Professional Documents
Culture Documents
•
o Biologi
• Penulis: admin
Klasifikasi Plantae. Tumbuhan Berpembuluh. Lumut, pakis haji, paku, merupakan contoh
beragamnya tumbuhan. Tumbuhan yang berbunga pun memiliki keanekaragaman yang luar
biasa. Berikut adalah contoh tumbuhan berbunga, yaitu Caesalpinia pulcherrima dan Hibiscus
rosa-sinensis.
Nah, pengelompokan atau klasifikasi tumbuhan dilakukan oleh para ilmuwan dalam rangka
mempermudah pengenalan pada tumbuhan. Klasifikasi pada tumbuhan didasarkan atas
persamaan dan perbedaan morfologi. Namun, saat ini sudah berkembang metode yang lebih
maju, yaitu menggunakan hubungan persamaan sekuens-sekuens pada DNA.
Akan tetapi, kali ini tidak akan dibahas klasifikasi (taksonomi) tumbuhan dari DNAnya, karena
masih sukar untuk dipelajari. Berikut adalah gambaran mengenai klasifikasi tumbuhan secara
umum.
Tumbuhan secara garis besar dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan
berpembuluh dan tidak berpembuluh.
Tidak adanya jaringan pengangkut atau pembuluh menyebabkan tumbuhan ini mengambil air
dari lingkungan secara difusi. Difusi dilakukan melalui sel-sel diseluruh bagian tubuhnya. Hal
itulah yang menyebabkan tumbuhan lumut perlu hidup ditempat-tempat yang lembab. Selain itu,
struktur sperma yang mempunyai flagel sangat memerlukan keberadaan air untuk mencapai
gamet betina saat terjadi fertilisasi.
Kelompok tumbuhan tidak berpembuluh memiliki suatu siklus hidup yang disebut dengan
pergiliran keturunan (alternation of generation). Pergiliran keturunan tersebut terdiri dari fase
sporofit dan gametofit.
Lumut diklasifikasikan menjadi tiga divisi, yaitu lumut daun (Briofita/Bryophyta), lumut hati
(Hepatofita/Hepatophyta), dan lumut tanduk (Antoserofita/Antocerophyta).
Lumut hati disebut juga sebagai liverwort. Tubuh lumut hati berbentuk pipih dan tidak sejelas
lumut daun. Rhizoid akan muncul pada bagian bawah dari lobus tubuh yang menempel pada
substrat. Lumut hati memiliki ciri khas berupa gemmae, yaitu suatu struktur reproduksi aseksual.
Gemmae terletak diatas thalus (tubuh) dari lumut daun. Gemmae memiliki bentuk seperti
mangkuk, sehingga sering dinamakan dengan gemma cup. Jika terkena air hujan, sel-sel pada
bagian atas gemmae akan terpelanting. Sel-sel tersebut pada substrat yang cocok akan tumbuh
menjadi individu baru.
Anthoserofita tidak berbeda jauh dengan lumut hati. Perbedaan lumut tanduk dengan lumut hati
adalah sporofitnya yang membentuk kapsul memanjang dengan hamparan gametofit seperti
karpet yang lebar. Dalam Campbell et al. (2004), lumut tanduk berdasarkan asam nukleatnya
memiliki kekerabatan hubungan yang dekat dengan tumbuhan berpembuluh
(trakeofita/tumbuhan vaskuler).
B. TUMBUHAN BERPEMBULUH
Tumbuhan berpembuluh memiliki karakter adanya pembuluh angkut pada tubuhnya. Pembuluh
angkut tersebut meliputi xilem dan floem. Xilem merupakan jaringan pembuluh yang berfungsi
mengankut air dan mineral dari substrat (tanah dan batuan atau perairan) menuju bagian tubuh
tumbuhan. Setelah terjadi proses fotosintesis, floem berfungsi untuk mengedarkan hasil
fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan.
Ada istilah tumbuhan berkormus yang juga sering dipakai. Tumbuhan berkormus merupakan
tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun sejati. Berbeda dengan tumbuhan lumut (tidak
berkormus), kelompok tumbuhan ini memiliki partisi akar, batang, daun meliputi struktur dan
fungsi yang jelas.
Habitat tumbuhan berpembuluh sangat luas. Tumbuhan berpembuluh dapat dijumpai dilautan
hingga pegunungan tinggi seperti Gunung Mahameru atau bagian tiga-perempat Pegunungan
Jayawijaya. Tumbuhan berpembuluh di laut misalnya lamun, sedangkan tumbuhan yang ada
didaerah tinggi contohnya bunga edelweis. Di daerah perairan tawar pun kita sering menemukan
tumbuhan yang mengapung di air, misalkan eceng gondok (Eichornia crassipes).
Tumbuhan tinggi ada juga yang hidup menumpang pada tumbuhan lain. Ada yang sampai
mengambil nutrisi dari pohon inang (parasit), seperti benalu dan Rafflesia arnoldi. Ada juga yang
tidak mengambil nutrien dari tubuh tumbuhan yang ditumpanginya, atau sering dinamakan
dengan epifit. Tumbuhan epifit antara lain adalah berbagai jenis anggrek dan paku. Salah satu
contoh paku yang epifit adalah Asplenium nidus (paku sarang burung).
Tumbuhan berpempuluh terbagi atas dua kelompok besar, yaitu tumbuhan berpembuluh tak
berbiji dan tumbuhan berpembuluh yang menghasilkan biji.
Tumbuhan berpembuluh tak berbiji meilputi likofita, paku ekor kuda, dan pakis. Kelompok
tumbuhan ini diperkirakan merupakan tumbuhan dominan pada masa Carboniferous. Beberapa
ilmuwan memperkirakan bahwa ketiga kelompok tumbuhan tersebut berasal dari turunan mulai
dari zaman Carboniferous (Campbell et al., 2004).
Dalam pembahasan kali ini, kelompok tumbuhan berpembuluh tak berbiji dibagi menjadi tiga
macam, yaitu Likofita (Lycophyta), paku ekor kuda (Sfenofita/Sphenophyta), serta Paku dan
kerabat paku (Pteridophyta) (Campbell et al., 2004).
a. Likofita
Likofita merupakan kelompok yang dianggap paling kuno dari divisi-divisi lainnya. Likofita
masih dianggap menyerupai struktur pada lumut daun, akan tetapi struktur internalnya
menyerupai tumbuhan tingkat tinggi.
b. Sfenofita
Sfenofita sering dikenal dengan sebutan paku ekor kuda. Ciri-ciri dari paku ekor kuda adalah
adanya ruas-ruas dari batang yang muncul dari tanah. Spora pada bagian ujung batang memiliki
bentuk seperti kerucut. Salah satu contoh dari paku ekor kuda adalah Equisetum debile.
c. Pteridofita
Divisi pteridofita merupakan divisi terbesar dengan anggota lebih dari 12.000 spesies. Pteridofita
terdiri atas paku dan kerabat paku. Kedua kelompok tersebut dibedakan berdasarkan adanya
perbedaan morfologi daun muda. Ujung daun muda pada kelompok paku memiliki
penggulungan, yang disebut dengan circinatus. Di lain pihak, kelompok kerabat paku (fern
allies) tidak memiliki penggulungan daun muda.
Contoh dari pteridofita sangat mudah kita jumpai sehari-hari. Beberapa contoh diantaranya
adalah paku tiang yang dapat mencapai tinggi lebih dari 10 meter di hutan belantara. Paku tiang
lebih banyak ditemukan didaerah sekitar sumber perairan. Akan tetapi, belum ada penelitian
yang menunjukkan adanya korelasi antara keberadaan sumber air dengan pertumbuhan paku
tiang.
[Insert Photo Paku Tiang]
Semua tumbuhan yang menghasilkan biji termasuk tumbuhan berpembuluh, sehingga sering
disebut tumbuhan berbiji saja. Biji yang menjadi ciri khas kelompok tumbuhan ini merupakan
salah satu mekanisme perkembangbiakan yang dianggap maju atau canggih pada tumbuhan.
Biji terbentuk melalui proses fertilisasi antara sel gamet jantan dan betina. Jika dilihat secara
evolusi, maka biji merupakan struktur pengganti spora. Akan tetapi, secara struktural biji
merupakan struktur yang sangat kompleks.
Tumbuhan berbiji dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Gymnospermae. Tumbuhan berbiji terbuka memiliki ciri khas berupa biji yang terbuka ke
atmosfer. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya struktur pelindung atau ruangan
perkembangan biji yang disebut sebagai ovarium. Pembentukan biji pada tumbuhan berbiji
terbuka terjadi melalui pembuahan tunggal, yaitu pertemuan antara sel kelamin jantan dan betina
sebanyak satu kali.
Tumbuhan berbiji terbuka dibagi menjadi empat divisi, yaitu Cycadophyta (Sikadofita),
Ginkgophyta (Ginkgofita), Coniferophyta (Koniferofita), dan Gnetophyta (Gnetofita).
1. Cycadophyta
Tumbuhan yang termasuk dalam divisi Cycadophyta memiliki ciri khas bentuk yang menyerupai
palem. Batang tidak memiliki cabang dengan tangkai daun yang mendukung daun majemuk
menyirip. Struktur reproduksi berupa strobilus. Ada juga yang menamakan Cycadophyta sebagai
palem sagu.
2. Ginkgophyta
Ginkgophyta merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas daun berbentuk kipas
dengan pertulangan daun yang dikotom (bercabang dua-dua). Ginkgophyta hanya terdiri dari
satu spesies, yaitu Ginkgo biloba. Spesies ini sangat terkenak karena banyak digunakan sebagai
bahan pembuat shampoo.
3. Coniferophyta
Conifer merupakan kelompok tumbuhan yang saat ini paling dominan di dunia. Anggota konifer
merupakan penyusun hutan berdaun jarum. Hutan tersebut sangat luas dan didominasi oleh
kelompok konifer berdaun jarum. Biasanya, hutan tersebut dinamakan dengan bioma taiga.
Reproduksi konifer, misalkan pinus, menggunakan organ yang dinamakan dengan strobilus.
Strobilus terdiri dari dua macam, yaitu strobilus jantan dan betina. Strobilus jantan pada pinus
berukuran kecil dibandingkan strobilus betina. Strobilus betina selain memiliki ukuran yang
besar, juga memiliki struktur strobilus yang keras.
Salah satu contoh konifer adalah Pinus merkusii. Pinus merkusii merupakan salah satu
komponen hutan tanam di Indonesia. Getah yang diproduksi oleh pinus dapat diambil dan
digunakan sebagai bahan untuk membuat cat.
4. Gnetophyta
Gnetophyta merupakan divisi yang dianggap paling maju diantara keempat divisi pada
gymnospermae. Struktur anatomi yang mendekati angiospermae menjadi pertimbangan hal
tersebut. Kemiripan tersebut terletak pada struktur pembuluh.
Gnetophyta tersebar dari daerah gurun hingga daerah dekat hutan hujan tropis. Genus
Welwitschia merupakan semak gurun yang cukup populer di Afrika. Melinjo (Gnetum gnemon)
sepintas tidak berbeda dengan angiospermae.
Tumbuhan berbiji tertutup sering dinamakan dengan antophyta (antofita), yaitu kelompok
tumbuhan berbunga. Hal tersebut disebabkan karena organ reproduksi yang didukung oleh
bunga. Bunga merupakan organ yang berfungsi untuk membantu proses penyerbukan. Bunga
berperan sebagai penarik organisme yang berperan sebagai polinator (pembantu penyerbukan).
Hibiscus rosa-sinensis - Contoh tumbuhan berbunga
Bunga memiliki berbagai mekanisme untuk menarik perhatian polinator. Nektar merupakan
mekanisme utama yang membuat berbagai polinator tertarik. Selain nektar, polinator juga
memerlukan berbagai hal dari bunga. Salah satu contoh yang menarik adalah serangga yang ada
pada pohon Ficus hispida. Bunga pada pohon ini terletak pada suatu struktur mirip periuk,
sehingga serangga yang membutuhkan tempat menaruh telur akan masuk ke dalam periuk
tersebut. Pergerakan di dalam periuk tersebut menyebabkan penyerbukan terjadi.
Belum Diperiksa
?
Gymnospermae
Klasifikasi ilmiah
Kerajaa Planta
n: e
Divisio
Pinophyta - Tetumbuhan
runjung
Ginkgophyta - ginkgo
Cycadophyta - Pakis haji
dan kerabatnya
Gnetophyta - Melinjo
dan kerabatnya
Gymnospermae (dari bahasa Yunani: gymnos (telanjang) dan sperma (biji) atau tumbuhan
berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam
bakal buah (ovarium). Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae, atau Magnoliophyta), biji atau
bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada
Gymnospermae, biji terekspos langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus
atau runjung. Pada melinjo misalnya, "pêntil"nya (yaitu bijinya) sejak dari "kroto" hingga
melinjo masak dapat dilihat, sementara pada tusam biji terletak pada runjungnya.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu),
sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang
sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara: Pteridospermophyta (paku biji),
Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan
keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus
dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
[sunting] Pengelompokan
Dalam klasifikasi tumbuhan modern, Gymnospermae tidak memiliki status taksonomi karena
banyak petunjuk bahwa tumbuhan berbunga (Angiospermae, tumbuhan berbiji tertutup) adalah
keturunan dari salah satu tumbuhan berbiji terbuka. Pemisahan antara tumbuhan berbiji terbuka
dengan berbiji tertutup akan menyebabkan pemisahan yang parafiletik.
Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang masih bertahan:
• Bennetophyta, punah
• Cordaitophyta, punah
• Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang
Angiospermae
• Ginkgophyta, dengan hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba
• Cycadophyta, pakis haji dan kerabatnya
• Pinophyta, tumbuhan runjung
• Gnetophyta, dengan anggota hanya dua genus: Gnetum (melinjo dan
kerabatnya) dan Welwitschia.
[sembunyikan]
l • b • s
Kingdom Plantae
Makhluk Hidup • Eukariotik • Multiseluler • Autotrof • Klorofil • Keanekaragaman
Hayati
Anthophyt
a/ Angiosperm
Dicotyledoneae • Monocotyledoneae
Phaneroga ae
ma /
Embriophy
ta
sifonogam
a
Pengelompokan
Dalam klasifikasi tumbuhan modern, Gymnospermae tidak memiliki status
taksonomi karena banyak petunjuk bahwa tumbuhan berbunga (Angiospermae,
tumbuhan berbiji tertutup) adalah keturunan dari salah satu tumbuhan berbiji
terbuka. Pemisahan antara tumbuhan berbiji terbuka dengan berbiji tertutup akan
menyebabkan pemisahan yang parafiletik.
Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang
masih bertahan:
Bennetophyta, punah
Cordaitophyta, punah
Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae
Ginkgophyta, dengan hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba
Cycadophyta, pakis haji dan kerabatnya
Pinophyta, tumbuhan runjung
Gnetophyta, dengan anggota hanya dua genus: Gnetum (melinjo dan kerabatnya)
dan Welwitschia.
Tumbuhan berbiji
Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)- Pada materi ini kita akan membahas tentang ciri-
ciri Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji), klasifikasi Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji) ,
Monokotil dan Dikotil.
1. Ciri-ciri Spermatophyta
Spermatophyta berasal dari kata spermae yang berarti biji dan phyton yang berarti tumbuhan.
Tumbuhan ini memiliki ciri utama, yaitu ditemukannya suatu organ, yaitu biji yang berasal dari
bakal biji. Pada tumbuhan berbiji, juga sudah dilengkapi dengan berkas pembuluh angkut, yaitu
xylem dan floem.
2. Klasifikasi Spermathophyta
Spermathophyta dapat dibagi menjadi 2 kelas, yaitu:
1) Coniferales
Coniferales berarti kerucut, ditandai dengan adanya strobilus yang berbentuk kerucut. Bakal
buah berada pada strobilus betina yang memiliki ukuran lebih besar daripada strobilus jantan
yang mengandung serbuk
sari. Selain itu, secara morfologi memiliki bentuk bangun tubuh seperti kerucut. Contohnya
adalah Pinus merkusii (pinus), Araucaria, Cupresus.
2) Ginkgoales
Sama halnya dengan ordo Cycadales, anggota Ginkgoales juga tumbuhan yang berumah dua.
Strobilus jantan dan strobilus betina dihasilkan pada individu yang berlainan. Contohnya adalah
Ginkgo biloba.
3) Cycadales
Batang dari tanaman yang termasuk anggota ordo ini tidak bercabang, memiliki daun majemuk
seperti daun kelapa yang tersusun sebagai tajuk pada batang yang memanjang. Morfologi
tumbuhan ini sangat mirip dengan tumbuhan palempaleman. Contoh yang masih ada sampai
sekarang adalah tanaman pakis haji (Cycas rumphi). Anggota dari ordo Cycadales adalah
berumah dua, di mana strobilus jantan dan strobilus betina dihasilkan pada individu yang
berlainan.
4) Gnetales
Sampai sekarang contoh spesies dari kelas ini yang sering kita jumpai adalah tumbuhan melinjo
(Gnetum gnemon). Sama halnya dengan yang lainnya, melinjo dalam perkembangbiakannya
juga ditemukan adanya bunga jantan dan bunga betina.
1) Bunga lengkap
Merupakan bunga yang memiliki semua bagian bunga tanpa terkecuali, yaitu tangkai bunga,
kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Contohnya adalah bunga mawar, melati
(Jasminum sambac), dan bunga sepatu.
3) Bunga sempurna
Merupakan bunga yang memiliki benang sari dan putik sekaligus, selain itu juga memiliki
bagian-bagian bunga yang lain. Contohnya adalah bunga sepatu.
Klasifikasi Angiospermae
berdasarkan jumlah keping biji yang ada, dibedakan menjadi dua kelas, yaitu:
1) Monokotil
Berasal dari kata mono yang berarti satu atau tunggal dan kotiledonae yang artinya keping biji.
Jadi, tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang hanya memiliki satu keping atau daun biji.
Tumbuhan ini memiliki perakaran serabut dan secara umum tumbuhan ini tidak bercabang.
Daun yang dimiliki memiliki tulang daun sejajar ataupun melengkung. Bagianbagian bunga yang
dimiliki berjumlah kelipatan tiga. Secara anatomi, baik pada bagian batang ataupun akar tidak
akan dijumpai kambium, sehingga pada tumbuhan monokotil hanya mengalami pertumbuhan
memanjang saja, tumbuhan monokotil memiliki berkas pembuluh angkut yang tersebar dan tidak
teratur. Berikut ini adalah famili-famili dari tumbuhan monokotil:
a) Liliaceae, contohnya kembang sungsang.
b) Poaceae atau Graminae, contohnya padi, alang-alang, dan jagung.
c) Zingiberaceae, contohnya jahe, lengkuas, dan kencur.
d) Musaceae, contohnya pisang.
e) Orchidaceae, contohnya anggrek.
f) Arecaceae, contohnya kelapa, palem.
2) Dikotil
Pada biji dikotil akan didapatkan dua keping atau daun biji. Itulah ciri pokok dari tumbuhan
dikotil. Selain itu, secara umum pada batang tumbuhan dikotil didapatkan cabang, serta memiliki
sistem perakaran tunggang. Tumbuhan dikotil memiliki sistem tulang daun menyirip atau
menjari. Baik di dalam akar ataupun batang akan dijumpai adanya kambium yang memiliki
fungsi untuk pertumbuhan. Selain tumbuh memanjang, tumbuhan dikotil juga mengalami
pertumbuhan membesar atau melebar, dikarenakan aktivitas kambium. Berkas pembuluh angkut
xylem dan floem tersusun teratur dalam satu lingkaran. Berikut ini adalah famili-famili
tumbuhan dikotil:
a) Euphorbiaceae, contohnya karet.
b) Moraceae, contohnya beringin.
c) Papilionaceae, contohnya kacang tanah.
d) Labiatae, contohnya kentang.
e) Convolvulaceae, contohnya kangkung.
f) Apocynaceae, contohnya kamboja.
g) Rubiaceae, contohnya kopi.
h) Verbenaceae, contohnya jati.
i) Myrtaceae, contohnya cengkeh.
j) Rutaceae, contohnya jeruk.
k) Bombacaceae, contohnya durian.
l) Malvaceae, contohnya waru.
m) Mimosaceae, contohnya putri malu.
n) Caesalpiniaceae, contohnya asam.
Melinjo (Gnetum gnemon L.) atau dalam bahasa Sunda disebut Tangkil adalah suatu
spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal
dari Asia tropik dan Pasifik Barat.
Klasifikasi ilmiah Gnetum gnemon (Melinjo)
Kerajaan: Plantae
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon