LSM
Kawan bukan pengguna
10.6 UPAH
Berdasarkan Konferensi Wanita sedunia ke IV di Beijing pada tahun 1995 dan Koperensi
Kependudukan dan Pembangunan di Cairo tahun 1994 sudah disepakati perihal hak-hak
reproduksi tersebut. Dalam hal ini (Cholil,1996) menyimpulkan bahwa terkandung empat hal
pokok dalam reproduksi wanita yaitu :
Adapun definisi tentang arti kesehatan reproduksi yang telah diterima secara internasional
yaitu : sebagai keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang
berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi. Selain itu juga disinggung hak
produksi yang didasarkan pada pengakuan hak asasi manusia bagi setiap pasangan atau
individu untuk menentukan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah anak,
penjarakan anak, dan menentukan kelahiran anak mereka.
10.6 UPAH
Upah yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap sebagai harga dari
tenaga yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan produksi. Sehubungan dengan hal itu
maka upah yang diterima pekerja dapat dibedakan dua macam yaitu:
1. Upah Nominal, yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang yang diterima
secara rutin oleh para pekerja.
2. Upah Riil , adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh para pekerja jika
ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur berdasarkan banyaknya barang dan jasa
yang bisa didapatkan dari pertukaran tersebut.
Upah menurut kodrat adalah upah yang cukup untuk pemeliharaan hidup pekerja
dengan keluarganya.
Di pasar akan terdapat upah menurut harga pasar adalah upah yang terjadi di pasar
dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Upah harga pasar akan berubah di
sekitar upah menurut kodrat.
Oleh ahli-ahli ekonomi modern, upah kodrat dijadikan batas minimum dari upah kerja.
Teori upah ini dikemukakan oleh Ferdinand Lassalle. Penerapan sistem upah kodrat
menimbulkan tekanan terhadap kaum buruh, karena kita ketahui posisi kaum buruh dalam
posisi yang sulit untuk menembus kebijakan upah yang telah ditetapkan oleh para
produsen. Berhubungan dengan kondisi tersebut maka teori ini dikenal dengan istilah
“Teori Upah Besi”. Untuk itulah Lassalle menganjurkan untuk menghadapi kebijakan
para produsen terhadap upah agar dibentuk serikat pekerja.
Teori upah ini dikemukakan oleh John Stuart Mill. Menurut teori ini tinggi upah
tergantung kepada permintaan dan penawaran tenaga kerja. Sedangkan penawaran tenaga
kerja tergantung pada jumlah dana upah yaitu jumlah modal yang disediakan perusahaan
untuk pembayaran upah. Peningkatan jumlah penduduk akan mendorong tingkat upah yang
cenderung turun, karena tidak sebanding antara jumlah tenaga kerja dengan penawaran tenaga
kerja.
Menurut kaum Utopis (kaum yang memiliki idealis masyarakat yang ideal) tindakan para
pengusaha yang memberikan upah hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum,
merupakan suatu tindakan yang tidak “etis”. Oleh karena itu sebaiknya para pengusaha selain
dapat memberikan upah yang layak kepada pekerja dan keluarganya, juga harus memberikan
tunjangan keluarga. Pendapatan adalah nilai maksimal yang dapat dikonsumsi oleh seseorang
dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti
keadaan semula, pendapatan merupakan balas jasa yang diberikan kepada pekerja atau buruh
yang punya majikan tapi tidak tetap.
1. Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan
dengan fungsi reproduksinya
3. Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas
namakan “pembangunan” seperti program KB, dan pengendalian jumlah penduduk.
4. Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional
diantaranya IndonesiaBeijing dan Kairo). menyepakati hasil-hasil Konferensi
mengenai kesehatan reproduksi dan kependudukan (
Ø Pembatasan kecacatan
Pencegahan tersier
Ø Pemulihan kesehatan
Kegiatan pada masing-masing tingkat pencegahan :
1. Peningkatan Kesehatan (health promotion)
a. Perbaikan dan peningkatan gizi
b. Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan perorangan
c. Perbaikan higiene & sanitasi lingkungan seperti : penyediaan air bersih, perbaikan dan
penyediaan tempat pembuangan sampah dan perumahan sehat
d. Pendidikan kesehatan terhadap masyarakat
e. Olah raga secara teratur
f. Kesempatan memperoleh hiburan yang sehat untuk kemungkinan perkembangan
kesehatan mental & sosial
g. Nasehat & perkawinan serta pendidikan seks yang bertanggung jawab
2. Perlindungan Umum dan Khusus Terhadap Penyakit2 Tertentu (spesifik protection)
a. Memberi perlindungan khusus terhadap suatu penyakit
Misal : penggunaan kondom untuk mencegah HIV/AIDS, penggunaan sarung tangan &
masker saat bekerja sebagai tenakes
b. Isolasi terhadap penyakit menular
c. Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat umum & di tempat kerja.
d. Perlindungan terhadap bahan2 yg bersifat karsinogenik, bahan racun maupun alergi
e. Pengendalian sumber2 pencemaran
3. Menegakkan Diagnosa Secara Dini dan Pengobatan yang Cepat dan Tepat ( early
diagnosis and promotion)
a. Mencari kasus sedini mungkin (case finding)
b. Melakukan pemeriksaan kesehatan umum secara rutin
c. Pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu sprt penyakit kusta, TBC
d. Meningkatakan keteraturan pengobatan terhadap penderita (case holding)I
e. Mencari orang2 yg pernah berhubungan dgn penderita penyakit menular (contact
person)
f. Pemberian pengobatan yg tepat pada setiap permulaan kasus.
4. Pembatasan Kecacatan (disability limitation)
a. Kurangnya kesadaran masy tentang kesehatan shg masy tidak melanjutkan pengobatan
scr tuntas shg dapat menyebabkan terjadi cacat atau ketidakmampuan.
Misal : penganan secara tuntas pd kasus infeksi organ reproduksi untuk mencegah
terjadinya infertilitas.
b. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan &
perawatan yang lebih intensif
c. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
5. Pemulihan Kesehatan (rehabilitation)
a. Penkes perlu bukan hanya untuk orang yang cacat tapi juga untuk masyarakat.
Misal ; Pusat rehabilitasi bagi korban kekerasan, rehabilitasi PSK, dan korban narkoba
b. Mengembangkan lembaga rehabilitasi dgn mengikutsertakan masyarakat
c. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dgn memberikan dukungan
moral tidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
d. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi social sehingga setiap penderita yang telah
cacat mampu mempertahankan diri.
e. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seorang setelah ia
sembuh dari suatu penyakit.
13. INDIKATOR STATUS KESEHATAN WANITA
13.1 USIA HARAPAN HIDUP
Pengertian Usia harapan Hidup
Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di dunia. Usia harapan hidup
perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Harapan hidup penduduk Indonesia mengalami
peningkatan jumlah dan proporsi sejak 1980. Harapan hidup perempuan adalah 54 tahun pada 1980,
kemudian 64,7 tahun pada 1990, dan 70 tahun pada 2000.
Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa implikasi bertambahnya jumlah
lansia. Berdasarkan data, wanita Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini semakim
meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah itu sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk
usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup diiringi membaiknya derajat kesehatan masyarakat.
1. Hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama
Penyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung dari beberapa faktor: (Prof.
Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor)
- Pola Makan
- Penyakit bawaan dari lahir: mereka yang diberi berkah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menjalani
hidup lebih panjang adalah orang-orang yang terkait dengan rendahnya penyakit degeneratif. Yaitu
penyakit-penyakit yang mengancam kehidupan manusia, seperti penyakit kanker, jantung koroner,
diabetes dan stroke.
- Lingkungan Tempat Tinggal
- Strees Atau Tekanan
C. Faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia harapan hidup.
1. Gizi
Melewati kehidupan di dunia hingga usia 100 tahun mungkin menjadi harapan sebagian manusia.
Mereka berpendapat bahwa dengan semakin panjang umur semakin banyak hal-hal yang dapat
dilakukan, terlepas itu perbuatan yang baik maupun buruk. Penyebab panjangnya umur manusia, diluar
soal takdir tentunya, tergantung dari beberapa faktor. Tapi yang paling berpengaruh adalah pola makan.
Mereka yang mempunyai kesempatan untuk menikmati hidup lebih lama ini adalah orang-orang yang
sangat memperhatikan pola makannya. “Mereka mengurangi konsumsi kalori ke dalam tubuhnya.
Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor:
- Orang-orang lanjut usia ini mulai mengurangi konsumsi kalori dengan hanya memakan kacang-
kacangan (kedelai), makan ikan dan minum teh hijau maupun teh hitam.
- Melakukan puasa seperti yang dilakukan umat Islam pada bulan Ramadhan.
- Melakukan diet terhadap jenis makanan goreng-gorengan, selain juga mengurangi porsi makan sehari-
hari.
- Pada awal usia 50 tahunan, disaat proses metabolisme tubuh sudah mulai lambat, mereka banyak
makan makanan yang mengandung zat anti oksidan yang bermanfaat bagi tubuh.
- Makan ikan yang mengandung zat omega 3 yang sangat tinggi, yang dapat mengurangi kolesterol
dalam tubuh.
- Mereka juga memangkas konsumsi protein dan lemak dalam tubuh, dengan cara mengurangi makanan
yang mengandung lemak dan protein hewani, seperti telor, susu, daging, keju, dsb.
- Menyarankan agar para manula tersebut mulai kembali ke makanan ‘back to nature’ atau kembali ke
alam. Diantaranya degan cara mengkonsumsi makanan tanpa dimasak atau menjadi seorang vegetarian.
1. Merokok
Merokok mengurangi usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Atau kalau anda tidak merokok berarti
menambah usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Demikian antara lain hasil penelitian selama 50 tahun
di Inggris mengenai dampak merokok terhadap kesehatan. Hasil penelitian yang dimuat di Jurnal
Kesehatan Inggris ini menunjukkan, terdapat 20 penyakit yang terkait dengan kebiasaan merokok.
Penelitian terlama tentang dampak merokok terhadap kesehatan menunjukkan bahwa rata-rata
perokok meninggal dunia 10 tahun lebih cepat dibanding mereka yang tidak merokok. Penelitian ini
dimulai 50 tahun lalu ketika untuk pertama kalinya muncul kaitan antara merokok dan kanker paru-
paru. Temuan ini sangat penting untuk mendorong orang berhenti merokok. Penelitian ini melibatkan
sekitar 35 ribu dokter di Inggris yang lahir antara tahun 1900 dan 1930. Para ilmuwan memantau
kebiasaan merokok mereka selama lebih dari 50 tahun. Dan data paling akhir menunjukkan resiko yang
ada jauh lebih besar dari perkiraan awal.
Sir Richard Peto, yang terlibat dalam penelitian ini hampir selama 40 tahun mengatakan, temuan yang
ada menunjukkan berhenti merokok akan meningkatkan kuantitas dan kualitas hidup. “Bahkan setelah
20 tahun, bila anda berhenti merokok, anda bisa menghindari sembilan dari 10 resiko yang ada. Jika
anda berhenti merokok setelah 10 tahun, anda bisa terbebas dari hampir semua resiko yang ada.
Masalahnya adalah begitu orang merokok, susah untuk menghentikan kebiasaan itu. Banyak orang yang
mengaku tak bisa berhenti merokok,” katanya.
Mereka yang berhenti merokok pada usia 60 tahun, bisa meningkatkan harapan hidup selama tiga
tahun. Sementara bila seseorang berhenti merokok pada usia 30 tahun, berbagai dampak negatif
terhadap kesehatan bisa diminimalkan.
Ada sekitar 20 penyakit yang terkait dengan merokok ini, antara lain penyakit jantung, stroke, dan
berbagai macam kanker. Di negara berkembang dewasa ini, semakin banyak orang merokok. Sejak
penelitian ini dilakukan, diperkirakan 100 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat merokok.
“Kematian itu disebabkan merokok telah dibuktikan sebagai penyebab berbagai penyakit saluran
pernapasan seperti penyakit paru obstruktif menahun, kanker paru, dan diyakini merupakan faktor
resiko untuk penyakit jantung, stroke, dan berbagai penyakit kronis lain”.
1. Menapause
Keberhasilan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan telah meningkatkan status kesehatan
dan gizi masyarakat antara lain meningkatnya umur harapan hidup (UHH) di Indonesia dari tahun ke
tahun. Disamping itu terjadi pula pergeseran umur menopause dari 46 tahun pada tahun 1980 menjadi
49 tahun pada tahun 2000.
Jumlah dan proporsi penduduk perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan memasuki
usia menopause dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan
Sensus Penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia diatas 50 tahun baru mencapai 15,5 juta orang
atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun 2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30,0
juta atau 11,5% dari total penduduk.
Pada usia 50 tahun, perempuan memasuki masa menopause sehingga terjadi penurunan atau hilangnya
hormon estrogen yang menyebabkan perempuan mengalami keluhan atau gangguan yang seringkali
mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya. Padahal estrogen
tersebut mempunyai manfaat yang beragam, sehingga menurunnya produksi hormon akan berpengaruh
terhadap beberapa perubahan penting dalam tubuh.
Apa saja gejala-gejala awal yang menandakan kurangnnya kadar estrogen ?
- Wajah kemerahan
- Keringat pada malamm hari
- Rasa sakit dan nyeri (nyeri tulang dan sendi)
- Kekeringan didaerah vagina
- Masalah kandung kemih
- Hubungan seksual yang menimbulkan rasa nyeri
- Kulit kering
- Gangguan tidur
- Emosi yang mudah berubah-rubah
- Perdarahan menstruasi yang tidak teratur
- Gejolak panas di dada dan muka (hot flushes)
- Sakit kepala
- Mudah pingsan
- Depresi
- Daya ingat menurun
- Sulit konsentrasi
- Penyakit jangka panjang seperti tulang keropos (osteoporosis), jantung koroner, stroke, kanker usus
besar.
Anda dapat mengukur kadar estrogen dengan berkonsultasi pada dokter yang akan melakukan
pemeriksaan darah sederhana. Bila anda telah mengetahui penyebab timbunya gejala-gejala tersebut,
anda dapat memulai usaha untuk mengatasinya.
Mengatasi menopause, degan Terapi penggantian hormon (TPH) bertujuan untuk mengganti hormon
yang mulai menghilang agar efek-efek menopause dapat diatasi. Berkonsultasi pada ahli kandungan
untuk membantu anda mempertimbangkan risiko TPH dan menemukan penanganan yang paling tepat
untuk anda. Walupun efek samping yang akan muncul telah diketahui, kini anda bias mendapatkan
pengobatan yang disesuaikan dengan keadaan anda untuk menghilangkan atau memperkecil efek
samping. Ingat bahwa setiap wanita adalah berbeda.
Olahraga merupakan hal yang penting, tidak saja untuk kesehatan umum anda, tetapi juga memperbaiki
densitas/kepadatan tulang anda dan menghilangkan gejala-gejala menopause.
- Diet tradisional Asia tampaknya memberi keuntungan yang penting. Diet Asia ini:
- mengandung kurang dari 20% kalori yang berasal dari lemak
- Membatasi masukan daging
- Kaya akan berbagai macam buah, sayur serta kacang-kacangan
- Memasukan menu dari tahu atau olahan kedelai paling tidak sekali sehari. (Produk olahan kedelai
mengandung fitoestrogen, yang merupakan sebuah tipe hormon tanaman yang diyakini bermanfaat
bagi menopause. Namun demikian, preparat tersebut belum terbukti keuntungannya untuk mengatasi
osteoporosis dan efek kardiovaskuler akibat menopause.
- Hindari fakor-faktor yang memicu gejala-gejala menopause anda.kemerahan pada wajah dapat di picu
oleh makanan nyang panas atau pedas. Alkohol, kafein dan gula juga dapat memicu kemerahan pada
wajah.
- Krim vagina dan jel dapat di gunakan untuk mengurangi kekeringan dan rasa gatal pada vagina..
Preparattersebut juga dapat di gunakan pada saat berhubungan seksual, untuk mengurangi rasa sakit
1. Osteorosis
Seiring meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia, masalah osteoporosis/tulang keropos perlu
mendapat perhatian serius. Semakin tua seseorang, semakin mudah terserang osteoporosis.
Orang lanjut usia merupakan sasaran paling rapuh untuk terkena osteoporosis. Ketika perempuan
mencapai usia 80 tahun, ia mengalami resiko 40% mengalami 1 atau lebih patah tulang belakang. Data
dunia juga menyebutkan satu dar tiga wanita beresiko terkena osteoporosis.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses reproduksi harus didahului oleh
hubungan seksual, tujuan utama program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan
ksesadaran kemandiriaan wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya,
termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi, yang
pada akhirnya menuju penimgkatan kualitas hidupnya.
Daftar pustaka
9. www.kespro.info/hak-hakreproduksi