You are on page 1of 13

SOSIOLOGI DAN MASYARAKAT

Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat,
dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari
masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai cabang Ilmu, Sosiologi
dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, August Comte. Comte kemudian dikenal
sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Émile Durkheim-
ilmuwan sosial Perancis yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin
akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang
tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain
atau umum.
1. Pengertian Sosiologi
Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya
teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam
buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857).
Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai
ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.
Sejak awal masehi hingga abad 19, Eropa dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya
peradaban dunia, para ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus
mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun
suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.
Dalam buku itu, Comte menyebutkan ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang
masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya.

Tiga tahapan itu adalah :


a. Tahap teologis; adalah tingkat
3 pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia
mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
b. Tahap metafisis; pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala
terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat
diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu
realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang
seragam.
c. Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.
Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis. Sosiologi
statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya
masyarakat. Sosiologi dinamis memusatkan perhatian tentang perkembangan masyarakat
dalam arti pembangunan.
Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya
sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx,
Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim
Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan
beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan
Sosiologi pernyataan berikut:
a. Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami
masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-
bagian yang tergantung satu sama lain.
b. Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap
konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
c. Emile Durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya
menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara
keteraturan sosial.
d. Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya
menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku
manusia.

2. Definisi Sosiologi yang Dikemukakan Oleh Beberapa Ahli :


a. Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala
moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik
antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
b. Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-
kelompok.
c. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu
organisasi sosial.
d. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil.
e. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
f. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-
proses sosial termasuk perubahan sosial.
g. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan
produk kehidupan kelompok tersebut.

h. Soejono Soekamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang
bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan
masyarakat.
i. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial
anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok
dan kondisi.
j. Allan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam
kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi
orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem
tersebut.
Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu
yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam
masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta
bersifat umum

3. Pokok Bahasan Sosiologi


a. Fakta Sosial
Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar
individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.
Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan
seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan
ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh
tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar
individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).

b. Tindakan Sosial
Tindakan sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan
perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan
merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah
lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
c. Khayalan Sosiologi
Khayalan sosiologis diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi di masyarakat
maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan
sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan
hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah troubles
dan issues. Troubles adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman
terhadap nilai-nilai pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan
pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang
menganggur, maka pengangguran itu adalah trouble. Masalah individual ini
pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota
tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka
pengangguran tersebut merupakan issue, yang pemecahannya menuntut kajian lebih
luas lagi.
d. Realitas Sosial
Seorang sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helai tabir
menjadi suatu realitas yang tidak terduga. Syaratnya, sosiolog tersebut harus mengikuti
aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan
pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari
penilaian normatif.

4. Ciri-ciri Sosiologi
Menurut Harry M. Johson dalam Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu
memiliki cirri-ciri sebagai berikut.
a. Bersifat Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak
bersifat spekulatif.
b. Bersifat teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang
konkret di lapangan. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsure yang
tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat.
c. Bersifat kumulatif, yaitu teori-teori sosiologis dibentuk berdasarkan teori yang sudah
ada, kemudian diperbaiki, diperluas dan diperhalus.
d. Bersifat nonetis, yang dipersoalkan dalam sosiologi bukanlah baik buruknya fakta
tertentu, melainkan menjelaskan fakta tersebut secara analitis.

5. Objek Studi Sosiologi


Objek studi sosiologi adalah masyarakat dengan menyoroti hubungan
antarmanusia dan proses sebaba akibat yang timbul dari hubungan antarmanusia yang
selalu berubah. Objek yang dipelajari sosiologi adalah sebagai berikut.
1. Hubungan timbale balik antara manusia satu dengan yang lain.
2. Hubungan antara individu dengan kelompok
3. Hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lain.
4. Sifat-sifat dari kelompok social yang beranekaragam coraknya.
Dalam mempelajari objek studinya sosiologi tidak dapat berdiri sendiri tanpa
bantuan ilmu sosial lainnya sehingga sosiologi bersifat interdisipliner. Dengan demikian,
tuntutan bagi seseorang yang mempelajari sosiologi adalah harus banyak membaca buku
dan tulisan yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam sosiologi itu sendiri.

6. Tujuan dan Sifat Hakikat Sosiologi


Tujuan sosiologi adalah meningkatkan daya dan kemampuan manusia dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Dengan cara mengembangkan
pengetahuan yang objektif mengenai gejala kemasyarakatan yang dapat dimanfaatkan
secara efektif dalam memecahkan masalah social. Contoh seorang yang ingin membeli
rumah untuk tempat tinggal seharusnya terlebih dahulu mempelajari sifat dan karakter
masyarakatnya sesuai dengan kepribadian yang ia miliki atau tidak agar tidak menglami
kesulitan dalam beradaptasi.
Pemahaman sosiologi dilihat dari sifat dan hakikatnya antara lain sebagai berikut :
a. Sosiologi termasuk rumpun ilmu-ilmu sosial yang bersangkut paut dengan gejala-
gejala kemasyarakatan.
b. Sosiologi merupakan ilmu penetahuan yang kategoris artinya membatasi diri dengan
apa yang terjadi bukan pada apa yang seharusnya terjadi.
c. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni karena tujuan untuk membentuk
dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, bukan ilmu terapan atau
terpakai.
d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan secara abstrak artinya yang diperhatikan
adalah pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
e. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum umum dari
interaksi antarmanusia dan perihal sifat, hakikat, isi, serta struktur masyarakat
manusia.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang
dipergunakan.
g. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan ilmu pengetahuan
yang khusus. Artinya, sosiologi mengamati dan mempelajari gejala-gejala umum
yang ada pada setiap interaksi dalam masyarakat secara empiris.
7. Ruang Lingkup dan Metode Sosiologi
Sosiologi mencakup pengetahuan dasar pengkajian masyarakat. Cakupan tersebut
meliputi beberapa hal berikut.
a. Kedududukan dan peran social individu dalam keluarga, kelompok social, dan
masyarakat.
b. Nilai-nilai dan norma-norma social yang mendasar mempengaruhi sikap dan perilaku
hubungan manusia dan masyarakat.
c. Masyarakat dan kebudayaan daerah sebagai submasyarakat dan kebudayaan nasional
Indonesia.
d. Perubahan sosial budaya terus menerus berlangsung oelh sebab-sebab internal
maupun eksternal.
e. Masalah-masalah sosial budaya yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Paul B. Horton ada beberapa metode yang digunakan dalam sosiologi
yaitu :
a. Study cross-sectional dan longitudinal
Study cross-sectional adalah suatu pengamatan yang meliputi suatu daerah yang luas
dan dalam suatu jangka waktu tertentu. Sedangkan studi longitudinal adalah suatu
study yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu kecenderungan
atau serangkaian pengamatan sebelum dan sesudahnya.
b. Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan
Dalam penelitian eksperimen laboratorium, subjek orang dikumpulkan di dalam suatu
tempat atau laboratorium kemudian diberi pengalaman sesuai dengan yang diinginkan
sang peneliti kemudian dicatat dan ditarik kesimpulan-kesimpulan. Penelitian
eksperimen lapangan adalah pengamatan yang dilakukan di luar laboratorium di mana
peneliti memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada objek secara umum
kemudian diamati hasilnya.

c. Penelitian pengamatan
Hampir sama dengan eksperimen tetapi dalam penelitian ini kita tidak
mepengaruhiterjadinya suatu kejadian.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto ada dua jenis metode dalam sosiologi yaitu
:
a. Metode kualitatif
Menggunakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka-angka
atau ukurang yang matematis, meskipun kejadian-kejadian itu nyata dalam
masyarakat. Adapun macam-macam penelitian kualitatif yaitu:
1) Metode historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa
dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
2) Metode komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan antara
bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh
perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat
pertanian Indonesia pada masa lalu dan masa yang akan dating.
3) Metode studi kasus, yaitu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok,
masyarakat setempat, lembaga-lembaga maupun individu-individu. Alat-alat yang
dipergunakan dalam studi kasus adalah :
a) Wawancara (interview.
b) Dafatar pertanyaan (quesionare).
c) Participant observer technique, di mana pengamat ikut serta dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat yang diamati.
b. Metode Kuantitatif
Peneliti mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga
gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mengggunakan skala, indeks, table dan
formula. Termasuk dalam metode ini adalah metode statistik di mana gejala-gejala
masyarakat sebelum dianalisis dikuantifikasi terlebih dahulu.
Di samping metode-metode di atas, masih ada beberapa metode lain, yaitu:
a. Metode deduktif, yaitu metode yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk
menarik kesimpulan yang khusus.
b. Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk
mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
c. Metode empiris, yaitu metode yang mengutamakan keadaan-keadaan nyata didalam
masyarakat.
d. Metode rasional, yaitu metode yang mengutamakan penalaran dan logika akal sehat
untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan.
e. Metode fungsional, yaitu metode yang dipergunakan untuk menilai kegunaan
lembaga-lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat.

8. Peran dan Manfaat Sosiologi


Sosiologi memiliki peran dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Peran dan manfaat
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pembangunan
Sumbangan sosiologi sangat besar dalam proses pembangunan. Pada tahap
perencanaan perlu diadakan identifikasi terhadap berbagai kebutuhan masyarakat dan
sebagainya. Pada tahap pelaksanaan perlu dilakukan penyorotan terhadap kekuatan
dalam masyarakat dan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi. Pada tahap
evaluasi diadakan analisis terhadap efek pembangunan. Contoh, dalam pembangunan
tata kota dan pembangunan industri memperhatikan berbagai masukan data-data
penelitian sosiologi.

b. Pemecahan masalah sosial


Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan dalalm
masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Masalah muncul
bersumber pada factor ekonomis, biologis, dan kebudayaan. Contoh pemecahan
masalah misalnya kemiskinan, kajahatan, konflik dan lingkungan hidup. Ada dua
pendekatan untuk menanggulangi masalah sosial yaitu metode preventif dan metode
refresif.
1) Metode preventif dilakukan dengan mengadakan penilaian yang mendalam
terhadap gejala-gejala sosial.
2) Metode refresif merupakan proses penanggulangan secara langsung terhadap
masalah sosial yang sedang timbul dan dirasakan masyarakat.
c. Perencanaan sosial
Secara umum, sosiologi memiliki beberapa kegunaan dalam perencanaan sosial
seperti berikut.
1) Sosiologi memahami perkembangan kebudayaan masyarakat dari taraf tradisional
sampai taraf modern sehingga dalam menyusun dan memasyarakatkan
perencanaan sosial relatif mudah digunakan.
2) Sosiologi memahami hubungan manusia dengan lingkungan alam, hubungan
antar golongan, proses perubahan, dan pengaruh penemuan baru. Hal ini berarti
perencanaan ke depan yang disusun atas dasar kenyataan factual dalam
masyarakat oleh sosiologi relatif bisa dipercaya.
3) Sosiologi memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan atas objektivitas.
4) Dengan berpikir secara sosiologis maka suatu perencanaan sosial dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat ketertinggalan dan kemajuan masyarakat
dilihat dari sudut kebudayaan.
Menurut pandangan sosiologi, perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui
perkembangan masyarakat. Dengan demikian, sosiologi dapat bermanfaat dalam
menghimpun kekuatan sosial dalam rangka menciptakan ketertiban masyarakat.

9. Perkembangan Sosiologi dari Abad ke Abad


a. Perkembangan Pada Abad Pencerahan
Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan
Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa
mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.
Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan,
seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai
makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa
yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah
tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.
Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut
berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah
mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan
mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.
Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan
Perubahan-perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner
sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan
struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika,
revolusi industri, dan revolusi Perancis. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga
revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai
menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.

b. Gejolak Abad Revolusi


Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur
masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangsawan dan kaum Rohaniawan
yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata.
Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang
di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah. Seperti
yang terjadi di Perancis di mana Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat
feodal ke masyarakat yang bebas
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa
perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan
masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan,
pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat
sudah diantisipasi secara dini.
Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa
perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :
1. Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja,
melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.
2. Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan
perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.
3. Mengunakan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti,
dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat
diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

c. Kelahiran Sosiologi Modern


Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan
Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana sosiologi
muncul pertama kalinya).
Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika
Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri
baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan
besar masyarakat pun tak terelakkan.
Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras,
untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan
lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi
masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.
Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern
cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan
masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul.
Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara
menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam
sosiologi.

RANGKUMAN
 Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat,
dan perkembangan masyarakat.
 Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya
pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian
umum, rasional, empiris serta bersifat umum
 Comte menyebutkan ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing
merupakan perkembangan dari tahap sebelumya. Tiga tahapan itu adalah Tahap teologis,
metafisis dan ilmiah.
 Pokok bahasan sosiologi adalah fakta sosial, tindakan social, khayalan sosiologi dan
realitas sosial.
 Sosiologi memiliki ciri-ciri yaitu bersifat empiris, teoritis, kumulatif dan nonetis.
 Peran dan manfaat sosiologi yaitu untuk pembangunan, pemecahan masalah, dan
perencanaan social.
 Sosiologi berkembang melalui perjalanan panjang yaitu abad pencerahan, gejolak abad
revolusi dan kelahiran sosiologi modern.
 Menurut Soerjono Soekanto ada dua metode sosiologi yaitu metode kualitatif dan
kuantitatif

You might also like