You are on page 1of 12

Pantun Bulan Puasa 

Ramadan
Ogos 12, 2010

Salam dihulur kasih diterima,


Agar ikatan terjalin mesra,
Syaaban berlalu Ramadhan menjelma,
Tingkatkan amalan hadkan selera…

Hubungan terikat sesama manusia,


Hati bertaut rasa dikongsi,
Nafsu disekat elakkan dosa,
Hati disuci pelbagai dimensi…

Bukan mudah menahan diri,


Bukan sukar mengawal situasi,
Tekadkan nurani tegarkan diri,
Ingatlah Yg Maha Melihat sentiasa di sisi…

Selera dijamah sebelum Subuh,


Azan Maghrib tanda berbuka,
Sebulan cuma Ramadhan berlabuh,
Mohon berkat selagi mata terbuka…

Siang bertahan menghitung waktu,


Terawih tak lupa di malam hari,
Mahmudahkan diri setiap waktu,
Walau Ramadhan kan pergi esok hari…

Nukilan:

Pantun Lapan Kerat
Januari 17, 2010

Pantun 8 Kerat

Sarang merbah di celah dahan,


Tempat punai bermain di situ,
Bekejar-kejaran anak rusa,
Tampak dari tanah seberang;
Bersyukur aku kepada Tuhan,
Kalau nasib memang begitu,
Akan merana sepanjang masa,
Harap pada kasihan orang.
Bagus rupanya bunga melur,
Putih rupanya bunga pinang,
Berukir bertangkai perak,
Permainan raja perempuan;
Cawan, cerek sudah teratur,
Pinggan, mangkuk sudah terhidang,
Penganan mulia sudah terletak,
Samalah duduk kita makan.

Korek perigi di parit seberang,


Tepi parit tumbuh mengkudu,
Berselang dengan pohon puding,
Hidup subur kanan dan kiri;
Tuan pergi dagang seorang,
Tuan saudara tempat mengadu,
Tiada saudara tempat berunding,
Pandai-pandailah membawa diri.

Sumber:
Permatang Budi,1991.
Fajar Bakti Sdn. Bhd.

Pantun Budi
April 11, 2007

Dari Daik pulang ke Daik


Sehari-hari berkebun pisang
Budi baik dibalas baik
Dalam hati dikenang orang

Tanam lenggun tumbuh kelapa


Terbit bunga pucuk mati
Budi tuan saya tak lupa
Sudah terpaku di dalam hati

Tenang-tenang air laut


Sampan kolek mudik ke tanjung
Hati terkenang mulut menyebut
Budi baik rasa nak junjung

Kapal belayar dari Arakan


Ambil gaji jadi jemudi
Mati ikan kerana umpan
Mati saya kerana budi
Banyak ubi perkara ubi
Ubi keledek ditanam orang
Banyak budi perkara budi
Budi baik dikenang orang

Lipat kain lipat baju


Lipat kertas dalam puan
Dari air menjadi batu
Sedikit tak lupa budi tuan

Jentayu burung jentayu


Hinggap di balik pokok mayang
Bunga kembang akan layu
Budi baik bilakan hilang

Jika belayar ke tanah Aceh


Singgah dulu di kota Deli
Jika hendak orang mengasih
Hendaklah baik bicara budi

Bunga melati bunga di darat


Bunga seroja di tepi kali
Hina besi kerana karat
Hina manusia tidak berbudi

Dewa sakti melayang ke Daik


Hendak mencari Dewa Jaruga
Kalau ada budi yang baik
Sampai ke mati orang tak lupa

Baik-baik bertanam padi


Jangan sampai dimakan rusa
Baik-baik termakan budi
Jangan sampai badan binasa

Tingkap papan kayu bersegi


Sampan sakat di Pulau Angsa
Indah tampan kerana budi
Tinggi darjat kerana bahasa

Pulau Pandan jauh ke tengah


Gunung Daik bercabang tiga
Hancur badan dikandung tanah
Budi yang baik di kenang juga

Pergi ke sawah menanam padi


Singgah disungai menangkap ikan
Hidup hendaklah bersendikan budi
Sifat sombong jangan amalkan

Apa guna berkain batik


Kalau tidak dengan sucinya?
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya

Bunga melati bunga di darat


Bunga seroja di tepi kali
Hina besi kerana karat
Hina manusia tidak berbudi

Pisang emas dibawa belayar


Masak sebiji di atas peti
Hutang emas boleh dibayar
Hutang budi dibayar mati

Anak merak Kampung Cina


Singgah berhenti kepala titi
Emas perak kebesaran dunia
Budi bahasa tak dapat dicari

Anak angsa mati lemas


Mati lemas di air masin
Hilang bahasa kerana emas
Hilang budi kerana miskin

Yang kurik tu kundi


Yang merah saga
Yang baik itu budi
Yang indah itu bahasa

Limau manis dimakan manis


Manis sekali rasa isinya
Dilihat manis dipandang manis
Manis sekali hati budinya

Cuaca gelap semakin redup


Masakan boleh kembali terang
Budi bahasa amalan hidup
Barulah kekal dihormati orang

Tuan Puteri membeli ginseng


Singgah di pasar mencari kari
Jangan ikut budaya samseng
Kelak menyesal di kemudian hari
SYAIR-SYAIR KEHIDUPAN

Dahulu jiwa tercipta tidak ada yang percaya


Bahwa jiwa akan berbuat aniaya terhadap sesama
Atas kasih sayang jiwa menjadi mulia
Semesta sujud berikan penghormatan

Jiwa turun kedunia karena wanita


Karena wanita jiwa mengerti arti bahagia
Wanita dicipta untuk jiwa agar memahami arti cinta
Dgn cinta jiwa mengerti bahwa jiwa adalah seorang hamba

Cinta bukan memiliki akan tetapi hanya ingin dimiliki


Biarlah cinta yang membawa jiwa kepada pemiliknya
Hanya Tulus dan Ikhlas yang membuat cinta itu bermakna
Karena Cinta telah cukup untuk cinta

Yang Maha Esa Mencipta alam semesta


Yang Maha Esa Mencipta manusia bukan dengan sia-sia
Tetapi hanya ingin menunjukkan apa itu bahagia
Agar manusia mengerti bahwa ia adalah seorang hamba yang memiliki Raja

Manusia turun kebumi untuk diuji


Untuk menjadi manusia sejati
Muliakan hati untuk mendapatkan derajat tertinggi
Menjadi kekasih yang dikasihi dan diberkati

Apakah Dunia tak seindah rupanya


Menipu dan memperdaya selama hidupnya?
Dunia ini telah menenggelamkan manusia, begitu kejamkah dunia ?
Sesungguhnya dunia dicipta untuk melayani dan dilayani, akan tetapi manusia
sendiri yang tak tau diri,Egois bahwa manusia paling sempurna.

Bencana alam terjadi bukan karena usia dunia yang sudah tua
Tetapi manusia yang berbuat semena - mena terhadapnya
hanya ingin dilayani tetapi tidak ingin melayani
bencana tercipta karena manusia lupa hingga Yang Maha Murka

Hanya jiwa yang mengerti jiwanya


Hanya Jiwa yang sadar dapat mengerti jiwanya
Bahwa jiwa tidak selamanya didunia
Bahwa usia telah berkurang dalam dunianya

Jiwa tercipta untuk menjadi bahagia dan merdeka


Jiwa merdeka, hanya ikhlas yang ada
Saat Yang Maha berkata Inilah saatnya engkau kembali
Jiwa Pasrah dan rela hanya terucap kata
"LAILLAHA ILLAALLAAHU WALAQUWWATA ILLA BILLAH"
Amin.........................

Assalamualaikum ucap jiwa dalam hati


Jiwa Panjatkan doa sekedar berharap kepada ilahi
Mengetuk pintu sebagai tamu
Berharap diterima sebagai tamu yang diharapkan.

Oh, Pantaskah aku bertamu dengan ini?


Tanpa busana kebanggaan yang melekat pada diri
Akankah jiwa dihormati dan tidak dipandang setengah hati
Kukatakan padamu bahwa tuanku seorang pemurah hati.

Kemewahan tidak membuat jiwa mulia


Tanpa busana pun manusia bisa menjadi mulia
Bukankah jiwa datang tanpa harta?
Dan tahukah kamu harta apa yang paling mulia?

Sang Maha mewariskan Surga dan neraka


Bagi Hamba Yang bertaqwa dan durhaka
Puja dan Puji Bagi sang Maha
Engkau adalah Keadilan ilahi

Engkau cipta sang kaya dan kaum papa


Agar mereka bisa memberi dan menerima
Perbedaan yang berarti sama
Bahwa mereka sebenarnya tiada memiliki apa-apa

Benakku bertanya? Kenapa jiwa harus tercipta?


Kenapa jiwa tercipta kalau hanya untuk tiada?
Yang Maha berkata tidaklah kucipta semua ini dengan sia-sia
Apa maksud ini semua?
Semua jiwa pasti bertanya, siapakah aku yang sebenarnya?
Kenapa aku berada, dan kenapa aku harus tiada?

Tidakkah jiwa berpikir kenapa jiwa datang kedunia?


Pernahkah jiwa mendengar Yang Maha berkata
"KUCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA HANYA UNTUK MENYEMBAH
KEPADAKU"
Ku katakan kebenaran sejati, Ku katakan tujuan hidup sejati
Bahwa manusia hanya dicipta untuk menyembah kepada Sang Maha

Gurindam Dua Belas


Oleh: Raja Ali Haji

Gurindam Pasal 1

Barang siapa tiada memegang agama,


sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

Barang siapa mengenal yang empat,


maka ia itulah orang yang ma'rifat

Barang siapa mengenal Allah,


suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.

Barang siapa mengenal diri,


maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.

Barang siapa mengenal dunia,


tahulah ia barang yang teperdaya.

Barang siapa mengenal akhirat,


tahulah Ia dunia mudarat.

Gurindam Pasal 2

Barang siapa mengenal yang tersebut,


tahulah ia makna takut.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,


seperti rumah tiada bertiang.

Barang siapa meninggalkan puasa,


tidaklah mendapat dua termasa.

Barang siapa meninggalkan zakat,


tiadalah hartanya beroleh berkat.

Barang siapa meninggalkan haji,


tiadalah ia menyempurnakan janji.

Gurindam Pasal 3

Apabila terpelihara mata,


sedikitlah cita-cita.

Apabila terpelihara kuping,


khabar yang jahat tiadaiah damping.

Apabila terpelihara lidah,


niscaya dapat daripadanya paedah.

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,


daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi'il yang tiada senunuh.

Anggota tengah hendaklah ingat,


di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki,


daripada berjaian yang membawa rugi.

Gurindam Pasal 4

Hati kerajaan di datam tubuh,


jikalau lalim segala anggotapun rubuh.

Apabila dengki sudah bertanah,


datanglah daripadanya beberapa anak panah.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,


di situlah banyak orang yang tergelincir.

Pekerjaan marah jangan dibela,


nanti hilang akal di kepala.

Jika sedikitpun berbuat bohong,


boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.

Tanda orang yang amat celaka,


aib dirinya tiada ia sangka.

Bakhil jangan diberi singgah,


itupun perampok yang amat gagah.

Barang siapa yang sudah besar,


janganlah kelakuannya membuat kasar.

Barang siapa perkataan kotor,


mulutnya itu umpama ketur2.

Di mana tahu salah diri,


jika tidak orang lain yang berperi.

Gurindam Pasal 5

Jika hendak mengenai orang berbangsa,


lihat kepada budi dan bahasa,

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,


sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,


bertanya dan belajar tiadalah jemu.

Jika hendak mengenal orang yang berakal,


di dalam dunia mengambil bekal.

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,


lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Gurindam Pasal 6

Cahari olehmu akan sahabat,


yang boleh dijadikan obat.

Cahari olehmu akan guru,


yang boleh tahukan tiap seteru.

Cahari olehmu akan isteri,


yang boleh dimenyerahkan diri.

Cahari olehmu akan kawan,


pilih segala orang yang setiawan.

Cahari olehmu akan abdi,


yang ada baik sedikit budi,

Gurindam Pasal 7

Apabila banyak berkata-kata,


di situlah jalan masuk dusta.

Apabila banyak berlebih-lebihan suka,


itulah landa hampirkan duka.

Apabila kita kurang siasat,


itulah tanda pekerjaan hendak sesat.

Apabila anak tidak dilatih,


I'ika besar bapanya letih.

Apabila banyak mencela orang,


itulah tanda dirinya kurang.

Apabila orang yang banyak tidur,


sia-sia sahajalah umur.

Apabila mendengar akan khabar,


menerimanya itu hendaklah sabar.

Apabila menengar akan aduan,


membicarakannya itu hendaklah cemburuan.

Apabila perkataan yang lemah-lembut,


lekaslah segala orang mengikut.

Apabila perkataan yang amat kasar,


lekaslah orang sekalian gusar.

Apabila pekerjaan yang amat benar,


tidak boleh orang berbuat onar.

Gurindam Pasal 8

Barang siapa khianat akan dirinya,


apalagi kepada lainnya.

Kepada dirinya ia aniaya,


orang itu jangan engkau percaya.

Lidah yang suka membenarkan dirinya,


daripada yang lain dapat kesalahannya.

Daripada memuji diri hendaklah sabar,


biar dan pada orang datangnya khabar.

Orang yang suka menampakkan jasa,


setengah daripada syarik mengaku kuasa.

Kejahatan diri sembunyikan,


kebalikan diri diamkan.

Keaiban orang jangan dibuka,


keaiban diri hendaklah sangka.

Gurindam Pasal 9

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan,


bukannya manusia yaitulah syaitan.

Kejahatan seorang perempuan tua,


itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.

Kebanyakan orang yang muda-muda,


di situlah syaitan tempat berkuda.

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,


di situlah syaitan punya jamuan.

Adapun orang tua yang hemat,


syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru,


dengan syaitan jadi berseteru.

Gurindam Pasal 10

Dengan bapa jangan durhaka,


supaya Allah tidak murka.

Dengan ibu hendaklah hormat,


supaya badan dapat selamat.

Dengan anak janganlah lalai,


supaya boleh naik ke tengah balai.

Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,


supaya kemaluan jangan menerpa.

Dengan kawan hendaklah adil


supaya tangannya jadi kafill.

Gurindam Pasal 11

Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.

Hendaklah jadi kepala,


buang perangai yang cela.

Hendaklah memegang amanat,


buanglah khianat.

Hendak marah,
dahulukan hajat.

Hendak dimulai,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.

Gurindam Pasal 12

Raja muafakat dengan menteri,


seperti kebun berpagarkan duri.

Betul hati kepada raja,


tanda jadi sebarang kerja.

Hukum adil atas rakyat,


tanda raja beroleh anayat.

Kasihan orang yang berilmu,


tanda rahmat atas dirimu.

Hormat akan orang yang pandai,


tanda mengenal kasa dan cindai.

Ingatkan dirinya mati,


itulah asal berbuat bakti.

Akhirat itu terlalu nyata,


kepada hati yang tidak buta.

Sebuah karya sastra dari tanah melayu. Semoga bisa diambil hikmah manfaatnya.
Sumber dari WikiSource Indonesia.

You might also like