Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Page | 1
Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil pokok pembahasan tentang
peran seorang Bidan sebagai tenaga kesehatan di komunitas dalam melakukan
Pelayanan Kesehatan pada Bayi dan Balita dalam upaya mencapai sasaran MDG’s
2015.
1.2 EPIDEMIOLOGI
Grafik Kondisi, AKN, AKB dan AKBAL sejak 1991 s/d 2007 dan harapan
pencapaian pada tahun 2014.
Page | 2
Pneumonia merupakan penyebab utama angka kesakitan dan kematian
pada bayi dan balita, disusul dengan diare, trauma pada saat kelahiran, bronchitis,
influenza, campak dan gizi buruk.
1.3 TUJUAN
Page | 3
BAB II
PEMBAHASAN
Bayi merupakan makhluk hidup mungil calon manusia yang terbentuk dari
pertemuan sperma dan sel telur di dalam rahim seorang wanita. Bayi merupakan
anak yang berumur 28 hari sampai kurang lebih 1 tahun. Perawatan kesehatan
pada bayi meliputi:
Page | 4
- Letargis atau tidak sadar
Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita. Meliputi:
a) Pemantauan tumbuh kembang untuk meningkatkan kualitas
tumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh
kembang.
b) Pencegahan kecelakaan
c) Kesehatan pola tidur
Pemberian Imunisasi.
Pemberian Vit. A, kapsul vitamin A berwarna biru yang diberikan 1 kali
dalam setahun.
Balita merupakan anak usia 1-5 tahun. Pelayanan kesehatan pada anak
balita, meliputi:
Page | 5
Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi
dan cara menanggulanginya
Deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita adalah kegiatan pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada bayi
dan balita. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh
kembang bayi dan balita, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga
kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan/intervensi
yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu dan keluarga. Bila
penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan sulit dan hal ini akan
berpengaruh pada tumbuh kembang bayi dan balita tersebut.
Page | 6
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh
tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
Petugas PAUD,
TPA, dan guru
TK
Puskesmas Dokter Tabel BB/TB
Bidan Grafik LK
Perawat Timbangan
Page | 7
a) Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)
Dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Dari angka berat
badan dan tinggi badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui
angka standar deviasi (SD). (Tabel berat badan/tinggi badan terlampir).
b) Pengukuran lingkar kepala
Dilakukan pengukuran lingkar kepala dengan menggunakan pita
pengukur, hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkar kepala menurut
umur dan jenis kelamin anak (Grafik lingkar kepala terlampir). Buat garis
yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran yang
sekarang.
Bila ukuran LK anak berada dijalur hijau maka lingkar kepala anak
normal, sebaliknya apabila diluar jalur hijau lingkar kepala anak tidak
normal (makrosefali=diatas jalur hijau, mikrosefali=dibawah garis hijau).
Perawat TDD
Page | 8
Jadwal skrining KPSP rutin adalah umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36,
42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang
digunakan adalah yang lebih kecil dari usia anak.
Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan.
Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9
bulan.
Page | 9
Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)
Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan
perkembangan (S)
Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
Rincilah jawaban TIDAK pada nomor berapa saja.
Page | 10
kembali gunakan dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah
berusia 9 bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.
Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi.
Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8
jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah
sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.
Page | 11
c) Tes Daya Lihat (TDL)
Tujuan tes ini untuk menemukan gangguan/kelainan daya lihat anak sejak
dini agar dapat segera ditindaklanjuti sehingga kesempatan memperoleh
ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal TDL setiap 6 bulan pada anak
usia pra-sekolah (36-72 bulan).
Untuk pemeriksaan TDL, memakai ruangan yang bersih, tenang dengan
penyinaran baik. Pemeriksa memakai alat/instrumen TDL: 2 buah kursi (1 untuk
anak dan 1 untuk pemeriksa), 'Poster E' untuk digantung atau dipegang setinggi
mata anak dan 'Kartu E' untuk dipegang anak. Jarak pemeriksa dengan anak 3
meter. Anak diminta menutup sebelah matanya dengan buku atau kertas,
pemeriksa menunjuk poster E dengan alat penunjuk dan menanyakan arah huruf E
kepada anak, mulai baris teratas (huruf E ukuran besar) hingga huruf E terkecil
yang masih dapat dilihat. Ulangi pada mata anak sisi sebelahnya. Setiap kali anak
mampu mencocokkan, berikan anak pujian.
Interpretasi hasil pemeriksaan:
Bila anak tidak dapat mencocokkan sampai baris ketiga Poster E dengan
kedua matanya maka diduga anak mengalami gangguan daya lihat. Untuk itu
lakukan intervensi: Minta kepada orang tua agar membawa anaknya
untuk memeriksa ulang 2 minggu kemudian. Bila pada pemeriksaan ulang 2
minggu kemudian didapati hasil yang sama maka kemungkinan anak memang
mengalami gangguan daya lihat. Selanjutnya pemeriksa menganjurkan anak
diperiksa ke Rumah Sakit dengan membawa surat rujukan yang berisi keterangan
mata yang mengalami gangguan (mata kiri, kanan atau keduanya).
Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin setiap 6 bulan,
dilakukan untuk anak yang berusia 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai
Page | 12
dengan jadwal skrining/pemeriksaan perkembangan anak. Alat yang digunakan
adalah Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) yang terdiri dari 12
pertanyaan untuk mengenali problem mental emosional anak umur 36 bulan
sampai 72 bulan.
Interpretasi:
Bila ada satu atau lebih jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami
masalah mental emosional.
Intervensi:
Bila ditemukan dua atau lebih jawaban YA, maka tindakan yang perlu
dilakukan adalah merujuk anak ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak. Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah
dan masalah mental emosional yang ditemukan. (KMEE terlampir)
Page | 13
3. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktifitas (GPPH) bagi anak usia 36 bulan keatas (pra-
sekolah). (GPPH terlampir)
Keterangan:
Jadwal deteksi dini di atas dapat berubah bila ada kasus rujukan,
kecurigaan anak mempunyai penyimpangan pertumbuhan dan adanya keluhan
anak mempunyai masalah tumbuh-kembang.
2.4 IMUNISASI
Page | 14
Beberapa imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah adalah
sebagai berikut :
a) Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guenin)
b) Imunisasi Hepatitis B
c) Imunisasi Polio
d) Imunisasi DPT (Difteri, Petusis, Tetanus)
e) Imunisasi Campak
2.4.1 Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guenin)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
TBC (tuberculosis) yang berat. Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung
kuman TBC yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah sejak
lahir, apabila usia lebih dari 3 bulan dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu dan
vaksin BCG diberikan apabila uji tuberculin negative.
Vaksin B C G (Bacillus Calmette Guerin )
Vaksin BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung
Mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no.1173 P2 (
Vademecum Bio Farma Jan 2002).
Penggunaan;
Sebelum disuntikan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu
menggunakan alat suntik steril dan kering dengan jarum panjang.
Pelarut 4 ml cairan NaCl 0,9 % (untuk Bayi < 1 tahun)
Suntikan secara Intrakutan didaerah Insertio M Deltoideus
Dosis pemberian : 0,05 ml untuk bayi < 1 tahun
Vaksin yang sudah dilarutkan hanya dapat bertahan paling lama 3 jam
Kemasan:
Page | 15
Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar
matahari langsung. Panas dapat merusak vaksin. Pembekuan tidak
merusak vaksin BCG
Pelarut disimpan pada suhu kamar jangan disimpan di lemari es/Freezer.
Tanda Keberhasilan
Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6
minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tidak diiringi panas. Bisul akan sembuh
sendiri dan meninggalkan luka parut.
Jika bisul tak muncul, jangan cemas. Bisa saja dikarenakan cara
penyuntikan yang salah, mengingat cara penyuntikan perlu kehlian khusus karena
vaksin harus masuk ke dalam kulit. Apalagi bila dilakukan di paha, proses
menyuntiknya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya
lebih tebal.
Jadi, meski bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam
kadar rendah. Imunisasi BCG pun tak perlu diulang, karena di daerah endemis
TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain, anak akan mendapat
vaksinasi alamiah.
Page | 16
Dengan resiko transmisi maternal ± 45%. Angka kejadian hepatitis B pada anak
balita juga sangat tinggi dalam memengaruhi angka kesakitan dan kematian balita.
Vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B Recombinan adalah vaksin virus recombinan yang
telah diinaktivasikan dan bersifat non infeksius , berasal dari HBsAg yang
dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA
recombinan (Vademecum Bio Farma Jan 2002)
Indikasi : Untuk Imunisasi aktif terhadap Infeksi yang disebabkan oleh virus
Hep.B dan tidak dapat mencegah infeksi virus Hep.A & Hep.C
Penggunaan:
Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB ADS Prefil
Injection Device intra muskuler , sebanyak 3 dosis dengan interval paling
cepat 1 bulan
Dosis pertama diberikan pada bayi usia 0 – 7 hari, dosisi berikutnya
dengan interval minimum 4 minggu dan dilanjut 3-6 bulan serta
penguatnya dapat diberikan pada usia 6 bulan.
Kemasan & Dosis
Vaksin Hep.B terdiri dari 2 kemasan Vial & HB ADS Prefil Injection
Device (PID)
1 box Hep.B vial terdiri dari 10 vial
1 box Hep.B PID terdiri dari 100 HB ADS PID
Vaksin Hep.B adalah vaksin berbentuk cairan warna putih
Page | 17
Tanda Keberhasilan: Tak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun
dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan
mengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di
atas 1000, berarti daya tahanya 8 tahun; diatas 500, tahan 5 tahun; diatas 200
tahan 3 tahun. Tetapi kalau angkanya cuma 100, maka dalam setahun akan hilang.
Sementara bila angkanya 0 berarti si bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah dua hari.
Vaksin Oral Polio adalah Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi
virus Poliomyelitis type 1 , 2 & 3 dari 3 strain Sabin yang sudah dilemahkan ,
dibuat dalam biakan jaringan kera dan distabilkan dengan sukrosa (Vademecum
Bio Farma Jan 2002)
Penggunaan;
Page | 18
Sebelum digunakan vial vaksin harus dipasang pipet terlebih dahulu untuk
meneteskan.
Diberikan secara oral dengan 1 dosis pemberian adalah 2 tetes
Efek Samping: Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami
pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya pun sangat jarang.
Page | 19
dilakukan sejak dini melalui imunisasi karena penyakit tersebut sangat cepat serta
dapat meningkatkan kematian bayi dan anak balita.
Vaksin jerap DPT adalah vaksin yang terdiri dari Toxoid Dofteri dan
Tetanus yang dimurnikan serta bakteri Pertusis yang telah di inaktivasi dan
teradsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat ( Vademecum Bio Farma Jan
2002)
Penggunaan:
Dosis ulangan (booster) diberikan pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD)
menggunakan vaksin DT dan usia 7-8 tahun (kelas 2 SD) menggunakan
vaksin TT
Page | 20
Vaksin DPT adalah vaksin berbentuk caira
Vaksin Campak
Penggunaan :
Page | 21
Sebelum disuntikan vaksin Campak harus dilarutkan terlebih dahulu
dengan pelarut steril yang berisi 5 ml cairan pelarut aqua bidest.
Disuntikan secara Subkutan dengan dosis 0,5 ml pada lengan kiri atas pada
usia 9-11 bulan dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD).
Vaksin yang sudah dilarutkan hanya digunakan paling lama 6 jam.
Page | 22
BAB III
PENUTUP
Salah satu faktor penyumbang dari Angka kematian bayi dan Angka
kematian balita yaitu dari segi pencapaian pelayanan kesehatan. Sehingga dengan
adanya bidan di komunitas dekat dengan masyarakat diharapkan dapat menekan
dan menurunkan angka kematian tersebut.
Page | 23
Page | 24