You are on page 1of 14

Pendahuluan 2

Besaran 3
Pengukuran 5
Alat Ukur 8
Panjang 9
Massa 9
Waktu 10
Satuan 11
Dimensi besaran fisika 11
Notasi ilmiah 11
Angka penting 12
Kesimpulan 13
Daftar pustaka 14

BAB I.

1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Dalam ilmu – ilmu sains di butuhkan suatu perangkat yang dapat menentukan
pengukuran sehingga diciptakaanlah yang dimaksud dengan besaran dan apa
yang dimaksud dengan satuan. Adanya perbedaan pemakain sistem satuan di
berbagai belahan dunia,memebuat para ilmuan berusaha menciptakan system
satuan yang dapat dipakai seluruh dunia dan memiliki keefektifitasan yang
tinggi,satuan inilah yang mempermudah dalam proses pengukuran
perumusan masalah
apa itu besaran,satuan dan pengukuran
kegunaan notasi ilmiah,& angka penting dalam pengukuran
kriteria apa yang harus dipenuhi oleh suatu jam yang baik
bagaimana orang memperoleh hubungan antara massa dari Kg standard an massa
atom C12
Mengapa Bandul tidak dijadikan sebagai standar waktu?
tujuan penulisan
mempelajari tentang besaran,satuan,& pengukuran
memplejari peran angka penting& notasi ilmiah dalam pengukuran

BAB II
PEMBAHASAN

2
Pengertian Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan
dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan
bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3
syarat yaitu

1. dapat diukur atau dihitung


2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. mempunyai satuan

Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu
tidak dapat dikatakan sebagai besaran.

Berdasarkan arahnya, besaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu


Besaran Vektor dan Besaran Skalar.
• Besaran Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah.
Contoh : Kecepatan, percepatan, gaya, tekanan, berat, momentum,
perpindahan, impuls, momen gaya.
• Besaran Skalar adalah besaran yang hanya mempunyai besar, tidak
mempunyai arah.
Contoh : semua besaran pokok, energi, usaha, volume, daya mesin

Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2


macam yaitu :

1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena


diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai
contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa
dapat diukur dengan menggunakan neraca.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan.
Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai
misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.

Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2

1. Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu


berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok yang paling
umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu

3
(K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat
(mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh
dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan
ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.

2. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.


Besaran ini ada banyak macamnya sebagai contoh gaya (N)
diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu. Volume
(meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain.
Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari
pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih
dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.

Saat membahas bab Besaran dan Satuan maka kita tidak akan lepas dari satu
kegiatan yaitu pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan
membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang ditetapkan
sebagai satuan.

Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Secara Langsung

4
Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan
nilai besaran yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung
nilai yang diinginkan.

2. Secara tidak langsung

Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk


mendapatkan nilai besaran yang diukur.

Untuk mendaptkan hasil pengukuran yang akurat, faktor yang harus


diperhatikan antara lain :

- alat ukur yang dipakai

- aturan angka penting

- posisi mata pengukuran (paralax)

Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar x0.
Kesalahan dapat digolongkan menjadi tiga golongan :

1. Keteledoran

Umumnya disebabkan oleh keterbatasan pada pengamat, diantaranya kurang


terampil menggunakan instrumen, terutama untuk instrumen canggih yang
melibatkan banyak komponen yang harus diatur atau kekeliruan dalam
melakukan pembacaan skala yang kecil.

2. Kesalahan sistmatik

Adalah kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan


(kuantitatif), contoh : kesalahan pengukuran panjang dengan mistas 1 mm,
jangka sorong, 0,1 mm dan mikrometer skrup 0,01 mm

3. Kesalahan acak

Merupakan kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bialangan


(kualitatif),

Contoh :

- kesalahan pengamat dalam membaca hasil pengukuran panjang

5
- pengabaian pengaruh gesekan udara pada percobaan ayunan sederhana

- pengabaian massa tali dan gesekan antar tali dengan katrol pada percobaan
hukum II Newton.

Ketidakpastian pada Pengukuran

Ketika mengukur suatu besaran fisis dengan menggunakan instrumen,


tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai benar X0, melainkan selalu
terdapat ketidakpastian. Ketidakpastian ini disebabkan oleh beberapa hal
misalnya batas ketelitian dari masing-masing alat dan kemampuan dalam
membawa hasil yang ditunjukkan alat ukur.

BEBERAPA ISTILAH DALAM PENGUKURAN

· Ketelitian (accuracy)

adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang
diukur terhadap nilai benar X0

· Kepekaan

adalah ukuran minimal yang masih dapat dideteksi (dikenal) oleh instrumen,
misal galvanometer memiliki kepekaan yang lebih besar daripada
Amperemeter / Voltmeter

· Ketepatan (precision)

adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang


sama.

· Presisi

berkaitan dengan perlakuan dalam proses pengukuran, penyimpangan hasil


ukuran dan jumlah angka desimal yang dicantumkan dalam hasil
pengukuran.

· Akurasi

6
yaitu seberapa dekat hasil suatu pengukuran dengan nilai yang
sesungguhnya.

KETELITIAN ALAT UKUR PANJANG

1. Mistar : 1 mm

Mistar berskala terkecil memiliki memiliki ketelitian sampai 0,5 mm atau


0,05 cm. Ketelitian alat untuk satu kali adalah setengah skala terkecil.

Panjang benda melebihi 8,7 cm

Panjang kelebihan ditaksir 0,05 cm

Hasil pengukuran panjang 8,75 cm

Batas ketelitian ½ x 1 mm = 0,5 mm

2. Jangka Sorong : 0,1 mm

Jangka sorong memiliki ketelitian sampai 0,1 mm atau 0,1 cm. Jangka
sorong terdiri dari rahang tetap yang berskala cm dan mm, dan rahang
sorong (geser) yang dilengkapi dengan skala nonius yang panjangnya 9 mm
dan dibagi dalam 10 m skala. Panjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm.

Benda skala antara rahang utamadengan rahang sorong adalah 0,1mm


sehingga ketidakpastian dari jangka sorong adalah ½ x 0,1 mm = 0,005 mm

Contoh:

Sebuah benda diukur dengan jangka sorong dengan kedudukan skala seperti
pada gambar, maka panjang benda:

Skala Utama = 26 mm

7
Skala nonius 0,5 mm

Batas ketelitiannya ½ skala terkecil = ½ x 0,1 mm = 0,05 mm

3. Mikrometer sekrup 0,01 mm

Mikrometer skrup memiliki ketelitian sampai 0,01 mm atau 0,001 cm.


Mikrometer skrup juga memiliki dua skala , yaitu skala utama yang berskala
mm (0,5 mm) dan skala nonius yang terdapat pada selubung luar. Skala
nonius memiliki 50 bagian skala yang sama. Bila diselubung luar berputar
berputar satu kali, maka poros berulir (rahang geser) akan maju atau mundur
0,5 mm. Bila selubung luar berputar satu bagian skala, maka poros berulir
akan maju atau mundur sejauh 0,02 x 0,5 mm = 0,01 mm, sehingga
kepastian untuk mikrometer sekrup adalah ½ x 0,01 mm = 0,005 mm untuk
pengukuran tungga. Pelaporan hasil pengukuran adalah (X ± DX).

Cara meningkatkan ketelitian antara lain:

1. Waktu membaca alat ukur posisi mata harus benar

2. Alat yang dipakai mempunyai ketelitian tinggi

3. Melakukan pengukuran berkali-kali

8
Panjang

Panjang adalah jarak antara dua titik di dalam ruang. Lebar, tinggi, jari-jari
lingkaran termasuk dalam besaran panjang.

Dalam SI satuan panjang adalah meter. Standar panjang internasional yang


pertama adalah sebuah batang terbuat dari bahan campuran platina iridium,
dan di simpan di the international Bureau of Weight and Measures.

Tahun 1960 para ahli menetapkan bahwa satu meter sama dengan
1.650.763,73 kali panjang gelombang pancaran sinar jingga-merah dari
atom kripton-86 dalam ruang hampa. Alat ukur panjang adalah mistar,
jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Pada mikrometer sekrup
mempunyai tingkat ketelitian 0,01 mm sedangkan jangka sorong
mempunyai tingkat ketelitian 0,1 mm .

Massa

Satuan standar untuk massa adalah kilogram. Massa adalah jumlah materi
yang terkandung dalam suatu benda. Satu kilogram adalah massa sebuah
silinder logam yang terbuat dari campuran platina iridium yang disimpan di
lembaga Berat dan Ukuran Internasional di Paris, Prancis. Untuk menggukur
besaran massa antara lain adalah sebagai berikut :

1. Neraca lengan, ada yang terdiri dari dua lengan atau tiga lengan.
2. Neraca kimia, biasa digunakan untuk mengukur massa yang kecil.
3. Neraca elektronik/digital.

9
Waktu

Satuan waktu dalam SI adalah sekon. Pada mulanya satuan waktu


didasarkan pada waktu perputaran bumi mengelilingi sumbunya. Untuk
mendapatkan pengukuran waktu yang lebih teliti, sekarang orang
menggunakan jam atom. Jam ini diatur oleh gerakan atom tertentu (misalnya
atom Cesium) dimana 1 detik adalah 9.192.631.770 periode getaran atom
cesium-133. Alat ukur waktu yang digunakan untuk mengukur besaran
waktu antara lain adalah sebagai berikut :

1. Jam matahari, jam pasir, jam air.


2. Arloji
3. Stopwatch

A. Syarat Jam yang baik

Jam merupakan suatu alat pengukur waktu. Suatu jam dikatakan bekerja dengan
baik apabila selalu menunjukkan waktu yang tepat. Jam yang baik sebagai standar
ciri-cirinya mempunyai ketelitian yang tinggi sehingga hanya melakukan
kesalahan dalam beberapa periode. Jam atom sesium misalnya memiliki ketelitian
2 : 1012 yang berarti hanya melakukan kesalahan 1 detik dalam periose 6000 tahun.

B. Mengapa bandul tidak dipakai sebagai standar waktu?

Dari zaman dahulu orang-orang masa purba menjadikan suatu hal yang
berlangsung secara periodik (berkala) sebagai acuan waktu, seperti tetesan air,
desiran pasir, getaran bandul, dll. Secara berkala getaran bandul memang
bergerak secara periodik dengan periode yang tetap. Tetapi getaran bandul ini
tidak dapat digunakan secara universal karena 1 hal yaitu percepatan gravitasi
bumi. Dari persamaan gerak bandul diketahui bahwa T = 2π√ L / g. Disini
didapatkan bahwa T ≈ √ 1/g, sedangkan g = G M / R 2. Disini diketahui bahwa g
≈ 1 / R2. Ketinggian permukaan bumi tidaklah seragam ada yang dekat dan ada
juga yang jauh. Ketinggian ini berhubungan dengan R (jari-jari bumi) sehingga
didapatlah g yang tidak uniform. Jika g tidak uniform maka T pastilah juga tidak
seragam maka nyatalah getaran bandul tidak dapat dijadikan standar waktu.

10
Pengertian Satuan
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran.
Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2
besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua
besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada
hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan
Newton dan Berat (w) mempunyai satuan Newton. Besaran ini kelihatannya
berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.

Dimensi Besaran – besaran Fisik


Satuan luas adalah meter persegi. Karena luas merupakan hasil kali dua
besaran panjang maka dikatakan bahwa luas mempunyai dimensi panjang
kali panjang atau panjang pangkat dua, yang sering ditulis sebgai L2

Penjumlahan dua besaran fisik hanya berarti jika besaran – besaran itu
mempunyai dimensi yang sama.

Notasi Ilimah
Perhitungan dapat di sederhanakan dengan menggunakan notasi
ilmiah.suatu bilangan ditulis sebagai hasil kali suatu bilangan antara 1 dan
10 dengan pangkat dari bilangan 10,seperti 102 = 100,sebagi contoh
bilangan 13000 dapat dituils menjadi 1,3 X 104 .

11
Angka Penting
Angka penting adalah angka yang diketahui sebagai angka yang dapat
diandalkan
• Nol
Jika nol terdapat di anatara dua angka penting,nol itu sendiri adalah
angka penting.nol yang tepat berada di sebelah kanan dari tanda decimal
adalah angka penting hanya jika terdapat angka bukan nol di sebelah kiri
tanda decimal. Jadi bilangan 0.001,0.010,0.100 berturut –turut hanya
memiliki 1,2,dan 3 angka penting
• Penjumlahan & pengurangan
Hasil dari pengurangan dan penjumlahan harus di bulatkan. Sehingga
mempertahankan angka - angka hany sejauh kolom pertama yang berisi
angka – angka berupa estimasi.jawaban harus memiliki angka penting
yang sama di sebelah kanan tanda decimal dengan bilangan pasti yang
diketahui yang ditambahkan atau dikurangkan.

Contoh :
(a) 25,340 (b) 58,0
5,465 0,0038
0,322 0,00001
_______ ________
31,127 (jawaban) 58,0 (jawaban)

• Perkalian & pembagian


Hasil harus dibulatkan sehingga memiliki angka penting sebanyak yang
terkandung pada factor pasti terkecil

Contoh :
• 2,21 X 0,3 = 0,7
• 72,4 X 0,0084 = 6,1

BAB III

12
KESIMPULAN

Dalam SI dikenal 7 besaran pokok, ketujuhnya adalah panjang (m), massa (kg),
waktu (s), kuat arus listrik (A), suhu (K), jumlah zat (mol), dan intensitas cahaya
(cd). Besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Beberapa contoh beriut
satuannya dalam SI, Luas (m2), volume (m3), massa jenis (kg m-3), kecepatan (m s-1),
percepatan (m s-2) dan gaya ( kg m s-2 atau newton)

Angka penting dan notasi ilmiah sangat membantu dalam bidang pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

13
• Fisika ( Halliday Resnick)
• Fisika untuk sains dan teknik (Tipler)
• Fisika Universitas ( schaum’s)
• www.budakfisika.blogspot.com
• www.basicsphysics.blogspot.com

14

You might also like