You are on page 1of 5

Aspek Hukum Dalam Ekonomi

Pengertian Hukum mengandung makna yang luas meliputi semua peraturan .Para ahli sarjana
hukum memberikan pengertian hukum dengan melihat dari berbagai sudut yang berlainan dan
titik beratnya,
Contohnya:
 Menurut Van Kan
Hukum merupakan keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia di dalam masyarakat.
 Menurut Utrecht
Hukum merupakan himpunan peraturan (baik berupa perintah maupun larangan) yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat
yang bersangkutan. Oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan
tindakan dari pihak pemerintah.
 Menurut Wiryono Kusumo
Hukum adalah merupakan keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur tata tertib di dalam masyarakat dan terhadap pelanggarnya umumnya
dikenakan sanksi.

Hukum memiliki beberapa unsur, yaitu :


 Adanya peraturan/ketentuan yang memaksa
 Berbentuk tertulis maupun tidak tertulis
 Mengatur kehidupan masyarakat
 Mempunyai sanksi

Peraturan yang mengatur kehidupan masyarakat mempunyai dua bentuk yaitu tertulis dan tidak
tertulis. Peraturan yang tertulis sering disebut perundang undangan tertulis atau hukum tertulis
dan kebiasan-kebiasaan yang terpelihara dalam kehidupan masyarakat. Sedang Peraturan yang
tidak tertulis sering disebut hukum kebiasaan atau hukum adat.
Hukum ekonomi adalah suatu hubungan sebab akibat atau pertalian peristiwa ekonomi yang
saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan ekonomi sehari-hari dalam
masyarakat.

Sumber-sumber Hukum Bisnis pada Aspek Hukum dalam Ekonomi


Setidaknya ada empat sumber hukum bisnis pada aspek hukum dalam ekonomi, yaitu:
1. Perundang-undangan
Perundang-undangan dalam hal ini meliputi undang-undang peninggalan Hindia Belanda
di Indonesia pada masa lampau, namun masih dianggap berlaku dan sah hingga saat ini
berdasarkan atas peralihan UUD 1945, misalya ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
KUHD (Kitab Undang-undang Hukum Dagang). Selain itu juga perundang-undangan
yang termaktub mengenai perusahaan di Indonesia, berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 yang terus dilaksanakan dan dikembangkan hingga saat ini.
2. Kontrak Perusahaan
Kontrak perusahaan atau yang biasa juga disebut dengan perjanjian selalu ditulis dan
dianggap sebagai sumber utama hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
kesepakatan. Apabila saat tertentu terjadi perselisihan antara pihak-pihak terkait, dalam
hal ini saat kontrak perusahaan masih berlaku, maka penyelesaian dapat dilakukan
melalui perdamaian, arbitase, atau pengadilan umum sekali pun jika tidak ditemui
penyelesaian yang jelas. Tentunya kontrak perusahaan ini yang akan memberikan
pertimbangan tertentu sekaligus secara jelas akan mempengaruhi putusan. Karena secara
jelas semua menyangkut kontak dan ketentuannya telah tercantum dalam kontrak
tersebut.
3. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah sumber hukum perusahaan yang dapat diikuti oleh pihak-pihak
terkait. Hal ini akan mengisi kekosongan hukum, terutama jika terjadi suatu sengketa
terkait pemenuhan hak dan kewajiban. Secara otomatis, yurisprudensi ini akan
memberikan jaminan perlindungan atas kepentingan pihak-pihak, terutama bagi mereka
yang berusaha di Indonesia.
4. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan sumber hukum khusus yang tidak tertulis secara formal. Kebiasaan
sebagai sumber hukum dapat diikuti pengusaha tatkala peraturan mengenai pemenuhan
hak dan kewajiban tidak tercantum dalam undang-undang dan perjanjian. Karena itulah
kebiasaan yang telah berlaku dan berkembang di kalangan pengusaha dalam menjalankan
perusahaan dengan lazim menjadi panutan untuk mencapai tujuan sesuai kesepakatan.
Kebiasaan yang biasanya dapat menjadi acuan bagi perusahaan adalah yang memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a) Perbuatan yang bersifat perdata.
b) Mengenai hak serta kewajiban yang seharusnya dipenuhi.
c) Tidak bertentangan dengan undang-undang atau kepatuhan yang ada.
Diterima oleh pihak-pihak secara sukarela karena telah dianggap sebagai hal yang
logis dan patuh.
d) Menuju akibat hukum yang dikehendaki oleh pihak-pihak.

PENGERTIAN HUKUM EKONOMI


Hukum ekonomi adalah suatu hubungan sebab akibat atau pertalian peristiwa ekonomi
yang saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan ekonomi sehari-hari dalam
masyarakat.
Lahirnya hukum ekonomi disebabkan oleh semakin pesatnya pertumbuhan dan
perkembangan perekonomian. Di seluruh dunia hukum yang berfungsi mengatur dan membatasi
kegiatan-kegiatan ekonomi dengan harapan pembangunan perekonomian tidak mengabaikan
hak-hak dan kepentingan masyarakat. Rochmat Soemitro memberikan definisi, hukum ekonomi
merupakan sebagian keseluruhan norma yang dibuat oleh pemerintah atau penguasa sebagai satu
personifikasi dari masyarakat yang mengatur kehidupan ekonomi di mana saling berhadapan
kepentingan masyarakat. Sedang Sunaryati Hartono menyatakan hukum ekonomi indonesia
adalah keseliruhan kaidah-kaidah dan putusan-putusan hukum yang secara khusus mengatur
kegiatan dan kehidupan ekonomi di Indonesia.
Menurut Sunaryati Hartono, hokum ekonomi adalah penjabaran hokum ekonomi pembangunan
dan hokum ekonomi social, sehingga hokum ekonomi tersebut mempunyai dua aspek yaitu :
1. Aspek pengaturan usaha-usaha pembangunan ekonomi
2. Aspek pengaturan usaha-usaha pembagian hasil pembangunan ekonomi secara merata di
antara seluruh lapisan masyarakat.

Hukum ekonomi dapat dibedakan menjadi dua yaitu :


1) Hukum ekonomi pembangunan, adalah yang meliputi pengaturan dan pemikiran hokum
mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi Indonesia secara
nasional.
2) Hukum ekonomi social, adalah yang menyangkut pengaturan pemikiran hokum mengenai
cara-cara pembagian hasil pembangunan ekonomi nasional secara adil dan martabat
kemanusiaan (hak asasi manusia) manusia Indonesia.

Sementara itu, hokum Indonesia menganut asas sebagai berikut :


1) Asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME,
Hal ini berarti bahwa segala usaha dan kegiatan hukum nasional dijiwai,
digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral dan
etik hukum.
2) Asas manfaat,
Yaitu
segala upaya dalam penyelenggaraan dalam setiap kegiatan manusia yang
memberikan manfaat sebesar besarnya demi kepentingan manusia itu sendiri.
pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan untuk kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umum (dalam hal
pajak)
3) Asas demokrasi Pancasila,

Asas demokrasi dapat diartikan sebagai landasan atau pegangan dalam menilai dan
melakukan sesuatu sesuai sifat landasan itu yang demokrasi.

Asas demokrasi dibedakan menjadi dua, yaitu:


a. Adanya partisipasi dan dukungan rakyat terhadap pemerintah
b. Adanya penghargaan dan jaminan Hak Asasi Manusaia (warga negara)

4) Asas adil dan merata,


5) Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam perikehidupan,
6) Asas hukum,
7) Asas kemandirian,
8) Asas keuangan,
9) Asas ilmu pengetahuan,
10) Asas kebersamaan, kekeluargaan, keseimbangan, dan kesinambungan dalam kemakmuran
rakyat,
11) Asas pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, dan
12) Asas kemandirian yang berwawasan kenegaraan.

You might also like