You are on page 1of 16

Kata pengantar

Puji syukur saya ucapkan kepada tuhan yang maha esa atas berhasil terbuatnya sebuah
makalah yang mengambil judul “Kebudayaan Masyarakat Arfak”. Tugas ini merupakan
rangkaian dari mata kuliah sosial budaya Indonesia yang disellengarakan pada semseter genap di
Universitas Katolik Parahyangan. Tugas ini bertujuan untuk membuka wawasan
mahasiswa/mahasiswi terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya yang merupakan ciri khas dari
negara yang memiliki beraneka macam ragam masyarakat, penduduk, suku dan agama. Penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis agar dapat
terselenggaranya pembuatan makalah singkat ini. Penulis juga inigin meminta maaf apabila
dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak. Penulis juga
berharap dengan di buatnya makalah ini, pembaca dapat menambah wawasan tentnag
kebudayaan Indonesia terutama kebudayaan Arfak di papua..

Bandung, 14 April 2010

Penulis

1
Daftar isi
Kata Pengantar 1

Bab 1 Pendahuluan 4

1.1 Latar belakang pembahasan 4

1.2 Tujuan Pembahasan 4

Bab 2 Bentang Alam Papua 5

2.1 Bentuk dan Nama 5

2.2 Daerah Kepala Burung 6

2.3 Daerah pegunungan Tengah sampai Pantai Utara 6

2.4 Daerah Sebelah Selatan Pegunungan jaya Wijaya 7

2.5 Iklim 7

2.5.1 Suhu 7

2.5.2 Hujan 7

2.6 Flora 8

2.7 Fauna 8

Bab 3 Kebudayaan Masyarakat Arfak 9

3.1 Nama dan bahasa 9

3.2 Lokasi 9

3.3 Jumlah Penduduk dan Persebaranya 10

3.4 Mata Pencarian 10

3.5 Orgnisasi Sosial 10

2
3.6 Kelompok Kekerabatan 11

3.7 Kepemimpinan 12

3.8 Religi 12

3.9 Kesenian dan Kerajinan 13

3.10 Sistem Pengetahuan 14

Bab 4 Kesimpulan 15

Daftar Pustaka 16

3
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar belakang pembahasan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, masyarakat serta suku yang
berbeda. Hal ini bisa kita lihat dari perbedaan suku, masyarakat, ras, agama yang
membentang seluas arcipelago Indonesia dari Sabang samapi Merauke. Merupakan sebuah
kesalah besar apalbila kita sebagai masyarakat Indonesia, hanya acuh dan tidak mempelajari
kebudayaan-kebudayaan yang beragam yang tersapat di Indonesia.

Penulis memilih kebudayaan masyarakat Arfak papua, karena Propinsi Papua di


Indonesia merupakan sebuah propinsi yang unik. Propinsi yang sering kali dianggap sebelah
mata oleh orang orang karena anggapan mereka masyarakat papua masih primitif. Namu di
balik anggapan primitif itu, masyaratakat papua merupakan salah satu masyarakat yang
masih memegang teguh budayanya, budaya asli Indonesia yang belum tercemar oleh
pengaruh dari negara-negara barat.

1.2 Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan makalah ini adalah untuk mengenal serta mengetahui lebih dalam
tentang kebudayaan, mata pencaharian, struktur sosial, ritual-ritual serta lain halnya demi
memperje;as serta memberi penjelasan tentang kebudayaan masayarakat arfak. Selaian untuk
menjelaskan tentang masyarakat arfak itu sendiri, tujuan lain yang ingin di capai adalah
untuk menambah wawasan bagi pembaca sehingga pembaca dapat mengerti lebih jauh
tentang kebudayaan masyarakat Ardak di Papua tanpa harus secara langsun pergi ke Papua
dan melihat serta mempelajari kebudayaan mereka secara langsung.

4
Bab 2

Bentang Alam Papua


2.1Bentuk dan Nama

Kita ketahui sebelum diganti nama menjadi Papua, wilayah bagian timur Indonesia ini
bernama Irian jaya. Pada peta Indonesia pulau Papua memiliki bentuk seperti sebuah burung
raksasa. Mungin juga ada yang menganggapnya lebih mirip dengan seekor dinosaurus, yaitu
binatang dari kala Mesozoikum yang kini telah punah.
Sekitar 47% wilayah Papua yang ada di sebelah barat, “kepala”, “tengkuk”, “punggung’’,
“leher”, “:dada”,m dan “perut” merupakan wilayah milik Indonesia, sisanya merupakan
wilayah negara tetanga, Papua Nugini.. Oleh para Pelaut Indonesia Bagian “kepalanya”
disebut Doreh ,lima gigi karena semenanjung-semenanjungnya yang meruncing denganteluk-
teluk yang sempit di dalam daerah tersebut (teluk Wandamen, dan teluk umar disebelah utara
, teluk Berau , teluk sebakor dan teluk Arguni di sebelah selatan mirip gigi-gigi). Daerah ini
yang disebut kepala burung. Bagian belakan kepala dan tengkuknya di bentuk oleh teluk
yang sangat besar yaitu teluk Cendrawasih . Disini terdapat beberapa pulau seperti pulau
Yapen, Supriori, Biak, Numfor dan beberapa pulau kecil lainya. Di bagian punggung dari
burung atau dinosaurus ada sebuah tanjung dengan garis pantai yang membujur ke arah timur
dengan suatu deret pegunungan yang sejajar dengan garis pantai yang seakan-akan
merupakan tulang punggungnya. Bagian leher dan dada dibentuk oleh suatu garis pantai yang
membujur dari derah kepala burung ke arah timur, yang kemudian berbelok ke arah tenggara.
Di bagian selatan terletak pulau Yos Sudarso (dulu bernama Pulau Frederik Hendrik atau
Kolepom), yang terpisan dari pantai Papua oleh selat sempit sehingga di peta pulau tadi
seakan-akan menyatu dengan daratan Papua. Pantai selatan Papua merupakan Perutnya.

Sebutan Nieuw Guinea yang di gunakan oleh Bangsa Belanda mula-mula digunakan oleh
seoran pelaut spanyol, Ynigo ortiz De Retes. Yang dalam tahun 1545 pernah mengunjungi
pantai utara Papua dan emnamakanya Nueva Guinea (Guinea Baru). Kulit penduduk Papua

5
yang berwarna hitam agaknya megingatkan kepada penduduk Pantai Guinea di Benua
Afrika.

2.2Daerah Kepala Burung

Daerah inin terdiri dari beberapa deret pegunungan tinggi yang merupakan lanjutan dari
Pegunungan Jayawijayake arah barat laut. Beberapa Pegunungan terpenting di daerah Kepala
Burung adalah pegunungan Arfak, Pegunungan Tamarau, dengan puncak-puncaknya yang
mencapai 300 meter atau lebih. Di beberapa tempat, seperti di pantai utara dan pantai timur,
pantai Teluk Fakfak, dan pantai Teluk Arguni di daerah kepala burung, gunung-gunung bahkan
menjorok ke laut, sehingga pantai di tempat-tempat tersebut merupakan pantai karang yang
terjal.

Daerah sekitar Teluk Berau dan daerah di sebelah barat Teluk Arguni adalah tanah rendah
yang penuh dengan rawa-rawadan sungai-sungai yang mengalir dari pegunungan di daerah
Kepala Burung, Bumi di bagian barat mengandung minyak, dan pusat dari industri minyak ini
adalah Sorong. Kota-kota lain di daerah Kepala Burung adalah Monokwari, Fakfak,
Teminabuan, Steenkool,. Ransiki dan beberapa kota kecil yang merupakan pusat-pusat
pemerintahan lokal, seperti Kaimana, Kokas, Ayamaru dan Wendesi.

2.3Daerah Pegunungan Tengah Sampai Pantai Utara

Daerah ini dapat dibagi ke dalam emapt bagian yang membujur dari barat kr timur. Keempat
bagian itu adalah (1) Daerah Pegunungan Jayawijaya, (2) Daerah Danau-danau Tengah, (3)
Daerah Pegunungan Utara dan (4) Daerah Tanah rendah di bagian utara Papua.

Pegunungan Jayawijaya merupakan kompleks pegunungan yang terdiri dari beberapa puncak
tin ggi yang arahnya membujur dari barat ke timur dengan beberapa puncaknya yang mencapai
ketinggian lebih dari 5000 meter. Beberapa puncak itu seperti Puncak Jaya Wijaya dan Puncak
Trikora.

Daerah prgunungan utara adalah beberapa deret pegunungan yang lebih rendah daripada
pegunungan Jayawijaya. Beberapa di antaranya yang terpenting adalah pegunungan Cycloop,
Pegunungan Gautier, dan pegunungan VAN Rees. Deret ini berlanjut di pulau Biak, dan Pulau
Supiriori di tengah-tengah teluk cendrawasih.

6
Dataran rendah bagian utaranya merupakan daerah panjang yang berawa-rawa rawa, dengan
pantai pasornya yang semakin timur berubah menjadi pantai karang. Di pantaiutara terletak kota-
kota kecil sperti Waaren, Ssarmi, Sewai, Betaf, Demata dan kota besar Jayapura.

2.4 Daerah sebelah selatan Pegunungan Jayawijaya

Daerah ini adalah suatu dataran rendah rendah menghalus yang di peta berbentuk seperti
corong dan “mulutnya” di sebelah timur adalah suatu daerah dengan berpuluh sungai besar dan
kecil. Sungai-sungai ini berasal dari pegunungan Jayawijaya. Dua yang terbesar diantaranya
adalah sungai Elianden san sungai Digul, dengan cabangnya sungai Muyu dekat bagian selatan
garis perbatasan dengan negara tetangga Papua Nugini.

Sebagian besar daerah dataran rendah ini terdiri dari rawa-rawa yang luas, sedang muara-
muara sungai di tepi pantai merupakan tanah yang berlumpur. Keadaan seperti ini terdapat pula
di pualau Yos Sudarso. Sebaliknya di sebelah selatan daerah sungai Digul terdapat sabana yang
luas.

2.5 Iklim

2.5.1 Suhu

Papua berada di dekat khatulistiwa dan beriklim tropik. Suhu udara pada ketinggian
permukaan laut hampir seraham bagi seluruh propinsi, yaitu rata-rata 260 celcius. Variasi suhu
terjadi karena ketinggian daerah yang berbeda-beda. Pada daerah pegunungan yang memiliki
ketinggian lebih dari 4400 meter senantiasa tertutup oleh lapisan salju abadi.

2.5.2 Hujan

Curah hujan bagi sebagian besar wilayah papua cukup tinggi, yaitu rata-rata 2000-3000
milimeter tiap tahun. Di beberapa tempat di pegunungan tengah curuh kadang-kadang melebihi
4000 milimeter tiap tahun, kecuali di daerah dataran rendah utara, tempat hujan selama bulan

7
Juli hingga September mencapai kurang lebih 200 milimeter tiap bulan. Pada umunya tidak
terdapat musim-musim yang terlampau kering.

2.6 Flora

Sebagian flora Papua menunjukkan sifat yang khas, dalam arti bahwa tumbuh0tumbuhan
tersebut tidak dijumpai di daerah itu. Menurut para ahli, adanya jenis-jenis tumbuhan yang khas
Papua disebabkan oleh perkembangan yang relatif baru dalam floranya. Di samping itu, banyak
pulam jenis tumbuh-tumbuhan yang asalnya dari Asia, Australia, Polinesia dan Amerika Serikat.

2.7 Fauna

Binatang di Papua menunjukkan sifat yang khas. Para ahli menjelaskan bahwa hal itu
disebabkan karena Papua sudah terpipisah dari Benua Asia sewaktu berbagai jenis binatang yang
kini tersebar di benua itu belum berevolusi. Sebaliknya, papua pada waktu itu agaknya bersatu
dengan Australia. Karena itu di Papua kita dapati berbagai jenis binatang yang kandas di benua
asia tapi masih hidup di benua Australia

8
Bab 3

Kebudayaan Masyarakat Arfak

3.1 Nama dan Bahasa

Di pedalaman kota Manokwari ada pegunungan arfak yang berarti “pegunungan besar”.
Penduduknya secara umum disebut orang arfak, tetapi secara khusus mereka terdiri dari empat
suku bangsa yang hampir sama kebudayaanya walau pun bahasa mereka sangat berbeda
sehingga ke empat suku bangsa itu tidak dapat saling berkomunikasi dengan bahasa mereka
masing-masing. Ke empat suku bangsa tadi adalah (1) Orang Meyah, (2)Oeang Molie, (3) Orang
Hatam dan (4) Orang Mantion.

3.2 Lokasi

Orang Arfak tersebar di daerah Manokwari dan di lembah-lembah serta lereng-lereng


pegunungan arfak dan Anggi. Sebagian dari mereka, terutama orang Manikion yang berjumlah
lebih dari 6500 jiwa, tinggal di kecamatan Anggi, yang dapat dianggap sebagai pusat persebaran
Arfak. Orang Arfak yang tinggal di daerah Anggi dan sekitarnya berada pada ketinggian kurang
lebih 700-200 meter diatas permukaan laut. Kecamatan anggi yang luasnya 1.407 km persegi
terdiri dari 8 desa, dengan desa Iraiwery sebagai pusat administrasi kecamatan. Jarak antara
desa-desa dengan dengan pusat kecamatan adalah kurang lebih 6-25km. Umumnya desa-desa
berada sekitar danau Anggi Giji dan danau Anggi Gita yang berada pada ketinggian kurang lebih
1.800 meter dari permukaan laut, dengan suhu terendah 10 derajat celsius dan suku tertinggi 23
derajat celsius.

Perjalanan dari Manokwari ke Anggi ditempuh dengan pesawat terbang dan dengan berjalan
kaki kurang lebih 2-3 hari. Tanah di sekitar daerah Anggi terdiri dari batu batuan sedimen yang
kaya akan mineral kapur, dan kwarsa, dan tergolong kurang subur. Akan tetapi tanah endapan
danau anggi dan tanah dataran di tepi sungai kecil adalah tanah yang subur tetapi sangat terbatas
jumlahnya, yang dapat digunakan untuk berladang.

9
3.3 Jumlah Penduduk dan persebaranya

Sensus penduduk pada akhir tahun 1989 dan awal 1990 mencatat sebanyak 6.7749 jiwa, yang
hidup dalam ke delapan desa diatas. Orang Arfak juga termasuk ras Melanesoid dengan bentuk
tubuh yang ramping dan pendek tetapi tegfap, seperti penduduk daerah pegunungan tengah
Papuavpada umunya. Tinggi badan rata-rata pria Arfak adalah 1,58 meter dan wanit umunya
1,47 meter.

3.4 Mata Pencaharian

Berkebun berpindah-pindah adalah m ata pencarian pokok orang-orang Arfak di


pegununggan Anggi. Kebun mereka biarkan menjadi hutan kembali sete;ah satu atau dua kali
panen. Jangka waktu dari bera suatu lahan tidak tentu. Biasanya, apabila pohon-pohon yang ada
dalam suatu lahan hutan sekunder telah mencapai tinggi kutang lebih 10-15 meter, orang Arfak
menganggap tanahnya sudah cukup subur untuk diolah lagi.

Jenis tanaman yang ditanam adalah ubi jalar dan keladi, di samping pepaya, pisang dan
sayur-mayur (terutama bayam). Setelah mereka mengenal peralatan batu tadi, serta jenis-jenis
tanaman yang berasal dari luar papua, yang hasilnya dapat mereka jual ke pasar, seperti kentang,
bawang, woretel, kubis, buncis, sawi , dan seldri, usaha pertanian mereka dalam dasawarsa 1950
an dapat ditingkatkan. Untuk bercocok tanam, mereka masih menggunakan cara membakar dan
menebas suatu hutan di suatu lahan. Yang mereka anggap subur.

Mata pencarian lain yang mulai banyak dilakukan adalah menangkap ukan mujair dan belut
di tepi danau anggi. Sebelum mereka mengenal kail dan benang nylon, alat yang digunakan
adalah anghrom, suatu alat tradisional yang terbuat dari serat akar pohon pandan. Yang
menggunakan cacing yang diikatkan di ujung tali itu sebagai umpan.

3.5 Organisasi Sosial

Apabila diperhatikan dengan cermat, sifat orang Arfak adalah individual, Sebelum
kedatangan belanda pada awal dasawarsa 1950 an, rumah meraka dibangun di pohon, daiatas
sebuah panggung.

10
3.6 Kelompok kekerabatan

Menurut adat, seorang pria yang telah menikah menetap di rumah orang tuanya di tengah-
tengah para kerabatnya (yaitu adat virilokal). Dengan demikian kelompok kekerabatan yang
terkecil dalam masyarakat sukubangsa Arfak adalah keluarga luas virilokal yang menghuni satu
rumah(tumitsen), rerdiri dari sepasang suami istri bersama keluarga inti dari 3-5 anak pria
mereka. Apabila daya tampung rumahnya terbatas, maka dengan persetujuan ayah dari anak-
anak pria tadi, dibangun rumah yang baru. Satu umitsen biasanya mempunyai 3-5 kamar,
sebanyak pasangan suami istri yang ada.

Dia antara ke empat suku bangsa tersebut, ada hubungan kekeluargaan yang erat atara orang
sougoh dan orang meyeh, karena mereka sama-sama merupakan keturunan dari nenek moyang
Misioi, dan berasal dari wilayah yang sama. Klen-klen Mevah keturunan Misioi kemudian
menyebar ke Mokwan, Doreri dan sidey.

Perkawinan di antara orang Arfak masih banyak diatu oleh orang tua dan para kerabatnya,
dan kadang-kadang orang dijodohkn sejak kecil. Suatu perkawinan yang diatur orangtua
seringkali menyebabkan mempelai pria dan wanita belum saling mengenal. Sekarang para
pemuda dan pemudi seringkali mendapatkan jodoh melalui acara-acara adat seperti pesta tari
adat bernama ares komer. Acara dalam pesta seperti itu adalah makan bersama, menyanyi,
menari dan memuji seseorang dengan pantun kiasan yang dilagukan. Mada pacaran tidak ada
dalam masyarakat orang arfak, karena pengawasan terhadap anak gadis sangat ketat. Seorang
pemuda tidak mudah merayu dan mengganggunya, karena seorang gadis senantiasa ada dalam
pengawasan orangtuanyA. Apabila seorang oemuda menaruh hati pada seorang gadis, maka
orang tuanya aka n melamar gadis itu n=untuknya. Acara yang sangat penting pada saat melamar
adalah ikutsertanya ketua klen dan tokoh-tokoh adat, serta semua kerabat dari edua belah pihak.
Perkawinan antara dua saudara sepupu sepihak ayah tidak diperkenankan hingga anhkatan ke
empat dan kelima.

Dalam perkawinan orang arfak, mas kawin yang harus di bayar oleh pihak keluarga pria
adalah babi sebanyak 5 ekor (bernilai sekitar rp 500.000), kain timur sebanyak 35 helai
(diantaranya 10 helai kain toba merah), 100 helai kain cita, 30 ikat manik-manik dan 20 buah
paseda. Besarnya mas kawin biasanya sama dengan jumlah mas kawin yang diberikan oleh ayah
kepada ibunya ketika mereka dulu kawin. Karena anak wanita dianggap sebagai sumber
kekayaan bagi oran tuanya, maka bagi orang arfak wanita dinilai sebagai harta, sementara anak
pria yang akan mewarisi harta orangtuanya, menjadi fokus perhatian dalam hal pengumpulan
harta itu. Pengumpulan mas kawin biasanya merupakan upaya bersama kaum kerabatnya.
Sebagian dari mas kawin dibayar dengan uang tunai, benda-benda impor, makanan dan minuman
kaleng terutama bir, masih men jadi syarat mutlak. Karena benda-benda itu kini sudah mulai
langka, pengumpulan barang-barang tersebut kini semakin sulit.

11
Apabila seorang wanita dibawa lari oleh pria tanpa pengetahuan orang tua, maka pria
tersebut bersama orangtua dan kerabatnya harus segera melunasi seluruh jumlah mas kawin yang
diminta orang tua wanita tersebut dalam jangka waktu yang ditrntukan. Kalau tidak dipenuhi,
maka akan terjadi perang antara konfederasi klan.

3.7 Kepemimpinan

Pada dasarnya, di lingkungan orang arfak terdapat 2 jabatan kepemimpinann, yaitu


kepemimpinan formal dari pemerintah, dan kepemimpinan adat dari masyarakat. Sebelum tahun
1970an, pimpinan adat mendominasi pelaksanaan tata pemerintah yang berlaku dalam
masayarakat suku bangsa arfak, karena segala kegiatan yang disellenggarakan harus diawali
dengan upacara-upacara tradisional. Hali ini lambat-laun mulai berubah dengan semakin kuatnya
pengaruh musyawarah antara pimpinan formal dan rakyat, serta semakin lemahnya pengaruh
pimpinan adat tradisional. Alangkah baiknya sekiranya kedua jenis kepemimpinan dapat bekerja
sama.

3.8 Religi

Orang Arfak yakin bahwa dunia dan alam disiptakan oleh ajemoa, dewa yang tempatnya
berada di langit, dan bahwa nenek moyang orang arfak adalah manusia pertama ciptaan ajoema,
yaitu siba. Siba mempunyai tiga orang anak yaitu dua laki-laki, Iba dan Aiba, dan seorang
wanita, Towansiba.Aiba yang bule pergi ke arah barat dengan mengucapkan jan ji bahwa ia akan
kembali pada suatu waktu apabila kedua saudaranya berada dalam keadaan bahaya. Iba yang
mellanggar suatu peraturan Ajemoa, dikutuk dan harus hidup di dunia fana untuk selama-
lamanya. Ia mempunyai banyak keturunan yang tinggal di daerah anggi, yang kemudian
menyebar ke bintuni, merdey,fakfak,wendamen, keseluruh bagian papua barat. Keturunanya
yang langsung adalah klen ahoran, saiba, iyomusi dan mandacan. Dari klen-klen itulah para
pemimpin adat dan para kepala desa dipilih.

Orang arfak juga menyakini adanya ruh-ruh orang yang telah meninggal, yang menurut
mereka masih melayang-layang atau tinggal di sensenemes dan mengenyu, yakni dua buah
pegunungan keramat (karena semua orang mati tinggal disana). Gunug itu masih tertutup oleh
hutan lebat yang sangat sulit untuk dilalui, dan juga tidak boleh dijelajahi, karena akan
menimbulkan bencana bagi orang yang mencoba mendaki gunung tersebut.

12
Dalam sistem religi orang arfak, ilmu gaib merupakan suatu unsur yang masih hidup luas.
Akuai adalah ilmu gaib pendek yang banyak digunakan dalam ilmu dukun untuk menyembuhkan
orang sakit dan dalam upacara-upacara menolak bahaya. Bereytow adalah ilmu gaib priduktif
yang banyak digunakan dalam upacara-upacara kesuburan dan upacara pertanian. Sedangkan
moumweb adalah ilmu gaib destruktif yang banyak dipakai dalam ilmu sihir untuk
menghancurkan saingan musuh, atau sekedar untuk balas dendam. Dukun yang ahli dalam
bidang itu disebut imperiyet.

Seperti pada semua masyarakat di dunia, religi orang arfak berperan pada saat kematian.
Mereka percaya bahwa jiwa meninggalkan tubuhnya pada saaat orang meninggal. Dan menjadi
ruh yang berkeliaran di sekitar alam hidup manusia. Ruh memerlukan waktu yang cukup lama
sebelum ia dapat melepaskan dirinya dari ikatan tempat dia hidup cukup lama (tubuh manusia).
Karena itu, alam sekitar tempat tinggal manusia penuh dengan ruh. Ruh dapet menolong, tetapi
juga dapat mengganggu manusia. Setelah beberapa tahun, ruh akan pergi dan tinggal di dunia
ruh, yang menuruk orang arfak perada di punyak gunung.

Di zaman dahulu jenazah dibaringkan agak tinggi diatas pohon, dengan suatu upacara
sederhana. Kira-kira enam bulan sesudahnya, sisa-sisa jenazah yang sudah hancur diambil
kembali, dibungkus dengan kulit kayu dan diletakan diatas pohon di hutan jauh dari desa. Karena
pengaruh agama kristen, jenazah sekarang dikubur dengan upacara agama kristen.

3.9 Kesenian dan kerajinan

Ekspresi seni pada orang arfak adalah me nyanyi dan menari. Jenis tarian yang dikenal
umum adalah jenis tarian ular yang diiringi suling bambu (tsout). Syair lagu yang mengiringi
tarian itu memuja keindahan alam, matahari, bulan langit dan gunung.

Barang-barang perhiasa yang umumnya dikenakan oleh pria atau wanita disebut liya, yakni
gelang terbuat dari anyaman tali rotan,dema’ya (kalung), miyepa (hiasan kepala yang dianyam
menggun akan manik-manik)bulu burung atau kasuari, dan b reya (anyaman kulit burulu burung
atau kasuari untuk hiasan kepala). Lebih dari 50 tahunyang lalu sebelum mengenal pakaian
masakini, orang arfak menggunakan cawat bagi pria yang terbuat dari kulit kayu, dan cawat
wanita berupa ikat pinggang selebar 30 cm, yang dalam bahasa meyah disebut mogra.

Dalam waktu senggang, seoran pria arfak mengisi waktunya dengan mengukir atau melukis
busur dan panah-panahnya. Ukiran-ukiran yang khas itu juga mereka buat pada peralatan untuk
perang. Dibandingkan dengan sukubangsa asmat atau suku-suku di papua lainya yang mengenal
seni patung dan seni lukis canggih, orang arfak tidak menampakan jiwa seni dalam kehidupan
sosial budayanya. Di waktu yang lampau orang arfak memang cederung meningkatkan kegiatan

13
konfederasi kelompok perang dan tarian adat. Mungkin karena inilah mereka mengagumi
benda-benda materi yang berasal dari luar , dan mempunyai keinginan untuk memilikinya serta
menjadikanya benda berharga dalam kehidupan mereka.

3.10 Sistem pengetahuan

Orang Arfak dari daerah anggi mempunyai pengetahuan yang sederhana untuk
memanfaatkan segala hal yang ada di sekitarnya. Mereka membuat ramuan dari kaui akuai untuk
menghilangkan rasa sakit dan lemah badan, dan daun pendahu untuk mengobati sakit-sakit di
badan juga. Selain itu mereka juga mengetahui jenis kayu mana saja yang baik untuk membuat
rumah, lantai rumah dan rakit. Suara burung tertentu yang terdengar di hutan dan sekitar rumah
dianggap sebagai peringatran untuk berhati hati terhadap suatu bahaya. Mereka juga mengenal
jenis tumbuhan berbisa yang dapat digunakan untuk meracuni musuh.

Konsep sakit menurut orang arfak merupakan gangguan ruh halus atau sungai yang ada di
sekitar daerah mereka tinggal. Konsep sehat adalah keadaan yang diberikan oleh dewa bulan
purnama, yan mereka anggap membawa kebahagiaan dan memberi kesuburan bagi tanaman di
ladang. Dengan kata lain ‘sehat” berarti diri merasa bebas dari rasa bersalah kepada orang lain,
atau bebas dari pelanggaran aturan adat, sehingga dirinya merasa aman dan bahagia.

14
Bab 4

Kesimpulan

Tanah Papua merupakan wilayah yang sangat luas dan sangat belum terjemah oleh manusia
modern sehingga memungkinkan menjadi tempat dimana terdapat banyak suku-suku asli
Indonesia yang mendiami wilayah ini. Suku-suku asli Papua (Indonesia) merupakan kekayaan
budaya yang harus kita pelihara dan lestarikan bersama

Suku Arfak merupakan salah satu dari suku tersebut. Suku yang terletak di daerah sekitaran
kota manokwari merupakan sebuah suku yang memiliki tata cara yang unik untuk dapat bertahan
hidup, serta merupakan suku yang masih belum terlalu terjamah oleh dunia asing.

Kita sebagai penduduk Indonesia harus turut serta menjaga kelestarian serta kelangsungan
hidup suku-suku tersebut agar suku-suku tersebut tidak punah dari tanah Papua dan Indonesia.

15
Daftar Pustaka

Koentjarabingrat dkk. Irian Jaya, Membangun Masyarakat Majemuk .Kyoto : Djambatan, 1992.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi, Suatu Pengantar . Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 1982.

Tiurma, Roshida. Penggunaan Bahasa Indonesia Di Perguruan tinggi. Bandung : PT


Danamartha Sejahtera Utama, 2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Papua

http://www.papua.go.id/home.php

16

You might also like