You are on page 1of 24

HATI MENURUT PANDANGAN AL-QUR’AN DAN SUNNAH

SERTA PENGARUHNYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Makalah

Dipresentasikan dalam Diskusi Kelas


Mata Kuliah Tafsir dan Hadits Tematik

Dosen Pengasuh

PROF.DR.H. YUSERAN SALMAN,Lc.

Oleh

Zuhriyah

NIM : 10.0213.735

PROGRAM PASCASARJANA IAIN ANTASARI

KONSETRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BANJARMASIN

2011
BAB I

PENDAHULUAN

Masalah hati adalah masalah yang sangat besar dan penting untuk dibicarakan oleh

setiap manusia, juga di masyarkat. Karena hati adalah tempat akal dan nafsu yang menjadi

motor penggerak dan sumber keinginan manusia. Bila hati tidak selalu dijaga dengan baik,

maka akibatnya akan menimbulkan berbagai penyakit yang amat berbahaya bagi orang yang

bersangkutan dan seterusnya akan menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitarnya.

Disebutkan dalam kitab Shohih Muslim, dari hadits An-Nu’man bin Basyir R.A
secara, secara marfu’ “ Sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal darah,jika ia baik,
maka baik pula seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya.
Ketahuilah ia adalah hati ( Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim )

Perkataan-perkataan hati, yaitu pembenaran dan pengakuannya, amal dan

gerakannya seperti takut, berharap,cinta, tawakal dan lain-lain merupakan bagian rukun iman

yang paling agung menurut ahli sunnah waljamaah, yang semua itu tidak akan ada jika iman

itu tidak ada.1

Banyak orang yang sangat antusias hendak mengetahui tujuan dan keinginan yang

terpendam di dalam hati manusia. Mereka membebani diri dengan hal-hal yang sebenarnya di

luar kesanggupan dan mengabaikan hal-hal yang dhahir. Mereka membuat aturan-aturan

hukum untuk dapat mengungkap amal hati yang tidak diketahui kecuali Allah yang Maha

Mengetahui.

-------------------------------------------------------------------------------------------
1.Nashir bin Sulaiman Al-Umar,Ujian Hati, hal.21, Darul Falah, Jakarta

1
BAB II

HATI MENURUT AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH

SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM

A.Pengertian
Kata Qalbu (bentuk masdar) berasal dari kata Qalaba yang artinya berubah-ubah,

berbolak-balik, tidak konsisten, atau berganti-ganti. Pokoknya, qalbu merupakan tempat di

dalam wahana jiwa manusia yang merupakan titik sentral atau awal segala awal yang

menggerakkan perbuatan manusia yang cenderung kepada kebaikan dan keburukan.

Qalbu merupakan hamparan yang menerima suara hati yang berasal dari ruh dan

sering pula disebut dengan nurani (bersifat cahaya) yang menerangi atau memberikan arah

pada manusia untuk bertindak dan bersikap berdasarkan keyakinan atau prinsip yang

dimilikinya.

Allah menempatkan qalbu sebagai sentral kesadaran manusia. Allah tidak

memandang apa yang tampak, tetapi melihat yang lebih esensial, yaitu qalbu manusia karena

dari sinilah berangkat segala tindakan yang autentik. Di dalam qalbu terhimpun perasaan

moral mengalami dan menghayati tentang salah benar, baik buruk serta berbagai keputusan

yang harus dipertanggungjawabkannya secara sadar sehingga kualitas qalbu akan

menentukan apakah dirinya bisa tampil sebagai subyek bahkan sebagai wakil Tuhan di muka

bumi. Qalbu merupakan awal dari sikap sejati manusia yang paling autentik yaitu kejujuran,

keyakinan dan prinsip-prinsip kebenaran.

2
Perasaan moral tersebut akan ditampilkan dalam bentuk tindakan yang berorientasi

pada prestasi. Dengan pemahaman ini , tumbuhlah kecerdasan rohaniah yang paling awal,

yaitu kesadaran untuk bertanggung jawab. Sehingga seorang karyawan yang datang terlambat

dengan sengaja, pada hakikatnya dia sedang mengkhianati hati nuraninya sendiri, merusak

keyakinan moralnya, yaitu iman, dan sekaligus tidak memiliki rasa tanggung jawab.

Dengan demikian yang dimaksud dengan kecerdasan rohaniah ialah kemampuan

seseorang untuk mendengarkan hati nuraninya atau bisikan kebenaran yang Ilahi yang

menjadi alasannya bertindak untuk meraih ridha Ilahi sebagai puncak kebermaknaan hidup.

Untuk itu, kecerdasan rohaniah sangat ditentukan oleh upaya untuk membersihkan dan

memberikan pencerahan qalbu (tazkiyah, tarbiyatul qulub) sehingga mampu memberikan

nasihat dan arah tindakan serta cara kita mengambil keputusan.

Rasulullah Saw Bersabda : “Istafti nafsaka, istafti qalbaka, mintalah nasihat


pada dirimu, mintalah nasihat pada hati nuranimu, wahai Habishah (Nabi
mengulanginya tiga kali) Kebaikan adalah sesuatu yang membuat jiwa
tentang dan membuat hati tenang. Dosa adalah sesuatu yang membuat jiwa
tidak tentram dan terasa bimbang didalam hati (HR.Ahmad).

Salah satu fungsi qalbu adalah merasakan dan mengalami, artinya, dia mampu

menangkap fungsi indrawi yang dirangkum dan dipantulkan kembali ke dunia luar dan proses

ini di sebut sebagai menghayati. Dalam proses mengalami dan menghayati itu sadar akan

tanggung jawab perbuatannya. Pengalaman bersifat kuantitatif phyisical (badani,nafsiyah),

sedangkan penghayatan bersifat kualitatif physical spiritual (ruhiyah).

Pada tubuh manusia terdapat tiga rasa yang melekat. Pertama ; rasa indrawi

(badaniah), Misalnya; pahit, manis, dan asin. Kedua ; rasa vital (nafsiyah) ; segar dan bugar.

Ketiga ; rasa qalbiyah ; cinta, benci, bahagia, dan derita (sa’adah dan saqowwah).

3
Termasuk didalam rasa qolbiyah ini adalah rasa yang paling luhur,yaitu rasa

Ruhiyah yang mencakup kearifan dan kebenaran Ilahiyah atau yang sering kita kenal dengan

istilah ma’rifat. Rasa Ruhiyah merupakan rasa yang paling fitrah, sebuah potensi yang secara

hakiki ditiupkan ke dalam tubuh manusia ruh kebenaran yang selalu mengajak kepada

kebenaran. Pada ruh tersebut terdapat potensi ber-Tuhan. Firman Allah :

          
     
Artinya :” Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh
(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi)
kamu sedikit sekali bersyukur.” (As-Sajdah:9)
Dengan demikian , di dalam qalbu, selain memiliki fungsi indrawi di dalamnya ada

rohani, yaitu moral dan nilai-nilai etika. Artinya, dialah yang menentukan tentang rasa

bersalah, baik-buruk, sertamengambil keputusan berdasarkan tanggung jawab moralnya

tersebut2.

Hati harus kita tempatkan sebagai raja. Hati menjadi pusat dari segala tindakan

kita. Dialah yang memimpin seluruh potensi spiritualitas kita yang terdiri dari potensi akal

(fu’ad), potensi kesadaran emosi (shadr),dan potensi dorongan (hawwa). Untuk

memudahkannya kita singkat dengan FUSAHA (Fu’ad, Shadr, Hawwa). Membandingkan

dengan filsafat Yunani yang mengenal, eros = cinta, pathos = emosi dan logos = akal pikiran,

hati nurani adalah pusat dari ketiga potensi tersebut. Fu’ad berperan sebagai logos yang

tugasnya adalah berfikir, menganalisis, berinovasi, dan mengambil keputusan. Shadr seperti

juga pathos, adalah potensi untuk merasakan suasana emosi (empati), kerja sama, dan saling

menghormati. Sedangkan Hawwa adalah dorongan atau keinginan yang seringkali begitu

kuatnya sehingga harus diwaspadai karena kekuatannya yang mampu melumpuhkan potensi

lainnya. 4
Pemimpin spiritual adalah pemimpin yang mengambil segala keputusan dengan

terlebih dahulu mendengarkan suara hatinya. Sehingga mereka melihat apa yang

dilakukannya dalam kaitannya dengan kebermaknaan yang paling tinggi (the ultimate

meaning) yaitu menebarkan benih-benih cinta yang disebut dengan Rahmatan lil ‘alamiin.

Itulah sebabnya kita mengenal istilah hati nurani (nur, cahaya), hati yang tercerahkan oleh

cahaya kebenaran ilahiyah yang bersifat universal3.

B. HATI MENURUT AL-QUR’AN DAN SUNNAH

Banyak ayat al-qur’an dan sunnah Rasulullah Saw, yang membicarakan masalah hati.

Menurut Ilmi Zadah Faidullah Al-Husainy Al-Muqaddasy, lafal qalbdalam berbagai

bentuknya disebut sebanyak 126 kali, qalbun, al-qalbu, dan qalbaini disebut 7 kali, quklbun

dan al-qulub disebut 20 kali, qalby,qalbahu, qalbaha disrbut sebanyak 4 kali, qulubana, dan

qulubukum disebut sebanyak 21 kali, qulubuhum dan qulubina disebut sebanyak 64 kali.

(Faturrahman: 367-369)4.

Banyak penyebutan mengenai masalah hati, menandakan bahwa hati adalah masalah

yang amat penting, mengingat keberadaannya sebagai pusat dan penggerak tubuh manusia.

Dia antara firman Allah dalam QS. Ali Imran : 159.

‫فبما رحمة من هللا لنت لهم صلى ولو كنت فظا غليظ القلب ال نفضوا من حولك فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم‬

) :‫في االءمرصلى فاءذاعزمت فتو كل على اللهج ان هللا يحب المتوكلين (ال عمران‬

--------------------------------------------------------------------------------------
2.Toto Tasmara, Spiritual Centered Leadershif,Gema Insani,Jkrt 2006,h.231
3. Ibid ,h.234
4. Moh.Saifullah Al-Aziz,Cahaya Penerang Hati, h. 15

5
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka,
sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali-Imran: 159)

x‫ن‬x‫و‬x‫ع‬x‫م‬xxx‫س‬x‫ ي‬x‫ ال‬x‫ل‬x‫ن‬x‫ا‬x‫ذ‬x‫ا‬x‫ لقد ذراءنالجهنم كثيرامن الجن واالء نسصلىلهم قلوب ال يفقهون بها ولهم اعين اليبصرون بها ولهم ء‬x‫و‬
) x: x‫ف‬x‫ا‬x‫ر‬x‫ع‬x‫ال‬x‫ ( ا‬x‫ن‬x‫و‬x‫ل‬x‫ف‬x‫غ‬x‫ل‬x‫ ا‬x‫م‬x‫ ه‬x‫ك‬x‫ى‬x‫ل‬x‫و‬x‫ ا‬x‫ل‬x‫ض‬x‫ ا‬x‫م‬x‫ه‬x‫ل‬x‫ ب‬x‫م‬x‫ع‬x‫ ن‬x‫ ال‬x‫ا‬x‫ ك‬x‫ك‬x‫ى‬x‫ل‬x‫و‬x‫ا‬x‫ج‬x‫ا‬x‫ه‬x‫ب‬

Artinya :Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakaannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah), mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
lebih sesat lagi, mereka orang-orang yang lalai (Al-Araf;179)

Perkembangan ilmu dan akal itu dalam pendidikan islam bergantung pada individu

yang bersangkutan. Sebagian orang yang telah mampu memanfaatkan akal pikirannya untuk

sesuatu yang positif, maka qalbunya mudah mendapatkan ilham dari Allah. Sesungguhnya

setiap orang yang suluk, yaitu menmpuh jalan menuju Allah akan mengetahui kondisi pada

permulaan dan pada saat akhir5. Itulah keunikan hati sebagaimana firman Allah dalam QS.Al-

Anfal :2.

‫ال‬x‫ون (االنف‬xx‫ا وعلى ربهم يتوكل‬xx‫انما الموءمنون الذين اذا ذكرهللا وحلت قلو بهم واذا تليت عليهم ايته زادتهم ايمن‬:
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah bergetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal. (Al-Anfal: 2)

Dan diantara Hadits Rasulullah Saw:


x‫د‬x‫س‬x‫ج‬x‫ل‬x‫ا‬x‫د‬x‫س‬x‫ ف‬x‫ت‬x‫د‬x‫س‬x‫ ف‬x‫ا‬x‫ذ‬x‫ا‬x‫ و‬x‫ه‬x‫ل‬x‫ ك‬x‫ح‬x‫ل‬x‫ ص‬x‫ت‬x‫ح‬x‫ل‬x‫ ص‬x‫ا‬x‫ذ‬x‫ ا‬x‫ة‬x‫غ‬x‫ض‬x‫م‬x‫د‬x‫س‬x‫ج‬x‫ل‬x‫ ا‬x‫ى‬x‫ ف‬x‫ن‬x‫ ا‬x‫ي‬x‫ه‬x‫و‬x‫ال‬x‫ ا‬x‫ه‬x‫ل‬x‫ ك‬x‫ب‬x‫ل‬x‫ق‬x‫ل‬x‫ا‬

( x‫ر‬x‫ش‬x‫ ب‬x‫ن‬x‫ ب‬x‫ ن‬x‫ا‬x‫م‬x‫ع‬x‫ ن‬x‫ن‬x‫ ع‬x‫ى‬x‫ر‬x‫ا‬x‫خ‬x‫ب‬x‫ل‬x‫ ا‬x‫ه‬x‫ا‬x‫و‬x‫) ر‬

Artinya : Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, apabila ia baik, maka
baiklah seluruh tubuh, tetapi apabila ia rusak, maka akan rusaklah seluruh tubuh, ketahuilah bahwa ia ada;ah
qalbu.HR.Al-Bukhari dan Nu’man ibn Basyir)

Secara fisik qalb yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah jantung yang letaknya

di dada, sekalipun makna qalb yang dimaksudkan dalam itu lebih mengarah kepada makna

psikis.

6
)‫الناس من هللا القلبالقاس ( رواه الترمذى‬ ‫ال تكثرواالكالم بغير ذكرهللا فان كثرة الكالم بغير ذكرهللا قسوة القلب وان‬

Artinya : Janganlah memperbanyak ucapan selain dzikir kepada Allah, karena sesungguhnya
banyak ucapan yang bukan dzikir kepada Allah itu akan menjadikan hati keras dan sesungguhnya orang yang
paling jauh dari Allah adalah orang yang hatinya keras. (HR.Tirmidzi).

‫القلب اربعة قلب اجرد فيه سراج يزهر فذا لك قلب المومن وقلب اسودمنكوس فذالك قلب الكافروقلب اغلق مريوط على غال فه‬

‫فذالك قلب المنافق وقلب مصلح فيه ايمات ونفاق‬

Artinya : Qalbu itu ada empat yaitu : qalbu yang bersih, di dalamnya ada pelita yang
bercahaya. Yang demikian itu adalah qalbu orang mukmin. Qalbu yang hitam dan berbalik, yaitu qalbu orang
kafir. Qalbu yang tertutup dan terikat tutupnya, yaitu qalbu orang munafik. Qalbu yang dilapis, yaitu qalbu
didalamnya terdapat iman dan infaq (HR. Ahmad dan ath-thabrani dari Abu Said al-Khudri)

) ‫ان هللا ال ينظر الى صواركم وال اموا لكم ولكن ينظر الى قلو بكمواعمالكم (رواه مسلم وابن مجه‬

Artinya : Bahwasanya Allah Ta’la tidak melihat kepada rupamu dan hartamu, tetapi hanya
melihat kepada hatimu dan amalmu. (HR,Muslim dan Ibnu Majah).

Firman Allah : “ Belumlah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati
mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) (QS. Al-Hadid ;57:16)

Sabda Rasulullah Saw :” Sesungguhnya Allah memiliki wadah-wadah, yakni hati. Karenanya hati
yang paling dekat dengan Allah adalah hati yang lembut, jernih dan keras.

Berkenaan dengan hadits diatas Abu Abdullah At-Tirmidzi mengatakan,

“Kelembutan adalah rasa takut kepada Allah, kejernihan hati adalah diperuntukkan bagi yang

karena Allah, dan kerasnya hati diperlukan dalam berpegang teguh terhadap asma Allah.

Ada yang mengatakan bahwa hati iti diibaratkan bagaikan wadah. Hati orang yang

kafir bagaikan wadah yang terbalik sehingga tidak bisa dimasuki kebaikan sedikitpun. Hati

orang munafik bagaikan wadah yang pecah, sehingga jika dituangkan sesuatu dari atas ia

akan keluar dari bawah.. Adapun hati orang beriman bagaikan wadah yang bagus dan stabil.

Apabila kebaikan dituangkan kedalamnya, maka kebaikan itu akan sampai kedalamnya.

Kehidupan hati adalah dengan iman, dan kematiannya adalah dengan kekufuran.

Kesehatannya didasarkan atas ketaatan, dan sakitnya hati adalah akibat melakukan maksiat.

7
Iman itu di ilhamkan oleh Allah ke hati, dan hati adalah merupakan lokus

(kedudukan) yang mempunyai perangai yang tidak tetap, yakni berada pada dua sisi, yaitu

cahaya dan kegelapan, petunjuk dan kesesatan. Petunjuklah yang mengalihkan hati menuju

kearah yang benar. Fifman Allah dalam surat Al-Mujadalah : 22 yang artinya “ Keimanan telah
ditetapkan Tuhan ke dalam hatinya, serta dikokohkan pula dengan ruh dari diri-Nya.

Makna dasar dari kata qalb adalah membalik, kembali, pergi maju mundur,

berubah, naik turun ( Sachiko Murata,1998 :377) Karena manusia terikat erat dengan Tuhan,

maka pusat ini merupakan tempat mereka dimana bertemu dengan Tuhan5.

Berpijak pada ayat-ayat Allah dan hadits Rasulullah Saw, maka kita hendaknya

benar-benar menjada hati dan anggota tubuh kita dari segala macam perbuatan buruk dan

jangan lupa pula, hendaknya kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita dimasukkan ke

dalam golongan orang-orang yang lurus dan suci lahir batin.

Hati dan seluruh anggota tubuh merupakan nikmat-nikmat Allah yang utama

bagi hamba-hamba-Nya. Barangsiapa menggunakan untuk mentaati Allah dan

menyemarakkannya dengan perbuatan-perbuatan yang menimbulkan kasih sayang-Nya,

maka ia mensyukuri nikmat Allah SWT, memelihara seluruh anggota tubuh dan meletakan

pengkhidmatannya pada tempat yang baik, yang karena itu seluruh anggota tubuh diciptakan

dan dijadikan oleh Tuhan. Barangsiapa yang membiarkan hati anggota tubuh melanggar

larangan Allah SWT, tanpa adanya tarbiyah yang sudah dituangkan dalam al-qur’an dan as-

sunnah serta mengabaikan dan menyia-nyiakan perintah-Nya, maka ia telah mengkufuri

nikmat Allah pada anggota-anggota itu, dan karenanya ia akan menerima siksa Allah SWT.

5.
Ahmad Zayadi,Tadzkirah, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,PT.Raja Grafindo Persada,2005,h.79.

8
Keseluruhan sikap manusia bersumber dari spiritual center yang merupakan

suara hati yang ilahiah. Kebebasan memilih adalah kelebihan yang diberikan Allah kepada

manusia. Namun setelah kita mengenal dan mempelajari suara-suara hati ilahiah tersebut,

alangkah baiknya bila keputusan atau sikap yang kita ambil, selalu berdasarkan pada suara

hati spiritual yang memiliki kebenaran hakiki6.

C. KECERDASAN QALB

Menurut Abd. Mujib, kecerdasan qabiyah adalah sejumlah kemampuan diri secara

cepat dan sempurna, untuk mengenal qalbu dan aktifitas-aktifitasnya, mengelola dan

mengekspresikan jenis-jenis qalbu secara benar, motifasi qalbu untuk membina hubungan

moralitas dengan orang lain dan hubungan ubudiyah dengan Tuhan7.

Tingkatan kecerdasan yang dimiliki manusia antara lain :

1. Dimensi suara hati (HQ)

2. Dimensi Spiritual (SQ)

3. Dimensi Emosi (EQ)

4. Dimensi Fisik (IQ)

Keempat kecerdasan itu dimiliki oleh manusia, karena manusia adalah makhluk

yang diciptakan oleh Allah sebagai makhluk terbaik (Ahsani Taqwiim) dibandingkan dengan

makhluk lainnya8.

6. Ari Ginanjar Agustian,ESQ Power, Penerbit Arga,2003,jkrt,h.156

7. M.Usman Najati,Belajar EQ dari Sunah Nabi, Jkrt;Hikmah,2003,cet-ke-5,h.100

8. Choirul Fu’ad Yusuf,Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (SMP),PT.Erdino


Mutiara Agung 2007, cetakan ke-1,h. 143.

9
Adapun kecerdasan qalb dapat dijabarkan dalam beberapa jenis kecerdasan,

antaranya adalah sebagai berikut :

Kecerdasan intelektual yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan penerimaan dan

pembenaran pengetahuan yang bersifat intuitif-ilahiah seperti wahyu (untuk para Rasul dan

Nabi) dan ilham atau firasat (untuk manusia biasa yang saleh). Adanya intuitif-intuitif

ilahiyah ini sebagai pembeda dengan kecerdasan intelektual yang ditimbulkan oleh akal

fikiran yang bersifat irasional-insaniah.

Kecerdasan emosional , yaitu kecerdasan qalbu yang berkaitan dengan

pengendalian nafsu-nafsu impulsif dan agresif. Kecerdasan ini mengarahkan seseorang untuk

bertindak secara hati-hati, waspada, tenang, sabar dan tabah ketika mendapat musibah, dan

berterima kasih ketika mendapat kenikmatan.

Kecerdasan moral, yaitu kecerdasan qalbu yang berkaitan dengan hubungan

kepada sesama manusia dan alam semesta. Kehidupan ini mengarahkan orang untuk berbuat

dengan baik, sehingga orang lain merasa senang dan gembira, dan tidak membencinya.

Kecerdasan spiritual, yaitu kecerdasan qalbu yang berhubungan dengan kualitas

batin seseorang. Kecerdasan ini mengarahkan orang berbuat lebih manudiawi,sehingga dapat

menjangkau nilai-nilai luhur yang mungkin belum tersentuh oleh akal fikiran manusia,

puncaknya menghasilkan ketakwaan secara mendalam, dengan dilandasi oleh enam

kompetensi keimanan, lima kompetensi keislaman, dan multi kompetensi keihsanan9.

-----------------------------------------------------------------------------------------------

9.
Opcit,h.109

10
D. PENGARUHNYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik yang bisa

menghasilkan manusia berbudaya tinggi, maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas

(kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab. Usaha kependidikan bagi manudia

menyerupai makanan yang berfungsi memberikan vitamin bagi pertumbuhan manusia.

Tujuan dan sarana pendidikan berbeda-beda menurut pandangan hidup masing-

masing pendidik atau lembaga pendidikan. Oleh karenanya perlu dirumuskan pandangan

hidup Islan yang mengarahkan tujuan dan sasaran pendidikan Islam.

Untuk tujuan itulah , manusia harus di didik melalui proses pendidikan Islam.

Pendidikan islam berarti sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang

untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah

menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya10.

Tujuan pembelajaran adalah meningkatkan kecerdasan hati pada mata pelajaran

pendidikan agama yang dititik beratkan pada materi akhlak. Proses pembelajaran itu antara

lain ;

1.Hati mampu mengendalikan seluruh bentuk perilaku manusia, karena “Hati-lah”

yang dapat melahirkan perilaku atau akhlak seseorang. Pengertian hati menurut

Al-Ghazali dapat diartikan menjadi dua macam :

-------------------------------------------------------------------------------------------

10.H.M.Arifin,Ilmu Pendidikan Islam,Edisi Revisi,Bumi Aksara,Jkrt 2003,h.7.

11
a. Hati dalam arti Jasmani (lahiriyah), yaitu sepotong daging yang berbentuk

buah berwarna merah yang berada disebelah kiri dada manusia.

b. Hati dalam arti Rohani (bathiniyah), yaitu sebuah lathifah, sesuatu yang sangat

lembut dan halus, tidak kasat mata, tidak berupa dan tidak dapat diraba.

2. Pelatihan tentang “Mensinergikan Tiga Kecerdasan Manusia” yaitu ; Kecerdasan

Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ),

yang diselenggarakan oleh HQ training center yang telah mempopulerkan

istilah Heart Quetient (kecerdasan hati) pada bulan Agustus 2005.

Pada dasarnya kecerdasan hati merupakan proses yang mampu membangkitkan

dan meningkatkan kecerdasan lainnya yang telah dimiliki oleh manusia (IQ,EQ, dan SQ)

dimana secara umum hati memiliki tiga fungsi :

1. Sebagai pembangkit atau pendorong naluri, Ghadhab (marah atau emosi),

keinginan dan kehandak (iradat).

2. Sebagai penggerak anggota tubuh demi mencapai beberapa tujuan yang di

sebut Qudrat.

3. Sebagai instrumen yang menyerap atau mempersepsi dan mencari tahu tentang

segala sesuatu. Fungsi hati yang ketiga inilah yang seolah-olah menjadi tolok

ukur kepandaian dan keberhasilan manusia11.

11.
Opcit .h.144

12
Pendidikan adalah usaha untuk membantu atau menolong pengembangan manusia

sebagai makhluk individu sosial, makhluk susila dan makhluk keagamaan12.

Islam adalah agama ilmu dan cahaya, bukanlah suatu agama kebodohan dan

kegelapan. Wahyu yang pertama diturunkan, mengandung perintah membaca kepada

Rasulullah Saw. Pengulangan atas perintah tersebut dan penyebutan kembali mengenal

masalah ilmu dan pendidikan itu, dapat kita rasakan dalam menghubungkan soal pendidikan

dengan Allah dalam Surat Al-Alaq ayat 1-5, dapat disimpulkan bahwa islam memerintahkan

supaya belajar karena belajar adalah kewajiban utama bagi setiap insan baik laki-laki maupun

perempuan dan merupakan sarana peningkatan terbaik untuk mencerdaskan umat dan

kebangunan dunia ini, khususnya bila ilmu itu disertai dengan amal.

Dalam pandangan islam, seorang yang berilmu itu memiliki kedudukan tinggi

sekalipun ia berasal dari golongan rendah, karena islam tidak memandang darah dan

keturunan, tetapi menggaris bawahi ilmu, amal, takwa,kejujuran,dan kesucian.

Sebagaimana firman Allah dalam Surat Az-Zumar : 9 yang artinya:” Apakah sama
orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu”.
Dan Surat Al-Mujadilah ayat 11 : “ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”.

Dalam proses pembudayaan umat manusia adanya kelembagaan pendidikan

dalam masyarakat merupakan syarat mutlak dengan tugas dan tanggung jawabnya yang

kultural edukatif terhadap anak didik dan masyarakatnya yang semakin berat. Tanggung

jawab lembaga-lembaga pendidikan dalam segala jenisnya, menurut pandangan islam,

adalah berkaitan dengan usaha mensukseskan misi dan 3 macam tuntutan hidup seorang

muslim yaitu : -------------------------------------------------------------------------------------

12.
Imam Burnadib, Filsafat Pendidikan tinggi,h.4.
1. Pembebasan manusia dari ancaman api neraka, sesuai denganh perintah Allah

”Jagalah dirimu dan keluargamu dari ancaman api neraka”.

2. Pembinaan umat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan

keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di akhirat sebagai realisasi cita-cita

seorang yang beriman dan bertakwa yang senantiasa memanjatkan doa sehari-

hari. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 201 :

“ Wahai Tuhanku, berilah aku kehidupan di dunia yang sejahtera dan kehidupan di akhirat yang
bahagia dan jauhkanlah kami dari siksaan api neraka”.

3. Membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang

kaya dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling ,engembangkan hidupnya untuk

menghambakan dirinya kepada Khaliq-Nya.

Menurut Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibani bahwa konsep tujuan


pendidikan islam adalah “ Perubahan yang di inginkan dan diusahakan pencapainanya oleh proses
pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya, atau pada kehidupan masyarakat
dan pada alam sekitar tentang individu itu hidup, atau pada proses pendidikan sendiri dan proses pengajaran
sebagai suatu aktivitas asasi sebagai proporsi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat 13.

Bertitik tolak dari pengertian tersebut maka tujuan yang dipaparkan oleh

Omar Muhammad AlToumy Al-Syaibani mencakup beberapa perubahan yang diinginkan

dalam tiga aspek : 1). Tujuan Individual yang berkaitan denagn individu, pelajaran dengan

pribadi-pribadi mereka. Perubahannyang diinginkan meliputi : tingkah laku, aktivitas dan

pencapaiannya, dan pertumbuhan pribadi mereka dan persiapan untuk kehidupan mendatang.

----------------------------------------------------------------------------------------

13.
Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibani, Falsafah Tarbiyah Al Islamiyah,alih

bahasa Hasan Langgulung (Jakarta;Bulan Bintang, 1979), h.399.

14
2. Tujuan Sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, baik tingkah laku

masyarakat pada umumnya, maupun pertumbuhan, memperkaya pengalaman dan kemajuan-

kemajuan yang diinginkan.

3. Tujuan Profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai

ilmu, seni, profesi dan sebagai suatu aktivitas diantara aktivitas-aktivitas masyarakat.

Mengingat pendidikan adalah proses hidup dan kehidupan umat manusia, maka

tujuannya pun mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perubahan dan

perkembangan zaman. Dalam ha; ini, tujuan khusus sebagai pedoman operatif praktis dituntut

untuk senantiasa siap memberi hasil guna, baik baqgi keperluan menciptakan dan

mengembangkan ilmu-ilmu baru, lapangan-lapangan kerja baru, maupun membina sikap

hidup kritis dan pola tingkah laku baru serta kecenderungan-kecenderungan baru.

Agar fungsi tujuan tetap berhasil guna-sebagai self realization maupun pemberi

jawaban terhadap hidup dan kehidupan masa depan, maka penetapannya diperlukan

pendekatan yang terpadu yang mencakup :

1. Pendekatan melalui analisa historis lembaga-lembaga sosial.

2. Pendekatan melalui analisa ilmiah tentang realita kehidupan yang aktual.

3. Pendekatan melalui normative philosophy nilai filsafat yang normatif14.

Pendekatan melalui tiga aspek itu secara terpadu diperlukan untuk memperoleh

penetapan tujuan yang realistis.

_-------------------------------------------------------------------------------------------
14
. Muhammad Noor Syam,Pengantar Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan
Pancasila (Malang,FIP-IKIP,1973), h.143

15
Karena kalau dilakukan secara terpisah, misalnya melalui pendekatan historis,

hasilnya dianggap tidak mampu untuk mempridiksi dan merencanakan tentang bagaimana

bentuk nilai-nilai sosial, ekonomi, politik, budaya dan agama yang dikehendaki oleh generasi

mendatang. Lembaga-lembaga sosial yang ada sekarang adalah perwujudan dan warisan

masa silam. Sampai seberapa jauh efektifitas perkembangan ilmu dan tehnologi, sosial dan

budaya yang begitu pesat dan sukar untuk di jangkau15.

Pendekatan ilmiah, dalam hal ini memberikan kenyataan kehidupan sekarang

yang sebenarnya lewat analisa deskriptif tentang keseluruhan hidup masyarakat dan aktivitas

anak-anak serta orang dewasa, motif dan latar belakang aktivitas tersebut, bahkan juga minat

dan tujuan kegiatan itu.Sehinnga dapat dijabarkan perwujudan pendidikan, seperti kurikulum,

kegiatan yang menujangnya, analisa proses belajar-mengajar, analisa kebutuhan sosial,

analisa jabatan dimana pendidikan ikut aktif mempersiapkan. Pendekatan normatif filosofis,

mendasari komitmen dan orientasi nilai-nilai fundamental daripada suasana ideal yang

diinginkan. Dengan semua iti, tujuan pendidikan yang lebih representatif dapat ditetapkan.

Muhammad Athiyah Al Abrosyi dalam kajiannya tentang pendiikan Islam telah

menyimpulkan 5 tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam :

1. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.

2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.

3. Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan.

15
.Abd.Malik Fajar,”Pandangan Is
lam Tentang Tujuan Pendidikan dan Pokok-Pokok Strategi Pelaksanaannya” Dalam Sistem
Pendidikan Nasional (Surabaya:IAIN Sunan Ampel,1986), h.156.

16
4. Menumbuhkan ruh ilmiah (scientific spirit) pada pelajar dan memuaskan

keinginan arti untuk mengetahui (cuuriosity) dan memungkinkan ia mengkaji

ilmu sebagai ilmu.

5. Menyiapkan pelajar dari segi profesional, tehnis dan perusahaan supaya ia

dapat menguasai profesi tertentu, dapat mencari rezki dalam hidup, dan hidup

dengan mulia di samping memelihara segi kerohanian dan keagamaan16.

Sedang fungsi pendidikan menurut Noeng Muhadjir mempunyai tiga fungsi,

yaitu : 1. Menumbuhkan kreatifitas subyek-didik.

2. Menjaga lestarinya nilai-nilai insani dan nilai-nilai Ilahi.

3. Menyiapkan tenaga kerja produktif17.

Tugas pendidikan adalah menyiapkan generasi berikutnya menjadi kreatif, dan

lebih kreatif. Kreasilah yang menjadikan masyarakat lebih maju kemudian memiliki sesuatu

yang lebih baru daripada masyarakat sebelumnya.

Secara sosiologis dijumpai kenyataan bahwa perubahan sosial setelah abad 20

ininmenjadi semakin cepat. Keluasan dan kedalaman interaksi manusia menjadi semakin

bertambah dengan berkembangnya tehnologi informasi.

Keragaman informasi menantang anudia untuk menyaring validitas isinya,

terpercaya salurannya, dan sebagainya. Kemampuan tersebut menuntut kemampuan

mengeneresasikan, mengabstraksikan, dan menemukan hubungan uniknya untuk akhirnya

menampilkan pendapat, sikap, dan wawasan yang tepat.

-------------------------------------------------------------------------------------------
16.
Omar Muhammad Al Thoumiyah Al Syaibany, Op.Cit, h, 416.
17.
Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Pembinaan Sosial Suatu Teori Pendidikn (Yogyakarta:
Rake Sarasin,1987), h.26.

17
Tujuan hidup manusia di dalam alam ininadalah beribdah dan tunduk kepada

Allah, serta menjadi khalifah di muka bumi untuk memakmurkannya dengan melaksanakan

syari’at dan mentaati Allah18. Tujuan inilah yang disebutkan dalam surat Adz-Dzariyat ayat

56 : “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manudia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.

Itulah tujuan kejadian manusia, dan segala usaha untuk menjadikan manusia

menjadi ‘abid inilah tujuan tertinggi pendidikan dalam islam. Sebagaimana ditegaskan oleh

Al Ghazali tentang tujuan akhir ataual-adhaf al-‘ulya adalah kesempurnaan manusia yang

bertujuan mencapaimendeatkan diri kepada Allah. Juga kesempurnaan manuia yang

bertujuan kebahagiaan di dunia dan akhirat19.

Tugas seorang guru adalah merupakan ibadah dan melaksanakan tugas

kekhalifahan yang paling utama.Hal ini diulang-ulang Al Ghazali, antara lain :

“ Sebaik-baik makhluk di atas bui adalah manusia, dan sebaik-baik bagian tubuh
Manusia adalah hati, sedang guru berusaha untuk menyempurnakan, membersih
Kan dan mengarahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wajalla.
Maka mengajarlan ilmu adalah salah satu bentuk ibadah dan termasuk memenu
Hi tugas ke-khalifah-an di bumi bahkan merupakan tugas ke-khalifah-an yang
Paling utama”20.

Untuk merealisir hal di atas, Al-Ghazali berpendapat, seorang guru yang

sempurna akalnya, terpuji budi pekertinya dan layak menjadi pengemban tugas guru, seara

umum harus meiliki sifat-sifat ; kasih sayang, lemah lembut, jujur, tidak kasar, berbudi luhur,

dapat mengukur kemampuan murid, mempelajari kejiwaan murid, konsekuen terhadap apa

yang diajarkan, dan penuh dengan keikhlasan21.

19.
Fathiyah Hasan Sulaiman, Bahts fi al-Tarbawy ‘India al-Ghazali (Mesir: Maktabah
Nadlah, 1964), h.19 dan lihat; Mecari Tipologi,Format Pendidikan Ideal,Pustaka
Pelajar, Ygy 2005, h.68.
20.
Ghazali,Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad Ibn Muhammad al, Ihya’ Ulum al-
Din, (Mesir: al-Mathba’ah al-Usmaniyah al-Misriyah,1933), h.13, Ibid, h.68.
21.
Fathiyah Hasan Sulaiman, Op.Cit, h. 43-51, dan lihat Ibid, h. 69.

18
BAB III
KESIMPULAN

Qalb atau hati adalah suatu yang lembut, halus, dan tidak tampak oleh penglihatan

manusia, tetapi keberadaannya dapat dirasakan dan diyakini. Oleh karena itu ia harus

memperoleh perhatian yang sangat penting, karena ia merupakan pintu masuknya cahaya

keTuhanan dan kebenaran. Memelihara hati ini dapat diibaratkan dengan merawat seorang

bayi yang sangat sensitif terhadap hal-hal yang berada di sekitarnya. Ia sangat membutuhkan

perlindungan, pengawasan, hati-hati dan penuh kasih sayang.

Apabila kita ibaratkan dalam kehidupan ini, maka hidup adalah ruh, kehidupan ini

adalah jiwa, qalbu adalah raja, akal fikiran adalah perdana menteri, indrawi adalah materi-

materi, dan tubuh dengan segala unsur-unsur luar dan dalamnya adalah rakyat.

Hidup dan kehidupan akan menjadi besar, mulia dan agung dan tidakmtergantung

kepada sang raja itu. Jika ia memiliki power, kekuatan, daya pengaruh, dan kharisma yang

besar, maka orang yang ada dibawah kekuasaannya secara otomatis mereka mengakui

keberadaan rajanya itu dan segera mengikuti dengan tulus, hormat dan tawadhu’.

Seluruh perilaku dan karakter kita berangkat dan terus berputar bagaikan sebuah

spiral yang ujungnya tidak berhenti mencari keridhaan Allah. Seperti halnya Quality kita

terjemahkan sebagai endelsss improvement, demikian juga qalbu harus menjadi dasar untuk

terus menerus dan tanpa akhir meningkatkan mutu kehidupan berdasarkan prinsip-prinsip

kebenaran.

19

BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Malik Fajar, Pandangan Islam Tentang Tujuan Pendidikan dan Pokok-Pokok

Strategi Pelaksanaannya Dalam Sistem Pendidikan Nasional (Surabaya:IAIN

Sunan Ampel 1986).

Ahmad Zayadi, Tadzkirah, Pembelajaran Pendidikan Islam,PT.Grafindo Persada,Jkt

2005.

Ari Ginanjar Agustian, ESQ Power, Penerbit Arga, Jakarta,2005.

Choirul Fu’ad Yusuf, Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (SMP), PT.

Erdino Mutiara Agung, Jakarta 2007.

Imam Burnadib, Filsafat Pendidikan Tinggi,

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta 2003.

M. Noor Syam, Pengantar Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan

Pancasila, Malang,FIP.KIP, 1973.

M.Ridwan Nasir, Mencari Tipologi, Format Pendidikan Ideal, Editor Adib

Abdushomad, Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2005.

Muh. Syafullah Aziz,Tanwiru al-Qalb (cahaya penerang hati) Terbit Terang

Surabaya 2004.

M. Usman Najati, Belajar EQ dari Sunnah Nabi, Hikmah Jakarta 2003.

Nashir bin Sulaiman al-Umar, Ujian Hati, Darul Falah, Jakarta 2001.

Noeng Muhajir, Ilmu Pendidikan dan Pembinaan Sosial Suatu Teori Pendidikan

Yogyakarta, Rake Sarasin 1987.

Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an (dibawah naungan Al-qur’an), Gema Insani,

Jakarta 2003.

Toto Tasmara, Spiritual Centered Leadershif, Gema Insani, Jakarta 2006.

Umar Muhammad al Thoumy al Syaibany, Falsafah Tarbiyah al Islamiyah, alih Bahasa

Hasan Langulung, Jakarta, Bulan Bintang 1979.

20
Oleh

Zuhriyah

NIM : 10.0213.735

PROGRAM PASCASARJANA IAIN ANTASARI


KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BANJARMASIN

2011

You might also like