You are on page 1of 3

KALIMAT AMBIGU

Disusun oleh : Afianto Kurniawan (02)


Dwi Raindy (25)
Ika Bayu (29)
Irfan Faisal (31)

SMAN 7 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN


2011/2012 XI.IA-5
A. Pengertian Kalimat Ambigu

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Balai Pustaka .1998) Kita berhadapan dengan dua
pengertian abmbiguitas yang berkaitan dengan ujaran. Pertama, sifat atau hal yang berarti dua;
kemungkinan yang mempunyai dua pengertian.

Kedua, kemungkinan adanya makna lebih dari satu dalam sebuah kata, gabungan kata,
atau kalimat. Jadi kalimat ambigu adalah Kalimat yang mempunyai tafsiran lebih dari satu atau
bermakna ganda

Hal – hal yang menyebabkan suatu kalimat menjadi ambigu:

1) Pelepasan kata
2) Keterangan mendahului
3) Kontaminasi kerancuan
4) Letak jeda
5) Asal usul

 Secara fonetik kegandaan makna terjadi karena adanya persamaan bunyi pada sebagian
suku katanya.

Contohnya:

'beruang' bisa bermakna orang yang mempunyai uang atau nama binatang

 Secara leksikal kegandaan makna terjadi karena adanya dua kata yang memiliki bentuk
yang sama.

Contohnya :

'genting' bisa bermakna gawat atau nama atap.

 Secara gramatikal kegandaan makna terjadi karena kata itu bergabung dengan kata-kata
lain dan umumnya berbentuk kalimat.

Contohnya :

1. Istri pegawai yang gemuk itu berasal dari Surabaya.


2. Saya telah memiliki buku sejarah demokrasi yang baru.
3. Sumbangan kedua sekolah itu telah kami terima.

Kalimat-kalimat di atas memiliki makna ambigu (ganda) sehingga dapat membingungkan


orang yang membacanya.
Pada kalimat 1, siapakah yang gemuk, pegawai atau isteri pegawai? Kalimat itu memang
mengandung dua makna:

 pertama, yang gemuk adalah pegawai; atau


 kedua. yang gemuk adalah isteri pegawai.

Pada kalimat 2, apanya yang baru, bukunya, sejarahnya, atau demokrasinya? Kalimat itu bisa
bermakna ambigu:

 pertama, bukunya yang baru;


 kedua, sejarahnya yang baru; dan
 ketiga, demokrasinya yang baru.

Pada kalimat 3, juga terdapat makna ambigu:

 pertama. ada dua kali sumbangan yang diberikan oleh sekolah itu; atau
 kedua. ada dua sekolah yang menyumbang.

Untuk menghindari ambiguitas makna, kalimat 1 dapat dirumuskan sbb.:

1. Jika yang gemuk adalah isteri pegawai, maka dapat ditulis sbb.: Istri-pegawai yang
gemuk itu berasal dari Surabaya. Penggunaan tanda hubung (-) dapat memperjelas
bahwa kedua kata itu (isteri dan pegawai) merupakan satu kesatuan, sehingga kalimat itu
bermakna yang gemuk adalah istri pegawai. Atau dapat pula dirumuskan sbb.: Pegawai
yang isterinya gemuk itu berasal dari Surabaya.
2. Jika yang gemuk adalah pegawainya, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pegawai yang gemuk itu istrinya dari Surabaya.

Untuk kalimat 2:

1. Jika yang baru adalah bukunya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku-sejarah-demokrasi
yang baru, atau Saya telah memiliki buku baru tentang sejarah demokrasi.
2. Jika yang baru adalah sejarahnya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku tentang sejarah-
demokrasi yang baru.
3. Jika yang baru adalah demokrasinya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku sejarah
tentang demokrasi yang baru.

Untuk kalimat 3:

1. Jika yang dimaksud ada dua kali sumbangan, ditulis sbb.: Sumbangan yang kedua
sekolah itu telah kami terima.
2. Jika yang maksud ada dua sekolah yang menyumbang, ditulis sbb.: Sumbangan kedua-
sekolah itu telah kami terima.

You might also like