Professional Documents
Culture Documents
ADI KUANTO
Keberhasilan pencapaian Visi Indonesia Sehat 2010 sangat dipengaruhi oleh penataan
dan pengelolaan tenaga untuk melaksanakan kegiatan pokok pelayanan kesehatan. Diperlukan
suatu standar untuk mengetahui besarnya kebutuhan tenaga yang sesuai beban tugas, dengan
mengacu pada prinsip jangkauan pelayanan kesehatan yang merata dan memberikan citra mutu
pelayanan yang baik (Iswinarto, Kristiani, Sito Meiyanto, 2005).
Utk menghitung beban kerja, diperlukan variabel Variabel penelitian terdiri dari variabel
bebas, yaitu beban kerja yang terdiri dari tugas rutin, tugas tambahan dan pembinaan PSM, serta
variabel terikat berupa kebutuhan tenaga puskesmas. Alat ukur menggunakan DSP Departemen
Kesehatan RI tahun 2004 untuk memberikan gambaran jumlah tenaga yang seharusnya
dibutuhkan. semua kegiatan yang dikerjakan oleh setiap jenis petugas dihitung secara terpisah,
misalnya untuk upaya pengobatan, berapa penderita yang dikerjakan oleh dokter dan berapa
yang dikerjakan oleh perawat.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam masalah SDM
adalah kondisi yang menekan pengambil keputusan membuat kebijaksanaan yang berbeda dari
keputusan yang semula akan ditetapkan.Kenyataannya tenaga yang tersedia tidak mencukupi
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari masih terlihat saling tumpang tindih pekerjaan.
Laporan mengenai tenaga puskesmas yang dibuat selama ini hanya menyebutkan jumlah dan
jenis tenaga tanpa menyebutkan berapa kebutuhan tenaga yang diperlukan oleh puskesmas dalam
melaksanakan program kerja.
Dasar pemikiran penghitungan SDM adalah kemampuan seorang manajer menghitung
dengan tepat beban kerja organisasi untuk mencapai target ditentukan. Ada beberapa metoda
imiah yang telah dikembangkan para ahli seperti: Work Sampling, Time and Motion Study dan
Daily Log tetapi semua metoda mempunyai kelemahan karena tidak mampu memberikan
informasi secara cepat, akurat, murah dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
manajemen. Metoda Work Sampling dan Time and Motion Study secara ilmiah bagus dan
validitas dan reabilitasnya baik, tetapi kompleks, mahal dan perlu
waktu yang lama. Adapun, Daily Log dari aspek validitas dan reabilitas sulit diterima karena
tingkat biasnya tinggi (Yaslis Ilyas, 2008).
Metode workload analysis adalah proses untuk menghitung beban kerja suatu posisi/sub
posisi; dan juga kebutuhan jumlah orang untuk mengisi posisi/sub posisi tersebut. Dalam metode
ini terdapat tiga tahapan utama yang akan diuraikan dibawah ini:
1. Menentukan output utama dari suatu fungsi/sub fungsi dan kemudian mengidentifikasi
rangkaian aktivitas kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut. Misal
departemen riset produk baru memiliki tiga rangkaian aktivitas kerja untuk menghasilkan
output/hasil penelitian pengembangan produk baru. Yakni : Mengumpulkan data riset,
menganalisa data riset dan kemudian menyusun laporan hasil riset dan rekomendasi
pengembangan produk baru.
2. Membreak-down rangkaian aktivitas menjadi satuan tugas yang lebih spesifik. Misal
dalam aktivitas pengumpulan data riset dibagi lagi menjadi kegiatan yang lebih detil, contoh :
pengumpulan data produk kompetitor, pengumpulan data perilaku konsumen, pengumpulan data
kebutuhan pasar, dll.
3. Menghitung jumlah waktu total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan per kelompok
tugas tersebut. Misal berapa total waktu yang diperlukan untuk melakukan pengumpulan data
riset; berapa lama untuk melakukan analisa dan berapa lama untuk menyusun hasil riset. Dari
jumlah total jam kegiatan ini kemudian bisa diprediksi berapa kebutuhan jumlah pegawai yang
diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan tugas.
Kebutuhan SDM dasarnya adalah mengetahui secara benar beban kerja setiap unit atau
setiap SDM di organisasi. Untuk mengetahui beban kerja organisasi dibutuhkan sejumlah data
dan informasi yang akurat yang berasal dari personel ahli atau kompeten di organisasi itu sendiri
yang telah melakukan transaksi bisnis ribuan kali sehingga dengan tepat dapat mengetahui jenis,
jumlah dan waktu kerja yang dibutuhkan. Sebagai contoh: seorang ahli teknologi informasi
mempunyai sejumlah transaksi bisnis setiap hari seperti: membuat program selama 2,5 jam per
hari dan membutuhkan waktu 45 menit menangani setiap komplain konsumen dan sejumlah
transaksi bisnis lainnya.
Dengan diketahui jenis, jumlah dan waktu transaksi maka akan diketahui beban kerja per
hari(Yaslis Ilyas, 2008).
BROWSING DARI INTERNET:
Jam kerja efektif per minggu dengan allowance (waktu luang) 25% :
75/100 x 2.565 menit = 1.923,75 menit = 32 jam
1
b. Jam kerja efektif per hari
Setelah ditetapkannya jam kerja efektif maka semua outputs/kegiatan-aktivitas harus bisa
dikonversi ke dalam orang jam. Untuk itu setiap outputs/kegiatan-aktivitas harus ditentukan
satuannya (lembar, frekwensi, orang dll), volume kerjanya dan setiap satuan produk tersebut
memerlukan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesiakan/memproses, yang kelak akan menjadi
waktu standar (norma waktu) dan akan berfungsi sebagai variabel tetap dalam
pelaksanaan analisis beban kerja, sedang sebagai variabel tidak tetap yang selalu hampir akan
berubah setiap tahunadalah volume kerjanya.
Untuk menghitung beban/bobot kerja adalah HASIL KALI antara VOLUME DENGAN
BEBAN KERJA.
BEBAN/BOBOT KERJA = Volume kerja X waktu yang digunakan (norma
waktu)
diperlukan oleh setiap jabatan yang terkait di data baik tugas pokok, tugas tambahan, tugas
rutin, insidentil yang terkait dengan kedinasan. Tugas-tugas di luar kedinasan seperti mengurus
koperasi, Bapor dan sejenisnya tidak ikut didata. Dalam melakukan pendataan didata pula jumlah
pegawai/pejabat yang ada. Pendataan tersebut dilakukan dengan menggunakan Form A, Form B
dan Form C.
Data tersebut selanjutnya diolah untuk menghitung beban/bobot kerja setiap jabatan dalam suatu
unit kerja, dengan menggunakan rumus tersebut di atas dan dikerjakan dengan menggunakan
formulir FP 2.
Dalam FP3 ini sekaligus akan dapat dihitung kelebihan/kekurangan pegawai berdasarkan
jabatan, Efektivitas Jabatan (EJ) dan Prestasi Kerja Jabatan (PJ),
dengan rumus :
FP.3 : Perhitungan Kebutuhan Pejabat/ Pegawai, Tingkat Efisiensi Jabatan (EJ) dan
Prestasi jabatan (PJ)
Jumlah kebutuhan pegawai - unit = Jumlah bobot/beban kerja Unit (orang-jam) = Jam kerja
efektif per tahun (jam)
Dalam FP4 ini sekaligus akan dapat dihitung kelebihan/kekurangan pegawai unit,
Efektivitas Unit (EU) dan Prestasi Kerja Unit (PU),
Rumus:
FP.4 : Perhitungan Kebutuhan Pegawai Unit, Tingkat Efisiensi Unit (EU), dan Prestasi Kerja
Unit (PU)
Unit Jumlah Perhitungan Jumlah Jumlah Pejabat/ +/ E PU Ket
Organisasi Beban Kerja Kebutuhan Pejabat/ Pegawai - U
Jabatan Pegawai (existing)
Jumlah 82,832.75 55 54 -1
(axh) / (bxe)
h adalah waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas
h diperoleh dari hasil kali antara waktu yg dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas untuk satu
pasien dikali dengan jumlah beban kerja.
a, b, dan e sudah dijelaskan diatas.
Selanjutnya Langsung kita coba pada Kasusnya aja ya!!! Kasus I di bagian TPP Rawat
Inap
Diketahui :
Jumlah berkas pasien/kunjungan pasien di R.Inap 60. Bagaimanakah menghitung Kebutuhan
kerja untuk Penerimaan pasien Rawat Inap: Jawab:
1 1. Kita lakukan pengambilan data dan semisal hasilnya sebagai berikut:
2 Wawancara pasien butuh waktu=3 menit
3 Pemesanan Kamar dan Cari kamar =3 menit
4 Penjelasan Lembar informed consent=1 menit
5 Entry data pasien=1,5 menit
6 Pengambilan berkas RM=1 menit
7 Penyerahan RM pasien ke petugas antar=0,5 menit
SEHINGGA TOTAL SATU RANGKAIAN PEKERJAAN ADALAH = 10 MENIT
Selanjutnya hasil total diatas dikali beban kerja, dimana di soal diatas adalah 60.
Sehingga hasil yang diperoleh adalah sebesar : 10 menit x 60 = 600 menit = 10 Jam
Sehingga jumlah tenaga kerjanya adalah :
Total pekerjaan dengan beban 60 brks=6,75 x 60 = 405 menit dijadikan jam menjadi 6,75 jam
1 5. Dihitung dengan rumus menjadi
(a x h) / (b x e) =(365 x 6,75)/ (303 x 5,3)= 1,5 dibulatkan menjadi= 1 orang atau 2 tergantung
kebijakan RS anda
KESIMPULAN
1 MAN. SDM
2 MAN.
LOGISTIK
3 MAN. STRAT
4 EKO KES
5 MAN.
KEUANGAN
6 MAN. MUTU
7 HUKUM &
ETIK