You are on page 1of 10

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)

PENGGUNAAN MOLYMOD DARI TANAH LIAT UNTUK


MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG
KONSEP BENTUK MOLEKUL PADA MATA PELAJARAN
KIMIA KELAS XI IPA SEMESTER GANJIL SMAN I
MANCAK TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Disusun Oleh :

DEWI SEPTIANI K, S.Pd

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

I. JUDUL

PENGGUNAAN MOLYMOD DARI TANAH LIAT UNTUK MENINGKATKAN


PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP BENTUK MOLEKUL PADA
MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA SEMESTER GANJIL SMAN I
MANCAK TAHUN PELAJARAN 2009/2010

II. BIDANG KAJIAN

Pembelajaran Kimia dan Penggunaan Molymod dari Tanah Liat

III. LATAR BELAKANG MASALAH

Ilmu kimia secara umum termasuk dalam ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
gejala-gejala alam, dan mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur, susunan,
sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi.
Pembahasan tentang struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun
materi baik berbentuk atom, ion, maupun molekul dan bagaimana partikel-
partikel tersusun membentuk partikel yang lebih besar. Pembahasan susunan partikel
dalam suatu materi mencakup komponen-komponen penyusun materi dan
perbandingan banyaknya tiap komponen dalam materi tersebut. Pembahasan tentang
sifat materi mencakup sifat fisik yaitu sifat yang terlihat atau nampak dan sifat kimia
yaitu kecenderungan materi untuk berubah menjadi materi yang lain. Pembahasan
tentang perubahan materi mencakup perubahan fisik dan perubahan kimia. Sedangkan
pembahasan tentang energi mencakup jenis dan jumlah energi yang menyertai suatu
reaksi, serta perubahan energi dari bentuk satu ke bentuk yang lain.

Ilmu kimia berkembang berdasarkan hasil percobaan para ahli kimia dan para ahli
pendukung ilmu kimia untuk menghasilkan fakta dan pengetahuan yang teoritis tentang
materi yang kebenarannya dapat di jelaskan dengan logika matematika. Sebagian
besar aspek yang dibahas dalam ilmu kimia adalah konsep teoritis dan bersifat abstrak
atau invisible serta informatif. Salah satu contoh aspek kimia tersebut terdapat dalam
pengembangan silabus mata pelajaran kimia kelas XI IPA semester ganjil yang meliputi
:

1. Standar kompetensi : Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat


periodic unsure, struktur molekul, dan sifat – sifat senyawa.

2. Kompetensi dasar : Menjelaskan teori jumlah pasangan electron di sekitar inti


atom dan teori hibridisasi untuk meramalkan bentuk molekul.

3. Indikator :

a. Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan electron

b. Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi

Metoda yang umumnya digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar pada
konsep tersebut adalah ceramah atau pembelajaran klasikal. Hasil penyelidikan yang
dilakukan Bligh (1972) yang dikutip oleh Rooijakkers (1982 : 3) menyatakan bahwa
pembelajaran klasikal atau pembelajaran yang diberikan secara masal, ataupun
kepada suatu kelompok besar sangat efektif untuk menyampaikan informasi. Dengan
mengutarakan masalah sekali saja, masalah tersebut dapat sampai kepada banyak
pendengar. Tetapi walau demikian guru harus mempertimbangkan seberapa banyak
siswa paham dengan apa yang mereka dengar. Permasalahan yang datang ketika
guru menjelaskan konsep bentuk molekul dengan metoda ceramah dan hanya
menggunakan papan tulis sebagai media untuk menggambar bentuk molekul secara
satu dimensi ternyata banyak anak yang belum mampu memahami bentuk molekul
tersebut secara tiga dimensi. Contoh permasalan tersebut adalah siswa tidak dapat
membedakan bentuk molekul segi tiga planar dengan segi tiga pyramid, karena dalam
gambar satu dimensi bentuk molekul segitiga planar dan segitiga pyramid sangat mirip
apalagi jika guru yang menggambar tidak menguasai tekhnik menggambar tiga
dimensi.
Untuk membantu siswa memahami konsep bentuk molekul dibutuhkan alat peraga
yang disebut molymod. Hanya saja molymod jarang disediakan oleh sekolah dengan
berbagai pertimbangan. Menyiasati hal tersebut maka dapat digunakan molymod
sederhana yang dibuat dengan bahan yang ada di sekitar sekolah. SMAN I Mancak
adalah sekolah yang terdapat di pedesaan dengan tekstur tanah merah yang banyak
mengandung tanah liat. Dengan bahan tanah liat yang melimpah ini molymod dapat
dibuat sebagai alternative alat peraga bentuk molekul. Melalui molymod tanah liat ini
diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan pemahamannya tentang konsep
bentuk molekul.

IV. PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPA semester ganjil
SMAN 1 Mancak tahun pelajaran 2009/2010 terhadap konsep bentuk molekul?

Untuk memecahkan masalah tersebut, maka dalam pembelajaran kimia pada konsep
bentuk molekul harus menggunakan alat peraga. Penggunaan alat peraga dipilih
karena pada dasarnya siswa kesulitan membayangkan dan mengapresiasikan suatu
bentuk molekul yang bersifat abstrak menjadi lebih nyata. Kesulitan siswa semakin
tinggi ketika mereka harus menghubungkan rumus-rumus penentuan bentuk suatu
molekul kemudian menggambarkannya.

Dengan penggunaan alat peraga berupa molymod sederhana dari tanah liat
diharapkan dapat membantu siswa memahami istilah-istilah bentuk suatu molekul,
misalnya linier, trigonal piramida, trigonal planar, tetrahedral, angular, trigonal
bipiramida, tetrahedral terdistorsi, bentuk T, dan lain-lain.

Metoda pembelajaran menggunakan metoda ceramah atau diskusi informasi. Media


pembelajaran yang digunakan adalah alat peraga molymod tanah liat. Langkah-
langkah pembelajaran meliputi sebagai berikut:

1. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua
merupakan proses pembelajaran sedangkan pertemuan ketiga digunakan untuk
evaluasi.

2. Proses pembelajaran dilakukan dengan cara berkelompok, setiap kelompok


terdiri atas 4 orang. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya.
3. Pada tahap evaluasi, siswa mengerjakan soal tes akhir yang berfungsi untuk
mengukur sejauh mana siswa memahami konsep yang diberikan.

V. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menumbuhkan kretivitas guru dan siswa
dalam membuat alat peraga

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui
penggunaan molymod dari tanah liat dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang konsep bentuk molekul pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA semester
ganjil tahun peLajaran 2009/20010.

VI. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharap dapat bermanfaat untuk:

1. Siswa dapat meningkatkan pemahaman terhadap konsep teoritis, bersifat


abstrak dan informative melalui alat peraga.

2. Guru memiliki tambahan variasi alat peraga sederhana dalam pembelajaran


kimia dan dapat menambah kereativitasnya dalam pembuatan alat peraga.

3. SMAN 1 Mancak dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan


pertimbangan dalam menambah khasanah pengetahuan tentang media pendukung
kegiatan pembelajaran

4. Peneliti dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pendukung pemikiran


tentang penelitian pendidikan untuk mengembangkan metoda dan media
pembelajaran

VII. HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah:

“ Melalui penggunaan molymod dari tanah liat dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang konsep bentuk molekul pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA semester ganjil
tahun peajaran 2009/2010 “
VIII. TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori

a. Penggunaan alat peraga

Penggunaan alat peraga sangat penting dalam menunjang keberhasilan


pembelajaran. S. nasution mengatakan bahwa maksud dan tujuan peragaan
adalah memberikan variasi dalam cara guru mengajar dan memberikan lebih
banyak realita dalam mengajar itu, sehingga pengertian lebih berwujud, lebih
terarah untuk mencapai tujuan pelajaran. Sedangkan fungsi alat-alat peraga
sebagai sarana pembelajaran agar proses belajar dapat berlangsung secara
efektif. Sedangkan kaitannya denganinteraksi guru dan siswa, alat-alat peraga
sebagai sarana pembelajaran mempunyai kegunaan untuk:

1) menambah kegiatan belajar siswa. Banyaknya sarana belajar yang


tersedia di sekolah, akan memungkinkan guru untuk mengembangkan
variasi dalam proses pembelajaran atau dalam interaksi antara guru dan
siswa atau interaksi antar siswa

2) membangkitkan minat siswa untuk melakukan aktivitas. Dengan


bangkitnya minat siswa maka akan banyak pertanyaan yang diajukan oleh
siswa kepada gurunya.

3) Membuat suasana interaksi guru dengan siswa atau antar siswa berada
dalam suasana yang menyenangkan.

4) Apabila sarana belajar diberikan dalam bentuk kelompok maka interaksi


antar murid lebih bersifat erat, mengingat hal yang dibicarakan akan lebih
tertuju antara lain cara melakukan percobaan atau kegiatan, cara
menafsirkan data yang terkumpul dan sebagainya.

Fungsi alat peraga dalam penelitian ini adalah untuk menunjukan pada siswa
model bentuk suatu molekul secara 3 dimensi sehingga siswa lebih paham
bentuk suatu molekul tersebut.

b. Molymod dari tanah liat

Molymod adalah suatu alat peraga untuk menggambarkan bentuk suatu


molekul. Molymod biasanya terbuat dari plastic berupa bulatan- bulatan yang
dihubungkan oleh suatu batangan.. Bulatan tersebut bertindak sebagai suatu
atom sedangkan batangannya sebagai ikatan. Bulatan mempunyai warna-
warna yang berbeda untuk membedakan mana yang bertindak sebagai atom
pusat dan yang bertindak sebagai atom yang terikat pada atom pusat. Molymod
tersebut dapat dibongkar pasang sesuai dengan bentuk molekul yang
diinginkan. Masih banyak sekolah yang belum mempunyai molymod tersebut
karena berbagai pertimbangan sedangkan guru sangat membutuhkannya
sebagai alat peraga. Sekarang ini banyak inovasi untuk menyiasati hal tersebut,
misalnya dengan memberi tugas kepada siswa untuk membuat molymod dari
plasitin, lilin ataupun tepung. Dalam penelitian ini molymod dibuat dari tanah liat
dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut:

1) tanah liat banyak terdapat di area sekolah sehingga tidak diperlukan


biaya untuk mendapatkannya. Biaya diperlukan hanya untuk membeli cat.
Sedangkan batangan sebagai ikatan dapat dibuat dengan menggunakan
batang bamboo yang juga banyak tersedia di sekitar sekolah.

2) Jika pembuatannya dan penyimpanannya baik serta dikeringkan secara


sempurna sebelum di cat maka mollymod dari tanah liat dapat dipergunakan
dalam waktu yang cukup lama.

3) Molymd tanah liat dapat dibuat dengan berbagai ukuran tanpa harus takut
menghabiskan bahan dasarnya karena tanah liat sangat berlimpah disekitar
sekolah berbeda jika menggunakan plastisin, lilin, ataupun tepung. Bahan
dasar molymod dengan plastisin ataupun lilin harus dibeli ke kotayang
jaraknya jauh dari sekolah.

Prinsip kerja molymod tanah liat merupakan alat bantu pemahaman bentuk
suatu molekul yang terdiri atas bulatan-bulatan tanah liat, batangan bamboo
sebagai penghubungnya dan terkadang terdapat lengkungan kawat. Bulatan
tanah liat dibuat dengan dua ukuran yaitu bulatan besar dan bulatan kecil.
Bulatan besar menunjukan atom pusat sedangkan bulatan yang kecil
menunjukan atom yang terikat pada atom pusat. Bulatan besar dan bulatan
kecil diberi warna yang berbeda untuk lebih dapat membedakan fungsinya
tersebut. Batangan bamboo menunjukan ikatan antar atom dengan sudut
tertentu. Batangan bamboo di buat dengan menyerut belahan bamboo sesuai
ukuran yang diinginkan sehingga berbentuk batangan silinder. Lengkungan
kawat menunjukan adanya pasangan electron bebas dalam suatu molekul.

Beberapa molymod tanah liat adalah sebagai berikut:

1. molymod bentuk linier


2. molymod bentuk triangular atau trigonal planar (segitiga datar)

3. molymod bentuk tetrahedral

4. molymod bentuk trigonal piramida

5. molymod bentuk angular atau bentuk v

6. molymod bentuk trigonal bipiramida (segitiga bipiramida)

7. molymod bentuk tetrahedral terdistorsi

8. molymod bentuk T

9. molymod bentuk linier dengan electron bebas

Contoh salah satu desain molymod dari tanah liat

1200

Desain molymod tersebut menunjukkan bentuk molekul trigonal planar atau


segi tiga datar. Contoh senyawa yang mempunyai bentuk tersebut adalah BF3,
BCl3, BBr3 , dan BI3

c. Pemahaman

Pemahaman menurut kamus bahasa Indonesia berasal dari kata paham yang
berarti pengertian, pendapat atau pikiran, aliran atau pandangan dan mengerti
benar akan sesuatu. Sedangkan pemahaman itu sendiri berarti proses,
perbuatan atau cara memahami sesuatu. Dalam hal ini pemahaman lebih
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk memahami atau mengerti apa yang
dikerjakan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan memanfaatkan
isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan yang lainnya. Kemampuan
pemahaman terdiri atas:

1) menerjemahkan (translation) yang berarti kemampuan dalam


menerjemahkan konsep abstrak menjadi suatu model simbolik untuk
mempermudah orang untuk mempelajarinya.
2) Menginterprestasi (interprestation) yang berarti kemampuan untuk
mengenal dan memahami.

3) Mengekstrapolasi (extrapolation) yang berarti kemampuan untuk


memperluas persepsinya dalam arti, dimensi, kasus atau masalah.

Penggunaan kata kerja operasional di dalam tes akhir untuk menunjukan


kemampuan siswa dalam memahami konsep yang diajarkan adalah mengubah,
mempersiapkan, menjelaskan, memberi contoh, menafsirkan, memperkirakan,
menentukan, meramalkan dan menarik kesimpulan.

2. Penelitian yang Relevan

Sepengetahuan peneliti belum ada penelitian lain yang relevan dengan


permasalahan yang diungkapkan dalam penelitian ini.

IX. METODE PENELITIAN

1. Rencana Penelitian

a. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMAN 1 Mancak,
Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Propinsi Banten dengan jumlah siswa
37 siswa

b. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Mancak, Kecamatan Mancak, Kabupaten


Serang, Propinsi Banten

c. Waktu penelitian

Waktu penelitian selama 3 bulan yaitu bulan Agustus – Oktober, sedangkan


waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian dilakukan selama
semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010.

d. Lama tindakan

Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Agustus dan September mulai
dari siklus I, siklus II, dan siklus III.

2. Prosedur Penelitian
Penelitian menerapkan metode penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin. Konsep
pokok penelitian tindakan kelas Kurt Lewin meliputi empat komponen, yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Keempat komponen ini menjadi satu siklus. Dalam penelitian ini
dilakukan tiga kali siklus. Setiap siklus meliputi :

a. Tahapan perencanaan atau planning meliputi pembuatan perangkat


pembelajaran, persiapan sarana dan prasarana penelitian serta menentukan
indicator kinerja.

b. Tahapan pelaksanaan tindakan atau acting meliputi segala tindakan yang


tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi
bentuk molekul.

c. Tahapan pengamatan atau observating meliputi pembuatan instrument


penelitian, pengumpulan data berupa nilai evaluasi siswa setelah
mendapatkan tindakan, menganalisa data dan menyusun langkah-langkah
perbaikan.

d. Tahapan refleksi dilakukan melalui diskusi teman sejawat dan masukan dari
para ahli dibidang penelitian tindakan kelas melalui email.

X. JADWAL PENELITIAN

NO Siklus Bulan

1 Siklus pertama 2 mingggu pertama bulan


agustus 2009

2 Siklus kedua 2 minggu terakhir bulan


agustus 2009

3 Siklus ketiga 2 mingggu pertama bulan


september 2009

XI. PERSONALIA PENELITIAN

1. Nama : Dewi Septiani K

2. NIP : 197909132007012002

3. Pangkat/golongan : Penata muda/III a


4. Jenis kelamin : Perempuan

5. Tempat tanggal lahir : Yogyakarta, 13 September 1979

6. Pendidikan terakhir : Sarjana pendidikan kimia

7. Sekolah tempat bertugas

a. Nama : SMAN 1 Mancak

b. Alamat Sekolah : Jl. Labadak –Anyer KM.1

c. Kecamatan : Mancak

d. Kabupaten : Serang

e. Provinsi : Banten

XII. DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus


SMA/MA mata pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas.

Dewi. 2008. Pembuatan Alat Peraga Pengganti Molymod dari Tanah Liat.Serang:
Makalah -SMAN 1 Mancak : Tidak diterbitkan

Indira dkk. 2007. Penerapan Metode Permainan Sebagai Uoaya meningkatkan


Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 7 Mts Negeri Ciwandan
Cilegon. PIPS – UNTIRTA Serang : Tidak diterbitkan

Rooijakkers. 1991. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta : Gramedia

Rusmiati. 2007. Kimia SMA dan MA Kelas XI. Bandung : Titian Ilmu

S.Nasution.1986. Asas-asas Kurikulum. Bandung : Jemmars

Tim Redaksi. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan


Kelas. Jakarta : PT Indeks

You might also like