Professional Documents
Culture Documents
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
ZAINI YAZID HARAHAP
220708417
PENDAHULUAN
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan
yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga
merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang
sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih
dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelu
m
reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri
dan
kita hidup bersosialisasi dengan oranglain. Jangan sampai kita melakukan pelangg
aran HAM terhadap orang lain dalam usahaperolehan atau pemenuhan HAM pada diri k
ita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang
HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.
KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu
hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang
lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam
sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai
dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan
sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili da
lam
pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui huk
um acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
Dari pembahasan di atas mengenai hak kebebasan beragama yang diatur dalam UDHR d
an DK, maka dapat diambil beberapa simpulan:
1) Sangat sulit untuk mencari pengertian hak asasi manusia yang komprehensif. Ha
l ini dikarenakan bahwa hak asasi manusia itu memiliki beragam dimensi dan fakto
r. Secara normatif belum ada sebuah instrumen hukum internasional yang memberika
n sebuah definisi tentang agama. Menurut Commission on Human Rights PBB, definis
i agama adalah: sebuah penjelasan tentang makna hidup dan bagaimana menjalankan
hidup tersebut. Sebuah agama sekurang-kurangnya harus memiliki sebuah keyakinan,
cara beribadah dan pemujaan. Definisi hak kebebasan beragama secara normatif te
rdapat dalam Deklarasi Universal HAM 1948 (Universal Declaration of Human Rights
/ UDHR) dan Deklarasi Kairo 1990. Definisi hak kebebasan beragama dalam UDHR men
gatur tentang hak untuk beragama, hak untuk berpindah agama, hak untuk menjalank
an perintah agamanya secara sendiri maupun berkelompok baik di tempat umum atau
pribadi sedangkan dalam Deklarasi Kairo juga mengakui kebebasan memilih dan meme
luk suatu agama apapun dengan larangan tidak boleh keluar dari Islam dan menjadi
Atheis bagi seorang muslim.
2) Kebebasan beragama dalam UDHR diatur di dalam Pasal 18 UDHR. Menurut Pasal 18
UDHR kebebasan beragama adalah: hak untuk beragama, hak untuk berpindah agama,
hak untuk menjalankan perintah agamanya secara sendiri maupun berkelompok baik d
i tempat umum atau pribadi. Kebebasan beragama merupakan salah satu hak yang dia
tur dalam DK. Pengaturan kebebasan beragama terdapat dalam Pasal 10 DK. Pasal te
rsebut menjelaskan tentang larangan Islam terhadap pemaksaan dalam beragama, lar
angan untuk berpindah agama dan larangan untuk menjadi atheis. Pengaturan hak ke
bebasan beragama yang terdapat dalam UDHR dan DK memiliki beberapa persamaan dan
perbedaan. Persamaannya adalah kedua instrumen tersebut mengatur tentang hak ke
bebasan beragama. Selain itu kedua instrumen tersebut juga memberikan definisi t
entang hak kebebasan beragama. Perbedaannya adalah pengaturan hak kebebasan bera
gama dalam UDHR tidak berdasarkan pada agama, kebudayaan dan ideologi tertentu,
melainkan berdasarkan prinsip-prinsip umum yang diakui oleh masyarakat internasi
onal. Sedangkan pengaturan hak kebebasan beragama dalam DK hanya berdasarkan pad
a sebuah agama tertentu yaitu: Islam. Perbedaan yang lain adalah definisi hak ke
bebasan beragama, dalam UDHR hak kebebasan beragama mengatur tentang hak untuk m
emilih agama atau keyakinan tertentu, hak untuk berpindah agama, hak untuk menja
lankan perintah agama secara sendiri maupun berkelompok dan di tempat umum atau
pribadi. Sedangkan dalam DK hak kebebasan beragama mengatur tentang larangan unt
uk memaksakan seseorang untuk memilih agama dan kepercayaan tertentu, larangan u
ntuk berpindah agama, larangan menjadi atheis.