You are on page 1of 18

Nama : Eni Riswati

No / Kelas : 14 / X TKJ 2

PENGERTIAN ZAKAT, MACAM - MACAM DAN SYARAT – SYARAT ZAKAT

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima. Zakat berarti “tumbuh dan bertambah”. juga bisa
berarti berkah, bersih, suci, subur dan berkembang maju. Dapat kita ambil kesimpulan bahwa
kita selaku umat muslim telah diwajibkan oleh Allah SWT untuk mengeluarkan zakat,
seperti firman Allah Swt : “Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan taatlah kepada
Rasul, supaya kamu diberi rahmat“. (Surat An Nur 24 : 56).

Dalam ayat yang lain Allah menjelaskan bahwa orang yang mentaati perintah allah
khususnya dalam menunaikan zakat niscaya Allah akan memberikan rahmat kepada
kita dan akan dikembalikannya kita kepada kesucian/kembali fitrah seperti bayi yang
baru dilahirkan ke alam muka bumi ini atau seperti kertas puti9h yang belum ada
coretan-coretan yang dapat mengotori kertas tersebut, seperti firman-Nya : “Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu bersihkan dan mensucikan mereka
dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya dosa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi maha Mengetahui “. (Surat At Taubah 9 : 103).

SYARAT-SYARAT WAJIB UNTUK MENGELUARKAN ZAKAT

Islam; Zakat hanya diwajibkan bagi orang Islam saja.

Merdeka; Hamba sahaya tidak wajib mengeluarkan zakat kecuali zakat fitrah, sedangkan
tuannya wajib mengeluarkannya. Di masa sekarang persoalan hamba sahaya tidak ada lagi.
Bagaimanapun syarat merdeka tetap harus dicantumkan sebagai salah satu syarat wajib
mengeluarkan zakat karena persoalan hamba sahaya ini merupakan salah satu syarat yang tetap
ada.

Milik Sepenuhnya; Harta yang akan dizakati hendaknya milik sepenuhnya seorang yang
beragama Islam dan harus merdeka. Bagi harta yang bekerjasama antara orang Islam dengan
orang bukan Islam, maka hanya harta orang Islam saja yang dikeluarkan zakatnya.

Cukup Haul; cukup haul maksudnya harta tersebut dimiliki genap setahun, selama 354 hari
menurut tanggalan hijrah atau 365 hari menurut tanggalan mashehi.

cukup Nisab; Nisab adalah nilai minimal sesuatu harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Kebanyakan standar zakat harta (mal) menggunakan nilai harga emas saat ini, jumlahnya
sebanyak 85 gram. Nilai emas dijadikan ukuran nisab untuk menghitung zakat uang simpanan,
emas, saham, perniagaan, pendapatan dan uang dana pensiun.

MACAM-MACAM ZAKAT

• ZAKAT MAAL (HARTA)

Bagi harta yang disandarkan zakatnya pada emas, zakat yang harus dikeluarkan sebanyak 2,5 %
dari harta yang wajib dizakati (tidak termasuk zakat binatang ternak dan biji-bijian yang
mempunyai nilai zakatnya tersendiri).

• ZAKAT UANG SIMPANAN

Banyak urusan bisnis yang menggunakan mata uang sebagai alat pertukarannya, Setiap negara
mempunyai nilai mata uangnya sendiri yang disandarkan kepada nilai tukar emas.

DALIL WAJIB ZAKAT UANG SIMPANAN “Saiidina Ali telah meriwayatkan bahwa Nabi
saw bersabda: Apabila kamu mempunyai (uang simpanan) 200 dirham dan telah cukup haul
(genap setahun) diwajbkan zakatnya 5 dirham, dan tidak diwajibkan mengeluarkan zakat (emas)
kecuali kamu mempunyai 20 dinar dan telah cukup haulnya diwajibkan zakatnya setengah dinar.
Demikian juga kadarnya jika nilainya bertambah dan tidak diwajibkan zakat dalam sesuatu harta
kecuali genap setahun”. (HR Abu Daud)

SYARAT WAJIB ZAKAT UANG SIMPANAN

1. Islam
2. Merdeka
3. Milik sendiri
4. Cukup haul
5. Cukup nisab

• ZAKAT EMAS & PERAK

Sejarah telah membuktikan bahwa emas dan perak merupakan logam berharga. Sangat besar
kegunaannya yang telah dijadikan uang dan nilai/alat tukar bagi segala sesuatu sejak kurun-
kurun waktu yang lalu.
Dari sisi ini, syari’at memandang emas dan perak dengan pandangan tersendiri, dan
mengibaratkannya sebagai suatu kekayaan alam yang hidup. Syari’at mewajibkan zakat
keduanya jika berbentuk uang atau leburan logam, dan juga benbentuk bejana, souvenir, ukiran
atau perhiasan bagi pria. Firman Allah :Dan oarang-orang yang menyimpan emas dan perak
dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka
Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan)
kepada mereka : “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu”.
Sabda Rasulullah yang maksudnya sebagai berikut : Setiap pemilik emas dan perak yang tidak
menunaikan haknya, maka pada hari kiamat dijadikan kepingan lalu dibakar dalam api neraka.

SYARAT WAJIB ZAKAT EMAS DAN PERAK.

1. Islam
2. Merdeka
3. Milik sendiri
4. Cukup nisabnya
5. Cukup haul (setahun).

(Nisab emas adalah 20 misqal atau 85 gram emas. Nisab perak adalah 200 dirham atau 595 gram
perak ).

• ZAKAT PENDAPATAN/PROFESI

Barang kali bentuk penghasilan yang paling menonjol pada zaman sekarang ini adalah apa yang
diperoleh dari pekerjaan dan profesinya. Zakat pendapatan atau profesi telah dilaksanakan
sebagai sesuatu yang paling penting pada zaman MUAWIYAH DAN UMAR BIN ABDUL
AZIZ. Zakat jenis ini dikenal dengan nama Al-Ata’ dan dizaman modern ini dikenal dengan
“Kasbul Amal”. Namun akibat perkemabangan zaman yang kurang menguntungkan ummat
Islam, maka zakat jenis ini kurang mendapat perhatian. Sekarang sudah selayaknya jika mulai
digalakkan kembali, kerena potensinya yang memang cukup besar.

DALIL WAJIB ZAKAT PROFESI/PENDAPATAN


Firman Allah : Hai orang-orang yang beriman, keluarkanlah/nafkahkanlah (dijalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu (Surat Al-Baqarah 2 : 267). Dalam ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa
segala hasil usaha yang baik-baik wajib dikeluarkan zakatnya. Termasuk pendapat para pekerja
dari gaji atau pendapatan dari profesi sebagai dokter, konsultan, seniman, akunting, notaris, dan
sebagainya. Imam Ar-Razi berpendapat bahwa konsep “hasil usaha” meliputi semua harta dalam
konsep menyeluruh yang dihasilkan oleh kegiatan atau aktivitas manusia.

SYARAT WAJIB ZAKAT PENDAPATAN

1. Islam
2. Merdeka
3. Milik Sendiri
4. Hasil usaha yang baik sebagai sumber zakat. Hasil usaha tersebut termasuk pendapatan,
yang terdiri dari kumpulan Honor, Gaji, Bonus, Komisi, Pemberian, pendapatan
profesional, Hasil sewa dan
sebagainya. Para Fuqoha menerangkan bahwa semua pendapatan tersebut sebagai “Mal
Mustafad” yaitu perolehan baru yang termasuk dalam sumber harta yang dikenakan
zakat.
5. Cukup Nisab. Nisab bagi zakat pendapatan/profesi ini merujuk kepada nilai 85 gram
emas, dengan harga saat ini. Biasanya pendapatan/gaji selalu diterima dalam bentuk mata
uang, untuk itu zakatnya disandarkan kepada nilai emas.
6. Cukup Haul. Kontek haul dalam zakat pendapatan adalah jarak masa satu tahun adalah
merupakan jarak pengumpulan hasil-hasil yang diperoleh dari berbagai sumber selama
satu tahun. Sebab roh yang sangat penting dari zakat pendapatan ini dilihat dari harta
perolehan atau penghasilan dan bukannya persoalan harta uang simpanan. Jadi makna
haul disini adalah jarak pengumpulan pendapatan selama satu tahun dan bukannya
lamanya menyimpan selam setahun seperti zakat harta simpanan.

• ZAKAT SAHAM dan OBLIGASI

1. Saham adalah hak pemilikan tertentu atas kekayaan suatu perseroan terbatas (PT) atau
atas penunjukan atas saham tertentu. Tiap saham merupakan bagian yang sama atas
kekayaan itu.
2. Obligasi adalah kertas berharga (semacam cek) yang berisi pengakuan bahwa bank,
perusahaan, atau pemerintah berhutang kepada pembawanya sejumlah tertentu dengan
bungan tertentu pula
3. Saham dan Obligasi adalah kertas berharga yang berlaku dalam transaksi-transaksi
perdagangan khusus yang disebut BURSA EFEK.
4. Cara menghitung zakat Saham dan Obligasi adalah 2.5 % atas jumlah terendah dari
semua saham/obligasi yang dimiliki selama setahun, setelah dikurangi atau dikeluarkan
pinjaman untuk membeli saham (jika ada).

DALIL DAN SYARAT WAJIB ZAKAT SAHAM.


Dalil dan syarat wajib mengeluarkan zakat saham atau obligasi sama seperti dalil dan syarat
wajib atas zakat uang simpanan diatas.

• ZAKAT AN’AM (BINATANG TERNAK)

Binatang Ternak yang wajib dizakati meliputi Unta, sapi, kerbau dan kambing. Syarat wajib
zakat atas pemilik binatang tersebut adalah :

1. Islam,
2. Merdeka,
3. 100 % milik sendiri, sampai hisab (batas)nya dan telah dimiliki selama satu tahun.
Dijelaskan dalam Hadist, “Tidaklah wajib zakat pada harta seseorang sebelum satu
tahun dimilikinya.” (H.R. Daruquthni)
4. Digembalakan dirumput tanpa beli.

Binatang yang dipakai membajak sawah atau menarik gerobak tidak wajib dikenakan zakat.
ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW. “Tidaklah ada zakat bagi sapi yang dipakai bekerja.”
(H.R. Abu Daud dan Daruquthni).

• ZAKAT FITRAH

Setiap menjelang Idul Fitri orang Islam diwajibkan membayar zakat fitrah sebanyak 3 liter dari
jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Hal ini ditegaskan dalam hadist dari Ibnu Umar,
katanya “Rasulullah saw mewajibkan zakat fthri, berbuka bulan Ramadhan, sebanyak satu sha’
(3,1 liter) tamar atau gandum atas setiap muslim merdeka atau hamba, lelaki atau
perempuan.“(H.R. Bukhari).

Syarat-syarat wajib zakat fitrah, yaitu :

• Islam
• Memiliki kelebihan harta untuk makan sehari-hari. tatkala Rasulullah saw mengutus
Mu’az ke Yaman, ia memerintahkan, “Beritahukanlah kepada penduduk Yaman,
Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada mereka sedekah (zakat) yang diambil
dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang – orang fakir dikalangan mereka.”
(H.R. Jamaah ahli Hadis). Rasulullah juga bersabda.”Barang siapa meminta – minta
sedang ia mencukupi sesungguhnya ia memperbanyak api neraka (siksaan).“Para
sahabat ketika itu bertanya “Apa yang dimaksud dengan mencukupi itu ?” Jawab
Rasulullah saw , “Artinya mencukupi baginya adalah sekedar cukup buat dia makan
tengah hari dan malam hari.” (H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah). Kelebihan harta yang
dimaksud tentu saja bukan barang yang dipakai sehari – hari seperti rumah, perabotan
dan lain-lain. Jadi tidak perlu menjual sesuatu untuk membayar zakat fitrah.

Orang yang berhak menerima zakat fitrah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an ada
delapan Golongan. “Sesungguhnya sedekah – sedekah (zakat) itu hanya untuk orang – orang
Fakir, Miskin, Pengurus zakat (amil),orang – orang yang telah dibujuk hatinya (muallaf),
Untuk memerdekakan budak – budak yang telah dijanjikan akan dimerdekakan, orang yang
berhutang (gharim) untuk dijalan Allah (sabilillah) dan untuk orang musafir (orang yang
dalam perjalanan). Yang demikian ketentuan Allah” (Q.S. At taubah : 60)

Penjelasan ayat tersebut menurut imam syafi’i sebagai berikut :

a. Fakir, adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak memiliki harta.
b. Miskin, adalah orang yang memiliki pekerjaan namun penghasilanya tidak mencukupi
kebutuhannya
c. Amil, adalah panitia yang menerima dan membagikan zakat.
d. Muallaf, adalah
 Orang yang baru masuk Islam karena Imannya belum teguh.
 Orang Islam yang berpengaruh pada kaumnya dengan harapan agar orang lain
dari kaumnya masuk Islam.
 Orang Islam yang berpengaruh di orang Kafir agar kita terpelihara dari kejahatan
orang – orangkafir dibawah pengaruhnya.
 Orang yang sedang menolak kejahatan dari orang – orang yang anti zakat.

e. Riqab, adalah budak yang ingin memerdekakan diri dengan membayar uang tebusan.
f. Gharim, adalah orang yang banyak hutang, baik untuk diri sendiri maupun untuk
mendamaikan orang yang berselisih maupun untuk menjamin hutang orang lain.
g. Sabilillah, adalah untuk kepentingan agama.
h. Ibnu sabil, adalah musafir yang kehabisan bekal.

Manfaat pemberian zakat antara lain :

1. Mempererat hubungan si kaya dan si miskin.


2. Agar tidak terjadi kejahatan dari orang – orang miskin dan susah yang dapat merusak
ketertiban masyarakat. Firman Allah SWT, “Sekali-kali janganlah orang – orang yang
bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka,
bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi
mereka.” (Q.S. Ali Imran : 180)
3. Guna membersihkan diri. Firman Allah SWT, “Ambillah zakat dari sebagian harta
meraka. dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoakanlah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman mereka
dan Allah Maha mendengar lagi mengetahui.” (Q.S. At Taubah: 103).

Nama : Dwi Yulianti


No / Kelas : X TKJ 2

Macam zakat dan syarat - syaratnya

Adapun pengertian zakat secara istilah syar’i berkaitan erat dengan dua pengertian di
atas. Apabila zakat berarti tumbuh, maka ini menunjukkan bahwa jika zakat tersebut
dikeluarkan dari harta, maka harta tersebut akan semakin berkembang. Atau hal ini
dapat bermakna pula bahwa zakat akan semakin memperbanyak pahala kebaikan
seseorang. Atau dapat bermakna pula bahwa zakat itu ada pada harta yang
berkembang saja seperti pada harta perdagangan dan pertanian. Adapun jika zakat
berarti mensucikan, ini berarti zakat dapat menyucikan jiwa dari sifat pelit dan dapat
menyucikan dari berbagai dosa. Demikian penjelasan yang penulis sarikan dari
keterangan Ibnu Hajar dalam Al Fath.
Intinya, pengertian zakat secara istilah, adalah penunaian kewajiban pada harta yang
khusus, dalam bentuk yang khusus, dan disyaratkan ketika dikeluarkan telah
memenuhi haul (masa satu tahun) dan nishob (ukuran minimal dikenai kewajiban
zakat). Zakat pun kadang dimaksudkan untuk harta yang dikeluarkan.
Sedangkan muzakkiadalah istilah untuk orang yang memiliki harta dan mengeluarkan
zakatnya.
Zakat merupakan bagian dari rukun Islam, yaitu termasuk rukun Islam yang ketiga.
Islam biasa diibaratkan dalam beberapa hadits dengan bangunan. Ini menunjukkan
bahwa Islam itu bisa berdiri jika ada penegaknya. Dan di antara penegaknya adalah
zakat. Itu berarti jika zakat itu tidak ada, maka bisa robohlah bangunan Islam tersebut.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
‫صصْوِم‬
َ ‫ َو‬، ‫ج‬
ّ ‫حص‬
َ ‫ َواْل‬، ‫ َوِإيَتصصاِء الّزَكصصاِة‬، ‫لِة‬
َ ‫صص‬
ّ ‫ َوِإَقصاِم ال‬، ‫لص‬
ِّ ‫ل ا‬
ُ ‫سصصو‬
ُ ‫حّمصًدا َر‬
َ ‫ن ُم‬
ّ ‫لص َوَأ‬
ُّ ‫ل ا‬
ّ ‫ل ِإَلصَه ِإ‬
َ ‫ن‬
ْ ‫شَهاَدِة َأ‬
َ ‫س‬
ٍ ‫خْم‬
َ ‫عَلى‬
َ ‫لُم‬
َ‫س‬ْ‫ل‬
ِ‫ىا‬
َ ‫ُبِن‬
َ ‫ضا‬
‫ن‬ َ ‫َرَم‬
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan)
yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya;
menegakkan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji; dan berpuasa di bulan
Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata, “Zakat adalah suatu kepastian dalam
syari’at Islam, sehingga tidak perlu lagi kita bersusah payah mendatangkan dalil-dalil
untuk membuktikannya. Para ulama hanya berselisih pendapat dalam hal perinciannya.
Adapun hukum asalnya telah disepakati bahwa zakat itu wajib, sehingga barang siapa
yang mengingkarinya, ia menjadi kafir.”
Perlu diketahui bahwa istilah zakat dan sedekah dalam syari’at Islam memiliki makna
yang sama. Keduanya terbagi menjadi dua: (1) wajib, dan (2) sunnah. Adapun
anggapan sebagian masyarakat bahwa zakat adalah yang hukum, sedangkan sedekah
adalah yang sunnah, maka itu adalah anggapan yang tidak berdasarkan kepada dalil
yang benar nan kuat.
Ibnul ‘Arobi rahimahullah mengatakan, “Zakat itu digunakan untuk istilah sedekah yang
wajib, yang sunnah, untuk nafkah, kewajiban dan pemaafan.”

Syarat-Syarat Zakat
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam masalah kewajiban zakat. Syarat
tersebut ada yang berkaitan dengan muzakki (orang yang mengeluarkan zakat) dan
ada yang berkaitan dengan harta.

Syarat pertama, berkaitan dengan muzakki (orang yang mengeluarkan zakat):


(1) islam, dan (2) merdeka.
Adapun anak kecil dan orang gila –jika memiliki harta dan memenuhi syarat-syaratnya-
masih tetap dikenai zakat yang nanti akan dikeluarkan oleh walinya. Pendapat ini
adalah pendapat terkuat dan dipilih oleh mayoritas ulama.

Syarat kedua, berkaitan dengan harta yang dikeluarkan:


(1) harta tersebut dimiliki secara sempurna, (2) harta tersebut adalah harta yang
berkembang, (3) harta tersebut telah mencapai nishob, (4) telah mencapai haul (harta
tersebut bertahan selama setahun), (5) harta tersebut merupakan kelebihan dari
kebutuhan pokoknya.

Berikut rincian dari syarat yang berkaitan dengan harta.

(1) Dimiliki secara sempurna.


Pemilik harta yang hakiki sebenarnya adalah Allah Ta’ala sebagaimana disebutkan
dalam sebuah ayat,
‫جٌر َكِبيٌر‬
ْ ‫ن َآَمُنوا ِمْنُكْم َوَأْنَفُقوا َلُهْم َأ‬
َ ‫ن ِفيِه َفاّلِذي‬
َ ‫خَلِفي‬
ْ ‫سَت‬
ْ ُ‫جَعَلُكْم م‬
َ ‫سوِلِه َوَأْنِفُقوا ِمّما‬
ُ ‫ل َوَر‬
ِّ ‫َآِمُنوا ِبا‬
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari
hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang
beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh
pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7) Al Qurthubi menjelaskan, “Ayat ini merupakan
dalil bahwa pada hakekatnya harta adalah milik Allah. Hamba tidaklah memiliki apa-
apa melainkan apa yang Allah ridhoi. Siapa saja yang menginfakkan hartanya pada
jalan Allah sebagaimana halnya seseorang yang mengeluarkan harta orang lain
dengan seizinnya, maka ia akan mendapatkan pahala yang melimpah dan amat
banyak.”
Harta yang hakikatnya milik Allah ini telah dikuasakan pada manusia. Jadi manusia
yang diberi harta saat ini dianggap sebagai pemegang amanat harta yang hakikatnya
milik Allah.
Sedangkan yang dimaksud dengan syarat di sini adalah harta tersebut adalah milik di
tangan individu dan tidak berkaitan dengan hak orang lain, atau harta tersebut
disalurkan atas pilihannya sendiri dan faedah dari harta tersebut dapat ia peroleh.
Dari sini, apakah piutang itu terkena zakat? Pendapat yang benar dalam hal ini, piutang
bisa dirinci menjadi dua macam:
1. Piutang yang diharapkan bisa dilunasi karena diutangkan pada orang yang
mampu untuk mengembalikan. Piutang seperti dikenai zakat, ditunaikan dengan
segera dengan harta yang dimiliki dikeluarkan setiap haul (setiap tahun).
2. Piutang yang sulit diharapkan untuk dilunasi karena diutangkan pada orang
yang sulit dalam melunasinya. Piutang seperti ini tidak dikenai zakat sampai piutang
tersebut dilunasi.

(2) Termasuk harta yang berkembang.


Yang dimaksudkan di sini adalah harta tersebut mendatangkan keuntungan dan
manfaat bagi si empunya atau harta itu sendiri berkembang dengan sendirinya. Oleh
karena itu, para ulama membagi harta yang berkembang menjadi dua macam: (a)
harta yang berkembang secara hakiki (kuantitas), seperti harta perdagangan dan
hewan ternah hasil perkembangbiakan, (b) harta yang berkembang secara takdiri
(kualitas).
Dalil dari syarat ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‫سِه‬
ِ ‫ل َفَر‬
َ ‫عْبِدِه َو‬
َ ‫صَدَقٌة ِفى‬
َ ‫سِلِم‬
ْ ‫عَلى اْلُم‬
َ ‫س‬
َ ‫َلْي‬
“Seorang muslim tidak dikenai kewajiban zakat pada budak dan kudanya.” (HR.
Bukhari no. 1464)
Dari sini, maka tidak ada zakat pada harta yang disimpan untuk kebutuhan pokok
semisal makanan yang disimpan, kendaraan, dan rumah.

(3) Telah mencapai nishob.


Nishob adalah ukuran minimal suatu harta dikenai zakat. Untuk masing-masing harta
yang dikenai zakat, ini akan ukuran nishob masing-masing yang nanti akan dijelaskan.

(4) Telah mencapai haul.


Artinya harta yang dikenai zakat telah mencapai masa satu tahun atau 12 bulan
Hijriyah. Syarat ini berlaku bagi zakat pada mata uang dan hewan ternak. Sedangkan
untuk zakat hasil pertanian tidak ada syarat haul, namun zakat dari pertanian
dikeluarkan setiap kali panen.

(5) Kelebihan dari kebutuhan pokok.


Harta yang merupakan kelebihan dari kebutuhan pokok, itulah sebagai barometer
seseorang itu dianggap mampu atau berkecukupan. Sedangkan harta yang masih
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok, maka seperti ini dikatakan tidak
mampu. Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kebutuhan pokok
adalah apabila kebutuhan tersebut dikeluarkan, maka seseorang bisa jadi akan celaka,
seperti nafkah, tempat tinggal, dan pakaian.
Harta yang Dikenai Zakat
Beberapa harta yang para ulama sepakat wajib dikenai zakat adalah:
1. Emas dan perak (mata uang).
2. Hewan ternak (unta, sapi, dan kambing).
3. Pertanian dan buah-buahan (gandum, kurma, dan anggur).

MACAM-MACAM ZAKAT
A. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki yang bertujuan untuk
mensucikan harta tersebut.
Yang wajib dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah satu sha’ dari makanan pokok
sehari-hari penduduk suatu negeri/daerah. Satu sha’ sama dengan 2,5 kg (beras).
Zakat ini diberikan kepada golongan fakir miskin, dengan maksud utama agar jangan
sampai ada orang yang meminta-minta (kelaparan) pada Idul Fitri.
Waktu paling tepat untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah:
1. Zakat Fitrah harus dikeluarkan sebelum sholat Idul Fitri dilangsungkan. Apabila
dikeluarkan sesudahnya maka disebut sedekah biasa.
2. Waktu utama ada yang menyatakan bahwa zakat fitrah dikeluarkan satu hari / dua
hari sebelum Idul Fitri. (Imam Bukhari). Zakat Fitrah dikeluarkan pada permulaan
bulan Ramadhan dan waktu wajibnya pada malam hari raya. (Imam Syafi’i)
B. Zakat Undian
Zakat Undian adalah zakat wajib dikeluarkan jika hasil undian/hadiahnya diizinkan
oleh Allah atau bukan harta ghulul. Misalnya, prestasi kerja, ketrampilan, dll.
Jika hadiahnya melebihi nisat maka harus dikeluarkan zakatnya.
Adapun cara mengeluarkan zakatnya bisa langsung pada saat menerima hadiah atau
ditangguhkan beberapa waktu untuk digabungkan dengan zakat harta yang lain.

C. Zakat Emas
Zakat emas adalah zakat yang dikeluarkan jika kita memiliki emas sama harta lebih
dari nisab dan dengan syarat berkembang atau bertambah.
Dan nisab emas itu adalah 20 misqal atau 20 dinar dan itu sama dengan 85gr emas.

D. Zakat Usaha
Yang dimaksud harta usaha dalam kaitannya dengan zakat adalah seluruh harta yang
sejak awalnya diperuntukkan untuk diperjualbelikan. Jadi apabila diakhir tahun telah
mencapai nisabnya, maka harus dikeluarkan zakatnya.

KADAR ZAKAT
1. Ketentuan besarnya zakat 2,5% bagi harta tertentu
2. Ketentuan besarnya zakat pertanian 5 atau 10%
3. Ketentuan 12,5% untuk bagian amil.

CARA MENGELUARKAN ZAKAT


Ada beberapa cara dalam mengeluarkan zakat:
1. Langsung mengeluarkannya pada saat kita menerima suatu penghasilan
atau pendapatan.
2. Ada juga zakat yang kita keluarkan setahun sekali, yaitu zakat tijarah (harta
perdagangan).
3. Ada zakat yang dikeluarkan setahun sekali tetapi untuk memudahkan teknis
pelaksanaannya diperkenankan dilaksanakan setiap bulan.

NISAB ZAKAT
Pengertian Nisab Zakat
Nisab adalah batas minimal kewajiban untuk berzakat. Jadi harta yang wajib
dizakatkan adalah harta yang sama atau lebih nisabnya. Nisab zakat bisa
dimaksudkan juga sebagai kadar zakat
Nama : Tia DIyas K

No / Kelas : 37 / X TKJ 2

JENIS ZAKAT

Zakat terbagi atas dua jenis yakni:

• Zakat fitrah.
• Zakat maal (harta)

Zakat fitrah

PENGERTIAN DAN DASAR HUKUMNYA.

Zakat fitrah atau dikenal dengan sebutan zakat badan, zakat ru'us atau shodaqoh
fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan bagi setiap muslim yang mampu, sebab
menemui sebagian bulan Romadlon dan bulan Syawal. Zakat fitrah khusus
disyari'ahkan kepada ummat Nabi Muhammad, dan mulai diwajibkan pada dua hari
menjelang hari 'Idul fitri pada tahun kedua Hijriah.
Mengeluarkan zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap orang yang telah menetapi
syarat wajibnya. Dalam hadits riwayat Bukhori Muslim diriwayatkan :

"Dari Ibnu Umar RA .ia berkata, Rosululloh SAW mewajibkan zakat fitrah satu sho' dari
kurma atau satu sho' dari gandum atas hamba/budak dan orang merdeka, laki-laki
dan perempuan, yang kecil dan yang besar dari kaum muslimin. Dan Rosul
memerintahkan supaya diberikan sebelum orang-orang keluar untuk sholat (Idul fitri)"

Diantara hikmah syari'ah zakat fitrah yang bisa kita ambil adalah :

1. Membersihkan jiwa dan menyempurnakan pahalanya orang yang telah berpuasa


Romadlon. Dengan berzakat fitrah, nilai ibadah puasa Romadlon yang barangkali
berkurang karena hal-hal yang kurang baik yang dilakukan seorang muslim,menjadi
sempurna. Sebagaimana sujud sahwi yang menyempurnakan kekurangan dalam
sholat. Dalam riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah disebutkan :
"Rosululloh SAW mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan bagi yang puasa
daripada sia-sia dan kekotoran mulut dan sebagai makanan bagi orang miskin. Barang
siapa mengeluarkan zakat sebelum sholat, maka (termasuk) zakat yang diterima. Dan
barang siapa mengeluarkan zakat setelah sholat, maka (termasuk) shodaqoh dari
beberapa shodaqoh".

Dalam riwayat lain disebutkan :


"Puasa Romadlon itu digantungkan diantara langit dan bumi, tidak diangkat puasa
tersebut kecuali dengan zakat fitrah" (HR. Abu Hafs bin Syahin)
Dalam I'anah At-Tholibin dijelaskan, maksud dari ‘(tidak diangkat)’ adalah sebagai
kinayah dari sempurnanya puasa (Romadlon) itu tergantung dari orang yang berpuasa,
apakah mengeluarkan zakat fitrah atau tidak. Bukan berarti,tanpa zakat fitrah berarti
puasa tidak diterima.

2. Membahagiakan orang-orang fakir. Rosululloh SAW bersabda (yang artinya):


"Kayakanlah mereka (orang-orang faqir) dari kehinaan meminta-minta dihari ini" (HR.
Daruquthni dan Baihaqi)

2. SYARAT WAJIB ZAKAT FITRAH.


Seseorang wajib mengeluarkan zakat fitrah,baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk
orang-orang yang ditanggung nafkahnya,dengan syarat sebagai berikut :
1. Islam.
2. Merdeka (bukan budak/hamba sahaya)
3. Mempunyai makanan,harta atau nilai uang "yang lebih" dari yang diperlukan pada
malam dan siangnya hari raya.
Bagi orang yang tidak menetapi persyaratan diatas, tidak diwajibkan mengeluarkan
zakat fitrah.Sedangkan syarat wajib bagi orang yang dizakati adalah :
1. Islam.
2. Menemui waktu wajib mengeluarkan zakat fitrah,yaitu menemui sebagian bulan
Romadlon dan bulan Syawal.
Lebih jauh, ‘devinisi lebih’ dalam zakat fitrah diartikan mempunyai kelebihan
makanan atau materi dari yang diperlukan pada malam dan siangnya hari 'Idil Fitri.
Baik untuk keperluan dirinya sendiri ataupun orang-orang yang wajib dinafkahi. Oleh
sebab itu, standar lebih tidaknya mencakup harta yang menjadi kebutuhan pokok,
seperti tempat tinggal yang layak (tidak berlebihan), pakaian, alat-alat rumah tangga
dan lain-lain. Artinya, apabila saat waktu wajib fitrah tidak mempunyai kelebihan
makanan/materi, maka tidak wajib menjual harta pokok guna untuk membayar zakat
fitrah. Dalam kitab As-Syarqowi diterangkan, apabila pada han 'Idil Fitri tidak
mempunyai kelebihan, maka tidak wajib zakat walaupun (yakin) keesokan harinya
punya kelebihan, namun sunnah untuk hutang guna untuk fitrah.
3. MEKANISME DAN KADARNYA ZAKAT FITRAH.
Salah satu dari hikmah syari'ah zakat fitrah adalah berbagi kebahagiaan dengan
orang-orang yang kurang mampu pada hari yang berbahagia (hari raya), dengan
memberikan barang yang paling diperlukan dalam hidup, yaitu makanan.
Oleh sebab itu, makanan yang digunakan sebagai zakat fitrah distandartkan dengan
makanan yang paling dominan dalam masyarakat pada masa itu. Diantara syarat-
syarat benda yang digunakan sebagai zakat fitrah adalah :

a. Berupa bahan makanan.


Menurut Madzab Syafi'i, benda yang digunakan sebagai zakat fitrah harus berupa
makanan (bukan uang) yang pada masa itu (tahun/hari raya) dijadikan sebagai
makanan pokok oleh mayoritas orang dalam daerah tersebut.Apabila terdapat
beberapa makanan pokok yang terlaku, maka boleh menggunakan salah satu dari
jenis makanan tersebut. Dan diperbolehkan menggunakan jenis makanan yang paling
banyak mengandung kadar kekuatan (paling mengenyangkan).
b. Sejenis (tidak campuran)
Bahan makanan yang digunakan zakat fitrah harus sejenis, tidak campuran. Misalnya,
jenis beras, jenis gandum, jenis jagung dan lain-lain. Oleh sebab itu, tidak boleh
menggunakan makanan pokok campuran, seperti beras campur jagung, beras campur
gandum dan lain-lain.
c. Dikeluarkan ditempat orang yang dizakati.
Apabila tempat dan standart makanan pokok dari orang yang dizakati dan orang yang
menzakati berbeda, maka jenis makanan pokok yang digunakan zakat dan tempat
memberikannya disesuaikan dengan daerahnya orang yang dizakati.
Misalnya. Seorang ayah yang berada didaerah Kediri dengan makanan pokok beras,
menzakati anaknya yang berada di Madura dengan makanan pokok jagung. Maka
makanan pokok yang digunakan untuk zakat adalah jagung dan diberikan pada
golongan penerima zakat di Madura.
d. Satu sho’ untuk setiap orang.
Makanan pokok yang dikeluarkan sebagai zakat fitrah kadarnya adalah satu sho’.
Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Rasulullah. Satu sho’ tersebut kurang
lebih 2.5 Kg, namun ada pula yang mengatakan bahwa satu sho’ sama dengan 2.75
Kg. namun agar lebih hati-hati kita mengambil pendapat ulama yang mengatakan
satu sho’ adalah 3 Kg.
Apabila makanan/harta "yang lebih" jumlahnya kurang dari satu sho', maka tetap
wajib dikeluarkan sebagai zakat fitrah. Dan hukumnya tetap sah, walaupun kurang
dari satu sho'. Sedangkan seseorang yang mempunyai kewajiban menzakat fitrahi satu
keluarga, namun makanan/harta yang lebih hanya beberapa sho' (tidak mencukupi
untuk semua keluarga), maka metode pentasarufannya (pengeluaran zakatnya)
adalah sesuai urutan berikut ini :
1. Atas nama dirinya sendiri /orang yang mengeluarkan zakat.
2. Atas nama anaknya yang masih kecil.
3. Atas nama ayahnya.
4. Atas nama ibunya.
5. Atas nama anaknya yang sudah besar dan dalam kondisi tidak mampu.
6. Atas nama budaknya.

4. WAKTU MENGELUARKAN ZAKAT FITRAH.


Orang yang menemui (masih hidup) disebagian bulan Romadlon dan bulan Syawal
wajib mengeluarkan zakat fitrah (untuk dirinya sendiri) atau dizakat fitrahi oleh
orang yang berkewajiban menanggung nafkahnya atau oleh orang lain dengan seidzin
orang yang dizakati.
Waktu mengeluarkan / memberikan zakat fitrah terbagi menjadi 5, yaitu :

1. Waktu jawaz.
Yaitu, mulai awal bulan Romadlon sampai awal bulan Syawal (waktu wajib). Artinya,
zakat fitrah boleh diberikan sejak memasuki bulan Romadlon, bukan waktu sebelum
Romadlon.
2. Waktu Wajib.
Yaitu, sejak akhir Romadlon (menemui sebagian bulan Romadlon) sampai 1 Syawal
(menemui sebagian bulan Syawal). Oleh sebab itu, orang. yang meninggal setelah
Magribnya 1 Syawal wajib dizakati, sedangkan bayi yang lahir setelah Magribnya 1
Syawal tidak wajib dizakati.
3. Waktu sunnah.
Yaitu, setelah fajar dan sebelum sholat hari raya Idul Fitri 1 Syawal.
4. Waktu Makruh.
Yaitu, setelah sholat Idul Fitri sampai tenggelamnya matahari pada tanggal 1 Syawal.
Mengeluarkan zaakat fitrah setefah sholat hari raya hukumnya makruh, apabila tidak
ada udzur. Oleh sebab itu, apabila pengakhiran tersebut karena ada udzur, seperti
menanti kerabat atau orang yang lebih membutuhkan, maka hukumnya tidak makruh.
5. Waktu haram.
Yaitu, setelah tenggelamnya matahari pada tanggal 1 Syawal. Mengakhirkan zakat
fitrah sehingga keluar dan 1 Syawal hukumnya haram apabila tanpa udzur. Jika
pengakhiran tersebut karena udzur, seperti menunggu hartanya yang tidak ada
ditempat, atau menunggu orang yang berhak menerima zakat, maka hukumnya tidak
haram. Sedangkan status dari zakat fitrah yang dikeluarkan setelah 1 Syawal adalah
qodlo'.

5. NIAT ZAKAT FITRAH.

Zakat fitrah merupakan sebuah ibadah fardlu yang sudah barang tentu membutuhkan
niat. Melihat fenomena zakat fitrah yang memungkinkan dilakukan oleh orang lain
(yang menanggung nafkahnya atau yang mendapat idzin dari orang yang dizakati),
maka pelaku niat dalam zakat fitrah ada 3 macam :
a. Zakat untuk dirinya sendiri.
Apabila zakat fitrah atas nama dirinya sendiri (pelaku zakat), maka yang niat pelaku
zakat itu sendiri.
b. Zakat untuk orang yang ditanggung fitrahnya.
Apabila zakat atas nama orang lain, yang fitrahnya menjadi tanggungan dari pelaku
zakat, maka yang melakukan niat adalah pelaku zakat tanpa harus mendapat idzin
dari orang yang dizakati. Seperti, seorang suami/kepala rumah tangga mengeluarkan
zakat atas nama istrinya, anaknya yang masih kecil, orang tua yang tidak mampu dan
lain lain. Dan diperbolehkan, pelaku zakat memberikan makanan yang akan digunakan
zakat kepada orang yang akan dizakati, agar melakukan niat sendiri.
Dan seandainya "orang yang fitrahnya" menjadi tanggungan pelaku zakat
mengeluarkan zakat fitrah atasnama dirinya sendiri dan dengan hartanya sendiri,
maka hukumnya sah, walaupun tidak mendapat idzin dari pelaku zakat (penanggung
fitrah). Seperti, seorang istri yang kaya mengeluarkan zakat untuk dirinya sendiri.
c. Zakat untuk orang yang tidak ditanggung fitrahnya.
Apabila zakat atas nama orang lain, yang fitrahnya tidak menjadi tanggungan dari
pelaku zakat, maka zakat dan niat dari pelaku zakat dihukumi sah apabila sudah
mendapat idzin dari orang yang dizakati. Seperti, seorang pelaku zakat mengeluarkan
zakat atas nama anaknya yang sudah dewasa (kecuali jika dalam kondisi cacat atau
sedang belajar ilmu agama), saudara, anak buah atau orang lain yang fitrahnya tidak
menjadi tanggungan pelaku zakat.
Jika tidak mendapat idzin dari orang yang dizakati, maka zakat dan niat dari pelaku
zakat hukumnya tidak sah,alias tidak bisa menggugurkan kewajiban fitrahnya orang
yang dizakati. Oleh sebab itu, orang yang dizakati wajib mengeluarkan zakat fitrah
sendiri.
Waktunya niat zakat fitrah boleh dilakukan pada saat memisahkan makanan pokok
yang digunakan zakat, atau saat memberikan zakat pada orang yang berhak
menerimanya, atau waktu antara memisahkan zakat dan memberikan zakat pada
fakir miskin. Wallohu Alam

Zakat maal (harta)

1. Pengertian Maal (harta)


1. Menurut bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang
diinginkan sekali sekali oleh manusia untuk memiliki,
memanfaatkan dan menyimpannya
2. Menurut syar'a, harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki
(dikuasai) dan dapat digunakan (dimanfaatkan)
menurut ghalibnya(lazim).
sesuatu dapat disebut dengan maal (harta) apabila memenuhi 2
(dua) syarat, yaitu:
a. Dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dikuasai
b. Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya.
Misalnya rumah, mobil, ternak, hasil pertanian, uang,
emas, perak, dll.
2. Syarat-syarat Kekayaan yang Wajib di Zakati

a. Milik Penuh (Almilkuttam)


Yaitu : harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya
secara penuh, dan dapat diambil manfaatnya secara penuh.
Harta tersebut didapatkan melalui proses pemilikan yang
dibenarkan menurut syariat islam, seperti : usaha, warisan,
pemberian negara atau orang lain dan cara-cara yang sah.
Sedangkan apabila harta tersebut diperoleh dengan cara yang
haram, maka zakat atas harta tersebut tidaklah wajib, sebab
harta tersebut harus dibebaskan dari tugasnya dengan cara
dikembalikan kepada yang berhak atau ahli warisnya.
b. Berkembang
Yaitu : harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila
diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang.
c. Cukup Nishab
Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai
dengan ketetapan syara'. sedangkan harta yang tidak sampai
nishabnya terbebas dari Zakat
d. Lebih Dari Kebutuhan Pokok (Alhajatul Ashliyah)
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang diperlukan
seseorang dan keluarga yang menjadi tanggungannya, untuk
kelangsungan hidupnya. Artinya apabila kebutuhan tersebut
tidak terpenuhi yang bersangkutan tidak dapat hidup layak.
Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan primer atau kebutuhan
hidup minimum (KHM), misal, belanja sehari-hari, pakaian,
rumah, kesehatan, pendidikan, dsb.
e. Bebas Dari hutang
Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi
senishab yang harus dibayar pada waktu yang sama (dengan
waktu mengeluarkan zakat), maka harta tersebut terbebas dari
zakat.
f. Berlalu Satu Tahun (Al-Haul)
Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah belalu
satu tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta
simpanan dan perniagaan. Sedang hasil pertanian, buah-buahan
dan rikaz (barang temuan) tidak ada syarat haul.
2. Harta(maal) yang Wajib di Zakati
a. Binatang Ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan
kecil (kambing, domba) dan unggas (ayam, itik, burung).
b. Emas Dan Perak
Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain merupakan
tambang elok, juga sering dijadikan perhiasan. Emas dan perak
juga dijadikan mata uang yang berlaku dari waktu ke waktu.
Islam memandang emas dan perak sebagai harta yang
(potensial) berkembang. Oleh karena syara' mewajibkan zakat
atas keduanya, baik berupa uang, leburan logam, bejana,
souvenir, ukiran atau yang lain.
Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang
yang berlaku pada waktu itu di masing-masing negara. Oleh
karena segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan,
deposito, cek, saham atau surat berharga lainnya, termasuk
kedalam kategori emas dan perak. sehingga penentuan nishab
dan besarnya zakat disetarakan dengan emas dan perak.
Demikian juga pada harta kekayaan lainnya, seperti rumah,
villa, kendaraan, tanah, dll. Yang melebihi keperluan
menurut syara' atau dibeli/dibangun dengan tujuan menyimpan
uang dan sewaktu-waktu dapat di uangkan. Pada emas dan
perak atau lainnya yang berbentuk perhiasan, asal tidak
berlebihan, maka tidak diwajibkan zakat atas barang-barang
tersebut.
c. Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk
diperjual-belikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang
seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll. Perniagaan
tersebut di usahakan secara perorangan atau perserikatan
seperti CV, PT, Koperasi, dsb.
d. Hasil Pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman
yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-
mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan,
dedaunan, dll.
e. Ma-din dan Kekayaan Laut
Ma'din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di
dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas,
perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara,
dll. Kekayaan laut adalah segala sesuatu yang dieksploitasi dari
laut seperti mutiara, ambar, marjan, dll.
f. Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa
disebut dengan harta karun. Termasuk didalamnya harta yang
ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya.

You might also like