You are on page 1of 61

Konstruksi tahan gempa

Juni 16, 2006 oleh agusset

I Wayan Sengara, Kepala Pusat Disaster Mitigation ITB mengatakan bahwa sebagian
bangunan di Yogyakarta dan Jawa Tengah dibangun tidak berdasarkan struktur bangunan
yang tahan gempa, sehingga ketika gempa terjadi banyak yang roboh (sumber:
detik.com). Saya sependapat dengan pernyataannya tersebut, tetapi saya masih punya
pertanyaan lebih lanjut tentang pernyataannya itu.

"Apakah sudah ada semacam tekhnik konstruksi yang dikembangkan di Indonesia yang
sudah bisa diterapkan dalam membuat bangunan yang tahan gempa? Apakah ITB atau
perguruan tinggi lainnya sudah melakukan penelitian dan memiliki hasil penelitian yang
langsung bisa diterapkan oleh mereka yang berkecimpung di bidang konstruksi? Apakah
para tukang insinyur yang berhubungan dengan masalah konstruksi sudah benar-benar
memahami desain konstruksi yang tahan gempa?"

Kalau jawaban dari semua pertanyaan itu adalah "YA", maka masalahnya menjadi cukup
mudah. Pada saat membangun kembali bangunan-bangunan yang hancur akibat gempa
Yogyakarta, kita dapat menerapkan konstruksi tahan gempa tersebut. Tetapi kalau
jawaban dari semua pertanyaan itu adalan "TIDAK", maka itu artinya masih banyak
masalah yang memang harus dibenahi.

Menurut Ir. Davy Sukamta, Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia, Indonesia telah
mempunyai peraturan gempa yang modern. Dalam membuat peraturan tersebut para
ahli telah mempelajari berbagai sumber dan besaran gempa yang pernah terekam,
disertai kedalaman dan jenis patahan batuan. Tekhnik gempa pun sudah masuk
dalam kurikulum perguruan tinggi, sayangnya para praktisi masih lambat dalam
mengadopsi peraturan yang ada. Kesadaran pemilik proyek akan kualitas struktur
bangunan pun belum banyak muncul. Kebanyakan dari mereka masih terlalu
berkonsentrasi pada nilai ekonomi proyek dan keindahan gedung. Pengetahuan para
arsitek sendiri tentang struktur tahan gempa masih sangat terbatas (sumber: Kompas).

Dari pernyataan Davy Sukamta kita bisa melihat sesuatu yang kontradiktif antara teori
dan praktik di lapangan. Di satu sisi Indonesia telah memiliki peraturan gempa yang
modern, tekhnik gempa pun sudah masuk dalam kurikulum, tetapi di sisi lain para
praktisi masih lambat dalam mengadopsi peraturan tersebut dan masih banyak
arsitek yang pengetahuannya tentang struktur tahan gempa masih sangat terbatas.
Artinya, peraturan hanya tinggal peraturan, kurikulum hanya tinggal kurikulum, soal
penerapannya "nggak janji deh!".

Itu sebabnya tukang insinyur Jepang pakar banget ama gempa. Gempa di
Jepang musiman soale.
1. pada Juli 31, 2006 pada 9:59 am | Balas Rudolfo

Sebenarnya apa yang disampaikan oleh I Wayan Sengara dan Davy Sukamta
sudah benar. Cuma masalahnya, di Indonesia kadang kebanyakan masih
menganggap remeh dan kurang kesadaran bencana gempa. Kalau Jogja
belum kena gempa sebesar itu, pasti masih banyak orang yang
perpandangan remeh terhadap antisipasi bahaya gempa. Sedangkan
teknologi antisipasi gempa sebenarnya semakin maju. Banyak pemimpin
bangsa kita berfikir sempit dan tidak jarang kurang percaya pada ahli
bangsa sendiri. Dimasa menjelang reformasi masih banyak percaya sama bule
padahal disananya jadi tenaga non engineer dan disini masuk kualifikasi engineer.
Gajinya sekian kali lipat engineer Indonesia berpengalaman . Gimana mau maju
Indonesia yang tidak menghargai profesi Insinyur dengan baik? Mau jadi insinyur
baik disini susah, semuanya ingin serba gampang dan murah. Dan banyak orang
yang sirik serta tidak mendukung.

2. pada Agustus 2, 2006 pada 3:43 am | Balas Rinny

Bener banget apa yang rrudolfo katakan.bangunan anti gempa di indonesia ini
masih menjadi khayalan bagi begitu banyak insinyur di indonesia,tentu
mereka sangat ingin membangun bangunan trsbt tapi kenyataannya
pengetahuaan dan teknologi masi sangat dangkal di indonesia. sehingga apa
yang kita dapat lakukan skrg? aku sangat prihatin dengan indonesia, aku memilih
tek bangunan sbagai langkah awalku untuk membangun indonesia ini. untuk itu
aku berharap teman-teman yang sama-sama teknik mau bantu aku yah,klo ada
info tentang kontruksi bangunan dan lainnya tolong k

3. pada Oktober 14, 2009 pada 1:28 pm | Balas RAHMAT KHAIRUL


SALEH LUBIS
SELAMAT MALAM PAK.. ?? SEMOGA DALAM LINDUNGAN YANG
MAHA KUASA AMIN.
SETELAH SAYA MELIHAT KEJADIAN ALAM DISUMATERA BARAT
YAITU GEMPA BERKEKUATAN 7,5 SCALA RICHER YANG
MENIMBULKAN BANYAKNYA BANGUNAN-BANGUNAN MODERN
DAN PEMUKIMAN SERTA BANGUNAN-BANGUNAN SEKOLAH YANG
AMBRUK ALIAS ROBOH SAYA MANGAMBIL KESIMPULAN BAHWA
INFRA STRUKTUR BANGUNAN MASIH LEMAH DAN HANYA
MENGANDALKAN BENTUK TAMPILAN DEPAN DAN MODEL.
MELIHAT SELAMA 5 TAHUN SAYA KULIAH DISUMATERA BARAT
UNIVERSITAS BUNGHATTA TENTANG PEMBELAJARAN YANG SAYA
JIWAI MEMANG MAHASISWA BELUM MEMPELAJARI INFRA
STRUKTUR TENTANG BANGUNAN ANTI GEMPA TETAPI PADA
WAKTU SAYA IKUT STUDI KASUS TENTANG BANGUNAN-
BANGUNAN DI JEPANG YANG MAYORITAS MEMILIKI INFRA
STRUKTUR ANTI GEMPA SAYA MEMPELAJARI LEBIH JAUH
LEWAT BUKU-BUKU BERJUDUL BANGUNAN TAHAN GEMPA DAN
MEDIA GOOGLE INTERNET SERTA PRAKTEK KECIL DIRUMAH,
SAYA MENGETAHUI BAGAIMANAKAH BANGUNAN ITU MAMPU
UNTUK MENAHAN GEMPA !!!!
JAWABANNYA ADA 2 :
1- BANGUNAN KITA RANCANG TIDAK SEYAWA DENGAN BUMI
2- BANGUNAN MEMANG MEMILIKI KETAHAN YG BENAR-BENAR
KUAT

1- BANGUNAN TIDAK SEYAWA DENGAN BUMI ADALAH :


BANGUNAN YANG TIDAK BEGITU MENGIKUTI AYUNAN ATAU
GELOMBANG GEMPA YANG TERJADI,
INFRA STRUKTUR MENGGUNANKAN KARET FLEXIBEL SLOP
LANTAI YANG DIGANDENG DUA SLOP DAN MENGGUNAKAN
SISTEM KONTRUKSI PONDASI SEYAWA DAN LANTAI YANG TIDAK
SEYAWA PADA SETIAP LANTAINYA. SERTA MENGGUNAKAN
KETAHAN TIANG TENGAH YANG DIRANGKAI TULANGAN
TERIKAT ANTARA TIANG-TIANG DIATAS PONDASI AGAR AYUNAN
SEIRAMA ATAU SEARAH DENGAN KEKUATAN KETAHANAN YANG
AKAN BERSAMAAN MENAHAN KARNA PADA SAAT GEMPA
BANGUNAN TIDAK LAGI BEGITU MENGIKUTI GRAFITASI
BUMI(SUMBER.PRAKTEK KECIL DIRUMAH MENGGUNAKAN
BANGUNAN DIATAS TIMBANGAN)
MELAINKAN BERAT BANGUNAN AKAN BERTUMPU PADA ARAH
AYUNAN. PREKDIKSI 50% BERAT ARAH KEBAWAH MENGIKUTI
GRAFITASI, DAN 50% BERAT PADA ARAH TIANG-TIANG DIUJUNG
BANGUNAN YANG MENGIKUTI AYUNAN GEMPA.

2- BANGUNAN YANG BENAR-BENAR MEMILIKI KETAHAN YANG


KUAT ADALAH : BANGUNAN YANG MEMILIKI TIANG-TIANG
BERDIAMETER 2M S/D 3M UNTUK KETINGGIAN 4 S/D 5 LANTAI
DAN KETEBALAN DINDING YANG DIBUAT DARI ADUKAN SEMEN
COR DAN DIGANDENG OLEH BAJA PADA SETIAP TIANG DAN
DINDING ATAU BANGUNAN TIDAK LAGI MENGGUNANKAN BAHAN
SEMEN DAN PASIR MELAIKAN BAJA DAN PLAT BAJA.

PADA POIN PERTAMA (1-)


SAYA LEBIH TERTARIK KARNA BANGUNAN HANYA DITAMBAH
KARET FLEXIBEL PADA TIAP-TIAP LANTAI AGAR PADA SETIAP
LANTAI BILA TERJADI GEMPA MENGIKUTI ARAH GEMPA TIDAK
BERSAMAAN. DAN LEBIH CEPAT DIREDAM OLEH KARET
FLEXIBEL YANG TERDAPAT PADA SETIAP LANTAI TERSEBUT.
SERTA PADA SETIAP TIANG SAYA MERANCANG
SISTEMSTRUKTUR BOS ATAU PEN AGAR PADA SETIAP LANTAI
TIDAK TERLALU MELAKUKAN PENGGESERAN AKIBAT
GOYANGAN ATAU AYUNAN, DALAM PRAKTEK SAYA DIRUMAH
RANCANGAN YANG SAYA BUAT MAMPU MENAHAN GEMPA
BERKEKUATAN 9,SEKIAN SKALA RICHER TETAPI SAYA TETAP
MENGKHAWATIRKAN GEMPA AYUNAN YANG TERJADI CUKUP
LAMA, AKAN MENGAKIBATKAN BANGUNAN TERLALU JAUH
MELAKUKAN PERGESERAN YANG MENGAKIBATKAN BANGUNAN
PATAH. (SARAN:PERLU DILAKUKAN STUDI LEWAT BADAN
METEOROLOGI TENTANG BESARNYA AYUNAN PENGARUH
GEMPA)

SAYA SENGAJA MEMBAHAS TENTANG BANGUNAN YANG MEMILIKI


INFRA STRUKTUR ANTI GEMPA DI SITUS INI KARNA HARAPAN SAYA
ADALAH.. SAYA MAMPU MENEMUKAN KONTRAKTOR ATAUPUN
KONSULTAN YANG SEPAHAM DENGAN SAYA.
DALAM MEMBANGUN BANGUNAN ANTI GEMPA MENGINGAT
INDONESIA ADALAH DAERAH YANG RAWAN GEMPA.

sebenarnya ada 3 metode yang dipakai sebagai pedoman konstruksi anti


gempa
1.fixed point
2.massa tambahan
3.struktur tambahan
dan 4 type kontrol struktur
1.type pasif
2.type semi aktif
3.type aktif
4.type hibrid

Ada tiga prinsip utama dalam mendesain bangunan agar tahan terhadap
gempa, diantaranya adalah :
1. Sambungan antar elemen struktur harus menyatu.
2. Usahakan berat bangunan seringan mungkin.
3. Memberi peredam.
Berdasarkan prinsip ke-1 tersebut, untuk menjamin agar struktur yang
dibuat benar-benar aman dan kuat, maka setiap elemen struktur harus
saling mengikat dan setiap sambungan-sambungan tulangan harus benar-
benar diperhatikan.
Untuk prinsip ke-2, dapat menggunakan material ringan, atau mencari
solusi bangaimana membuat agar material bangunan ringan.

Pedoman Praktis Pembangunan Rumah Tahan Gempa


PENDAHULUAN

Wilayah Indonesia mencakup daerah-daerah yang mempunyai tingkat resiko gempa yang
tinggi diantara beberapa daerah gempa diseIuruh dunia.

Data-data terakhir yang berhasil direkam menunjukkan bahwa rata-rata setiap


tehun terjadi sepuluh kegiatan gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan yang
cukup besar di Indonesia. Sebagian terjadi pada daerah lepas pantai dan sebagian
lagi pada daerah pemukiman (untuk melihat kejadian gempa bumi pada hari ini
klik disini) Pada daerah pemukiman yang cukup padat, perlu adanya suatu
perlindungan untuk mengurangi angka kematian penduduk dan kerusakan berat
akibat goncangan gempa.

Dengan menggunakan prinsip teknik yang benar, detail konstruksi yang baik dan
praktis maka kerugian harta benda dan jiwa menusia dapat dikurangi.

Dalam webblog ini, diuraikan faktor-faktor dasar dari goncangan gempa yang kemudian
di uraikan prinsip-prinsip utamanya yang akan dipakai dalam membangun rumah tahan
gempa.

BEBERAPA KARAKTERISTIK GONCANGAN GEMPA

Pada lokasi bangunan, gempa bumi akan menyebabkan tanah dibawah bangunan
dan di sekitarnya tergoncang dan bergerak secara tak beraturan (random).
Percepatan tanah terjadi dalam tiga dimensi membentuk kombinasi frekwensi
getaran dari 0,5 Hertz sampal 50 Hertz. Jika bangunan kaku (fixed) terhadap tanah
(dan tidak dapat tergeser) gaya inersia yang menahan percepatan tanah akan
bekerja pada tiap-tiap elemen struktur dari bangunan selama gempa terjadi.
Besarnya gaya-gaya inersia ini tergantung dari berat bangunannya, semakin ringan
berarti semakin kecil gaya inersia yang bekerja dalam elemen struktur tersebut.

Tanggung jawab sebagai orang yang berkecimpung daIam industri konstruksi


adalah mendirikan bangunan sedemikian rupa sehingga bangunan tetap mampu
berdiri menahan gaya-gaya inersia tersebut. Pertanyaan yang timbul kemudian,
“Berapa kekuatan bangunan yang kita perlukan ?”.

TINGKAT PEMBEBANAN GEMPA

Pada tahun 1981, studi untuk menentukan besarnya “beban gempa rencana” sudah
dilakukan. Studi ini adalah proyek kerja sama antara Pemerintah Indonesia-New Zealand
yang menghasilkan. Peraturan Muatan Gempa lndonesia.

Pada konsep peraturan tersebut ada 2 (dua) langkah pendekatan untuk menghitung
pembebanan gempa yang dapat digunakan.

Kriteria pertama, bahwa perencanaan pembebanan gempa sedemikian rupa


sehingga tidak terjadi kerusakan struktur atau kerusakan arsitektural setiap kali
terjadi gempa. Kriteria kedua meskipun terjadi gempa yang hebat bangunan tidak
boleh runtuh tetapi hanya boleh kerusakan-kerusakan pada bagian struktur yang
tidak utama atau kerusakan arsitektur saja. Telah diketahui bahwa adalah tidak
ekonomis merencanakan bangunan tahan gempa cara elastis. Jadi untuk gempa yang
besar dimana kemungkinan terjadinya kira-kira 15% dari umur bangunan tersebut,
dipakai harga perencanaan yang rendah dan perencanaan khusus serta ukuran detail-detail
diambil sedemikian sehingga menjamin beberapa bagian tertentu dari struktur akan Ieleh
(berubah bentuk dalam keadaan plastis) untuk menyerap sebagian enersi gempa (yang
berlaku untuk keadaan kenyal). Besarnya harga beban rencana yang terjadi berhubungan
dengan beberapa faktor yang selengkapnya terdapat pada reference, yang disimpulkan
sebagai berikut:

1. Faktor Lapangan (site)

Gambar dibawah ini, menunjukkan enam jalur gempa di Indonesia yang menentukan
parameter dasar pembebanan
Parameter ini dimodifikasikan
untuk perhitungan pada kondisi tanah Iunak dimana goncangan tanah akibat gempa akan
diperbesar (mengalami pembesaran).

(Untuk Jakarta, pada zone 4 dan diatas tanah lunak koefisien beban rencana lateral adalah
0,05 untuk struktur yang kaku seperti perumahan bertingkat rendah).

2. Faktor Bangunan

Beban yang terjadi pada suatu bangunan juga tergantung pada keadaan (features) dari
bangunan rersebut, yakni fleksibilitasnya, beratnya dan bahan bangunan untuk
konstruksinya. Biasanya suatu bangunan yang fIeksibel akan menerima beban gempa
yang Iebih kecil dibandingkan bangunan yang lebih kaku. Bangunan yang lebih ringan
akan menerimna beban gempa yang Iebih keciI dari pada bangun yang berat dan
bangunan yang kenyal akan menyerap beban gempa yang lebih kecil dari pada bangunan
yang getas yang mana dalam keadaan pengaruh gempa akan tetap elastis atau runtuh
secara mendadak. Bangunan dari kayu digolongkan sebagai bangunan yang kenyal.
Untuk struktur kayu harus direncanakan dengan menggunakan Peraturan Muatan
Indonesia yang baru. Beban rencana adalah 33% – 50% dari gaya yang menyebabkan
struktur belum mulai Ieleh atau masih dalam keadaan elastis. Reduksi ini tidaklah sama
besarnya untuk bahan bangunan yang lain, misalnya baja yang mempunyai kekenyalan
yang lebih besar dari kayu. Meskipun demikian kekenyalan dapat diciptakan dalam
struktur kayu dengan menggunakan alat penyambung yang kenyal pada tiap-tiap
hubungan elemen stuktur kayu tersebut. Pada umumnya, sambungan dengan paku
memberikan kekenyalan yang cukup.

3. Tingkat Pembebanan Gempa untuk Bangunan Kayu

Dengan memperhatikan faktor lapangan dan faktor bangunan, struktur kayu harus tetap
mampu berdiri untuk menahan beban-beban sebagai berikut : (Jakarta, tanah lunak)

Rangka kayu kenyal : 0,05 *) x 1,7 = 0,085


Dinding geser kayu : 0,05 *) x 2,5 = 0,125
Konstruksi rangka kayu yang diperkuat dengan batang pengaku diagonal: 0,05 *) x 3 =
0,15

Keterangan :
*) Faktor ini mempunyai harga maksimum 0,13 pada zone I dan 0 pada zone 6.
Hal ini berarti, misalnya suatu dinding geser yang terbuat dari plywood atau particle
board, harus dapat menerima gaya horisontal sebesar 0,125 x berat total dari bagian
struktur yang membebani dinding tersebut. Meskipun suatu bangunan direncenakan
dengan harga pembebanan yang benar, mungkin bangunan. tersebut mengalami
kerusakan akibat gempa jika sebagian dari prinsip-prinsip utamanya tidak dipenuhi.

PRlNSlP-PRlNSIP UTAMA KONSTRUKSI TAHAN GEMPA

1. Denah yang sederhana dan simetris

Penyelidikan kerusakan akibat gempa menunjukkan pentingnya denah bangunan yang


sederhana dan elemen-elemen struktur penahan gaya horisontal yang simetris. Struktur
seperti ini dapat menahan gaya gempa Iebih baik karena kurangnya efek torsi dan
kekekuatannya yang lebih merata.

2. Bahan bangunan harus seringan mungkin

Seringkali, oleh karena ketersedianya bahan bangunan tertentu. Arsitek dan Sarjana SipiI
harus menggunakan bahan bangunan yang berat, tapi jika mungkin sebaiknya dipakai
bahan bangunan yang ringan. Hal ini dikarenakan besarnya beban inersia gempa adalah
sebanding dengan berat bahan bangunan. Sebagai contoh penutup atap genteng diatas
kuda-kuda kayu menghasilkan beban gempa horisontal sebesar 3 x beban gempa yang
dihasilkan oleh penutup atap seng diatas kuda-kuda kayu. Sama halnya dengan pasangan
dinding bata menghasiIkan beban gempa sebesar 15 x beban gempa yang dihasilkan oleh
dinding kayu.

3. Perlunya sistim konstruksi penahan beban yang memadai

Supaya suatu bangunan dapat menahan gempa, gaya inersia gempa harus dapat
disalurkan dari tiap-tiap elemen struktur kepada struktur utama gaya honisontal yang
kemudian memindahkan gaya-gaya ini ke pondasi dan ke tanah.

Adalah sangat penting bahwa struktur utama penahan gaya horizontal itu bersifat kenyal.
Karena, jika kekuatan elastis dilampaui, keruntuhan getas yang tiba-tiba tidak akan
terjadi, tetapi pada beberapa tempat tertentu terjadi Ieleh terlebih dulu.

Suatu contoh misalnya deformasi paku pada batang kayu terjadi sebelum keruntuhan
akibat momen lentur pada batangnya.

Cara dimana gaya-gaya tersebut dialirkan biasanya disebut jalur Iintasan gaya.

Tiap-tiap bangunan harus mempunyai jalur lintasan gaya yang cukup untuk dapat
menahan gaya gempa horisosontal.
Untuk memberikan gambaran yang jelas, disini diberikan suatu contoh rumah sederhana
dengan tiga hal utama yang akan dibahas yaitu struktur atap, struktur dinding dan
pondasi.
3.1. Struktur atap

Jika tidak terdapat batang pengaku (bracing) pada struktur atap yang menahan beban
gempa dalam arah X maka keruntuhan akan terjadi seperti, diperlihatkan pada gambar
berikut:
Sistim batang pengaku yang diperlukan diperlihatkan pada gambar di bawah ini :

Jika lebar bangunan lebih besar dari lebar


bangunan di mungkin diperlukan 2 atau 3 batang pengaku pada tiap-tiap ujungnya.

Dengan catatan bahwa pengaku ini harus merupakan sistim menerus sehingga semua
gaya dapat dialirkan melalui batang-batang pengaku tersebut.

Gaya-gaya tersebut kemudian dialirkan ke ring balok pada ketinggian langit-langit.


Gaya-gaya dari batang pengaku dan beban tegak lurus bidang pada dinding menghasilkan
momen lentur pada ring balok seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Jika panjang dinding pada arah lebar (arah pendek) lebih besar dari 4 meter maka
diperlukan batang pengaku horisontal pada sudut untuk memindahkan beban dari batang
pengaku pada bidang tegak dinding daIam arah X dimana elemnen-elemen struktur yang
menahan beban gempa utama.

Sekali lagi ring balok juga harus menerus sepanjang dinding dalam arah X dan arah Y
Sebagai pengganti penggunaan batang pengaku diagonal pada sudut, ada 2 (dua)
alternatif yang dapat dipilih oIeh perencana;

Ukuran ring balok dapat diperbesar dalam arah horisontal, misalnya 15 cm menjadi 30cm
atau sesuai dengan yang dibutuhkan dalam perhitungan. Ring bolok ini dipasang diatas
dinding dalam arah X.
Dipakai langit-langit sebagai diafragma, misalnya plywood.

Untuk beban gempa arah Y, sistim struktur dibuat untuk mencegah ragam keruntuhan.
Untuk mengalirkan gaya dari atap kepada dinding dalam arah Y, salah satu alternatif
diatas dapat dipilih yaitu penggunaan batang pengaku horisontal ring balok atau memakai
langit-langit sebagai diafragma.

3.2. Struktur dinding


Gaya-gaya aksiaI dalam ring balok harus ditahan oleh dinding.

Pada dinding bata gaya-gaya tersebut ditahan oleh gaya tekan diagonal yang diuraikan
menjadi gaya tekan dan gaya tarik. Gaya aksiaI yang bekerja pada ring balok juga dapat
menimbulkan gerakan berputar pada dinding. Putaran ini ditahan oleh berat sendiri
dinding, berat atap yang bekerja diatasnya dan ikatan sloof ke pondasi.
Jika momen guling lebih besar dari momen penahannya maka panjang dinding harus
diperbesar.

Kemungkinan lain untuk memperkaku dinding adalah sistim diafragma dengan


menggunakan plywood, particle board atau sejenisnya, atau pengaku diagonal kayu untuk
dinding bilik.

Penggunaan dinding diafragma lebih dianjurkan karena sering terjadi kesulitan untuk
memperoleh sambungan ujung yang lebih pada sistim pengaku diagonal.

Beban gempa yang bekerja pada arah Y ditahan dengan cara yang sama dengan arah X

Sebagal sistem struktur utama yang mana dinding harus mampu menahan beban gempa
yang searah dengan bidang dinding, dinding juga harus mampu menahan gempa dalam
arah yang tegak lurus bidang dinding.
Dengan alasan ini maka dinding bata (tanpa tulangan) harus diperkuat dengan kolom
praktis dengan jarak yang cukup dekat. Sebagai pengganti kolom praktis ini dapat dipakai
tiang kayu.

3.3. Struktur pondasi

Struktur pondasi berperanan penting untuk memindahkan beban gempa dari dinding ke
tanah.
Pertama, pondasi harus dapat menahan gaya tarik vertikal dan gaya tekan dari dinding.
Ini berarti sloof menerima gaya geser dan momen lentur sebagai jalur Iintasan gaya
terakhir sebelum gaya-gaya tersebut mencapai tanah.

Akhirnya sloof memindahkan gaya-gaya datar tersebut ke pada tanah yang ditahan oleh
daya dukung tanah dan tekanan tanah lateral.
Rumah yang terbuat dari kayu dengan lantai kayu dan pondasi kayu seperti gambar-
gambar di bawah ini memerlukan batang pengaku untuk mencegah keruntuhan.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas, goncangan gempa dan cara menghitung harga pembebanan gempa
untuk suatu bangunan, dapat disimpulkan
bahwa :

Kekenyalan struktur sangat ditekankan sekali untuk mencegah keruntuhan bangunan.

Gaya gempa hanya dapat ditahan oleh sistem struktur yang menerus (jalur lintasan gaya
yang menerus) dari puncak bangunan sampai ke tanah.

Rumah yang rusak akibat gempa yang dimaksud berkemungkinan penyebabnya adalah :

1). tidak didisain sesuai dengan aturan rumah tahan gempa, atau kalau ada didisaian atau
diperhitungan kontruksi gempanya berkemungkinan kekuatan gempa yang terjadi
melewati estimasi kekuatan gempa yang dipakai/diramalkan oleh konstruktur pada
bangunan tersebut.

2) bangungunan terletak pada daerah atau tepat diatas pergeseran tanah (arah goncangan
gempa yang berlawanan) atau patahan tanah/lempeng yang berada dibawahnya.

3). perlu diadakan penelitian mendalam dalam hal ini agar dapat mengetahui
penyebabnya yang sebenarnya, nah silahkan anda lakukan penelitian, mudah-mudahan
didapat teori baru yang akurat kedepannya dalam merancang bangunan demi keselamatan
umat manusia.

Dalam menentukan ukuran awal balok, dapat diestimasi dengan rumus empiris sebagai
berikut:

Ukuran Balok:
H = L/12 s/d L/14 (untuk beton konvensional),
H = L/20 s/d L/24 (untuk beton prategang), dan
H = L/4 (untuk balok kantilever)

Ukuran Kolom:
Area kolom = Ptotal/(0.3 × fc’)
Ukuran Shearwall: Area wall = Ptotal/(0.2 × fc’)

Tebal pelat lantai:


Tp = L/33 (konvensional), Tp = L/30 (flat slab)

Dimana H=tinggi balok, L=bentang, fc’=kuat tekan beton, dan Tp=tebal pelat

Saran saya, sebaiknya bapak mempergunakan jasa arsitek, serta ahli teknik ispil dalam
perancangan dan pelaksanaan pembangunan rumah bapak nantinya, karena Jogya terletak
di daerah rawan gempa
Setelah gempa Tsunami dan gempa Yogya, orang-orang mulai mencari cara membangun
sebuah bangunan yang anti terhadap serangan gempa yang sering terjadi di bumi pertiwi.
Bangunan tahan gempa pun berhasil diciptakan oleh para ahli.

Diyakini bahwa bangunan yang didirikan tanpa tiang seperti halnya bentuk bumi kita ini
yang diciptakan TUHAN adalah desain terbaik dari segala jenis arsitektur tahan gempa.
Bentuk bangunan yang seperti bola atau setengah bola pun ditemukan. Ya, memang
sangat logik.

Nah, untuk melengkapi artikel ini, sebuah bangunan anti gempa yang adalah kantor
pribadi yang berada di dalam tempurung di gambar-gambar ini saya berikan kepada anda.
Ini dia, kantor berbentuk seperti bola ini mungkin cukup kuat jika berhadapan dengan
gempa, asalkan jangan ditaruh di atas gunung aja sehingga tidak menggelinding.
Superior karakteristik dari Dome House
Bahan bangunan untuk Rumah Kubah adalah pengembangan dari polystyrene, “generasi
keempat bahan bangunan” setelah kayu, besi, dan beton.

Setelah jelas aturan bangunan yang sangat ketat di Jepang, Rumah Kubah disetujui oleh
Kementerian Pertanahan Jepang dan Transportasi.

Pengembangan khusus polystyrene merupakan tantangan yang masuk akal sehat.


House Co. Ltd adalah perusahaan Jepang yang membuat rumah berbentuk kubah dengan
bahan dasar Styrofoam
Rumah Jepang dari Styrofoam
RUMAH TAHAN GEMPA
Metode konstruksi bangunan antioksidan yang sehat
Dengan menyatukan “solusi antioksidan” ke pengembangan polystyrene, atau bahan
bangunan untuk Rumah Dome, oksigen aktif dapat ditekan, sehingga mencegah penuaan
dan memulihkan kesehatan Anda.

Juga, karena Dome House adalah bangunan bebas formaldehida, Anda tidak perlu
khawatir tentang sindrom rumah sakit.

Ultra-isolasi termal – sifat-sifat yang memungkinkan


penghematan energi
Karena Kubah Rumah diperluas pengembangan polystyrene sebagai bahan bangunan,
isolasi termal yang sangat baik dapat diperoleh. Juga, karena berbentuk kubah, Rumah
Kubah memungkinkan udara beredar dengan konveksi tanpa terkumpul di sudut-sudut.
Untuk alasan ini, biaya AC dapat dikurangi secara substansial. Rumah Kubah adalah
bangunan hemat energi yang luar biasa.

Ketahanan semipermanen
Tidak hanya struktur Rumah Kubah yang paling stabil dalam bentuk, tetapi juga, tidak
seperti besi, yang tidak bisa berkarat, juga, tidak seperti kayu, yang tidak bisa busuk atau
dimakan oleh rayap. Rumah Kubah menawarkan ruang hidup yang nyaman semi-
permanen.

Tahan angin badai


Kelengkungan-arus sebuah kubah membantu untuk menghantarkan energi angin.

Tertinggi di dunia tahan gempa


Rumah Kubah tidak hanya stabil dalam struktur tetapi juga sangat ringan. Karena ringan
ini maka Rumah Kubah dapat menahan gempa bumi.
Waktu perakitan sangat singkat
Rumah Kubah dapat dibangun dengan merakit bagian-bagian Rumah Kubah. Setiap
bagian Rumah Kubah beratnya hanya 80kg. Karena perakitan sangat sederhana, jika
dilakukan oleh 3 atau 4 orang, dibutuhkan kurang lebih 7 hari untuk menyelesaikan
sebuah Rumah Kubah.

Biaya sangat rendah


Rumah Kubah sederhana, karena merupakan bangunan prefabrikasi dengan sejumlah
kecil bagian. Setiap bagian Rumah Kubah ringan dan mudah dibawa, membuat perakitan
cukup mudah. Karena pembangunan Rumah Kubah hanya memerlukan sedikit tenaga
dan waktu yang sangat singkat maka memungkinkan untuk mengurangi jumlah tenaga
kerja cukup besar.

Ukuran-ukuran Lingkungan
Karena pengembangan polystyrene dibuat hanya dari karbon dan hidrogen, cetakan
pengembangan polystyrene adalah sangat ramah lingkungan. Pembangunan Rumah
Dome tidak menghasilkan limbah apapun, juga tidak melibatkan penebangan hutan (tidak
menggunakan bahan kayu).
DOMEHOUSE Tipe7700 – Bagian-bagian Utama

Material : pengembangan khusus polystyrene (lapisan anti sinar UV)

Bagian Kubah – tembok

Lebar — 1,993mm
Tinggi — 3,573mm
Tebal — 175mm
Berat — 62.0kg
Bagian Kubah – Pintu
Lebar — 1,993mm
Tinggi — 3,573mm
Tebal — 175mm
Berat — 54.1kg
Bagian Kubah – Jendela

Lebar — 1,993mm
Tinggi — 3,573mm
tebal — 175mm
Berat — 62.3kg
Bagian Atap
Lebar — 3,712mm
Tinggi — 545mm
Tebal — 175mm
Berat — 43.4kg
Bagian Atap – Jendela

Lebar — 3,712mm
Tinggi — 590mm
Tebal — 175mm
Berat — 41.8kg
Filed under: provinsi Ditandai: | bencana, berita, gempa, geografi, indonesia, irian, jawa,
laut, maluku, musibah, news, nusantara, ocean, papua, provinsi, pulau, sulawesi, sumatra,
Tsunami

« Gempa Dini hari Fiji 4.7SR, Rusia 5.7SR, 13 Desember 2009. Akankah masih akan
merambat lagi ke Sulawesi / Maluku / Irian kurang 3 hari lagi? Sore Gempa 4.6SR
Sumbawa, 13 Desember 2009 »

RANJANG ANTI GEMPA


Diposkan oleh Sudinotakim di Kamis, Agustus 19, 2010 Kamis, 19 Agustus 2010 Label:
Ilmu pengetahuan
Pengalaman dilanda gempa bumi membuat seorang pensiunan di China menjadi kreatif.
Dia berhasil membuat sebuah ranjang yang diyakini membuat pemakainya bisa
selamat dari gempa.

Menurut laman surat kabar The China Daily, Rabu 18 Agustus 2010, karya cemerlang itu
dibuat oleh Wang Wenxi. Pemerintah mengakui karya pria berusia 66 tahun itu sekaligus
memberi perlindungan hak cipta atas desainnya.

Ranjang ciptaan Wang memiliki rak kecil di setiap sisi dan juga dipasangi sebuah papan
besar. Bila terjadi gempa, ranjang itu otomatis bisa langsung berfungsi menjadi peti yang
kuat untuk menahan jatuhan benda dari atas.

Rak-rak kecil yang didesain khusus itu bisa menyimpan kebutuhan darurat, seperti air
minum, makanan kemasan, alat pengeras, martil dan perkakas lain. Menurut Wang,
ranjang yang bisa berubah fungsi jadi peti pelindung itu bisa membuat pengguna bertahan
selama beberapa hari sambil menunggu tim penyelamat bila terjebak di reruntuhan
bagunan.

Menurut Wang, ranjang khusus itu terinspirasi dari pengalamannya dua kali dilanda
gempa. "Saya mengalami gempa di Xingtai dan Tangshan, sehingga jadi lebih paham
dalam menghadapi bencana alam itu," kata Wang, yang juga dimuat di laman The
People's Daily.

Atas karyanya itu, Kantor Properti Intelektual China menganugerahkan sertifikat kepada
Wang yang mengakui sekaligus melindungi ciptaannya itu secara hukum agar tidak ditiru
seenaknya oleh orang lain.

Dia yakin bahwa ranjang anti gempa itu sangat berguna bagi mereka yang tinggal di
bangunan bertingkat rendah yang berbahan batu bata dan beton. Ranjang itu sangat
penting bagi kaum lanjut usia atau penyandang cacat yang tidak bisa segera
menyelamatkan diri begitu rumah mereka dilanda gempa.(VIVANEWS)

Rumah Apung sebagai Rumah Anti Banjir

Lagi-lagi di musim hujan ini terjadi banjir di mana-mana. Rumah rusak, barang-barang
hancur... terbayang berapa kerugian yang ditanggung. Belum lagi biaya untuk
pembersihan dan perbaikan.

Sebelumnya saya sempat "meluncurkan" ide dimana rumah panggung sebagai rumah anti
banjir. Ada ide menarik dari laman RISTEK, yaitu mengenai rumah yang dapat
mengapung. Gambarannya seperti ini (diambil dari lama ristek tersebut) :
(Jadi teringat rumah apung di pinggir pantai yang pakai drum bekas sebagai
pelampungnya....)

Teknologi rumah apung tersebut, katanya diambil dari Belanda. Mungkin ga ya dibuat di
INdonesia?

Bahan rumahnya adalah kayu, supaya ringan. Di Indonesia, kayu banyak dong yaa...
Kemudian pilarnya dari beton dan baja. Kedua material tersebut juga ada di Indonesia.
Lantai berfungsi sebagai lambung kapal. Nah.. ini dia nih.. perlu teknologi material
khusus untuk buat lantai seperti itu. Semoga ada yang mencoba membuatnya di
Indonesia, sehingga bisa dikembangkan lebih lanjut. Bisa mengatasi daerah perumahan
yang sering kebanjiran.

RUMAH PANGGUNG SEBAGAI RUMAH ANTI BANJIR

Beberapa waktu yang lalu seringkali kita mendengar berita kebanjiran, tidak hanya di
Jakarta tetapi juga daerah-daerah lainnya. Ada yang sudah menjadi “langganan” banjir,
tetap saja tidak pindah rumah dengan berbagai alasan. Di antaranya ada yang beralasan
beli tanah/rumah di tempat lain tidak punya uang, sedangkan kalau rumah yang
kebanjiran dijual, harganya murah.
Seper
tinya tidak ada alternatif lain selain tetap bertahan. Padahal kalau rumah
sudah terendam banjir, tidak sedikit biaya dan tenaga yang harus dikeluarkan
untuk membersihkannya. Kalau sudah seperti ini, rumah bagaimana yang
seharusnya dikembangkan di daerah yang rawan banjir?

Kalau kita lihat rumah tradisional beberapa daerah, bentuknya adalah rumah panggung.
Rumah panggung di masa lalu mempunyai banyak manfaat antara lain untuk menghindar
dari binatang-binatang liar dan air pasang sehingga tidak masuk ke dalam rumah.
Sayangnya, bentuk rumah panggung sudah lama ditinggalkan dan dilupakan oleh
masyarakat. Rumah panggung dianggap “kampungan” dan ketinggalan jaman.
Bagaimana kalau kita ciptakan rumah panggung modern?
Kalau kita lihat manfaatnya, banyak sekali. Dengan rumah panggung, berarti air
banjir tidak masuk ke dalam rumah. Secara materi dan kesehatan, ini sudah
sangat menguntungkan. Ruang bawah rumah yang kosong dapat dimanfaatkan
sebagai area bermain. Halaman rumah untuk bermain anak akan menjadi lebih
luas, asalkan tinggi panggung aman untuk dilalui misalnya 2m. Atau menjadi
ruang duduk-duduk santai dengan tempat duduk yang tahan air (metal atau
beton) sehingga kalaupun terkena banjir tidak jadi masalah. Manfaatnya akan
bertambah kalau permukaan tanah tidak seluruhnya ditutup oleh beton atau
semen. Penyerapan air hujan ke dalam tanah akan menjadi lebih baik. Dengan
demikian luas serapan air menjadi lebih besar jika mengembangkan rumah
panggung.

Mengenai bentuk… sepertinya akan menjadi tantangan buat arsitek untuk


berkreasi dan menghasilkan rumah panggung dengan bentuk yang menarik.
Misalnya rumah panggung minimalis …. Bisa saja lho, kenapa tidak?

Rumah Apung Bertenaga Surya


Kingsley, arsitek Inggris ini telah merancang rumah apung modern yang diberi nama
SolarHome. Di sungai Lakelands Jerman, rumah apung ini mengambang dengan
arsitektur yang dirancang untuk menyatu dengan lingkungan. Design SolarHome seluas
75 m2 ini mengacu pada konsep caravan, ramah lingkungan, tidak membutuhkan sumber
daya dari luar, dan telah dirancang untuk dapat beroperasi pada dua mode, yaitu Docked
Mode, yang memerlukan beberapa infrastruktur listrik, air bersih dan pengolahan air,
sedangkan pada Self Sufficient Mode SolarHome ini dapat beroperasi untuk jangka waktu
enam sampai dua belas bulan tanpa membutuhkan layanan apapun dari luar.
Rumah Apung sebagai Rumah Anti Banjir

Lagi-lagi di musim hujan ini terjadi banjir di mana-mana. Rumah rusak, barang-barang
hancur... terbayang berapa kerugian yang ditanggung. Belum lagi biaya untuk
pembersihan dan perbaikan.

Sebelumnya saya sempat "meluncurkan" ide dimana rumah panggung sebagai rumah anti
banjir. Ada ide menarik dari laman RISTEK, yaitu mengenai rumah yang dapat
mengapung. Gambarannya seperti ini (diambil dari lama ristek tersebut) :
Teknologi rumah apung tersebut, katanya diambil dari Belanda. Mungkin ga ya dibuat di
INdonesia?

Bahan rumahnya adalah kayu, supaya ringan. Di Indonesia, kayu banyak dong yaa...
Kemudian pilarnya dari beton dan baja. Kedua material tersebut juga ada di Indonesia.
Lantai berfungsi sebagai lambung kapal. Nah.. ini dia nih.. perlu teknologi material
khusus untuk buat lantai seperti itu. Semoga ada yang mencoba membuatnya di
Indonesia, sehingga bisa dikembangkan lebih lanjut. Bisa mengatasi daerah perumahan
yang sering kebanjiran.

Rumah-Rumah Terapung
Dan di kolam itu ketika saya datang, tengah digelar “Festival Rumah Apung”. Belasan
kelompok, dari kelas VII sampai IX berkompetisi merancang, merakit, dan
mengapungkan rumah-rumah kecil dengan memanfaatkan bahan sederhana, kreativitas
dan imajinasi mereka. Para siswa berlomba menghasilkan karya yang, ternyata amat
bervariasi, bahkan terkadang “melenceng” dari konsep “rumah”. Berikut beberapa di
antaranya:

(Diorama lengkap dengan gunung dan sungai…)

(Paduan Monas vs Honai, semacam kritik “pusat vs daerah”?)


(Rumah Banjar, kian sulit dicari rumah aslinya.)

(Kolam dipenuhi hasil karya siswa)


(Wujud kepekaan dan kritik terhadap realitas sosial?)

Karya-karya mereka menjadi hiburan tersendiri buat saya yang tengah dalam “pelarian”,
sekaligus membuat saya semakin bangga menjadi seorang guru. Semoga ke depannya
kelak lebih banyak lagi karya para siswa dapat dihasilkan, buah ide liar dan kreativitas
yang sudah selayaknya diarahkan dengan baik dan benar…

Teknologi anti gempa dalam negeri


Posted by: algooth putranto on: February 21, 2008

Indonesia sejak lama diketahui rentan gempa karena lokasinya berada di kawasan
“Relung Volkano” yang mengitari landas samudera Pasifik. Sebut saja gempa besar di
Liwa, Aceh hingga Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Kondisi ini sejak dulu sudah disadari nenek moyang kita dengan membangun rumah
tradisonal yang tahan gempa. Arsitekturnya memiliki ciri khas ringan, menghindari
sambungan jepit dengan pondasi umpak.

Namun seiring kemajuan jaman, rumah-rumah kayu itu kini mulai ditinggalkan. Tidak
hanya karena alasan kekinian tetapi juga karena keterbatasan bahan baku kayu yang
semakin mahal.

Sebaliknya beberapa hasil riset modern dalam negeri yang dikembangkan justru kurang
memasyarakat karena tiadanya dukungan dari pemerintah yang lebih suka melihat
bencana demi bencana menimpa rakyatnya.

Seismic Bearing

Sebut saja penggunaaan bantalan karet alam (Seismic Bearing) untuk melindungi
bangunan terhadap gempa bumi, yang dikenal sebagai base isolation karya Balai
Penelitian Teknologi Karet Bogor.
Teknologi pembuatan dan bahan bantalan tahan gempa yang digunakan untuk rumah
tinggal maupun maupun gedung bertingkat ini sebagian besar ada di dalam negeri.

Aplikasi bantalan ini digunakan untuk melindungi gempa bumi dibuat dari kombinasi
lempengan karet alam dan lempeng baja yang dapat mengurangi daya reaksi hingga 70%,
karena secara alami karet alam memiliki sifat fleksibilitas dan menyerap energ

Bantalan tersebut dipasang disetiap kolom yaitu diantara pondasi dan bangunan. Karet
alam berfungsi untuk mengurangi getaran akibat gempa bumi sedangkan lempeng baja
digunakan untuk menambah kekakuan bantalan karet sehingga penurunan bangunan saat
bertumpu diatas bantalan karet tidak besar.

Pengaruh gempa bumi yang sangat merusak struktur bangunan adalah komponen getaran
karet horizontal. Getaran tersebut dapat menimbulkan gaya reaksi yang besar, bahkan
pada puncak bangunan dapat berlipat hingga mendekati dua kalinya.

Oleh sebab itu apabila gaya yang sampai pada bangunan tersebut lebih besar dari
kekuatan struktur maka bangunan tersebut akan rusak. Gaya reaksi yang sampai
bangunan dapat dikurangi melalui penggunaan bantalan karet tahan gempa.

Pada dasarnya cara perlindungan bangunan oleh bantalan karet tahan gempa dicapai
melalui pengurangan getaran gempa bumi kearah horizontal dan memungkinkan
bangunan untuk begerak bebas saat berlangusung gempa bumi tanpa tertahan oleh
pondasi.

Rumah Baja

Teknologi lain adalah rumah anti gempa yang dibangun dengan sistim baut (semua
bagiannya disambungkan dengan baut) sehingga dapat dibongkar pasang dengan mudah
karya Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Solo.

Menurut Andre Sugijopranoto SJ, tiga bangunan yang dibangun di Aceh sudah terbukti
mampu bertahan ketika diguncang gempa berkekuatan 6,2 skala Richter yang
mengguncang ujung barat Indonesia tahun lalu.

“Setelah bencana kita lalu membangun 300 unit rumah tahan gempa di Aceh. Beberapa
diantaranya unit sekolah dan rumah ibadah dan sebentar lagi mungkin ke Malaysia dan
Brunei,” ujar Andre.

Menurut dia rumah ini dibuat dengan desain rumah panggung dengan pondasi setempat
atau umpak dari beton yang dihubungkan dengan baut ke struktur utama yang terbuat dari
baja anti karat.

Dinding bagian bawah terbuat dari plat dengan ketebalan 1 mm dan dilapisi powder
painting agar tidak mudah berkarat. Sedang dinding bagian atas berupa humanboard,
yaitu campuran serat kayu dengan semen dengan ketebalan tertentu.
Pencampuran semen yang banyak membuat dinding ini tahan api. Juga ada pilihan
dinding campuran antara stereofoam dan semen sehingga tahan guncangan.

Untuk bagian atapnya dibuat dari seng yang dilapisi aluminium sehingga tahan karat.
Sementara untuk kusen jendela dan pintu digunakan aluminium yang ringan dan tahan
karat.

Rumah ini merupakan pengembangan dari model rumah smart modula yang telah lebih
dulu dirancangnya. Model ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan rumah cepat yang
dibangun untuk perkantoran atau proyek diatas tanah yang bukan hak milik.

Rumah ini dapat dipindahkan dengan mudah karena tidak ada ikatan yang permanen
karena menggunakan sistim baut.

“Sistim baut di rumah ini juga berfungsi menahan pergerakan rumah saat ada gempa
sebab lubang baut berbentuk oval dengan memberikan tolerasi sebesar 1 cm ke kiri dan
ke kanan,” lanjut pengajar ATMI tersebut..

Prinsip itu adalah jika kekencangan baut kalah oleh gerakan gempa. Maka struktur bisa
bergerak mengikuti gaya horisontal dan vertikal yang ditimbulkan gempa.

Sayangnya, rumah anti gempa tak populer karena mahalnya harga satu unit bangunan ini.
Untuk membangun rumah anti gempa dengan ukuran 72 meter persegi ditawarkan harga
antara Rp 750 ribu -Rp 1,5 juta per meter persegi atau Rp52 juta.

“Selain itu, secara budaya orang Indonesia belum sreg dengan desain minimalis seperti
ini dan masih sering kaget dengan harga yang ditawarkan. Padahal kalau dihitung ini
lebih murah dibanding rumah kayu atau tembok,” ujar Andre.

PEMBANGUNAN RUMAH TAHAN GEMPA


Masih ada pemahaman yang kurang pas dari masyarakat, mengenai pembangunan rumah
tahan gempa. Mereka masih melihat bila rumah tahan gempa merupakan rumah mahal.
Padahal dengan memahami konsep tahan gempa, rumah tahan gempa tidak harus mahal.
Karena itu yang disosialisasikan mestinya adalah konsep rumah tahan gempa.
Pakar rekayasa kegempaan yang juga Direktur CEEDEDS UII Prof Ir Sarwidi MSCE
PhD mengemukakan hal tersebut pada wartawan, Selasa (3/4). Karena itulah untuk
menyosialisasikan konsep bangunan rumah rakyat tahan gempa (barratraga) ini,
CEEDEDS UII bekerja sama dengan Amerika kata Sarwidi di sela kunjungan ke
Jogonalan Klaten, akan kembali melakukan pelatihan mandor pembangunan DIY Jawa
Tengah.
Sarwidi mengemukakan, Jumat (30/3) lalu UII juga telah menandatangani kerja sama
dengan Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia (Ataki). MoU ditandatangani Rektor
UII Prof Dr Edy Suandi Hamid MEc dengan Ketua Umum DPP ATAKI Ir Manahara R
Siahaan. Kerja sama dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia memalui
layanan penerbitan sertifikasi keahli-an (SKA) bagi lulusan teknik sipil.
Dengan kerja sama tersebut diharap lulusan memiliki nilai tambah yang siap memasuki
dunia kompetisi. Proses peningkatan kualitas tersebut dapat dilakukan melalui seminar,
workshop, maupun pelatihan keterampilan mahasiswa yang akan mengasah kemampuan,
kapasitas keilmuan dan pengalaman yang memadai demi peningkatan daya saing.

”Setelah pemilik, mandor cukup menentukan dalam pembangunan rumah. Sehingga


pelatihan dan tambahan pengetahuan mengenai konsep bangunan tahan gempa, menjadi
sangat penting bagi mandor,” sebut Sarwidi.

Dijelaskan, dua buah rumah di Jejeran Wonokromo yang dibangun salah seorang mandor
yang sudah dilatih ternyata tidak bermasalah dengan gempa di Bantul dan Klaten, tahun
lalu. Kini, CEEDEDS dengan bantuan dana masyarakat Jepang telah membangun dua
buah rumah contoh Barrataga di Jejeran Desa Wonokromo Pleret Bantul DIY dan
Kuwiran Desa Plawikan Jogonalan Klaten Jateng. ”Kedua rumah contoh ini tidak
diperkenankan diubah hingga waktu tertentu. Karena rumah ini akan menjadi tempat
masyarakat belajar konsep tahan gempa, misal bagaimana memasang otot-otot,
sambungan dan lainnya. Kelak, dimungkinkan rumah contoh Barrataga ini menjadi
tempat bagi mahasiswa FTSP UII melakukan KKN dengan menyosialisasikan konsep
Barrataga,” katanya.

Sarwidi mengemukakan, hidup di daerah rawan gempa seperti di Indonesia ini,


diperlukan lebih banyak lagi mandor yang dididik konsep Barrataga. Sejak 2004-2006,
CEEDEDS UII bekerja sama dengan Jepang baru mendidik sekitar 260 mandor yang
berasal dari DIY, Jateng, Jabar, Jatim bahkan beberapa juga dari NTB. (Fsy)-s

Teknologi Sederhana Rumah Anti Gempa


03 Jul 2010

NERACA - Indonesia merupakan negara yang rawan gempa, karena di dasar samudera
negara kita ini terdapat tiga lempeng, yakni Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik, yang
bila bertumbu-kan akan menghasilkan gempa tektonik. Walaupun gempa tidak dapat kita
prediksi, namun kita dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkannya dengan cara
membangun rumah tahan gempa.

Sebagai contoh ketika gempa dan tsunami melanda Aceh tahun 2004 lalu, sebagian besar
rumah tradisional (berbahan kayu) masih tetap berdiri kokoh.Di negara Jepang, meski
kerap kali terjadi gempa, namun dampak potensi bencana tersebut tidak terlalu besar,
karena telah dilakukan tindakan untuk meminimalkan potensi kehancuran dalam skala
besar. Mengutamakan bahan dasar rumah yang terbuat dari kayu dan kertas ditambah lagi
dengan pintu yang digeser kesamping, serta meja ala jepangnya yang hampir menyentuh
lantai.
Kini dengan tehnologi barunya, Jepang menciptakan rumah Barier, yaitu rumah bola
nomaden yang memiliki banyak keistimewaan. Diantaranya, tahan gempa dan bisa men-
gapung di air.Rumah bola ini dibuat berdasarkan Hukum Bernauli yang berbunyi jika ada
angin berhembus di bawah suatu benda, maka benda tersebut mengalami tekanan gaya ke
bawah. Dinding rumah ini terdiri dari 32 sisi. Rahasia dari rumah ini adalah pada sistem
pondasinya. Dengan menggunakan struktur pondasi bebas (beda dengan rumah biasa)
dan pemberian gaya yang merata di 32 sisi dinding rumah bola ini menyebabkan rumah
bola ini memiliki kekuatan yang merata pada setiap bagiannya.

Bahan rumah ini terdiri dari tiga lapisan, lapisan tengahnya mampu mengalirkan udara
masuk dan keluar. Bagian sisi paling luar dibuat dari bahan urethane antiair, lapisan
tengah adalah agregat (kerikil) dan lapisan dalamnya terbuat dari bahan kayu. Makanya,
sela-sela kerikil inilah yang dimanfaatkan untuk mengalirkan udara.Jika terjadi banjir,
rumah ini akan secara otomatis bisa mengapung di atas air. Hanya saja tidak bisa
dikendalikan oleh penghuni rumah bola tersebut. Mereka akan terbawa terus oleh arus.
Walaupun demikian, rumah Barier ini juga bisa dimodifikasi sesuai dengan keinginan
pemilikrumah. Menurut perusahaan World Window yang berlokasi di Timinaga,
Yamagata city, terdapat beberapa ukuran tipe rumah Barier, yaitu ada ukuran 3S, 3SL,
2S, S, M, dan L

Rumah Tahan Gempa Indonesia

Seringnya terjadi gempa di kawasan Indonesia membuat Akademi Teknik Mesin Industri
(ATMI) merancang rumah dengan konsep tahan gempa yang merupakan pengembangan
rumah tradisional nenek moyang kita."ATMI mencoba mengembangkan rumah rakyat
yang sederhana, rapi, dan tidak mahal. Rumah bisa rapi dan tidak mahal kalau sebagian
besar sudah disiapkan di pabrik. Istilahnya, bahan bangunan prefabrication, semua dibuat
presisi, sehingga mengurangi pembengkakan biaya. Konsep yang kita pakai adalah rumah
tumbuh untuk keluarga miskin. Kalau ada rezeki, mereka bisa mengembangkan, entah ke
samping kiri-kanan, atau ke belakang, atau bahkan ke atas," jelas Triatmoko.

Struktur utama rumah tahan gempa ini tidak ditanam atau ditopang dengan fondasi yang
memanjang di bawah dinding rumah, tetapi hanya menggunakan umpak di setiap sudut
rumah. Konsepnya mengadopsi model rumah tradisional adat Jawa yang dibuat dari
kayu. Dengan penopang semacam ini, saat terjadi gempa, relatif bisa fleksibel. Jika
menggunakan model fondasi seperti rumah-rumah konvensional, hampir dipastikan akan
mengalami keretakan atau patah saat dilanda gempa hebat, jelas Direktur Akademi
Teknik Mesin, Surakarta, itu.

BEBERAPA CARA MEMBUAT RUMAH ANTI GEMPA

Konsep Dasar

Konsep bangunan tahan gempa pada dasarnya adalah upaya untuk membuat seluruh
elemen rumah menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak lepas/runtuh akibat gempa.
Penerapan konsep tahan gempa antara lain dengan cara membuat sambungan yang cukup
kuat di antara berbagai elemen tersebut serta pemilihan material dan pelaksanaan yang
tepat. Konsep rumah contoh yang dikembangkan Kantor Menteri Negara Riset dan
Teknologi tidak hanya mengacu kepada konsep desain tahan gempa saja, akan tetapi
mencakup konsep pemanfaatan material setempat, budaya masyarakat dalam membangun
rumah, sertaaspek kemudahan pelaksanaan.

Fondasi

Fondasi menggunakan sistem fondasi batu kali menerus, dimana hubungan antara sloof
dengan fondasi dipergunakan angker setiap 0,5 meter. Hal ini dimaksudkan supaya ada
keterikatan antara fondasi dengan sloof, sehingga pada saat terjadinya gempa ikatan
antara fondasi dengan sloof tidak lepas.

Dinding

Dinding yang dipakai merupakan perpaduan antara kebiasaan masyarakat setempat yang
menggunakan material kayu dan dinding yang terbuat dari batu-bata. Untuk menyatukan
dinding dengan kolom maupun sloof, dipergunakan ang/ceryang dipasang pada jarak 0,3
meter. Untuk mengatasi adanya gaya horisontal akibat gempa, maka pada dinding di
pasang pengikat silang sebagai pengaku. Setiap bukaan yang cukup lebar, seperti pintu
dan jendela harus dipasang balok lintel. Dalam desain bangunan ini balok lintel disatukan
dengan kayu kusen atas.

Kolom

Kolom menggunakan material kayu dengan ukuran yang ada di pasaran yaitu ukuran 2 x
5/10. Pemakaian ukuran yang ada di pasaran, dimaksudkan untuk memudahkan
masyarakat dalam mencontoh. Untuk menahan gaya geser akibat gempa, maka pada
ujung bawah kolom dipasang plat berbentuk "U" yang ditanam dalam adukan beton
sloof.Untuk menjamin adanya satu kesatuan antara kolom dengan rangka kuda-kuda,
maka salah satu batang diagonal kuda-kuda dipanjangkan sampai ke kolom. Sementara
itu untuk menghindari terlepasnya kusen pintu/jendela, maka batang horisontal kusen
pintu/jendela.

Atap

Kuda-kuda menggunakan material kayu dengan atap menggunakan seng. Metoda


sambungan yang dipergunakan sangat sederhana, hal ini untuk memudahkan masyarakat
dalam mencontoh. Untuk memperkuat hubungan antara batang dan menjaga
stabilitasnya, maka hubungan antara batang membentuk segitiga. Hubungan antara kuda-
kuda yang satu dengan kuda-kuda lainnya menggunakan batang pengaku dan batang
pengaku di badan bangunan yang biasa disebut dengan batang lintel. (Peter/dbs)

Entitas terkaitAceh | Atap | ATMI | Barier | Dinding | Fondasi | Hubungan | Indonesia


| Jawa | Jepang | Kolom | Konsep | Konsepnya | Mengutamakan | Metoda |
NERACA | Pemakaian | Penerapan | Rahasia | Rumah | Seringnya | Struktur |
Teknologi | Walaupun | Yamagata | Hukum Bernauli | Konsep Dasar | World
Window | Direktur Akademi Teknik | Akademi Teknik Mesin Industri | Kantor
Menteri Negara Riset | Rumah Tahan Gempa Indonesia | Teknologi Sederhana
Rumah Anti Gempa | BEBERAPA CARA MEMBUAT RUMAH ANTI GEMPA |
Ringkasan Artikel Ini
Mengutamakan bahan dasar rumah yang terbuat dari kayu dan kertas ditambah
lagi dengan pintu yang digeser kesamping, serta meja ala jepangnya yang hampir
menyentuh lantai. Dengan menggunakan struktur pondasi bebas (beda dengan
rumah biasa) dan pemberian gaya yang merata di 32 sisi dinding rumah bola ini
menyebabkan rumah bola ini memiliki kekuatan yang merata pada setiap
bagiannya. Menurut perusahaan World Window yang berlokasi di Timinaga,
Yamagata city, terdapat beberapa ukuran tipe rumah Barier, yaitu ada ukuran 3S,
3SL, 2S, S, M, dan L Rumah Tahan Gempa Indonesia Seringnya terjadi gempa di
kawasan Indonesia membuat Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) merancang
rumah dengan konsep tahan gempa yang merupakan pengembangan rumah
tradisional nenek moyang kita."ATMI mencoba mengembangkan rumah rakyat
yang sederhana, rapi, dan tidak mahal. Struktur utama rumah tahan gempa ini
tidak ditanam atau ditopang dengan fondasi yang memanjang di bawah dinding
rumah, tetapi hanya menggunakan umpak di setiap sudut rumah. BEBERAPA
CARA MEMBUAT RUMAH ANTI GEMPA Konsep Dasar Konsep bangunan
tahan gempa pada dasarnya adalah upaya untuk membuat seluruh elemen rumah
menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak lepas/runtuh akibat gempa.

Desain Rumah Anti Gempa


Kejadian gempa beruntun yang terjadi di Indonesia belakangan ini memaksa kita untuk
kreatif dan mencari tahu bagaimana membangun sebuah desain rumah tahan gempa atau
anti gempa. Posisi Indonesia yang rawan gempa memang diharuskan untuk membuat
sebauh konsep desain rumah yang tahan akan gempa, dengan begitu bisa mengurangi
jatuhnya korban saat terjadi gempa. Desain rumah anti gempa ini di kemukakan oleh
Hengki Wibowo Ashadi, pengajar di Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia. Beliau mengatakan bahwa membangun rumah tahan gempa itu
tidak rumit dan tidak dibutuhkan biaya yang mahal. Bahkan untuk membangun desain
rumah tersebut kita bisa memanfaatkan pecahan batu bata bekas.

Hal yang terpenting dalam membangun rumah tahan gempa adalah detail penempatan
dan pembuatan sengkang ring pada balok yang harus benar. Dengan penempatan posisi
sengkang yang benar maka hal tersebut bisa mencegah rumah roboh dan hancur saat
gempa. Jarak kerapatan sengkang satu sama lain bisa sekitar 5 sentimeter. Namun,
patokan yang benar, batu untuk campuran beton yang dipergunakan harus tak bisa lolos.
Kalau ukuran kerikil batu sekitar 2 sentimeter, mau tak mau kerapatan sengkang tak lebih
dari 2 sentimeter.
Metode lain dalam membuat desain rumah tahan gempa adalah dengan metode
pembentukan balok beton fleksibel. Ketika terjadi gempa, struktur balok beton fleksibel
itu dibebaskan bergerak. Namun, lapisan dinding dipertahankan tidak bergerak supaya
terhindar dari keretakan. Pada prinsipnya, bangunan atau rumah tahan gempa itu
menggunakan material yang ringan, tetapi kuat. Logikanya, ketika terpaksa harus runtuh
akibat gempa, struktur bangunan dari material ringan itu tidak akan sampai mematikan.

RUMAH PANGGUNG TERAPUNG ANTI GEMPA &


TSUNAMI

Masihkah kita ingat peristiwa 26 Desember 2004 yang terjadi di Aceh. Kala itu Sumatera
bagian Utara diguncang oleh gempa berkekuatan 9,3 Skala Richter di pusat gempa yang
berujung dengan terjadinya tsunami. Bencana itu mungkin bisa terjadi lagi di pesisir barat
pulau Sumatera.
Kejadian gempa yang terjadi di Aceh pernah diprediksikan oleh tim ilmuwan ahli
seismologi dari universitas yang berada di Irlandia utara. Tim ilmuwan itu dipimpin oleh
ilmuwan ternama yang bernama John McCloskey. Atas prediksi yang tepat ini, pada
beberapa waktu yang lalu mereka mengemukakan bahwa ada kemungkinan akan terjadi
lagi gempa penyebab tsunami dengan kekuatan lebih dari 8,5 skala richter pada daerah
pesisir barat pulau Sumatera.

Seperti yang kita ketahui bahwa di pesisir barat pulau Sumatra terdapat banyak daerah
yang padat penduduk, khususnya kota Padang dengan jumlah penduduk mencapai 850
ribu jiwa. Jika saja prediksi dari ilmuwan tersebut benar maka akan banyak korban jiwa
berjatuhan seperti halnya yang terjadi di Aceh beberapa tahun silam. Untuk
mengantisipasi akan terjadinya hal tersebut perlu dipikirkan bagaimana cara untuk
terhindar dari bencana yang bisa merenggut ribuan nyawa tersebut.

Rumah merupakan tempat kita bernaung dan tempat berlindung kita dari segala keadaan
buruk di luar. Pernahkah kita terpikir untuk mempunyai sebuah rumah yang didesain
untuk dapat menghindarkan penghuninya dari berbagai bentuk bencana alam. Rumah
yang menghindarkan kita dari banjir, dari gempa bumi bahkan dari tsunami sekalipun.

Desain dari sebuah rumah yang dapat melindungi kita dari bencana alam yang biasa
terjadi di Indonesia adalah sebuah rumah yang kokoh tahan gempa dan berstruktur ringan
sehingga dapat mengapung di atas air apabila terjadi banjir atau tsunami. Desain rumah
ini menggunakan sistem rumah panggung dengan bangunan utamanya dapat terlepas dan
mengapung di atas air apabila terjadi gaya angkat yang cukup, apabila terjadi banjir
bandang dikala terjadi tsunami besar. Dengan bangunan yang tahan gempa dan dapat
mengapung di atas air maka manusia dan barang-barang di dalamnya akan bisa selamat
dari reruntuhan akibat bencana alam tersebut.

Desain rumah ini terdiri dari bagian pondasi, struktur penyangga bangunan dan bagian
struktur utama. Struktur penyangga ini didesain untuk dapat menahan struktur bangunan
utama dari goncangan gempa dan dengan ketinggiannya dapat menghindarkan rumah
terendam oleh banjir. Bagian bangunan utama merupakan bagian bangunan yang menjadi
tempat tinggal manusia. Struktur penopang dan struktur bangunan utama terhubung
dengan sebuah sistem sambungan yang kuat menahan gempa dan dapat terlepas apabila
ketinggian air telah mencapai batas tertentu sehingga bangunan pun akan aman dari
banjir bahkan tsunami.

Bagian struktur bangunan utama adalah sistem bangunan yang ringan dan kuat sehingga
tahan terhadap gempa. Struktur terapung terbuat dari balok EPS berlapis beton (misalnya
produk b-foam HDFS/ Heavy Duty Floating Structure) untuk mengantisipasi terjadinya
®

benturan besar atau kuat pada saat mengapung.


Namun untuk bangunan terapung dengan kemungkinan benturan yang kecil maka bisa
juga mengunakan lapisan berbahan material Glassfiber Reinforced Cement (GRC)
diperkuat dengan nylon mesh (misalnya produk b-foam LDFS/ Low Duty Floating
®

Structure). Dengan bagian struktur bangunan utama dan struktur terapung yang ringan
maka bangunan tersebut dapat mengapung di atas air.

Dengan penerapan ide rumah panggung terapung anti gempa dan tsunami ini kita
berharap dapat membantu penduduk di daerah rawan bencana agar dapat terhindar dan
selamat dari bencana alam.

rumah anti tsunami


indonesia adalah negara dengan garis pantai terpanjang yang berarti banyak daerah
berpenduduk yang berada di sekitar pantai yang akhirnya berkembang menjadi kota besar
sehingga tidak satupun alasan yang dapat membenarkan agar pemukiman harus di
jauhkan dari pantai untuk menghindari tsunami. Karena tidak ada pilihan lain maka mau
tidak mau kita harus berusaha meminimalisir kerugian yang terjadi bila bencana itu
terjadi. Salah satunya adalah dengan membuat rumah yang tahan terhadap bencana
stunami
TEMA : Pembangunan Penanggulangan Bencana Alam

Judul : Pembangunan Masa Depan yang Menyelamatkan banyak jiwa

You might also like