You are on page 1of 21

Klasifikasi Tumbuhan – Keanekaragaman Tumbuhan


o Biologi
• Penulis: admin

Klasifikasi Plantae. Tumbuhan Berpembuluh. Lumut, pakis haji, paku, merupakan contoh
beragamnya tumbuhan. Tumbuhan yang berbunga pun memiliki keanekaragaman yang luar
biasa. Berikut adalah contoh tumbuhan berbunga, yaitu Caesalpinia pulcherrima dan Hibiscus
rosa-sinensis.

[Insert Photo 1] [Insert photo 2]

Nah, pengelompokan atau klasifikasi tumbuhan dilakukan oleh para ilmuwan dalam rangka
mempermudah pengenalan pada tumbuhan. Klasifikasi pada tumbuhan didasarkan atas
persamaan dan perbedaan morfologi. Namun, saat ini sudah berkembang metode yang lebih
maju, yaitu menggunakan hubungan persamaan sekuens-sekuens pada DNA.

Akan tetapi, kali ini tidak akan dibahas klasifikasi (taksonomi) tumbuhan dari DNAnya, karena
masih sukar untuk dipelajari. Berikut adalah gambaran mengenai klasifikasi tumbuhan secara
umum.

Tumbuhan secara garis besar dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan
berpembuluh dan tidak berpembuluh.

A. TUMBUHAN TIDAK BERPEMBULUH

Tumbuhan tidak berpembuluh (non-trakeofita) merupakan kelompok tumbuhan yang dikenal


dengan lumut. Lumut ini nantinya masih dibagi-bagi lagi menjadi tiga divisi. Secara umum,
lumut memiliki karakter berupa akar, batang, dan daun yang tidak bisa dibedakan secara jelas.

Tidak adanya jaringan pengangkut atau pembuluh menyebabkan tumbuhan ini mengambil air
dari lingkungan secara difusi. Difusi dilakukan melalui sel-sel diseluruh bagian tubuhnya. Hal
itulah yang menyebabkan tumbuhan lumut perlu hidup ditempat-tempat yang lembab. Selain itu,
struktur sperma yang mempunyai flagel sangat memerlukan keberadaan air untuk mencapai
gamet betina saat terjadi fertilisasi.

Kelompok tumbuhan tidak berpembuluh memiliki suatu siklus hidup yang disebut dengan
pergiliran keturunan (alternation of generation). Pergiliran keturunan tersebut terdiri dari fase
sporofit dan gametofit.

Lumut diklasifikasikan menjadi tiga divisi, yaitu lumut daun (Briofita/Bryophyta), lumut hati
(Hepatofita/Hepatophyta), dan lumut tanduk (Antoserofita/Antocerophyta).

1. Lumut Daun (Briofita)


Lumut daun sering dikenal dengan moss. Lumut daun memiliki morfologi yang lebih mirip
dengan tumbuhan tinggi. Meskipun tubuhnya tersusun atas bagian yang mirip tumbuhan tinggi,
struktur internalnya sangat jauh berbeda. Contoh lumut daun adalah Sphagnum.

2. Lumut Hati (Hepatofita)

Lumut hati disebut juga sebagai liverwort. Tubuh lumut hati berbentuk pipih dan tidak sejelas
lumut daun. Rhizoid akan muncul pada bagian bawah dari lobus tubuh yang menempel pada
substrat. Lumut hati memiliki ciri khas berupa gemmae, yaitu suatu struktur reproduksi aseksual.

Gemmae terletak diatas thalus (tubuh) dari lumut daun. Gemmae memiliki bentuk seperti
mangkuk, sehingga sering dinamakan dengan gemma cup. Jika terkena air hujan, sel-sel pada
bagian atas gemmae akan terpelanting. Sel-sel tersebut pada substrat yang cocok akan tumbuh
menjadi individu baru.

3. Lumut Tanduk (Anthoserofita)

Anthoserofita tidak berbeda jauh dengan lumut hati. Perbedaan lumut tanduk dengan lumut hati
adalah sporofitnya yang membentuk kapsul memanjang dengan hamparan gametofit seperti
karpet yang lebar. Dalam Campbell et al. (2004), lumut tanduk berdasarkan asam nukleatnya
memiliki kekerabatan hubungan yang dekat dengan tumbuhan berpembuluh
(trakeofita/tumbuhan vaskuler).

B. TUMBUHAN BERPEMBULUH

Tumbuhan berpembuluh memiliki karakter adanya pembuluh angkut pada tubuhnya. Pembuluh
angkut tersebut meliputi xilem dan floem. Xilem merupakan jaringan pembuluh yang berfungsi
mengankut air dan mineral dari substrat (tanah dan batuan atau perairan) menuju bagian tubuh
tumbuhan. Setelah terjadi proses fotosintesis, floem berfungsi untuk mengedarkan hasil
fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan.

Ada istilah tumbuhan berkormus yang juga sering dipakai. Tumbuhan berkormus merupakan
tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun sejati. Berbeda dengan tumbuhan lumut (tidak
berkormus), kelompok tumbuhan ini memiliki partisi akar, batang, daun meliputi struktur dan
fungsi yang jelas.

Habitat tumbuhan berpembuluh sangat luas. Tumbuhan berpembuluh dapat dijumpai dilautan
hingga pegunungan tinggi seperti Gunung Mahameru atau bagian tiga-perempat Pegunungan
Jayawijaya. Tumbuhan berpembuluh di laut misalnya lamun, sedangkan tumbuhan yang ada
didaerah tinggi contohnya bunga edelweis. Di daerah perairan tawar pun kita sering menemukan
tumbuhan yang mengapung di air, misalkan eceng gondok (Eichornia crassipes).

Tumbuhan tinggi ada juga yang hidup menumpang pada tumbuhan lain. Ada yang sampai
mengambil nutrisi dari pohon inang (parasit), seperti benalu dan Rafflesia arnoldi. Ada juga yang
tidak mengambil nutrien dari tubuh tumbuhan yang ditumpanginya, atau sering dinamakan
dengan epifit. Tumbuhan epifit antara lain adalah berbagai jenis anggrek dan paku. Salah satu
contoh paku yang epifit adalah Asplenium nidus (paku sarang burung).

Tumbuhan berpempuluh terbagi atas dua kelompok besar, yaitu tumbuhan berpembuluh tak
berbiji dan tumbuhan berpembuluh yang menghasilkan biji.

1. Tumbuhan Berpembuluh tak Berbiji

Tumbuhan berpembuluh tak berbiji meilputi likofita, paku ekor kuda, dan pakis. Kelompok
tumbuhan ini diperkirakan merupakan tumbuhan dominan pada masa Carboniferous. Beberapa
ilmuwan memperkirakan bahwa ketiga kelompok tumbuhan tersebut berasal dari turunan mulai
dari zaman Carboniferous (Campbell et al., 2004).

Tumbuhan berpembuluh tak berbiji juga mengalami pergiliran keturunan (alternation of


generation). Fase sporofit pada kelompok ini lebih lama daripada fase gametofitnya.

Dalam pembahasan kali ini, kelompok tumbuhan berpembuluh tak berbiji dibagi menjadi tiga
macam, yaitu Likofita (Lycophyta), paku ekor kuda (Sfenofita/Sphenophyta), serta Paku dan
kerabat paku (Pteridophyta) (Campbell et al., 2004).

a. Likofita

Likofita merupakan kelompok yang dianggap paling kuno dari divisi-divisi lainnya. Likofita
masih dianggap menyerupai struktur pada lumut daun, akan tetapi struktur internalnya
menyerupai tumbuhan tingkat tinggi.

b. Sfenofita

Sfenofita sering dikenal dengan sebutan paku ekor kuda. Ciri-ciri dari paku ekor kuda adalah
adanya ruas-ruas dari batang yang muncul dari tanah. Spora pada bagian ujung batang memiliki
bentuk seperti kerucut. Salah satu contoh dari paku ekor kuda adalah Equisetum debile.

c. Pteridofita

Divisi pteridofita merupakan divisi terbesar dengan anggota lebih dari 12.000 spesies. Pteridofita
terdiri atas paku dan kerabat paku. Kedua kelompok tersebut dibedakan berdasarkan adanya
perbedaan morfologi daun muda. Ujung daun muda pada kelompok paku memiliki
penggulungan, yang disebut dengan circinatus. Di lain pihak, kelompok kerabat paku (fern
allies) tidak memiliki penggulungan daun muda.

Contoh dari pteridofita sangat mudah kita jumpai sehari-hari. Beberapa contoh diantaranya
adalah paku tiang yang dapat mencapai tinggi lebih dari 10 meter di hutan belantara. Paku tiang
lebih banyak ditemukan didaerah sekitar sumber perairan. Akan tetapi, belum ada penelitian
yang menunjukkan adanya korelasi antara keberadaan sumber air dengan pertumbuhan paku
tiang.
[Insert Photo Paku Tiang]

2. Tumbuhan Berpembuluh Berbiji (Tumbuhan Berbiji)

Semua tumbuhan yang menghasilkan biji termasuk tumbuhan berpembuluh, sehingga sering
disebut tumbuhan berbiji saja. Biji yang menjadi ciri khas kelompok tumbuhan ini merupakan
salah satu mekanisme perkembangbiakan yang dianggap maju atau canggih pada tumbuhan.

Biji terbentuk melalui proses fertilisasi antara sel gamet jantan dan betina. Jika dilihat secara
evolusi, maka biji merupakan struktur pengganti spora. Akan tetapi, secara struktural biji
merupakan struktur yang sangat kompleks.

Tumbuhan berbiji dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).

Gymnospermae. Tumbuhan berbiji terbuka memiliki ciri khas berupa biji yang terbuka ke
atmosfer. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya struktur pelindung atau ruangan
perkembangan biji yang disebut sebagai ovarium. Pembentukan biji pada tumbuhan berbiji
terbuka terjadi melalui pembuahan tunggal, yaitu pertemuan antara sel kelamin jantan dan betina
sebanyak satu kali.

Tumbuhan berbiji terbuka dibagi menjadi empat divisi, yaitu Cycadophyta (Sikadofita),
Ginkgophyta (Ginkgofita), Coniferophyta (Koniferofita), dan Gnetophyta (Gnetofita).

1. Cycadophyta

Tumbuhan yang termasuk dalam divisi Cycadophyta memiliki ciri khas bentuk yang menyerupai
palem. Batang tidak memiliki cabang dengan tangkai daun yang mendukung daun majemuk
menyirip. Struktur reproduksi berupa strobilus. Ada juga yang menamakan Cycadophyta sebagai
palem sagu.

Contoh dari divisi ini adalah pakis haji (Cycas rumphii).

[Insert Picture Cycas rumphii]

2. Ginkgophyta

Ginkgophyta merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas daun berbentuk kipas
dengan pertulangan daun yang dikotom (bercabang dua-dua). Ginkgophyta hanya terdiri dari
satu spesies, yaitu Ginkgo biloba. Spesies ini sangat terkenak karena banyak digunakan sebagai
bahan pembuat shampoo.

[Insert Picture Ginkgo biloba]

3. Coniferophyta
Conifer merupakan kelompok tumbuhan yang saat ini paling dominan di dunia. Anggota konifer
merupakan penyusun hutan berdaun jarum. Hutan tersebut sangat luas dan didominasi oleh
kelompok konifer berdaun jarum. Biasanya, hutan tersebut dinamakan dengan bioma taiga.

Reproduksi konifer, misalkan pinus, menggunakan organ yang dinamakan dengan strobilus.
Strobilus terdiri dari dua macam, yaitu strobilus jantan dan betina. Strobilus jantan pada pinus
berukuran kecil dibandingkan strobilus betina. Strobilus betina selain memiliki ukuran yang
besar, juga memiliki struktur strobilus yang keras.

Salah satu contoh konifer adalah Pinus merkusii. Pinus merkusii merupakan salah satu
komponen hutan tanam di Indonesia. Getah yang diproduksi oleh pinus dapat diambil dan
digunakan sebagai bahan untuk membuat cat.

[Insert picture strobilus of Pinus merkusii]

4. Gnetophyta

Gnetophyta merupakan divisi yang dianggap paling maju diantara keempat divisi pada
gymnospermae. Struktur anatomi yang mendekati angiospermae menjadi pertimbangan hal
tersebut. Kemiripan tersebut terletak pada struktur pembuluh.

Gnetophyta tersebar dari daerah gurun hingga daerah dekat hutan hujan tropis. Genus
Welwitschia merupakan semak gurun yang cukup populer di Afrika. Melinjo (Gnetum gnemon)
sepintas tidak berbeda dengan angiospermae.

[Insert Picture Gnetum Gnemon] [Insert Picture Welwitschia]

Angiospermae. Angiospermae dikelompokkan berdasarkan persamaan adanya karpel atau daging


buah yang menjadi pembungkus biji. Angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang
paling beragam. Ada sekitar 250.000 spesies tumbuhan berbiji tertutup.

Tumbuhan berbiji tertutup sering dinamakan dengan antophyta (antofita), yaitu kelompok
tumbuhan berbunga. Hal tersebut disebabkan karena organ reproduksi yang didukung oleh
bunga. Bunga merupakan organ yang berfungsi untuk membantu proses penyerbukan. Bunga
berperan sebagai penarik organisme yang berperan sebagai polinator (pembantu penyerbukan).
Hibiscus rosa-sinensis - Contoh tumbuhan berbunga

Bunga memiliki berbagai mekanisme untuk menarik perhatian polinator. Nektar merupakan
mekanisme utama yang membuat berbagai polinator tertarik. Selain nektar, polinator juga
memerlukan berbagai hal dari bunga. Salah satu contoh yang menarik adalah serangga yang ada
pada pohon Ficus hispida. Bunga pada pohon ini terletak pada suatu struktur mirip periuk,
sehingga serangga yang membutuhkan tempat menaruh telur akan masuk ke dalam periuk
tersebut. Pergerakan di dalam periuk tersebut menyebabkan penyerbukan terjadi.

Tumbuhan berbiji terbuka

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

?
Gymnospermae

Klasifikasi ilmiah

Kerajaa Planta
n: e

Divisio

Pinophyta - Tetumbuhan
runjung
Ginkgophyta - ginkgo
Cycadophyta - Pakis haji
dan kerabatnya
Gnetophyta - Melinjo
dan kerabatnya

Gymnospermae (dari bahasa Yunani: gymnos (telanjang) dan sperma (biji) atau tumbuhan
berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam
bakal buah (ovarium). Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae, atau Magnoliophyta), biji atau
bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada
Gymnospermae, biji terekspos langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus
atau runjung. Pada melinjo misalnya, "pêntil"nya (yaitu bijinya) sejak dari "kroto" hingga
melinjo masak dapat dilihat, sementara pada tusam biji terletak pada runjungnya.

Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu),
sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang
sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara: Pteridospermophyta (paku biji),
Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan
keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus
dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).

[sunting] Pengelompokan
Dalam klasifikasi tumbuhan modern, Gymnospermae tidak memiliki status taksonomi karena
banyak petunjuk bahwa tumbuhan berbunga (Angiospermae, tumbuhan berbiji tertutup) adalah
keturunan dari salah satu tumbuhan berbiji terbuka. Pemisahan antara tumbuhan berbiji terbuka
dengan berbiji tertutup akan menyebabkan pemisahan yang parafiletik.

Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang masih bertahan:

• Bennetophyta, punah
• Cordaitophyta, punah
• Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang
Angiospermae
• Ginkgophyta, dengan hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba
• Cycadophyta, pakis haji dan kerabatnya
• Pinophyta, tumbuhan runjung
• Gnetophyta, dengan anggota hanya dua genus: Gnetum (melinjo dan
kerabatnya) dan Welwitschia.

[sembunyikan]
l • b • s

Kingdom Plantae
Makhluk Hidup • Eukariotik • Multiseluler • Autotrof • Klorofil • Keanekaragaman
Hayati

Bryophyte Bryophyta • Hepatichopyta •


s Anthocerotophyta
Tumbuhan
berspora
Pteridoph Psilophyta • Lycophyta • Spenophyta •
yta Pterophyta

Tumbuhan Gymnosper Pinophyta • Cycadophyta •


berbiji mae Ginkgophyta • Gnetophyta

Anthophyt
a/ Angiosperm
Dicotyledoneae • Monocotyledoneae
Phaneroga ae
ma /
Embriophy
ta
sifonogam
a

Tumbuhan lumut, paku, biji terbuka dan biji tertutup

TUMBUHAN LUMUT,PAKU,BERBIJI TERBUKA DAN TERTUTUP


TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU
TUGAS 1
A.TUMBUHAN PAKU
Tumbuhan paku (atau paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu
divisio tumbuhan yang telah memiliki ender pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak
menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini masih
menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut
dan fung Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju
abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui ender 10.000
(diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di
daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan
kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon,
yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-
hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang
ditambang orang sebagai batu bara.
Morfologi
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon,
biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa
terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris
frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental
yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ende
khas tumbuhan paku. Daun pakis ender selalu daun majemuk. Sering dijumpai
tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar
yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.
Daur hidup (metagenesis)

Protalium (panah merah) dengan tumbuhan paku muda


Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua
fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat
merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase
gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang
berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak
berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak
berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari
prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid
atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau
sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid
berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot,
yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) juga memiliki daur seperti ini tetapi telah
berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofit tidak mandiri. Spora yang dihasilkan
langsung tumbuh menjadi benang sari atau kantung embrio.
Klasifikasi
Secara tradisional, Pteridophyta mencakup semua kormofita berspora, kecuali
lumut hati, lumut tanduk, dan tumbuhan lumut. Selain paku sejati (kelas Filicinae),
termasuk di dalamnya paku ekor kuda (Equisetinae), rane dan paku kawat
(Lycopodiinae), Psilotum (Psilotinae), serta Isoetes (Isoetinae). Sampai sekarang
pun ilmu yang mempelajari kelompok-kelompok ini disebut pteridologi dan ahlinya
disebut pteridolog.
Smith et al. (2006)[1] mengajukan revisi yang cukup kuat berdasarkan data
morfologi dan molekular. Berdasarkan klasifikasi terbaru ini, Lycophyta (rane, paku
kawat, dan Isoetes) merupakan tumbuhan berpembuluh yang pertama kali terpisah
dari yang lain, sedangkan paku-pakuan serta tumbuhan berbiji berada pada
kelompok lain. Selanjutnya terlihat bahwa semua kormofita berspora yang tersisa
tergabung dalam satu kelompok besar, yang layak dikatakan sebagai anggota
ender tumbuhan paku (Pteridophyta). Dari hasil revisi ini juga terlihat bahwa
sejumlah paku-pakuan yang dulu dianggap sebagai paku endere (seperti Psilotum)
ternyata lebih dekat berkerabat dengan paku tunjuk langit (Helminthostachys),
sementara paku ekor kuda (Equisetum’) sama dekatnya dengan paku sejati
terhadap Marattia.
Dengan demikian, berdasarkan klasifikasi baru ini, tumbuhan paku dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
Divisio: Lycophytadengan satu kelas: Lycopsida.
Divisio: Pteridophytadengan empat kelas monofiletik:
Psilotopsida, mencakup Ophioglossales.
Equisetopsida
Marattiopsida
Polypodiopsida (=Pteridopsida, Filicopsida)
Divisi terakhir ini mencakup semua tumbuhan yang biasa dikenal sebagai paku
sejati. Berikut adalah klasifikasi lengkap menurut Smith et al. (2006):
Kelas Psilotopsida
Bangsa Ophioglossales
Suku Ophioglossaceae (termasuk Botrychiaceae, Helminthostachyaceae)
Bangsa Psilotales
Suku Psilotaceae (termasuk Tmesipteridaceae)
Kelas Equisetopsida [=Sphenopsida]
Bangsa Equisetales
Suku Equisetaceae
Kelas Marattiopsida
Bangsa Marattiales
Suku Marattiaceae (termasuk Angiopteridaceae, Christenseniaceae, Danaeaceae,
Kaulfussiaceae)
Kelas Polypodiopsida [=Filicopsida, Pteridopsida]
Bangsa Osmundales
Suku Osmundaceae
Bangsa Hymenophyllales
Suku Hymenophyllaceae (termasuk Trichomanaceae)
Bangsa Gleicheniales
Suku Gleicheniaceae (termasuk Dicranopteridaceae, Stromatopteridaceae)
Suku Dipteridaceae (termasuk Cheiropleuriaceae)
Suku Matoniaceae
Bangsa Schizaeales
Suku Lygodiaceae
Suku Anemiaceae (termasuk Mohriaceae)
Suku Schizaeaceae
Bangsa Salviniales
Suku Marsileaceae (termasuk Pilulariaceae)
Suku Salviniaceae (termasuk Azollaceae)
Bangsa Cyatheales
Suku Thyrsopteridaceae
Suku Loxomataceae
Suku Culcitaceae
Suku Plagiogyriaceae
Suku Cibotiaceae
Suku Cyatheaceae (termasuk Alsophilaceae, Hymenophyllopsidaceae)
Suku Dicksoniaceae (termasuk Lophosoriaceae)
Suku Metaxyaceae
Bangsa Polypodiales
Suku Lindsaeaceae (termasuk Cystodiaceae, Lonchitidaceae)
Suku Saccolomataceae
Suku Dennstaedtiaceae (termasuk Hypolepidaceae, Monachosoraceae,
Pteridiaceae)
Suku Pteridaceae (termasuk Acrostichaceae, Actiniopteridaceae, Adiantaceae,
Anopteraceae, Antrophyaceae, Ceratopteridaceae, Cheilanthaceae,
Cryptogrammaceae, Hemionitidaceae, Negripteridaceae, Parkeriaceae,
Platyzomataceae, Sinopteridaceae, Taenitidaceae, Vittariaceae)
Suku Aspleniaceae
Suku Thelypteridaceae
Suku Woodsiaceae (termasuk Athyriaceae, Cystopteridaceae)
Suku Blechnaceae (termasuk Stenochlaenaceae)
Suku Onocleaceae
Suku Dryopteridaceae (termasuk Aspidiaceae, Bolbitidaceae, Elaphoglossaceae,
Hypodematiaceae, Peranemataceae)
Suku Lomariopsidaceae (termasuk Nephrolepidaceae
Suku Tectariaceae
Suku Oleandraceae
Suku Davalliaceae
Suku Polypodiaceae (termasuk Drynariaceae, Grammitidaceae,
Gymnogrammitidaceae, Loxogrammaceae, Platyceriaceae, Pleurisoriopsidaceae)

B.TUMUHAN LUNUT (BRYOPHYTA)


Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang
lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut
gambut (sphagnum sp.).Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini
melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut
merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan
tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya
autotrof.Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut
sebagai epifil. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifil maka hutan demikian
disebut hutan lumut.
Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (ende dan floem).
Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:a. Alat kelamin
jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermtozoidb. alat kelamin betina
disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum
Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu
(Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua
(Dioesius).Gerakan spermatozoid ender ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena
adanya rangsangan zat kimia berupa ender yang dihasilkna oleh sel telur.
Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :- Vaginula
(kaki) - Seta (tangkai) - Apofisis (ujung seta yang melebar) - Kotak Spora : Kaliptra
(tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk
spora). Spora lumut bersifat haploid.
CONTOH-CONTOH SPESIES LUMUT
a. Kelas HEPATICAE (lumut hati) :Marchantia polymorpha >> bentuknya pipih
seperti pita, dahulu digunakan untuk pengobatan hepatitis.
b. Kelas MUSCI (lumut daun) :- Sphagnum fimbriatum- Sphagnum acutilfolium-
Sphagnum squarrosum- Sphagnum ruppinenseSemuanya dinamakan lumut gambut
dan sering disterilkan dan digunakan orang sebagai pengganti kapas.
TUGAS 2
TUMBUHAN BERBIJI TERBUKA DAN TERTUTUP

A.TUMBUHAN BERBIJI TERBUKA


Gymnospermae (dari bahasa Yunani: gymnos (telanjang) dan sperma (biji) atau
tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak
terlindung dalam bakal buah (ovarium). Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae,
atau Magnoliophyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah
sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji terekspos langsung atau
terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung. Pada melinjo
misalnya, "pêntil"nya (yaitu bijinya) sejak dari "kroto" hingga melinjo masak dapat
dilihat, sementara pada tusam biji terletak pada runjungnya.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang
lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh
kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara:
Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-
anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang.
Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu
kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).

Pengelompokan
Dalam klasifikasi tumbuhan modern, Gymnospermae tidak memiliki status
taksonomi karena banyak petunjuk bahwa tumbuhan berbunga (Angiospermae,
tumbuhan berbiji tertutup) adalah keturunan dari salah satu tumbuhan berbiji
terbuka. Pemisahan antara tumbuhan berbiji terbuka dengan berbiji tertutup akan
menyebabkan pemisahan yang parafiletik.
Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang
masih bertahan:
Bennetophyta, punah
Cordaitophyta, punah
Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae
Ginkgophyta, dengan hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba
Cycadophyta, pakis haji dan kerabatnya
Pinophyta, tumbuhan runjung
Gnetophyta, dengan anggota hanya dua genus: Gnetum (melinjo dan kerabatnya)
dan Welwitschia.

B.TUBUHAN BERBIJI TERTUTUP(ANGISPERMAE)


Angiospermae ("berbiji terbungkus"). Nama lain yang juga dikenakan kepadanya
adalah Magnoliophyta ("tumbuhan sekerabat dengan magnolia"). Nama
Angiospermae diambil dari penggabungan dua kata bahasa Yunani Kuno: αγγειον
(aggeion, "penyangga" atau "pelindung") dan σπερμα (spermum, "biji") yang
diperkenalkan oleh Paul Hermann pada tahun 1690. Dalam sebagian besar sistem
taksonomi modern, kelompok ini sekarang menempati takson sebagai divisio.
Namun demikian, klasifikasi terbaru berdasarkan APG (Sistem klasifikasi APG II)
menempatkannya dalam suatu klad yang tidak menempati suatu takson dan
dinamakan angiosperms
Ciri-ciri khas
Tumbuhan berbunga dibedakan dari kelompok lain berdasarkan apomorfi (ciri-ciri
terwariskan) yang khas dikembangkan oleh kelompok ini. Semua ciri-ciri ini terletak
pada bagian reproduktif. Berikut adalah ciri-ciri tersebut:
Bunga
Bunga menjadi penciri yang paling nyata dan membedakannya dari kelompok
tumbuhan berbiji yang lain. Bunga membantu kelompok tumbuhan ini memperluas
kemampuan evolusi dan lungkang (ruang hidup atau niche) ekologisnya sehingga
membuatnya sangat sesuai untuk hidup di daratan.
Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa
pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi untuk
dapat beradaptasi dengan penyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri.
Adaptasi ke arah ini juga memperluas jangkauan ruang hidupnya.
Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi
Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri
dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat
serbuk sari mencapai organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara
kedua tahap tersebut biasanya 12-24 jam. Pada Gymnospermae waktu yang
diperlukan untuk hal tersebut dapat mencapai setahun.
Karpela menutup rapat bakal biji
Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga
mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik
untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan, karpela dan beberapa
jaringan di sekitarnya juga akan berkembang menjadi buah. Buah berfungsi adaptif
dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan membantu
proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.
Ukuran gametofit betina sangat tereduksi
Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat
berkurang menjadi hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang
mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan. Hanya
kelompok Angiospermae yang memiliki perilaku semusim dalam proses
kehidupannya. Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah lungkang yang
jauh lebih luas.
Endosperma
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat
mendukung adaptasi karena melengkapi embrio atau kecambah dengan cadangan
makanan dalam perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga memperkuat
daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam
perkembangannya.
Klasifikasi

Kecambah monokotil (kiri) dan dikotil.


Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690) bagi
seluruh tumbuhan berbunga dengan biji yang terbungkus dalam kapsula, dan
dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai tumbuhan berbunga dengan buah
achene atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya, keseluruhan buah atau
bagiannya dianggap sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah ini dipakai oleh
Carolus Linnaeus dengan pengertian yang sama tetapi digunakan sebagai nama-
nama dari kelas Didynamia.
Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar
terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama
Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm
Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada kantung embrio
dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini menjadikan
Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah
Angiospermae mulai diterapkan untuk semua tumbuhan berbiji yang bukan kedua
kelompok yang disebutkan Robert Brown. Pengertian terakhir inilah yang masih
bertahan hingga sekarang.
Dalam sistem taksonomi modern, kelompok tumbuhan berbunga ditempatkan pada
berbagai takson. Selain Angiospermae, kelompok ini disebut juga dengan
Anthophyta ("tumbuhan bunga"). Sistem Wettstein dan Sistem Engler
menempatkan Angiospermae pada tingkat subdivisio. Sistem Reveal memasukkan
semua tumbuhan berbunga dalam subdivisio Magnoliophytina, namun pada edisi
lanjut memisahkannya menjadi Magnoliopsida, Liliopsida, dan Rosopsida. Sistem
Takhtajan dan sistem Cronquist memasukkan kelompok ini ke dalam tingkat divisio
dengan nama Magnoliophyta. Sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992)
menggunakan nama Magnoliopsida dan meletakkannya pada tingkat kelas. Saat ini,
sistem klasifikasi yang paling akhir, seperti sistem APG (1998) dan sistem APG II
(2003), tidak lagi menjadikannya sebagai satu kelompok takson tersendiri
melainkan sebagai suatu klade tanpa nama botani resmi dengan nama
angiosperms (sistem ini menggunakan nama-nama bahasa Inggris atau diinggriskan
untuk nama-nama tidak resmi).
[sunting] Pembagian internal (taksonomi)
Klasifikasi internal kelompok ini mengalami banyak perubahan. Sistem klasifikasi
Cronquist (1981) masih banyak dipakai tetapi mulai dipertanyakan keakuratannya
dari sisi filogeni terutama karena bertentangan dengan hasil-hasil penyelidikan
molekular. Kesepakatan umum tentang bagaimana tumbuhan berbunga
dikelompokkan mulai tercapai sejak hasil "Angiosperm Phylogeny Group" (APG)
dikeluarkan pada tahun 1998 dan diperbaharui pada tahun 2003 sebagai Sistem
klasifikasi APG II.
Sistem klasifikasi Cronquist membagi tumbuhan berbunga menjadi dua kelompok:
Magnoliopsida dan Liliopsida. Nama pemeri lain yang diizinkan dalam Pasal 16 ICBN
adalah Dicotyledoneae (dikotil) dan Monocotyledoneae (monokotil) atas dasar
sejarah dan menunjukkan satu ciri cukup mudah untuk diamati meskipun tidak
selalu demikian: tumbuhan dikotil memiliki dua daun lembaga sedangkan
tumbuhan monokotil memiliki satu daun lembaga.
Sistem APG, yang menggunakan konsep kladistika dan banyak memakai metode
pengelompokan statistika (clustering) serta memasukkan data-data molekular,
mendapati bahwa monokotil merupakan kelompok monofiletik atau holofiletik, dan
menamakannya monocots (bentuk jamak dari monocot), tetapi dikotil ternyata
tidak demikian (disebut sebagai kelompok bersifat parafiletik). Meskipun demikian
terdapat kelompok besar dikotil yang monofiletik yang dinamai eudicots atau
tricolpates. Nama eudicot berarti "dikotil sejati" karena menunjukkan ciri-ciri yang
biasa dinyatakan sebagai ciri khas dikotil, seperti bunga dengan empat atau lima
mahkota bunga dan empat atau lima kelopak bunga. Sisa dari pemisahan ini, yang
tetap parafiletik, biasa dinamakan sebagai paleodicots (paleo- berarti "purba" atau
"kuno") untuk kemudahan penyebutan.
Penyelidikan menggunakan filosofi filogeni hingga sekarang telah menemukan
delapan kelompok utama pada tumbuhan berbunga, yaitu monocots, eudicots,
Amborellales, Nymphaeales, Austrobileyales, Chloranthales, Ceratophyllales, dan
magnoliids. Hubungan di antara mereka hingga sekarang masih terus diselidiki.
Keanekaragaman jenis dan manfaat

Berbagai bunga dalam slide


Jenis tumbuhan berbunga diperkirakan berkisar antara 250.000 hingga 400.000
yang dapat dikelompokkan hingga paling sedikit 402 suku (berdasarkan taksiran
dalam Sistem APG II). Sistem APG 1998 menyatakan terdapat 462 suku. Monokotil
mencakup sekitar 23% dari keseluruhan spesies dan "dikotil sejati" (eudicots)
mencakup 75% dari keseluruhan spesies.
Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai berikut:
Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran): 23.600 jenis
Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan): 21.950
Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan): 19.400
Rubiaceae (suku kopi-kopian): 13.183
Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan): 10.035
Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman): 7.173
Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan): 5.735
Cyperaceae (suku teki-tekian): 4.350
Malvaceae (suku kapas-kapasan): 4.225
Araceae (suku talas-talasan): 4.025
Orchidaceae, Poaceae, Cyperaceae dan Araceae adalah monokotil.
Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam
kehidupan manusia, baik dalam bidang pertanian, kehutanan maupun industri.
Suku rumput-rumputan jelas merupakan suku terpenting karena menghasilkan
berbagai sumber energi pangan bagi manusia dan ternak dari padi, gandum,
jagung, jelai, haver, jewawut, tebu, serta sorgum. Suku polong-polongan
menempati tempat terpenting kedua, sebagai sumber protein nabati dan sayuran
utama dan berbagai peran budaya lain (kayu, pewarna, dan racun). Suku nilam-
nilaman beranggotakan banyak tumbuhan penghasil minyak atsiri dan bahan obat-
obatan.
Beberapa suku penting lainnya dalam kehidupan manusia adalah
Solanaceae (suku terong-terongan), sebagai sumber pangan penting terutama
sayuran
Cucurbitaceae (suku labu-labuan), sebagai sumber sayuran penting
Brassicaceae atau Cruciferae (suku sawi-sawian), sebagai sumber sayuran dan
minyak pangan penting
Alliaceae (suku bawang-bawangan), sebagai sumber sayuran bumbu penting
Piperaceae (suku sirih-sirihan), sebagai sumber rempah-rempah penting.
Arecaceae atau Palmae (suku pinang-pinangan), sebagai pendukung kehidupan
penting masyarakat agraris daerah tropika
Rutaceae (suku jeruk-jerukan), Rosaceae (suku mawar-mawaran), dan Myrtaceae
(suku jambu-jambuan) banyak menghasilkan buah-buahan penting.
Tumbuhan berbunga juga menjadi pemasok sumberdaya alam dalam bentuk kayu,
kertas, serat (misalnya kapas, kapuk, and henep, sisal, serat manila), obat-obatan
(digitalis, kamfer), tumbuhan hias (ruangan maupun terbuka), dan berbagai daftar
panjang kegunaan lain

Tumbuhan berbiji
Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)- Pada materi ini kita akan membahas tentang ciri-
ciri Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji), klasifikasi Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji) ,
Monokotil dan Dikotil.

Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)


Seperti halnya tumbuhan paku, tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan berkormus karena sudah
memiliki akar, batang, dan daun sejati.

1. Ciri-ciri Spermatophyta
Spermatophyta berasal dari kata spermae yang berarti biji dan phyton yang berarti tumbuhan.
Tumbuhan ini memiliki ciri utama, yaitu ditemukannya suatu organ, yaitu biji yang berasal dari
bakal biji. Pada tumbuhan berbiji, juga sudah dilengkapi dengan berkas pembuluh angkut, yaitu
xylem dan floem.

2. Klasifikasi Spermathophyta
Spermathophyta dapat dibagi menjadi 2 kelas, yaitu:

a. Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)


Tumbuhan Gymnospermae disebut juga tumbuhan berbiji telanjang, karena bakal bijinya tidak
dibungkus oleh daun buah. Terdapat kambium sehingga dapat tumbuh membesar. Daun
kebanyakan kaku dan sempit, ada yang berbentuk jarum, misalnya pada pinus, ada yang seperti
pita bertulang daun sejajar, misalnya pakis haji, dan ada pula agak lebar bertulang daun
menyirip, misalnya melinjo. Bunga umumnya tidak memiliki mahkota atau bila memiliki
mahkota tidak berwarna mencolok dan bentuknya seperti sisik. Klasifikasi tumbuhan
Gymnospermae dibagi menjadi:

1) Coniferales
Coniferales berarti kerucut, ditandai dengan adanya strobilus yang berbentuk kerucut. Bakal
buah berada pada strobilus betina yang memiliki ukuran lebih besar daripada strobilus jantan
yang mengandung serbuk
sari. Selain itu, secara morfologi memiliki bentuk bangun tubuh seperti kerucut. Contohnya
adalah Pinus merkusii (pinus), Araucaria, Cupresus.

2) Ginkgoales
Sama halnya dengan ordo Cycadales, anggota Ginkgoales juga tumbuhan yang berumah dua.
Strobilus jantan dan strobilus betina dihasilkan pada individu yang berlainan. Contohnya adalah
Ginkgo biloba.

3) Cycadales
Batang dari tanaman yang termasuk anggota ordo ini tidak bercabang, memiliki daun majemuk
seperti daun kelapa yang tersusun sebagai tajuk pada batang yang memanjang. Morfologi
tumbuhan ini sangat mirip dengan tumbuhan palempaleman. Contoh yang masih ada sampai
sekarang adalah tanaman pakis haji (Cycas rumphi). Anggota dari ordo Cycadales adalah
berumah dua, di mana strobilus jantan dan strobilus betina dihasilkan pada individu yang
berlainan.

4) Gnetales

Sampai sekarang contoh spesies dari kelas ini yang sering kita jumpai adalah tumbuhan melinjo
(Gnetum gnemon). Sama halnya dengan yang lainnya, melinjo dalam perkembangbiakannya
juga ditemukan adanya bunga jantan dan bunga betina.

b. Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)


Disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup dikarenakan bakal biji yang dimiliki tumbuhan ini
dilindungi oleh daun buah. Pada tumbuhan ini juga telah memiliki bunga yang sesungguhnya,
memiliki bentuk dan susunan urat daun yang beranekaragam. Ada daun yang pipih, sempit,
ataupun lebar, dan susunan urat daunnya ada yang menyirip, menjari, melengkung, ataupun
sejajar seperti pita. Alat perkembangbiakan secara generatif berupa bunga. Macam-macam
bunga:

1) Bunga lengkap
Merupakan bunga yang memiliki semua bagian bunga tanpa terkecuali, yaitu tangkai bunga,
kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Contohnya adalah bunga mawar, melati
(Jasminum sambac), dan bunga sepatu.

2) Bunga tidak lengkap


Merupakan bunga yang tidak memiliki salah satu bagian bunga. Contohnya adalah bunga
tanaman rumput-rumputan yang tidak memiliki mahkota bunga.

3) Bunga sempurna
Merupakan bunga yang memiliki benang sari dan putik sekaligus, selain itu juga memiliki
bagian-bagian bunga yang lain. Contohnya adalah bunga sepatu.

4) Bunga tidak sempurna


Merupakan bunga yang hanya memiliki benang sari atau hanya memiliki putik saja, selain itu
juga memiliki bagian-bagian bunga yang lain. Contohnya adalah bunga salak, bunga kelapa,
jagung, dan melinjo. Bunga yang hanya memiliki benang sari biasa disebut juga sebagai
bunga jantan dan bunga yang hanya memiliki putik saja biasa disebut sebagai bunga betina.

Klasifikasi Angiospermae
berdasarkan jumlah keping biji yang ada, dibedakan menjadi dua kelas, yaitu:

1) Monokotil
Berasal dari kata mono yang berarti satu atau tunggal dan kotiledonae yang artinya keping biji.
Jadi, tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang hanya memiliki satu keping atau daun biji.
Tumbuhan ini memiliki perakaran serabut dan secara umum tumbuhan ini tidak bercabang.
Daun yang dimiliki memiliki tulang daun sejajar ataupun melengkung. Bagianbagian bunga yang
dimiliki berjumlah kelipatan tiga. Secara anatomi, baik pada bagian batang ataupun akar tidak
akan dijumpai kambium, sehingga pada tumbuhan monokotil hanya mengalami pertumbuhan
memanjang saja, tumbuhan monokotil memiliki berkas pembuluh angkut yang tersebar dan tidak
teratur. Berikut ini adalah famili-famili dari tumbuhan monokotil:
a) Liliaceae, contohnya kembang sungsang.
b) Poaceae atau Graminae, contohnya padi, alang-alang, dan jagung.
c) Zingiberaceae, contohnya jahe, lengkuas, dan kencur.
d) Musaceae, contohnya pisang.
e) Orchidaceae, contohnya anggrek.
f) Arecaceae, contohnya kelapa, palem.

2) Dikotil
Pada biji dikotil akan didapatkan dua keping atau daun biji. Itulah ciri pokok dari tumbuhan
dikotil. Selain itu, secara umum pada batang tumbuhan dikotil didapatkan cabang, serta memiliki
sistem perakaran tunggang. Tumbuhan dikotil memiliki sistem tulang daun menyirip atau
menjari. Baik di dalam akar ataupun batang akan dijumpai adanya kambium yang memiliki
fungsi untuk pertumbuhan. Selain tumbuh memanjang, tumbuhan dikotil juga mengalami
pertumbuhan membesar atau melebar, dikarenakan aktivitas kambium. Berkas pembuluh angkut
xylem dan floem tersusun teratur dalam satu lingkaran. Berikut ini adalah famili-famili
tumbuhan dikotil:
a) Euphorbiaceae, contohnya karet.
b) Moraceae, contohnya beringin.
c) Papilionaceae, contohnya kacang tanah.
d) Labiatae, contohnya kentang.
e) Convolvulaceae, contohnya kangkung.
f) Apocynaceae, contohnya kamboja.
g) Rubiaceae, contohnya kopi.
h) Verbenaceae, contohnya jati.
i) Myrtaceae, contohnya cengkeh.
j) Rutaceae, contohnya jeruk.
k) Bombacaceae, contohnya durian.
l) Malvaceae, contohnya waru.
m) Mimosaceae, contohnya putri malu.
n) Caesalpiniaceae, contohnya asam.
Melinjo (Gnetum gnemon L.) atau dalam bahasa Sunda disebut Tangkil adalah suatu
spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal
dari Asia tropik dan Pasifik Barat.
Klasifikasi ilmiah Gnetum gnemon (Melinjo)
Kerajaan: Plantae
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon

untuk Ginkgo biloba...klasifikasinya


Kingdom: Plantae
Divisio : Ginkgophyta
Class : Ginkgoopsida
Order : Ginkgoales
Family : Ginkgoaceae
Genus : Ginkgo
Species : Ginkgo biloba

Untuk Pinus.. klasifikasinya


Kingdom : Plantae
Divisi : Pinophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusii

You might also like