Professional Documents
Culture Documents
"Memperluas akses kelompok-kelompok marjinal terhadap bidang ekonomi, keadilan sosial, dan
kepastian status," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring dari Bali, Selasa
(20/4/2010), dalam siaran persnya yang diterima Kompas siang ini, yang menjelaskan tentang
hasil pertemuan Komisi III dalam rapat kerja presiden dengan jajaran menteri dan gubernur, serta
pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya.
Menurut Tifatul, salah satu peserta sidang, Prof Muladi, bahkan mengimbau agar penanganan
masalah ini tidak hanya ditangani pemerintah sendiri. "Sektor swasta dan stakeholder lainnya
perlu dilibatkan. Kalau semua ditangani pemerintah, beban APBN akan berat sekali," ujar Tifatul
yang mengutip penjelasan Muladi.
Problem lain yang perlu diperhatikan bangsa ini adalah wilayah-wilayah terdepan, seperti
perbatasan, daerah terluar, daerah pascakonflik, daerah terpencil, serta daerah-daerah kepulauan.
24 Nopember 2010
http://www.sieradproduce.com/ID/beritadankegiatan/sosial/Pages/BaktiSosialOktober
%E2%80%93November2010.aspx
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan sosial yang diselenggarakan, PT Sierad Produce Tbk
(“Perseroan”) dibawah naungan Yayasan Sierad Peduli secara rutin menyelenggarakan
pengobatan gratis di beberapa lokasi di sekitar unit usaha Perseroan. Pada bulan Oktober 2010
lalu, acara diselenggarakan di Ds. Kadusirung Pagedangan Tangerang, Desa Cibinong Gunung
Sindur Bogor dan Ds. Jabon Mekar Bogor. Acara yang dihadiri oleh ratusan warga di sekitar
lokasi ini terselenggara berkat kerjasama dengan tenaga Dokter & Perawat dari RS. Eka Hospital
BSD Tangerang dan Asuransi Reliance. Selain pengobatan gratis, dilakukan pula sunatan massal
bagi warga sekitar.
Kegiatan pengobatan gratis juga dilakukan di bulan November 2010 yang berlokasi di Ds.
Ciharashas Cianjur Jawa Barat. Perseroan akan senantiasa menyelenggarakan kegiatan sosial
serupa di masa yang akan datang sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial Perseroan
terhadap masyarakat sekitar.
Kepedulian Sosial
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial, Artinya hidup menyendiri, tetapi
sebagian besar hidupnya saling ketergantungan, yangpada gilirannya tercapainya kondisi
keseimbangan relative. Kondisi nyata dalam kehidupan manusia yaitu ada yang kaya –
miskin, kuat – lemah, besar – kecil, dll.
Kita terbang lima belas abad kebelakang. Di suatu tempat terlihat Rasulullah saw
berkumpul bersama para sahabatnya yang kebanyakan orang miskin. Sekedar menyebut
beberapa nama sahabat yang hampir semuanya bekas budak, yaitu Salman al-Farisi, Ammar
bin Yasir, Bilal, Suhayb Khabab bin Al-Arat. Pakaian mereka lusuh, berupa jubah bulu yang
kasar. Tetapi mereka adalah sahabat senior Nabi, para perintis perjuangan Islam.
Serombongan bangsawan yang baru masuk islam datang ke majelis Nabi. Ketika
melihat orang-orang di sekitar Nabi, mereka mencibir dan menunjukkan kebenciannya.
Mereka berkata kepada Nabi, "Kami mengusulkan kepada Anda agar Anda menyediakan
majelis khusus bagi kami. Orang-orang Arab akan mengenal kemuliaan kita. Para utusan dari
berbagai kabilah arab akan datang menemuimu. Kami malu kalau mereka melihat kami
duduk dengan budak-budak ini. Apabila kami datang menemui Anda, jauhkanlah mereka
dari kami. Apabila urusan kami sudah selesai, bolehlah anda duduk bersama mereka sesuka
Anda."
Uyainah bin Hishn menegaskan lagi, "Bau Salman al-Farisi mengangguku (Ia
menyindir bau jubah bulu yang dipakai sahabat nabi yang miskin). Buatlah majelis khusus
bagi kami sehingga kami tidak berkumpul bersama mereka. Buat juga majelis bagi mereka
sehingga mereka tidak berkumpul bersama kami."
Tiba-tiba turunlah malaikat jibril menyampaikan surat al-An'am [6] ayat 52:
"Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari
dan di petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya. Kamu tidak memikul
tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka. Begitu pula mereka tidak memikul
tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu,yang menyebabkan kamu (berhak)
mengusir mereka, sehingga kamu termasukorang-orang yang zalim."
Sejak itu, apabila kaum fukara ini berkumpul bersama Nabi, beliau tidak
meninggalkan tempat sebelum orang-orang miskin itu pergi. Apabila beliau masuk ke
majelis, beliau memilih duduk dalam kelompok mereka.Seringkali beliau berkata,
"Alhamdulillah, terpuji Allah yang menjadikan di antara umatku kelompok yang aku
diperintahkan bersabar bersama mereka. Bersama kalianlah hidup dan matiku.
Gembirakanlah kaum fukara muslim dengan cahaya paripurna pada hari kiamat. Mereka
mendahului masuk surga sebelum orang-orang kaya setengah hari, yang ukurannya 500
tahun. Mereka bersenang-senang di surga sementara orang-orang kaya tengah diperiksa
amalnya."
1.2 Tujuan
- Supaya kita bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari pentingnya kepedulian sosial
BAB II
KEPEDULIAN SOSIAL
Dalam setiap agama, peduli pada kesusahan orang lain adalah sebuah kewajiban.
Apalagi dalam agama Islam diwajibkan untuk membantu saudara sesama manusia, sesama
makhluk Tuhan, apalagi bila itu adalah umat muslim, dengan apa pun yang dapat kita
lakukan. Karena menurut Islam umat adalah bagai sebuah bangunan, bila satu bagian rusak
atau sakit maka bagian lain akan goyah.
Yang artinya : Tiadalah kalian di Bantu dan di beri rezeki kecuali oleh orang-
orang yang lemah di antara kalian. “Riwayat Said bin Abi Waqqash”.
“Allah Ta’ala berfirman dan terhadap apa saja yang kami nafkahkan aka Allah
menggantinya” (Saba’ 34 : 34)
Dari Abu Hurairah ra., Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa melepaskan kesusahan hidup
seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesusahan di hari kiamat
darinya. Barangsiapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit, niscaya Allah akan
memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. ………..Allah akan senantiasa
menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya." (HR
Muslim)
Seseorang baru dapat meringankan atau bahkan melepaskan kesulitan orang lain, setelah
dia memperhatikan kesulitan orang itu.
2. Memperhatikan kesusahan orang lain menyelamatkan orang banyak
Di dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda, "Perumpamaan orang
yang menjaga dan menerapkan peraturan Allah seperti kelompok penempang kapal yang
mengundi tempat duduk mereka. Sebagian mereka mendapat tempat di bagian atas, dan
sebagian yang lain di bagian bawah. Penumpang bagian bawah, jika mereka
membutuhkan air, maka harus berjalan melewati bagian atas kapal. Maka merekapun
berujar, ":Bagaimana jika kami lobangi saja bagian bawah kapal ini (untuk mendapat
air), toh hal itu tidak menyakiti orang yang berada di bagian atas." Jika kalian biarkan
mereka berbuat menurut keinginan mereka itu, maka binasalah mereka dan seluruh
penumpang kapal itu. Tetapi jika kalian cegah mereka, maka selamatlah mereka dan
seluruh penumpang yang lain."
Kapal tidak akan ditenggelam, tidak akan dilubangi oleh orang yang berada di
bagian bawah kapal, jika orang yang di bagian atas kapal mengetahui kebutuhan orang
yang berada di bagian bawah kapal. Kebutuhan orang yang berada di bagian bawah kapal
adalah air.
3. Memperhatikan kesusahan orang lain merupakan langkah awal menjadi politikus
Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa tidak memperhatikan perkara kaum muslimin,
maka dia bukan termasuk bagian dari mereka (kaum muslimin)."
Kita mungkin sama-sama maklum, bila mendengar cerita bahwa kepala negara
berlangganan koran amat banyak. Mengapa? Karena dia mengetahui kesulitan, kebutuhan
dan kesusahan yang dialami rakyatnya. Mulai dari masalah perumahan, pangan, pakaian,
pendidikan, kesehatan, pekerjaan, keamanan (harta, kehormatan, akal dan nyawa).
Orang yang senantiasa memperhatikan permasalahan rakyat banyak, berpotensi menjadi
seorang politikus.
Kepedulian sosial merupakan suatu rangkaian ibadah, ini telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW,dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Tabroni dari Anas bin Malik
yang Artinya: Budi pekerti yang luhur adalah termasuk amalan ahli surga.
Selanjutnya kepedulian sosial yang menjadi ibadah itu tidak lepas dari budi pekerti
yang luhur/baik sesuai dengan norma-norma agama, adat istiadat serta norma-norma yang
diatur oleh UUD/Peraturan Pemerintah. Dalam konteks ini kita harus peka dan proaktif
untuk mewujudkan rasa solidaritas kita dengan membantu saudara-saudara kita yang
tertimpa musibah, misalnya bencana alam di NAD dan Sum-ut atau kepedulian kita
terhadap masyarakat dalam bidang pendidikan dengan memberikan pengajaran-pengajaran
yang bisa bermanfaat bagi masyarakat luas secara umum dan bagi anak turun kita pada
khususnya.
Contoh yang dapat kita ambil dari salah satu sifat manusia dalam meringankan
penderitaan orang lain :
Pada intinya ada 3 aspek yang perlu dikembangkan dalam sikap kepedulian sosial
horizontal yaitu:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melakukan kegiatan sosial adalah hal yang positif. Memberi sumbangan kepada
korban bencana gempa misalnya, akan membantu meringankan penderitaan korban, dan
tentunya itu adalah hal yang baik. Tetapi kegiatan sosial jika dipublikasikan juga
memberikan efek lain. Disadari atau tidak, diinginkan atau tidak, dilakukan secara ikhlas
maupun tidak, kegiatan sosial akan meningkatkan citra di mata masyarakat. Dengan melihat
sebuah kegiatan sosial, masyarakat cenderung untuk menilai kegiatan lain dari entitas yang
melakukannya hanya dari aksi kegiatan sosial tersebut.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka…”
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Rasyid Ridla, Tafsir al-Quran al-Hakîm (Tafsir al-Manar), Dar al-Ma’rifah li al-
Thiba’ah wa al-Nasyr: Beirut, cet. II, vol. XI, h. 23-24.
TJ idup di Indonesia makin berat. Xl Kesenjangan sosial makin lebar. Yang kaya makin kaya,
sebaliknya yang miskin tents saja miskin. Sebagian besar warga masyarakat pun hidup serba pas-
pasan dan lebih banyak yang terimpit kesulitan.
Lihat saja, di tengah berseliweran mobil-mobil mewah, namun pengemis, gelandangan, dan
anak-anak jalanan tetap mewarnai kehidupan keseharian di Kota Jakarta dan kota-kota besar
lainnya. Sedangkan beban hidup warga masyarakat makin berat di semua strata, apalagi di
pedesaan. Penghasilan keseharian rata-rata penduduk, kini, hampir tak sesuai lagi dengan
kebutuhan yang diperlukan karena melambungnya harga-harga barang dan biaya hidup
keseharian.
Semua ini tak terlepas akibat situasi sulit yang tents melilit sebagian besar warga bangsa.
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah lewat kebijakan ini dan "itu nyatanya belum mampu
menjawab tantangan. Yang terlihat, tuntutan kesejahteman bagi sebagian besar warga
masyarakat ekonomi menengah ke bawah masih merupakan angan-angan. Kemakmuran yang
dicita-citakan pun makin jauh dari kenyataan.
Melihat fenomena hidup yang makin sulit saat ini, ada baiknya perlu ditumbuhkan kembali rasa
kepedulian sosial di antara warga masyamkat. Yang kaya perlu membantu yang miskin,
sebaliknya yang miskin harus tents berusaha mencari peluang agar terbebas dari kungkungan
hidup serba berkekurangan. Mereka tidak boleh terjebak dan terjerumus pada perangkap
kriminalitas yang memiliki risiko justru akan menyengsarakan banyak orang.
Lewat Surat Pembaca ini, saya hanya ingin mengimbau, marilah kita tingkatkan rasa sosial dan
kepedulian antarsesama. Banyak di antarawarga bangsa masih terimpit kesulitan
berkepanjangan, mengapa kita tidak saling membantu?
Y SumargonoCipete Jakarta Selatan
KEPEDULIAN SOSIAL
Sahabat yang baik, kepedulian sosial, terutama kepada orang-orang yang lemah secara ekonomi,
saat ini terasa semakin banyak diabaikan. Orang-orang yang mampu banyak yang sibuk dengan
kariernya, bisnisnya atau sibuk mementingkan kehidupannya sendiri, sehingga terlena dan
akhirnya lalai dengan kepedulian sosialnya. Mereka mengabaikan dengan kondisi orang-orang
yang lemah seperti ini. Kondisi ini secara nyata semakin terlihat di kota-kota besar seperti
Jakarta, dimana jurang pemisah antara si mampu dengan si lemah semakin lebar. Makin lebar
dan dalam jurang menganga, keharmonisan hubungan sosial diantara kita bisa rusak dan hancur.
Mengingat betapa berbahayanya kesenjangan sosial antara si mampu dengan si lemah ini dan
dilandasi niat untuk mengentaskan mereka dari jeratan rentenir, jeratan kemiskinan agar
meningkat taraf ekonominya, maka kami bersama teman-teman sepakat untuk membentuk BMT
ini sebagai salah satu wadah untuk pembinaan umat.
”Siapa yang melepaskan kesusahan saudaranya, Allah akan melepaskan kesusahannya nanti pada
hari kiamat.”
( Al-Hadits )
Kita perlu menyadari bahwa kehadiran kit adi dunia ini mengemban amanah mulia. Selain
diwajibkan mengabdi sebagai hamba dan melakukan ibadah ritual kepada Tuhan, juga
mewajibkan setiap manusia juga mengurus masalah-masalah yang terkait dengan kehidupan
sosial. Mampu menjaga keseimbangan dalam mengejar kehidupan professional, karier dan Bisnis
untuk keberhasilan di dunia dengan tanpa mengabaikan kepeduliaan sosial kita. Dan, salah satu
ajaran kepedulian sosial adalah memiliki sikap peduli dengan orang-orang yang secara ekonomi
lemah dan perlu dibantu.
“Yakinlah, bahwa alam semesta dan kehidupan akan memuliakan manusia yang mau
memuliakan orang lain.”
Sesungguihnya pintu-pintu kepedulian sosial itu ada banyak sekali. Yang diperlukan adalah
Kesadaran kita untuk mau berbagi dengan sesama kehidupan ini, bukan hanya mementingkan
ego pribadi kita. Orang yang mengaku beriman, hakikatnya ‘bukan beriman’ (tidak sempurna)
kalau tidak peduli dengan orang-orang lemah di sekitarnya.
Berbagi dengan orang lain adalah salah satu wujud kepedulian sosial:
Kalau kita memiliki waktu, berbagilah dengan waktu kita untuk membantu orang lain.
Kalau kita memiliki tenaga berbagilah tenaga kita untuk membantu orang lain.
Kalau kita memiliki harta, berbagilah dengan harta kita untuk membantu orang lain.
Kalau kita memiliki ilmu, berbagilah dengan ilmu yang kita miliki untuk membantu orang lain.
Kalau kita memiliki semangat dan motivasi, berbagilah dengan semangat dan motivasi dengan
orang lain.
Bahkan kalaupun hanya sekedar senyum, berbagilah senyum kebaikan dengan orang lain……
Dengan kepedulian sosial maka akan tercipta keharmonisan sosial yang kuat, suasana
kekeluargaan, dan saling membantu satu sama lain. Sudah selayaknya kita yang diberikan
anugerah yang tak ternilai dari Allah Tuhan Yang Maha Pengasih ini, bersyukur dengan mau
berbagi dan peduli dengan sesama kehidupan yang membutuhkan pertolongan. Marilah kita
saling mengingatkan dan terus MENGGALI, MENEMUKAN, MENERAPKAN DAN
BERBAGI……!
http://www.ekojalusantoso.com/?p=88
***Eko Jalu Santoso adalah Founder Motivasi Indonesia, Penulis buku The Art of Life
Revolution dan Heart Revolution yang diterbitkan Elex Media Komputindo.
Konsep Kepedulian Sosial Bermasyarakat
Oleh : Abdul Khabir Barokah
http://cafelib.blogspot.com/2007/03/konsep-kepedulian-sosial-bermasyarakat.html
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial, Artinya hidup menyendiri, tetapi sebagian
besar hidupnya saling ketergantungan, yangpada gilirannya tercapainya kondisi keseimbangan
relative. Kondisi nyata dalam kehidupan manusia yaitu ada yang kaya – miskin, kuat – lemah,
besar – kecil, dll.
Norma-norma dan tata nilai kepedulian ini semakin berkurang apabila masyarakat itu telah
menerima pengaruh budaya barat yang bersifat immaterial dan cenderung berseberangan dengan
budaya timur. Masyarakat yang kehilangan rasa kepedulian horizontalnya, akan kehilangan
sebagian kemampuannya untuk dapat bersyukur, dan ini berakibat pada penyempitan psikologi
dan dapat berubah kea rah ketidakpekaan (insentifitas) manusianya yang akhirnya dapat
menghasilkan sistem sosial yang apatis.
Kepedulian sosial merupakan suatu rangkaian ibadah, ini telah dicontohkan oleh Rasulullah
SAW,dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Tabroni dari Anas bin Malik yang Artinya: Budi
pekerti yang luhur adalah termasuk amalan ahli surga.
Selanjutnya kepedulian sosial yang menjadi ibadah itu tidak lepas dari budi pekerti yang
luhur/baik sesuai dengan norma-norma agama, adat istiadat serta norma-norma yang diatur oleh
UUD/Peraturan Pemerintah. Dalam konteks ini kita harus peka dan proaktif untuk mewujudkan
rasa solidaritas kita dengan membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah, misalnya
bencana alam di NAD dan Sum-ut atau kepedulian kita terhadap masyarakat dalam bidang
pendidikan dengan memberikan pengajaran-pengajaran yang bisa bermanfaat bagi masyarakat
luas secara umum dan bagi anak turun kita pada khususnya.
Pada intinya ada 3 aspek yang perlu dikembangkan dalam sikap kepedulian sosial horizontal
yaitu:
Dlam menjalani kehidupan sosial, manusia senantiasa dibatasi dan dipengaruhi adanya ruang dan
waktu, ini juga merupakan suatu bukti nyata keterbatasan manusia yang hakikatnya sebagai
makhluk ciptaan. Berkaitan dengan ruang dan waktu ini, maka kehidupan manusia akan
dikondisikan oleh pluralisme, yaitu adanya keberagaman ruang dalam kehidupan manusia.
Dengan adanya ruang ini, seluruh manusia tidak mungkin berada dalam dua tempat dalam waktu
yang sama, maka peran alat komunikasi dan transportasi menjadi sangat penting.
2. aspek kepedulian
Siapa saja yangmenjadi objek/sasaran kepedulian kita..? masyarakat umum tentunya dengan
tidak memandang status masyarakat tersebut. Mestinya kita penuhi hati kita dengan pertanyaan
“Apa yang dapat kita lakukan untuk masyarakat, apa yang dapat kita lakukan Negara atau
Daerah kita?” bukan “apa yang kita dapat dari Negara atau Daerah kita?”.
Penulis: Mantan Ketua Majelis Syuro SALIWU Makassar, Alumni Program Studi Manajemen
Sumberda Perairan Universitas Hasanuddin