Professional Documents
Culture Documents
LIDYA LISNASARI
E1F109032
A. Latar Belakang
Bahan bakar berbasis nabati salah satu contohnya adalah bioetanol. Bioetanol
dapat dibuat dari sumber daya hayati yang melimpah di Indonesia. Bioetanol dibuat
dari bahan-bahan bergula atau berpati seperti singkong atau ubi kayu, tebu, nira,
sorgum, nira nipah, ubi jalar, ganyong dan lain-lain. Hampir semua tanaman yang
disebutkan diatas merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi, karena mudah
ditemukan dan beberapa tanaman tersebut digunakan sebagai bahan pangan (Susana,
2005).
Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomass yang mengandung komponen
pati atau selulosa, seperti singkong dan tetes tebu. Dalam dunia industri, etanol
umumnya dipergunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran
untuk minuman keras (seperti sake atau gin), serta bahan baku farmasi dan
kosmetika. Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol terbagi menjadi tiga grade sebagai
berikut:
Grade industri dengan kadar alkohol 90-94%
Netral dengan kadar alkohol 96-99,5%, umumnya digunakan untuk
minuman keras atau bahan baku obat dalam industri farmasi
Grade bahan bakar dengan kadar alkohol diatas 99,5% (Prihardana, 2007).
Bioetanol dapat juga diartikan juga sebagai bahan kimia yang diproduksi dari
bahan pangan yang mangandung pati, seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan sagu.
Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai
minyak premium (Khairani, 2007).
Bahan baku pembuatan bioetanol ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu bahan
sukrosa, berpati dan berselulosa (ligninselulosa). Bahan - bahan yang termasuk dalam
kelompok bahan sukrosa antara lain nira, tebu, nira nipati, nira sargum manis, nira
kelapa, nira aren dan sari buah mete. Bahan berpati yang termasuk kelompok ini
adalah bahan - bahan yang mengandung pati atau karbohidrat. Bahan - bahan tersbut
antara lain tepung – tepung ubi ganyong, sorgum biji, jagung, cantel, sagu, ubi kayu,
ubi jalar, dan lain - lain. Bahan berselulosa (lignoselulosa ) artinya adalah bahan
tanaman yang mengandung selulosa (serat), antara lain kayu, jerami, batang pisang,
dan lain-lain. Berdasarkan ketiga jenis bahan baku tersebut, bahan berselulosa
merupakan bahan yang jarang digunakan dan cukup sulit untuk dilakukan. Hal ini
karena adanya lignin yang sulit dicerna sehingga proses pembentukan glukosa
menjadi lebih sulit (Khairani, 2007).
Secara umum produksi bioetanol mencakup tiga rangkaian proses yaitu,
persiapan bahan baku, fermentasi dan pemurnian. Bahan baku bioetanol bisa
diperoleh dari berbagai tanaman yang menghasilkan gula seperti tebu dan molase dan
juga tanaman penghasil pati atau tepung seperti jagung, singkong dan juga sagu. Pada
tahapan persiapan, bahan baku berupa padatan harus dikonversi terlebih dahulu
menjadi larutan gula sebelum akhirnya difermentasi untuk menghasilkan etanol,
sedangkan bahan-bahan yang sudah dalam bentuk larutan gula seperti molase dapat
secara langsung difermentasi. Bahan padatan dikenai perlakuan pengecilan ukuran
dan juga tahap pemasakan. Proses pengecilan ukuran dapat dilakukan dengan
menggiling bahan (singkong, sagu, dan jagung) sebelum memasuki tahap pemasakan.
Tahap pemasakan bahan meliputi proses liquifikasi dan sakarifikasi. Pada tahap ini,
tepung/pati dikonversi menjadi gula (Hambali dkk, 2008).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui proses
pembuatan bioetanol secara sederhana.
TATA CARA PENELITIAN
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah gelas beaker, toples,
dan penyaring.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah nira, sagu, ragi,
NPK, urea, HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N.
C. Prosedur Kerja
1. Produksi etanol dari gula pasir
Ditambahkan ragi 0,2-0,4%, urea 0,5%, dan NPK 0,06% lalu aduk
sampai rata
Hasil pengamatan
2. Produksi etanol sagu
Dibuat suspensi pati sagu 30% terhadap air
Didistilasi
Hasil Pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Namun pada praktikuk kali ini, setelah melakukan proses distilat tidak dilakukan
uji coba pembakaran sebagai parameternya. Sehingga para praktikan tidak
mengetahui bioethanol dari mana yang lebih bagus dan menghasilkan polusi lebih
sedikit.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Prihandana. 2007. Bioetanol Ubi kayu Bahan Bakar Masa Depan. Agromedia.
Jakarta.
Trifosa, D. 2007. Konversi Pati Jagung Menjadi Bioetanol. Skripsi Program Studi
Kimia FMIPA ITB. Bandung.