You are on page 1of 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran, Menurut Usman ( 2000 : 4 ) “ … proses pembelajaran merupakan


suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu” Proses pembelajaran merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang
terdapat dalam pembelajaran yang satu sama lain saling berhubungan dalam sebuah
rangkaian untuk mencapai tujuan.

Menurut Sudjana ( 1989 : 30 ) yang termasuk dalam komponen pembelajaran


adalah “ tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian “Metode mengajar yang
digunakan guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan
hasil dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam
waktu dekat dikatakan seabagi dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil
yang dirasakan dalam waktu yang reltif lama disebut dampak pengiring (nurturant effect)
biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai.

Bila kita berbicara masalah pendidikan pasti , dalam diri kita semua kita ingin
mempunyai anak yang terdidik, pandai, berahlak, punya daya kreatifitas, motivasi yang
tinggi dalam menjalani studinya sehingga ketika mereka lulus, mereka dapat menjadi
manusia-manusia yang berguna bagi keluarga , masyarakat , negara dan agamanya.

Kewajiban sebagai pendidik atau guru , tidak hanya transfer of Knowlegde tapi
juga dapat mengubah prilaku, memberikan dorongan yang positif sehingga siswa
termotivasi, memberi suasana belajar yang menyenangkan, agar mereka bisa berkembang
semaksimal mungkin. Guru tidak hanya mengolah otak siswanya tapi juga mengolah jiwa
anak didiknya, bila seorang guru hanya mengolah otak tampa mempedulikan jiwa anak

1
didiknya, alhasil mereka tumbuh menjadi manusia robot yang tidak berhati. Anak yang
cerdas, bukan saja anak yang nilai ulangannya baik, nilai rapornya tinggi, tapi emosional
dan fungsi motoriknya berjalan dengan baik

Mungkin tidak salah kalau kita menyimak apa kata paul Lawrence dan Nitin
Nohria (Driveb : How Human Nature Shapes Our Choice) seperi yang dikutip oleh taufik
pasiak 4 dorongan manusia melakukan sesuatu: (1) to aquire (dorongan untuk
memperoleh sesuatu), (2) to bond (dorongan membangun hubungan), (3) to learn
(dorongan untuk memahami), (4) to defend (dorongan untuk mempertahankan semua
yang dimiliki). Seorang guru yang baik dapat menciptakan iklim belajar dan mengajar
yang sehat dan menyenangkan kelasnya sehingga bisa memberikan dorongan kepada para
siswanya agar mempunyai motivasi yang tinggi , dan memberikan dorongan yang positif.

UNESCO menjelaskan bahwa pendidikan pada abad ini harus diorientasikan


terhadap pencapaian 4 pilar pembelajaran: (1) Learning to know (belajar untuk tahu),
(2) learning to do (belajar untuk melakukan), (3) Lerning to be (belajar untuk menjadi
diri sendiri), (4) learning to live together (belajar bersama dengan orang lain). Bila
seorang guru dapat membekali siswanya dan memberi pondasi agar 4 pilar tadi dapat
berdiri kokoh, betapa bahagianya siswa yang mempunyai guru atau pendidik yang
berkualitas seperti itu. Dan betapa bangganya bangsa dan negara ini bila pendidikan bisa
menjadi tonggak berdirinya suatu negara yang kokoh. Karenanya guru harus mengetahui
model-model pembelajaran sebagai bagian dalam perencanaan mengajarnya, agar siswa
dapat memahami yang berikan oleh gurunya secara seksama.

Kurikulum 2004 berbasis kompetensi (KBK), yang diperbaharui dengan


Kurikulum 2006 (KTSP), telah berlaku selama 4 tahun dan semestinya dilaksanakan
secara utuh pada setiap sekolah. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di
sekolah, masih kurang memperhatikan ketercapaian kompetensi siswa. Hal ini tampak
pada RPP yang dibuat oleh guru dan dari cara guru mengajar di kelas masih tetap
menggunakan cara lama, yaitu dominan menggunakan metode ceramah-ekspositori. Guru
masih dominan dan siswa resisten, guru masih menjadi pemain dan siswa penonton, guru
aktif dan siswa pasif.

2
Paradigma lama masih melekat karena kebiasaan yang susah diubah, paradigma
mengajar masih tetap dipertahankan dan belum berubah menjadi peradigma
membelajarkan siswa. Padahal, tuntutan KBK, pada penyusunan RPP menggunakan
istilah skenario pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas, ini berarti bahwa
guru sebagai sutradara dan siswa menjadi pemain, jadi guru memfasilitasi aktivitas siswa
dalam mengembangkan kompetensinya sehingga memiliki kecakapan hidup (life skill)
untuk bekal hidup dan penghidupannya sebagai insan mandiri.

Demikian pula, pada pihak siswa, karena kebiasaan menjadi penonton dalam
kelas, mereka sudah merasa enjoy dengan kondisi menerima dan tidak biasa memberi.
Selain dari karena kebiasaan yang sudah melekat mendarah daging dan sukar diubah,
kondisi ini kemungkinan disebabkan karena pengetahuan guru yang masih terbatas
tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana cara membelajarkan siswa.

Karena penghargaan terhadap profesi guru sangat minim, sehingga para guru
tidak mempunyai waktu yang cukup untuk membaca buku yang aktual. Karena mereka
sangat sibuk untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dan memang itu kewajiban utama,
apalagi untuk membeli buku pembelajaran yang inovatif, itu adalah suatu hal yang
sangat sulit untuk dilakukan. Mereka bukan tidak mau meningkatkan kualitas
pemebelajaran, tetapi situasi dan kondisi kurang memungkinkan. Permasalahannya
adalah bagaimana mengubah kebiasaan prilaku guru dalam kelas, mengubah paradigma
mengajar menjadi membelajarkan, sehingga misi KBK dapat terwujud. Dengan
paradigma yang berubah, kemungkinan kebiasaan murid yang bersifat pasif sedikit demi
sedikit akan berubah pula menjadi aktif.

Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar
belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan konatif) dapat berkembang
dengan maksimal. Dengan belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan
pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk
melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill
sebagai bekal hidup dan penghidupannya. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud, guru
sepantasnya mengetahui bagaimana cara siswa belajar dan menguasai berbagai cara

3
membelajarkan siswa. Model belajar akan membahas bagaimana cara siswa belajar,
sedangkan model pembelajaran akan membahas tentang bagaimana cara membelajarkan
siswa dengan berbagai variasinya sehingga terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana
belajar yang nyaman dan menyenangkan. Dan di dalam makalah ini, penulis akan
membahas mengenai model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) yang
diterapkan pada pelajaran Fisika.

B. PERMASALAHAN

Di dalam makalah ini ada beberapa permasalahan pokok yang akan kita bahas,
yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran ?


2. Bagaimana konsep dasar model pembelajaran kooperatif ?
3. Apa yang dimaksud pembelajaran kooperatif tipe TGT ?
4. Bagaimana prosedur pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe TGT ?

C. TUJUAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar. Tetapai penulis berharap agar mafaat dari pembuatan makalah ini tidak sebatas
hanya sampai disitu saja. Penulis berharap, agar para pembaca makalah ini akan lebih
memahami mengenai apa itu model pembelajaran. Dan dengan adanya makalah ini,
penulis berharap agar para pembaca yang tertarik dengan penerapan model pembeajaran
TGT, bisa lebih memahami dan lebih mengerti bagaimana menerapkan model TGT ini.
Dan di dalam makalah ini juga terdapat sedikit pembahasan mengenai model koopertaif,
dimana para pembaca bisa melihat bagimana penerapan pembelajaran kooperaif yang
tepat dan apa keuntungan serta kekurangannya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN

Pendidikan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses pengubahan


sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sekolah dan kelas merupakan komunitas pelajar
yang dibawa untuk mengeksplorasi dunia dan dinavigasi secara produktif, mereka
diharapkan berilmu yang tinggi dan berdedikasi , serta berketerampilan yang tingi.

Adalah menjadi kewajiban bagi pendidik untuk mengetahui model-model


pembelajaran, karena teaching mode adalah suatu system mengajar yang dibuat sedemian
rupa dijadikan pedoman perencanaan, pelaksanaan , dan evaluasi. Dalam pendidikan kita
mengenal istilah mengajar, menurut Hamalik seperti yang dikutip oleh syafaruddin
mengajar adalah pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar atau menciptakan
lingkungan atau kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Disini guru
berusaha memfungsikan seluruh sub system pengajaran dalam mencapai tujuan.

Guru adalah motivator untuk mempengaruhi siswa melakukan kegiatan belajar.


Untuk memberikan pengaruh dan bimbingan dalam konteks mengajar, guru sebagai
pemimpin melakukan dua usaha utama: (1) memperkokoh motivasi siswa (2) memilih
strategi mengajar yang tepat.

Models of Teaching merupakan perencanaan yang dapat digunakan sebagai pola


face to face/saling berhadapan dalam pengajaran di kelas, atau pengaturan dalam tutorial
atau bentuk dari bahan-bahan instruksional. Termasuk buku-buku, film, tape, computer,
dan kurikulum. Setiap model di desian untuk membantu siswa mendapatkan bermacam-
macam hasil.

5
Menurut Bruce Joyce, dkk, Models of teaching atau model pembelajaran adalah
model pelajaran, untuk membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, nilai-
nilai, kemampuan berfikir, dan dapat mengaktualisasi diri, juga diajarkan kepada siswa
bagaimana belajar yang efektif dan sistematis sehingga kedepan dihasilkan siswa yang
dapat meningkatkan kemampuannya belajar lebih mudah dan efektif dalam keilmuan dan
keterampilan, karena mereka sudah memdapat proses pembelajaran yang tuntas.

Jadi keberadaan model pengajaran adalah berfungsi membantu siswa memperoleh


informasi, gagasan, keterampilan, nilai-nilai, cara berfikir, dan pengertian yang
diekspresiakan mereka. Karena itu posisi guru adalah mengajar siswa bagaimana cara
belajar. Untuk jangka panjang sebenarnya pembelajaran harus menciptakan iklim yang
memungkinkan siswa meningkatkan kemampuan pembelajaran yang lebih mudah dan
efektif pada masa depan. Sebab pengertian dan keterampilan diperoleh mereka dengan
baik apabila mereka sudah melakukan pembelajaran tuntas (mastering learning), Jadi
pembelajaran tuntas merupakan salah satu metode pembelajaran seperti halnya model
pembelajaran bersama (cooperative learning).

Model pembelajaran ini membutuhkan guru yang berpengalaman mengarahkan


siswanya, didukung oleh sumber pengetahuan yang memadai seperti buku,
perpustakaan ,internat sehingga dapat membuka wawasan siswa , memotivasi mereka
untuk mencari, menggali informasi, dan saling bekerja sama dengan temannya, sehingga
timbul kreatifitas yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilannya dikemudian
hari dalam masyarakat. Model pembelajaran adalah bantuan alat-alat yang
mempermudah siswa belajar. Tujuan proses mengajar secara ideal adalah agar bahan-
bahan yang dipelajari, dikuasai murid sepenuhnya dan ini disebut Mastery Learning
(belajar tuntas).

6
B. KONSEP DASAR MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF

Istilah Pembelajaran Kooperatif berasal dari kata Cooperative Learning.


Pembelajaran dengan kelompok kooperatif lebih dari sekedar belajar belajar kelompok
tradisional. Pembelajaran kooperatif membentuk kelompok kerja dengan lingkungan
yang positif. Penggunaan model pembeljaran kooperatif merupakan suatu pendekatan
yang membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan


paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut


(Lungdren, 1994).

1). Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang
bersama.”
2). Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik lain
dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari
materi yang dihadapi.
3). Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
4). Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota
kelompok.
5). Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh
terhadap evaluasi kelompok.
6). Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan
bekerja sama selama belajar.

7
7). Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.

Menurut Thompson, et al. (1995), pembelajaran kooperatif turut menambah


unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif
siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama
lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan
kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran
kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa
menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar


dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang
baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan
untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai
ketuntasan.

Pada pembelajaran kooperatif dapat dimulai dengan melempar masalah secara


konfrontasi, masalah dapat secara verbal maupun pengalaman, sehingga siswa dapat
terstimulasi bereaksi, mereka menjadi lebih interes dalam berbagai reaksi terhadap
permasalahan yang dihadapi, siswa kemudian mengadakan analisis data dan masalah,
membahas dan membuat laporannya, akhirnya setiap kelompok mengevaluasi tujuan
yang mendasar. Jadi terdapat siklus mulai dari mengulang sendiri, konfrontasi terhadap
yang lain dengan problem yang baru dan berkembang menjadi sesuatu siklus activitas
yang mandiri.

Menurut Jhonson, Jhonson & Jhonson-Holubec (dalam Vernon F. Jones & Louise
S. Jones, 1998 : 214) ada 5 elemen dasar dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif, yaitu:

1. Saling ketergantungan positif


2. Pemberian tangungjawab individu
3. Interaksi berhadap-hadapan

8
4. Kemampuan untuk bekerja sama
5. Proses kelompok

Dalam merancan kelompok pembelajaran sekolah membutuhkan perpustakaan


yang baik yang dapat menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan siswa, mereka
harus distimulasi untuk selalu mencari ilmu pengetahuan. Model pembelajaran ini cukup
menyeluruh dan serba guna, dapat meramu tujuan akademik , social integrasi, social
proses learning. Dengan model pembelajaran berkelompok akan dihasilkan:

1. Rasa menghargai terhadap orang lain dan dapat menerima semua perbedaan
(pruralism) yang ada (respect for dignity of all and commitment to prulism)
2. Mempunyai kepercayaan diri sebagai seorang pelajar yang memang tugasnya
adalah belajar (independence as a learner)
3. kesanggupan bersosial (commitment to Social )
4. mempunyai kepribadian yang hangat (interpersonal warmth and affiliation)
5. kostruksi bagaimana kita memandang ilmu pengetahuan
6. kedisiplinan dalam mencari
7. efektivitas proses pembelajaran kelompok dan kepemimpinan

Dalam setiap model pembelajaran yang sangat banyak jenisnya, tentu setiap
masing-masing model pembelajaran tersebut mempunyai ciri dan karakteristik yang
berbeda. Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah;

(1). setiap anggota memiliki peran


(2). terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa
(3). setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelompoknya
(4). guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal
kelompok
(5). guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

9
C. PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENT (TGT)

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa
tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan
yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat
belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan
sehat dan keterlibatan belajar.

Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan


dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-
masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan
pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).

Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada


kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang
diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka
tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan
(kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk
anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini
dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi
kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan
sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi pembelajaran.

Pemilikan kemamampuan pemecahan suatu masalah oleh siswa sangatlah


penting, namun masih rendahnya keterampilan siswa dalam pemecahan masalah
menuntut diterapkannya berbagai model pembelajaran dengan harapan dapat menarik
perhatian siswa agar menyukai pelajaran dan untuk mempermudah siswa dalam
memecahkan suatu masalah. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

10
Tournaments (TGT) adalah salah satu model pembelajaran yang menarik karena di
dalamnya terdapat kegiatan turnamen akademik yang diharapkan dapat membuat siswa
agar lebih kreatif, cepat dan tepat dalam memecahkan masalah matematika dan dapat
meningkatkan sikap positif siswa terhadap pelajaran, mendorong siswa berpartisipasi
aktif dan dapat menghadapkan siswa pada keterampilan yang menantang agar siswa
terlatih melakukan pemecahan suatu masalah dan berpikir analitik.

Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap
kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja
sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif
dan kompak, serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan
menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap
terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja
kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.

Menurut Jhonson-Jhonson (dalam Carolyn W Rouviere) TGT adalah belajar


kooperatif yang terdiri dari pengajaran (teaching), balajar dalam tim (team study), dan
pertandingan akademik (game tournament). TGT sama dengan STAD dalam beberapa
hal, kecuali kuis dan skor penelitian. TGT menggunakan pertandingan akademik sebagai
pengganti kuis dalam STAD. Siswa bertanding sebagai wakil timnya dengan anggota tim
lainnya yang berkemampuan sama.

Secara umum ada 5 komponen utama dalam penerapan model TGT, yaitu:

1. Penyajian kelas (Class Presentations)

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas atau
sering juga disebut dengan presentasi kelas (Class Presentations). Kegiatan ini biasanya
dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah yang dipimpin olehguru.
Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami
materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat
kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

11
2. Kelompok (Teams)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya


heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih
khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal
pada saat game. Setelah guru memberikan penyajian kelas, kelompok (tim belajar)
bertugas untuk mempelajari lembar kerja. Daam belajar kelompok ini kegiatan siswa
adalah mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok
melakukan kesalahan.

3. Permainan (Games)

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi, dan


dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan
belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana
bernomor. Game ini dimainkan pada meja turnamen oleh 3 orang siswa yang mewakili
timnya masing-masing. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu
akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen
mingguan.

4. Turnamen (Tournament)

Turnamen adalah struktur belajar, diamana game terjadi. Biasanya turnamen


dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi
kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Turnamen pertama
guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya
dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

12
5. Penghargaan Kelompok (Team recognition)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team


akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih,
“Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya
40 kebawah.

Sesuai dengan kelima komponen diatas, maka secara singkat skenario dalam
model TGT ini adalah sebagai berikut:

1. Guru menyampaiakan tujuan yang ingin di capai dan menyampaiakan materi


yang akan dibahas pada hari ini. Kemudian buat kelompok siswa heterogen 4-5
orang, kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan.
2. Siapkan meja turnamen secukupnya, misal 10 meja dan untuk tiap meja
ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan
level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati
oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada
meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.
3. Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal
yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu
tertentu (misal 3 menit). Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal dan
hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap
individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen
sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very
good, good dan medium.
4. Begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat, dan seterusnya. Dan dilakukan
pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi,
siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk
meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
5. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual,
berikan penghargaan kelompok dan individual.

13
Kelebihan model pembelajara kooperatif tipe TGT :

1. Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas (berkemampuan kademis
tinggi) lebih menonjol dalm pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan
akademi lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting
dalam kelompoknya.
2. Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan
saling menghargai sesama anggota kelompoknya.
3. dalam model pembelajaran ini, membuat siswa lebih bersemangat dalam
mengikuti pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru menjanjikan sebuah
penghargaan pda siswa atau kelompok terbaik.
4. dalam pembelajaran siswa ini membuat siswa menjadi lebih senang dalam
mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa tournamen dalam
model ini.

Kelemahan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah :

1. dalam model pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang sangat lama.
2. guru yang menggunakan model pembelajaran ini, guru harus pandai memilih
materi pelajaran yang cocok untuk model ini.
3. guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sbelum diterapkan. Misalnya
membuat soal untuk setiap meja touramen, dan guru harus tau urutan akademis
siswa dari yang tertinggi hingga terrendah.

14
D. PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MODEL KOOPERATIF TIPE TGT

Secara lebih lengkap, prosedur pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe


TGT dapat kita lihat sebagai berikut:

1). Persiapan TGT

(1). Persiapan materi

TGT digunakan untuk meyajikan materi kurikulum pada pembeajaran kelompok.


Sebelum presentasi materi dimulai, perlu disiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
akan dipelajari oleh kelompok kooperatif. Lembar jawaban dari LKS tersebut, satu set
dengan kartu bernomor 1-30 atau paling sedikit 1-15 untuk setiap siswa dalam kelas.

(2). Membagi siswa dalam kelompok

Untuk setiap kelompok belajar kooperatif beranggotakan 4 atau 5 orang siswa


yang terdiri atas siswa berkemampuan akademis tinggi, sedang dan rendah. Untuk
membentuk siswa dalam kelompok perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Rangking siswa dalam kelas berdasarkan prestasi akademis dari yang tertinggi
sampai pada yang berkemampuan rendah. Gunakan informasi apa saja yang dapat
digunakan untuk erangking siswa tersebut.
2. Menentukan jumlah anggota setiap tim, seaiknya beranggotakan 4 orang siswa jika
mungkin. Untuk menentukan banyaknya siswa dalam kelompok yang akan
dibentuk, bagilah jumlah siswa dalam kelas dengan 4. Jika hasilnya tidak bulat,
misalnya : jumlah siswa 34 orang maka ada 8 kelompok yang beranggotakan 4
orang dan 2 kelompok yang beranggotakan 5 orang.
3. Usahakan agar rata-rata kemampuan siswa dalam setiap kelompok relatif sama.
Gunakan rangking dalam menentukan anggota kelompok. Contoh : jika
menggunakan 8 kelompok, maka kita bisa menggunakan huruf A sampai H. Mulai

15
pada posisi rangking atas berialah tanda A ; berikan abjad sampai seterusnya.
Ketika sampai pada huruf terakhir, kembalilah lagi pemberian abjad berlawanan
dengan urutan abjad yang telah dibuat. Siswa harus dicek apakah ras, etnik dan
jenis kelamin telah seimbang. Tetapi jika tim yang dibentuk berdasarkan rangking
kemampuan bukan atas dasar penyeimbang jenis kelamin atau suku, atur siswa
supaya setiap tim memiliki tingkat kemampuan yang relatif sama, sehingga
keseimbangan tim bisa tercapai.
4. Isilah lembar ringkasan yang memuat nama tim. Isilah nama siswa pada tiap tim
yang dibentuk.

(3). Membagi siswa dalam meja turnamen

Daftarlah kemampuan siswa dari yang berkemamapuan tertinggi sampai yang


berkemampuan terendah, gunakan rangking yang sama ketika saat membentuk tim.
Hitung jumlah siswa dalam kelas, jika jumlahnya bisa dibagi 4, maka seluruh meja
turnamen terdiri atas 4 orang siswa (sesuaikan dengan jumlah anggota dalam kelompok).
Empat orang siswa pertama menempati meja 1, empat orang siswa selanjutnya
menempati meja 2 dan seterusnya. Tetapi jika ada sisa, misalnya jumlah siswa ada 29
orang siswa, maka ada 7 meja turnamen dengan 1 meja turnamen terdiri atas 5 orang
siswa.

2). Bagaimana Memulai TGT

TGT dilakukan dengan jadwal aktivitas yang dideskripsikan sebagai berikut ini.
Sesudah guru memberikan pelajaran, umumkan pembagian tim dan suruh siswa untuk
membentuk meja kelompok. Katakan bahwa mereka akan belajar bersama dalam timnya
dan akan bertanding dalam turnamen akademik untuk menambah skor timnya dan tim
yang memperoleh skor tertinggi akan mendapat penghargaan.

16
3). Jadwal Aktivitas

(1). Pengajaran kelas

Guru menyampaikan materi pelajaran. Materi diperkenalkan melalui presentasi


kelas. Penyajian materi pelajaran dilakukan oleh guru secara individual, yang umumnya
melaui pembelajaran langsung, dan materi yang diajarkan difokuskan pada pokok-pokok
tertentu. Tiap pelajaran dalam TGT dimulai dengan presentasi. Presentasi mencakup
pembukaan, pengembangan, dan praktek terkendali. Dalam proses pembelajaran ini,
tekankanlah hal-hal sebagai berikut:

a). Pembukaan (Opening)

 Beritahu siswa tentang apa yang ingin


mereka pelajari dan mengapa ini penting, munculkan rasa ingin tahu siswa dengan
demonstrasi masalah-masalah yang nyata atau cara lain.
 Ulas secara singkat keterampilan
prasyarat.

b). Pengembangan (Development)

 Sampaikan tujuan yang ingin dicapai


dalam pembelajaran.
 Tekankan konsep pada pemahaman bukan
hafalan.
 Demonstrasikan konsep/keterampilan
secara aktif menggunakan bantuan visual, manipulasi-manipulasi dan banyak
contoh.
 Periksalah sesering mungkin pemahaman
siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
 Pertahankan keadaan dengan mengurangi
interupsi, banyak pertanyaan dan lanjutkan materi.

17
c). Praktek Terkendali (Guided Practice)

 Mintalah siswa mengerjakan soal-soal


latihan atau buat contoh soal dan siswa diminta siap-siap untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
 Panggil siswa secara acak.
 Jangan memberikan tugas yang lama
penyelesaiannya. Beri satu atau dua latihan/contoh, kemudian berilah umpan
balik.

(2). Belajar kelompok

Tim belajar terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa yang berbeda dalam kemampuan
akademik ataupun jenis kelamin. Fungsi kelompok belajar ini adalah untuk memastikan
bahwa anggota kelompok telah belajar dalam timnya, dan terutama untuk menyiapkan
turnamen akademik. Selama belajar dalam kelompok, anggota tim belajar bertugas untuk
menguasai materi yang diajarkan dalam pelajaran dan menolong anggota timnya untuk
menguasai materi. Siswa mengerjakan LKS dan lembar jawaban dapat mereka gunakan
untuk melatih keterampilan mereka. Secara khusus, sebelum memulai kerja kelompok
diskusikan aturan-aturan berikut:

1. siswa bertanggungjawab bahwa timnya sungguh-sungguh mempelajari materi.


2. tidak seorang siswapun yang berhenti belajar sebelum teman sekelompoknya
menguasai materi.
3. siswa diwajibkan bertanya dengan teman satu kelompoknya sebelum bertanya pada
guru.

(3). Turnamen akademik

Turnamen adalah struktur belajar dimana game terjadi. Tutnamen biasanya


dilakukan pada setiap akhir belajar mingguan. Prosedur turnamen akademik ini adalah
sebagai berikut:

18
1. Pada awal masuk turnamen, umumkan pembagian meja turnamen dan mintalah
siswa membentuk meja bersama. Acak buatlah nomor meja tersebut, sehingga
siswa bisa mengetahui mana meja yang digunakan untuk turnamen siswa yang
berkemampuan akademik tinggi dan meja mana yang digunakan untuk siswa yang
berkemampuan akademik yang kurang. Setelah meja untuk turnamen selesai
dipersiapkan, guru bisa membagaikan kartu pertanyaan untuk setiap meja turnamen
sesuai dengan jumlah peserta yang akan mengisi setiap meja. Kartu-kartu yang
berisi soal (pertanyaan) ini telah dipersiapkan oleh guru terlebih dahulu
sebelumnya. Dimana soal-soal yang dibuat ini, telah dirancang gru dengan sebaik-
baiknya. Soal-soal yang dibuat guru ini mempunyai tingkatan yang berbeda,
disesuaikan denagan kemampuan siswa yang diperkirakan akan mengisi meja
turnamen. Misalkan pada meja turnamen 1, diisi oleh siswa-siswa yang
berkemampuan akademik tinggi. Maka soal-soal yang diletakkan pada meja 1 ini
adalah soal-soal yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Kemudian pada
meja turnamen 2, diisi oleh siswa-siswa yang berkemampuan sedang. Maka soal-
soal yang diletakkan pada meja 2 ini mempunyai tingkat kesukaran yang sedang.
Dan begitu juga untuk meja-meja turnamen selanjutnya.
2. Untuk memulai game, siswa bisa mempersiapkan semua peralatan yang mungkin
diperlukan saat turnamen berlangsung. Kemudian sesuai dengan kesepakatan dari
setiap kelompok, untuk mengirim satu orang anggota timnya untuk mengisi satu
meja turnamen yang telah disipakan.
3. Saat turnamen dimulai, setiap siswa pada meja turnamen bisa mulai mengerjakan
soal-soal pada kartu yang telah terdapat didepan mereka, dimulai dari kartu yang
paling atas hingga yang paling bawah. Siswa boleh melewatkan kartu soal yang
mereka jawab jika mereka merasa tidak mampu mengerjakannya. Demikian juga
untuk meja-meja turnamen yang lainnya.

Semua siswa yang mengikuti turnamen harus bermain pada waktu yang sama.
Ketika siswa bermain, guru bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dan yakinkan
bahwa setiap siswa mengerti prosedur game. 10 menit sebelum waktu berakhir, siswa
diminta berhenti mengerjakan soal dan diminta mengumpulkan soal-soal yang mereka

19
jawab. Guru bisa mengoreksi soal-soal yang dijawab dengan benar oleh siswa dan
menghitung jumlah kartu yang terjawab oleh setiap siswa bersama-sama dengan semua
siswa. Setelah menghitung jumlah kartu yang telah dijawab setiap siswa dengan benar
siswa mengisi nama, tim dan jumlah kartu yang dijawab pada lembar poin game.

Tabel 1. Contoh lembar poin game

Meja Turnamen 1

Nama Pemain Nama Tim Soal yang Dijawab Poin


Dina Afrianti Einstein 10 40
M. Zaqie Dalton 7 20
Maria Newton 12 60

Secara umum pada meja yang terdiri dari 3 orang siswa dengan tidak ada seri,
siswa mendapat skor tertinggi diberi poin 60, skor kedua mendapat poin 40 dan skor
terendah mendapat poin 20. Jika ada kurang atau lebih dari 3 pemain dalam satu meja
turnamen atau jika ada seri, guru bisa menggunakan tabel berikut sebagai pedoman.
Ketika semua siswa telah menghitung poin turnamen, mintalah siswa mengumpulkan
lember skor game. Pedoman pemberian poin dapat dilihat pada tebel berikut ini:

Tabel 4. Pedoman pemberian poin untuk 4 (empat) orang pemain

Seri Seri Seri 3 Seri 3 Seri Seri


Tanpa Ke-4 nya
Pemain Di Di Di Di di di bawah
Seri Seri
Atas Tengah Bawah Atas Bawah & di atas
Poin
60 50 60 60 50 60 40 50
Tertinggi
Poin
Menengah 40 50 40 40 50 30 40 50
Ke Atas

20
Poin
Menegah 30 30 40 30 50 30 40 30
Ke Bawah
Poin
20 20 20 30 20 30 40 30
Terendah
Sumber : http//www.postdam.edu/EDUC/GLC/ike/tgt.html

Tabel 5. pedoman pemberian poin untuk 3 (tiga) orang pemain

Pemain Tanpa Seri Seri Di Atas Seri Di Bawah Ke-3 nya Seri
Poin Tertinggi 60 50 60 40
Poin Tengah 40 50 30 40
Poin Terendah 20 20 30 40
Sumber : http//www.postdam.edu/EDUC/GLC/ike/tgt.html

Tabel 5. pedoman pemberian poin untuk 2 (dua) orang pemain

Pemain Tanpa Seri Seri


Poin Tertinggi 60 40
Poin Terendah 20 40
Sumber : http//www.postdam.edu/EDUC/GLC/ike/tgt.html

(4). Penghargaan tim

Secepatnya setelah turnamen selesai, tentukan skor tim dan siapkan sertifikat tim
atau tulis berita kelas untuk mengumumkan hasil turnamen. Untuk melakukan ini, periksa
poin turnamen pada skor game kemudian pindahkan poin turnamen tiap siswa pada
lembar rangkuman untuk timnya, jumlahkan skor anggota tim dan bagi jumlah skor total
tim dengan jumlah anggotanya yang bermain.

Dalam penerapan model TGT ini ada 3 tingkatan penghargaan yang diberikan
berdasarkan rat-rata skor tim, yaitu:

 Rata-rata skor 50 atau lebih, disebut Super Team.


 Rata-rata skor antara 40 sampai kurang dari 50, disebut Great Team.
 Rata-rata skor 40 atau dibawahnya, disebut Good Team.

21
E. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TGT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan pendidikan : SMA / MA


Mata pelajaran : Fisika
Kelas / semester : X (sepuluh) / 2 (genap)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit

I. Materi pokok : Suhu dan Kalor

II. Sub Materi Pokok :

A. Suhu dan termometer

III. Standar kompetensi : Menerapkan kosep kalor dan prinsip konservasi


energi pada berbagai perubahan energi.

IV. Kompetensi dasar : Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.

V. Indikataor :

1. Mengidentifikasi suhu
2. Mengidentifikasi alat ukur suhu (termometer)
3. Menyelesaikan soal-soal tentang suhu dan termometer

22
VI. Tujuan pembelajaran :

Setelah pembelajaran siswa dapat:

1. Menyebutkan definisi suhu dengan benar


2. Menyebutkan jenis-jenis termometer, minimal 4 buah dengan
benar.
3. Mengkonversikan skala dari satu termometer ke termometer
lainnya dengan benar.
4. Menyelesaikan soal-soal tentang suhu dengan benar.
5. Menyelesaikan soal-soal tentang termometer dengan benar.

VII. Model pembelajaran : Model kooperatif tipe Teams Games Tournamen


(TGT)

VIII. Kegiatan belajar mengajar :

A. Kegiatan awal (15 menit)

1. Guru memberikan salam kepada siswa (menyapa siswa).


2. Apersepsi
Apakah kalian pernah memegang es? Atau pernahkah kalian merasakan saat tangan
kalian didekatkan dengan api? Pada dua kejadian di atas apa yang kalian rasakan, dan
menurut kalian apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
3. Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas secara singkat,
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

23
B. Kegiatan inti (60 menit)

1. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang


terdiri atas 4-5 orang dalam satu kelompok dengan setiap anggotanya mempunyai
kemampuan akademik yang berbeda-beda.
2. Guru menyampaiakn bahwa pada pertemuan kali ini siswa akan
belajar dengan teman-teman satu kelompoknya. Kemudian akan diadakan turnamen,
dan kelompok yang mendapat skor tertinggi (pemenang) akan mendapatkan
penghargaan.
3. Siswa diberikan kesempatan untuk mempelajari materi yang
telah dibagikan oleh guru kepada setia kelompok bersama-sama denga teman satu
kelompoknya. Dan selanjutnya mengerjakan LKS yang telah dibagikan oleh guru.
Waktu untuk kegiatan ini sekitar 15 menit.
4. Guru menyampaikan bahwa waktu untuk belajar bersama
kelompoknya telah habis, dan turnamen akan segera dimulai. Guru menyampaikan
bahwa di dalam turnamen ini, satu meja turnamen diisi oleh 4 orang. Dan setiap
kelompok boleh mengirim satu orang anggota kelompoknya untuk mengisi satu meja
turnamen. Pada meja turnamen pertama terdapat soal-soal dengan tingkat kesukatan
yang paling tinggi. Dan meja kedua terdapat soal-soal dengan tingkat kesukaran yang
sedikit lebih rendah dari meja turnamen pertama, dan begitu seterusnya. Setiap siswa
bisa menjawab maksimal 10 kartu soal yang telah dipersiapkan di atas meja
turnamen. Dan siswa yang mejawab paling banyak, akan mendapatkan poin yang
aling tinggi pada meja turnamennya.
5. Siswa melakukan kegiatan turnamen dan guru mengamati
jalannya kegiatan sambil memastikan bahwa semua siswa mengerti prosedur kegiatan
yang dilakukan. Waktu untuk kegiatan turnamen ini sekitar 30 menit.

24
6. Guru bersama-sama dengan siswa, mengoreksi kartu-kartu yang
dijawab oleh peserta turnamen. Sambil menuliskan poin yang didapat setiap peserta
di papan tulis dan siswa pada setiap meja turnamen diurutkan dari siswa yang
mendapat poin tertinggi hingga terendah, untuk diberi gelar Superior, Very Good,
Good dan Medium, sesuai poin yang didapat. Pemberian poin pada siswa berdasarkan
dengan tabel pedoman pemberian poin untuk model tgt dan waktu untuk kegiatan ini
sekitar 15 menit.

C. Kegiatan akhir (15 menit)

1. Jumlah poin yang didapat untuk setiap kelompok dijumlahkan


menjadi satu.
2. Semua kelompok diurutkan dari kelompok dengan skor tertinggi
hingga skor terendah, dan akan diberikan gelar Super Team, Great Team dan Good
Team sesuai dengan skor yang didapat siswa.
3. Siswa dan kelompok yang mendapat poin tertinggi pada saat
turnamen akan mendapatkan penghargaan dari guru.
4. Guru menutup kegiatan belajar-mengajar dengan memberikan
salam.

IX. Sumber belajar :

⊗ Buku teks : FISIKA untuk SMA kelas X, Jilid 1. Karangan Drs. Supiyanto,
M.si. halaman: 139-155.
⊗ Buku teks : Seribu pena FISIKA SMA untuk kelas X. Karangan Ir.
Marthen Kanginan, M.Sc. Halaman 153-166.

X. Penialaian :

Dalam penerapan model pembelajaran ini, semua siswa diikut sertakan dalam
kegiatan turnamen. Dan setiap siswa akan menjawab maksimal 10 soal. Sehingga
penialaian untuk model ini adalah:

25
Jumlah soal yang dijawab dengan benar
Nilai = Jumlah soal maksimal yang dijawab setiap siswa ×100

Lampiran : Uraian Materi Ajar

A. Suhu dan Termometer

Suhu didefenisikan sebagai ukurn derajat panas atau dinginnya suatu benda atau
sistem. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dingin
memiliki suhu yang rendah. Pada hakikatnya, suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata
yang dimiliki oleh partikel dalam suatu benda. Dengan demikian, suhu mengambarakan
bagaimana gerakan molekul-molekul benda. Pada saat kita memanaskan atau
mendinginkan suatu benda sampai pada suhu tertentu, beberapa sifat fisik benda tersebut
berubah. Sifat-sifat benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu, disebut sifat
termometrik. Contoh sifat termometrik tersebut adalah panjang logam, volume zat cair,
dan lain sebagainya. Dengan demikian adanya perubahan sifat termoetrik menunjukkan
adanya perubahan suhu suatu benda. Dan berdasarkan sifat termometrik tersebut, kita
mengenal alat yang digunakan untuk mengukur suhu sebuah benda yaitu Termometer.

Pembuatan termometer didasarkan pada beberapa sifat termometrik zat, seperti


pemuaian zat padat, pemuaian zat cair, pemuaian gas, tekanan zat cair, tekanan udara,
regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik, dan intensitas cahaya (radiasi
benda). Beberapa jenis termometer yang biasa digunakan untuk pengukuran suhu

26
diantaranya, yaitu termometer raksa, termometer alkohol, termometer gas, termometer
bimetal, termometer hambatan, termokopel, dan pirometer.

Kebanyakan, termometer yang umum dikenal dan digunakan dimasyarakat adalah


termometer air raksa. Ada beberapa hal yang menjadi alsan mengapa air raksa sering
digunakan unruk mengisi termometer, dibandingkan air dan alkohol, yaitu:

1). Air raksa lebih cepat berubah terhadap perubahan suhu yang sangat kecil.
2). Air raksa tidak menempel (membekas / meninggalkan sisa) pada dinding kaca
termometer.
3). Air raksa memili wara, sehingga lebih mudah diamati tanpa harus dicampurkan
pewarna terlebih dahulu.

Tabel 1. Jenis-jenis termometer

Termometer Sifat fisis yang diukur Karakteristik


Tekanan dan volume Jangkauan luas, sangat teliti dan peka,
gas cair ukuran relatif besar, reaksi lambat, dan
Gas ideal
tidak dapat dbawa langsung untuk
mengkalibrasi termometer lain
Hambatan Hambatan listrik Jangkauan luas, sangat akurat, dan tidak
platina cocok untuk perubahan suhu mendadak
Paramagnetik Sifat magnetik bahan Cocok untuk suhu rendah yang konstan
Beda muai diantara dua Sering digunakan dalam termostat
Plat bimetlik
logam
Warna cahaya yang Tanpa kotak langsung dengan benda yang
Pirometer optik terpancar diukur, dan cocok untuk mengukur suhu
benda yang sangat tinggi
Ekspansi atau kontraksi Sederhana, murah, mudah dibawa, dan
Raksa dalam pipa
fluida langsung dapat dibaca

27
Tegangan listrik di Jangkauan luas, cukup akurat, kuat dan
Termokopel antara logam yang kompak, serta cocok untuk perubahan
berbeda suhu mendadak

Pembuatan skala pada termoemter memerlukan dua titik acuan. Titik acuan
pertama yang disebut sebagai titki tetap bawah pada umumnya dipilih tititk beku air,
yaitu suhu campuran antara es dan air pada tekanan normal. Titik acuan kedua yang
disebut titik tetap atas dipilih titik didih, yaitu suhu ketika air mendidih pada tekanan
normal.

Kalibrasi termometer adalah penetapan tanda-tanda untuk pebagian skala pada


suatu termometer. Adapun langkah-langkah kalibrasi termometer adalah sebagai berikut:

1. menentukan titik tetap bawah (Tb)


2. menentukan titik tetap atas (Ta)
3. menentukan jumlah skala diantara titik-titik tetap
4. memperluas skala diluar titik tetap

Kita dapat melakukan konversi skala dari satu termometer ke termometer yang
lain. Sebagai contoh, suhu suatu benda menunjukkan skala X ketika diukur dengan
termometer X yang memiliki Tb = Xb dan Ta = Xa. Maka, ketika suhu benda tersebut
diukur dengan menggunakan termometer Y yang memiliki Tb = Yb dan Ta = Ya, skala Y
akan menunjukkan angka yang dapat dihitung dengaan rumus:

X −X b Y − Yb
=
X a − X b Ya − Yb

Terdapat empat macam skala yang biasa digunakan dalam pemgukuran suhu,
yaitu skala Celcius, skala Fahrenheit, skala Reamur, dan skala Kelvin. Pada skala Celsius
digunakan titik lebur es murni sebagai titik tetap bawah dan ditandai dengan angka 0.
sedangkan untuk menyatakan titik tetap atas digunakan titik didih air pada tekanan
atmsofer dan ditandai dengan angka 100, sehingga ada 100 pembagian skala.

28
Pada skala Fahrenheit, penentuan suhu nol derajat digunakan suhu campuran es
dan garam. Titik tetap bawah dan titik tetap atasnya dinyatakan pada skala 32 dan 212,
sehingga ada 180 pembagian skala. Pada skala Reamur, penentuan titik tetpa nawah dan
titik tetap atas seperti pada skal Celcius, namun dinyatakan dalam skala 0 dan 80,
sehingga ada 80 pembagian skala.

Pada skala Kelvin, penentuan suhu nol derajat digunakan suhu terendah yang
dimiliki oleh suatu partikel yang setara dengan -273,15oC, yaitu keadaan dimana energi
kinetik rata-rata partikel sama dengan nol, sehingga tidak ada panas yang terukur atau
sering disebut denga suhu nol mutlak. Setiap satu skala Kelvin sama denga satu skala
Celcius, sehingga titik tetap bawah dan titik tetap atas skala Kelvin masing-masing
adalah 273 K dan 373 K. Pada skala tidak ada suhu yang bernilai negative sehingga
disebut sebagai skala suhu mutlak atau skala termodinamik, dan skaligus Kelvin
digunakan sebagai satuan SI untuk suhu. Perbandingan keempat skala suhu adalah
tampak pada gambar di bawah ini.

100oC 212oF 80oR 373 K


Titik didih air

Titik beku air


o o o
0C 32 F 0R 273 K

Gambar 1. Perbandingan skala Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin

Kita dapat mengkonversikan skala temometer dari termometer yang satu ke


termeometer yang lainnya. Berikut adalah table yang menunjukkan persamaan untuk
mengkonversikan skala termometer.

Table 2. Konversi skala termometer

29
Skala Celsius Fahrenheit Reamur Kelvin
5 5
Celsius C= ( F - 32) C= R C = K - 273
9 4
9 9 9
Fahrenheit F= C + 32 F= R + 32 F= ( K - 273) + 32
5 4 5
4 4 4
Reamur R= C R= ( F - 32) R = ( K - 273)
5 9 5
5 5
Kelvin K = C + 273 K= ( F - 32) + 273 K= R + 273
9 4

Lembar Kerja Siswa (LKS)

1. Sebutkan definisi dari suhu!


Jawaban :

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

2. Sebutkan jenis-jenis termometer, minimal 4 buah!


Jawaban :

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

30
………………………………………………………………………….....

3. Tuliskan perbadingan skala suhu, utuk termometer Celcius, Fahrenheit, Reamur dan
Kelvin!
Jawaban :

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

4. Jika suhu suatu benda diukur denga termometer Celsius terbaca 32oC, maka berapa
suhu benda tersebut jika diukur dengan termometer Kelvin?
Jawaban :

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

5. Sebutkan pengertian dari suhu nol mutlak!


Jawaban :

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

31
…………………………………………………………………………….

Kunci Jawaban LKS

1. Suhu didefenisikan sebagai ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda
atau sistem.

2. Jenis-jenis termometer diantaranya adalah:

1). Termometer gas ideal


2). Termometer hambatan platina
3). Termometer paramagnetic
4). Termometer plat bimetalik
5). Pirometer optic
6). Termometer raksa dalam pipa
7). Termokopel

3. Perbandingan skala-skala pada termometer adalah:

Termometer Celcius : 0o C – 100o C


Termometer Fahrenheit : 32o F – 212o F
Termometer Reamur : 0o R – 80o R
Termometer Kelvin : 273o K – 373o K

4. Diketahui : Pada skala Celcius = 32oC

Ditanyakan : berapa suhu pada skala Kelvin…?

Penyelesaian :

K = C + 273
K = 32 + 273

32
K = 305 K

5. Suhu nol mutlak adalah suhu dimana energi kinetic rata-rata yang bekerja pada
partikel-partikel zat sama dengan nol, sehingga tidak ada panas yang terukur.

Soal untuk meja turnamen 1

1. Sebutkan langkah-langkah dalam mengkalibrasi termometer?

2. Sebutkan alasan mengapa air raksa lebih baik digunakan pada termometer, jika
dibandingkan dengan alkohol dan air!

3. Sebutkan karakteristik dari termometer hambatan platina!

4. Apa yang dimaksud dengan suhu nol mutlak!

5. Konversikan skala termometer 25o C menjadi skala Fahrenheit dan Reamour!

6. tuliskan perbandingan skala antara termometer Celcius, Fahrenheit, Reamour dan


Kelvin!

7. Tuliskan rumus untuk mengkonversikan skala Fahrenheit menjadi Kelvin!

8. Apa yang terjadi pada partikel suatu zat, saat berada pada suhu –273,15o C?

9. Sebutakan minimal 3 sifat termometrik zat yang dijadikan sebagai dasar dalam
pembuatan termometer!

10. Pada suhu berpakah skala Fahrenheit dan skala Celcius menunjukkan angka yang
sama?

33
Soal untuk meja turnamen 2

1. Sebutkan pengertian suhu jika dilihat dari segi energi kinetik?

2. Tuliskan perbadingan skala suhu, utuk termometer Celcius, Fahrenheit, Reamur dan
Kelvin!

3. Sebutkan karakteristik dari termometer paramagnetik!

4. Apa yang dimaksud dengan suhu nol mutlak!

5. Konversikan skala termometer 122o F menjadi skala Celcius!

6. Apa yang terjadi pada energi kinetik rata-rata partikel suatu zat, jika suhu zat
tersebut dinaikkan!

7. Tuliskan rumus untuk mengkonversikan skala Fahrenheit menjadi Remur!

8. Apa yang terjadi pada partikel suatu zat, saat berada pada suhu –273,15oC?

9. Sebutakan minimal 3 sifat termometrik zat yang dijadikan sebagai dasar dalam
pembuatan termometer!

10. Apa dasar penentuan titik tetap bawah dan titik tetap atas pada skala termometer
Celcius?

34
Soal untuk meja turnamen 3

1. Apa yang dimaksud denga kalibrasi termometer?

2. Sebutakn dua titik acuan yang digunakan pada pembuatan termometer!

3. Sebutkan karakteristik dari termometer Plat bimetalik!

4. Mengapa skala Kelvin disebut sebagai skala suhu mutlak?

5. Konversikan skala termometer 173 K menjadi skala Reamur!

6. Apa yang terjadi pada energi kinetik rata-rata partikel suatu zat, jika suhu zat
tersebut dinaikkan!

7. Tuliskan rumus untuk mengkonversikan skala Reamur menjadi Fahrenheit!

8. Sebutkan minimal 4 jenis termometer yang kamu ketahui?

9. Mengapa air raksa lebih sering digunakan untuk mengisi tabung termometer, jika
dibandingkan dengan alkohol dan air?

10. Apa dasar penentuan titik tetap bawah dan titik tetap atas pada skala termometer
Celcius?

35
Soal untuk meja turnamen 4

1. Apa nama alat yang digunakan untuk mengukur suhu?

2. Sebutakn dua titik acuan yang digunakan pada pembuatan termometer!

3. Sebutkan karakteristik dari termometer Raksa dalam pipa!

4. Mengapa skala Kelvin disebut sebagai skala suhu mutlak?

5. Konversikan skala termometer 173 K menjadi skala Celcius!

6. Tuliskan perbandingan antara skala termometer Celcius, Fahrenheit, Reamur dan


Kelvin!

7. Tuliskan rumus untuk mengkonversikan skala Celcius menjadi Reamur!

8. Sebutkan minimal 4 jenis termometer yang kamu ketahui!

9. Mengapa air raksa lebih sering digunakan untuk mengisi tabung termometer, jika
dibandingkan dengan alkohol dan air?

10. Apa yang dimaksud dengan sifat termometrik suatu zat?

36
Kunci Jawaban Untuk Meja Turnamen 1

1. Langkah-langkah dalam mengkalibrasi termometer adalah sebagai berikut:

1). menentukan titik tetap bawah (Tb)


2). menentukan titik tetap atas (Ta)
3). menentukan jumlah skala diantara titik-titik tetap
4). memperluas skala diluar titik tetap

2. Air raksa lebih sering digunakan untuk mengisi termometer, jika dibandingkan
degan air dan alkohol, karena:

1). Air raksa lebih cepat berubah terhadap perubahan suhu yang sangat kecil.
2). Air raksa tidak menempel (membekas / meninggalkan sisa) pada dinding kaca
termometer.
3). Air raksa memili wara, sehingga lebih mudah diamati tanpa harus
dicampurkan pewarna terlebih dahulu.

3. Jangkauan luas, sangat akurat, dan tidak cocok untuk perubahan suhu mendadak.

4. Suhu nol mutlak adalah suhu paling rendah yang mungkin dimiliki oleh suatu zat.
Dimana energi kinetik rata-rata partikel zat tersebut sama dengan nol, sehingga
tidak ada kalor yang mengalir.

5. Diketahui : C = 25o C
Ditanyakan : F = ….? Dan R = ….?
Penyelesaian :
9 9
F= C + 273 = ⋅ 25 + 273 = 318o F
5 5

37
4 4
R= C = ⋅ 25 = 20o R
5 5

6. Perbandingan skala-skala pada termometer adalah:

Termometer Celcius : 0o C – 100o C


Termometer Fahrenheit : 32o F – 212o F
Termometer Reamur : 0o R – 80o R
Termometer Kelvin : 273o K – 373o K

5
7. K= (F - 32) + 273
9

8. Saat berada pada suhu -273,15o C, partikel-partikel suatu zat akan berhenti bergerak
(diam), karena energi kinetik rata-ratnya adalah sama dengan nol.

9. Beberapa sifat termometrik zat yang dijadikan sebagai dasar pembuatan termometer
diantaranya ialah:

1). Pemuaian zat padat


2). Pemuaian zat cair
3). Pemuaian gas
4). Tekanan zat cair
5). Tekanan udara,
6). Regangan zat padat
7). Hambatan zat terhadap arus listrik
8). Intensitas cahaya (radiasi benda).

10. Misalkan skala Fahrenheit dan skala Celcius menunjukkan angka yang sama (X),
maka TF = TC = X. dari hubungan antara skala Fhrenheit dan Celcius, maka
diperoleh:

38
9 9
F= C + 32 ⇔ F - 32 = ⋅C
5 5
9 5 9
X - 32 = ⋅X ⇔ X - X = 32
5 5 5
4 5
− X = 32 ⇔ X = − ⋅ 32
5 4
X = -40

Kunci Jawaban Untuk Meja Turnamen 2

1. Jika dilihat dari segi enegri kinetik, suhu merupakan ukuran energi kinetik rata-rata
partikel dalam suatu benda.

2. Perbandingan skala-skala pada termometer adalah:

Termometer Celcius : 0o C – 100o C


Termometer Fahrenheit : 32o F – 212o F
Termometer Reamur : 0o R – 80o R
Termometer Kelvin : 273o K – 373o K

3. Karakteristik termometer paramagnetik ialah, termometer ini cocok untuk suhu


rendah yang konstan.

4. Suhu nol mutlak adalah suhu paling rendah yang mungkin dimiliki oleh suatu zat.
Dimana energi kinetik rata-rata partikel zat tersebut sama dengan nol, sehingga
tidak ada kalor yang mengalir.

5. Diketahui : F = 122o F
Ditanyakan : C = ….?
Penyelesaian :
5 5
C= (F - 32) = ⋅ (122 - 32) = 50o C
9 9

39
6. Suhu merupakan ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki partikel zat.
Sehingga, jika suhu zat tersebut dinaikkan, maka energi kinetik rata-rata partikel zat
tersebut juga akan semakin tinggi.

4
7. R= (F - 32)
9

8. Saat berada pada suhu -273,15o C, partikel-partikel suatu zat akan berhenti bergerak
(diam), karena energi kinetik rata-ratnya adalah sama dengan nol.

9. Beberapa sifat termometrik zat yang dijadikan sebagai dasar pembuatan termometer
diantaranya ialah:

1). Pemuaian zat padat


2). Pemuaian zat cair
3). Pemuaian gas
4). Tekanan zat cair
5). Tekanan udara,
6). Regangan zat padat
7). Hambatan zat terhadap arus listrik
8). Intensitas cahaya (radiasi benda).

10. Pada skala Celcius, digunakan titik lebur es murni sebagai dasar penentuan titik
tetap bawah dan untuk menyatakan titik tetap atas digunakan titik didih air pada
tekanan atmsofer.

40
Kunci Jawaban Untuk Meja Turnamen 3

1. Kalibrasi termometer adalah penetapan tanda-tanda untuk pebagian skala pada


suatu termometer.

2. Dua titik acuan yang digunakan dalam pembuatan termometer adalah:

1). Titik tetap bawah, pada umumnya dipilih titik beku air.
2). Titik tetap atas, pada umumnya dipilih titik didih air.

3. Karakteristik termometer plat bimetalik ialah, termometer ini sering digunakan


dalam termostat.

4. Skala suhu Kelvin disebut sebagai skala suhu mutlak karena pada skala ini tidak ada
suhu yang bernilai negatif.

5. Diketahui : K = 173 K
Ditanyakan : R = ….?
Penyelesaian :
4 4
R= (K - 273) = ⋅ (173 - 273) = -80o R
5 5

6. Suhu merupakan ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki partikel zat.
Sehingga, jika suhu zat tersebut dinaikkan, maka energi kinetik rata-rata partikel zat
tersebut juga akan semakin tinggi.

41
9
7. F= R + 32
4

8. Perbandingan skala-skala pada termometer adalah:

Termometer Celcius : 0o C – 100o C


Termometer Fahrenheit : 32o F – 212o F
Termometer Reamur : 0o R – 80o R
Termometer Kelvin : 273o K – 373o K

9. Jenis-jenis termometer diantaranya adalah:

1). Termometer gas ideal


2). Termometer hambatan platina
3). Termometer paramagnetic
4). Termometer plat bimetalik
5). Pirometer optic
6). Termometer raksa dalam pipa
7). Termokopel

10. Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa air raksa sering digunakan untuk
mengisi termometer, dibandingkan air dan alkohol, yaitu:

1). Air raksa lebih cepat berubah terhadap perubahan suhu yang sangat kecil.
2). Air raksa tidak menempel (membekas / meninggalkan sisa) pada dinding kaca
termometer.
3). Air raksa memili wara, sehingga lebih mudah diamati tanpa harus
dicampurkan pewarna terlebih dahulu.

11. Pada skala Celcius, digunakan titik lebur es murni sebagai dasar penentuan titik
tetap bawah dan untuk menyatakan titik tetap atas digunakan titik didih air pada
tekanan atmsofer.

42
Kunci Jawaban Untuk Meja Turnamen 3

1. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer.

Dua titik acuan yang digunakan dalam pembuatan termometer adalah:

1). Titik tetap bawah, pada umumnya dipilih titik beku air.
2). Titik tetap atas, pada umumnya dipilih titik didih air.

3. Karakteristik termometer raksa dalam pipa ialah, sederhana, murah, mudah dibawa,
dan langsung dapat dibaca.

4. Skala suhu Kelvin disebut sebagai skala suhu mutlak karena pada skala ini tidak ada
suhu yang bernilai negatif.

5. Diketahui : K = 173 K
Ditanyakan : C = ….?
Penyelesaian :
C = K - 273 = 173 - 273 = -100o C

6. Suhu merupakan ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki partikel zat.
Sehingga, jika suhu zat tersebut dinaikkan, maka energi kinetik rata-rata partikel zat
tersebut juga akan semakin tinggi.

43
4
R= C
5

Jenis-jenis termometer diantaranya adalah:

8). Termometer gas ideal


9). Termometer hambatan platina
10). Termometer paramagnetic
11). Termometer plat bimetalik
12). Pirometer optic
13). Termometer raksa dalam pipa
14). Termokopel

9. Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa air raksa sering digunakan untuk
mengisi termometer, dibandingkan air dan alkohol, yaitu:

4). Air raksa lebih cepat berubah terhadap perubahan suhu yang sangat kecil.
5). Air raksa tidak menempel (membekas / meninggalkan sisa) pada dinding kaca
termometer.
6). Air raksa memili wara, sehingga lebih mudah diamati tanpa harus
dicampurkan pewarna terlebih dahulu.

10. Sifat termometrik suatu zat ialah sifat-sifat suatu benda yang dapat berubah karena
disebabkan oleh perubahan suhu.

44
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ada beberapa hal pokok yang dapat kita sipulkan dari pembahasan di atas, yaitu:

1. Menurut Bruce Joyce, dkk, Models of teaching atau model pembelajaran adalah
model pelajaran, untuk membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan,
nilai-nilai, kemampuan berfikir, dan dapat mengaktualisasi diri, juga diajarkan
kepada siswa bagaimana belajar yang efektif dan sistematis sehingga kedepan
dihasilkan siswa yang dapat meningkatkan kemampuannya belajar lebih mudah dan
efektif dalam keilmuan dan keterampilan, karena mereka sudah memdapat proses
pembelajaran yang tuntas.
2. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan
paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

45
3. Ada 5 elemen dasar dalam penerapan model pembelajaran kooperatif, yaitu:

1). Saling ketergantungan positif


2). Pemberian tangungjawab individu
3). Interaksi berhadap-hadapan
4). Kemampuan untuk bekerja sama
5). Proses kelompok

4. Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung
unsur permainan dan reinforcement.
5. Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan
anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.
Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi
dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).
6. Secara umum ada 5 komponen utama dalam penerapan model TGT, yaitu:

1). Penyajian kelas (Class Presentations)


2). Kelompok (Teams)
3). Permainan (Games)
4). Turnamen (Tournament)
5). Penghargaan Kelompok (Team recognition)

B. SARAN

Sesuai dengan kelemahan dari model pembelajaran ini, sebaiknya guru yang ingin
menerpkan model ini, harus mempersiapkan secara matang materi, pertanyaan, kelompok

46
yang dibuat secara heterogen menurut kemampuan akademis. Dan dalam menerapkan
model ini, sebaiknya guru memperhiungkan dengan sebaik-baiknya pembagian waktu
untuk skenario pembelajaran.

Darftar Pustaka

Amien, M. 1987. Pendidikan Science. Yogyakarta: FKIE IKIP.

Dahar, R.W. 1986. Interaksi Belajar Mengajar IPA. Jakarta UT.

Dirdjosoemarto dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : FPMIPA UPI

Jamiah.v .1996. Penerapan Model TGT dalam Mengajar Konsep Fisika di Sekolah
Menengah Umum. Pomtianak : Makalah FKIP untan

Nasution, S. 1982. Teknologi Pendidikan. Bandung: Jemars

Nasution. S. 1988. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara

Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Syah Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja
Rosda Karya.

http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b11.html

http://www.guruindonesia.net/downloadmakalah.php

http://educare.e-fkipunla.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=43

47

You might also like