You are on page 1of 16

PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN MIPA

A. Pendekatan Pembelajaran MIPA

a. Pengertian Pendekatan

Pendekatan artinya usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk


mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, atau metode-metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian.

b. Pendekatan-pendekatan Dalam Pembelajaran

Walaupun hitungannya tidak sebanyak metode, pendekatan juga memilikiki


banyak alternatif. Ada pendekatan Sejarah, pendekatan nilai, pendekatan lingkungan
dan sebagainya.Untuk mengajarkan Matematika dan ilmu pengetahuan Alam (MIPA),
ada tiga pendekatan utama. Pendekatan pertama memberikan tekanan kepada
proses-proses pembelajaran di manfaatkan untuk mengungkapkan fakta dan
mengembangkan model.

Ketiga Pendekatan itu adalah

1. Pendekatan faktual.

Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan pendekatan-pendekatan


Faktual terutama bermaksud untuk menyodorkan hasil dapat memperoleh informasi
seperti: Sumber Daya Alam (SDA) terbagi dua yaitu dapat diperbaharuidan yang tidak
dapat diperbaharui.

2. Pendekatan Konseptual.

Konsep adalah benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi atau ciri-ciri


yang memiliki ciri khas dan mewakili dalam setiap budaya oleh suatu beda atau
simbol. Jadi, konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah
komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berputar (bahasa atau
alat berpikir).
3. Pendekatan Keterampilan Proses.

Keterampilan proses mencakup dua kelompok keterampilan yaitu: keterampilan


dasar dan keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar terdiri dari observasi,
klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, dan penarikan kesimpulan. Keterampilan
terintegrasi meliputi: mengidentifikasi variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik,
mengambarkan hubungan diantara variabel-variabel, memperoleh dan memproses
data, menganalisis secara operasional, merancang, investigasi dan melakukan
eksperimen.
Mengajar IPA dengan pendekatan proses kepada siswa, berarti memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan segala
objek dan gejala peristiwa alam seperti halnya yang dilakukan oleh seorang Ilmuwan,
guru tidak memberitahukan gejala-gejala tersebut sebelumnya. Siswa harus benar-
benar melakukan observasi, mengukur, menarik kesimpulan, memanipulasi variabel
dan seterusnya.

c. Memilih pendekatan dan metode belajar untuk pembelajaran

Apabila kita hendak menggunakan suatu metode dan pendekatan tertentu


maka kita harus memperhatikan banyak hal, faktor usia, usia berpengaruh terhadap
penentuan pendekatan metode belajar. Di bawah ini akan kita uraikan garis besar
faktor faktor yang perlu menjadi bahan pertimbangan bagi kita, ketika kita hendak
memilih pendekatan dan metode tertentu.

1. Pendekatan dan metode belajar hendaknya sesuai dengan tujuan .

2. Pendekatan dan metode belajar hendaknya diadaptasikan dengan kemampuan


siswa .

3. Pendekatan dengan metode belajar hendaknya dengan psikologi belajar .

4. Pendekatan dengan metode belajar hendaknya di sesuaikan dengan bahan


pengajaran .
5.Pendekatan dan metede belajar hendaknya disesuaikan dengan alokasi waktu dan
sarana prasarana yang tersedia .

6. Pendekatan dan metode belajar hendaknya sesuai dengan pribadi guru.

B. Metode-metode dalam Pembelajaran MIPA

MIPA dikenal sebagai suatu bidang yang harus dipelajari di sekolah. Memang
disadari kalau MIPA sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Kemajuan MIPA akan
berdampak bagi kemajuan transformasi masyarakat yang juga berhubungan dengan
ekonomi dan sosial suatu bangsa. Namun kenyataannya, belajar MIPA sebagai sesuatu
yang membosankan. Bikin pusing karena harus menghafal rumus-rumus yang panjang
sedangkan belum tahu gunanya untuk apa.

Memang, kegiatan pembelajaran MIPA beberapa daerah (bahkan beberapa


negara) hanya mengajarkan asumsi-asumsi saja yang akhirnya melahirkan siswa yang
tidak memiliki pemahaman dan pengertian tentang manfaat MIPA bagi kehidupannya.
Siswa hanya menghafal rumus, istilah-istilah tanpa tahu guna dan aplikasinya di
lingkungannya. Ruang belajar pun menjadi sempit karena hanya pada ruang kelas saja.
Sehingga perlu ada sebuah pembelajaran MIPA berbasis budaya dimana siswa didorong
untuk dapat memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitarnya, sebagai titik awal
proses penciptaan makna.Vygotsky dalam teori kontruktivismenya menjelaskan perlu
adanya peran budaya dan masyarakat sebagai pengalaman awal proses belajar.
Selanjutnya, Vygotsky juga menjelaskan penciptaan makna hanya akan terjadi melalui
negosiasi makna antara siswa dengan guru dan siswa yang lain yang disebut dengan
interaksi. Dengan demikian pembelajaran MIPA berdasarkan budaya memerlukan
interaksi aktif dari siswa dan guru dengan berbagai sumber belajar dalam suatu
komunitas budaya.

Akhirnya pembelajaran MIPA berdasarkan budaya mensyaratkan adanya perubahan


tradisi pembelajaran yang semula hanya dilakukan dengan satu metode saja yaitu
DECAPA (Dengar, Catat, Hafal) menjadi tradisi mengeksplorasi berbagai sumber belajar
dalam bentuk metode ceramah, diskusi dan Tanya jawab. Bisa saja misalnya belajar MIPA
dengan menggunakan metode permainan anak-anak, atau mungkin dengan musik.
Bergantung dengan konteks dan keberagaman sumber belajar yang ada. Konsep
penilaian hasil belajar pembelajaran MIPA berdasarkan budaya adalah multiple
representations yang berarti hasil belajar siswa dinilai melalui beragam tekhnik dan alat
ukur, siswa pun mengekspresikan keberhasilannya dalam berbagai bentuk. Misalnya,
banyak siswa yang takut menghadapi tes, tetapi sangat baik dalam mengarang atau
menulis prosa, atau bahkan dalam menggambar kartun/komik. Siswa diberi kebebasan
dalam mengekspresikan hasil kegiatan belajarnya tersebut. Sebelumnya guru memang
harus mengetahui titik awal ketika belajar dan titik akhir belajar setiap siswa per individu.
Sementara itu, upaya siswa menunjukkan keberhasilannya dalam proses penciptaan
makna tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara wujud media. Misalnya dengan
poster, puisi, lukisan, komik strip, catatan harian, laporan ilmiah penelitian pribadi,
ukiran, patung, dan lain-lain.

MIPA sebagai ilmu terdiri dari produk dan proses. Produk MIPA terdiri atas fakta
(misalnya: orang menghirup udara dan mengeluarkan udara dari hidungnya, biji kacang
hijau muncul hipokotil dan dan epikotilnya dan akan bertambah panjang ukurannya saat
ditanam pada kapas yang disiram air), konsep ( misalnya: udara yang dihirup ke dalam
paru-paru lebih banyak kandungan oksigennya dibandingkan udara yang dikeluarkan dari
paru-paru, logam memuai bila dipanaskan), prinsip (misalnya: kehidupan memerlukan
energi, benda tak hidup tidak mengalami pertumbuhan), prosedur (misal, pengamatan,
pengukuran, tabulasi data, analisis data) teori, (misalnya: teori evolusi, teori asal mula
kehidupan), hukum dan postulat ( misal, hukum Boyle, Archimedes, Postulat Kock).
Semua itu merupakan produk yang diperoleh melalui serangkaian proses penemuan
ilmiah melalui metoda ilmiah yang didasari oleh sikap ilmiah.

a. Metode Dalam Pembelajaran Matematika


1. Metode ceramah

Dengan metode ceramah, secara singkat dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar
mengajar itu meliputi guru berbicara dan siswa mendengarkan. Tampaknya
metode ceramah ini mempunyai kentungan yang jelas, ialah bahwa sejumlah
besar bahan pelajaran dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat .

Suatu ceramah akan berhasil jika penceramah terus menerus mempunyai


kontak dengan mahasiswa. Bagaimanapun peran serta para siswa dengan metode
ceramah ini harus ada. Dalam suatu ceramah, kesempatan bagi para siswa utnuk
berpartisipasi tidak begitu sering, kurang lama, dan tidak merata. Padahal prinsip
belajar lewat mendegarkan memerlukan aktivitas siswa; dalam pada itu
kesempatan bagi siswa untuk menyatakan sesuatu secara verbal amat terbatas.
Untuk mengatasi keterbatasan ini, guru perlu mempunyai kepekaan terhadap
bagaimana para siswa menanggapi apa yang dikatakan guru

Setelah ceramah selesai sekali lagi guru dapat membagikan tugas kepada
siswa utnuk membaca melakukan pengamatan , melakukan percobaan dan
sebagainya. Untuk hal-hal tertentu para siswa diminta untuk membikin laporan.

2. Metode diskusi

Diskusi merupakan suatu perbincangan mengenai subjek di tinjau dari


berbagai sudut pandangan. Diskusi mempunyai kedudukan yang penting dalam
pendidikan MIPA. Sayangnya para guru sering menyebut “diskusi”. Untuk hampir
semua bentuk perbincangan yang terjadi di dalam kelas. Diskusi kelas yang
sebenarnya, walaupun aplikasinya terbatas merupakan tekhnik atau metode
belajar yang paling penting. Diskusi bebas merupakan cara yang paling efektip
untuk mengajukan berbagai permasalahan yang menantang bagi para siswa.
Diskusi bebas adalah ideal untuk rangkuman verbal. Ini merupakan suatu sarana
untuk menyoroti adanya berbagai silang pendapat.
3. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat
membantu kekurangan yang terdapat dalam metode ceramah ini disebabkan karena
guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat mengerti dan dapat
mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.

Kita mengenal adanya tiga strategi bertanya, ialah


 Mengajukan pertanyaan untuk meningkatkan peran serta verbal pada para
siswa, sementara jumlah pembicaraan guru dikurangi
 Mengajukan pertanyaan berturut maupun pertanyaan terbuka
 Mengajukan pertanyaan utnuk memeratakanj peran serta para siswa.

Dari uraian diatas terlihat bahwa metode Tanya jawab bukan sekedar pengisi
waktu. Pertanyaan, baik ya gdiajukan oleh guru maupun yang diajukan pleh siswa
diharapkan dapat memperlancar proses belajar mengajar. Pertanyaan guru dapat
pula berbentuk tertulis, berupa tes yagn berkaitan dengan evaluasi. Uraian mengenai
pertanyaan dalam bentuk tesi ini akan disajikan belakangan. Guru juga perlu
membuat pertimbangan yang serius mengenai macam pertanyaan yang akan di
ajukan dan jangka waktu yang sebainya di gunakan.

4. Metode ekspositori

Metode ini merupakan suatu cara untuk menyamapaiakan ide/gagasan atau


meberikan informasi dengan lisan atau tulisan. Pada umumnya metode ini
berlangsung satu arah, pengajaran ide/gagasan atau informasi dan pserta didik
menerimanya. Materi pengajaran sudah disusun oleh pengajaran secara sistematik
dan hierarkis namun bermakna (istilah Ausubel)
5. Metode penemuan

Metode ini merupakan suatu cara untuk menyampaiakan ide/gagasan melalui


proses menemukan. Peserta didik menemukan sendiri pola-pola dan struktur
matematika melalui sederetan pengalaman belajar yang lampau. Keteranga-
keterangan yng harus dipelajari peserta didik tidak disajikan dalam bentuk
final,peserta didik diwajibkan melakukan aktivitas mental sebelumketerangan yang
dipelajari itu dapat dipahami.

6. Metode laboratorium

Metode laboratorium ini sebagai tempat untuk menemukan fakta-fakta


matematika. Prinsip metode laboratorium adalah peserta didik belajar sambil
bekerja, belajar sambil mengobservasi, dan memulai dari yang konkrit ke yang
abstrak.

Metode laboratorium ini sejalan dengan metode induktif bahkan merupakan


perluasan dari metode induktif. Peserta didik belajar dengan objek-objek yang
kemudian digeneralisasikan. Metode ini khusus untuk mengabaikan keabstrakan
hakikat matematika. Namun dapat menarik minat peserta didik terhadap
matematika yang abstrak.

b. Metode dalam Pembelajaran IPA

1. Metode ceramah

Dengan metode ceramah, secara singkat dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar
mengajar itu meliputi guru berbicara dan siswa mendengarkan. Tampaknya
metode ceramah ini mempunyai kentungan yang jelas, ialah bahwa sejumlah
besar bahan pelajaran dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat .
Suatu ceramah akan berhasil jika penceramah terus menerus mempunyai
kontak dengan mahasiswa. Bagaimanapun peran serta para siswa dengan metode
ceramah ini harus ada. Dalam suatu ceramah, kesempatan bagi para siswa utnuk
berpartisipasi tidak begitu sering, kurang lama, dan tidak merata. Padahal prinsip
belajar lewat mendegarkan memerlukan aktivitas siswa; dalam pada itu
kesempatan bagi siswa untuk menyatakan sesuatu secara verbal amat terbatas.
Untuk mengatasi keterbatasan ini, guru perlu mempunyai kepekaan terhadap
bagaimana para siswa menanggapi apa yang dikatakan guru

Setelah ceramah selesai sekali lagi guru dapat membagikan tugas kepada
siswa utnuk membaca melakukan pengamatan , melakukan percobaan dan
sebagainya. Untuk hal-hal tertentu para siswa diminta untuk membikin laporan.

2. Metode diskusi

Diskusi merupakan suatu perbincangan mengenai subjek di tinjau dari


berbagai sudut pandangan. Diskusi mempunyai kedudukan yang penting dalam
pendidikan MIPA. Sayangnya para guru sering menyebut “diskusi”. Untuk hampir
semua bentuk perbincangan yang terjadi di dalam kelas. Diskusi kelas yang
sebenarnya, walaupun aplikasinya terbatas merupakan tekhnik atau metode
belajar yang paling penting. Diskusi bebas merupakan cara yang paling efektip
untuk mengajukan berbagai permasalahan yang menantang bagi para siswa.
Diskusi bebas adalah ideal untuk rangkuman verbal. Ini merupakan suatu sarana
untuk menyoroti adanya berbagai silang pendapat.

3. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat
membantu kekurangan yang terdapat dalam metode ceramah ini disebabkan karena
guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat mengerti dan dapat
mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.
Kita mengenal adanya tiga strategi bertanya, ialah
 Mengajukan pertanyaan untuk meningkatkan peran serta verbal pada para
siswa, sementara jumlah pembicaraan guru dikurangi
 Mengajukan pertanyaan berturut maupun pertanyaan terbuka
 Mengajukan pertanyaan utnuk memeratakanj peran serta para siswa.

Dari uraian diatas terlihat bahwa metode Tanya jawab bukan sekedar pengisi
waktu. Pertanyaan, baik ya gdiajukan oleh guru maupun yang diajukan pleh siswa
diharapkan dapat memperlancar proses belajar mengajar. Pertanyaan guru dapat
pula berbentuk tertulis, berupa tes yagn berkaitan dengan evaluasi. Uraian mengenai
pertanyaan dalam bentuk tesi ini akan disajikan belakangan. Guru juga perlu
membuat pertimbangan yang serius mengenai macam pertanyaan yang akan di
ajukan dan jangka waktu yang sebainya di gunakan.

4. Metode Eksperimen
Eksperimen adalah bagian yang tak terpisahkan dari ilmu pengetahuan alam.
Karena itu, dalam pendidikan ilmu pengetahuan alam tentu saja kedudukan
eksperimen sangat penting. Salah satu tujuan pendidikan ilmu pengetahuan alam
ialah berkembangnya pengertian tentang meetode eksperimen.

Metode eksperimen mempunyai beberapa tahap. Orang dapat menyebut


bermacam-macam tahapan (mungkin dengan urutan yang sedikit berbeda, namun
pada hakekatnya kita mengenal ada tiga tahapan utama, ialah. (1)merumuskan
masalah, (2) melakukan percobaan diikuti observasi dan (3) menarik kesimpulan. di
bab I dikemukakan baha metode ilmiah dapat di batasi secara sempit sebagai
metode eksperimen. Terdiri atas lima tahap ialah (1) melakukan observasi (2)
merumuskan masalah (3) menyusun hipotesis (4) melakukan eksperimen dan (5)
menarik kesimpulan. yang terakir ini dapat disertai dengan mengajukan teoy, hukum
atau kaidah. Biasanya orang tidak berhenti pada mernaik kesimpulan atau kemajuan
teory / hukum karena setiap kesimpulan patut selalu diuji lagi. Orang dapat memulai
dari tahap awal.
5. Metode demonstrasi
Demonstrasi berarti memperlihatkan. Seorang guru yang memperlihatkan,
contohnya bagaimana asam sulfat bereaksi dengan gula hal itu telah menyajikan
suatu demonstrasi. Demonstrasi mempuynai beberapa keterbatasan. Demonstrasi
tidak selayaknya selalu banyak dilakukan.sehingga mendesak peranan yekhnik
mengajar yang lain. Apabila dilakukan dengan tidak benar, demonstrasi justru banyak
merusak tujuan program ilmu pengetahuan alam .
Fungsi demonstrasi antara lain
 Utnuk memunculkan suatu masalah
 Untuk memberikan gambaran tentang sesuatu dengan lebih jelas
 Untuk membantu memecahkan suatu masalah
 Untuk secara singkat mengulangi apa yang telah di pelajari

6. Metode pemecahan masalah


Berbagai tekhnik pemecahan masalah dapat diterapkan dalam program ilmu
pengetahuan alam. Masalah yang ada amat banyak dan beraneka ragam, mulai dari
yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Dari apa yang dibaca siswa
dapat memunculkan pertanyaan atau masalah yang akan melaksakannya kepada
kegiatan-kegiatan lanjutan karena ingin memecahkan masalah ini.

7. Metode penugassan
Penuggasan atau pemberian tuagas yang amat berarti ialah yang menyebabkan siswa
melakukan kegiatan ilmu pengetahuan alam di rumah agak terasa penting bagi
mereka. Bentuk penuggasan ini berbeda dari siswa yang satu dengn nyang lainnya .
bagi siswa tertenntu, barang kali penuggasan yang paling disukainya ialah membaca
jenis buku ilmu pengetahuan alam tertentu. Bagi siswa yang lain mungkin kerjasama
dengna ayahnya membuat model tata surya lebih menarik. Siswa yang lain lagi lebih
suka mempelajari hal-hal lain
8. Widyawisata
Widyawisata diartikan sebagai suatu strategi belajar mengajar, dimana guru dan
muridnya mengunjungi suatu tempat tertentu yang relevan untuk memperoleh
sejumlah pengalaman empiris. Pengalaman-pengalaman yang dapat diperoleh para
siswa ketika melakukan widyawisata merupakan pengalaman tangan pertama.
Pengalaman-pengalaman itu berlangsung berasal dari situasi belajar yang baik. Tidak
berlebihan kiranya jika dikatakan bahwapengalaman lapangan mempunyai peranan
yang lebih sama dengan eksperimen atau dalam belajar dengan demonstrasi ilmu
pengetahuan alam.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metode

1. Metode hendaknya sesuai dengan tujuan


2. Metode hendaknya diadaptasikan dengan kemampuan siswa
3. Metodfe hendaknya disesuaikan dengan physikologi belajar
4. Metode hendaknya disesuaikan dengan bahan pengajaran

KESIMPULAN:
Pendekatan artinya usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan
hubungan dengan orang yang diteliti, atau metode-metode untuk mencapai pengertian tentang
masalah penelitian.Ada tiga pendekatan utama, pendekatan pertama memberi tekanan kepada
proses, proses oleh sains dimanfaatkan untuk mengungkapkan fakta dan mengembangkan
model, ketiga pendekatan itu adalah : pendekatan faktual, pendekatan konseptual dan
pendekatan ketranpilan proses.

Metode adalah Cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Makin baik metode ini, makin baik pencapaian tujuan. Untuk menetapkan apakah itu dapat
disebut baik, diperlukan patokan yang bersumber dari berbagai faktor, faktor utama yang
menentukan adalah tujuan yang ingin dicapai.Beberapa metode yang digunakan untuk
pembelajaran MIPA, untuk mata pembelajaran matemaatika yaitu metode
ceramah,diskusi,Tanya jawab,eksposileri,penemuan,laboratorium. Untuk pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yaitu metode ceramah,diskusi,Tanya
jawab,eksperimen,demonstrasi,pemecahan masalah,penugasan,widyawisata. Selain itu, ada
juga beberapa factor yang mempengaruhi metode.(1) Metode hendaknya sesuai dengan
tujuan(4)Metode hendaknya diadaptasikan dengan kemampuan siswa (3)Metodfe hendaknya
disesuaikan dengan physikologi belajar(4)Metode hendaknya disesuaikan dengan bahan
pengajaran
DAFTAR PUSTAKA
Subiyanto,1988,PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM, Jakarta:

Metode-metode Dalam Pembelajaran Matematika. Diambil tanggal 12 April 2011 dari


http://adeeeeseptiyani.blog.friendster.com/2009/10/metode-dan-
pendekatan-dalam-pembelajaran-ipa/

Pendekatan dan Metode Dalam Pembelajaran IPA. Diambil tanggal 12 April 2011
dari http://adeeeeseptiyani.blog.friendster.com/2009/10/metode-dan-
pendekatan-dalam-pembelajaran-ipa/
DAPTAR ISI

PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN MIPA………………………………………..1

A.Pendekatan Pembelajaran Mipa…………………………………………………………………2

a.Pengertian Pendekatan…………………………………………………………………………2

b.Pendekatan-pendekatan Dalam pembelajaran………………………………………………2

1.Pendekatan Faktual…………………………………………………………………………..2

2.Pendekatan Konseptual……………………………………………………………………...2

3.Pendekatan Keterampilan Proses…………………………………………………………..2

B.Metode-metode dalam Pembelajaran MIPA…………………….……………………………..3

a.Metode dalam Pembelajaran Matematika……………………………………………………4

1. Metode Ceramah…………….………………………………………………………………4

2.Metode Diskusi…………….……………………………...………………………………….5

3.Metode Tanya Jawab………………………………………………………………………..6

4.Metode Eksposilari…………………………………………………………………………..7

5.Metode Penemuan…………………….…………………………………………………….7

6.Metode Laboratorium………………….……………………………………………………7

b.Metode dalam Pembelajaran IPA……………………………………………………………7

1.Metode Ceramah…………………………………………………………………………….7

2.Metode Diskusi……….………………………………………………………………………8

3.Metode Tanya Jawab………………………………………………………………………..8

4.Metode Eksperimen.…………………………………………………………………………9

5.Metode Demonstrasi………………………………………………………………………...10

6.Metode Pemecahan Masalah………………………………………………………………10

7.Metode Penugasan………………………………………………………………………….10
8.Metode Widyawisata………………………………………………………………………11

Faktor-faktor yang mempengaruhi metode………………………………………………….11

Kesimpulan……………………………………………………………………………………...12

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….13
DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA
“ARTIKEL TENTANG PENDEKATAN DAN METODE MIPA”

Disusun oleh:

TRISIA VINOLIA (ACB 106 006)

FITRIA (ACB 107 026)

ELY YUWINDA (ACB 108 032)

AHMAD SUHENDRA (ACB 109 062)

M. RIVAI (ACB 109 032)

TRI RAHAYU NINGSIH (ACB 109 045)

EVA YANTI N (ACB 109 069)

LIDIAWATI (ACB 109 071)

YUSNIARTI (ACB109 014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FKIP UNIVERSITAS PALANGKARAYA

2011

You might also like