You are on page 1of 11

ALOTROP UNSUR KARBON

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur individu mata kuliah Kimia Unsur

Disusun oleh :

Khoirun Nisyak 0810920046

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
RINGKASAN

Karbon merupakan unsur golongan IV A yang memiliki 4 alotrop, yaitu grafit, intan,
fullerene, dan karbon amorf. Masing-masing alotrop tersebut memiliki sifat dan pemakaian
yang berbeda tergantung dari bentuk hibridisasinya. Alotrop karbon yang banyak
dikembangkan saat ini adalah fullerene (C60). Fullerene adalah alotrop  karbon 3 dimensi,
dengan molekul C60 yang berbentuk bola sepak. R. E. Smalley, H. W. Kroto dkk
mendeteksi C60 dalam spektrum massa produk pemanasan grafit dengan laser pada tahun
1985, dan isolasi fuleren dari apa yang disebut jelaga “soot” dilaporkan pada 1991. Setelah
ditemukannya fullerene, muncul karbon naotube yang berguna pada bidang nano teknologi.

SUMMARY

Carbon is element can be found at group IV A hve 4 alotrops, such as diamond, graphite,
fullerene, and carbon amorf. Each alotrop have different characteristic and utility depend
on hybridization. At now, carbon alotrof is developing is fullerene (C60). Fullerene is
carbon alotrop 3 dimension with C60 molecule formed like ball which used in foot ball.
R.E. Smalley , H.W Kroto, et al detecting C60 at mass spectroscopy product of evaporation
graphite at 1985, and isolation of fullerene from soot reported at 1991. After fullerene
discovered, any some discovery found carbon nanotube which have benefit for nano
technology.
Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam golongan
IV A dan merupakan salah unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari karena terdapat
lebih banyak senyawaan yang terbentuk dari unsur karbon.
Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah untuk
mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin,tidak hanya dengan ikatan
tunggal, C - C , tetapi juga mengandung ikatan ganda C = C, serta rangkap
tiga,C≡C.Akibatnya, jenis senyawa karbon luar biasa banyaknya. kini diperkirakan
terdapat sekitar dua juta jenis senyawa karbon,dan jumlah itu makin meningkat dengan laju
kira-kira lima persen per tahun.Alasan bagi kestabilan termal rantai-rantai karbon adalah
kekuatan hakiki yang tinggi dari ikatan tunggal C – C (Syahrizal, 2008).
Pada tabel peridoik unsur karbon memiliki simbol C dengan nomor atom 6 dan
terletak pada golongan 4A atau 14, periode 2 dan termasuk blok p. Konfigurasi elektron
atom karbon adalah 1s2 2s2 2p2 atau [He] 2s2 2p2 dengan susunan elektron dalam kulit
atomnya adalah 2, 4. Berdasarkan konfigurasi elektronnya diketahui bahwa karbon
memiliki 4 elektron valensi. Empat elektron valensi karbon ini dapat digunakan untuk
membentuk ikatan kovalen dengan atom lain maupun dengan atom karbon yang lain
(Wanibesak, 2011).
Konfigurasi elektron karbon dalam keadaan dasar adalah (1s 2 2s2 2p2) mudah
terhibridasi menghasilkan perangkat orbital sp3, atau sp2+p, atau sp+p2. Lebih dari
sembilan puluh persen senyawa karbon merupakan senyawa sintetik, sedangkan sisanya
diperoleh dari mahluk hidup (tumbuh-tumbuhan,hewan,jamur,dan mikroorganisme) serta
fosil mereka (batubara dan minyak bumi) (Syahrizal, 2008).
Karbon mempunyai sifat fisik yang khas yaitu mempunyai dua bentuk kristalin
yaitu intan dan grafit. intan lebih rapat daripada grafit(3,51 g cm -3, 2,22 g cm-3), namun
grafit lebih stabil, dengan 2,9 kJ mol-1, pada 300 K dan tekanan 1 atm (Syahrizal, 2008).
Titik leleh dan titik didih dari karbon sangat tinggi.atom karbon sangat kecil
apabila dibandingkan dengan atom-atom lainnya. Jari-jari ion yang dihitung dalam kristal
unsur-unsur ini bahkan lebih kecil lagi.karena atom-atomnya berada dalam keadaan
oksidasi positif. Karena rapatan muatan karbon,ion-ionnya tidak terdapat sebagai partikel
yang berdiri sendiri dalam senyawa, tetapi tertahan dengan ikatan kovalen.karbon
merupakan zat padat yang tegar, yang biasa dianggap sebagai molekul-molekul raksasa
yang terdiri dari banyak sekali atom (Syahrizal, 2008).
Karbon sangat tak reaktif pada suhu biasa. apabila karbon bereaksi, tidak ada
kecenderungan dari atom-atom karbon untuk kehilangan elektron-elektron terluar dan
membentuk kation sederhana seperti C4+. Ion ini akan mempunyai rapatan-rapatan muatan
begitu tinggi sehingga eksistensinya tidaklah mungkin (Syahrizal, 2008).
Senyawa yang terbentuk hanya dari satu jenis unsur namun dengan struktur
(bentuk) yang berbeda alotrop. Perbedaan struktur yang terjadi menyebabkan sifat yang
dimiliki setia alotrop berbeda walaupun tersusun dari unsur yang sejenis. Senyawaan yang
terbentuk dari atom unsur karbon dengan struktur yang berbeda disebut alotrop karbon.
Grafit, intan, fullerene dan karbon amorf merupakan contoh dari alotrop karbon yang
sejauh ini diketahui (Wanibesak, 2011).

Grafit
Grafit berstruktur lapisan yang terdiri atas cincin atom karbon beranggotakan 6 yang mirip
cincin benzen yang terkondensasi tanpa atom hidrogen. Jarak karbon-karbon dalam lapisan
adalah 142 pm dan ikatannya memiliki karakter ikatan rangkap analog dengan senyawa
aromatik. Karena jarak antar lapisan adalah 335 pm dan lapis-lapis tersebut diikat oleh
ikatan yang relatif lemah yakni gaya van der Waals, lapisan-lapisan ini dengan mudah akan
saling menggelincir bila dikenai gaya. Hal inilah yang merupakan asal mula sifat lubrikasi
grafit. Berbagai molekul, seperti logam alkali, halogen, halida logam, dan senyawa organik
dapat menginterkalasi lapisan grafit dan membentuk senyawa interkalasi. Grafit memiliki
sifat semi-logam, konduktivitasnya (10-3Ω cm paralel dengan lapisan dan hantarannya
sekitar 100 kali lebih kecil dalam arah tegak lurus lapisan) (Saito, 2009).

Gambar 1. Struktur Grafit (Wanibesak, 2011)


Intan
Strukturnya disebut struktur intan. Sel satuan intan terdiri atas 8 atom karbon dan
setiap atom karbon berkoordinasi 4 berbentuk tetrahedral. Intan adalah zat terkeras yang
dikenal, dengan kekerasan 10 Mhos. Intan dengan hantaran panas sangat tinggi walaupun
secara listrik bersifat insulator. Walaupun dulunya sumber padatan yang berharga ini hanya
yang terbentuk secara alami, intan industrial kini secara komersial banyak dihasilkan
dengan proses pada suhu tinggi (1200o C atau lebih tinggi) dan tekanan tinggi (5 GPa atau
lebih) dari grafit dengan katalis logam. Akhir-akhir ini, lapis tipis intan telah dibuat dengan
pirolisis hidrokarbon pada suhu relatif rendah (sekitar 900 oC) dan tekanan yang juga relatif
rendah (sekitar 102 Pa), dan digunakan untuk penggunaan sebagai pelapis, dan sebagai
berikutnya (Saito, 2009).

Gambar 2. Struktur Intan (Wanibesak, 2011)

Fullerene
Fullerene adalah nama generik untuk alotrop  karbon 3 dimensi, dengan molekul
C60 yang berbentuk bola sepak merupakan contoh khas. R. E. Smalley, H. W. Kroto dkk
mendeteksi C60 dalam spektrum massa produk pemanasan grafit dengan laser pada tahun
1985, dan isolasi fuleren dari apa yang disebut jelaga “soot” dilaporkan pada
1991. Strukturnya adalah ikosahedral terpancung (di sudut-sudutnya) dan antar atom
karbonnya ada karakter ikatan rangkap. Fuleren larut dalam pelarut organik, dalam benzen
larutannya bewarna ungu. Biasanya, fuleren diisolasi dan dimurnikan dengana
kromatografi. Berbagai riset dalam kereaktifan dan sifat fisik fuleren misalnya sifat
superkonduktornya sangat populer. Selain C60, C70 dan karbon nanotube kini juga menarik
banyak minat riset (Saito, 2009).

Gambar 3. Struktur Fullerene (Wanibesak, 2011).


Permasalahan :
1. Mengapa grafit dan intan memiliki sifat yang saling berbanding terbalik satu sama
lain?
2. Bagaimana cara mensintesis fullerene?
3. Apa perbedaan dari karbon nanotube dengan fullerene?

Jawaban :
1. Berikut beberapa sifat dan pemakaian intan (Wanibesak, 2011) :
 Intan merupakan mineral alami yang paling keras, sehingga intan banyak
digunakan sebagai alat untuk memotong, mengasah dan sebagai mata bor.
 Memiliki titik leleh yang sangat tinggi yakni 4827 °C). Hal ini disebabkan
Ikatan kovalen karbon-karbon yang terbentuk pada struktur intan sangat
kuat bahkan lebih kuat dari ikatan ionik.Berupa isolator namun dapat
menyerap panas dengan sangat baik. Daya hantar listrik intan berkaitan
dengan elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan, dimana pada
intan elektron-elektron berikatan sangat kuat sehingga tidak ada elektron
yang bebas bergerak ketika diberi beda potensial. Sifat penyerap panas yang
baik dari intan diaplikasikan pada peralatan elektonik untuk menyerap panas
yang dihasilkan ketika peralatan elektronik digunakan.
 Dengan melapisi intan pada konduktor dalam peralatan elektronik maka
suhu peralatan tersebut dapat dijaga relatif konstan sehingga peralatan
tersebut dapat berfungsi secara normal.
 Tidak larut dalam air dan pelarut organik. Dalam hal ini tidak
memungkinkan terjadinya daya tarik antara molekul pelarut dan atom
karbon yang dapat membongkar dayatarik antara atom-atom karbon yang
berikatan secara kovalen. Akibat pelarut tidak mampu mensolvasi molekul
intan.
Dalam struktur intan setiap atom karbon berikatan secara kovalen dengan atom 4 karbon
lain dalam bentuk tetrahedral dan panjang setiap ikatan karbon-karbon adalah 0,154 nm.
Pada struktur grafit setiap atom karbon membentuk ikatan kovalen dengan tiga atom
karbon lainnya membentuk susunan heksagonal dengan struktur berlapis seperti
tumpukan kartu. Karena atom karbon memiliki 4 elektron valensi maka pada setiap
atom karbon masih terdapat satu elektron yang belum berikatan (elektron bebas)
(Wanibesak, 2011).
Sifat daya hantar listrik yang dimiliki oleh grafit dipengaruhi oleh elektron-elektron
yang tidak digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Elektron-elektron ini tersebar
secara merata pada setiap atom C karena terjadi tumpang tindih orbital seperti pada
ikatan logam yang membentuk awan atau lautan elektron. Oleh sebab itu ketika diberi
beda potensial, elektron-elektron yang terdelokaslisasi sebagian besar akan mengalir
menuju anoda (kutub positif), aliran elektron inilah yang menyebabkan arus listrik dapat
mengalir. Sedangkan ketika salah satu ujung dipanaskan maka elektron-elektron ini
akan segera berpindah menuju bagian yang memiliki suhu lebih rendah. Akibatnya
panas tersebut akan menyebar ke bagian grafit yang memiliki suhu lebih rendah
(Wanibesak, 2011).
Sifat dan Kegunaan Grafit
 Memiliki titik leleh tinggi, sama seperti intan. Hal ini disebabkan iktan kovalen
yang terbentuk sangat kuat sehingga diperlukan energi yang tinggi untuk
memutuskannya.
 Memiliki sifat lunak, terasa licin dan digunakan pada pensil setelah dicampu tanah
liat.
 Tidak larut dalam air dan pelarut organik, karena tidak mampu mensolvasi molekul
grafit yang sangat besar.
 Dibanding intan, grafit memiliki massa jenis yang lebih kecil, karena pada
strukturnya terdapat ruang-ruang kosong antar lipatannya.
 Berupa konduktor listrik dan panas yang baik. Karena sifat ini grafit digunakan
sebagai anoda pada baterai (sel Leclanche) dan sebagai elektroda pada sel
elektrolisis.
 
2. Fullerene adalah alotrop karbon yang dibentuk oleh sejumlah atom karbon dalam
bentuk bola berlubang. Bentuknya tersusun atas heksagonal dan cincin pentagonal.
Cincin fullerene dibentuk olaeh atom karbon dengan hibridisasi sp 2 dengan electron
yang menarik sangat kuat, yang mudah bereaksi dengan nukleofil. Pada faktanya,
fullerene dan hidrokarbon terkonjugasi yang kekurangan electron memiliki reaktivitas
yang sama (Oliveras, 2010).
Molekul tersebut terdiri atas 60 atom karbon dengan simbol kimia C 60. Sementara itu,
nama buckyball diambil dari nama seorang arsitek, R. Buckminster Fuller, yang
merancang kubah dengan struktur mirip molekul baru tersebut ketika berlangsung
pameran di Montreal pada tahun 1967. Molekul karbon dengan struktur mirip bola
sepak ini disebut juga dengan nama buckminsterfullerene atau fullerene (Anonim,
2010).
Molekul baru tersebut juga memiliki efek seperti bola, dapat memantul dan berputar.
Buckyball dapat berputar 100 juta kali per detik. Molekul ini dapat memantul jika
diempas ke suatu permukaan keras seperti baja. Kemudian jika diremas atau ditekan,
molekul akan kembali seperti bentuk semula, seperti bola karet. Dan jika dimampatkan
hingga 70 persen dari ukuran aslinya, buckyball menjadi lebih keras dua kali lipat
dibandingkan intan (Anonim, 2010).
Untuk mensintesis fullerene diperlukan bahan baku berupa jelaga grafit murni. Dimana
jelaga grafit tersebut dievaporasikan dengan elektroda grafit pada 100 tor helium dan
kondisi suhu yang tinggi. Pada hasilnya, jelaga hitam akan terkikis dari permukaan
evaporation chamber dan terdispersi pada benzena. Cairan tersebut kemudian
dipisahkan dari jelaga dan dikeringkan dengan panas, meninggalkan residu material
kristal berwarna coklat kehitaman hingga hitam. Kristal yang didapatkan kemudian
dinalisis dengan spektroskopi massa, ditemukan spectra massanya dengan puncak kuat
pada 720 amu. Selain itu diidentifikasi struktur kristalnya menggunakan XRD
(Oliveras, 2010).
Sifat dan pemakaian fullerene (West, et al., 1997) :
 Tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik.
 Sebagai superkonduktor dan penyerap panas yang baik. Sifat superkonduktor dan
menyerap panas ini berkaitan 1 elektron yang tidak digunakan untuk membentuk
ikatan kovalen, seperti pada grafit. Salah satu senyawaan C60 yang merupakan
semikonduktor adalah K3C60.
 Dapat sebagai super adsorben
 Sebagai agen antivirus
3. Penemuan fullerene C60 ini kemudian memicu ditemukannya material baru bernama
carbon nanotube yang kemudian dikenal dengan nama CNT. Struktur CNT mirip
dengan fullerene, namun bedanya atom-atom karbon pada fullerene membentuk struktur
bola sedangkan pada CNT berbentuk tabung silinder yang tiap-tiap ujungnya tertutup
oleh karbon-karbon yang berbentuk setengah struktur fullerene. Carbon nanotube
(CNT) diketahui sebagai salah satu bentuk karbon dengan struktur grafitnya geometris,
panjang, dan juga berbentuk tabung (Natiq, 2008).
CNT dapat diperoleh dari 3 teknik yaitu : pancaran elektroda, penggunaan laser, dan
endapan uap senyawa kimia (chemical vapour deposition, CVD). Pancaran elektroda
dilakukan dengan melewatkan uap di antara dua elektroda karbon yang umumnya
menghasilkan CNT dengan impuritas yang tinggi. Teknik pencahayaan laser dapat
menghasilkan CNT yang bersih namun mahal. CVD paling mudah dilakukan dengan
impuritas yang cukup rendah. Impuritas dapat diminimalkan dengan proses purifikasi
CNT (Adrian, dkk., 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, N., Yudhi, E., Gregorius,. Sintesa dan Purifikasi Carbon Nanotube dari Etanol,
Jurnal, EKUILIBRIUM Vol. 7 No. 1. Januari 2008 : 37 – 47
Anonim, 2010, Nano Teknologi,
http://teknikindonesia.wordpress.com/2010/09/04/nanotubes-carbon-or-buckytubes-
buckyballs/, diakses tanggal 30 Maret 2011

Natiq, S., 2008, Pengaruh Komposisi Ferrocene-Benzena pada Sintesis Carbon NanoTubes
(CNT) dengan Metode Spray Pyrolysis,
http://eprints.undip.ac.id/2668/1/PENGARUH_KOMPOSISI_FERROCENE-
BENZENA_PADA_SINTESIS_CARBON_NANOTUBES_%28CNT
%29_DENGAN_METODE_SPRAY_PYROLYSIS.pdf, diakses tanggal 28 Maret
2011
Oliveras, S.O., 2010, Theoritical Studies of The Exohedral Reactivity of Fullerene
Compound, Tesis, http://www.tesisenxarxa.net/TESIS_UdG/AVAILABLE/TDX-
0421110-125909/tsoo.pdf, diakses tanggal 30 Maret 2011

Saito, T., 2009, Kimia Unsur Non Logam, http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-


anorganik-universitas/kimia-unsur-non-logam/karbon-2/, diakses tanggal 30 Maret
2011

Syahrizal, E., 2008, Seputar Karbon,


http://eddysyahrizalkumpulanmakalahku.blogspot.com/2008/08/seputar-karbon.html,
diakses tanggal 27 Maret 2011

Wanibesak, 2011, Alotrop Karbon Intan, Grafit, dan Fullerene,


http://wanibesak.wordpress.com/2011/02/28/alotrop-karbon-intan-grafit-dan-
fullerene/, diakses tanggal 29 Maret 2011
West, P.S., Poon, T., Anderson, J.L., West, M.A., and Foote, C.S., 1997, Extraction,
Isolation, and Characterization of Fullerene C60, Journal, Vol 74 No. 3 March 1997,
Journal of Chemical Education

You might also like