You are on page 1of 7

Pusat peradaban Aztec ada di lembah Mexico,

terutama di daerah Danau Zumpango dan


Xaltoxan. Di sana mereka mendirikan taman
terapung. Selanjutnya mereka bergeser ke
puncak Chapultepec, serta mendirikan kerajaan
di daerah tersebut.
Bangsa Aztec mendirikan dua pusat kerajaan,
yaitu Techitlan dan Theteleco. Wilayah Aztec
kemudian berkembang hingga meliputi Mexico
bagian tengah dan selatan.
Sistem Pertanian
Sistem pertanian bangsa Aztec sudah lebih
maju karena sudah mengenal alat bajak dan
menggunakan irigasi.
Namun demikian, di daerah-daerah
pedalaman masih terdapat para petani dengan
sistem ladang berpindah.
Sistem Kepercayaan
Bangsa Aztec memuja banyak dewa
(politeisme), dan dewa yang paling terkenal
adalah Dewa Perang dan Dewa Matahari.
Bangsa Aztec membangun piramida-piramida
untuk memuja para dewa.
Dalam buku Negara dan Bangsa (1990:208), disebutkan bahwa
Huzlopochtli, khususnya, demikian rakus sehingga pada upacara
istimewa ribuan manusia dikorbankan sebagai sesaji untuknya
dalam waktu satu hari saja. Monte Zuma II pernah mengorbankan
5100 orang korban dalam satu upacara peringatan tahtanya. Pada
waktu Ahuitzolt yang berkuasa pada abad ke-15, paling tidak
20.000 jiwa manusia dijadikan korban dalam upacara.
Calon korban digiring ke puncak piramid tempat pendeta saling
berebut bagian mereka masing-masing dan memotong jantung si
korban dengan pisau batu gelas, lalu mempersembahkannya
hangat-hangat dan masih berlumur darah ke batu altar sang dewa.
Untuk sesaji yang sedemikian massalnya itu, bangsa Aztec tidak
dapat mengandalkan sukarelawan dan oleh sebab itu mereka
sering mengirim rombongan pejuang ke wilayah sekutunya untuk
menangkapi calon-calon korban.
Pada puncak kejayaan kekuasaan Aztec, Tenochittlan merupakan pusat
upacara berdarah yang semakin menjadi-menjadi. Berbagai jamuan
sakramental dan ritus-ritus lainnya, menciptakan suatu kehidupan yang
dibayang-bayangi oleh lambang kematian. Bagi bangsa Aztec, darah
manusia merupakan bagian upacara untuk mencegah kehancuran
dunia, yang menurut mereka ditandai oleh lenyapnya matahari.
Upacara kurban bagi bangsa Aztec bukanlah hal yang mengerikan, begitu
pula bagi calon korban. Menurut kepercayaan mereka, kematian
ditangan para pendeta merupakan suatu kehormatan. Kepercayaan ini
mempengaruhi pandangan orang Aztec. Sejak masa kanak-kanak
mereka telah dilatih untuk siap dijadikan kurban ritual bila mereka
tertewan dalam peperangan. Mati sebagai kurban upacara bagi mereka
berarti ikut menyumbangkan hati dan darah untuk dipersembahkan
kepada dewa matahari, dan dengan demikian ikut memperkuat
matahari dalam peperangan sehari-hari melawan gelap (malam)
sehingga mereka menjadi bagian penting dari matahari.
Seni Arsitektur
Bangsa Aztec telah mampu menciptakan
bangunan-bangunan sangat bagus yang terbuat
dari semen dan pasir. Bangunan termegah
adalah kota Tenochtitlan, yang dihiasi oleh
istana, piramida-piramida, pasar serta jalan-jalan
lebar.
Bangsa Aztec telah mampu membuat
perhiasan emas dan perak, serta telah mengenal
seni lukis, astronomi, serta matematika

You might also like