Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
SASIWI SAKTI OKTAVIANI
N.I.M 08.12000.000019
Terima kasih,
Penyusun
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan Internet yang semakin hari semakin meningkat baik teknologi dan
penggunaannya, membawa banyak dampak baik positif maupun negatif. Tentunya
untuk yang bersifat positif kita semua harus mensyukurinya karena banyak manfaat
dan kemudahan yang didapat dari teknologi ini, misalnya kita dapat melakukan
transaksi perbankan kapan saja dengan e-banking, e-commerce juga membuat kita
mudah melakukan pembelian maupun penjualan suatu barang tanpa mengenal
tempat. Mencari referensi atau informasi mengenai ilmu pengetahuan juga bukan
hal yang sulit dengan adanya e-library dan banyak lagi kemudahan yang
didapatkan dengan perkembangan Internet. Tentunya, tidak dapat dipungkiri bahwa
teknologi Internet membawa dampak negatif yang tidak kalah banyak dengan
manfaat yang ada. Internet membuat kejahatan yang semula bersifat konvensional
seperti pengancaman, pencurian dan penipuan kini dapat dilakukan dengan
menggunakan media komputer secara online dengan risiko tertangkap yang sangat
kecil oleh individu maupun kelompok dengan akibat kerugian yang lebih besar baik
untuk masyarakat maupun negara disamping menimbulkan kejahatan-kejahatan
baru.
Banyaknya dampak negatif yang timbul dan berkembang, membuat suatu
paradigma bahwa tidak ada komputer yang aman kecuali dipendam dalam tanah
sedalam 100 meter dan tidak memiliki hubungan apapun juga. David Logic
berpendapat tentang Internet yang diibaratkan kehidupan jaman cowboy tanpa
kepastian hukum di Amerika.
Seperti seorang hacker dapat masuk ke dalam suatu sistem jaringan perbankan
untuk mencuri informasi nasabah yang terdapat di dalam server mengenai data
base rekening bank tersebut, karena dengan adanya e-banking jaringan tersebut
dapat dikatakan terbuka serta dapat diakses oleh siapa saja. Kalaupun pencurian
data yang dilakukan sering tidak dapat dibuktikan secara kasat mata karena tidak
ada data yang hilang tetapi dapat diketahui telah diakses secara illegal dari sistem
yang dijalankan. Tidak kurang menghebohkannya adalah beredarnya gambar-
gambar porno hubungan seksual/pornografi, misalnya antara seorang bintang
sinetron Sukma Ayu dan Bjah, penyanyi yang sedang naik daun. Gambar-gambar
tersebut beredar secara luas di Internet baik melalui e-mail maupun dalam tampilan
website yang dapat disaksikan oleh siapa saja secara bebas. Pengungkapan
kejahatan ini masih sangat kecil sekali, dikarenakan banyak kendala dan hambatan
yang dihadapi dalam upaya pengungkapannya. Saat ini, bagi mereka yang senang
akan perjudian dapat juga melakukannya dari rumah atau kantor hanya dengan
mengakses situs www.indobetonline.com atau www.tebaknomor.com dan banyak
lagi situs sejenis yang menyediakan fasilitas tersebut dan memanfaatkan fasilitas
Internet banking untuk pembayarannya. E-commerce tidak sedikit membuka
peluang bagi terjadinya tindak pidana penipuan, seperti yang dilakukan oleh
sekelompok pemuda di Medan yang memasang iklan di salah satu website terkenal
“Yahoo” dengan seolah – olah menjual mobil mewah Ferrary dan Lamborghini
dengan harga murah sehingga menarik minat seorang pembeli dari Kuwait.
Perbuatan tersebut dapat dilakukan tanpa adanya hubungan terlebih dahulu antara
penjual dan pembeli, padahal biasanya untuk kasus penipuan terdapat hubungan
antara korban atau tersangka.
, masih banyak lagi kejahatan yang memanfaatkan Internet. Tentunya masih hangat
dalam pikiran kita saat seorang hacker bernama Dani Hermansyah, pada tanggal 17
April 2004 melakukan deface dengan mengubah nama – nama partai yang ada
dengan nama- nama buah dalam website www.kpu.go.id, yang mengakibatkan
berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap Pemilu yang sedang berlangsung
pada saat itu. Dikhawatirkan, selain nama – nama partai yang diubah bukan tidak
mungkin angka-angka jumlah pemilih yang masuk di sana menjadi tidak aman dan
dapat diubah, padahal dana yang dikeluarkan untuk sistem teknologi informasi
yang digunakan oleh KPU sangat besar sekali. Untung sekali bahwa apa yang
dilakukan oleh Dani tersebut tidak dilakukan dengan motif politik, melainkan
hanya sekedar menguji suatu sistem keamanan yang biasa dilakukan oleh kalangan
underground (istilah bagi dunia Hacker). Terbukti setelah melakukan hal tersebut,
Dani memberitahukan apa yang telah dilakukannya kepada hacker lain melalui
chat room IRC khusus Hacker sehingga akhirnya tertangkap oleh penyidik dari
Polda Metro Jaya yang telah melakukan monitoring di chat room tersebut. Deface
disini berarti mengubah atau mengganti tampilan suatu website. Pada umumnya,
deface menggunakan teknik Structured Query Language (SQL) Injection. Teknik
ini dianggap sebagai teknik tantangan utama bagi seorang hacker untuk menembus
jaringan karena setiap jaringan mempunyai sistem keamanan yang berbeda-beda
serta menunjukkan sejauh mana kemampuan operator jaringan, sehingga apabila
seorang hacker dapat masuk ke dalam jaringan tersebut dapat dikatakan
kemampuan hacker lebih tinggi dari operator jaringan yang dimasuki.
Dengan demikian maka terlihat bahwa kejahatan ini tidak mengenal batas wilayah
(borderless) serta waktu kejadian karena korban dan pelaku sering berada di negara
yang berbeda. Semua aksi itu dapat dilakukan hanya dari depan komputer yang
memiliki akses Internet tanpa takut diketahui oleh orang lain/ saksi mata, sehingga
kejahatan ini termasuk dalam Transnational Crime/ kejahatan antar negara yang
pengungkapannya sering melibatkan penegak hukum lebih dari satu negara.
Mencermati hal tersebut dapatlah disepakati bahwa kejahatan IT/ Cybercrime
memiliki karakter yang berbeda dengan tindak pidana umum baik dari segi
pelaku, korban, modus operandi dan tempat kejadian perkara sehingga butuh
penanganan dan pengaturan khusus di luar KUHP. Perkembangan teknologi
informasi yang demikian pesatnya haruslah di antisipasi dengan hukum yang
mengaturnya dimana kepolisian merupakan lembaga aparat penegak hukum yang
memegang peranan penting didalam penegakan hukum, sebab tanpa adanya hukum
yang mengatur dan lembaga yang menegakkan maka dapat menimbulkan
kekacauan didalam perkembangannya. Dampak negatif tersebut menimbulkan
suatu kejahatan yang dikenal dengan nama “CYBERCRIME” yang tentunya harus
diantisipasi dan ditanggulangi. Dalam hal ini Polri sebagai aparat penegak hukum
telah menyiapkan unit khusus untuk menangani kejahatan cyber ini yaitu UNIT V
IT/CYBERCRIME Direktorat II Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.
2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan cybercrime dan modus operandi pelaku ?
2. Sudah berkompentenkah Undang-Undang yang ada saat ini dengan
perkembangan kejahatan dunia maya ?
3. Adakah peran serta masyarakat dalam meningkatkan cyber crime?
4. Bagaimanakah tindakan atau penanggulangan untuk sebisa mungkin
meminimalisir cyber crime ?
3. Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk :
1. Kontribusi Teoritis
Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian lanjutan, dengan
tema yang sama akan tetapi dengan metode dan teknik analisa yang lain,
sehingga dapat dilakukan proses verifikasi demi kemajuan ilmu pengetahuan.
2. Kontribusi Praktis
a. Pemerintah, dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk menentukan
kebijakan atau Undang-Undang yang lebih sesuai dan berhubungan dengan
kejahatan dunia maya, sehingga nantinya dapat mengatasi dan
meminimalisir tindak criminal.
b. Dapat dijadikan referensi untuk Melakukan upaya-upaya pelatihan (training)
bagi para hakim, pejabat dan para penegak hukum mengenai kejahatan
ekonomi dan cyber crime.
c. Menjadikan hasil penelitian ini untuk mengembangkan keamanan system
computer dan jaringan agar terhindar dari pelaku kejahatan dunia maya.
B. TINJAUAN PUSTAKA
C. METODE PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui perkembangan Cyber Crime dan perkembangannya
b. Untuk mengetahui Undang-Undang yang masih berkompeten dengan kejahatan
dunia maya.
c. Untuk mengetahui peran masyarakat dalam perkembangan Cyber Crime
d. Untuk mengetaui tindakan atau penanggulangan untuk meminimalisir tindak
kejahatan dunia maya.
2. Metode Penelitian
Dalam hal ini dilakukan dengan memakai metode penelitian hukum normatif dan
penelitian hukum sosiologis. Dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Penetapan lokasi dan sampel
Penelitian ini akan mengambil sampel atas berbagai referensi yang memuat
tentang kasus-kasus pidana di dunia maya ( Cyber Crime).
b. Pendekatan Studi
Penelitian ini menggunakan pendekatan naturalistik kualitatif dan kuantitatif,
dengan model analisis yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif
yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari data kasus yang telah terjadi.
c. Identifikasi Masalah
Tahap ini merupakan pengumpulan informasi dengan pendekatan terhadap
objek-objek yang akan diteliti. Seberapa besar isu yang timbul dalam
masyarakat tentang itu. Bagaimana respon singkat dari orang-orang yang terkait
ataupun tidak.
d. Observasi dan Survei
Tahap ini merupakan inti dari semua yang dikerjakan pencarian data yang
diharapkan. Dengan cara mencari kasus Cyber Crime yang diteliti, seberapa
banyak data yang diharapkan yang muncul dan dibutuhkan.
e. Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan penghitungan kasar dan pencatatan data yang didapat dari
setiap kasus kejahatan dunia maya.
f. Analisis Data
Analisis data merupakan penghitungan yang dilakukan dengan melakukan
perbandingan dari jumlah yang diteliti ataupun perkembangan data dari yang
pernah diteliti sebelumnya.
g. Evaluasi Data
Tahap pemeriksaan keakuratan data yang sudah dihitung, ketepatan, dan
kelayakan data untuk dijadikan ilmiah yang memenuhi tujuan dan keluaran
serta kegunaan yang diharapkan.
h. Keabsahan Data
Data yang telah terkumpul diuji validitasnya dengan melakukan crosscheck
dengan berbagai sumber data lain dan fakta dilapangan.
i. Penyajian Data
Penyajian data ini merupakan tahap penulisan dan penuangan data dalam
bentuk ilmiah yang dapat dipertangungjawabkan keberadaanya serta
originalitasnya.
j. Penulisan Laporan Penelitian
Tahap ini memberikan sistematika dan kronologis dan hal-hal yang terjadi
dilapangan selama penelitian berlangsung yang disajikan dengan bukti-bukti
penelitian dari gambar dan foto. Kemudian melampirkannya sebagai hasil dari
penelitian.
Lampiran :
JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini akan memakan waktu 3 bulan, dengan jadwal sebagai berikut :
4 Pengumpulan Data
5 Pengolahan Data
6 Ringkasan Eksekutif
(Executive Summary)
DAFTAR PUSTAKA
Kansil, C.S.T., 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Rifai.S.H, Ahmad. 2010 . KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)
Disertai Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia. Jakarta : CV.
Mandar Maju
http://www.duniamaya.org/index.php/security/kejahatan-dunia-maya-cybercrime/
•
http://beckhans.blogspot.com/2009/04/situs-kpu-diacak-hacker-pemilu-2009_15.html
•
http://dilunisme.blogspot.com/2008/12/etika-profesi-cyber-ethic-contoh-kasus.html
•
http://badkiddies.blogspot.com/2008_08_01_archive.html
•
http://ronny-hukum.blogspot.com/
•
http://moduskejahatan.blogspot.com/2008/06/penanggulangan-kejahatan-hacking- di.html
•
http://cybercrime.wordpress.com/