You are on page 1of 21

Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Radioisotop yang sering digunakan dalam berbagai bidang kebutuhan


manusia seperti bidang kesehatan, pertanian, hidrologi dan industri, pada
umumnya tidak terdapat di alam, karena kebanyakan umur paruhnya relatif
pendek. Radioisotop dibuat di dalam suatu reaktor nuklir yang mempunyai
kerapatan (fluks) neutron tinggi dengan mereaksikan antara inti atom tertentu
dengan neutron. Selain itu, radioisotop dapat juga diproduksi menggunakan
akselerator melalui proses reaksi antara inti atom tertentu dengan suatu partikel,
misalnya alpha, neutron, proton atau partikel lainnya.

Dalam proses lebih lanjut, ternyata radioisotop juga sering digunakan di


dalam proses fisiologis hewan. Seperti halnya untuk mengetahui jalur
metabolisme dan juga untuk mngetahui pergerakan dari hewan-hean tersebut.

Berhubung tidak dilaksanakannya praktikum mengenai manfaat


radioisotop dalam fisiologis hewan ini maka dilaksanakanlah penyusunan
makalah mengenai kegunaan radioisotop dalam fisiologi hewan.

I.2. Tujuan

Penyusunan makalah Radiobiologi mengenai kegunaan radioisotop dalam


fisiologi hewan ini adalah untuk:

 Mengetahui manfaat dari radioisotop dalam fisiologis hewan


 Mengetahui berebagi penelitian mengenai radioisotop dalam fisiolgi
hewan
 Mengetahui prinsip-prinsip dasar dari penggunaan radioisotop dalam
fisiologi hewan.

1
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Definisi Radioisotop

Unsur radioaktif (radioisotop) adalah unsur yang bersifat tidak stabil


sehingga secara spontan dan terus menerus memancarkan radiasi dalam bentuk
pasrtikel atau gelombang elektromagnetik. Unsur yang tidak stabil setelah
mencapai umur tertentu akan mencapai kondisi stabil dan bersifat tidak radioaktif.

II.2. Kegunaan Radioisotop

Terdapat banyak kegunaan dari radioisotop dalam kehidupan manusia


diantaranya:

A. Bidang Kesehatan
Radioisotop dapat digunakan untuk radioterapi, seperti larutan iodium-131
(Na131l)untuk terapi kelainan tiroid dan fosfor-32 (Na2H32PO4) yang
merupakan radioisotop andalan dalam terapi polisitemia vera dan
leukemia. Selain, itu radioisotop juga dapat digunakan untuk
radiodiagnosis seperti teknesium-99m (Na99mTcO4) untuk diagnosis fungsi
dan anatomis organ tubuh, sedangkan studi sirkulasi dan kehilangan darah
dapat dilakukan dengan radioisotop krom-51 (Na2 51CrO4).

B. Bidang Pertanian
Radioisotop yang digunakan sebagai perunut dalam penelitian efisiensi
pemupukan tanaman adalah fosfor-32 (32P). Teknik perunut dengan
radioisotop akan memberikan cara pemupukan yang tepat dan hemat.

C. Bidang Hidrologi

2
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

Natrium-24 (24P) merupakan radioisotop yang sering digunakan untuk


mengukur kecepatan laju dan debit air sungai, air dalam tanah dan
rembesan. Kebocoran dam serta pipa penyalur yang terbenam dalam tanah
dapat dideteksi menggunakan radioisotop iodium-131 dalam bentuk
senyawa CH3131l, sedangkan lokasi dumping, asal/pola aliran sedimen dan
laju pengendapan dapat diukur menggunakan krom-51 dan brom-82
masing-masing dalam bentuk senyawa K251Cr2P7 dan K82Br.

D. BidangIndustri

Teknik radiografi merupakan teknik yang sering dipakai terutama pada


tahap-tahap konstruksi. Pada sektor industri minyak bumi, teknik ini
digunakan dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa
minyak/gas serta instalasi kilang minyak. Selain bagianbagian konstruksi
besi yang dianggap kritis, teknik ini digunakan juga pada uji kualitas las
dari ketel uap tekanan tinggi serta uji terhadap kekerasan dan keretakan
pada konstruksi beton. Radioisotop yang sering digunakan adalah kobal-
60 (60Co). Dalam bidang industri, radioisotop digunakan juga sebagai
perunut misalnya untuk menguji kebocoran cairan/gas dalam pipa serta
membersihkan pipa, yang dapat dilakukan dengan menggunakan
radioisotop iodoum-131 dalam bentuk senyawa CH 3131l. Radioisotop seng-
65 (65Zn) dan fosfor-32 merupakan perunut yang sering digunakan dalam
penentuan efisiensi proses industri, yang meliputi pengujian homogenitas
pencampuran serta residence time distribution (RTD). Sedangkan untuk
kalibrasi alat misalnya flow meter, menentukan volume bejana tak
beraturan serta pengukuran tebal material, rapat jenis dan penangkal petir
dapat digunakan radioisotop kobal-60, amerisium-241 (241Am) dan
cesium-137(137Cs)

3
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

II.3. Penggunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan

II.3.1. Prinsip Dasar dan Mekanisme Penggunaan Radioisotop dalam


Fisiologi Hewan

Berkat radiasi yang dipancarkan maka setiap unsur radioisotop


yang memasuki tubuh hewan, manusia ataupun tanaman dapat diikuti jejak
dan perilakunya. Keberadaan suatu unsur dalam tubuh hewan, manusia
ataupun tanaman dinyatakan oleh kandungan radioaktifannya pada
jaringan atau organ baik kuantitatif maupun kualitatif.

A. Penyebaran Biologi dan Metabolisme Unsur atau Senyawa


Tertentu

Untuk mempelajari prilaku suatu jenis unsur makro ataupun


mikro dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk radioisotop unsur
tersebut.

Contoh : unsur yodium sangat dibutuhkan oleh tubuh hewan


mamalia untuk penbentukan hormon tiroksin yang berlangsung dalam
kelenjar gondok . Mengingat sifat biologi dan kimiawi unsur I dan
radionuklida I-131 adalah sama maka radioisotop [ I-131] dapat
mengungkapkan meulai dari penyerapan, penyebaran biologi sampai
metabolisme dalam waktu yang relatif cepat.

B. Jalur Metabolisme Suatu Unsur atau Senyawa Tertentu

Perilaku biologi dan kimia radionuklida ca_45 sejak dari


makanan sampai ke sekresei air susu pada hewan telah mencerminkan
dengan jelas dan pasti jalur metabolisme unsur makro kalsium.
Demikian halnya dengan perilaku senyawa- senyawa penting yang lain
atau vitamin dalam tubuh hewan dapat diamati dengan mudah dan
pasti dengan menggunakan senyawa-senyawa bertandannya yang
radioaktif.

4
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

C. Pengikatan Suatu Unsur Tertentu pada Jaringan Tubuh

Dengan bantuan radio isotop P-32 maka penyebaran biologi


unsur P yang berasal dari makanan sampai dan teriat di jaringan tulang
tengkorak dapat dipecahkan dengan jelas,

D. Pelaluan Plasenta Suatu Unsur Tertentu.

Seperti diketahui bahwa pada masa kehmilan plasenta dapat


berfungsi sebgai penghalang untuk suatu unsur tertentu sehingga tidak
dapat masuk ke fetus. Maka tingkat pelaluan plasenta suatu unsur atau
senyawa tertentu baik yang berguna maupun yang merugikan terhadap
fetus dapat dengan jelas diketahui berkat bantuan radio isotop unsur-
unsur ataupun senyawa bertanda yang dimaksudkan.

E. Mempelajari Perilaku Ekologi Serangga atau Hewan Kecil

Tubuh serangga atau hewan kecil yang menggandung


(membawa) radioisotop dengan tingkat keradioaktifan kecil, akan
dapat dikuti atau dilacak perilaku dan gerak- geriknya. Informasi
penting dapat membantu memecahkan aspek ekologi organisme
tersebut . Dalam hal ini teknik penandaan atau tagging dapat dilakukan
antara lain:

- secara kontak langsung, yaitu dengan mengoleskan larutan


isotop yang diperlukan ke tubuh serangga atau hewan kecil itu
- dengan cara memberikan larutan radioisotop seperlunya ke
media makanan atau minuman organisme yang dimaksudkan
- dengan cara memberikan larutan radioisotop seperlunya
ketempat habitat dimana organisme itu hidup pada masa larva,
kepompong atau imago.

Macam informasi perilaku ekologi serangga (hewan) yang


dapat diperoleh secara demikian ini antara lain: jarak terbang, luas

5
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

penyebaran, preferensi makanan, penentuan predator dan


sebagainya

II.3.2. Jenis Radioisotop yang Sering Digunakan dalam Fisiologi


Hewan

Jenis radioisotop yang sering digunakan di dalam fisiologi hewan


adalah :

- iodium-131 (Na131l) untuk terapi


kelainan tiroid
- Fosfor-32 (Na2H32PO4) yang merupakan radioisotop andalan
dalam terapi polisitemia vera dan leukemia.
- radiodiagnosis seperti teknesium-99m (Na99mTcO4) untuk
diagnosis fungsi dan anatomis organ tubuh, sedangkan studi
sirkulasi dan kehilangan darah dapat dilakukan dengan
radioisotop krom-51 (Na2 51CrO4).
- ca_45 sejak dari makanan sampai ke sekresei air susu pada
hewan telah mencerminkan dengan jelas dan pasti jalur
metabolisme unsur makro kalsium
- isotop C 13 untuk menandai pola pergerakan dari Siput
- N 15 untuk menandai pola persebaran dari Gastropoda
- C 14 untuk mendeteksi proses metabolisme protein pada
Ruminansia
- Isotop isotop dari carbon, hidrogen, nitrogen dan iodine
lainnya, digunakan dalam pembelajaran alam liar mengenai
pola makan, pola metabolisme dan kestabilan air.

6
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

BAB IV

PENGGUNAAN RADIOISOTOP DALAM TEHNIK TAGGING PADA


HEWAN HEWAN

IV.1. Teknik Tagging

Ratusan jenis tumbuhan dan satwa liar (TSL) yang dilindungi hidup di luar
habitat aslinya (ex-situ) dan tersebar dimiliki oleh perorangan, masyarakat,
lembaga konservasi dan perusahaan penangkaran. Masalahnya, kepemilikan
tumbuhan dan satwa liar  tersebut, baik hidup, mati, maupun organ-organnya,
tidak tercatat secara benar dan rapi.

Keadaan ini diperburuk dengan belum adanya pembakuan sistem


penandaan. Akibatnya, pemantauan dan penegakan hukum menjadi kian sulit.
Telah banyak diakui upaya ini bisa melengkapi pelestarian in-situ. Lagipula,
pemberian tanda ini ibarat kartu identitas bagi status dilindungi dari satwa yang
dikoleksi.

Upaya pembekalan bagi sumber daya manusia, pengadaan sa-rana dan


prasarana penandaan sudah dilakukan. Beragam pi-ranti untuk penandaan TSL
pun telah ada.

Inti dari semua bentuk penandaan itu untuk memberikan iden-titas yang
relatif tetap, tidak mudah hilang/lepas dan berkekua-tan hukum melalui sertifikat
atau Berita Acara Penandaan yang disahkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya
Alam (KSDA). Mengingat pentingnya kepastian status hukum TSL, maka
kegiatan penandaan hendaknya menjadi salah satu prioritas bagi Balai KSDA
yang di wilayahnya terdapat individu, lembaga konservasi, penangkar, dan pusat
penyelamatan satwa (PPS) yang mengoleksi satwa liar.

7
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

Dengan adanya penandaan TSL dilindungi itu akan menjamin pemantauan


yang tepat serta mendukung upaya pengenda-lian dan penegakan hukum  bagi
populasinya. Mengingat be-gitu banyak satwa dan tumbuhan yang dilindungi,
maka perlu adanya prioritas bagi pemberian tanda, antara lain:

  Mamalia besar, seperti: harimau sumatera, badak, gajah, beruang, dan


lumba-lumba,
  Mamalia kecil, terutama: kuskus, tarsius, kangguru dan trenggiling,
  Burung
  Reptilia dan amfibia, terutama: komodo, buaya, ular dan penyu,
  Ikan, terutama: arwana (Scleropages formosus) dan arwana irian
(Scleropages jardini),
  Terumbu karang hasil transplantasi. 

A. Metode Penandaan
Tanda dipasang pada satwa liar dilindungi yang telah mati—berupa
opsetan atau awetan utuh dan bagian-bagian tubuh tertentu, dan satwa
yang hidup.
Opsetan utuh
Mamalia, Penanda berupa anting (ear tag) di telinga, terbuat dari logam,
karet atau plastik. Pada pejantan, anting di-pasang di telinga kanan;
sedangkan betina, di telinga kiri. 
Burung, Tanda berupa cincin atau gelang (ring) yang dipasang di kaki,
terbuat dari logam dengan ukuran yang sesuai tubuh. 
Reptilia dan Amfibia, Penanda dapat berupa self-piercing tag, wire on fish
tag atau lock-seal tag dan cincin. Biasanya terbuat dari logam dan/ atau
plastik.

8
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

Opsetan bagian-bagian tubuh


Untuk opset bagian-bagian tubuh satwa, seperti kulit (terkecuali kulit
buaya menggunakan penanda baku CITES), gading, tanduk, cula, kuku,
taring dan derivat lainya dilakukan dengan sertifikasi. 
Selain itu, hal paling lazim dijumpai adalah spesies satwa yang dilindungi
dipelihara dalam keadaan hidup. Berikut ini cara penandaan bagi satwa
yang masih hidup.

 Mamalia besar; penandaan dengan tato dan transponder.


 Burung; berupa cincin (ring) pada kaki, penanda sayap (wing marker)
dan pemasangan transponder.
 Reptilia dan Amfibia; ditandai dengan tag/band pada bagian tubuh
tertentu (misal: pada penyu dipasang pada flipper kiri dan ka-nan dan
pada buaya di ujung ekor), cincin pada kaki (misal: pada varanus atau
soa-soa) terbuat dari logam dan pemasangan transponder.
 Ikan; penandaan hanya dengan pemasangan transponder pada bagian
belakang insang atau perut bagian depan.

B. Piranti Penandaan
Untuk penandaan dibutuhkan sejumlah alat dan ba-han sesuai dengan
tanda yang hendak dipasang pada satwa.

 Cincin; pemasangan cincin dengan tang. Ada juga tang untuk merapikan
atau membuka cincin yang telah terpasang. Cincin biasanya terdiri dari
berbagai ukuran terbuat dari logam atau plastik.
 Anting; anting dipasang dengan bantuan aplikator anting. Tanda anting
bisa terbuat dari logam atau plastik. 
 Penanda sayap; tanda dipasang dengan aplikator penjepit. Penanda sayap
terbuat dari plastik tertentu dengan berbagai ukuran sesuai besar-kecilnya
burung dan kancing pen-jepit. 

9
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

 Tato; dibutuhkan mesin dan perlengkapan untuk membuat tato dengan


bahan tinta tato.
 Transponder; penanda ini berupa microchip dan diperlukan pem-baca
kode pada microchip (reader). Microchip terse-dia dalam berbagai ukuran.
Reader adalah alat untuk membaca kode/nomor chip yang sudah dipasang
pada satwa; sementara aplikator untuk memasukkan chip ke satwa yang
berisi kode 9 digit angka, contoh: AVID 123456789.

C. Teknik Penandaan 
Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. 35/IV-KKH/2004, tentang
Penandaan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar Dilindungi (Hidup atau Mati)
di Luar Habitatnya (ex-situ), telah mengatur bentuk tanda dan cara
penandaanya untuk setiap satwa yang dikoleksi. Peraturan ini mencakup
pemberian tanda untuk satwa awetan maupun yang masih hidup.
Cara menandai kelompok atau jenis satwa liar yang dilindungi dalam
bentuk opsetan atau awetan, sebagai berikut:

 Mamalia ditandai dengan anting. Cara penandaan: pejantan, anting


dipasang di telinga kanan sedangkan betina, di telinga kiri,
 Burung dengan tanda cincin pada kaki kiri atau kanan,
 Penyu, ditandai dengan tag standar SEAFDEC yang dikenakan pada sirip
kiri atau kanan,
 Ular menggunakan tanda wire on fish tag, yang di-pasang pada tubuh yang
mudah terlihat, aman bentuk asli opsetan dan estetika,
 Buaya, menggunakan lockseal (modifikasi tanda CITES/Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora)
yang di-pasang pada pangkal ekor atas,
 Soa-soa dan biawak, ditandai dengan cincin pada kaki belakang.

10
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

Untuk satwa liar yang masih hidup, penandaan dilaku-kan dengan cara
sebagai berikut:

Harimau sumatera, beruang, dan primata 


Ditandai dengan dua bentuk penanda:
Tato; Harimau dibius. Kaki belakang bagian dalam dicukur rambutnya
sampai bersih, lalu disteril-kan dengan alkohol 70 persen dan dibersihkan
dengan betadine. Pada kulit yang sudah dibersi-hkan, ditulis nomor
induk/studbook yang sudah ditentukan dengan alat penato. Setelah selesai
penulisan diberi antiseptik dan alkohol lalu di-olesi salep antibiotik. Untuk
harimau jantan dan primata jantan, tato ditoreh pada bagian dalam paha
kanan, sementara si betina pada bagian dalam paha kiri,
Transporder; ada scapula harimau yang telah terbius dibersihkan dengan
alkohol. Lalu disuntikkan microchip di bawah kulit (subcutan). Setelah itu,
dibaca dengan reader.
Badak 
Ditandai dengan transporder. Cara penandaan: badak dimasukkan ke
kandang jepit, kulit bawah telinga kiri dibersihkan dengan alkohol 70
persen, kemudian disuntikkan microchip. Dan, terakir dibaca dengan
reader.
Gajah 
Penanda untuk satwa ini berupa transporder. Gajah direstrain oleh perawat
satwa, kulit bawah telinga kirinya dibersihkan dengan alkohol 70 persen,
ke-mudian microchip disuntikkan, lalu dibaca dengan reader.
Lumba-lumba 
Penandaan hewan ini dilakukan dengan memasang transporder. 
Kuskus 
Satwa ini ditandai dengan transporder. Sebelum dipasang tanda, kuskus
direstrain dengan cara me-megang kepala dan ekornya. Pada scapulanya,
yang akan disuntikkan microchip, dibersihkan dengan alkohol 70 persen.

11
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

Lantas microchip disuntikkan di bawah kulit (subcutan), kemudian dibaca


dengan reader.
Kangguru 
Seperti halnya kuskus, hewan berkantong ini ditan-dai dengan transporder.
Kangguru direstrain dengan cara diangkat ekornya, kemudian pegang leher
dan kaki belakangnya. Cara pemasangan microchip sama dengan kuskus.
Tarsius dan trenggiling 
Penanda kedua jenis satwa ini berupa transporder. Untuk tarsius harus
hati-hati saat restrain. Pemasan-gan microchip tidak berbeda dengan
kangguru.
Burung 
Terdapat tiga bentuk tanda bagi satwa ini, yaitu:
Cincin; urung dipegang dengan cara yang aman. Pada burung jantan
cincin dipasang di kaki kanan dan burung betina di kaki kiri,
Penanda sayap; burung dipegang dengan aman. Kemudian, sayapnya
dibuka dan bagian yang tidak berpembu-luh darah dibersihkan dengan
alkohol 70 persen, lalu dipasang penanda sayap yang direkatkan dengan
aplikator,
Transporder; burung dipegang secara aman. Kemudian dibaringkan
terlentang, dada kiri dibersihkan dengan alkohol 70 persen, lalu
disuntikkan microchip.
Buaya 
Ada dua jenis tanda untuk hewan ini:
Tag atau band yang terbuat dari plastik dan dipasang pada ekor,
Transporder, buaya direstrain manual, kulit bagian atas pangkal ekor
dibersihkan dengan alkohol 70 persen, kemudian disuntikkan microchip.
Komodo 
Seperti buaya, komodo juga diberi tanda dengan transporder. Cara
pemasangannya sama dengan pada buaya.

12
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

Ular 
Penandaan satwa ini sama dengan komodo, yaitu dengan transporder.
Hanya saja, microchip pada ular dipasang pada kulit bagian dorsal 1/3
badan arah kepala.
Penyu 
Penyu ditandai dengan tag modifikasi SEAFDEC, yang dipasang ditepi
tempurung atau karapas. Tag bisa juga dipasang pada sirip kiri atau kanan
den-gan menggunakan aplikator.

IV.2. Radioisotop yang Digunakan dalam Tehnik Tagging

Ada beberapa jenis isotop yang sering digunakan dalam penelitian


fisiologis hewan. Termasuk di dalamnya adalah teknik penandaan atau
tagging pada hewan.

Diantaranya adalah isotop C 13 dan N 15.

ISOTOP C 13

(13
Karbon-13 C) merupakan isotop alami yang stabil, dan merupakan
salah satu isotop lingkungan. Dan merupakan salah satu penyusun karbon
ddi dunia ini, diperkirakan di bumi ini terdapat 1.1% carbon C13 dari
keseluruhan karbon yang ada di bumi.

Deteksi oleh spektroskopi NMR

Dikarenakan intinya yang merupakan inti yang berputar, isotop ini


menanggapi resonansi frekuensi radio (RF) sinyal. Penyerapan dan emisi
dari sinyal RF oleh inti dapat dipantau dan dideteksi menggunakan
spektroskopi resonansi magnetik nuklir, yang paling umum dikenal
sebagai spektroskopi NMR . Yang dimana teknik ini memberikan
informasi mengenai identitas dan jumlah atom berdekatan dengan atom

13
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

lain di dalam molekul, sehingga memberikan petunjuk struktur molekul


organik dari suatu unsur.

13
Dalam NMR biologis , protein bisa sengaja diberi label dengan C (dan
biasanya nitrogen-15 ) untuk memfasilitasi struktur penentuan. Hal ini
dibuktikan dengan menumbuhkan mikroorganisme rekayasa genetika
untuk mengekspresikan protein, tapi bukannya media biasa, bakteri ini
tumbuh pada medium pertumbuhan dengan 13 C yang mengandung sumber
karbon, seperti glukosa, gliserol, asam piruvat, dll Dengan cara ini protein
dapat diproduksi yang diberi label dengan 13 C seragam (mendekati 100%),
sebagian, atau pada situs tertentu.

Deteksi dengan spektrometri massa

Sebuah spektrum massa dari senyawa organik biasanya akan mengandung


puncak kecil dari satu satuan massa lebih besar daripada puncak ion
molekul nyata (M). Ini dikenal sebagai puncak +1 M dan berasal karena
13
adanya atom C. Sebuah molekul mengandung satu atom karbon akan
diharapkan untuk memiliki puncak M +1 kira-kira 1,1% dari luas puncak
13 12
M sebagai 1,1% dari karbon akan atom C bukan C. Demikian pula
molekul yang mengandung dua atom karbon akan diharapkan untuk
memiliki puncak M +1 kira-kira 2,2% dari luas puncak M, karena ada dua
kemungkinan sebelumnya bahwa molekul akan mengandung atom C 13.

Dalam contoh di atas matematika dan kimia telah disederhanakan, namun


dapat digunakan secara efektif untuk memberikan jumlah atom karbon
untuk kecil sampai sedang molekul organik berukuran. Dalam rumus
berikut hasilnya harus dibulatkan ke integer terdekat .

Senyawa yang diperkaya dengan C13 digunakan dalam penelitian proses


metabolisme dengan cara spektrometri massa. Senyawa tersebut aman
13
karena mereka adalah non-radioaktif.. Selain itu, C digunakan untuk
mengukur protein (kuantitatif proteomik ). Satu aplikasi penting adalah

14
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

dalam pelabelan isotop stabil dengan asam amino pada kultur sel atau
SILAC.

Penggunaan dalam ilmu bumi

13
Karena serapan diferensial di pabrik serta karbonat laut dari C, adalah
mungkin untuk menggunakan tanda tangan isotopik dalam ilmu bumi.
13
Dalam geokimia air, dengan menganalisis δ C nilai dan tanah air
permukaan sumber air dapat diidentifikasi.. Hal ini disebabkan oleh fakta
bahwa atmosfer, karbonat, dan tanaman berasal δ 13 C nilai semua berbeda
sehubungan dengan Pee Dee Belemnite (PDB) standar.

ISOTOP N 15

IV.3. Penelitian Terkait

IV.3.3. Contoh-contoh Penelitian Mengenai Kegunaan Radioisotop


dalam Fisiologi

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui tentang


kegunaan radioisotop di dalam fisiologis hewan yakni diantaranya.

A. Penelitian yang dilakukan oleh Gannes

Gannes melakukan berbagai penelitian mengenai kegunaan


radioisotop di dalam fisiologi hewan. Diantaranya adalah
Kegunaan Isotop Stabil dalam Ekologi Hewan dan Dan Potensi
Penggunaan Isotop Stabil di dalam Ekologi Fisiologi Hewan.

Gannes melakukan serangkaian eksperimen untuk mengetahui


kegunaan radioisotop dalam fisiologi hewan terutama dalam
ekologi. Di dalam ekologi ini, radioisotop digunakan untuk

15
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

mengetahui rekam jejak, dan juga pola pergerakan dari hewan-


hewan tersebut. Dengan memanfaatkan radiasi dari isotop yang ada
pada tubuh hewan tersebut, Gannes dapat mengetahui letak
keberadaan dari hewan-hewan tersebut dan dapat menganalisis asal
mula dari hewan tersebut.

B. Penelitian yang dilakukan oleh Anna Loraine

Anna Loraine melakukan penelitian terhadap gastropoda di


perairan Belgia. Dimana Anna Loraine melakukan studi mengenai
proses perjalan isotop N 15 di dalam jalur metabolisme protein
pada Pecten maximus. Sedangkan sebagi pembandingnya, Anna
Loraine juga melakukan studi mengeni proses perjalanan isotop C
14 , untuk mengetahui jalur metabolisme gula pada Pecten
maximus.

Selain penelitian yang telah dilakukan oleh Gannes dan juga Anna
Loraine, radioisotop dalam fisiologi hewan, sering dimanfaatkan oleh
orang-orang yang berkerja di dalam bidang Wildlife untuk melakukan
penandaan terhadap hewan-hewan tertentu.

IV.3.4. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Radioisotop dalam


Fisiologi Hewan

Kelebihan dari penggunaan radioisotop dalam fisiologis hewan


adalah:

- Memiliki waktu yang relatif cepat untuk memberikan gambaran


mengenai suatu proses metabolisme.
- Memiliki waktu yang relatif cepat untuk memberikan hasil diagnsis
terhadp sesutu hal misalnya saja dalam kedokteran hewan.
- Memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran yang jelas
mengenai metabolisme tubuh dari hewan.

16
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

- Radioisotop memiliki waktu paruh yang singkat, sehingga tidak


berbahaya pada tubuh hewan yang diberi perlakuan.

Sedangkan kekurangannya adalah :

- Biaya relatif mahal


- Apabila zat radioaktif terus berada dalam tubuh hewan dalam waktu
yang lama, akan menyebabkan mutasi pada tubuh hewan tersebut,
sehingga dapat mengakibatkan kerusakan-kerusakan faali pada
tubuhnya.
- Apabila terjadi radiasi berlebihan dari radioisotop yang ada pada
hewan tersebut, maka bisa mengenai molekul DNA dan
mengakibatkan kerusakan genome. Dengan adanya kerusakan genome
ini bisa mengakibatkan kesalahn dalam sintesis protein, dan lebih
parahnya lagi dapat mengakibatkan adanya sel-sel termutasi yang
dapat mengakibatkan kanker.

17
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

18
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

BAB III

KESIMPULAN

III.1. Kesimpulan

Dari paparan yang telah kami jelaskan diatas maka didapatkan


kesimpulan:

- Radioisotop sangat bermanfaat dalm proses analisa fisiologis hewan


- Radioisotop ini akan meberikan berbagai kemudahan dalam proses
analisis, marking, studi metabolisme, studi ekologi, dan juga dalam
proses penghasilan keturunan yang baik dari hewan-hewan tersebut,
- Meskipun begitu, ternyata ada juga kekurangan dari penggunaan
teknik radioisotop dalam tubuh hewan ini seperti halnya menimbulkan
sel sel yang termutasi, menyebabkan adanya kanker dan juga adanya
genome genome yang termutasi. Apabila ada genome genome yang
termutasi maka akan mengakibatkan kerusakan dan perubahan-
perubahan pada proses faali dari hewan-hewan tersebut.

19
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009.Kegunaan Radioisotop. Tersedia [Online]:


http://file.upi.edu/Direktori/D%20%20FPMIPA/JUR.%20PEND.
%20FISIKA/195708071982112%2020WIENDARTUN/4.Pemanfaatan
%20radioisotop%20sebagai%20perunut%20dalam%20sistem%20biolo.pdf Juli
2009

Sugiman.2005.Radioisotop. Tersedia[Online]: http://digilib.batan.go.id/e-


prosiding/File
%20Prosiding/Energi/SimposiumI_Radioisotop_1_08_1966/Data_artikel/Sugima
n-98.pdf Oktober 2005

Darmawan.2007. Radioisotop dan Material. Tersedia [Online]:


http://www.batan.go.id/ptkmr/SNKKLVI/images/Darmawan.pdf Juni 2007

Anonim.2009. Kegunaan Radioisotop. Tersedia


[Online]:http://rieztye.blogspot.com/2009/06/kegunaan-radioisotop.html Juni
2009

Anonim.2010. Kegunaan Radioisotop. Tersedia [Online] :


http://imperfectionists.wordpress.com/2010/10/17/kegunaan-radioisotop/. Oktober
2010

Loraine,Anna. 2005. N15 and C14 isotopes in sclallops for ecology and
physiology. Tersedia [Online]: http://hal.archives-
ouvertes.fr/docs/00/45/24/63/PDF/LorrainetalJEMBE_with_figures.pdf Mei 2005

Gannes.1997. Potential of Radioisotopes Uses in Anima Ecology and Physiology.


Tersedia [Online]http://users.iab.uaf.edu/~diane_obrien/pdf/gannes1997.pdf
Agustus 2000

http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Carbon-
13&ei=yuoKTYWJC4_OrQeMhJG9Cw&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum

20
Kelompok 4 2008
Kegunaan Radioisotop dalam Fisiologi Hewan 2010

=1&ved=0CB0Q7gEwAA&prev=/search%3Fq%3Disotop%2Bc13%26hl%3Did
%26sa%3DG%26prmd%3Divns

21
Kelompok 4 2008

You might also like