Professional Documents
Culture Documents
Selanjutnya tujuan dari komunikasi adalah seperti yang dikemukakan oleh Dan B. Curtis
dalam buku Komunikasi Bisnis Profesional sebagai berikut :
Memberikan informasi, kepada para klien, kolega, bawahan dan penyelia (supervisor)
Diberi informasi, karena perilaku diberi informasi merupakan bentuk interaksi
komunikasi. Orang atau masyarakat cenderung merasa lebih baik diberi informasi yang
diperlukannya atau yang akan diberi jalan masuk menuju informasi tersebut yang
merupakan bagian dari keadaan percaya dan rasa aman.
Menolong orang lain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun berusaha
memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan.
Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, karena semakin tinggi
kedudukan/status seseorang maka semakin penting meminta orang lain untuk keahlian
teknis sehingga dalam menyelesaikan masalah/membuat keputusan tersebut harus ada
komunikasi untuk meminta data sebagai bahan pertimbangan.
Mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal
yang akan mereka lakukan setelah menerima massege. (1992 : 9)
Sementara itu menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi – dimensi
Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :
Social Change♣ / Social Participation.
Attitude Change.♣
Opinion Change♣
♣ Behaviour Change
a. Menemukan Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan diri (personal discovery) Bila
anda berkomunikasi dengan orang lain, anda belajar mengenai diri sendiri selain juga tentang orang lain.
Kenyataannya, persepsi-diri anda sebagian besar dihasilkan dari apa yang telah anda pelajari tentang diri
sendiri dari orang lain selama komunikasi, khususnya dalam perjumpaan-perjumpaan antarpribadi.
Dengan berbicara tentang diri kita sendiri dengan orang lain kita memperoleh umpan balik yang berharga
mengenai perasaan, pemikiran, dan perilaku kita. Dari perjumpaan seperti ini kita menyadari, misalnya
bahwa perasaan kita ternyata tidak jauh berbeda dengan perasaan orang lain. Pengukuhan positif ini
membantu kita merasa "normal."
Cara lain di mana kita melakukan penemuan diri adalah melalui proses perbandingan sosial, melalui
perbandingan kemampuan, prestasi, sikap, pendapat, nilai, dan kegagalan kita dengan orang lain. Artinya,
kita mengevaluasi diri sendiri sebagian besar dengan cara membanding diri kita dengan orang lain.
Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita
ajak bicara. Tetapi, komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar—dunia yang
dipenuhi objek, peristiwa, dan manusia lain. Sekarang ini, kita mengandalkan beragam media komunikasi
untuk mendapatkan informasi tentang hiburan, olahraga, perang, pembangunan ekonomi, masalah
kesehatan dan gizi, serta produk-produk baru yang dapat dibeli. Banyak yang kita peroleh dari media ini
berinteraksi dengan yang kita peroleh dari interaksi antarpribadi kita. Kita mendapatkan banyak informasi
dari media, mendiskusikannya dengan orang lain, dan akhirnya mempelajari atau menyerap bahan-bahan
tadi sebagai hasil interaksi kedua sumber ini.
b. Untuk berhubungan
Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain (membina dan memelihara
hubungan dengan orang lain). Kita ingin merasa dicintai dan disukai, dan kemudian kita juga ingin
mencintai dan menyukai orang lain. Kita menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi kita untuk
membina dan memelihara hubungan sosial. Anda berkomunikasi dengan teman dekat di sekolah, di kantor,
dan barangkali melalui telepon. Anda berbincang-bincang dengan orangtua, anak-anak, dan saudara anda.
Anda berinteraksi dengan mitra kerja.
c. Untuk meyakinkan Media masa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan
perilaku kita. Media dapat hidup karena adanya dana dari iklan, yang diarahkan untuk mendorong kita
membeli berbagai produk. Sekarang ini mungkin anda lebih banyak bertindak sebagai konsumen
ketimbang sebagai penyampai pesan melalui media, tetapi tidak lama lagi barangkali anda-lah yang akan
merancang pesan-pesan itu—bekerja di suatu surat kabar, menjadi editor sebuah majalah, atau bekerja pada
biro iklan, pemancar televisi, atau berbagai bidang lain yang berkaitan dengan komunikasi. Tetapi, kita
juga menghabiskan banyak waktu untuk melakukan persuasi antarpribadi, baik sebagai sumber maupun
sebagai penerima. Dalam perjumpaan antarpribadi sehari-hari kita berusaha mengubah sikap dan perilaku
orang lain. Kita berusaha mengajak mereka melakukan sesuatu, mencoba cara diit yan baru, membeli
produk tertentu, menonton film, membaca buku, rnengambil mata kuliah tertentu, meyakini bahwa sesuatu
itu salah atau benar, menyetujui atau mengecam gagasan tertentu, dan sebagainya. Daftar ini bisa sangat
panjang. Memang, sedikit saja dari komunikasi antarpribadi kita yang tidak berupaya mengubah sikap atau
perilaku.
d. Untuk bermain Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri.
Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, dan film sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula
banyak dari perilaku komunikasi kita dirancang untuk menghibur orang lain (menceritakan lelucon
mengutarakan sesuatu yang baru, dan mengaitkan cerita-cerita yang menarik). Adakalanya hiburan ini
merupakan tujuan akhir, tetapi adakalanya ini merupakan cara untuk mengikat perhatian orang Iain
sehingga kita dapat mencapai tujuan-tujuan lain.
Tentu saja, tujuan komunikasi bukan hanya ini; masih banyak tujuan komunikasi yang lain. Tetapi keempat
tujuan yang disebutkan di atas tampaknya merupakan tujuan-tujuan yang utama. Selanjutnya tidak ada
tindak komunikasi yang didorong hanya oleh satu faktor; sebab tunggal tampaknya tidak ada dunia ini.
Oleh karenanya, setiap komunikasi barangkali didorong oleh kombinasi beberapa tujuan bukan hanya satu
tujuan.
TINGKATAN KOMUNIKASI
Posted on Februari 21, 2009 by imron rosyidi
Tingkatan Komunikasi dibagi dalam 3 tingkatan.
1. Komunikasi intra personal
2. Komunikasi interpersonal
3. Komunikasi massa
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri, berusaha mengenal
diri sendiri dan segala konsep diri yang melingkupinya, menyanyakan kepada diri sendiri
tentang segala hal yang ingin dia ketahui terkait dengan keinginan, kebutuhan dll.
Metode
Refleksi : menanyakan kepada diri sendiri apakah tujuan hidup sudah tercapai atau
belum, apakah hal yang direncanakan mampu dilaksanakan dengan baik
Renungan : melakukan tanya jawab atau dialog dengan diri sendiri apa yang sudah
dilakukan, apakah hidup sudah seperti yang diinginkan dll
Curhat/diary : menuliskan semua perasaan yang ada dalam hati kedalam bentuk tulisan
privat sehingga bisa direnungi, dianalisa masalah apa yang terjadi dan bagaimana
memecahkan masalah tersebut.
Kontemplasi : berdialog dengan diri sendiri, apakah diri sudah sesuai dengan konsep
yang diterima masyarakat atau belum.
Komunikasi Interpersonal adalah berkomunikasi dengan orang lain secara face to face
maupun dalam kelompok.
Metode
Komunikasi searah : pembicara memberikan sebuah informasi dan pendengar
menyimak informasi tanpa memberikan pertanyaan, argumentasi maupun sanggahan
Komunikasi dua arah : pembicara dan pendengar saling melakukan aksi reciprokal atau
saling berbalasan, saling bertukar peran, pendengar terkadang memberi informasi,
pembicara terkadang mendengarkan
Syarat komunikasi interpersonal yang baik.
Good Listener : mendengarkan orang lain untuk memberi kesempatan mereka
mengungkapkan ide atau pemikiran
Intonasi : beri irama dalam setiap ucapan sehingga kata – kata mampu diserap dan
dicerna oleh pendengar
Empati : memperhatikan respon emosi orang lain, jangan terlalu banyak humor jika
lawan bicara sedang sedih atau sebaliknya.
Humor : menyegarkan hubungan dengan sebuah suasana yang fresh dan tidak terkesan
formal.
Komunikasi Massa : menyampaikan informasi kepada beberapa orang di sebuah situasi
yang sengaja diciptakan.
Syarat
Positioning : menguasai posisi dimana harus berdiri, kapan harus mendekat, kapan harus
menjauh, membuat perubahan posisi di depan, ditengah maupun dibelakang.
Volume Suara : ucapan yang dikeluarkan mampu didengarkan oleh orang – orang dalam
massa tersebut.
Bahasa Tubuh : jangan terlalu banyak mengekplorasi bahasa tubuh yang tidak perlu.
Motivasi : gunakan kata – kata atau bahasa yang inspiratif maupun membangkitkan
motivasi, bahkan dalam suasana belajar mengajar sekalipun, memotivasi orang lain
sekalipun merupakan sebuah hal perlu dipertimbangkan.
Model-Model Komunikasi
MODEL-MODEL KOMUNIKASI
TEORI – TEORI KOMUNIKASI PADA TAHAP AWAL
Menurut Effendy (2003) teori dan model komunikasi yang tampil pada tahun awal sekitar
dekade 1940-an dan 1950-an adalah sebagi berikut :
1. Lasswell’s Model (Model Lasswell)
Teori komunikasi yang dianggap paling awal (1948). Lasswell menyatakan bahwa cara
yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Who
says in which channel to whom with what effect (Siapa mengatakan apa melalui saluran
apa kepada siapa dengan efek apa). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik : Lasswell itu
merupakan unsur-unsur proses komunikasi yaitu Communicator (komunikator), Message
(pesan), Media (media), Receiver (komunikan/penerima), dan Effeck (efek).
Adapun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai berikut :
The surveillance of the environment (pengamatan lingkungan)
The correlation of the parts of society in responding to the environment (korelasi
kelompok-kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi lingkungan).
The transmission of the social heritage from one generation to the next (transmisi warisan
sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain).
2. S-O-R Theory (Teori S-O-R)
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semua berasal dari
psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia
yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan
konasi.
Menurut stimulus response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap
stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian
antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ;
Pesan (stimulus, S)
Komunikan (organism, O)
Efek (Response, R)
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus
yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan
Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel
penting yaitu : (a) perhatian, (b) pengertian, dan (c) penerimaan.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau
mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan
proses berikutnya.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk
mengubah sikap.
3. S-M-C-R model (Model S-M-C-R)
Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah : S singkatan dari Source yang
berarti sumber atau komunikator ; M singkatan dari Message yang berarti pesan ; C
singkatan dari Channel yang berarti saluran atau media, sedangkan R singkatan dari
Receiver yang berarti penerima atau komunikan.
Khusus mengenai istilah Channel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu yang berarti
saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua
pengertian, yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer adalah lambang,
misalnya bahasa, kial (gesture), gambar atau warna, yaitu lambang-lambang yang
dieprgunakan khusus dalam komunikasi tatap muka face-to-face communication),
sedangkan media sekunder adalah media yang berwujud, baik media massa, misalnya
surat kabar, televisi atau radio, maupun media nir-massa, misalnya, surat, telepon atau
poster. Jadi, komunikator pada komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu media
saja, misalnya bahasa, sedangkan pada komunikasi bemedia seorang komunikator,
misalnya wartawan, penyiar atau reporter menggunakan dua media, yakni media primer
dan media sekunder, jelasnya bahasa dan sarana yang ia operasikan.
4. The Mathematical Theory of Communication (Teori Matematika Komuikasi)
Teori matematikal ini acapkali disebut model Shannon dan Weaver, oleh karena teori
komunikasi manusia yang muncul pada tahun 1949, merupakan perpaduan dari gagasan
Claude E. Shannon dan Warren Eaver. Shannon pada tahun 1948 mengetengahkan teori
matematik dalam komunikasi permesinan (engineering communication), yang kemudian
bersama Warren pada tahun 1949 diterapkan pada proses komunikasi manusia (human
communication).
Sumber informasi (information source) memproduksi sebuah (message) untuk
dikomunikasikan. Pesan tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan, musik,
gambar, dan lain-lain. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi isyarat (signal)
yang sesuai bagi saluran yang akan dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang
menyalurkan isyarat dari pemancara kepada penerima (receiver). Dalam percakapan
sumber informasi adalah benak (brain) pemancar adalah mekanisme suara yang
menghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah udara.
5. The Osgood and Schramm Circular Model (Model sirkular Osgood dan Schramm)
Jika model Shannon dan Weaver merupakan proses linier, model Osggod dan Schramm
dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi. Perbedaan lainnya adalah apabila
Shannon dan Weaver menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang
menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan perkataan lain
komunikator dan komunikan. Schramm dan Osgood menitikberatkan pembahasannya
pad perilaku pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi.
Shannon dan Weaver membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan
distination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman (transmiting) dan
pada sisi pemnerimaan (receiving ) dari proses.
Pada Schramm dan Osgood ditunjukkan fungsinya yang hampir sama. Digambarkannya
dua pihak berperilaku sama, yaitu encoding atau menajdi, decoding atau menjadi balik,
dan interpreting atau menafsirkan.
6. Dance’Helical Model (Model Helical Dance)
Model komunkasi helical ini dapat dikaji sebagai pengembangan dari model sirkular dari
Osggod dan Schramm. Ketika membandingkan model komunikasi linier dan sirkular,
Dance mengatakan bahwa dewasa ini kebanyakan orang menganggap bahwa pendekatan
sirkular adalah paling tepat dalam menjelaskan proses komunikasi.
Heliks (helix), yakni suatu bentuk melingkar yang semakin membesar menunjukkan
perhatian kepada suatu fakta bahwa proses komunikasi bergerak maju dan apa yang
dikomunikasikan kini akan mempengaruhi struktur dan isi komunikasi yang datang
menyusul. Dance menggarisbawahi sifat dinamik dari komunikasi
Proses kounikasi, seperti halnya semua proses sosial, terdiri dari unsur-unsur, hubungan-
hubungan dan lingkungan-lingkungan yang terus menerus berubah. Heliks
menggambarkan bagaimana aspek-aspek dri proses berubah dari waktu ke waktu.
Dalam percakapan ,misalnya bidang kognitif secara tetap membesar pada mereka yang
terlibat. Para aktor komunikasi secara sinambung memperoleh informasi mengenai topik
termasa tentang pandangan orang lain, pengetahuan dan sebagainya.
7. Newcomb’ABX Model (Model ABX Newcomb)
Pendekatan komunikasi yang berdasarkan pada pendekatan seorang pakar psikolog sosial
berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam bentuk yang paling sederhana dari kegiatan
komunikasi seseorang A menyampaikan informasi kepada orang lain B mengenai sesuatu
X. Model ini menyatakan bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X adalah
saling bergantung dan ketiganya membentuk sistem yang meliputi empat orientasi.
Seperti dikutip Effendy (2003) menurut Severin dan Tankard (1992) pada model
newcomb ini komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif dimana orang-orang
mengorientasikan dirinya terhadap lingkungannya.
8. The Theory of Cognitive Dissonance (Teori Disonansi Kognitif)
Istilah disonansi kognitif dari teori yang ditampilkan Festinger ini berarti ketidaksesuain
antara kognisi sebagai aspek sikap dengan perilaku yang terjadi pada diri seseorang.
Orang yang mengalami disonansi akan beruapaya mencari dalih untuk mengurangi
disonansinya. Pada umunya orang berperilaku ajeg atau konsisten dengan apa yang
diketahuinya. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa sering pula seseorang berperilaku
tidak konsisten seperti itu. Jika seseorang mempunyai informasi atau opini yang tidak
menuju ke arah menjadi perilaku, maka informasi atau opini itu akan menimbulkan
disonansi dengan perilaku.
9. Innoculation Theory (Teori Inokulasi)
Teori inokulasi atau teori suntikan yang pada mulanya ditampilkan oleh Mcguire ini
mengambil analogi dari peristiwa medis. Orang yang terserang penyakit cacar, polio
disuntik. Diberi vaksin untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuhnya. Demikian
pula halnya dengan orang yang tidak memiliki informasi mengenai suatu hal atau tidak
menyadari posisi mengenai hal tersebut, maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasi atau
dibujuk. Suatu cara untuk membuatnya agar tidak mudah kena pengaruh adalah
”menyuntiknya” dengan argumentasi balasan (counterarguments).
10. The Bullet Theory of Communication (Teori Peluru)
Teori peluru ini merupakan konsep awal sebagai efek komunikasi massa yang oleh para
teoritis komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory yang dapat
diterjemahkan sebagai teori jarum suntik
Sebelumnya udah ada ne tentang model- model komunikasi..tapi knapa yakk gw masii
post lagi ne model..tap gpp dah biar temen2 tambah pinta dan juga nambah referensi juga
kali ajah berguna untuk tugas2 dari dosen hee...nah yaudah ane mulai ye..!!
Menurut Om Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal
mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model
merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi
yang tidak perlu dalam “dunia nyata”.
B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih
bagian dari fenomena yang dijadikan model.
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. mengatakan bahwa model membantu
merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara
model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori
3. Prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga kuantitatif
yang berkenaan dengan kapan dan seberapa banyak,
Sejauh ini terdapat anyak sekali model komunikasi yang telah dibuat pakar komunikasi.
Maka disini kita “hanya” akan membahas sebagian kecil saja dari sekian banyak model
komunikasi tersebut :
v Model S – R
Model stimulus – respons (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini
dipengaruhi oleh disiplin psikologi behavioristik.
Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang
sangat sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat
nonverbal, gambar dan tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan
respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan
mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi.
Contoh : Anda menyukai seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya
sambil senyum-senyum. Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku
atau malah teriak “apa liat-liat, nantang ya?” lalu anda kecewa dan dalam pikiran anda
merasa cintanya bertepuk sebelah tangan dan anda ingin bunuh dia.
v Model Aristoteles
Model ini adalah model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut model
retoris. Model ini sering disebut sebagai seni berpidato.
Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda (etos-kererpercayaan anda),
argumen anda (logos-logika dalam emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang
memainkan peran dalam menentukan efek persuatif suatu pidato meliputi isi pidato,
susunannya, dan cara penyampainnya.
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena
yang statis.
v Model Lasswell
Who
Says What
In Which Channel
To Whom
Akan tetapi model ini dikritik karena model ini mengisyaratkan kehadiran komunikator
dan pesan yang bertujuan. Model ini juga terlalu menyederhanakan masalah.
Model yang sering disebut model matematis atau model teori informasi. Model itu
melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menyiptakan pesan dan menyampaikannya
melalui suatu saluran kepada seorang penerima.
Gangguan (noise), Setiap rangsangan tambahan dan tidak dikendaki yang dapat
mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.
Konsep lain yang ikut andil adalah entropi dan redundasi serta keseimbangan yang
diperlukan diantara keduanya untuk menghasilkan komunikasi yang efisien dan dapat
mengatasi gangguan dalam saluran.
Sayangnya, model ini juga memberikan gambaran yang parsial, komunikasi dipandang
sebagai fenomena satu arah.
v Model Newcomb
Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang orang
mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah model tindakan
komunikatif dua orang yang disengaja.
Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem ditandai oleh suatu keseimbangan atau
simetri,karena ketidakkeseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak
menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.
Menurut pakar ini, perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi
antarpribadi dengan komunikasi massa. Umpan balik dari penerima bersifat segera dalam
komunikasi antarpribadi, dalam komunikasi massa bersifat minimal atau tertunda.
Sumber dalam komunikasi antar pribadi dapat langsung memanfaatkan umpan balik dari
penerima sedangkan dalam komunikasi massa sumber misalnya penceramah agama,
calon presiden yang berdebat dalam rangka kampanye politik.
v Model Gerbner
3. Dan bereaksi
8. Dan konteks
Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor :
1. Keterampilan komunikasi
2. Sikap
3. Pengetahuan
4. Sistem sosial
5. Budaya
Salah satu kelebihan model ini adalah model ini tidak terbatas pada komunikasi publik
atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk
komunikasi tertulis. Model ini bersifat heuristik (merangsang penelitian).
v Model DeFleur
Source dan Transmitter adalah dua fase yang berbeda yang dilakukan seseorang, fungsi
receiver dalam model ini adalah menerima informasi dan menyandi baliknya mengubah
peristiwa fisik informasi menjadi pesan.
Menurut DeFleur komunikasi adalah terjadi lewat suatu operasi perangkat komponen
dalam suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme diantara respons
internal terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.
v Model Tubbs
Pesan dalam model ini dapat berupa pesan verbal, juga non verbal, bisa disengaja
ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indera, terutama pendengaran,
penglihatan dan perabaan.
Gangguan dalam model ini ada 2, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan
teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan suatu perubahan dalam
informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Ganguan semiatik adalah
pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.
Merupakan model antar budaya, yakni komunikasi antara budaya yang berlainan, atau
komunikasi dengan orang asing.
Menurut Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan
suatu proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategprikan
menjadi faktor-faktor budaya, sosial budaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan.
v Model Interaksional
Kepercayaan
Nilai
Dalam masyarakat Timur yang kolektivis komunikasi lebih rumit daripada dalam
masyarakat barat yang individualis. Untuk menjaga hubugan serasi dengan orang lain,
orang kolektivis cenderung berbasa-basi. Kalau perlu berbohong untuk menyenangkan
orang lain. Contohnya ketika seorang perawat Filipina di AS yang diminta dokter
Amerika untuk memberi obat kepada pasien. Meski perawat sadar bahwa dokter telah
memberi resep yang salah dan akan merugikan pasien, ia terpaksa mengikuti pesan
dokter tanpa membantahnya. (Brislin dan Yoshida, 1994 : 53)
Komunikasi verbal
Bahasaa sifatnya relatif. Kata-kata tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa lain
dengan kecermatan yang sama. Perbedaan pemahaman atas kata-kata akan lebih rumit
lagi jika orang-orang menggunakan bahasa ibu yang berbeda. Misalnya, penyakit masuk
angin yang dikenal di Indonesia tidak dikenal di Barat. Begitu juga cara pengobatannya
dengan mengerok badan dengan uang logam. Suatu anekdot melukiskan : seorang
eksekutif Indonesia yang terbang ke luar negeri yang badannya merah2 setelah dikerok
dilepaskan oleh kelompok teroris bule yang menyangka bahwa dia menderita penyakit
menular.
Komunikasi non verbal
Isyarat tangan pun dapat menjadi sumber masalah. Seorang profesional medis yang
memanggil pasien dewasa di Ethiopia atau di Afrika Timur dengan telunjuk telah
melakukan kesalahan besar. Karena di negara itu, isyarat tersebut hanya digunakan untuk
memanggil anak-anak atau anjing.