You are on page 1of 77

PERATURAN-PERATURAN

DALAM SENAM ARTISTIK PUTRA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Teori dan Praktek Senam II


Dosen Pengampu : Drs. H. Agus Margono, M.Kes &
Slamet Riyadi, S.Pd, M.Or

Disusun Oleh:
Nama :Ari Prasetyowibowo
NIM : X. 4609005
Prodi : Penjaskesrek KG
Semester :V

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sejak tahun 1963 olahraga Senam sudah dikenal di Indonesia, dalam


perkembangannya olahraga ini mengalami peningkatan dengan dibentuknya
Persatuan Senam Indonesia (PERSANI). Namun popularitas olahraga senam masih
kalah dengan olahraga yang lain seperti Sepak Bola, Bulu Tangkis, Volly, dsb.
Dalam olahraga senam dibutuhkan bakat khusus untuk bisa melakukan
gerakan-gerakan yang ada didalamnya. Hal inilah yang membuat mengapa olahraga
ini sepi akan penggemar. Disini penulis mencoba untuk menulis tentang peraturan-
peraturan senam khususnya senam artistik putra, dengan tujuan supaya masyarakat
mengetahui tentang aturan-aturan dalam olahraga senam.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna terutama untuk meningkatkan
pengetahuan pembaca mengenai peraturan-peraturan senam, khususnya senam
artistik putra.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan guna hasil yang lebih baik.
Demikian semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Depan................................................................................................ i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
I. Sejarah dan Pengertian Senam
A. Sejarah Lahirnya Senam........................................................... 1
B. Pengertian Senam..................................................................... 2
C. Perkembangan Senam Artistik di Indonesia............................. 3
II. Peraturan Peserta Pertandingan
A. Maksud dan Tujuan Dari Code Of Points................................ 5
B. Hak dan Tanggung Jawab Pesenam......................................... 5
C. Hak dan Tanggung Jawab Pelatih............................................. 8
D. Sanksi Untuk Pesenam dan Pelatih........................................... 9
E. Hak dan Tanggung Jawab Komisi Teknik Putra an Fungsi
Ketua Pertandingan dan Ketua Juri Alat........................................
12
F. Hak dan Tanggung Jawab Wasit/ Juri......................................
13
G. Sumpah/ Janji Wasit.................................................................
15
H. Sumpah/ Janji Pesenam............................................................
15
I. Komposisi Dari Juri Alat..........................................................
15
J. Pengaturan Tempat dan Prosedur Kerja Wasit.........................
17
K. Fungsi Dari Juri Pada Alat Selama Kejuaraan.........................
17
III. Penilaian dalam Kompetisi
Peraturan Umum...................................................................................... 21

iii
IV. Peraturan Nilai Faktor Kesulitan Juri A
A. Faktor Kesulitan........................................................................ 23
B. Group Elemen dan Peraturan Dismount (Pendaratan).............. 23
C. Nilai Bonus............................................................................... 24
D. Penilaian Juri A......................................................................... 24
E. Peraturan Pengulangan............................................................. 27
F. Penilaian Juri A......................................................................... 28
V. Peraturan Yang Mengatur Persentasi
Latihan
A. Penyajian Latihan..................................................................... 29
B. Perhitungan Pemotongan Juri B............................................... 29
C. Penjelasan Untuk Pesenam....................................................... 29
D. Penilaian Dari Juri B................................................................. 30
E. Penentuan Kesalahan Posisi Keindahan Tubuh, Kesalahan
Gerakan dan Kesalahan Teknik dan Komposisi................................
31
F. Persyaratan Konstruksi Komposisi Senam...............................
36
G. Pengurangan Oleh Juri B..........................................................
37
H. Meminta/ Menanyakan Keterangan..........................................
40
VI. Lantai
A. Deskripsi Dari Senam Lantai.................................................... 42
B. Informasi Tentang Nilai............................................................ 42
C. Tabel Kesalahan Spesifik, dan Pengurangan Untuk Senam Lantai
44
VII. Kuda Pelana
A. Gambaran Tentang Latihan Kuda Pelana................................. 46
B. Informasi Tentang Nilai Awal atau Nilai Juri A...................... 46

iv
C. Tabel Kesalahan dan Pemotongan Khusus Untuk Kuda Pelana.
49
VIII. Gelang-Gelang
A. Deskripsi Tentang Pelaksanaan Latihan Gelang-gelang.......... 51
B. Informasi Tentang Penilaian Juri A.......................................... 51
C. Tabel Pelaksanaan dan Pengurangan Dalam Latihan Gelang-
gelang
52
IX. Meja Lompat
A. Penjelasan Tentang Latihan Meja Lompat............................... 54
B. Informasi Tentang Nilai Juri A................................................. 54
C. Tabel Kesalahan Spesifik dan Pengurangan Pada Meja
Lompat Pengurangan Juri A..............................................................
56
X. Palang Sejajar
A. Penjelasan Tentang Latihan Palang Sejajar.............................. 58
B. Informasi Tentang Nilai Juri A................................................. 58
C. Tabel Kesalahan Spesifik dan Pengurangan Nilai Untuk
Palang Sejajar
59
XI. Palang Tunggal
A. Gambaran Latihan Palang Tunggal.......................................... 61
B. Informasi Tentang Nilai Juri A................................................. 61
C. Tabel Kesalahan dan Pengurangan pada Palang Tunggal........ 65
Daftar Pustaka................................................................................................... 66

v
I. SEJARAH & PENGERTIAN SENAM

A. Sejarah Lahirnya Senam


Menurut asal kata, senam (gymnastics) berasal dari bahasa Yunani, yang
artinya: "untuk menerangkan bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh atlet-
atlet yang telanjang". Dalam abad Yunani kuno, senam dilakukan untuk menjaga
kesehatan dan membuat pertumbuhan badan yang harmonis, dan tidak
dipertandingkan. Baru pada akhir abad 19, peraturan-peraturan dalam senam
mulai ditentukan dan dibuat untuk dipertandingkan. Pada awal modern Olympic
Games, senam dianggap sebagai suatu demonstrasi seni daripada sebagai salah
satu cabang olahraga yang teratur.
Menurut Menke G. Frank dalam Encyclopedia of Sport, as Bannes and
Company, New York, 1960, senam terdiri dari gerakan-gerakan yang
luas/banyak atau menyeluruh dari latihan-latihan yang dapat membangun atau
membentuk otot-otot tubuh seperti: pergelangan tangan, punggung, lengan dan
lain sebagainya. Senam atau latihan tersebut termasuk juga : unsur-unsur jungkir
balik, lompatan, memanjat dan keseimbangan.
Sedang Drs. Imam Hidayat dalam bukunya Penuntun Pelajaran Praktek
Senam, STO Bandung, Maret 1970 menyatakan, "Senam ialah latihan tubuh yang
diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematik dan dilakukan secara sadar
dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis".
Olahraga senam sendiri ada bermacam-macam, seperti : senam kuno,
senam sekolah, senam alat, senam korektif, senam irama, turnen, senam artistik.
Secara umum senam memang demikian adanya, dari tahun ke tahun mengalami
penyempurnaan dan semakin berkembang. Yang dulunya tidak untuk
dipertandingkan, namun sejak akhir abad 19 mulai dipertandingkan. Dibentuklah
wadah senam internasional, dengan nama Federation International de
Gymnastique (FIG), yang mengelola antara lain:
1. Senam Artistik (Artistic Gymnastics).
2. Senam Ritmik (Modern Rhytmic).

1
B. Pengertian Senam
Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga
tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan
dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada
obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan
kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari
komponen-komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan,
keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai
dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang
menarik.
Pada tingkat sekolah atau yunior pertandingan dapat dibatasi pada nomor-
nomor tertentu, biasanya senam lantai dan kuda-kuda lompat. Pertandingan
tingkat Nasional dan Internasional bagi pria terdiri dari 6 (enam) nomor yakni :
senam lantai, kuda-kuda lompat, kuda-kuda pelana, palang sejajar, palang
tunggal, dan gelang-gelang. Sedang bagi wanita ada 4 (empat) nomor : senam
lantai, kuda-kuda lompat, balok keseimbangan, dan palang bertingkat.
Penilaian diberikan oleh 4 (empat) orang wasit yang dipimpin oelh
seorang wasit kepala. Setiap peserta pertandingan harus melakukan 2 (dua)
macam rangkaian pada setiap nomor atau alat, satu rangkaian wajib (yang telah
ditentukan terlebih dahulu) dan satu rangkaian pilihan atau bebas masing-masing.
Nilai seseorang adalah rata-rata dari dua nilai tengah dengan membuang nilai
tertinggi dan nilai terendah dari 4 (empat) orang wasit. Pesenam dengan nilai
akumulasi tertinggi menjadi juara ke I dalam kategori serba bisa, tertinggi kedua
menjadi juara ke II dan seterusnya.
Juara regu ditentukan dengan penjumlahan 5 (lima) nilai terbaik dari 6
(enam) anggota regu dan setiap alat. 6 (enam) peserta terbaik dari semua atlet
turut dalam pertandingan final pada tiap-tiap atlet dan nilai akhir yaitu rata-rata
dari rangkaian bebas/pilihan dan wajib terdahulu disatukan dengan nilai
rangkaian bebas/pilihan dalam final. Nilai ini menentukan urutan pemenang tiap
alat.

2
Para wasit memberikan nilai pada waktu bersamaan. Nilai maksimum
adalah : 10,000. Hukuman-hukuman diberikan dengan pengurangan nilai pada
pelaksanaan yang salah, penguasaan yang kurang baik, dibantu orang lain, jatuh
dari alat atau melampaui batas waktu. Selain itu dinilai pula faktor kesulitan
gerak dan penampilan estetikanya. Besar pengurangan nilai adalah persepuluhan.
Peraturan penilaian direvisi setiap 2 (dua) tahun. Semua gerakan mempunyai
faktor kesulitan yaitu : A, B dan yang tersukar adalah C. Rangkaian latihan
biasaya terdiri atas sikap-sikap statis yang memerlukan tenaga yang besar
disambung dengan gerakan-gerakan berirama y agn sesuai. Sementara sejumlah
berntuk gerak memerlukan kekuatan yang lain memerlukan mobilitas atau
keterampilan.

C. Perkembangan Senam Artistik di Indonesia


Lahirnya senam artistik di Indonesia yaitu pada saat menjelang pesta
olahraga Ganefo I di Jakarta pada tahun 1963, yang mana setiap artistik
merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan, untuk ini perlu
dibentuk suatu organisasi yang berfungsi menyiapkan para pesenamnya.
Organisasi ini dibentuk pada tanggal 14 Juli 1963 dengan nama PERSANI
(Persatuan Senam Indonesia), atas prakarsa dari tokoh-tokoh olahraga se-
Indonesia yang menangani dan mempunyai keahlian pada cabang olahraga
senam. Promotornya dapat diketengahkan tokoh-tokoh dari daerah seperti :
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara. Wadah inilah
kemudian telah membina dan menghasilkan atlet-atlet senam yang dapat
ditampilkan dalam Ganefo I dan untuk pertama kalinya pula pesenam-pesenam
Indonesia menghadapi pertandingan Internasional. Kegiatan selanjutnya adalah
mengikut sertakan tim senam dalam rangka Konferensi Asia Afrika I dan dalam
Ganefo Asia, dimana untuk mempersiapkan atlet-atlet Indonesia ini dipanggil
pelatih-pelatih senam dari RRC, maka dengan demikian Indonesia mengalami
kemajuan dalam prestasi olahraga senam. Tetapi sangat disayangkan bahwa
harapan yang mulai tumbuh harus berhenti sementara oleh karena suasana politik

3
yaitu saat meletusnya G 30 S/PKI, sehingga pelatih-pelatih dari RRC harus
dikembalikan ke negaranya.
Usaha untuk mengejar ketinggalan ini maka pada tahun 1967 dikirim
seorang pelatih Indonesia yaitu : Sdr. T. J. Purba ke Jerman Timur untuk sekolah
khusus pelatih senam artistik selama 26 bulan. Kemudian sebagai titik tolak yang
kedua adalah dimasukkannya cabang olahraga senam artistik yang pertama
kalinya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON VII/1969) di Surabaya, dan
kemudian untuk seterusnya dimasukkan dalam setiap penyelenggaraan PON.

4
II. PERATURAN PESERTA PERTANDINGAN

A. Maksud Dan Tujuan Dari Code Of Points


Tujuan utama dari Code of Points adalah menyediakan alat yang objektif
untuk menilai penampilan senam artistic putra pada keseluruhan jenis kejuaraan,
baik regional, nasional, serta internasional.
a. Menjamin dalam pemilihan pesenam yang terbaik dalam setiap
kompetisi.
b. Membimbing pelatih dan pesenam dalam membuat komposisi latihan
untuk kejuaraan.
c. Memberikan informasi tentang sumber-sumber informasi dan
peraturan teknis lain yang sering digunakan dalam kejuaraan oleh wasit,
pelatih, dan pesenam.

B. Hak Dan Tanggung Jawab Pesenam


1. Diantara hal-hal lain, para pesenam memiliki hak-hak
sebagai berikut:
a) Penampilannya dinilai secara benar, adil, dan sesuai
dengan ketentuan yang ditentukan dala Code Of Points.
b) Disediakan peralatan yang memenuhi ketentuan pada
kejuaraan resmi FIG.
c) Diberi bantuan ke posisi menggantung oleh pelatih dan
pesenam lain untuk memulai latihannya pada Gelang-gelang dan Palang
Tunggal.
d) Mempunyai satu penjaga yang hadir pada alat
Gelang-gelang, Kuda Lompat, Palang Sejajar, dan Palang Tunggal.
e) Beristirahat atau memulihkan kondisi hingga 30 detik
setelah jatuh dari alat.
f) Menggunakan magnesium, membuat penyesuaian pada
peralatan pribadi, dan berbicara dengan pelatih selama 30 detik yang

5
tersedia setelah ia jatuh dari alat dan diantara lompatan pertama dan
keduanya.
g) Memakai bandage, hand guards, dan pemakaian
penjaga keselamatan yang normal dan masuk akal.
h) Memiliki waktu pemanasan selama 30 detik pada
setiap alat sesaat sebelum sesi kejuaraan berlangsung (maksimal 30 detik
per pesenam pada setiap alat) atau waktu pemanasan yang sesuai dengan
peraturan teknis yang mengatur kejuaraan.
i) Mendapatkan tanda yang jelas dari Ketua Juri A, denga
lampu hijaupada kejuaraan resmi FIG 30 detik sebelum latihannya
diperkirakan dimulai.
j) Menerima pemberitahuan tingkat kesulitan secara
tertulis untuk elemen baru yang didaftarkan dalam waktu yang tidak
terlalu lama setelah pendaftaran)
k) Mengulang latihannya jika latihan itu telah terganggu
oleh hal-hal diluar kesalahannya sendiri.
l) Mendapat ijin untuk menyesuaikan ketinggian Palang
Tunggal dan Gelang-gelang jika pesenam mempunyai tinggi tubuh yang
tidak terbantahkan.
m) Mengajukan permohonan kepada Ketua Pertandingan
untuk sejenak meninggalkan arena kejuaraan dengan alas an keperluan
pribadi yang alasannya tidak terbantahkan.
n) Mendapatkan nilainya diumumkan secara luas segera
setelah latihannya selesai atau sesuai dengan ketentuan khusus yang
mengatur kejuaraan.
2. Diantara hal-hal lain, pesenam memiliki tanggung jawab
sebagai berikut:
a) Mengetahui Code of Points dan mengatur perilakunya
sesuai dengan ketentuan.

6
b) Menyerahkan, atau melalui pelatih, permohonan
tertulis paling sedikit 24 jam sebelum podium training kepada ketua juri
pertandingan untuk menilai elemen barunya.
c) Menyerahkan, atau melalui pelatih, permohonan
tertulis paling sedikit 24 jam sebelum podium training, kepada ketua juri
pertandingan, untuk meninggikan Palang Tunggal atau Gelang-gelang,
untuk mengakomodasikan ketinggiannya, atau menyerahkan permohonan
itu sesuai denan peraturan teknis yang mengatur kejuaraan.

d) Memadai pakaian bertanding sesuai dengan ketentuan:


1) Pesenam harus mengenakan pakaian yang
model dan warnanya sama seperti anggota lainnya ketiak turu
bertanding dari kejuaraan beregu.
2) Pesenam harus memakai celana senam panjang
dan kaus kaki pada Kuda Pelana, Gelang-gelang, Palang Sejajar, dan
Palang Tunggal. Celana senam panjang yang berwarna hitam atau
berwarna lebih gelap dari biru, cokelat, atau hijau tidak
diperbolehkan.
3) Pesenam memiliki pilihan untuk memakai
celana pendek, dengan atau tanpa kaus kaki, atau celana senam
panjang dengan kaus kaki pada alat lantai dan Kuda Lompat.
4) Pesenam harus memakai pakaian senam singlet
pada semua alat.
5) Pesenam memiliki pilihan apakah memakai
sepatu senam atau tidak pada seluruh alat.
6) Pesenam harus memakai nomor dadi secara
benar yang ditentukan oleh penyelenggara.
7) Pesenam hanya diperbolehkan memakai logo
pengenal negaranya, yang diperbolehkan oleh peraturan terbaru FIG.

7
e) Memberikan hormat kepada ketua juri wasit A secara
patut (menganggkat satu tangan) pada awal dan akhir pertandingannya.
f) Meyakinkan diri bahwa bandage, pelindung tangan,
dan pemakaian pelindung lainnya ada dalam kondisi baik dan tidak
merusak keindahan penampilan.
g) Menahan diri untuk tidak berbicara dengan wasit
secara aktif selama kejuaraan.
h) Menahan diri untuk tidak mengubah ketinggian alat.
i) Menahan diri dari upaya memperlambat kejuaraan,
menaiki kembali podium ketika selesai menampilkan latihannya, dan
menyalahgunakan hak-haknya atau melanggar hak pesenam lain.
j) Menahan diri dari perilaku-perilaku tidak disiplin dan
kasar.
k) Berpartisipasi dalam Upacara Penghormatan
Pemenang (UPP) yang melibatkan dirinya.

C. Hak Dan Tanggung Jawab Pelatih


1. Diantara hal-hal lain, pelatih memiliki hak sebagai berikut:
a) Membantu pesenam atau regu dibawah bimbingannya
dalam menyerahkan permohonan tertulis yang berkenaan dengan
penyesuaian ketinggian alat dan penentuan tingkat kesulitan elemen baru.
b) Membantu pesenam atau regu dibawah pengawasannya
selama periode pemanasan.
c) Membantu pesenam atau regu mempersiapkan alat
untuk kejuaraan.
d) Mengangkat pesenam ke posisi menggantung pada
Gelang-gelang dan Palang Tunggal.
e) Berada dekat Gelang-gelang, Kuda Lompat, Palang
Sejajar, dan Palang Tunggal selama penampilan pesenam untuk alasan
keselamatan.

8
f) Membantu dan memberi saran kepada pesenam selama
3 detik yang tersedia setelah pesenam jatuh dari alat serta diantara
lompatan pertama dan kedua para Meja Lompat.
g) Mendapatkan nilai pesenamnya diumumkan kepada
public segera setelah penampilan pesenamnya selesai atau sesuai dengan
ketentuan khusus yang mengatur kejuaraan.
2. Diantara hal-hal lain, pelatih memiliki kewajiban sebagai
berkut:
a) Mengetahui Code of Points dan berperilaku secara
patut.
b) Menyerahkan urutan tampil regunya serta informasi
lain yang diperlukan sesuai dengan Peraturan Teknis yang mengatur
kejuaraan.
c) Menahan diri untuk tidak merubah ketinggian alat.
d) Menahan diri dari memperlambat kejuaraan dan dari
penyalahgunaan hak-haknya atau melanggar hak peserta lain.
e) Menahan diri untuk tidak berbicara dengan pesenam
atau membantu pesenam dalam cara apapun selama menampilkan
latihannya.
f) Menahan diri untuk tidak terlibat dalam diskusi dengan
wasit yang aktif bertugas selama kejuaraan.
g) Menahan diri dari perilaku tidak disiplin dan kasar.
h) Berpartisipasi dalam setiap UPP yang berkaitan.

D. Sanksi Untuk Pesenam Dan Pelatih


Di antara hal-hal lain, pelatih memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
1. Saksi / hukuman normal bagi pelanggan terhadap ketentuan dan harapan yang
dituangkan dalam Pasal 2 dan Pasal 3 adalah pemotongan sebesar 0,3 poin
untuk pelanggaran bersifat perilaku dan sebesar 0,50 poin untuk pelanggaran
yang berkaitan dengan peralatan. Hukuman tersebut dikenakan pada nilai
akhir.

9
2. Beberapa kemungkinan hukuman lain juga ada dan kesemuanya dipaparkan
dalam Pasal 4.5.
3. Kecuali dinyatakan sebaliknya, hukuman-hukuman ini selalu ditetapkan oleh
Ketua Juri At kepada nilai akhir pesenam pada alat yang bersangkutan.
4. Dalam kasus yang ekstrim, pesenam atau pelatih dapat dikeluarkan dari
kejuaraan di samping menderita hukuman khusus.
5. Pelanggaran dan hukuman yang bisa diterapkan adalah sebagai berikut:
Pelanggaran Hukuman
Perlakuan Pelanggaran
Setiap pelanggaran dalam pakaian 0,3 dari nilai akhir (sekali untuk satu
(art.2.2d) sesi kompetisi)
Juri alat tidak mengetahui awal dan 0,3 sekali dari nilai akhir
akhir dari latihan
Waktu melebihi 30 detik sebelum 0,3 dari nilai akhir
memulai latihan
Melebihi batas waktu 30 detik ketika Latihan dianggap jatuh
memulai lagi latihan setelah jatuh
Naik kembali setelah selesai 0,3 dari nilai akhir
melakukan latihan
Pelatih berbicara kepada pesenam 0,3 dari nilai akhir
selama latihan
Ketidakdisiplinan dan perilaku 0,3 dari nilai akhir
buruk

10
Pelanggaran Dalam Penggunaan Peralatan
Tidak minta ijin untuk menolong 0,5 dari nilai akhir
pesenam Tanggun jawab dari Juri alat
Penempatan papan tolak yang salah 0,5 dari nilai akhir
pada alat palang sejajar Tanggung jawab dari Juri alat
Penempatan matras yang dilarang 0,5 dari nilai akhir
atau tidak memakai matras Tanggung jawab dari Juri alat
Pelatih memindahkan atau 0,5 dari nilai akhir
mengganti matras selama latihan Tanggung jawab dari Juri alat

Pelanggaran Individu
Tidak minta ijin meninggalkan area Di diskualifikasi dari kompetisi
kompetisi
Tidak hadir dalam pengumuman Hasil dan nilai akan dianulir dari nilai
pemenang tim dan perseorangan
Melakukan gerakan dengan tidak Nilai akhir 0
melihat tanda atau bendera/ lampu
hijau

Kesalahan/ Pelanggaran Tim


Kesalahan tim dalam penempatan 0,8 dari total nilai tim di semua alat
suatu alat
Pelanggaran dalamhal pakaian 0,8 dari total nilai tim di semua alat
dalam suatu tim
Tidak disiplin atau perilaku aneh 0,8 dari yang pertama dan 0,8 dari yang
oleh pelatih dalam suatu tim kedua kalinya (dari total nilai tim)
Tidak disiplin atau perilaku aneh 0,8 dari yang pertama dan 0,8 dari yang
oleh pelatih atau pesenam kedua kalinya (dari total nlai tim)

11
KEBIASAAN/PERILAKU PELATIH
Ketua Juri Superior Untuk Offisial FIG dan Catatan
(Konsultan dari Juri Superior) Kompetisi
Perilaku pelatih tidak mempengaruhi langsung terhadap penampilan/ hasil
dari pesenam dan tim
Tidak sportif dengan tidak ada dampak Satu kali-kartu kuning terhadap
langsung terhadap penampilan/ hasil pelatih (peringatan)
pesenam dan tim (mulai dari kompetisi,
latihan, pemanasan dan pada periode
kejuaraan lainnya)
Dua kali-kartu merah untuk pelatih
dan mengeluarkan pada kompetisi,
latihan, pemanasan *
Kebiasaan tidak disiplin dengan tidak ada Kartu merah untuk pelatih dan
dampak langsung terhadap penampilan/ mengeluarkan pada kompetisi,
hasil pesenam dan tim (mulai dari latihan, pemanasan *
kompetisi, latihan, pemanasan dan pada
periode kejuaraan lainnya)
Perilaku pelatih yang mempengaruhi
langsung terhadap penampilan/ hasil dari
pesenam dan tim
Tidak sportif dengan ada dampak Satu kali-kartu kuning terhadap
langsung terhadap penampilan/ hasil pelaith (peringatan)
pesenam dan tim (mulai dari kompetisi,
latihan, pemanasan dan pada periode
kejuaraan lainnya)
Dua kali – kartu merah untuk pelatih
dan mengeluarkan pada kompetisi,
latihan, pemanasan *
Kebiasaan tidak disiplin dengan ada Satu kali – 0,50 (dari nilai pesenam.
dampak langsung terhadap penampilan/ Tim). Dan kartu kuning bagi pelatih
hasil pesenam dan tim (mulai dari yang berbicara dengan juri selama
kompetisi, latihan, pemanasan dan pada kompetisi berlangsung.
periode kejuarana lainnya). Penundaan Satu kali – 0,80 (dari nilai pesenam/
kompetisi, berbicara selama kompetisi tim). Dan kartu kuning bagi pelatih
berlangsung, kecuali pada juri A diijinkan. yang berbicara dengan agresif
dengan juri selama kompetisi
berlangsung.
Dua kali – 0,80 (dari nilai pesenam/
tim). Kartu merah untuk pelatih dan
mengeluarkan pada kompetisi *
Kebiasaan tidak disiplin dengan ada Kartu merah untuk pelatih dan
dampak langsung terhadap penampilan / mengeluarkan pada kompetisi,
hasil pesenam dan tim (mulai dari latihan pemanasan
kompetisi, latihan, pemanasan dan pada
periode kejuaraan lainnya)

12
Kebiasaan tidak disiplin dengan ada 0,80 (dari nilai pesenam/ tim). Kartu
dampak langsung terhadap penampilan/ merah untuk pelatih dan
hasil pesenam dan tim (mulai dari mengeluarkan pada kompetisi *
kompetisi, latihan, pemanasan dan pada
periode kejuaraan lainnya)

Catatan:
Jika seorang pelatih dari pesenam/ tim dikeluarkan dari kompetisi, diperbolehkan
mengganti pelatih lainnya satu kali selama kompetisi, latihan, pemanasan
berlangsung. Jika sekorang pelatih dari pesenam/ tim dikeluarkan dari kompetisi,
dan tidak bisa digantikan dengan pelatih yang lainnya, maka federasinya harus
membayar CHF 2,000 untuk alas an keamanan.
Dalam kasus ‘kartu merah’ maka harus dilaporkan kepada sekretaris umum dan
diteruskan pada divisi disiplin untuk menindaklanjuti sangsi (pengasingan pelatih
pada even kompetisi lainnya)
Pelatih yang diasingkan dalam kompetisi harus melakukan pendekatan/ maaf
kepada ketua pertandingan. Dan mungkin dapat dimaafkan, tapi tidak lebih dari 1
jam setelah kesalahan itu.
1 kali kesalahan = kartu kuning
2 kali kesalahan = kartu merah, dimana pelatih dikeluarkan pada kompetisi.

E. Hak Dan Tanggung Jawab Komisi Teknik Putra Dan Fungsi Ketua
Pertandingan Dan Ketua Juri Alat
Pada kejuaraan resmi FIG dan kejuaraan olimpiade, anggota-anggota dari komisi
teknik ketua pertandingan, ketua juri alat akan bertindak sebagai berikut:
a. Ketua Komisi Teknik atau Wakilnya akan bertindak sebagai ketua juri
pertandingan, tanggung jawabnya meliputi:
1. Menangani perkara (banding) sesuai dengan peraturan teknis
yang berlaku pada kejuaraan tersebut.
2. Memanggil dan memimpin sebuah pertemuan wasit dan sesi
penyegaran.
3. Menerapkan ketentuan dari peraturan wasit dan peraturan
teknis yang berlaku pada kejuaraan tersebut.

13
4. Menangani permohonan untuk menentukan tingkat kesulitan
gerakan baru, meningkatkan ketinggian Palang Tunggal dan atau Gelang-
gelang, meninggalkan arena kejuaraan, dan masalah-masalah lain yang
mungkin timbul. Keputusan-keputusan tersebut biasanya dibuat oleh
Komisi Teknik Putra.
5. Memenuhi tugas-tugas tambahan lain sebagaimana
digariskan dalam peraturan teknis yang berlaku pada kejuaraan tersebut.
6. Mengontrol kerja dari ketua juri alat dan ikut serta jika
diperlukan. Kecuali pemeriksaan, tidak bisa mengubah nilai yang sudah
dikeluarkan oleh ketua juri alat.
7. Dalam kasus perselisihan antara ketua juri alat dan juri A,
untuk memutuskan bersama-sama suatu nilai dengan semua anggota juri.
8. Dalam kasus perselisihan antara ketua juri alat dan satu atau
semua juri B, untuk memutuskan bersama-sama suatu nilai pada masing-
masing juri.
9. Sepakat untuk memeriksa pada artikel 25, tidak ada nilai
yang bisa diganti/ diubah yang dikeluarkan oleh superior alat.
10. Juri superior alat harus merekam semua intervensi dan
memberikan rekapan detail (nama pesenam dan nilainya) pada hari yang
sama kepada Presiden Juri Superior.
11. Memberikan rekapan tertulis tentang semua kejadian kepada
Presiden Juri Superior.

F. Hak Dan Tanggung Jawab Wasit/ Juri


1. Diantara hal-hal lain, setiap anggota wasit alat mempunyai
tanggung jawab sebagai berikut:
a) Memiliki dan secara menadalam menguasai isi Code of
Points, peraturan teknis, dan informasi teknis lainnya yang perlu baginya
untuk melaksanakan tugasnya dalam kejuaraan tersebut.

14
b) Memiliki brevet wasit terbaru baik nasional maupun
internasional yang diperlukan untuk kekuaraan dan tingkat yang
diwasitinya.
c) Menjadi ahli dalam senam kontemporere dan mengerti
maksud, tujuan, interpretasi, dan penerapan dari setiap peraturan.
d) Menilai setiap penampilan secara objektif, akurat,
konsisten, etis, adil, dan cepat, dan ketika merasa ragu-ragu, memberikan
manfaat bagi keraguan itu pada pesenam.
e) Menghadiri seluruh pertemuan dan penyegaran wasit
yang dijadwalkan dan menghadiri acara latihan podium pada kejuaraan
resmi FIG.
f) Mentaati setiap instruksi yang berkaitan dengan
pengorganisasian dan perwasitan yang diberikan oleh otoritas yang
berlaku.
g) Tampil di arena kejuaraan secara siaga, tenang, siap
bertugas, dan berpakaian patut (jas biru tua, celana abu-abu, kemeja
berwarna terang dengan berdasi), dan sedikitnya satu jam sebelum
kejuaraan berlangsung kecuali jika instruksi yang diperlukan telah
diberikan.
h) Berkemampuan untuk memenuhi tugas-tugas sebagai
Juri A dan atau juri B pada setiap saat tanpa diberitahukan terlebih
dahulu.
i) Berkemampuan untuk memenuhi bermacam-macam
tugas mekanis, yang meliputi :
- Menyelesaikan lembar nilai yang
diperlukan secara benar,
- Menggunakan setiap peralatan
computer atau mekanis yang diperlukan,
- Memudahkan mekanisme pelaksanaan
kejuaraan secara efisien dan

15
- Berkomunikasi secara efektif dengan
peserta lain.
j) Tetap duduk pada kursi tugasnya dan menahan diri
untuk tidak kontak atau berdiskusi dengan pesenam, pelatih, dan wasit
lain selama kejuaraan
k) Berperilaku secara profesional pada setiap saat yang
konsisten dengan kemajuan dan perkembangan dari olahraga senam,
l) Memenuhi tugas-tugas sebagaimana telah digariskan
dalam Pasal 10.1 (ketua wasit), pasal 10.1 (Juri A) atau Pasal 10.3 (Juri
B).
2. Hukuman untuk penilaian dan perilaku yang tidak patut oleh
wasit sesuai dengan versi terbaru dari peraturan perwasitan dan atau
peraturan teknis yang berlaku pada kejuaraan tersebut.
3. Seorang wasit memiliki hak untuk mengajukan protes
tertulis kepada ketua juri pertandingan dalam hal tindakan sewenang-wenang
terhadapnya oleh ketua wasit alat atau kepada juri dalam hal di mana ketua
juri pertandingan terlibat dalam tindakan yang telah dilakukan tersebut.

G. Sumpah/ Janji Wasit


Semua perangkat/ offisial FIG dan seperangkat penting lainnya dalam sebuah
kejuaraan, juri dan wasit bersama-sama berikrar dan respek dalam sumpah juri,
diantaranya :
“Atas nama seluruh juri dan official, saya berjanji akan memimpin pada
kejuaraan dunia (atau kejuaraan lainnya) dengan netral, respek dan menaati
peraturan dengan semangat tinggi dan sportivitas”.

H. Sumpah/ Janji Pesenam


Pesenam bersama-sama membacanya selama pembukaan dilaksanaan :
“Atas nama seluruh pesenam, kami berjanji akan mengikuti kejuaraan ini
dengan respek dan menaati peraturan yang berlak, berkomitment tidak

16
menggunakan doping dan obat-obatan, dengan semangat tinggi dan sportivitas,
untuk kemuliaan olahraga dan kehormatan kepada pesenan”.

I. Komposisi Dari Juri Alat


1. Untuk semua kejuaraan FIG resmi (Kejuaraan Dunia,
Olimpiade, Final Piala Dunia), juri alat akan terdiri dari :
a. Juri yang terdiri dari dua orang wasit, yang diantara keduanya ditunjuk
oleh Komisi Teknik Artistik Putra FIG sesuai dengan peraturan teknis
FIG yang paling baru
b. Sebuah panel juri B terdiri dari 6 orang wasit
c. Wasit tambahan dan asisten seperti:
i. Dua orang Hakim Garis untuk Lantai
ii. Satu orang Hakim Garis untuk Kuda Lompat
iii. Satu orang pencatat waktu untuk lantai dan/ atau untuk
pencatat waktu pemanasan
iv. Asisten lain seperti scorer, sekretaris, operator computer dan
sebagainya, sebagaimana diperlukan untuk kejuaraan tersebut.
2. Jumlah wasit dan komposisi dari juri alat sama untuk seluruh
kompetisi (Kualifikasi, Final Beregu, Final Serbabisa, Final Per Alat).
3. Modifikasi terhadap kekhususan dalam artikel 8.1 mungkin
dilakukan dan dapat diterima pada kejuaraan interansional lainnya, kejuaraan
continental, dan untuk kejuaraan lokal dan nasional.
4. Dalam keadaan demikian, ketentuan yang membatasi
perbedaan nilai tengah pemotongan yang diperbolehkan akan berpengaruh.
Pada kejuaraan dengan 4 atau lebih sedikit juri B. Perbedaan antara jumlah
dua nilai tengah pemotongan tidak boleh melebihi:
Penyimpangan dari Juri Pemotongan nilai pesenam
0,10 > 0,00 – 0,40
0,20 > 0,40 – 0,60
0,30 > 0,60 – 1,00
0,40 > 1,00 - 1,50

17
0,50 > 1,50 – 2,00
0,60 > 2,00
Pada kejuaraan seperti itu, ketua juri alat akan memecahkan perbedaan nilai
tengah yang berlebihan dengan membuat penyesuaian sesuai dengan
perbedaan yang diperbolehkan.
5. Pemilihan, penugasan, atau pengundian wasit untuk setiap
juri akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan teknis terbaru atau peraturan
perwasitan yang mengatur kejuaraan tersebut.
6. Kualifikasi wasit yang diwajibkan untuk setiap juri dan
setiap tugas-tugas tambahan akan disesuaikan dengan ketentuan teknis atau
perwasitan terbaru yang mengatur kejuaraan tersebut.

18
J. Pengaturan Tempat dan Prosedur Kerja Wasit
1. Setiap wasit akan ditempatkan dari alat pada lokasi dan jarak
yang memungkinkan wasit bisa memandang jelas seluruh penampilan dan
yang memungkinkannya memenuhi seluruh tugas-tugasnya penilaiannya.
2. Pada kejuaraan FIG resmi, ketua juri alat dan juri A biasanya
akan duduk berdekatan dalam satu garis di depan alat.
3. Pada kejuaraan FIG resmi, penempatan juri B biasanya akan
searah jarum jam mengitari alat, dimulai dari sebelah kiri ketua juri, dan
untuk Ketua Lompat, dekat ke daerah pendaratan. Variasi dalam hal
penerapan wasit dimungkinkan tergantung pada kondisi yang tersedia di
gedung senam.
a. Dua hakim garis pada alat Lantai akan ditempatkan pada dua sudut
berlawanan secara diagonal. Masing-masing hakim garis akan mengamati
dua garis yang paling dekat kepadanya.
b. Pencatat waktu pada Lantai akan duduk di dekat meja ketua juri alat.
4. Pada kejuaraan resmi FIG, seluruh score wasit disalurkan
melalui peralatan computer. Akan tetapi, para wasit harus tetap memelihara
catatan pribadi tertulisnya.
5. Pada kejuaraan tanpa jalur computer langsung, wasit juri A1
biasanya akan menyerahkan catatan scorenya pada ketua juri alat setelah
bersetuju dalam hal Nilai Awal (starting value) dan juri B akan menyerahkan
scorenya secara individual yang dikumpulkan oleh petugas pembantu dan
menyerahakannya kepada ketua juri alat.

K. Fungsi Dari Juri Pada Alat Selama Kejuaraan


1. Ketua juri alat memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Mengkoordinasi dan mengontrol kerja dari seluruh anggota juri di alat
yang bersangkutan.
b. Bertindak sebagai penghubung antara juri alat dan ketua juri kejuaraan.

19
c. Memastikan jalannya pelaksanaan kejuaraan pada alat yang dipimpinnya
secara efisien, termasuk mengontrol waktu latihan. Di samping itu, ia juga
harus:
i. Memberikan tanda bendera hijau atau lampu atau tanda apa
saja yang mencolok bagi persenambahwa ia harus mulai latihannya
dalam 30 detik dari tanda itu.
ii. Mengakui penyelesaian latihan pesenam yang bersangkutan.
d. Mengontrol penilaian total dan nilai akhir dari setiap latihan
e. Untuk menerapkan hukuman dan pemotongan (penggaran di garis, dll)
yang diterapkan pada Code of Point.
- Pengurangan yang buruk pada
pelaksanaan penilaian sebelum nilai diumumkan.
- Pengurangan pada pelaksanaan waktu
dan pelanggaran garis latihan pada lantai, penilaian sebelum nilai
maksimum.
2. Wasit dan Juri A memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Wasit Al (Asisten Teknik/ TA) dipilih oleh Komisi Teknik FIG (Persani)
i. Membantu ketua juri dan sekaligus menjadi koordinator dan
anggota dari juri A.
ii. Memberitahukan kepada ketua juri alat tentang hilangnya
Persyaratan Khusus di samping beberapa penyimpangan dari Nilai
Awal.
iii. Memasukkan atau menyerahkan Nilai Awal yang sudah
disepakati atau memberitahukan ketua juri alat bahwa wasit A tidak
setuju dengan Nilai Awalnya.
iv. Menyerahkan laporan singkat pada ketua juri alat tentang
masalah, pelanggaran, atau ketidakjelasan nilai dari beberapa pesenam
pada akhir kejuaraan.
v. Menyerahkan laporan tertulis tentang isi seluruh latihan dari
semua pesenam kepada ketua komisi teknik dan ketua juri alat dalam
waktu 2 bulan setelah kejuaraan.

20
b. Wasit A1 dan A2 memiliki fungsi sebagai berikut :
i. Menilai dari latihan, tugasnya termasuk:
- Menentukan nilai elemen dan nilai
bonus.
- Mengkalkulasi nilai faktor kesulitan
dari 9 elemen terbaik (maksimum 4 elemen pada setiap grupnya
lihat artikel 11.1) ditambah dengan nilai pendaratan.
- Mengkalkulasi nilai bonus, dasar dari
peraturan spesial dari setiap alatnya.
- Mengkalkulasi nomor dan nilai pada
setiap elemen groupnya
- Mengkalkulasi nilai juri A dan faktor
tambahannya.
ii. Menilai seluruh aspek dari Nilai Awal sesuai dengan peraturan
yang ditetapkan pada artikel 3.
iii. Setiap wasit dari juri A akan mengevaluasi isi dari latihan
secara terpisah, tetapi dapat berkonsultasi satu sama lain.
iv. Untuk memenuhi tugas-tugasnya secara benar, juri A
diwajibkan untuk mencatat tanpa salah isi latihan setiap pesenam
v. Memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan artikel 6.
3. Wasit anggota juri B memiliki fungsi dan tugas sebagai
berikut :
a. Setiap wasit dari juri B akan menilai latihan dan menentukan jumlah
kesalahan (pemotongan) dari pelaksanaan teknik dan posisi tubuh secara
terpisah, tanpa berkonsultasi dengan yang lain.
b. Setiap wasit dan juri B harus menghitung dan menyerahkan atau
mengumumkan pemotongan dalam 10 detik setelah latihan selesai.
Pengumuman skor ini harus terjadi bersamaan dengan seluruh wasit tanpa
harus melihat terlebih dahulu nilai orang lain.
c. Juri B akan menilai seluruh aspek dari Pelaksanaan Latihan sesuai dengan
aturan yang ditetapkan dalam artikel 6 hingga artikel 12.

21
d. Memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan artikel 6.
4. Hakim garis harus memberikan informasi ketua juri alat
tentang semua penyimpangan dan pemotongan dan tanda-tanda serta
menyerahkan catatan tertulis yang layak tentang kejadian itu.
5. Hakim waktu pada lantai harus memberikan tanda yang
dapat terdengar/ dilihat oleh pesenam, juri A dan juri B pada detik ke-60 dan
diulang pada deitk ke-70. Dalam hal terjadinya penyimpangan waktu dimana
tidak tersedia computer untuk memasukkan catatannya, ia diwajibkan
mencatat lamanya waktu penyimpangan tersebut dari detik ke 70. Dia harus
menandatangani dan menyerahkan catatan tertulisnya secara memadai.

22
III. PENILAIAN DALAM
KOMPETISI
]

Peraturan Umum
1. Ada dua nilai yaitu ‘A’ dan ‘B’. Akan dikalkulasikan pada seluruh
alat.
- Juri A adalah nilai ‘A’ adalah isi dari
sebuah latihan, Juri B adalah nilai ‘B’ adalah presentasi latihan,
komposisi, teknik dan komposisi/ posisi tubuh.
- Isi dari nilai ‘A’ termasuk dalam
tambahan:
• Tambahan nilai kesulitan
10 elemen (9 elemen terbaik tapi maksimum 4 elemen pada setiap
groupnya, kronologinya didalamnya element terbaik termasuk nilai
dari pendaratan). Jika juri membutuhkan untuk memilih/ menilai 9
elemen dari elemen yang ada dengan nilai yang sama tetapi memiliki
elemen group yang berbeda, dia harus menentukan dengan tidak
merugikan pesenam. Dalam menentukan 9 elemen terbaik ditambah
dengan nilai pendaratan, juri harus menilai antara elemen dengan
kronologi tidak melebihi 4 elemen pada group elemen yang sama
(untuk lantai, elemen pendaratan dinilai pada awal latihan).
Contoh:
I II I II II III III III IV IV V
I I
A B B B B B B C C C D
A B B B B B B C C D

Contoh 2:
III II I II II II III III III III IV IV
I
B B B B B B B D D D D D
B B B B B D D D D D

23
• Nilai bonus, dasar dari
yang peraturan special dari setiap alatnya.
• Nilai elemen yang wajib,
dilakukan dengan 10 elemen terbaik.
- Nilai ‘B’ dimulai dari nilai 10 dan
akan mengevaluasi dari pemotongan dari kesepuluh point:
• Total pemotongan/
pengurangan elemen yang buruk.
• Total pemotongan/
pengurangan teknik elemen yang buruk
- Penjumlahan nilai tertinggi dan
terendah pada total pengurangan dari kesepulurh point untuk
pemotongan/ pengurangan, estetik, teknik yang buruk. Nilai rata-rata dari
sisanya dikurangi dengan 10 point adalah nilai juri ‘B’.
- Total nilai latihan adalah
penggabungan/ penjumlahan nilai dari Juri A dan juri B.
2. Aturan yang mengatur evaluasi latihan dan penentuan nilai akhir
adalah sama untuk semua sesi dari kompetisi (Kualifikasi, Final Regu, Serba
Bisa Semua Alat dan final Alat).
3. Nilai serba bisa adalah penjumlahan dari total nilai dari 6 alat.
4. Nilai regu dihitung dengan peraturan teknis dari suatu kompetisi.
5. Kualifikasi untuk dan pesenam dalam final regu, final serba bisa dan
final alat, akan tetapi dengan peraturan teknis dari suatu kompetisi.
6. Nilai akhir adalah penjumlahan normal dari nilai kompetisi individu
tetapi harus dikomfirmasikan dengan juri A1 sebelum nilai ditunjukkan/
diperlihatkan.
7. Pada official kompetisi FIG, nilai ‘A’ dari juri A dan nilai ‘B’ (rata-
rata pengurangan nilai dari presentasi latihan dikurangi dari 10 point dari
setiap juri B) akan diperilhatkan. Setiap nilai individu dari juri ‘B’ akan ada

24
dalam formulir nilai. Nilai ‘A’ dan nilai ‘B’ harus diperhatikan. Dan setiap
kompetisi hasil nilai harus diperlihatkan.

25
IV. PERATURAN NILAI FAKTOR
KESULITAN JURI A

A. Faktor Kesulitan
1. Dalam alat lantai, kuda pelana, gelang-gelang, palang
sejajar dan palang tunggal, diikuti faktor kesulitan yang akan dinilai pada
setiap kompetisi adalah :
Value A B C D E F (SE)
Parts
Value 0,010 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
2. Hal yang memungkinkan, hanya elemen tunggal yang
tercakup dalam table faktor kesulitan. Setiap elemen diberi nilai kesulitan
yang unik dan diberi nomor kode identitas.
3. Elemen yang tidak ada dalam table faktor kesulitan,
harus diinformasikan untuk mengetahui nilai dari elemen tersebut kepada
ketua pertandingan 24 jam sebelum sesi latihan dimulai. Nilai yang akan
diberikan oleh technical authorities pada internasional, nasional dan
kompetisi lokal.
4. Semua elemen (atau elemen yang nomor identitas yang
sama) harus diulangi tapi seperti pengulangan elemen tidak boleh
mengkontribusi pada nilai ‘A’. Lihat pada peraturan tambahan pada
pembatasan pengulangan pada kuda pelana dan gelang-gelang dalam bab 8
dan bab 9
5. Elemen yang tidak terlihat nampak tidak diijinkan atau
jauh dari nilai juri A.

B. Group Elemen dan Peraturan Dismount (pendaratan)


1. Dalam kategori penilaian, juri menilai pola pergerakan
kemampuan pesenan, kemampuan teknik, dimaksudkan peningkatan variasi
pergerakan dalam kontstruksi latihan.

26
2. Setiap alat mempunyai 4 elemen group, diantaranya I, II,
III, IV kecuali untuk lantai, dismount group didesign pada group 5.
3. Dalam setiap latihan, pesenam harus memasukkan lebih
dari satu elemen dari setiap 4 group yang ada
4. Suatu elemen boleh bertemu dengan group elemen hanya
dengan kelompok elemen di bawah ditempatkan pada table kesulitan.
5. Setiap elemen group yang dipakai penuh (termasuk 10
elemen terbaik) akan dihadiahi 0,50 dari juri A.
6. Setiap latihan kecuali meja lompat harus diakhiri dengan
pendaratan yang sah pada table group pendaratan (dismount). Pendaratan
yang tidak sah:
- Sebuah pendaratan yang berawal dari
tolakan kaki (kecuali pada lantai)
- Suatu latihan tanpa pendaratan
- Latihan selesai dengan tidak sempurna
atau tidak dengan pendaratan
- Pendaratan dengan tidak
menggunakan kaki (termasuk elemen rol pada alat lantai)
- Pendaratan yang menyamping.
Catatan: unsur-unsur elemen selalu mengarah pada penilaian juri A dan group
elemen.
7. Mengenai elemen pendaratan, aturan yang berlaku
adalah:
- Nilai A atau B 0,00
(tidak ada nilai)
- Nilai C 0,30 (ada
nilai)
- Nilai D, E, F 0,50 (nilai yang
sempurna)

C. Nilai Bonus

27
1. Pada evaluasi juri A akan menghadiahi nilai bonus,
dengan demikian nilai bonus ini untuk membedakan setiap latihan dimana
nilai bonus diantara elemen-elemen yang dilakukan pada setiap alat.
2. Nilai bonus akan diberikan jika/hanya untuk koneksi
langsung dengan nilai elemen yang lebih tinggi dengan tidak terjadi
kesalahan yang fatal.

D. Penilaian Juri A
1. Juri A bertanggung jawab untuk menilai isi latihan dan
menentukan Nilai Awal yang benar pada setiap alat seperti ditetapkan pada
Bab 7 hingga 12. Kecuali dalam keadaan seperti ditetapkan dalam pasal 15.5,
juri A diwajibkan mengakui dan membeirkan kredit pada setiap elemen yang
ditampilkan dengan benar.
2. Pesenan diharapkan memasukkan dalam latihannya
hanya elemen yang dapat dilakukan dengan keselamatan penuh dan dengan
derajat estetika dan penguasaan teknik yang tinggi. Elemen yang ditampilkan
dengan buruk tidak akan diakui oleh juri A dan akan dipotong oleh juri B.
3. Setiap elemen dibatasi dengan posisi akhir yang
sempurna atau sebagai ditampilkan dengan sempurna.
4. Suatu elemen yang tidak diakui oleh juri A tidak akan
menerima nilai elemen itu dan tidak berhak untuk mendapatkan nilai.
5. Suatu elemen tidak diakui oleh juri A jika gerakannya
menyimpang secara berlebihan dari pelaksanaan yang ditetapkan.
6. Suatu elemen tidak akan diakui atau diberi nilai untuk
alas an-alasan di bawah ini, tetapi tidak semata-mata perlu dibatasi oleh:
b. Jika, pada lantai, elemen ditampilkan seluruhnya di luar
batas wilayah lantai (lihat bab 7).
c. Jika, pada Kuda Lompat, pesenam menampilkan lompatan
yang tidak sah seperti ditetapkan pada Bab 10.
d. Jika, pada Palang Tunggal, suatu elemen ditampilkan dengan
atau dari kedua kaki pada palang (lihat Bab 12).

28
e. Jika elemen statis bertahan dengan kaki terbuka (straddle)
pada setiap alat ditampilkan tetapi tidak terdaftar pada Tabel Tingkat
Kesulitan.
f. Jika suatu elemen berubah banyak dalam pelaksanaannya
sehingga tidak dapat dikenali sebagai salah satu elemen yang memiliki
kode nomor identifikasi atau nilai (lihat juga bab 13.3), misalnya:
i. Elemen kekuatan yang ditampilkan dengan hampir seluruhnya
ayunan.
ii. Suatu elemen ayunan ditampilkan dengan hampir seluruhnya
kekuatan.
iii. Elemen posisi lurus ditampilkan dengan posisi tekuk atau
menyudut atau sebaliknya. Dalam hal demikian, suatu elemen
normalnya diberi nilai sesuai dengan elemen yang ditampilkan.
iv. Elemen kekuatan yang biasanya ditampilkan dengan kaki
rapat, ditampilkan dengan kaki terbuka (straddle).
v. Elemen kekuatan yang bertahan ditampilkan dengan lengan
benar-benar bengkok.
vi. Suatu elemen dalam atau ke handstand pada Gelang-gelang,
yang dikontrol dengan kedua tungkai atau kaki menyentuh atau
mengait kabel.
g. Jika elemen telah disesuaikan dengan bantuan dari penolong
atau pelatih.
h. Jika pesenam jatuh pada atau dari atas alat pada saat
melakukan suatu elemen, atau merubahnya, atau menghentikan
gerakannya dalam beberapa cara yang berbeda.
i. Jika pesenam jatuh pada atau dari atas alat pada saat sebuah
elemen tanpa pernah mencapai posisi akhir yang memungkinkan
diteruskannya gerakan itu hingga sedikitnya sebuah ayunan atau
sebaliknya gagal memperlihatkan control sesaat pada elemen itu selama
pendaratan atau menangkap kembali.

29
j. Jika suatu elemen kekuatan bertahan atau elemen bertahan
sederhana ditahan kurang dari 1 detik.
k. Jika press atau tarikan dari suatu elemen kekuatan tidak
diijinkan apapun alasannya.
l. Jika elemen berputar pada semua alat dilakukan lebih atau
kurang dari 90o atau lebih besar atau jika elemen ayunan dilakukan
dengan deviasi posisi akhir yang sempurna 45o atau lebih (lihat bagian
13.1). Dalam semua keadaan terutama pada meja lompat, di atas atau di
bawah rotasi 90o, hasilnya akan berbeda nilai dari lompatan itu oleh Juri
A.
m. Jika, pada kuda pelana elemen menyilang atau elemen
samping deviasi dar orientasi tumpuan yang besar 45o atau lebih untuk
lebih besar porsi dari elemen.
n. Jika posisi bertahan kekuatan atau posisi bertahan sederhana
pada setiap alat menyimpang dari posisi horizontal dari tubuh, lengan atau
tungkai mendekati 45o atau lebih besar. Ini berarti, misalnya:
Invented cross dengan kepala pesenam seluruhnya di atas lingkaran
Gelang-gelang. (Ini biasanya > 45o)
i. Inverted cross dengan kepala pesenam seluruhnya di
atas lingkaran Gelang-gelang. (ini biasanya > 45o)
ii. Cross dengan pangkal lengan seluruhnya di atas
lingkaran Gelang-gelang. (Ini biasanya > 45o)
iii. (Lihat juga bagian 23).
7. Dalam seluruh kasus, juri A harus membuat keputusan
didasarkan pada “rasa senam” atau gymnastic sence dan harus membuat
keputusannya dalam wilayah olahraga senam.
8. Elemen yang ditampilkan, sedemikian jeleknya sehingga
tidak dapat dikenali oleh juri A, biasanya akan dipotong besar oleh juri B.

E. Peraturan Pengulangan

30
1. Suatu elemen tidak boleh diulang kecuali jika pesenan
harus menghentikan latihannya karena alasan di luar dirinya.
2. Jika pesenam jatuh pada atau dari alat, ia boleh memilih
untuk melanjutkan latihannya dari saat jatuh atau mengulang elemen yang
hilang untuk kredit dan melanjutkan dari gerakan yang diulang tadi (lihat
pasal 22.5).
3. Tidak ada elemen (Kode Nomor Identifikasi yang sama)
yang boleh diulang untuk nilai tingkat kesulitan atau untuk nilai bonus. Ini
berlaku juga untuk elemen yang diulang dalam gabungan (kekecualian
elemen dan putaran tertentu pada Kuda Pelana yang meningkat nilainya jika
ditampilkan dua kali dalam kombinasi khusus).
4. Tidak ada pengulangan elemen (Kode Nomor
Indentifikasi yang sama) yang diperbolehkan untuk menyumbang pada Nilai
juri A. Pada gelang-gelang, peraturan ini diperluas sehingga posisi akhir dari
kekuatan bertahan yang sama hanya boleh terlihat paling banyak dua kali
tanpa memperhatikan bagaimana posisi itu dicapai. Jadi, misalnya posisi
inverted cross, posisi swallow, dan sebagainya, hanya boleh digunakan dua
kali untuk nilai Tingkat Kesulitan dan Nilai.
5. Jika Tingkat Kesulitan dari suatu elemen tidak diakui
untuk alasan apapun, kemudian elemen itu tidak dapat juga memenuhi
Persyaratan Khusus.

F. Penilaian Juri A
Penampilan Pesenam Nilai Juri – A
Memenuhi syarat group elemen syarat Menambah 0,5 masing-masing A
dismount group elemen atau B nilai dismount = 0,00
C nilai dismount =+ 0,30
D,E dan F nilai dismount = +0,50
Kesalahan yang menyebabkan gerakan tak Tidak diakui nilai kesulitannya
diakui
(lihat Artikel 15.5 dan Artikel 24)
Bantuan supporter untuk menyelesaikan Tidak diakui nilai kesulitannya
elemen
Pegangan kuran dari 1 menit Tidak diakui nilai kesulitannya

31
Elemen yang diulang Diizinkan tapi tidak ada nilainya
Menekan dengan kaki pada dismount atau Tidak diakui elemen + persyaratan
dismount lain yang tidak syah dismount group elemennya
Pegangan kekuatan mengakang atau elemen Tidak diakui sebagai elemen
yang dilanggar lain

32
V. PERATURAN YANG MENGATUR
PERSENTASI LATIHAN

A. Penyajian Latihan
1. Penyajian latihan terdiri dari faktor-faktor yang merupakan esensi dari
penampilan senam kontemporer dan ketidakhadiran faktor-faktor ini akan
menyebabkan pemotongan oleh juri B. faktor-faktor tersebut adalah….
a. Teknik, komposisi (harapan umum untuk konstruksi latihan).
2. Penyajian latihan mempunyai suatu nilai maksimum 10.0 point.

B. Perhitungan Pemotongan Juri B


1. Keenam wasit dari juri B akan menilai latihan dan menentukan
pemotongan secara terpisah dari wasit lain dan melakukan hal itu dalam 10
detik setelah selesainya latihan (lihat artikel 9.2).
2. Setiap penampilan dievaluasi dengan melihat pada harapan
penampilan yang sempurna. Seluruh penyimpangan dari harapan ini akan
dipotong.
a. Pemotongan untuk kesalahan pelaksanaan dan konstruksi,
teknik dan komposisi latihan dijumlahkan hingga maksimum 10.0 untuk
penyajian latihan.

C. Penjelasan Untuk Pesenam


1. Pesenam harus memasukkan dalam latihannya hanya elemen yang
dapat dia tampilkan dengan keselamatan penuh dan dengan derajat
penguasaan estetik dan teknik yang tinggi. Tanggung jawab dalam hal
keselamatannya terletak seluruhnya pada pesenam. Juri B diharuskan
memotong sangat besar untuk setiap kesalahan estetis dan teknis.
2. Pesenam jangan pernah sampai berupaya meningkatkan Tingkat
Kesulitannya atau Nilai Awalnya dengan mengorbankan pelaksanaan estetis
dan teknis.

33
3. Seluruh fase naik kea lat (mount) harus berawal dari posisi berdiri
tegak, dari lari pendek (pada Palang Sejajar dan Palang Tunggal), atau dari
posisi menggantungan. Pra-elemen atau elemen tambahan tidak boleh
mendahului peristiwa mount. Peraturan ini tidak berlaku pada Meja Lompat
di mana aturan khusus yang ditetapkan berlaku khusus pada alat itu.
4. Dismount/ pendaratan dari seluruh alat, termasuk pada rangkaian
akhir pada Lantai dan Meja Lompat, harus berakhir pada posisi berdiri
dengan kedua kaki rapat. Dengan kekecualian pada Lantai, menolak dari alat
dengan kaki untuk melakukan dismount tidak diperbolehkan.

D. Penilaian Dari Juri B


1. Juri B bertanggung jawab untuk menilai seluruh aspek penampilan
estetik pemotongan dan teknik dari suatu latihan di samping kesesuaiannya
dengan harapan konstruksi latihan untuk alat tersebut. Dalam setiap kasus,
juri B harus menuntut agar elemen itu ditampilkan dengan kesempurnaan dan
berakhir pada posisi akhir yang sempurna (lihat juga Bagian 13.2)
2. Pesenan diharapkan memasukkan dalam latihannya hanya elemn yang
dapat dia tampilkan dengan keselamatan penuh dan dengan derajat
penguasaan estetik dan teknik yang tinggi. Semua pelanggaran dari harapan
tersebut akan dipotong sangat besar oleh Juri B.
3. Juri B tidak diharuskan mempertimbangkan sama sekali terhadap
Tingkat Kesulitan atau Persyaratan Khusus suatu latihan. Adalah kewajiban
juri B untuk memotong sama besar untuk setiap kesalahan yang tingkat
kesalahannya sama. Tanpa memperhatikan tingkat kesulitan dari elemen atau
nilai bonus itu.
4. Wasit dari juri B (dan juri A) harus tetap memperbaharui pengetahuan
senamnya agar tetap mengetahui perkembangan terbaru, ia harus mengetahui
setiap waktu tentang apa seharusnya harapan penampilan yang paling
kntemproere dari suatu elemen, dan harus mengetahui bagaimana standard
suatu elemen selalu berubah seiring dengan perkembangan olahraga. Dalam
konteks ini, para wasit harus juga mengetahui tentang apa yang mungkin, apa

34
yang logis untuk diharapkan, apa yang merupakan kekecualian, dan apa yang
menjadi pengaruh khususnya (lihat juga Bagian 13.3).
5. Juri B harus mengerti untuk menahan diri untuk tidak memotong
ketika beberapa elemen, yang sebaliknya tidak mempunyai kesalahan,
ditampilkan untuk pengaruh khusus atau tujuan khusus. Misalnya:
a. Pada palang sejajar, felge atau ayunan besar (giant swing)
ditampilkan dengan sengaja dengan layangan and travel (berjalan) dan
dengan menangkap yang terlambat mempunyai efek dan tujuan khusus
dan tidak boleh dikurangi karena tidak diakhiri dengan handstand.
Meskipun demikian, tanggung jawab ada pada pesenam untuk
menunjukkan efek dan tujuan tersebut dengan cara yang terlihat dan tanpa
kesalahan.
b. Pada palang tunggal, ayunan besar (giant swing) sering
dimodifikan untuk persiapan melakukan elemen lepas tangkap dan
dismount. Hal ini tidak boleh menyebabkan pengurangan karena tidak
melalui handstand kecuali jika gerak tersebut tidak perlu dan terlalu
ekstrim sehingga melanggar standard keindahan, pelaksanaan dan teknik.
6. Jika karena sebab tertentu Juri-B tidak bisa memberikan keputusan, ia
harus memberikan keuntungan keragu-raguannya bagi pesenam.
7. Juri-B harus mengurangi 2 kali untuk 2 kesalahan berbeda dalam satu
elemen, misalnya jika elemen tersebut memiliki kesalahan teknik dan
keindahan. Contoh stszkrehre pada palang sejajar dapat menyebabkan
pengurangan karena sudut yang tidak memenuhi syarat dan pengurangan
karena lutut bengkok.

E. Penentuan Kesalahan Posisi Keindahan Tubuh, Kesalahan Gerakan dan


Kesalahan Teknik dan Komposisi
1. Setiap elemen harus diampilkan dengan posisi akhir yang sempurna
atau harus ditampilkan dengan sempurna (lihat Bagian 13)
2. Setiap penyimpangan dari penampilan yang benar dianggap sebagai
kesalahan teknik dan gerakan dan harus dinilai dengan benar oleh para juri.

35
Jumlah pengurangan untuk kesalahan besar, sedang atau kecil ditentukan oleh
derajat penyimpangan dari penampilan yang benar. Pengurangan yang sama
berlaku pada setiap “pembengkokan” yang sama, baik itu lengan, kaki
maupun tubuh.
3. Pengurangan berikut berlaku pada setiap penyimpangan teknik dan
estetik dari penampilan sempurna yang diharapkan. Pengurangan ini harus
dilakukan tanpa memandang tingkat kesulitan elemen.
• Kesalahan kecil
0.1 point
• Kesalahan sedang
0.3 point
• Kesalahan besar
0.5 point
• Jatuh 0.8
point

a) Kesalahan kecil (pengurangan 0,1)


i. Penyimpangan kecil/ sedikit dari posisi akhir yang sempurna
dan dari pelaksanaan teknik yang sempurna.
ii. Penyesuaian kecil atau posisi tangan, kaki atau tubuh.
iii. Kesalahan kecil lain yang melanggar standar penampilan
secara teknik dan keindahan.

b) Kesalahan sedang (pengurangan 0,3)


i. Penyimpangan yang signifikan/ jelas dari posisi akhir
sempurna atau pelaksanaan teknik sempurna.
ii. Penyesuaian yang signifikan/ jelas untuk posisi tangan, kaki
atau tubuh.
iii. Kesalahan yang signifikan jelas lain yang melanggar standard
penampilan secara teknik dan keindahan.

36
c) Kesalahan besar (pengurangan 0,5)
i. Penyimpangan besar/ jelas sekali dari posisi akhir yang
sempurna atau pelaksanaan teknik yang sempurna.
ii. Penyesuaian besar/ jelas sekali terhadap posisi tangan, kaki,
tubuh
iii. Ayunan sedang putaran penuh.
iv. Pelanggaran besar/ jelas sekali yang lain yang melanggar
standar penampilan secara teknik dan keindahan.
d) Jatuh (pengurangan 0,8)
i. Setiap jatuh pada atau dari alat semua selama melakukan
gerakan tanpa mencapai posisi akhir yang memungkinkan
meneruskan gerakan dengan setidaknya putaran (missal: posisi
menggantung diam yang jelas pada horizontal bar atau posisi diam
menyangga yang jelas pada kuda pelana setelah elemen) atau jatuh
yang menunjukkan control yang kurang pada elemen saat pendaratan
atau menangkap.
ii. Semua bantuan supoorter untuk menyelesaikan elemen.
4. Setelah jatuh dari alat, gerakan dapat dilanjutkan dalam 30 detik dan
pesenan dapat menggunakan sejumlah elemen atau gerakan untuk kembali
pada posisi awal tapi semua elemen dan gerakan harus ditampilkan dengan
gerakan sempurna. Diizinkan untuk mengulangi elemen yang gagal untuk
nilai, kecuali jika jatuh saat mendarat atau pada meja lompat.
5. Kesalahan pelaksana gerakan seperti lutut bengkok, lengan bengkok,
posisi tubuh yang buruk, ritme yang jelek, sudut yang jelek dan sebagainya
tercantum pada artikel 22.7 sampai artikel 22.14 dan artikel 14 dan selalu
menyebabkan pengurangan tergantung dari derajat kesalahan atau
penyimpangan dari penampilan yang dianggap sempurna.
6. Kesalahan pelaksanaan gerakan seperti membengkokan lengan, kaki
atau badan digolongkan sebagai berikut:
Kesalahan Kecil Sedikit bengkok
Kesalahan Sedang Cukup bengkok

37
Kesalahan Besar Bengkok sekali
7. Untuk posisi kekuatan atau pegangan sederhana pada semua alat,
penyimpangan sudut dari posisi sempurna menentukan derajat kesalahan
teknik dan berhubung dengan pengurangan teknik.

Kesalahan Kecil Kesalahan sedang Kesalahan besar Tidak diakui oleh


Juri
s/d 15o 16o – 30o >30o > 45o
Penyimpangan posisi pegang 30o atau lebih akan menerima pengurangan
besar di Juri-B sebagai tambahan penyimpangan 45o atau lebih akan
menyebabkan elemen tidak diakui oleh Juri-A.
8. Press (tekanan) dari elemen kekuatan statis yang tidak diketahui
mempunyai tingkat kesulitan karena sebab tertentu tidak akan diakui tingkat
kesulitannya.
9. Jika elemen kekuatan pegang sebelumnya sudah menerima
pengurangan karena posisi atau teknik salah, kemudian pengurangan yang
sama semaksimal 0,5 point diterapkan lagi untuk tekanan (press) dari posisi
elemen kekuatan tersebut sah disederhanakan dengan cara demikian.
Interpresentasi ini dimaksudkan hanya pada saat dimana posisi tinggi atau
teknik pegangan yang jelek menyebabkan tekanan (press) berikutnya lebih
mudah (contoh: tidak menekan dari posisi L-sit yang salah atau dari posisi
memegang lebih dari 2 detik).
10. Pengurangan teknik karena penyimpangan sudut dari posisi akhir
sempurna dapat berlaku juga pada keterampilan mengayun. Pada sebagian
besar kasus, posisi akhir yang sempurna adalah posisi handstand yang
sempurna atau pada perputaran kuda pelana adalah tumpuan menyilang atau
posisi tumpuan samping. Untuk elemen ayunan berlaku hal-hal berikut:
a. Pada senam lantai, kuda pelana, gelang-gelang, palang
sejajar atau palang tunggal elemen ayunan sering diharapkan ditampilkan
melalui handstand, bukan berupa handstand sehingga merusak ritme
gerakan pada latihan. Untuk alasan tersebut penyimpangan sudut kecil
sampai 15o dari posisi handstand diperbolehkan sampai pada penutupan

38
elemen. Pengurangan kecil dilakukan jika penyimpangan posisi
handstand adalah 16o – 30o.
b. Pada kuda pelana, putaran dan sebagian besar elemen harus
ditampilkan dari atau dalam 15o dari posisi tumpuan silang atau samping.
Pengurangan penyimpangan sudut akan dilakukan tiap kali terjadi
kesalahan pada gerakan. Hal ini berarti bahwa Juri-B akan mengurangi
setiap lingkaran yang tidak simetris, sedangkan Juri-A tidak akan
memberi nilai jiwa penyimpangannya 45o atau lebih pada sebagian besar
posisi elemen.
11. Selama elemen ayunan yang berlangsung melalui atau berakhir pada
handstand atau yang berakhir pada posisi pegangan kekuatan (lihat peraturan
tambahan pada gelang-gelang di artikel 22:12), penyimpangan dari posisi
yang benar akan dihukum, sebagai berikut:
- Tidak ada pengurangan s/d
15o
- Kesalahan kecil 16
– 30o
- Kesalahan sedang 31
– 45o
- Kesalahan besar >
45o dan tidak diakui oleh Juri-A
Catatan:
Penyimpangan posisi akhir untuk elemen ayunan 45o atau lebih (atau untuk
elemen putaran 90o atau lebih) akan menerima pengurangan besar dari Juri-B
dan tidak akan diakui oleh Juri-A. namun demikian, pada kasus tertentu
mungkin untuk elemen putaran yang tidak lengkap diberi nilai rendah dalam
hubungannya dengan jumlah putaran yang dilakukan dengan benar.
12. Pada gelang-gelang, selama berayun menuju posisi tahan, pundak
tidak boleh naik di atas posisi pegangan akhir. Jika pundak naik di atas posisi
pegangan akhir, maka pengurangannya adalah:

39
- Kesalahan kecil s/d
15o
- Kesalahan sedang 16
– 30o
- Kesalahan besar >
30o
- Tidak diakui > 45o
(Juri-A)
13. Semua elemen tahan harus dilakukan minimum 2 detik dihitung dari
mulainya posisi berhenti sempurna. Elemen yang dilakukan kurang dari 1
detik akan mendapat pengurangan besar dan tidak diakui oleh Juri-A:
- >2 detik tidak dikurangi
- 1 – 2 detik kesalahan kecil
- 1 detik kesalahan sedang
- < 1 detik kesalahan besar
dan tidak diakui
14. Pengurangan teknik tambahan tercantum dalam artikel 24 dan sesuai
dengan alat pada bab yang sesuai.
15. Pengurangan untuk pendaratan yang tidak sempurna tercantum dalam
artikel 24. Pendaratan yang sah adalah pendaratan yang direncanakan, bukan
yang terjadi secara kebetulan pada posisi berdiri. Elemen ini harus
ditampilkan dengan teknik yang bagus sehingga pesenam benar-benar
menyelesaikannya dan punya waktu untuk mengurangi/ berhenti putaran dan
atau merentangkan tubuh sebelum pendaratan.

F. Persyaratan Konstruksi Komposisi Senam


1. Persyaratan untuk konstruksi komposisi senam adalah aspek-aspek
dalam senam yang menentukan inti dari persyaratan dan pemahaman akan
penampilan senam pada setiap alat. Hal-hal tersebut seperti menggunakan
semua area senam lantai, berayun tanpa henti, tidak ada pengulangan dan

40
sebagainya. Hal tersebut ditentukan secara khusus pada setiap alat pada
bagian yang sesuai.
2. Kesalahan konstruksi senam termasuk hal-hal berikut (tapi tidak
terbatas ini saja).
a) Kaki terpisah/ terbuka tanpa alasan (kesalahan sedang
= 0,3, Juri-B)
Pesenam tidak boleh menampilkan elemen dengan kaki terpisah/ terbuka
yang tidak mempunyai tujuan khusus atau yang merusak nilai keindahan
penampilan tersebut. Contohnya pada palang sejajar, gerakan stutzkehre
atau pirovette tidak boleh ditampilkan dengan kaki terpisah/ terbuka, pada
gelang-gelang – elemen cross, swallow, handstand tidak boleh
ditampilkan dengan kaki terpisah / terbuka dan sebagainya. Sebagian
besar elemen yang boleh atau harus ditampilkan dengan kaki terpisah
tercantum pada table kesulitan.
b) Pengulangan elemen
Mengulangi elemen dizinkan tapi elemen tersebut tidak mendapat nilai
untuk faktor kesulitan atau nilai bonus. Tetapi, mereka biasanya dinilai
oleh Juri – B.
c) Layaways (ayunan tidak berarti), ayunan sedang dan
ayunan kosong (kesalahan sedang atau besar = 0.3 atau 0.5, oleh Juri-B)
i. Ayunan kososng adalah berayun pada akhir yang tidak
dimaksudkan untuk menampilkan elemen atau tidak ada posisi
menggantung atau bertumpu atau pegangan yang dilakukan
(kesalahan sedang oleh Juri-B).
ii. Ayunan sedang adalah ayunan kososng 2 kali berturut-turut.
(kesalahan besar oleh Juri-B).
iii. Layaways (ayunan tidak berarti) adalah ayunan balik pada
tumpuan atau lengan atas yang hanya membalik arah dan berayun
naik-turun pada posisi bertumpu atau posisi gantung rendah (juga
jika dibarengi oleh perubahan pegangan), (kesalahan sedang oleh
Juri-B).

41
3. Pengurangan dan hukuman konstruksi senam yang berlaku secara
khusus untuk tiap alat dapat pada bagian yang sesuai.

G. Pengurangan Oleh Juri B


Pengurangan berikut harus diterapkan pada semua alat dan senam lantai oleh
Juri-B ketika kesalahan tambahan dan pengurangan khusus untuk alat tertentu.
Kecil Sedang Besar
Kesalahan
0,10 0,30 0,50
Posisi yang tidak jelas (tuck, pike, + + +
straight)
Menyesuaikan atau membetulkan +
posisi tangan atau pegangan, setiap
dilakukan
Berjalan pada posisi handstand atau +
melompat (setiap langkah atau
lompatan)
Menyentuh alat atau lantai +
Memukul alat atau lantai +
Pesenan menyentuh tapi tidak +
dibantu oleh penolong selama
penampilan
Gangguan gerakan tapi tidak jatuh +
Lengan bengkok, kaki bengkok, kaki + + +
terbuka
Posisi tubuh atau postur kurang + + +
sempurna atau memperbaiki postur
pada posisi akhir
Salto dengan lutut atau kaki terbuka < lebar bahu > lebar bahu
Kaki terbuka saat mendarat < lebar bahu > lebar bahu
Tidak stabil/ goyang, menyesuaikan +
kaki sedikit, atau ayunan tangan
terus menerus saat mendarat
Kehilangan keseimbangan saat Langkah Langkah Menyang-
mendarat kecil/ besar/ ga dengan
lompat 0,1 lompat/ 1 atau 2
per langkah menyentuh tangan

42
matras
dengan ½
tangan
Jatuh saat mendarat 0,80
Jatuh saat mendarat tanpa kaki 0,80 –
menyentuh matras tidak
diakui
oleh Juri
A
Kangkah/ kaki terbuka tidak teratur +
Kesalahan keindahan lain + + +
Pengurangan Karena Kesalahan Teknik
Penyimpangan sudut saat berayun 15o-30o 13o-45o >45o dan
ke/lewat handstand atau elemen tidak
lingkaran diakui
Penyimpangan sudut dari posisi -15o 16o-30o 31o-45o
tahan yang sempurna >45o tidak
diakui
Tekanan (press) karena posis pegang Pengurangan sesuai dengan posisi
yang buruk pegang uang diulang
o
Putaran yang tidak lengkap s/d 30 31o-60o 60o-90o
Kurang/ kehilangan tinggi atau + +
amplitude pada salto dan elemen
lepas tangkap
Bantuan tambahan pada saat tangan +
bertumpu
Kekuatan dengan ayunan atau + + +
sebaliknya
Durasi elemen tahan (2 detik) 1-2 detik 1 detik < 1 detik,
+ tidak
diakui
Gangguan pada gerakan ke atas + + +
2 kali atau lebih usaha untuk + +
memperbaiki pegangan atau elemen
kekuatan
Tidak stabil/ jatuh dari handstand Ayun/ Jatuh

43
gangguan
besar
Jatuh dari atau kea lat 0,8
Ayunan/ sedang layaway Setengah Semua
atau
layaway
Bantuan penolong dalam 0,8 tidak
menyelesaikan diakui
Kurang banyak persiapan landing + +
Kesalahan teknik lain + + +

H. Meminta/ Menanyakan Keterangan


a) Pertanyaan untuk nilai kesulitan/ skor-A
diperbolehkan, dilakukan secara lisan oleh pelatih kepada Juri A-1 – Hakim
Ketua Juri Alat segera setelah pengumuman skor atau segera setelah
selesainya penampilan pesenam berikutnya.
b) Pertanyaan yang terlambat akan ditolak. Satu federasi
tidak dizinkan untuk memprotes pesenam dari federasi lain.
c) Pertanyaan untuk skor-B tidak dizinkan
d) Meminta keterangan secara verbal, Juri A segera
menyerahkan format penilaian Juri B dan Supervisor Alat.
e) Jika Juri A, Juri B dan Supervisor Alat setuju,
keputusan harus diserahkan. Jika mereka menerima tentang keterangan, kasus
ini berakhir.
f) Jika tidak setuju dengan keterangan tersebut, atau
mereka tidak ada kesepakatan diantara ketiganya, Presiden Juri Supervisor
harus berkonsultasi dan keputusan akhir mestinya diserahkan ke Juri
Supervisor.

g) Keputusan akhir (bukan suatu permintaan) harus


diambil secepatnya:

44
• Di akhir rotasi kualifikasi
pertandingan (CI), kompetisi Serba Bisa (CII), kompetisi beregu (CIV),
(pengecualiaan lihat di bawah).
• Sebelum nilai dari
pesenam ditunjukkan pada final per alat, akhir rotasi final beregu (CIV),
dan final Serba Bisa (CII).
h) Setiap meminta keterangan harus konfirmasi secara
tertulis dalam beberapa menit, persetujuan harus membayar USD 300 (untuk
komplain pertama), USD 500 (untuk komplain kedua), USD 1.000 (untuk
komplain ketiga), harus dibayar pada hari yang sama kepada Presiden Juri
Supervisor dan langsung akan dikirim semua komplain dan pembayarannya
kepada Sekretaris Umum FIG secepatnya tapi tidak lebih dari 10 hari setelah
even.
Seharusnya setiap keterangan berhasil, setiap komplain harus membayar
mulai dari USD 300. Prinsip permintaan untuk keterangan/ komplain kedua
USD 500, dan ketiga USD 1.000. Dimulai pembayaran yang relevan point
komplain yang berhasil.
Contoh: Dimulai permintaan USD 300 – jika sukses dikembalikan, pada
permintaan kedua USD 300. Jika tidak berhasil pada pertama kali maka harus
memayar permintaan kedua USD 500.
i) Setiap pembayaran yang tidak berhasil akan
disumbangkan kepada FIG Foundation.
j) Pada hari-hari sesudah kompetisi, analisa umum video
akan dilakukan oleh TCs yang terpercaya, dan jika terjadi kesalahan, hakim
yang bersalah akan dihukum yang setimpal.

45
VI. LANTAI

A. Deskripsi Dari Senam Lantai


Senam Lantai terdiri dari sebagian besar elemen-elemen akrobatik yang
dikombinasikan dengan elemen-elemen senam lainnya, seperti kekuatan dan
keseimbangan, elemen fleksibilitas, handstand, dan kombinasi koreografi yang
membentuk suatu latihan berirama yang harmonis, dimana latihan tersebut
memanfaatkan seluruh area latihan (12 m x 12m).

B. Informasi Tentang Nilai


1. Kelompok Elemen adalah:
a. Elemen Non-Akrobatik
b. Elemen Akrobatik Kedepan
c. Elemen Akrobatik Ke belakang
d. Elemen Akrobatik menyamping, lompat ke
belakang dengan ½ putaran untuk salto ke depan, dan lompat ke depan
dengan ½ putaran untuk salto ke belakang.
2. Turun (dismount) tidak bisa menjadi Kelompok
Elemen 1.
3. Informasi tentang kesukaran
a. Elemen akrobatik dapat dihubungkan
dengan nilai elemen tunggal.
b. Untuk alat lantai, satu elemen bisa dipenuhi
hanya dengan persyaratan satu elemen group. Jika elemen yang dimaksud
elemen mendarat (group II, III dan IV), ini bisa dipenuhi persyaratan
group mendarat, dan pesenam harus memasukkan lebih banyak elemen
dari elemen group yang sama dan mendarat di dalam latihan.
4. Informasi tentang koneksi/ hubungan/ nilai bonus
Semua hubungan antara salto dengan kesesuaian tingkat kesukaran akan
memberikan nilai:

46
A + E atau F = 0,10
B + D atau E atau F = 0,10
C + C atau D = 0,10
C + E atau F = 0,20
D + D atau E atau F = 0,20
N.B. Untuk tujuan nilai bonus, tidaklah wajib kedua elemen dalam
hitungan 10 terbaik.
5. Peraturan dan informasi tambahan :
a. 3/2 elemen salto dengan resepsi dan
kemudian lentingan dari tangan tidak diijinkan.
b. Pesenam dibolehkan untuk menggunakan
maksimum atau dua elemen akrobatik (grup II, III, IV) dan selesai dengan
rol atau di tumpuan di posisi depan.
c. Keseluruhan elemen yang diperbolehkan
yang diakhiri dengan berguling atau yang diakhiri dengan posisi tumpuan
depan didaftarkan pada Tabel Difficulty (Tingkat Kesulitan). Untuk
pertimbangan keselamatan, tidak ada elemen baru yang diijinkan.
d. Kecuali terdapat cara lain yang
diindikasikan dalam Tabel Kesulitan, circle dan elemen-elemen flair
mempunyai nilai dan identifikasi nomor yang sama. Putaran wende
dengan kaki terbuka tidak diijinkan.
e. Kekuatan untuk memegang dengan
menggunakan kaki yang mengankang tidak diijinkan.
f. Untuk tidak ada pengurangan transisi
langkah sederhana pada setiap sudut, pesenam harus bergerak dengan
nyata (gerakan senam) atau jika ingin melakukan gerakan langkah, harus
termasuk dengan perputaran minimal 180o+. (*)
(*) Newslatter No 20 September 2006
g. Untuk daftar elemen peraturan yang tidak
dikenal dan aspek-aspek lain dari “Nilai” lebih lanjut, lihat Bab 5 dan
ringkasan tentang pengurangan pada artikel 17.

47
48
C. Tabel Kesalahan Spesifik dan Pengurangan Untuk
Senam Lantai
Kecil + Sedang Besar
Error
0.10 0.30 0.50
Tingginya tidak mencukupi untuk elemen + +
akrobatik
Kehilangan keseimbangan pada elemen + +
fleksibilitas selama melakukan senam dan
elemen static
Tidak menggunakan keseluruhan area lantai Kurangi
dari 4
sudut
Elemen akrobatik Roll (mengguling) tanpa Tangan Tanpa
bantuan tangan bagian bertumpu
belakang
Berhenti > 2 detik sebelum elemen +
akrobatik
Saat pendaratan yang tidak terkontrol (juga + +
pada saat transisi)
Langkah sederhana atau transisi untuk + Setiap
sampai pada sudut kali
melakukan
Latihan lebih dari 70 detik < 2 detik Sedang Besar
0.30 0.50
Non-akrobatik atau pendaratan yang tidak Elemen tidak dikenal oleh Juri A
diperbolehkan (berguling)
Lebih dari 2 akrobatik roll out atau elemen Elemen tidak dikenal oleh Juri A
bertumpu di depan
Menyentuh dengan satu kaki atau satu +
tangan di luar area lantai
Menyentuh dengan kaki, tangan, kaki dan +
tangan atau dengan salah satu bagian dari
tubuh keluar area lantai
Pendaratan secara langsung diluar area +
lantai
Elemen dimulai dari bagian luar area lantai Tidak ada nilai

49
50
VII. KUDA PELANA

A. Gambaran Tentang Latihan Kuda Pelana


Latihan pada kuda pelana konteporere ditandai dengan ayunan pendulum dengan
jenis ayunan yang berbeda dengan kaki terbuka dan kaki rapat dalam posisi
bertumpu yang bervariasi pada seluruh bagian dari kuda pelana. Ayunan kaki
tunggal (single leg swing), dan atau gunting (scissors). Ayunan melalui posisi
handstand dengan atau tanpa putaran, diperbolehkan. Seluruh elemen latihan
harus dilakukan dengan ayunan dan tanpa hambatan sedikitpun. Elemen kekuatan
dan bertahan tidak diperbolehkan.

B. Informasi Tentang Nilai Awal atau Nilai Juri A


1. Elemen-elemen dalam Kuda Pelana
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Ayunan kaki tunggal
b. Circle dan Flair dengan atau tanpa spindles dan/ atau handstand
c. Travel dalam side dan cross support
d. Ayunan Kehr dan Ayunan Wende, Flops dan Kombinasi gerakan
e. Dismount (turun)
2. Peraturan dan Informasi tambahan:
a. Semua gerakan atau elemen circle dimulai dan diakhiri dalam tumpuan
depan.
b. Nilai dan identifikasi elemen yang ditampilkan dalam circle dan flair
harus sama.
Beberapa elemen digambarkan secara acak di dalam posisi circle atau
flair yang terdapat di tabel Faktor Kesulitan.
c. Unsur-unsur elemen di dalam kulit badan kuda mempunyai nilai yang
sama dengan yang ditampilkan pada kedua pelana.
d. Semua ½ putaran (Czechkehres, Stocklis, dan Pembalikan Stcokli,
Double Swiss) mempunyai nilai yang sama.

51
e. Handstand (di dalam latihan atau untuk gerakan turun) mempunyai nilai
yang sama jika dicapai dengan gerakan circle atau flair. Nilai kesulitan
meningkat 1 point jika didahului oleh gerakan Stockli depan, atau
pembalikan stockli atau spindle. Nilai kesulitan meningkat 1 point jika
putaran sedikitnya 360o pada gerakan handstand. Nilai kesulitan
meningkat 1 point jika gerakan handstand travel 3/3 bersilang tangan
(minimal 1 tangan bertumpu pada masing-masing gerakan akhir). Nilai
kesulitan meningkat 1 point jika pesenam menyambungkan gerakan dari
gerakan handstand dengan gerakan circle atau flair.
f. Misalnya dua (3/3) gerakan cross support travels (ke depan dan atau ke
belakang) diperbolehkan di dalam selama latihan.
g. Memungkinkan mengkombinasi elemen-elemen pada satu pegangan
pelana. Ada 2 jenis kombinasi dari unsur-unsur yang dikombinasikan.
Lihat di elemen grup IV:
1) Jenis Flops, yang meliputi kombinasi gerakan circle di sisi atau
tumpuan menyilang dan stockli A atau B, dan boleh meliputi
maksimal dua elemen yang sama secara langsung. Beberapa
kombinasi elemen (flops) hanya bernilai D atau E (3 atau 4). D flop
yang dilakukan dengan flair menjadi nilai E, dan E flops yang
dilakukan dengan flair menjadi nilai F. Hanya satu rangkaian flops
demikian yang boleh digunakan dalam latihan untuk nilai Tingkat
Kesulitan atau bonus.
2) Gabungan circle dan atau Stcokli B dengan ayunan Russian
Wende. Circle dan/atau Stockli A atau B diikuti dengan gerakan
ayunan Russian Wende, tapi jika terdapat dua elemen harus terlihat
bersama-sama, contohnya seperti: 2 circles, 2 DSB, atau 1 circles dan
1 DSB.
Hanya satu dari kombinasi tersebut yang dapat digunakan secara
berturut-turut dalam latihan.
R 1 flop 2 flops
R18 atau R27 (B) + B+B D

52
R36 atau R54 (C) + D E
R72 atau R90 (D) + E F
R108 (E) + F F+B
3) Jika pesenam ingin melaksanakan kedua jenis kombinasi satu
unsur sesudah yang lainnya, dia tidak akan mempunyai hak untuk
menggunakan unsur yang sama tiga kali secara langsung.
4) Foward Cross Support Travel (tumpuan depan menyilang
berjalan) dari belakang kuda-kuda dengan ¼ putaran, dianggap
sebagai satu gerakan DSB dan mungkin dihitung sebagai unsur
pertama dari elemen flops.
5) Gerakan DSB dinilai berakhir pada side support depan kuda-kuda.
h. Tidak ada unsur ganda lainnya yang akan dihargai tinggi nilainya
contohnya 2 circles atau 2 DSB’s dalam berbagai posisi diberikan nilai
hanya pada circle atau DSB yang pertama, sedangkan circle dan DSB
yang kedua tidak mempunyai nilai.
i. Setiap elemen diartikan sebagai satu struktur dan berakhir ketika struktur
yang baru dimulai, kecuali serangkaian kombinasi yang telah diuraikan di
atas.
1) Elemen hop (melompat) berakhir pada penyelesaian hop atau seri
dari hop.
2) Satu elemen circle atau flair berakhir ketika berubah ke yang lain.
3) Elemen spindle berakhir ketika aksi spindle berhenti.
4) Elemen tumpu depan (wende swing) berakhir ketika aksi wende
berhenti.
5) Elemen travel dalam tumpuan silang berakhir ketika aksi travel
atau posisi cross support terganggu oleh sebuah circle atau oleh
beberapa elemen lain atau diakhiri dalam beberapa cara lain.
6) Untuk maksud dari faktor kesulitan, elemen maju/ jalan harus
diselesaikan secepatnya dan komplet (dengan tumpuan kedua lengan
diakhir kuda). Dengan konsekuen di akhir pergeseran harus bernilai
elemen tersebut juga pada elemen pertama dari elemen berikutnya.

53
j. Maksimal dua gerakan Russian Wende yang diijinkan di antara latihan,
termasuk mendapat. Kombinasi elemen pada satu pelana dimana
termasuk gerakan Russian Wende pada satu pelana dalam peraturan ini.
(tidak termasuk Wu Gounian atau Roth). Spesifik pengurangan teknik
nilai Wu Gounian. Faktanya Wu Gounian dilakukan 3/3 travel dengan
720o putaran Russian Wende, pesenam harus menyelesaian 360o travel di
antara kedua plenaa, dan sisanya putaran 360o travel dilakukan sehingga
elemen selesai pada tumpuan pada akhir dari kuda pelana. Jika pesenam
melakukan travel hanya 360o putaran, kemudian meneruskan perputaran
360o selama tumpuan diakhir kuda pelana, akan diakui dua elemen: a.
Roth (3/3 travel dengan 1/1 Russian Wende), dan 1/1 Russian Wende,
dengan nilai yang respektif.
k. Semua pendaratan mendefinisikan circle dan travel di dalam side support
atau cross support pada kuda pelana didefinisikan menurut diagram
sebagai berikut:
3. Untuk travel sepanjang kuda-kuda di desain 1/3,
2/3, dan 3/3 adakalanya digunakan di dalam table faktor kesulitan.
4. Untuk travel sepanjang kuda-kuda di desain 1/3,
2/3, dan 3/3 adakalanya digunakan di dalam table faktor kesulitan.
a. Dalam side support, travel 2/3 sama dengan posisi dari 1-1, 1-2 atau 1-3
ke posisi 4-4 sedikit dari ketentuan di atas dianggap sebagai travel 1/3
b. Dalam cross support, travel 2/3 sama dengan dari 1 ke 4 atau dari 2 ke 5.
Travel 3/3 sama dengan dari 1 ke 5. Travel yang lebih pendek dari
ketentuan di atas dianggap sebagai travel 1/3.
5. Semua gerakan spindle dalam cross dan side
support dengan kedua kaki bersama-sama atau flair dilakukan selama
maksimal 2 circle untuk nilai D.
6. Untuk uraian peraturan lebih lanjut yang mengatur
elemen yang diakui dan aspek lain dari nilai awal, lihat pada bagian 5 dan
ringkasan pemotongan nilai pada artikel 17.

54
7. Maksimal dua gerakan Russian Wende yang
diijinkan di antara latihan, termasuk mendarat. Kombinasi elemen pada satu
pelana dimana termasuk gerakan Russian Wende pada satu pelana dalam
peraturan ini. (tidak termasuk Wu Gounian atau Roth), (*)
(*) Newslater No.21 November 2006

C. Tabel Kesalahan dan Pemotongan Khusus Untuk Kuda Pelana


Kecil Sedang Besar
Kesalahan
(0,10) (0,30) (0,50)
Kurangnya Amplitudo dalam guntingan dan + +
ayunan kaki tunggal
Handstand dengan menggunakan kekuatan + + +
dan dengan lengan bengkok
Berhenti atau tersendat dalam handstand + + +
Penyimpangan posisi tubuh pada saat circle + +
atau flair
Kaki bengkok pada saat cirle atau flair dalam + + +
seluruh latihan
Penyimpangan angular dalam cross support 15o-30o 30o-45o 45o
circle dan travesl Tidak
diakui
Mendapat miring atau tidak menghadap + +
kepanjangan kuda Deviasi deviasi
45o 90o
Tidak menempatkan di 3 bagian dari kuda +
Mendarat dengan tidak handstand, posisi +
tubuh di bawah 45o di bawah garis lurus bahu

55
VIII. GELANG-GELANG

A. Deskripsi Tentang Pelaksanaan Latihan Gelang-Gelang


Pelaksanaan latihan pada gelang-gelang tersusun atau terbagi dari ayunan,
kekuatan dan elemen bertahan. Elemen-elemen dan kombinasinya ini dilakukan
dalam posisi menggantung, ke dan melalui posisi bertumpu, atau ke atau melalui
handstand, dan pelaksanaan elemen dengan lengan lurus harus sangat dominan.
Latihan senam konteporer ditandai oleh transisi antara elemen ayunan dan
kekuatan atau sebaliknya. Ayunan kabel dan menyilangkan kabel tidak
diperbolehkan.

B. Informasi Tentang Penilaian Juri A


1. Kelompok dari gerakan :
a. Kip dan Ayunan (termasuk gerakan langsung kepada sikap posisi L-sit)
b. Ayunan langsung ke sikap Handstand (tahan 2 detik)
c. Ayunan ke sikap gerakan kekuatan dan bertahan (tidak termasuk sikap
posisi L-sit) (ditahan 2 detik)
d. Gerakan kekuatan dan gerakan bertahan (tahan 2 detik)
e. Gerakan turun
2. Tidak boleh ada pengulangan gerakan (yang sama kode
nomor pengenal) diperbolehkan untuk menyambung pada nilai awal. Pada
gelang-gelang, peraturan ini dikemangkan sehingga posisi kekuatan bertahan
yang sama dilakukan paling banyak 2 kali tanpa memperhitungkan
bagaimana posisi itu dicapai. Contoh, posisi cross terbalik, posisi swallow,
hanya dapat digunakan 2 kali untuk nilai kesulitan atau nilai bonus.
3. Pemberian nilai bonus secara langsung hanya diberikan
untuk gerakan kekuatan yang sulit dan harus nilainya harus lebih tinggi
disbanding nilai sebelumnya. Contoh dari gerakan Swallow (jina nilainya E)
(tahan 2 detik) ke gerakan Nakayama (jika nilainya D) (tahan 2 detik) = E +
D (tidak ada nilai bonus). Jika dari gerakan Swallow (jika nilainya E) tahan 2

56
detik ke gerakan Inverted cross (E) (tahan 2 detik) = E + E akan mendapatkan
nilai bonus dikarenakan ada peningkatan nilai dari gerakan sebelumnya.
D + D atau E atau F 0,10
E + E atau F 0,20
4. Informasi tambahan dan peraturan-peraturan lainnya:
a. Semua gerakan tahan haruslah ditahan minimal 2 detik dan gerakan tidak
akan diakui jika tidak ditahan kurang dari 1 detik.
b. Sikap press kekuatan dan pengangkatan selalu diikuti oleh gerakan tahan
dan sebelumnya dan berakhir dalam posisi ditahan minimal 2 detik.
Elemen-elemen diakui jika hanya elemen bertahan yang didahuluinya
sudah diakui dan jika posisi akhir ditahan paling sedikit 1 detik.
c. Gerakan yang menyilangkan kabel atau tali gelang-gelang tidak
diperbolehkan dilakukan oleh pesenam dan akan mendapatkan
pengurangan nilai.
5. Untuk mengetahui dengan jelas tentang penguasaan
peraturan elemen yang tidak diakui dan aspek lain dari nilai awal, lihat pada
Bab 5 atau ringkasan pemotongan dalam artikel 17.

C. Tabel Pelaksanaan dan Pengurangan Dalam Latihan Gelang-


gelang
Kecil Sedang Besar
Kesalahan
(0,10) (0,30) (0,50)
Awalan dari ayunan sebelum latihan +
dimulai
Pelatih memberikan ayunan pada saat +
awalan
Ayunan yang tidak diikuti oleh gerakan +
Distribusi ayunan tidak sama, elemen +
bertahan dan kekuatan
Menyilangkan kabel atau tali gelang- +
gelang
Sikap dari kaki yang tidak baik selama +
baik

57
Pegangan yang salah selama gerakan +
kekuatan dan gerakan tahan (setiap kali
melakukan kesalahan)
Lengan bengkok selama ayunan ke + + +
gerakan kekuatan atau pada posisi tahuan
Menyentuh tali atau kabel dengan + +
lengan, kaki atau dengan bagian dari
badan
Membantu atau menyeimbangkan + Tidak
dengan kaki atau tungkai pada tali diakui
Jatuh dari posisi handstand + Tidak
diakui
Jatuh dari posisi handstand + Tidak
diakui
Mengayun melebihi kabel atau tali Selama Selama Selama
1 beberapa pelaksanaan
gerakan gerakan

58
IX. MEJA LOMPAT

A. Penjelasan Tentang Latihan Meja Lompat


Pesenam harus menampilkan satu lompatan dalam babak kualifikasi
kecuali dalam final alat, dimana pesenam harus menampilkan dua lompatan dari
kelompok yang berbeda dan dengan fase layangan pertama yang berbeda pula.
Setiap lompatan harus dimulai dengan suatu awalan lari dan suatu tolakan kaki
(dengan atau tanpa round off) dengan papan tolak dengan kedua kaki bersamaan
dan dilakukan dengan fase tumpuan yang singkat pada meja lompat dengan satu
atau kedua tangan. Lompatan boleh berisi putaran sederhana atau berganda di
sekitar dua poros tubuh. Setelah melakukan lompatan pertama, pesenam kembali
tanpa melambatkan diri ke posisi awal dan dengan tanda dari ketua juri alat,
pesenam menampilkan lompatan kedua.

B. Informasi Tentang Nilai Juri A


1. Pesenam harus melakukan satu lompatan pada
kualifikasi, pada beregu dan pada serba bisa. Untuk mengambil final di meja
lompat maka pesenam harus melakukan 2 kali lompatan dengan 2 jenis
lompatan yang berbeda dan pase layangan kedua yang berbeda pula.
Grup I Lompatan langsung
Grup II Lompatan berputar sebelum layangan
Grup III Handspring atau Yamashita
Grup IV Lompatan dengan ¼ putaran sebelum layangan (Tsukahara &
Kasamatsu)
Grup V Lompatan Round Off
2. Setiap lompatan terdaftar, ditandai dan diberikan nilai
pada table tingkat kesulitan pada semua grup. Prinsip secara umum sebagai
berikut:
a. Lompatan Cuervo sama nilainya dengan lompatan handspring salto
dengan putaran.

59
b. Lompatan Kasamatsu sama nilainya dengan lompatan Tsukahara
c. Yurchenko sama nilainya dengan lompatan Tsukahara atau Kasamatsu
d. Indikasi lainnya kecuali jika, lompatan dengan Round Off dengan ½
putaran pada saat melompat ke meja mempunyai nilai 0,1 lebih tinggi
dibandingkan dengan lompatan langsung ke depan.
e. Indikasi lainnya kecuali jika, lompatan dengan Round off dengan 1
putaran pada saat melompat ke meja mempunyai nilai 0,2 lebih tinggi
dibandingkan dengan lompatan Tsukahara.
f. Performa lompatan dengan bertumpu dengan satu tangan dengan
pertimbangan bertumpu dengan kedua tangan bertumpu.
3. Setiap lompatan diberikan nilai dasar yang unik
tergantung kepada kompleksitas dan lompatan itu sendiri.
4. Awal dari pelaksanaan pada setiap lompatan, kesesuaian
dengan number lompatan, harus sesuai yang tertera pada Kode Point dan
harus diperlihatkan kepada Juri A. fungsi ini melihat performa pesenam atau
dengan asisten dengan bantuan flashboard dan tidak akan kena penalty pada
kesalahan ini.
Contoh #319-#3 adalah tandai dari grup lompatan, #19 nomor dari lompatan
yang ada pada table grup.
5. Pesenam harus melihatkan bentuk atau posisi tubuh
(membengkok, menyudut atau lurus) untuk terjadi kesalahan penilaian.
Ketidakjelasan dari posisi tubuh maka tidak akan diakui oleh Juri A atau
nilainya akan menjadi lebih rendah dari lompatan tersebut (lihat definisi
posisi tubuh pada chapter 13.1). Pesenam harus menunjukkan nomor
lompatan yang dia bisa lakukan, tidak yang diharapkan lebih oleh pesenam.
Peringatan untuk menerapkan terutama pada posisi tubuh lurus dan
menyudut.
6. Lompatan yang gagal (0.00 dari Juri A dan Juri B)
ketika :
a. Pesenam tidak melakukan lompatan, melangkah pada papan lompatan dan
atau menyentuh meja dengan tidak diikuti dengan lompatan.

60
b. Terjadi dua kali pengulangan awalan pada waktu bersamaan.
c. Lompatan yang buruk atau pesenam menolak pada meja dengan kaki.
d. Pesenam dua kali menyentuh meja, bertumpu dengan satu tangan atau
kedua tangan dua kali.
e. Lompatan dilakukan tanpa tahap bertumpu, dengan tangan tidak
menyentuh meja.
f. Pesenam tidak mendarat pertama dengan kedua kaki, artinya pendaratan
kaki harus terlebih dahulu menyentuh matras sebelum anggota tubuh
lainnya.
g. Pesenam mendarat pada posisi menyamping dari meja.
h. Pesenam di larang melakukan lompatan (straddle kaki terbuka, salto pada
fase layangan pertama, dilarang melakukan gerakan sebelum melompat
pada papan.
i. Lompatan pertama diulangi lagi pada kualifikasi untuk kompetisi final
ataupada lompatan pada final.
j. Pesenam tidak memakai alat keselamatan pada lompatan round off (grup
V).
7. Untuk daftar peraturan mengenai lompatan, lihat pada
Bab 5 dan pengurangan nilai pada artikel 17.
8. Penilaian penempatan tangan untuk jenis lompatan
Handspring dan Yamashita (gropu III). Selama fase tumpuan tangan harus
ditempatkan pada “satu garis” – lihat diagram: (*)

C. Tabel Kesalahan Spesifik dan Pengurangan Pada Meja


Lompat Pengurangan Juri A
Kecil Sedang Besar
Kesalahan
0,1 0,3 0,5
Menyentuh satu kaki atau satu tangan di 0,1 dari nilai akhir
luar area pendaratan
Menyentuh dengan kedua kaki, lengan, 0,3 dari nilai akhir
satu kaki, tangan atau bagian badan yang
lain di luar area pendaratan

61
Mendarat langsung di luar area 0,5 dari nilai akhir
pendaratan
Awalan melebihi 25 meter 0,3 dari nilai akhir
Lompatan yang tidak diijinkan atau Nilai 0,00 dari Juri A dan B
dilarang
Gagal menggunakan papan keselamatan Nilai 0,00 dari Juri A dan B
pada lompatan round off
Mengulang lompatan yang sama pada Nilai 0,00 dari Juri A dan B
kualifikasi atau final
Mengulang lompatan yang sama pada satu Pengurangan 1,0 untuk lompatan
group pada kualifikasi atau final kedua dari nilai akhir dari
lompatan
Identik pada fase layanan pada kedua Pengurangan 1,0 untuk lompatan
jenis lompatan pada kualifikasi atau final kedua dari nilai akhir dari
lompatan
Pengurangan Juri B
Kecil Sedang Besar
Kesalahan
0,1 0,3 0,5
Pelaksanaan yang buruk pada fase + + +
layangan pertama
Teknik yang buruk pada layangan + + +
pertama
Tidak sampai pada posisi handstand yang + + +
vertical
Pelaksanaan yang buruk pada fase + + +
layangan kedua
Teknik yang buruk pada layangan kedua + + +
Kurangnya ketinggian, tidak ada kenaikan + + +
dari pada badan
Tidak adanya persiapan untuk mendarat + + +
Tangan tidak masuk pada “satu garis” + + +
Tangan tidak masuk pada “satu garis” + +
Untuk Untuk
handspring Group IV

62
X. PALANG SEJAJAR

A. Penjelasan Tentang Latihan Palang Sejajar


Latihan palang sejajar terdiri dari elemen ayunan dan layangan yang
dipilih dari seluruh kelompok elemen yang tersedia dan dilakukan dengan transisi
yang berkesinambungan melalui berbagai posisi menggantung dan bertumpu
sedemikian rupa sehingga menggambarkan sepenuhnya potensi dari alat tersebut.

B. Informasi Tentang Nilai Juri A


1. Grup elemen-elemen adalah:
1) Elemen bertumpu atau sampai bertumpu pada kedua palang.
2) Elemen yang dimulai dari ayunan lengan atas
3) Ayunan dari sikap menggantung, dari satu atau dua palang
4) Ayunan dari bawah
5) Dismount
2. Nilai kesulitan:
a. Elemen yang diikuti dengan puratan, putaran tidak diakui jika putaran
bagian dari elemen itu dilakukan setelah posisi handstand atau setelah
lompatan ke handstand contoh Basket diikuti oleh lompatan ke handstand
diikuti oleh putaran atau giant swing dengan ½ putaran dengan lompatan
ke handstand diikuti oleh putaran.
b. Indikasi lainnya, elemen lepas tangkap bertumpu dengan tangan bengkok
mempunyai nomor identitas dan nilai yang sama sehingga diakui dengan
nilai lepas tangkap ke ayunan atau tumpuan lengan, bagaimana pun,
elemen yang dilakukan dengan tumpuan tangan bengkok
dipertimbangkan identitas dan nilai yang sama dengan elemen dari atau
sampai bertumpu.
c. Kecuali jika ditandai dari tabel kesukaran, elemen yang dilakukan dari
atau ke tidak biasa atau rotasi posisi pegangan mempunyai nomor

63
identifikasi dan nilai yang sama dengan analisa elemen yang dilakukan
dari atau ke posisi pegangan yang umum.
3. Peraturan dan Informasi Tambahan:
a. Semua elemen ayunan yang diikuti untuk atau diindikasi untuk elemen
handstand dalam satu atau dua palang. Handstand dari ayunan tidak
memerlukan pegangan tetapi elemen harus dilakukan dengan cara
mendemonstrasikan sikap handstand jika itu yang diinginkan.
4. Untuk lebih lanjut daftar peraturan elemen dan aspek lain
yang tidak diikuti pada nilai dasar, lihat bab 5, ringkasan pengurangan lihat
pada artikel 17.

C. Tabel Kesalahan Spesifik dan Pengurangan Nilai Untuk


Palang Sejajar
Kecil Sedang Besar
Kesalahan
0,10 0,30 0,5
Melangkah dengan satu kaki atau +
mengayun pada saat naik
Ayunan tidak berarti dalam ayunan ke +
belakang
Tidak kontrol dalam handstand dalam 1 +
atau 2 palang
Lebih dari 3 kali berhenti > 1 detik +
setiap
melakukan
Pra elemen +
Melangkah atau tangan bergerak pada saat +
handstand Setiap
melakukan
Kehilangan perluasan sebelum memegang + +
kembali palang setelah salto
Tidak kontrol menangkap palang setelah + +
salto dan atau memegang alat
Satu sisi kontruksi (lebih dari 50% dari +
yang sama EG)

64
Tidak memperhatikan waktu pemanasan 0,3 dari nilai akhir (Tanggung
Jawab Juri alat)
Tempat yang tidak diijinkan dalam 0,3 dari nilai akhir (Tanggung
penempatan papan tolak Jawab Juri alat)

65
XI. PALANG TUNGGAL

A. Gambaran Latihan Palang Tunggal


Latihan yang sejajar konteporer haruslah secara disajikan dinamis dengan
konsisten sepenuhnya untuk mendapatkan nilai bonus langsung dari elemen
ayunan, putaran dan elemen melayang sebagai alternatif antara elemen yang
dekat pada dan jauh dari palang dengan variasi pegangan jadi dapat
mendemonstrasikan elemen yang potensial pada alat palang tunggal.

B. Informasi Tentang Nilai Juri A


1. Elemen grup adalah:
a. Ayunan panjang dengan atau tidak memakai putaran
b. Elemen melayang
c. Elemen dekat pada palang (“in bar” element)
d. El grip dan elemen mengantung ke belakang dan elemen-elemen rearways
di palang
e. Turun
2. Informasi Tentang Nilai Bonus
Nilai bonus diberikan hanya yang diikuti pada situasi sebagai berikut:
Di dalam Palang Melayang Bonus
D atau E atau F + D atau E atau F = 0,2
Atau
Melayang Melayang Bonus
D atau E atau F + C = 0,1
Atau
D atau E atau F + D atau E atau F = 0,2
3. Informasi dan Peraturan Tambahan
a. Kecuali dengan cara lainnya yang ditandai, nilai dan nomor elemen yang
terdaftar di tabel faktor kesulitan sama jika dilakukan dari handstand, dari
ayunan ke belakang, atau dari beberapa posisi.

66
b. Kecuali dengan cara lainnya yang ditandai, elemen yang mempunyai nilai
dan nomor identitas yang sama ketika dilakukan dengan kesalahan
pegangan tangan atau pegangan yang tidak lazim.
c. Elemen yang diakhiri dengan pegangan dobule El-grip mempunyai nilai
yang tinggi dibandingkan dengan elemen yang sama tetapi diakhiri
dengan pegangan satu tangan El-grip. Bagaimana pun, mengenai
peraturan pengulangan elemen keduanya akan dipertimbangkan
mempunyai nomor identitas yang asma.
d. Kecuali jika terdaftar di tabel faktor kesulitan, elemen dengan atau dari
kaki mengenai atau menyentuh palang tidak diijinkan (kecuali elemen
Piatti).
e. Permulaan atau re-grasping pegangan elemen melayang dengan satu
tangan (atau wrong grip) mempunyai nilai dan identitas yang sama
dengan permulaan atau regrasping dengan menggunakan kedua tangan.
f. Semua elemen dengan putaran harus dilakukan dengan bagian integral
dari elemen yang akan dilakukan dan putaran harus terlihat ketinggian
(kecuali elemen Endo). Semua putaran harus mencapai 15o dari sikap
handstand.
g. Elemen dengan lompatan ke handstand, dengan termasuk putaran, harus
dimulai dengan putaran selama lompatan dan harus ditangkap dengan
tangan kedua hanya setelah putaran selesai. Tangkapan harus dimulai
dengan satu tangan dan kemudian tangan yang kedua mengikuti sehingga
putaran selesai. Elemen lompatan dianggap selesai ketika kedua tangan
sudah memegang palang.
h. Elemen El-grip bertemu hanya dengan grup elemen dalam elemen yang
terdaftar.
a. Elemen lepas dari El-grip diakui gerakan pada elemen grup II
b. Dismount dari El-grip diakui gerakan pada elemen grup II
c. Ayunan endo dari El-grip diakui gerakan pada elemen grup IV
i. Harapan untuk elemen Rybalko

67
a. Prasyarat untuk
Rybalko adalah kedua tangan pada posisi El-grip pada akhir gerakan.
b. Terlihat dengan jelas
lompatan dan putaran, tidak berputar dengan tumpuan lengan
j. Putaran dari elemen dalam posisi tumpuan satu lengan dianggap selesai
ketika pesenam dengan lengan kedua.
k. Semua elemen pegangan sederhana mulai dari ayunan pegangan bawah
atau atas dengan ½ putaran atau tidak atau dengan lompatan, nilai A.
Belum. Jika pergantian pegangan mulai dari kedua lengan pada posisi El-
grip, nilai diakui B jika hanya pesenam melakukan pergantian akhir
pegangan dengan menangkap palang dengan kedua lengan. Semua
pergantian pegangan mulai dari El-grip dan berakhir dengan tumpuan satu
lengan semua pergantian pegangan mulai dari satu lengan El-grip elemen
ke satu atau dua tumpuan lengan akan diberi nilai A. (*)
Contoh:
a. Dari ayunan
belakang atau giant swing depan, ganti pegangan dengan ½ putaran
atua lompatan = A
b. Dari pegangan atas
atau Endo El-Grip, ganti pegangan satu lengan ke pegangan bawah
atau atas = A
c. Dari pegangan satu
lengan El-grip giant swing, dengan ½ putaran atau dengan pegangan
bawah atau atas dua lengan = B (*)
* Newslatter No.19 March 2006
4. Untuk elemen grup I, III, IV harus mengikuti prinsip-
prinsip yang digunakan dalam penentuan tingkat kesulitan:
a. Nilai dasar dari elemen diberikan pada nilai tertentu
 A ½ putaran tidak
ada peningkatan tingkat kesulitan

68
 A 1/1 putaran
peningkatan kesulitan satu kolom
 A 1/1 putaran atau
lebih ke posisi El grip ada peningkatan kesulitan dua kolom
 Lompatan tidak ada
peningkatan tingkat kesulitan
 Lepas tangkap
dengan kedua lengan pada posisi El grip ada peningkatan kesulitan
satu kolom
b. Elemen mempunyai nilai dan identitas nomor yang menyilang
palang ataut idak, selama syarat dari amplitudo yang ditemuinya/
5. Elemen lepas dari El grip dan mendarat dari El grip atau
menggantung ke belakang mempunyai nilai yang sama dengan pegangan
yang biasa, kecuali dismount diberikan identitas nomor yang berbeda.
6. Maksimum dua kali ayunan yang pass yang melewati
bawah vertikan palang dengan satu lengan diijinkan. Ayunan yang ketiga
tidak akan diakui oleh Juri A.
7. Untuk melihat peraturan elemen yang tidak diakui dan
aspek lainnya pada ‘score A’.
8. Di semua latihan tidak lebih dari satu variasi pegangan
dalam satu elemen gerakan. Satu elemen akan dihilangkan, kronologisnya
seperti halnya elemen pengulangan.
Contoh:
 Jika gerakan Rybalko pada
pegangan kedua lengan El-grip – gerakan Rybalko yang lainnya pada
perpaduan pegangan atau pegangan satu sekarang sudah tidak dijinkan.
 Jika gerakan Endo dengan 1/1
putaran pada perpaduan pegangan kedua lengan gerakan Endo dengan 1/1
putaran yang lainnya pada kedua lengan pada posisi El-grip sekarang
sudah tidak dijinkan.

69
 Jika gerakan Stadler ½ putaran
pada pegangan kedua lengan El-grip – gerakan Stadler ½ putaran yang
lainnya pada perpaduan pegangan atau pegangan satu sekarang sudah
tidak dijinkan. (*)
* Newslatter No.21 November 2006

70
C. Tabel Kesalahan dan Pengurangan pada Palang Tunggal
Kecil Sedang Besar
Kesalahan
0,1 0,3 0,5
Kehilangan ayunan atau berhenti dalam + + +
handstand atau apa saja
Kurangnya amplitudo dalam elemen lepas + +
Penyimpangan dalam pergerakan < 15o > 15o
Layaway dalam ayunan ke belakang +
Ilegal elemen dengan atau dari kaki di dalam +
palang
Elemen pass yang sampai di bawah vertikal Tidak
lebih dari dua kali dengan satu lengan diakui
oleh Juri
A
+
Lengan bengkok ketika menangkap yang + +
diikuti dengan elemen lepas
Kaki yang bengkok selama ayunan +
Setiap
kali

71
DAFTAR PUSTAKA

http://koni.or.id

Helmy Firmansyah, 2006. Terjemah Code of Points For Men’s Artistic Gymnastics
International Gymnastics Federation.

72

You might also like