You are on page 1of 21

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian di Indonesia dewasa ini sangat memberikan kontribusi yang besar

dalam pelaksanaan perekonomian dunia. Indonesia yang dahulu hanyalah menjadi pemain kecil dalam

arus perdagangan dunia, kini telah berevolusi secara bertahap menjadi salah satu pemain kunci dalam

perekonomian Internasional. Hal ini terbukti dari berhasilnya Indonesia menjadi macan Asia Tenggara

serta terbentuknya sebuah pengakuan dimana indonesia kini menjadi pasar potensial dalam

perdagangan.

Pertumbuhan tersebut nampaknya dapat kita perjelas dengan menggunakan Produk domestik

bruto, dimana hal tersebut merupakan sebuah indikator yang sangat penting didalam suatu negara,

karena PDB dapat mengukur kesejahteraan suatu bangsa. Oleh karena itu penting rasanya untuk

mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhinya. Menurut teori terdapat empat faktor yang

mempengaruhi PDB, yaitu konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan net export. Selain itu

terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi keempat faktor diatas, seperti tingkat harga, tingkat

suku bunga, money supply, inflasi, nilai tukar antar negara.

Dalam hal ini, kami selaku team penyusun mencoba untuk mencari tahu apakah terdapat

sebuah hubungan yang crusial antara konsumsi dan investasi terhadap PDB. Penggunaan data BPS dan

sumber-sumber terkait dari internet sepanjang tahun 2005 hingga 2010 pada akhirnya mampu

memberikan sebuah jawaban jika ternyata memang terdapat sebuah hubungan yang crusial konsumsi

dengan investasi terhadap PDB.

1 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


b. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Memberikan sebuah gambaran jelas mengenai perubahan –perubahan GDP serta

faktor-faktor yang mempengaruhinya

2. Memberitahukan mengenai perkembangan investasi domestik yang ada di Indonesia

pada tahun sekitar 2006 hingga 2010

3. Memberikan gambaran mengenai perkembangan GDP Indonesia dari tahun 2006 hingga

2010

4. Meningkatkan pengetahuan kita dalam menganalisa sebuah kajian mengenai PDB yang

ada di Indonesia, khususnya yang didasari oleh perkembangan Investasi

5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi naik-turunnya sebuah iklim Investasi

dari sebuah Negara (Indonesia)

6. Pengenalan terhadap faktor-faktor penunjang lain dari GDP selain dari Investasi

7. Hubungan Investasi, dengan faktor lainnya dalam integrasinya terhadap GDP

8. Permasalahan yang sering muncul ketika investasi itu dijalankan dan cara penyelesaian

yang dapat dilakukan untuk menghindari permasalahan yang lebih panjang

2 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


c. Kegunaan

Adapaun kegunaan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Sebagai sebuah sarana pembelajaran bagi kami dalam membuat sebuah hasil karya

ilmiah yang berhubungan dengan perekonomian indonesia

2. Sebagai sebuah pengamalan terhadap civitas akademia Universitas 17 Agustus 1945

3. Sebagai bahan referensi bagi masyarakat khususnya pemerintah dalam menganalisa

serta membadingkan temuan-temuan maupun pengukuran yang telah mereka lakukan

sebelumnya mengenai PDB dan hubungannya dengan Investasi, baik dengan metode

yang sama dengan yang dilakukan oleh penulis maupun dengan metode lainnya

4. Sebagai bahan belajar bagi kami selaku mahasiswa Universitas Tujuh Belas Agustus 1945

dalam melakukan pembelajaran mengenai perkembangan dari PDB, khususnya yang

berhubungan dengan Investasi sebagai penggeraknya

3 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


LANDASAN TEORI

Definisi Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP)

Gross Domestic Product (GDP) merupakan sebuah mekanisme yang digunakan oleh

sebuah negara sebagai tolok ukur utama dalam menganalisa aktivitas tingkat perkembangan

ekonomi negaranya, namun pada hakikatnya GDP hanya mengukur semua jumlah produksi dari

suatu wilayah secara geografis.

Sedangkan menurut McEachern (2000:146), GDP artinya mengukur nilai pasar dari

barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam suatu negara

selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. GDP juga bisa digunakan untuk

membandingkan dan mempersandingkan perkembangan yang dicapai oleh sebuah negara dari

periode waktu ke periode waktu tertentu. Hal ini karena GDP memang didesain untuk mampu

menghitung jumlah produksi sebuah negara secara annual atau tahunan, sehingga terlihat

perbedaan yang ada.

Dalam mekanismenya Gross domestic product hanya mencakup barang dan jasa akhir,

yaitu barang dan jasa yang dijual kepada pengguna yang terakhir. Sedangkan untuk barang dan

jasa yang dibeli namun akan diproses kembali (Barang dan jasa intermediate) tidak termasuk

dalam hitungan GDP. Hal ini dikarenakan untuk mencegah adanya kesalahan berupa

penghitungan ganda atau double counting yang dilakukan oleh pemerintah.

4 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


Tipe-tipe GDP

Ada dua tipe GDP, yaitu :

1) GDP dengan harga berlaku atau GDP nominal, yaitu nilai barang dan jasa yang

dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun

tersebut.

2) GDP dengan harga tetap atau GDP riil, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan

suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu

yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun

lain.

Angka-angka GDP merupakan hasil perkalian jumlah produksi (Q) dan harga (P), kalau

harga-harga naik dari tahun ke tahun karena inflasi, maka besarnya GDP akan naik pula, tetapi

belum tentu kenaikan tersebut menunjukkan jumlah produksi (GDP riil). Mungkin kenaikan GDP

hanya disebabkan oleh kenaikan harga saja, sedangkan volume produksi tetap atau merosot.

Perhitungan GDP

Menurut McEachern (2000:147) ada dua macam pendekatan yang digunakan dalam

perhitungan GDP, yaitu:

1. Pendekatan pengeluaran, menjumlahkan seluruh pengeluaran agregat pada seluruh

barang dan jasa akhir yang diproduksi selama satu tahun.

5 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


2. Pendekatan pendapatan, menjumlahkan seluruh pendapatan agregat yang diterima

selama satu tahun oleh mereka yang memproduksi output tersebut.

GDP berdasarkan Pendekatan Pengeluaran.

Menurut McEachern (2000:149) untuk memahami pendekatan pengeluaran pada GDP,

kita membagi pengeluaran agregat menjadi empat komponen yaitu konsumsi, investasi,

pembelian pemerintah, dan ekspor netto. Kita akan membahasnya satu per satu.

1. Konsumsi, atau yang lebih dikenal sebagai pengeluaran terhadap pembelian suatu

barang, penggunaan suatu jasa oleh seseorang selama satu tahun. Contohnya : pembelian

bahan makanan, pembelian rokok, pembelian baju dsb.

2. Investasi, atau secara lebih spesifik investasi domestik swasta bruto, adalah belanja

pada barang kapital baru dan tambahan untuk persediaan. Contohnya : bangunan dan mesin

baru yang dibeli perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.

3. Pembelian pemerintah, atau secara lebih spesifik konsumsi dan investasi bruto

pemerintah, mencakup semua belanja semua tingkat pemerintahan pada barang dan jasa, dari

pembersihan jalan sampai pembersihan ruang pengadilan, dari buku perpustakaan sampai

upah petugas perpustakaan. Di dalam pembelian pemerintah ini tidak mencakup keamanan

sosial, bantuan kesejahteraan, dan asuransi pengangguran. Karena pembayaran tersebut

mencerminkan bantuan pemerintah kepada penerimanya dan tidak mencerminkan pembelian

pemerintah.

6 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


4. Ekspor netto, sama dengan nilai ekspor barang dan jasa suatu negara dikurangi

dengan impor barang dan jasa negara tersebut. Ekspor netto tidak hanya meliputi nilai

perdagangan barang tetapi juga jasa.

Dalam pendekatan pengeluaran, pengeluaran agregat negara sama dengan

penjumlahan konsumsi, C, investasi, I, pembelian pemerintah, G, dan ekspor netto, yaitu nilai

ekspor, X, dikurangi dengan nilai impor, M, atau (X-M). Penjumlahan komponen tersebut

menghasilkan pengeluaran agregat, atau

GDP: C + I + G + (X-M)

GDP berdasarkan Pendekatan Pendapatan.

Menurut McEachern (2000:151) pendapatan agregat sama dengan penjumlahan semua

pendaptan yang diterima pemilik sumber daya dalam perekonomian (karena sumber dayanya

digunakan dalam proses produksi). Sistem pembukuan double-entry dapat memastikan bahwa

nilai output agregat sama dengan pendapatan agregat yang dibayarkan untuk sumber daya

yang digunakan dalam produksi output tersebut: yaitu upah, bunga, sewa, dan laba dari

produksi.

Suatu produk jadi biasanya diproses oleh beberapa perusahaan dalam perjalanannya

menuju konsumen. Meja kayu, misalnya, mulanya sebagai kayu mentah, kemudian dipotong

oleh perusahaan pertama, dipotong sesuai kebutuhan mebel oleh perusahaan kedua, dibuat

meja oleh perusahaan ketiga, dan dijual oleh perusahaan keempat. Double counting dihindari

7 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


dengan cara hanya memperhitungkan nilai pasar dari meja pada saat dijual kepada pengguna

akhir atau dengan cara menghitung nilai tambah pada setiap tahap produksi. Nilai tambah dari

setiap perusahaan sama dengan harga jual barang perusahaan tersebut dikurangi dengan

jumlah yang dibayarkan atas input perusahaan lain.

Nilai tambah dari tiap tahap mencerminkan pendapatan atas pemilik sumber daya pada

tahap yang bersangkutan. Penjumlahan nilai tambah pada semua tahap produksi sama dengan

nilai pasar barang akhir, dan penjumlahan nilai tambah seluruh barang dan jasa akhir adalah

sama dengan GDP berdasarkan pendekatan pendapatan.

GDP = I + P + R + W

8 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


PEMBAHASAN

a. Konsep Dasar GDP

Menurut Wikipedia, GDP (Gross Domestic Product) atau yang biasa disebut PDB (Produk

Domestik Bruto) adalah nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam

wilayah dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda

dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri

yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu

negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor

produksi dalam negeri atau tidak

Pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung GDP dalam sebuah negara adalah

sebagai berikut:

1. Pendekatan pengeluaran, menjumlahkan seluruh pengeluaran agregat pada seluruh

barang dan jasa akhir yang diproduksi selama satu tahun

Pengeluaran agregat yang dimaksud dalam definisi diatas adalah empat komponen

utama pembentuk GDP sendiri, yaitu Investasi, Export-Import, Consumption, dan Expenditure.

Dalam pendekatan pengeluaran, pengeluaran agregat negara sama dengan penjumlahan

konsumsi, C, investasi, I, pembelian pemerintah, G, dan ekspor netto, yaitu nilai ekspor, X,

dikurangi dengan nilai impor, M, atau (X-M). Penjumlahan komponen tersebut menghasilkan

pengeluaran agregat.

9 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


GDP: C + I + G + (X-M)

2. Pendekatan pendapatan, menjumlahkan seluruh pendapatan agregat yang diterima

selama satu tahun oleh mereka yang memproduksi output tersebut.

pendapatan agregat sama dengan penjumlahan semua pendaptan yang diterima pemilik

sumber daya dalam perekonomian (karena sumber dayanya digunakan dalam proses produksi).

Sistem pembukuan double-entry dapat memastikan bahwa nilai output agregat sama dengan

pendapatan agregat yang dibayarkan untuk sumber daya yang digunakan dalam produksi

output tersebut: yaitu upah, bunga, sewa, dan laba dari produksi

GDP: I + P + R + W

10 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


b. Investasi di Indonesia

Pengertian investasi

Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau

lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Dewasa ini banyak negara-negara yang

melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik

ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan

mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan

output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.

Menurut Husnan (1996:5) menyatakan bahwa “proyek investasi merupakan suatu

rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek

kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang.” Pada umumnya manfaat

ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya tanah,

mesin, bangunan dan lain-lain. Namun baik sisi pengeluaran investasi ataupun manfaat

yang diperoleh, semua harus dikonversikan dalam nilai uang.

Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama. Analisis rencana investasi

pada dasarmya merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau

kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil, atau suatu metode penjajakkan dari suatu

gagasan usaha/bisnis tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis


11 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG
tersebut dilaksanakan. Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan

akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan

perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi pada

proyek yang tidak menguntungkan.

Perkembangan investasi di Indonesia

Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi. Dengan posisi tersebut, investasi

pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika

penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Oleh karenanya, dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa

berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi.

Sebagai penyangga pertumbuhan ekonomi, perkembangan investasi di Indonesia

menunjukkan keadaan yang menggembirakan. Pada tahun 2007, total investasi di Indonesia

mencapai Rp 983,9 trilyun (atas dasar harga berlaku). Angka ini hampir tujuh belas kali lipat

dibandingkan investasi pada tahun 1990 yang sebesar Rp 58,9 trilyun.

Investasi tersebut dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat/swasta.

Meskipun demikian, peranan investasi pemerintah relatif kecil. Dari total investasi pada tahun

2007, hanya 12,75 persen (Rp 125,4 trilyun) yang merupakan investasi pemerintah, sedangkan

sebagian besar lainnya (87,25 persen atau Rp 858,5 trilyun) merupakan investasi masyarakat.

Selain itu, jika dilihat selama periode 1990 – 2007, perkembangan investasi pemerintah juga

12 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


relatif lebih lambat dibandingkan investasi masyarakat. Total investasi masyarakat pada tahun

2007 hampir dua puluh dua kali lipat dibandingkan investasi masyarakat pada tahun 1990,

sedangkan investasi pemerintah tahun 2007 hanya sekitar enam kali lipat dibandingkan

keadaan tahun 1990.Gambaran terperinci mengenai perkembangan investasi di Indonesia

selama periode 1990 – 2007, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat

diberikan pada tabel berikut:

Tabel : Perkembangan Investasi di Indonesia Selama Periode 1990 – 2007

Tabel diatas juga menunjukkan bahwa perkembangan investasi baik investasi

pemerintah maupun masyarakat relatif berlanjut, meskipun pada tahun 1997, Indonesia

sebagaimana negara-negara Asia lainnya mengalami krisis ekonomi yang cukup parah. Hal ini

terlihat dari rata-rata investasi yang tetap lebih tinggi pada periode setelah krisis (1998 – 2007)

dibandingkan periode sebelum krisis (1990 – 1997).

13 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


Ini menunjukkan bahwa perkembangan investasi di Indonesia pada periode setelah

krisis lebih berfluktuasi dibandingkan periode sebelum krisis. Fakta lebih tingginya fluktuasi

investasi ini terutama terlihat pada investasi masyarakat. Namun, karena proporsi investasi

pemerintah terhadap investasi total relatif kecil, kondisi ini hampir tidak mempengaruh

volatilitas investasi secara keseluruhan.

Selanjutnya, jika dibandingkan investasi terhadap PDB Indonesia, dapat dikemukakan

bahwa selama periode 1990-2007, rata-rata persentase investasi terhadap PDB adalah 25,7

persen, dengan persentase investasi pemerintah terhadap PDB sebesar 5,6 persen dan investasi

masyarakat terhadap PDB sebesar 20,1 persen. Membandingkan kondisi sebelum dan sesudah

krisis menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan rata-rata persentase investasi terhadap PDB

baik pada investasi pemerintah maupun masyarakat. Secara total, persentase investasi

terhadap PDB menurun dari 29,6 persen pada periode sebelum krisis menjadi 22,6 persen pada

periode setelah krisis. Investasi pemerintah turun dari 7,9 persen menjadi 3,8 persen,

sedangkan investasi masyarakat turun dari 21,8 persen menjadi 18,8 persen.

Selain penurunan persentase investasi terhadap PDB, fluktuasi setelah krisis juga

menunjukkan peningkatan, yang terlihat dari peningkatan nilai koefisien variasi volatilitas.

Bahkan dalam kasus investasi pemerintah, meskipun secara nilai menunjukkan penurunan

volatilitas, tetapi sebagai persentase dari PDB, terjadi peningkatan dalam nilai volatilitasnya.

Gambaran secara rinci mengenai perkembangan investasi sebagai persentase dari PDB di

Indonesia selama periode 1990 – 2007 diberikan pada gambar berikut:

14 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


iv
s
n
C
e
u
Im
-
t
r
o
p
x
E
d
ti
Gambar: Perkembangan Investasi di Indonesia selama Periode 1990 – 2007 (dalam

persen terhadap PDB)

c. Pengaruh Investasi dalam perkembangan GDP

Dari data yang di paparkan pada section di atas menunjukkan jika terjadi sebuah

relation yang sangat besar antara investasi yang dilakukan di Indonesia dengan pertumbuhan

GDP dari Indonesia sendiri. Dapat digambarkan secara koseptual jika perjalanan sebuah

penghitungan GDP melalui siklus berikut ini

15
GDP
UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG
Pada dasarnya dari keempat komponen yang ada, semua memiliki kontribusi yang luas

dan crusial untuk setiap perkembangan dan kemajuan GDP dari sebuah negara. Namun, yang

memiliki nilai lebih dalam sektor riil, hanyalah investasi dimana hal tersebut mampu untuk

memberikan dampak tambahan terdahap kontribusi langsung kepada pasar sebuah negara

yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan dan mengangkat 3 komponen lainnya.

Secara garis besar peningkatan dan pengangkatan dari ketiga komponen tersebut dapat

dijelaskan melalui gambar berikut

Investasi yang naik akan meningkatkan proses produksi dalam negeri dimana hal

tersebut mampu untuk meningkatkan kapasitas eksport (export-import) kita. Berbanding lurus

dengan investasi, pendapatan dan kinerja dari masyarakat turut berkembang sehingga tercapai

sebuah tahapan dimana pendapatan masyarakat menjadi lebih baik dengan berkembangnya

kegiatan perekonomian negara. Efek selanjutnya yang bisa langsung dirasakan secara tidak

16 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


langsung adalah meningkatkanya daya beli masyarakat terhadap barang maupun jasa

(consumption). Selain dengan perkembangan masyarakat yang beranjak menuju kepada

kemakmuran, pemerintah turut menikmati keberhasilan perekonomian di Indonesia dengan

membelanjakan kebutuhan pemerintah secara lebih pula.

d. Permasalahan yang dihadapi

Kita ketahui bersama bahwa penanaman modal diindonesiamengalami peningkatan

yang pesat pada tahun 1980-an,yaitu setelah pemerintah mengeluarkan sejumlah paket

perencanaan deregulasi dan debirokratisasi ,terutama yang berkaitan dengan pembangunan

ekonomi.Pada tahun 1970 –an bagian terbesar investigasi berasal dari sektor pemerintah

,namun pada tahun 1990 – an kondisinya membaik ,yaitu sebagian besar investasi domestik

berasal dari dunia usaha dan masyarakat .Namun demikian ,investasi yang dilakukan oleh

pemerintah tetap bertambah sesuai dengan meningkatnya kebutuhan akan sarana dan

prasarana ,serta pelayanan umum lainnya .Dalam pembiayaan pembangunan sepanjang PJP 1

telah terjadi peningkatan investasi yang pesat .Apabila pada awal pembangunan ( PJP 1 ) nilai

investasi total baru mencapai 3,7 triliun ( harga konstan tahun 1983 ),pada tahun 1992

meningkat menjadi 34,7 triliun ,sedangkan pada tahun 2002 telah mencapai 186,79 triliun . Hal

ini berarti setiap tahun ada peningkatan investasi rata –rata 10 % pada kurun waktu 1983 –

1992, dan 4,23 % pad kurun waktu 1998 – 2002 ( masa reformasi ).Perkembangan investasi di

indonesia mengalami fluktuasi dari waktu kewaktu mulai dari tahun ketahun ,yang disebabkan

oleh dua faktor lingkungan. Kedua factor lingkungan tersebut adalah :

17 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


 Lingkungan internal,dalam lingkungan internal belum mampu menciptakan iklim

investasi yang sehat sehingga daya tarik rendah .

 Lingkungan eksternal ,dalam lingkungan eksternal upaya untuk menarik investasi asing

diharapkan pada persaingan global yang semakin ketat .

Faktor faktor internal yang menghambat investasi adalah :

1. Prosedur panjang dan berbelit belit

2. Tumpang tindihnya kebijakan pusat dan daerah dibidang investasi serta kebijakan

antara sektor. Belum mantapnya pelaksanan program desentralisasi mengakibatkan

kesimpangsiuran kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah,semua itu

mengakibatkam ketidak jelasan kebjakan investasi nasional , sehingga menurunkan niat

untuk berinvestasi .

3. Kurangnya kepastian hukum ,yaitu dengan berlarutnya RUU (Rumusan Undang-Undang)

penanaman modal dan lemahnya penegakan hukum yang berkaitan dengan kinerja

pengadilan niaga .

4. Kurangnya kepastian kondusifnya pasar tenaga kerja .

5. Gangguan keamanan didaerah

6. Kurangnya insentif investasi ,termasuk insentif perpajakan ,dalm menarik investasi

diindonesia.

18 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


FAKTOR INTERNAL

Sedangkan faktor eksternal yang menghambat investasi adalah:

bermain investasi di Indonesia

s
b
m
k
ti
g
y
h
r
d
ie
n
a
lo
1. Ketidak pastian ekonomi global. Kecenderungan menurunnya arus masuk penanaman

modal Domestik (PMD) adalah dengan menigkatnya ketidak pastian global yang

mempengaruhi rasa aman dalam kegiatan penanaman modal. Trend ini cenderung

menarik penanam modal lokal untuk menanamkan modalnya di luar negeri daripada

2. Kalahnya daya marketing dari pasar lokal untuk mencoba menggaet ataupun

menggandeng para investor lokal untuk menanmkan modalnya kepada para pengusaha

di Indonesia

FAKTOR EKSTERNAL

19 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


PENUTUP

Kesimpulan

Dari semua hal yang telah kita bahas di atas, Investasi memang mempunyai dampak

sistemik yang mampu untuk menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan GDP suatu

negara. Dengan mulplier impact yang bisa dilakukan dalam tahapan tersebut membuat

Investasi menjadi salah satu cara yang bisa diimplementasikan dalam program-program

pengembangan ekonomi di Indonesia.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa iklim investasi mencerminkan sejumlah faktor

yang berkaitan dengan lokasi tertentu yang membentuk kesempatan dan insentif bagi pemilik

modal untuk melakukan usaha atau investasi secara produktif dan berkembang. Lebih

konkritnya lagi, iklim usaha atau investasi yang kondusif adalah iklim yang mendorong

seseorang melakukan investasi dengan biaya dan resiko serendah mungkin di satu sisi, dan bisa

menghasilkan keuntungan jangka panjang setinggi mungkin, di sisi lain (Stern, 2002).

20 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG


DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Produk_domestik_bruto

www.vivanews.com

www.investorwords.com/2153/GDP.html

BPS, Indonesia dalam angka, 1997-2007.

21 UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 SEMARANG

You might also like